PENDAHULUAN
Kanker serviks memiliki tahap pra-ganas dimana ia tumbuh, namun tidak akan
menjalar. karena tahap pra-ganas berlangsung beberapa tahun. Oleh karena itu untuk
mendeteksi dini adanya kanker serviks dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap
Smear (Owen, 2005).
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher
rahim dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta
hasil yang akurat (Wijaya, 2010).
Pap smear merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker
serviks melalui pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina (Dianada, 2008).
Sedangkan samadi, 2010 mengatakan Pap smear merupakan salah satu deteksi dini
terhadap kanker serviks, yang prinsipnya mengambil sel epitel yang ada di leher rahim
yang kemudian dilihat kenormalannya.
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah
untuk menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim. Meskipun kanker tergolong
penyakit mematikan, namun sebagian besar dokter ahli kanker menyebutkan bahwa dari
seluruh jenis kanker, kanker servik termasuk yang paling bisa dicegah dan diobati
apabila terdeteksi sejak awal. Oleh karena itu, dengan mendeteksi kanker servik sejak
dini diharapkan dapat mengurangi jumlah penderita kanker serviks (Wijaya, 2010).
Beberapa tujuan dari pemeriksaan Pap Smear yang dikemukakan oleh Sukaca,
2009 yaitu :
a. Evaluasi sitohormonal
b. Mendiagnosis peradangan
Peradangan pada vagina dan servik pada umumnya dapat didiagnosa dengan
pemeriksaan pap smear . Baik peradangan akut maupun kronis. Sebagian besar akan
memberi gambaran perubahan sel yang khas pada sediaan pap smear sesuai dengan
organisme penyebabnya. Walaupun kadang-kadang ada pula organisme yang tidak
menimbulkan reaksi yang khas pada sediaan pap smear.
d. Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher rahim dini
atau lanjut (karsinoma/invasif)
Pap smear paling banyak dikenal dan digunakan adalah sebagai alat
pemeriksaan untuk mendiagnosis lesi prakanker atau kanker leher rahim.Pap smaer
yang semula dinyatakan hanya sebagai ala skrining deteksi kanker mulut rahim, kini
telah diakui sebagai alat diagnostik prakanker dan kanker leher rahim yang ampuh
dengan ketepatan diagnostik yang tinggi, yaitu 96% terapi didiagnostik sitologi tidak
dapat mengantikan diagnostik histopatologik sebagai alat pemasti diagnosis. Hal itu
berarti setiap diagnosik sitologi kanker leher rahim harus dikonfirmasi dengan
pemeriksaan histopatologi jaringan biobsi leher rahim, sebelum dilakukan tindakan
sebelumya.
e. Memantau hasil terapi
a. Sedang menstruasi.
b. Didapatkan massa yabg diduga keganasan pada portio cervix.
c. Klien melakukan hubungan seksual < dari 24 jam.
d. Klien minum obat kontrasepsi dalam 24 jam terakhir.
e. Post partum, setelah operasi, radiasi dalam 6 minggu terakhir.
f. Wanita yang telah melakukan histerektomi (dengan pengangkatan serviks) untuk
kondisi yang jinak. Wanita yang pernah melakukan histerektomi tetapi tanpa
pengangkatan (histerektomi subtotal), sebaiknya melanjutkan skrining sebagaimana
halnya wanita yang tidak melakukan histeretomi (wijaya, 2010).
2.7 Tempat pemeriksaan pap smear
Tempat pemeriksaan pap smear menurut Sukaca 2009 dapat dilakukan di:
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear
adalah sebagai berikut :
Langkah – langkah pap smear menurut Romauli dan Vindari, 2011 yaitu:
a. Persiapan pasien
1. Melakukan informed consent.
2. Menyiapkan lingkungan sekitar klien, tempat tidur ginekologi dan lampu sorot.
3. Menganjurkan klien membuka pakaian bagian bawah.
4. Menganjurkan klien berbaring ditempat tidur ginekologi dengan posisi litotomi.
b. Pesiapan alat
c. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan metode enam
langkah dan mengeringkan dengan handuk kering dan bersih.
2. Mengunakan handscoon steril.
3. Melakukan vulva hygiene.
4. Memperhatikan vulva dan vagina apakah ada tanda-tanda infeksi.
5. Memasang speculum dalam vagina.
6. Masukkan spatula ayre kedalam mulut rahim, dengan ujung spatula yang
berbentuk lonjong, hapus sekret dari seluruh permukaan porsio serviks dengan
sedikit tekanan dengan mengerakkan spatel ayre searah jarum jam, diputar
melingkar 3600.
7. Ulaskan secret yang telah diperoleh pada kaca object glass secukupnya, jangan
terlalu tebal dan jangan terlalu tipis.
8. Fiksasi segera sediaan yang telah dibuat dengan cara:
a) Fiksasi Basah
Fiksasi basah dibuat setelah sediaan diambil, sewaktu secret masih
segar dimasukkan kedalam alkohol 95%. Setelah difiksasi selama 30 menit,
sediaan dapat diangkat dan dikeringkan serta dikirim dalam keadaan kering
terfiksasi atau dapat pula sediaan dikirim dalam keadaan terendam cairan
fiksasi didalam botol.
b) Fiksasi Kering
Fiksasi kering dibuat setelah sediaan selesai diambil, sewaktu secret
masih seger disemprotkan cytocrep atau hair spray pada object glass yang
mengandung asupan secret tersebut dengan jarak 10-15 cm dari kaca object
glass, sebanyak 2-4 kali semprotkan. Kemudian keringkan sediaan dengan
membiarkannya diudara terbuka selama 5-10 menit. Setelah kering sediaan
siap dikirimkan ke laboratorium sitologi untuk diperiksa bersamaan dengan
formulir permintaan.
9. Bersihkan porsio dan dinding vagina dengan kasa steril dengan menggunakan
tampon tang.
10. Keluarkan speculum dari vagina secara perlahan-lahan.
11. Beritahu ibu bahwa pemeriksaan telah selesai dilakukan.
12. Rapikan ibu dan rendam alat-alat dan melepaskan sarung tangan (merendam
dalam larutan clorin 0,5%).
13. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan metode tujuh langkah.
14. Temui klien kembali.
15. Mencatat hasil tindakan dalam status.
d. Pengiriman spesimen
Dalam melakukan pengiriman spesimen Pap Smear, pengirim harus
menuliskan secara lengkap surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang berisi:
1. Tanggal pengiriman
2. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
3. Data penderita (nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik)
4. Identitas pengirim
5. Jenis spesimen : Pap Smear
6. Pemeniksaan laboratorium yang diminta
7. Transport media / pengawet yang digunakan : Alkohol 95% atau hair spray
8. Keterangan klinis: riwayat KB, jumlah anak, keluhan
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/14574330/Pap_smear
https://www.academia.edu/31693198/Makalah_Pap_Smear
https://www.academia.edu/10201397/Skill_papsmear_PA
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl-sitisamrot-6030-2-babii.pdf