Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pap Smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim
dengan mengunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, dan dengan biaya
yang relatif terjangkau serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010). Pemeriksaan Pap Smear
bertujuan untuk mendeteksi sel-sel yang tidak normal yang dapat berkembang menjadi
kanker servik. Sedangkan wanita yang dianjurkan pemeriksaan pap smaer ini adalah wanita
yang telah aktif melakuakn hubungan seksual, biasanya wanita dalam masa usia subur,
karena tingkat seksualnya lebih tinggi sehingga lebih tinggi resiko kanker servik bagi
mereka. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitas
seksualnya memeriksaan diri (Sukaca, 2009).

Pemeriksaan pap smear merupakan cara yang mudah, murah, sederhana, aman, dan
akurat untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker, untuk mengetahui
normal atau tidaknya sel-sel di serviks, mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks,
dan mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi pemeriksaan pap smear ?
2. Apa saja tujuan pemeriksaan pap smear ?
3. Siapa yang dianjurkan melakukan pemeriksaan pap smear ?
4. Kapan waktu pemeriksaan pap smear dilakukan ?
5. Apa saja syarat yang harus dipenuhi dalam pemeriksaan pap smear ?
6. Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan pemeriksaan pap smear ?
7. Bagaimana prosedur pemeriksaan pap smear ?
8. Apa hasil pemeriksaan pap smear ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi pap smear.
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan pap smear.
3. Untuk mengetahui siapa yang dianjurkan melakukan pemeriksaan pap smear.
4. Untuk mengetahui waktu pemeriksaan pap smear.
5. Untuk mengetahui syarat yang harus dipenuhi dalam pemeriksaan pap smear.
6. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam melakukan pemeriksaan pap smear.
7. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan pap smear.
8. Untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan pap smear.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Pap smear
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim
dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang
akurat (Wijaya, 2010). Pap smear merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi
kanker serviks melalui pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina (Dianada, 2008).
Sedangkan samadi, 2010 mengatakan Pap smear merupakan salah satu deteksi dini terhadap
kanker serviks, yang prinsipnya mengambil sel epitel yang ada di leher rahim yang
kemudian dilihat kenormalannya.
Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear ke dokter, baik bagi
mereka yang telah melakukan pertama kali berhubungan seksual maupun yang sudah sering
melakukan hubungan seksual (sudah menikah). Begitupun bagi mereka yang sama sekali
yang belum pernah berhubungna seksual. Karena pemeriksaan Pap Smear ini dapat
mendeteksi samapai 90% kasus kanker serviks secara akurat dengan biaya yang tidak terlalu
mahal, dan sangat efektif untuk menurunkan angka kematian pada wanita yang menderita
kanker serviks.
B. Tujuan pemeriksaan Pap Smear
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk
menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim. Meskipun kanker tergolong penyakit
mematikan, namun sebagian besar dokter ahli kanker menyebutkan bahwa dari seluruh jenis
kanker, kanker servik termasuk yang paling bisa dicegah dan diobati apabila terdeteksi sejak
awal. Oleh karena itu, dengan mendeteksi kanker servik sejak dini diharapkan dapat
mengurangi jumlah penderita kanker serviks (Wijaya, 2010).
Beberapa tujuan dari pemeriksaan Pap Smear yang dikemukakan oleh Sukaca, 2009 yaitu :
1. Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker.
2. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks
3. Untuk mendeteksi perubahan prakanker pada serviks
4. Untuk mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual.
5. Untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya pada lapisan luar
dari serviks dan tidak menginvasi bagian dalam.
6. Untuk mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks
C. Wanita yang diajurkan Pap smear
Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-
kira 33 tahun dimana organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 17-45 tahun.
Wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear ke dokter, baik bagi mereka
yang telah melakukan pertama kali berhubungan seksual maupun yang sudah sering
melakukan hubungan seksual (sudah menikah). Begitupun bagi mereka yang sama sekali
yang belum pernah berhubungna seksual. Karena pemeriksaan Pap Smear ini dapat
mendeteksi samapai 90% kasus kanker servik secara akurat dengan biaya yang tidak terlalu
mahal, dan sangat efektif untuk menurunkan angka kematian pada wanita yang menderita
kanker serviks.
Kehamilan juga tidak mencegah seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap
Smear karena prosedur Pap Smear dapat dilakukan secara aman selama kehamilan.
Sehingga, wanita hamil juga dapat menjalani test ini. Pemeriksaan Pap Smear tidak
direkomendasikan bagi wanita yang telah melakukan histerektomi (dengan pengangkatan
serviks) untuk kondisi yang jinak. Wanita yang pernah melakukan histerektomi tetapi tanpa
pengangkatan (histerektomi subtotal), sebaiknya melanjutkan skrining sebagaimana halnya
wanita yang tidak melakukan histeretomi (wijaya, 2010).
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear sebagai berikut :
a. Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas seksualnya
tinggi.
b. Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita HPV ( Human
Papilloma Virus ) atau kutil kelamin.
c. Wanita yang berusia diatas 35 tahun.
d. Sesering mugkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal
e. Sesering mugkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker servik.
f. Wanita yang mengunakan pil KB (sukaca, 2009).
D. Waktu untuk melakukan Pap smear
Pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan kapan saja kecuali pada saat haid karena darah
atau sel dari dalam rahim dapat mengganggu keakuratan hasil pap smear, namun waktu yang
tepat untuk melakukan Pap Smear adalah satu atau dua minggu setelah berakhir masa
menstruasi.
Untuk wanita yang sudah menopause biasa melakukan pemeriksaan pap smear kapan
saja ( Dianada, 2008 ).
Adapun waktu untuk melakukan Pap Smear secara teratur yang dikemukan oleh
Sukaca, 2009 yaitu :
1. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah
namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.
2. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah
menderita infeksi HPV (Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin.
3. Setiap tahun untuk wanita yang berumur diatas 35 tahun.
4. Setiap tahun untuk wanita yang mengunakan pil KB.
5. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun atau untuk wanita yang telah
menjalani histerektomi bukan karena kanker, jika 3 kali berturut-turut hasil pap smear
menunjukan negative.
6. Setahun sekali bagi wanita yang berumur 40-60 tahun.
7. Sesudah 2x pap tes hasilnya negative dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa
wanita yang resiko tinggi harus lebih sering menjalakan pap tes .
8. Sering mungkin jika hasil pap smear menunjukan abnormal sesering mungkin setelah
penilain dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
E. Persiapan sebelum untuk melakukan Pap smear
Adapun persiapan sebelum melakukan Pap Smear yaitu sebagai berikut :
1. 24 jam sebelum menjalani pap smear sebaiknya tidak melakukan pencucian atau
pembilasan vagina dengan anti septik .
2. Sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan pap smear .
3. Informasikan kepada tenaga kesehatan tentang jenis obat yang di minum dalam 24 jam
sebelum pemeriksaan pap smear (Nurcahyo, 2010).
4. Informasi mengenai haid terakhir, kontrasepsi yang digunakan kepada petugas kesehatan
(Purnomo, 2009).
5. Pada saat pengambilan lendir, usahakan otot-otot vagina rileks sehigga pada dinding leher
rahim dapat terambil cukup tepat untuk pemeriksaan.
F. Prosedur pemeriksaan Pap Smear
Pemeriksaan Pap Smear dilakukan ketika wanita tidak sedang masa menstruasi. Waktu
terbaik untuk melakukan skrining adalah antara 10-20 hari setelah hari pertama masa
menstruasi. Selama kira-kira dua hari sebelum pemeriksaan, seorang wanita sebaiknya
menghindari penggunaan pembersih vagina, karena bahan-bahan ibi dapat menghilangkan
atau menyembunyikan sel-sel abnormal.
Pemeriksaan Pap Smear dilakukan diatas kursi periksa kandungan oleh dokter atau bidan
yang sudah ahli dengan menggunakan alat untuk mambantu membuka kelamin wanita.
Ujung leher rahim diusap dengan spatula untuk mengambil cairan yang mengandung sel-sel
dinding leher rahim. Usapan ini kemudian diperiksa jenis sel-selnya dibawah mikroskop.
Hasil pemeriksaan Pap Smear biasanya keluar setelah dua atau tiga minggu. Pada akhir
pemeriksaan Pap Smear, setiap wanita hendaknya menanyakan kapan dia bias menerima
hasil pemeriksaan Pap Smearnya dan apa yang harus dipelajari darinya.
Pap Smear hanyalah sebatas skirining, bukan diagnosis adanya kanker servik. Jadi
apabila hasil pemeriksaan positif yang berarti terdapat sel-sel abnormal, maka harus segera
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli. Pemeriksaan tersebut
berupa kolposkopi yaitu pemeriksaan dengan pembesaran (seperti mikroskop) yang
digunakan untuk mengamati secara langsung permukaan serviks dan bagian serviks yang
abnormal. Dengan kolposkopi, akan tampak jelas lesi-lesi pada permukaan serviks. Setelah
itu, dilakukan biopsy pada lesi-lesi tersebut (wijaya, 2010).
G. Kendala Pap Smear (Romauli dan Vindari. 2011)
Dilakukan diatas hanya 5% perempuan di Indonesia yang bersedia melakukan
pemeriksaan pap smear banyak kendala. Hal tersebut terjadi antara lain:
1. Kurangnya tenaga terlatih untuk pengambilan sediaan.
2. Tidak tersedianya peralatan dan bahan untuk pengambilan sediaan.
3. Tidak tersedianya sarana pengiriman sediaan.
4. Tidak tersedianya laboratorium pemprosesan sediaan serta tenaga ahli sitologi.
H. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Air mengalir
b. Spatula Ayre
c. Sabun cair
d. Pensil kaca (marker)
e. Larutan antiseptik
f. Spekulum
g. Lap
h. Alkohol 95%
i. Larutan hipoklorit
j. Kaca benda (object glass)
k. Lap bersih atau tissue
l. Baskom berisi larutan klorin 0,5%
m. Handuk kecil atau tissue
n. Sarung tangan steril
o. Formulir pemeriksaan
p. Tempat sampah non-medis
q. Tempat sampah medis
2. Menyiapkan Pasien
a. Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri, serta tanyakan
keadaannya, kemudian pasien dipersilakan duduk.
b. Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang pengambilan Pap
Smear, tujuan dan manfaat untuk keadaan pasien.
c. Berikan jaminan tentang keamanan atas tindakan yang anda lakukan serta jaminan
tentang kerahasiaan yang diperlukan pasien kepada pasien atau keluarganya.
d. Mintalah kesediaan pasien untuk pengambilan Pap Smear, namun barengi dengan
penjelasan tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak menolak
tindakan pengambilan Pap Smear tanpa kehilangan hak akan pelayanan lain.
e. Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam.
f. Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi dan mengatur pasien pada
posisi litotomi.
g. Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa
3. Pengambilan Sampel dan Pembuatan Pap Smear
a. Siapkan peralatan dan bahan.
b. Cuci tangan aseptik dengan langkah seperti pada cuci tangan rutin dengan
menuangkan kira-kira 5 ml larutan antiseptik pada tangan dan mengeringkan dengan
mengangin-anginkan.
c. Pasang sarung tangan steril.
d. Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus genitalis.
e. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.
f. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus
vagina (agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus
(yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) dan dorong bilah spekulum ke
dalam lumen vagina.
g. Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 derajat hingga tangkainya
ke arah bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah
atas bawah (hingga masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina).
h. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas (perhatikan
ukuran dan wama porsio, dinding dan sekret vagina dan forniks).
i. Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya pengambilan
epitel tidak terganggu)
j. Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio diusahakan di
daerah squamo-columnair junction. Sampel diambil dengan menggunakan spatula
Ayre yang diputar 360°.
k. Oleskan sampel pada gelas objek diusahakan tidak terlalu tebal/terlalu tipis.
l. Sampel segera difiksasi sebelum mengering. Fiksasi ini dapat menggunakan spray
yang disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau dengan merendam pada wadah yang
mengandung etil alkohol 95% selama 15 menit yang kemudian dibiarkan mengering
kemudian diberi label.
m. Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah,
kemudian keluarkan spekulum.
n. Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan pada ibu bahwa
pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk.
o. Masukkan tangan yang masih bersarung tangan kedalam baskom berisi larutan klorin
0,5%, gosokkan kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak darah yang
menempel pada sarung tangan.
p. Lepaskan sarung tangan.
4. Pengiriman Spesimen
Dalam melakukan pengiriman spesimen Pap Smear, pengirim harus menuliskan
secara lengkap surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang berisi:
a. Tanggal pengiriman
b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c. Data penderita (nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik)
d. Identitas pengirim
e. Jenis spesimen : Pap Smear
f. Pemeniksaan laboratorium yang diminta
g. Transport media / pengawet yang digunakan : Alkohol 95% atau hair spray
h. Keterangan klinis: riwayat KB, jumlah anak, keluhan

I. Hasil Pemeriksaan Pap Smear


a) Kelas 0 : Tidak dapat dinilai
b) Segera diambil smear ulang
c) Kelas I : Normal Smear
d) Kontrol ulang 1-2 tahun lagi
e) Kelas II : Proses radang dengan atau tanpa Displasia ringan
f) Kontrol ulang 3-6 bulan lagi
g) Kelas III : Displasia Sedang – Berat
h) Kontrol ulang segera
i) Kelas IV : Karsinoma Insitu
j) Kontrol ulang segera
k) Kelas V : Karsinoma Invasif
l) Kontrol ulang segera
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan dari makalah ini ialah Pap smear merupakan suatu
metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop,
yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010). Pap smear
merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui
pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina (Dianada, 2008).
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk
menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim.Beberapa faktor yang diduga
meningkatkan kejadian kanker serviks yaitu meliputi usia, status sosial ekonomi,
pengetahuan, dan pendidikan. Hal ini juga merupakan factor dominan dalam pemeriksaan
deteksi dini kanker serviks ( Dianada, 2007 ).
B. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis ialah sebaiknya seorang wanita yang
telah menikah harus melakukan Pap Smear sedini mungkin. Agar bila terdapat gejala-gejala
kanker dapat diketahui sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif M. 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3, Jakarta : Media Aesculapius.
Manuaba , I.B.G. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth J. 2001. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Latief, abdul dkk. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : bagian ilmu kesahatan anak fakultas
kedokteran universitas Indonesia
Putz R dan Pabst R. 1997. Sobotta. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai