Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pap Smear adalah suatu metode dimana dilakukan pengambilan sel dari
mulut rahim kemudian di periksa di bawah mikroskop. Pada pemeriksaan
biasanya dapat ditentukan apakah sel yang ada dimulut rahim masih normal,
berubah menuju kanker, atau telah berubah menjadi sel kanker. Selain itu,
infeksi dan inflamasi mulut rahim juga dapat di tentukan dari pemeriksaan ini.
Metode ini juga disebut pap test atau papanicolaou smear (Bustan, 1997).
Manfaat Pap Smear adalah untuk mendeteksi adanya perubahan yang bersifat
prakanker (Evennett, 2004).
Kanker leher rahim (serviks) adalah satu-satunya kanker yang stadium pra
kankernya dapat terdeteksi. Kanker leher rahim dapat mendatangkan kematian
apabila pasien yang datang dengan stadium lanjut. Kenyataan inilah yang terjadi
di Indonesia, masih banyak prempuan yang belum peduli akan deteksi dini
kanker leher rahim melalui Pap smear (Tapan, 2005).
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker
yang 99,7% disebabkan Oleh Human Papilloma Virus (HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim. Di Indonesia hanya 5% yang melakukan Penapisan
Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6 % pasien ketika terdeteksi sudah memasuki
Stadium lanjut (IIIB ke atas), karena kanker leher rahim biasanya tanpa gejala
apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan
menggunakan tes Pap smear (Pribadi, 2014).
Menurut WHO pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di
Indonesia sampai tujuh kali lipat. Untuk penderita kanker serviks setiap
tahunnya tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi Indonesia. Itu
membuat kanker serviks disebuat sebagai penyakit pembunuh wanita no. 1 di
Indonesia. Tiap harinya di Indonesia dari 40 wanita yang terdiagnosa menderita
kanker serviks, 20 wanita di antaranya meninggal karena kanker serviks.
Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WHO menempatkan

1
Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di
dunia.
Alasan para ibu untuk tidak mau melakukan pap smear biasanya adalah
pisikologis. Suatu penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologis Alison, alasan
ibu tidak melakukan Pap Smear adalah bahwa pemeriksaan itu memalukan,
menyusahkan, menyakitkan, dan menggangu. Ketakutan yang lain adalah kalau
Pap Smear akan menyatakan bahwa mereka menderita kanker sehingga mereka
lebih memilih tidak mengetahuinya dan menghindarinya (Evennt, 2004)
Sebagian besar ibu telah yakin bahwa tes Pap Smear adalah untuk
mendeteksi kanker. Banyak ibu yang tidak menggangap diri mereka sendiri
masuk dalam kelompok risiko terkena kanker leher rahim. Hal ini menjadikan
tes tersebut tidak berperan penting bagi mereka sehingga meyakinkan mereka
bahwa tes tersebut tidak di tunjukan bagi mereka dan oleh karena itu, mereka
merasa tidak perlu melakukan tes Pap Smear. Ada juga kelompok ibu gelisah
yang terlalu malu, khawatir atau cemas untuk menjalani Pap Smear (Evennet,
2004).

1.2 Rumusan Masalah


Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab ini. Beberapa masalah
tersebut antara lain:
1. Apa definisi dari pemeriksaan pap smear ?
2. Apa tujuan dari pemeriksaan pap smear ?
3. Apa manfaat dari pemeriksaan pap smear ?
4. Apa faktor yang mempengaruhi pemeriksaan pap smear ?
5. Wanita yang dianjurkan melakukan pemeriksaan pap smear ?
6. Bagaimana persiapan sebelum melakukan pemeriksaan pap smear ?
7. Bagaimana prosedur pememriksaan pap smear ?
8. Apa syarat pengambilan bahan pemeriksaan pap smear ?
9. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan pap smear ?

2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari upaya pencegahan kanker serviks dengan pememriksaan
Pap Smear, yaitu:
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas dan
setelah dilakukan presentasi, diharapkan mahasiswa mampu mendapatkan
gambaran mengenai pemeriksaan Pap Smear.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari pemeriksaan pap smear
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan pap smear
3. Untuk mengetahui manfaat dari pemeriksaan pap smear
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemeriksaan pap smear
5. Untuk mengetahui wanita yang dianjurkan melakukan pemeriksaan pap
smear
6. Untuk mengetahui persiapan sebelum melakukan pemeriksaan pap smear
7. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan pap smear
8. Untuk mengetahui syarat pengambilan bahan pemeriksaan pap smear
9. Untuk mengetahui interpretasi hasil pemeriksaan pap smear

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah
mendapatkan pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear.

1.5 Metode dan Sistematika Penulisan


Metode yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini dengan
menggunakan studi literature. Adapun sistematika dalam pembuatannya ini
adalah;
Bab I : berisi tentang pendahuluan
Bab II : berisi tentang pembahasan
Bab III : berisi tentang kesimpulan dan saran

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pemeriksaan Pap Smear

Pemeriksaan apusan Pap Smear saat ini merupakan suatu keharusan bagi
wanita sebagai sarana pencegahan dan deteksi dini kanker serviks.
Pap Test (Pap Smear) merupakan pemeriksaan sitologik epitel porsio dan
endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas
diporsio atau servik uteri. Pap Test (Pap Smear) yaitu suatu pemeriksaan
dengan cara mengusap leher rahim (scrapping) untuk mendapatkan sel-sel
leher rahim kemudian diperiksa sel-selnya, agar dapat diketahui terjadinya
perubahan atau tidak (Lestadi, 2009).
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding
leher rahim dengan menggunakan mikroskop yang dilakukan dengan cepat,
tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010).
Pap smear adalah upaya pengambilan cairan dari vagina untuk melihat
kelainan sel disekitar leher rahim. Tes pap smear merupakan suatu langkah
skrining, bukan pengobatan, oleh karena itu semakin dini gejala awal penyakit
kanker dapat diketahui, semakin mudah penanganan dan pengobatannya. Pap
smear merupakan salah satu deteksi dini terhadap kanker serviks, yang
prinsipnya mengambil sel epitel yang ada di leher rahim yang kemudian dilihat
kenormalannya (Sumadi, 2010).

4
Kesimpulannya: setiap wanita sangat dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan pap smear. Pemeriksaan pap smear ini dapat mendeteksi kasus
kanker serviks secara akurat. Dengan cara mengambil sel epitel yang ada di
leher rahim yang kemudian dilihat kenormalannya melalui mikroskop.

2.2 Tujuan Pemeriksaan Pap Smear


Tujuan dari deteksi dini kanker serviks atau pemeriksaan pap smear ini
adalah untuk menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim. Meskipun
kanker tergolong golongan penyakit yang mematikan, namun sebagian besar
dokter ahli kanker menyebutkan bahwa dari seluruh jenis kanker, kanker
serviks termasuk yang paling bisa di cegah dan diobati apabila terdeteksi sejak
awal. Oleh karena itu dengan mendeteksi kanker serviks sejak dini diharapkan
dapat mengurangi jumlah penderita kanker serviks (Wijaya, 2010).
Beberapa tujuan dari pemeriksaan pap smear yang dikemukakan oleh
Sukaca, 2009 yaitu:
1. Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker
2. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel pada serviks
3. Untuk mendeteksi perubahan prakanker pada serviks
4. Untuk mendeteksi infeksi-infeksi yang disebabkan oleh virus urogenital
dan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual
5. Untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya pada
lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian dalam

2.3 Manfaat Pemeriksaan Pap Smear


Adapun manfaat pemeriksaan pap smear menurut Lestadi, 2009 yaitu:
1. Evaluasi Sitohormonal
Penilaian hormonal pada seorang wanita dapat dievaluasi melalui
pemeriksaan pap smear yang bahan pemeriksaanya adalah sekret vagina
yang berasal dari dinding lateral vagina sepertiga bagian atas.
2. Mendiagnosis peradangan
Peradangan pada vagina dan servik pada umumnya dapat didiagnosa dengan
pemeriksaan pap smear. Baik peradangan akut maupun kronis. Sebagian

5
besar akan memberi gambaran perubahan sel yang khas pada sediaan pap
smear sesuai dengan organisme penyebabnya. Walaupun kadang-kadang
ada pula organisme yang tidak menimbulkan reaksi yang khas pada sediaan
pap smear.
3. Identifikasi organisme penyebab peradangan
Dalam vagina ditemukan beberapa macam organisme/kuman yang sebagian
merupakan flora normal vagina yang bermanfaat bagi organ tersebut. Pada
umumnya organisme penyebab peradangan pada vagina dan serviks, sulit
diidentifikasi dengan pap smear, sehingga berdasarkan perubahan yang ada
pada sel tersebut, dapat diperkirakan organisme penyebabnya.
4. Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher
rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif)
pap smear paling banyak dikenal dan digunakan adalah sebagai alat
pemeriksaan untuk mendiagnosis lesi prakanker atau kanker leher rahim.
Pap smaer yang semula dinyatakan hanya sebagai alat skrining deteksi
kanker mulut rahim, kini telah diakui sebagai alat diagnostik prakanker dan
kanker leher rahim yang ampuh dengan ketepatan diagnostik yang tinggi,
yaitu 96% terapi didiagnostik sitologi tidak dapat mengantikan diagnostik
histopatologik sebagai alat pemasti diagnosis. Hal itu berarti setiap
diagnosik sitologi kanker leher rahim harus dikonfirmasi dengan
pemeriksaan histopatologi jaringan biobsi leher rahim, sebelum dilakukan
tindakan sebelumya.
5. Memantau hasil terapi
Memantau hasil terapi hormonal, misalnya infertilitas atau gangguan
endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasus kanker leher rahim yang
telah diobati dengan radiasi, memantau adanya kekambuhan pada kasus
kanker yang telah dioperasi, memantau hasil terapi lesi prakanker atau
kanker leher rahim yang telah diobati dengan elekrokauter kriosurgeri, atau
konisasi.

6
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan Pap Smear
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi pemeriksaan pap smear menurut
Fitria, 2007 yaitu:
1. Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling sering ditemukan pada
usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker
leher rahim. Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses
kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat
saja, tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami
kemunduran, sehingga pada usia lebih lama kemungkinan jatuh sakit (Fitria,
2007).
2. Sosial ekonomi
Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada
sel-sel mulut rahim, hal ini karena ketidak mampuan melakukan
pemeriksaan pap smear secara rutin (Fitria, 2007).
3. Paritas
Paritas adalah seseorang yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan
terlampau dekat mempunyai resiko terhadap timbulnya perubahan sel-sel
abnormal pada leher rahim. Jika jumlah anak menyebabkan perubahan sel
abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang pada
keganasan (Fitria, 2007).
4. Usia wanita saat nikah
Usia menikah < 20 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami
perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel
rahim masih belum matang, maka sel-sel tersebut tidak rentan terhadap zat-
zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahanya, jika
belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak
seimbang dan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa merubah sifat
menjadi sel kanker (Fitria, 2007).

7
2.5 Wanita Yang Dianjurkan Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa terpenting bagi wanita dan
berlangsung kira-kira 33 tahun dimana organ reproduksinya berfungsi dengan
baik antara umur 17-48 tahun. Wanita dianjurkan untuk melakukan
pememriksaan pap smear ke dokter baik bagi mereka yang telah melakukan
pertamakali hubungan seksual, maupun yang sudah sering melakukan
hubungan seksual (sudah menikah), dan begitupun bagi mereka yang sama
sekali belum pernah melakukan hubungan seksual.
Pemeriksaan pap smear ini dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker
serviks secara akurat dengan biaya yang tidak terlalu mahal, dan sangat efektif
untuk menrunkan angka kematian pada wanita yang menderita kanker serviks.
Kehamilan tidak mencegah seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan
pap smear karena prosedur pap smear dapat dilakukan secara aman selama
kehamilan. Sehingga wanita hamil juga dapat menjalani test ini. Pemeriksaan
pap smear tidak di rekomendasikan bagi wanita yang telah melakukan
histerektomi (pengangkatan serviks) untuk kondisi yang jinak. Wanita yang
pernah melakukan histerektomi tetapi tanpa pengangkatan (histerektomi
subtotal), sebaiknya melanjutkan skrining sebagimana halnya wanita yang
tidak melakukan histerektomi (Wijaya, 2010).
Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada saat
terjadinya menstruasi, karena darah menstruasi dapat mengganggu keakuratan
hasil dari pemeriksaan pap smear, namun waktu yang tepat untuk melakukan
pemeriksaan pap smear adalah satu atau dua mingu setelah berakhir masa
menstruasi. Untuk wanita yang sudah menopause bisa melakukan pemeriksaan
pap smear kapan saja (Dianada, 2008)
Berikut ini adalah wanita-wanita sasaran test pap smear dan waktu untuk
melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur yang dikemukakan oleh
Sukaca, 2009 yaitu:
1. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau
belum menikah namun aktivitas seksualnya sangat tinggi
2. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti ganti pasangan seksual atau
pernah menderita infeksi HIV atau kutil kelamin

8
3. Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
4. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
5. Pap test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun
6. Sesudah 2 kali pap tes (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa
wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap smear
7. Sesering mungkin melakukan pemeriksaan pap smear, jika hasil pap smear
menunjukkan abnormal sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan
prakanker maupun kanker serviks

2.6 Persiapan Sebelum Melakukan Pemeriksaan Pap Smear


Adapun yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan pap
smear yaitu sebagai berikut:
1. 24 jam sebelum menjalani pememriksaan pap smear sebaiknya tidak
melakukan pencucian atau pembilasan pada vagina dengan menggunakan
anti septik
2. Sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan
pap smear
3. Informasikan kepada tenaga kesehatan tentang jenis obat yang diminum
dalam 24 jam sebelum pemeriksaan pap smear
4. Informasikan mengenai haid terakhir, kontrasepsi yang digunakan kepada
petugas kesehatan
5. Pada saat pengambilan lendir, usahakan otot-otot vagina rileks sehingga
pada dinding leher rahim dapat terambil cukup tepat untuk pemeriksaan

2.7 Prosedur Pemeriksaan Pap Smear


Prosedur pemeriksaan pap smear dilakukan ketika wanita tidak sedang masa
menstruasi. Waktu terbaik untuk melakukan skrining adalah antar 10-20 hari
setelah hari pertama masa menstruasi. Kira-kira selama dua hari sebelum
pememriksaan, seorang wanita sebaiknya menghindari penggunaan pembersih
vagina, karena dapat menghilangkan atau menyembunyikan sel-sel abnormal.
Pemeriksaan pap smear dilakukan diatas kursi periksa kandungan,
dilakukan oleh dokter ataupun bidan yang sudah ahli dengan menggunakan alat

9
untuk membantu membuka kelamin wanita. Ujung leher rahim diusap dengan
spatula untuk mengambil cairan yang mengandung sel-sel dinding rahim.
Usapan ini kemudian diperiksa jenis selnya dibawah mikroskop.
Hasil pemeriksaan pap smear biasanya keluar setelah dua atau tiga minggu
pada akhir pemeriksaan pap smear. Pap smear hanyalah sebatas skrining bukan
diagnosis adanya kanker serviks. Jadi apabila hasil pemeriksaan positif yang
berarti terdapat sel-sel abnormal, maka harus dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli. Pemeriksaan tersebut berupa kolposkopi
yaitu pemeriksaan dengan pembesaran (seperti mikroskop) yang digunakan
untuk mengamati secara langsung permukaan serviks dan bagian serviks yang
abnormal. Dengan kolposkopi akan tampak jelas lesi-lesi pada permukaan
serviks, setelah itu dilakukan biopsi pada lesi-lesi tersebut (Wijaya, 2010).
Adapun tempat untuk melakukan pemeriksaan pap smear menurut Sukaca,
2009 tempat pemeriksaan pap smear dapat dilakukan:
1. Rumah sakit pemerintah
2. Rumah sakit swasta
3. Laboratorium swasta, dengan harga yang cukup terjangkau
4. Tempat-tempat yang menyediakan fasilitas pap smear
Bila hasil pada pasien pap smear ternyata positif, maka harus dilanjutkan
dengan pemeriksaan biopsy terarah dan patologi. Pap smear sudah dapat
menemukan kanker leher rahim. Meskipun masih ada tingkat pra kanker
(stadium dini). Dengan pemeriksaan ini bisa memberikan harapan kesembuhan
100%. Sebaliknya pada penderita yang datang terlambat, harapan untuk
sembuhpun terlampau sulit.

2.8 Syarat Pengambilan Bahan Pemeriksaan Pap Smear


Penggunaan pemeriksaan pap smear untuk mendeteksi dan mendiagnosis
lesi prakanker dan kanker leher rahim, dapat menghasilkan interprestasi
sitologi yang akurat bila memenuhi syarat (Romauli dan Vindari , 2011) yaitu:
1. Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim
2. Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid,
yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi

10
3. Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai
penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu
walaupun ada perdarahan
4. Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai
pengobatan
5. Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina
dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan
hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.
6. Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja

2.9 Interpretasi Hasil Pemeriksaan Pap Smear


Interpretasi hasil pemeriksaan pap smear dapat klasifikasikan papanicolaou
yaitu sebagai berikut:
Papaniculaou Tidak terdapat sel atipik atau abnormal
Kelas I
Papaniculaou Terdapat gambaran sitologi atipikal tetapi tidak ada bukti
Kelas II keganasan
Papaniculaou Terdapat gambaran sitologi berupa mencurigakan
Kelas III keganasan displasia ringan sampai sedang
Papaniculaou Terdapat gambaran sitologi keganasan dijumpai displasia
Kelas IV berat
Papaniculaou Terdapat gambaran sitologi keganasan
Kelas V

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pap smear merupakan suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher
rahim (scrapping) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa
sel-selnya, agar dapat diketahui terjadinya perubahan atau tidak. Pap smear
suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan
menggunakan mikroskop yang dilakukan dengan cepat, tidak sakit, serta hasil
yang akurat.
Tujuan dari deteksi dini kanker serviks atau pemeriksaan pap smear ini
adalah untuk menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim, untuk
mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker, untuk mengetahui
normal atau tidaknya sel-sel pada serviks, untuk mendeteksi perubana pra
kanker pada serviks, dan untuk mendeteksi infeksi-infeksi yang disebabkan
oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang di tularkan melalui hubungan
seksual

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis ialah sebaiknya
seorang wanita yang telah menikah ataupun yang belum menikah hendaknya
melakukan pemeriksaan pap smear sedini mungkin, mengingat angka kejadian
terjadinya kanker serviks yang saat ini sangat banyak. Adapun manfaat
melakukan pemeriksaan pap smear sedini mungkin yaitu bila terdapat gejala-
gejala kanker maka dapat diketahui segera sehingga dapat dilakukan
pengobatan yang cepat sebelum kanker itu semakin parah.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Ajeng Novita Sari., 2017. Hubungan Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks
Dengan Tindakan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur di Wilayah Gonilan.
IJMS-Indonesia Journal On Medical Science-Volume 4 No. 2-2017

Diunduh dari: https://ejournal.ijmsbm.org/index.php/ijms/article/download/115

2. Ernawaty Siagian., Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi


Pemeriksaan Pap Smear Pada Karyawati. Jurnal Skolastik Keperawatan. Vol.
1. No.1. Januari-Juni 2015 ISSN: 2443-0935 E-ISSN: 2443-1699
Diunduh Dari: https://www.neliti.com/publications/130313/faktor-faktor-yang-
berhubungan-dengan-motivasi-pemeriksaan-papsmear-pada-karyawati
Tanggal: 26 Oktober 2018
3. Gondo Mastutik., August 2015. Skrining Kanker Serviks dengan Pemeriksaan
Pap Smear di Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya dan Rumah Sakit
Mawadah Mojokerto. Vol. 23 No. 2. Mei-Agustus 2015: 54-60
Diunduh Dari : https://www.researchgate.net/publication/319248964
Tanggal : 26 Oktober 2018

13

Anda mungkin juga menyukai