Anda di halaman 1dari 8

NAMA: SYALOMIKHA MONIQUEEN PONGANTUNG

NIM: 20011104026

KELAS : A1

RINGKASAN MATERI KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. Konsep dasar kebutuhan cairan

Kebutuhan cairan

●Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis , yang memiliki
peranan besar di dalam tubuh, hampir 60 % dari total berat badan tubuh.

●Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien dan sisa metabolisme seperti karbondioksida, yang disebut
ion.

Anatomi cairan

Secara ringkas kompartemen cairan dibagi menjadi dua kompartemen utama, yaitu:

-Cairan Ekstaseluler 40%

-Cairan Instraseluler 60%

1) Cairan intraseluler (CIS)CIS adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa, kira-kira
dua per tiga dari cairan tubuh adalah intraseluler, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 Kg).
sebaliknya, hanya setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraseluler.

2) Cairan ekstraseluler (CES)CES adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun
dengan meningkatnya usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira setengah cairan tubuh terkandung di
dalam CES. CES dibagi menjadi:

a) Cairan interstisial (CIT)

b) Cairan intravaskuler (CIV)

c) Cairan transeluler (CTS)

Fungsi cairan

1) Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel

2) Mengeluarkan buangan-buangan sel

3) Mmbentu dalam metabolisme se

4) Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit

5) Membantu memelihara suhu tubuh

6) Membantu pencernaan

7) Mempemudah eliminasia. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, sel darah putih, sel darah
merah
Keseimbangan cairan

Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan dan pengeluaran cairan.
Pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800-

2.500ml/hari. Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan. Sedangkan
pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urin 1.200-1.500 ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300-
500 ml dan kulit 600-800 ml.

RUMUS BALANCE CAIRAN

Intake-output

Proses pergerakan cairan tubuh:

-Osmosis: bergeraknya molekul(zat terlarut) melalu membran semipermeabell.

-Filtras: terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang di batasi oleh membran.

-Transpor: Transpor aktif di perlukan untuk mengembalikan partikel yaang telah berdifusi secara pasif
dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi.

Masalah Kebutuhan Cairan:

1. Hipovolemia atau dehidrasi (Kekurangan )

a. Dehidrasi Berat

- Pengeluaran / kehilangan cairan sebanyak 4-6 liter

- Serum natrium

- Hipotensi

- Turgor kulit buruk

- Oliguria

- Nadi dan pernapasan meningkat

- Kehilangan cairan mencapai 10% BB

B Dehidrasi Berat

-Kehilangan cairan 2-4 lt

- Serum natrium mencapai 152-158 mEq/lt

C. Dehidrasi Ringan

Dengan ciri kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 lt.

2. Hipervolemia atau Overhidrasi (Kelebihan)

Pitting edema merupaka edema yangbberada pada daerah perifer atau akan berbentuk cekung
setelah di tekan pada daerah yang bengkak, hal ini di sebabkan oleh perpindahan cairan ke jaringan
melalui titik tekan.
2.Konsep Dasar Kebutuhan Elektrolit

Kebutuhan Elektrolit

●Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh

●Cairan tubuh mengandung oksigen,nutrien , dan sisa metabolisme seperti karbondioksida, yang
semuanya disebut dengan ion.

● Elektrolit yang Penting dalam Tubuh adalah:

1) Natrium

Natrium mempengaruhi distribusi air tubuh lebih kuat daripada elektrolit lain. Natrium mampu menarik
air, sehinggga natrium merupakan faktor utama yang menentukan volume ekstraseluler. Gangguan pada
natrium dianggap sebagai gangguan volume ekstraseluler. Natrium terlibat dalam mempertahankan
keseimbangan air, mentransmisi impuls syaraf, dan melakukan kontraksi otot.Nilai laboratorium
normal untuk natrium serum adalah 135 sampai 145 mEq/L.

2) Kalium

Kalium adalah kation utama intraseluler. Kalium memegang peranan penting dalam metabolisme sel,
mengatur eksitabilitas (rangsangan) neuromuskuler, kontraksi otot, mempertahankan
keseimbangan osmotik dan potensial listrik membran sel dan untuk memindahkan glukosa ke
dalam sel. Kalium dalam jumlah banyak terletak dalam sel, dan dalam jumlah relatif kecil (kira-kira 2% )
terletak dalam cairan ekstraseluler. Kadar kalium normal adalah 3,5 sampai 5,3 mEq/L.

3) Klorida

Klorida merupakan elektrolit utama CES. Kadar klorida dalam darah secara pasif berhubungan dengan
kadar natrium, sehingga bila natrium serum meningkat, klorida juga meningkat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penurunan atau penambahan klorida seringkali mempengaruhi kadar natrium.

4) Magnesium

Magnesium merupakan kation terbanyak kedua di dalam cairan intrasel setelah kalium.
Magnesium diperoleh secara normal dari asupan diet. Magnesium tubuh, kira-kira 50-60% terletak
dalam tulang dan kira-kira 1% terletak di CES. Magnesium juga berperan dalam transmisi aktivasi
neuromuskular, transmisi dalam sistem saraf pusat dan fungsi miokard. Nilai normal magnesium serum
adalah 1,5-2,5 mEq/L.

5) Bikarbonat

Bikarbonat merupakan buffer dasar kimia yang utama di dalam tubuh. Ion bikarbonat ditemukan dalam
CES dan CIS dalam cairan ekstrasel. Bikarbonat merupakan ion penting dalam sistem buffer asam
karbonat-bikarbonat yang berperan dalam kesimbangan asam-basa. Nilai normal bikarbonat adalah 22-
26 mEq/L.

6) Fosfat

Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Fosfat dan kalsium membantu
mengembangkan dan memelihara tulang dan gigi. Fosfat juga meningkatkan kerja neuromuskuler
normal, berpartisipasi dalam metabolisme karbohidrat, dan membantu pengaturan asam-basa. Nilai
normal fosfat serum adalah 2,5-4,5 mg/100 ml.

Masalah Kebutuhan Elektrolit

-Hiponatremia, akibat rasa haus terganggu,demam, cidera kepala, diabetes insipidus, diare,)Natrium
serum > 145 mEq/L Natrium serum < 135 mEq/L

-Hipernatremia > 145 mEq/lt karena dehidrasi dan diare.

-Hipokalemia, < 3,5 , megalami diare berkepenjangan, juga ditandai dengan lemahnya denyut
nadi,turunnya tekanan darah dll.

-Hiperkalemia sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal ,pemberian kalium yang
berlebihan,ddl. Serta kadar kalium dalam plasma mencapai > 5 mEq/lt

-Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan kram perut, kejang,bingung, kadar kalsium dalam
plasma <4,3 mEq/lt

-Hiperkalsemia suatu keadaan kelebihan kadar kalsium darah yang dapat terjadi pada pasien yang
mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D yang berlebihan ditandai dengan
adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot. batu ginjal,dll. Kadar kalsium dalam plasma mencapai >4,3
mEq/lt.

- Hipomagnesia suatu kondisi kekurangan magnesium dalam daerah di tandai dengan adanya iritablitas,
kram pada kaki dan tangan,dll. Kadar magnesium <1,3 mEq/lt

-Hipermagnesia di tandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan,dan kadar magnesium >2,5
mEq/lt.

3.Konsep Dasar Keseimbangan Asam Basa

Konsep asam dan basa

●Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang diproduksi
setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel.

●Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia di atur oleh sistem organ yakni paru dan ginjal.

Prinsip Keseimbangan asam basa

-Istilah asidosis mengacu pada kondisi Ph <7,35 sedangkan alkalosis bila Ph > 7.45

- CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komonen asam.

-CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai rnormalnya adalah 40mmHg.


-HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan di sebut juga sebagai komponen metabolik.
Nilai normalnya adalah 24 mEq/L

-Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya jumlah komponen
basa

-Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya jumlah komponen
asam.

Gangguan Keseimbangan Asam Basa

Berikut ini beberapa penyebab terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa:

-Asidosis metabolik, yang dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan penyebabnya. Pertama, asidosis
diabetik atau ketoasidosis diabetik, yang umumnya ditemukan pada penderita diabetes tipe-1, dengan
akumulasi badan keton. Kedua, asidosis hiperkloremik, yang terjadi ketika tubuh membuang natrium
bikarbonat lebih banyak melalui ginjal atau saluran pencernaan seperti pada kasus diare berat

-Asidosis respiratorik, yang disebabkan oleh kondisi hiperkapnia atau peningkatan tekanan PCO2 karena
hipoventilasi, atau pernapasan dengan frekuensi lambat. Hipoventilasi ini dapat disebabkan oleh
beberapa penyebab seperti deformitas dada, cedera pada dada, gangguan paru dan jalan pernapasan
kronik, penggunaan obat-obatan sedatif, serta obesitas.

-Alkalosis metabolik, yang disebabkan oleh retensi HCO3- berlebihan atau pembuangan asam berlebih.
Contohnya pada kasus muntah kronis yang dapat menyebabkan hilangnya klorida, atau menggunakan
obat-obatan diuretik yang mengakibatkan hilangnya kalium.

-Alkalosis respiratorik disebabkan oleh kondisi hipokapnia akibat proses hiperventilasi, atau pernapasan
dengan frekuensi cepat. Kondisi ini dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti, kekurangan oksigen,
berada di ketinggian, demam, penyakit paru-paru, penyakit hati, dan keracunan salisilat.

4.Asuhan Keperawatan Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit

Pengkajian

· Identitas Pasien (Wawancara)

-Riwayat Keperawatan

1. Jumlah asupan cairan secara oral,parenteral, dan enteral

2. Jumlah pengeluaran dapat di ukur melalui jumlah produksi urin, feses, muntah dan lainnya.

3. Status

Kehilangan/kelebihan cairan

4. Perubahan, BB yang dapat menentukan tingkat dehidrasi

·Pemeriksaan Fisik

1 Turgor Kulit

2. Edema

3. Tekana Darah

4. Bunyi Jantung
5. Status Kesadaran

6. Keadaan Mukosa

7. Bising Usus

· Pemeriksaan Penunjang

1 Elektrolit serum

2. Periksa darah lengkap

3. Osmolaritas serum.

5. Jenis-Jenis Pemberian Posisi Pada Pasien

- Posisi Fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepalatempat tidur lebih tinggi
atau dinaikkan

-Posisi semi fowler

Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat

-Posisi sim

Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan
dan memberikan obat melalui anus (supositoria).

- Posisi trendelenburg

Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.

-Pada posisi in Posisi dorsal recumbent

Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi (ditarik atau direnggangkan) diatas
tempat tiduri pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.

- Posisi Litotomi

Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut

-Posisi Genu pectrocal/ Knee chest

Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada bagian alas
tempat tidur.

6. Cara Pemasangan Infus

Prosedur Pemasangan Infus Mempersiapkan alat:

1) Standar infuse

.2) Infus set.

3) Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien


.4) Jarum infus/abocath atau sejenisnnya sesuai dengan ukuran.

5) Pengalas.

6) Tourniquet/pembendung.

7) Kapas alkohol 70 %.

8) Plester.

9) Gunting.

10) Kasa steril.

11) Betadin.

12) Sarung tangan.

Prosedur Kerja:

1) Mencuci tangan

2) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3) Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukan ke dalam botol infus (cairan)

4) Isi cairan kedalam infus set dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi
sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan keluar udarannya.

5) Letakkan pengalas.

6) Lakukan pembendungan dengan tourniquet

7) Gunakan sarung tangan.

8) Desinfeksi daerah yang akan ditusuk

9) Lakukan penusukkan dengan arah jarum ke atas.

10) Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/abocath.

11) Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus.

12) Buka tetesan.

13) Lakukan desinfeksi dengan betadin dan tutup dengan kasa steril.

14) Beri tanggal, jam pelaksanaan infus pada plester.15) Rapikan alat16) Evaluasi respon klien

17) Cuci tangan

18) Dokumentasikan tindakan dan hasil observasi yang dilakukan pada catatan keperawatan

7. Istilah-Istilah Keperawatan Yang Berhubungan Dengan Kebutuhan Oksigenasi, Cairan Dan Elektrolit.

- Toraks : Adalah bagian tubuh yang tersusun dari tulang dada, ruas tulang belakang, dan tulang rusuk

-Wheezing : Adalah suara pernapasan frekuensi tinggi nyaring yang terdengar di akhir ekspirasi

-Cairan ekstraseluler : Adalah cairan tubuh yang mengelilingi sel dan jaringan.

-Cairan intraseluler : Adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh
-Pemeriksan feses: Adalah tes yang dilakukan pada sampel feses atau tinja untuk mendiagnosis
sejumlah penyakit pada sistem pencernaa

-Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut melalui selaput semipermiabel dari bagian yang lebih
encer ke bagian yang lebih pekat atau dari bagian yang konsentrasi pelarut rendah ke konsentrasi
pelarut tinggI.

-Filtrasi/Penyaringan adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada
medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapka

-Hipovolemia : Suatu kondisi saat kadar bagian cair dari darah (plasma) terlalu rendah

-Hipervolemia : Kondisi ketika kadar bagian yang cair pada darah (plasma) terlalu tinggi

-Hiponatremia adalah kondisi gangguan elektrolit ketika kadar natrium (sodium) dalam darah lebih
rendah dari batas normal.

- Hipernatremia Konsentrasi natrium yang tinggi dalam darah.

-Hipokalemia : Kadar potasium, zat kimia yang penting bagi tubuh, yang rendah dalam darah. Masalah
ini dapat menyebabkan lelah, kram otot, irama jantung tidak norma

-Hiperkalemia Kadar kalium elektrolit dalam darah yang tinggi.

- Hipokalsemia Kondisi ketika darah memiliki terlalu sedikit kalsium.

- Hiperkalsemia adalah simtoma tingginya kadar kalsium di dalam plasma darah.

- Hipomagnesemia adalah kondisi di mana kadar magnesium dalam tubuh renda

- Hipermagnesemia adalah kondisi medis yang muncul ketika kadar magnesium dalam darah terlalu
tinggi.

REFERENSI

https://www.researchgate.net/publication/311455903_Ilmu_Keperawatan_Dasar

https://www.sehatq.com/penyakit/gangguan-keseimbangan-asam-basa

https://briyudistira.wordpress.com/2014/02/11/jenis-jenis-pemberian-posisi-tubuh-pada-pasien/

Anda mungkin juga menyukai