Dosen Pembimbing :
Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Maternitas yang berjudul
“Amniosentesis”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
1.4. Manfaat
1. Mengetahui kelainan bawaan (Syndrome down, dll)
2. Mengetahui jenis kelamin bayi
3. Mengetahui tingkat kematangan paru janin
4. Mengetahui ada tidaknya infeksi cairan amnion
BAB II
PEMBAHASAAN
Amniosintesis telah ada lebih dari satu dekade dan diskusikan secara lengkap.
Masalah etik dan hukum mengenal prosedur ini mencakup kesalahan kelalaian dan kesalahan
perbuatan. Contohnya jika seorang wanita yang dicalonkan untuk menjalani tes karena usia
(diatas 35 tahun ) melahirkan dengan anak anomali kromosom atau memiliki riwayat
penyakit genetik dan tidak diperhatikan pada saat tes, profesional perawat kesehatan
dapat bertanggung jawab jika ia melahirkan bayi yang cacat.
Resiko dan keuntungan tes juga harus dijelaskan kepada klien, dan harus mendapat
persetujuan tindakan. Jika ibu telah dites, diberi tahu bahaya janinnya normal, kemudian
melahirkan bayi yang cacat, profesional perawat kesehatan dan laboraturium yang melakukan
tes harus bertanggung jawab. Meskipun profesional kesehatan mempunyai keyakinan pribadi
tentang efektifitas tes, memiliki pendapat mengenai apakah pendapat tentang wanita harus
menggugurkan kandungan jika hasil tes adanya janin yang cacat, atau memiliki keberatan
berdasarkan moral, etika atau agama berdasarkan tes tersebut, profesional keperawatan
kesehatan tetap berkewajiban memberi tahu klien tentang tes dan merujuk ketempat lain
(Stern, 1988 ; Freda, 1994).
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Amniosentesis pada umumnya aman dan dapat dipercaya, tetapi tetap tidak bebas
sama sekali dari faktor risiko. Penting sekali untuk digunakan dengan selektif dan tetap
dijelaskan kepada pasangan pasien yang menginginkannya.
Resiko dan keuntungan tes harus dijelaskan kepada klien, dan harus mendapat
persetujuan tindakan. Jika ibu telah dites, diberi tahu bahaya janinnya normal, kemudian
melahirkan bayi yang cacat, profesional perawat kesehatan dan laboraturium yang melakukan
tes harus bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Murkoff, Haidi dkk. 2006. Kehamilan: Apa Yang anda Hadapi Bulan Per
Bulan. Jakarta: Arcan
F. Rayburn, William dan Carey, J. Christopher. 2001. Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: Widya Medika
Aprillia Samiadi, Lika. 2019. Amniocentesis, (online), (
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/kesehatan/operasi/amniocentesis/amp/
03 Oktober 2019)
Pranoto, Ibnu. 1991. Peranan Amnionesis Untuk Menetapkan Kelainan
Genetik. Jurnal Berkala Ilmu Kedokteran, jilid XXIII(2), No 2, (online), ( http://i-
lib.ugm.ac.id/jurnal/detil.php?datald=5579 , diakses 1 Februari 2007)
Karlina Novvi. SST dkk 2014. Etiolegal Dalam Praktik Kebidanan.Bogor: IN
MEDIA
http://nersrezasyahbandi.blogspot.com/2013/08/pertimbangan-etik-dan-hukum-
dalam.html (online)