Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya
KebidanaKedokteran dan Ilmu
n Jurusan Kebidanan Fakultas
Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
Oleh
ALWAHYUNI
NIM. 70400114007
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas se gala
limpahan rahmat dan k sehingga penulis dapat menyelesaikan lapora
arunia-Nya n
tugas akhir judul “Manajemen
na ini dengan yang Asuhan Kebidanan sederha
pada badan lahir By ”E”
rendah di Puskesmas Jumpandang dengan
Baru ma berat
kassar 2017”.
adari karya tulis ini masih Penulis untuk
jauh dari kesempurnaan, meny
itu kritik dan
ersifat membangun saran
sangat yang men
penulis harapkan demi b
yempurnakanakhir
laporan
ini tugas
agar menjadi jauh lebih baik lagi.
Maka itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua malaikatku yang tercinta yang senantiasa memberikan dukungan do’a dan
motivasi kepadaku, bapakku yang tertampan Bapak Jumsar dan wanita yang
2. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. sebagai Rektor Universitas
3. Kepada Bapak Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin M.Sc Sebagai Dekan Fakultas
4. Ibunda Dr. Hj. Sitti Saleha, S.SiT., SKM., M.Keb selaku Ketua Jurusan Prodi
v
5. Ibunda Firdayanti, S,SiT., M.Keb selaku Sekretaris Jurusan Prodi Kebidanan dan
sebagai pembimbing I yang telah meluangkan waktunya demi membantu,
membimbing, serta memberikan saran kepada penulis yang membangun dalam
penyusunan proposal studi kasus laporan akhir ini.
11. Kepada tante-tanteku, tante norma, tante sauriah, tante intang, tante Habiah, tante
kebo, tante kecilku, nenekku nenek Ganna, nenek jabon, nenek tuju dan om-om
vi
menghibur, mengdukung dan selalu memberikan nasehat yang sangat berarti
bagiku.
12. Kakakku Muhammad Tarmizi yusuf S,Kep. Ns Haryati S,Kep.Ns serta adikku
Alwahid, yang selalu memberikan motivasi, membantuku dan menghiburku saat
berada dalam masa-masa tersulit.
14. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu yang tel ah membantu
penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
Akhir kata penulis berharap semoga apa yang telah penulis susun dalam laporan tugas
akhir ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, Amin.
Samata-Gowa, 2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………. i
HALAMAN …….. iv
PENGESAHAN……………………………………………
KATA PENG ……...... v
ANTAR ... …..…………………………………………
DAFTAR ISI …… viii
………………………………………………………………
DAFTAR GA ……... xi
DAFTAR TAMBAR …………………………………………………… ........... xii
MPIRAN…………………………………………………
………. ABSTRAK xiv
……… ………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
viii
3. Penanganan bayi baru lahir………………………………... 10
………..
4. Patofisiologi Hipertensi dan Anemia pada janin … 17
ix
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………… 86
B. Saran…………………………………………………………………….. 88
DAFTAR P STAKA
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Jumlah Cairan IV dan ASI Bayi 1750-2500 gram. .......................... 22
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran III : Surat permohonan izin penelitian dari Universitas Islam Negeri
Selatan)
Baru Makassar
xiii
ABSTRAK
JURUSAN KEBIDANAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
KARYA TULIS ILMIAH, JULI 2017
ALWAHYUNI, 70400114007
“MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BY “E” DENGAN KASUS
BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI PUSKESMAS JUMPAND ANG BARU
MAKASSAR TAHUN 2017”
Firdayanti
Rauly Rahmadani
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat badan bayi kurang dari beratbadan
seharusnya yaitu 2500 gram. Hal ini, bisa dipengaruhi oleh faktor kuran
g gizi pada
ibunya, faktorekonomi dan usia ibu ± 20 tahun dll.
Karya tulis ini bertujuan untuk melaksanakan Manajemen Asuhan Kebida nan Bayi Baru
Lahir pada By “E” dengan berat badan lahir rendah(BBLR) di Puskesmas Jumpandang Baru
Makassar pada tahun 2017 sesuai dengan 7 langkah Varney dan SOAP.
Hasil dari stud i kasus yang dilakukan pada By “E” dengan berat badan lahir rendah , tidak
ditemukan ha mbatan pada saat penanganan kasus ini. Penanganan yang dilakukan pada By
“E” yaitu mempertahankan suhu tubuh bayi dengan ketat, pengawasan nutrisi , penimbangan
ketat, pencegahan infeksi serta memberikan konseling kepada ibu tentang p emberian ASI
eksklusif secar a on demand, mengganti popok bayi setiap kali basah, mengo bservasi tanda-
tanda vital, menimbang berat badan bayi setiap hari.
Kesimpulan dari kasus yaitu 7 langkah Varney dan SOAP yang digunakan untuk proses
penyelesaian masalah kebidanan telah dilaksanakan pengkajian berupa pemantauan dan
analisa data pada By “E” dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di Puskesm as Jumpandang
Baru Makassar 2017 selama 3 hari dan kunjungan rumah 3 kali kunjungan maka didapatkan
hasil yaitu ber at badan bayi bertambah dari berat badan sebelumnya di normal dan
telah dilakukamenja an yang telah
dilaksanakan pn pengkajian pendokumentasian semua temuan dan tindak ntara teori dan
kasus. ada By “E” dengan hasil tidak ditemukannya kesenjangan
xiv
Abstract
MIDWIFERY DEPARTMENT
ALAUDDJN STATE ISLAMIC UNIVERSITYMAKASSAR
RESEARCH PAPER, JULY 2017
AL W AHYUNI, 70400114007
"MID\VIFERY CARE ON BABY" E "WITH LOW BIRTH WEIGHT CASE
IN COMMUNITY HE.AL TH CENTER JUMPANDANG BARU MAKASSAR
2017"
SUPERVISOR I: Firdayanti
SUPERVISOR ll: RaulyRahmadani
Low Birth Weight (LBW) is a term used to describe babies who are born weighing
less than 2,500 grams. This, can be influenced by the mother's malnutrition factor,
economic factor and mother age which is± 20 years etc.
This paper aims to implement the Management of Midwifery Care of Newborns Born
on baby "E" with low birth weight (LBW) at Community Health Center Jumpandang
Baru Makassar in 2017 in accordance with 7 steps Varney and SOAP.
The result of the case study conducted on baby "E" with low birthweight shows no
obstacles found during the treatment of this case. The treatment given to baby "E"
includes maintaining the body temperature of the infant, controlling the nutrition,
strict weighting,preventing infection and providing mother with counseling about on
demand exclusive breastfeeding, changing baby diapers every time it gets wet,
observing vital signs, and measuring baby weight daily.
The conclusion of the case is that 7 steps Varney and SOAP used for the process of
problem solving obstetrics have been conducted in the form of monitoring and
analyzing the data of baby "E" with low birth weight (LBW) at Community Health
Center Jumpandang Baru Makassar in 2017 for 3 days and 3 times home visit. The
results obtained are that the weight of the baby increased from initial weight to
normal. An assessment has been carried out on the documentation of all findings and
actions that are implemented on baby "E" with the result which shows no gap
between the theory and the case found
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berat badan lahir adalah salah satu indikator dalam tumbuh k embang anak
hingga masa status gizi yang diperoleh janin selama dalam kandungan . Pada negara
berkembang,berat bayi lahir rendah (BBLR) masih menjadi salah satu permasalahan
defisiensi zatgizi. Berat badan lahir rendah adalah berat badan kura ng dari 2.500
gram, tanpa memandang masa gestasi (Kosim, 2012). Bayi yang lahir dengan berat
badan lahir r endah beresiko tinggi mengalami mortalitas dan morbidit as pada masa
pertumbuhannya (Manuaba, 2012:437).
A, 2013: 5).
1
2
Menurut survei Demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) pada tahun 2012,
Angka kematian bayi adalah 32 kematian per 1000 kelahiran hidup dan kematian
balita adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup dan mayoritas kematian bayi
terjadi pada neonatus.Menurut data dari dinas kesehatan provinsi sulawesi selatan
pada tahun 2014 bayi lahir 148.062, Bayi BBLR 4.366 (Profil prov insi
sulawesi selatan).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bhaskar Kumar Rav i tahun 2015
terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR y aitu ibu
hamil yang berumur
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, ibu memp unyai
riwayat BBLR sebelumnya, tingkat kemiskinan, berat yang kurang, kurang Gizi,
anemia, hipertensi, dan pendidikan yang rendah. Cakupan Jarak kehamilan,
pemeriksaan tekanan darah, penimbangan berat badan dan cakupan pemeriksaan
kadar hemoglobin merupakan faktor resiko dan memiliki hubungan yang bermakna
terhadap Kejadian
BBLR. Di Iran ditemukan bahwa usia ibu selain 25-30 tahun saat melahirkan dan usia
perkawinan muda adalah salah satu faktor resiko BBLR.
Berdasarkan data dari Puskesmas Jumpandang Baru pada tahun 2015 angka
kejadian BBLR dari 1010 jumlah persalinan terdapat 106 Bayi yang mengalami
Berat Badan Rendah.
lahir Sedangkan pada tahun 2016 angka kejadian BBL R
mengalami penurunan yaijumlah persalinan terdapat 59 bayi yang BBL
tu dari 918 R,
kurangnya pemeriksaan
antenatal care dapat menjadi salah satu faktor dari bayi ya ng
mengalami Berat badan l
ahir rendah.
Dalam meningkatkan kelangsungan hidup bayi memerlukan p enatalaksanan
yang terus menerus dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan n eonatal harus
dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan, sedangkan SDM dan fasilitas
masih terbata s dan belum merata, sehingga perlu di bentuk regionalisasi pelayanan
kesehatan neonatal (Fauziah, A, 2013).
Sebag ai bagian dari tim pelayanan kesehatan, bidan dan perawat yang
berkecimpung dalam pelayanan kesehatan bayi harus mengenal mas alah apa saja
yang kiranya dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Usaha
terpenting dalam penalaksanaan bayi BBLR adalah dengan ca ra mencegah
terjadinya kel ahiran bayi BBLR, dengan perawatan antenatal yang m aksimal, serta
mencegah at au meminimalkan gangguan/komplikasi yang dapat ti mbul sebagai
akibat dari keterbatasan berbagai fungsi tubuh bayi yang dilahirkan dengan
berat badan lahir rendah (Maryunani, 2013: 2).
Meskipun angka kematian bayi dan anak telah terjadi penurunan yang
bermakna namun kematian bayi baru lahir masih cukup tinggi. Hal ini erat kaitannya
dengan kurangnya penanganan komplikasi obstetri, dan masih rendahnya
status
kesehatan ibu. Selama kehamilan banyak hal yang bisa terjadi yang bisa
berdampak pada ibu maupun pada bayinya kelak.
Komplikasi bayi berat lahir rendah yang sering dijumpai adalah asfiksia dan
hipotermi. Adapun upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi berat
badan lahir rendah yaitu dengan memberikan pengawasan antenatal yang baik kepada
ibu hamil. Memberi nasehat tentang gizi saat kehamilan, meningkatkan keadaan
sosial-ekonomi keluarga dan kesehatan lingkungan.
Berdasarkan uraian data diatas maka penulis tertarik untuk men gangkat kasus
berat badan lahir rendah (BBLR). Sehingga penulis menggunaka n pendekatan
manajemen a suhan kebidanan dengan judul "Manajemen Asuhan Keb idanan pada
Bayi “E” dengan Berat Badan lahir Rendah di Puskesmas Jumpandang Baru tahun
2017".
B. Ruang lingkup
Adapun ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah ini melipu ti Manajemen
Asuhan Kebidanan pada Bayi “E” dengan Berat badan lahir rendah Di Puskesmas
Jumpandang Baru Makassar.
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Dilaksanakannya asuhan kebidanan pada bayi “E” dengan Bera t Badan Lahir
Rendah di Puskesmas Jumpandang Baru dengan menggunakan proses asuhan
kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.
2. Tujuan khusus
a. Dilaksanakannya pengkajian dan analisa data pada bayi “E” dengan berat
badan lahir rendah di Puskesmas Jumpandang Baru 2017
b. Dirumuskannya diagnosa/masalah aktual pada bayi “E” dengan berat badan
lahir rendah di Puskesmas Jumpandang Baru 2017
d. Dilaksanakannya tindakan dalam asuhan kebidanan pada bayi “E” dengan berat
badan lahir rendah di Puskesmas Jumpandang Baru 2017
e. Direncana kannya tindakan dalam asuhan kebidanan pada bayi “E” dengan berat
badan lahir rendah di Puskesmas Jumpandang Baru 2017
f. Dilaksana kannya tindakan dalam asuhan kebidanan pada bayi “E ” berat badan
lahir rendah di Puskesmas Jumpandang Baru 2017
g. Dievaluasinya asuhan kebidanan pada bayi “E” dengan berat n lahir rendah
di Puskesbada mas Jumpandang Baru.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat praktis
2. Manfaat ilmiah
3. Manfaat pendidikan
Untuk menambah wacana bagi Pembaca di Perpustakaan dan berbagai
masukan bagi Program Studi D3 Kebidanan Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
E. Metode Penulisan
Penulisan inimengunakan beberap
a metode yaitu :
1. Studi Kepustakaan
2. Studi Kasus
a. Anamnesa
Dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai kaki dengan cara
inspeksi, palpasi,dan auskultasi.
c. Pengkajian psikososial
3. Studi Dokumentasi
Yaitu studi yang mempelajari status klien, baik yang bersumber dari catatan
buku status pasien seperti catatan dari dokter dan bidan.
4. Diskusi
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang di gunakan untuk menul uis karya tulis
ilmiah ini yait pendahuluan, akan menguraikan tentang latar belakang masalah,ruang
lingkup penulisan,tujuan penulisan,manfaat penulisan, metode pen ulisan, serta
sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Seorang bayi adalah mahkluk hidup yang belum lama lahir sa mpai umur
mun tidak ada batasan pasti. Pada masa ini manusia san
1 tahun, na gat lucu
skan tetapi juga rentan terhadap kematian (Jaya,2016). Ba
dan menggema yi baru
alahadbayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 min
lahir normal ggu
dan beratgram
lahir sampai
2500 4000 gram (Vidia, 2016).
Berdasarkan teori di atas dapat di simpulkan bahwa bayi baru lahir merupakan
bayi yang lahir dengan usia kehamilan aterm, dengan berat badan 2500-4000
gram,dan apgar skor > 7 tanpa cacat bawaan.
Pada bayi baru lahir normal memiliki beberapa ciri-ciri yaitu b erat badan
sekitar 2500-4000 gram, panjang badan sekitar 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm.
lingkar ke pala 33-35 cm, memiliki frekuensi jantung normal sekitar 120-160
sudah baik, bila bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk,
9
10
reflex grapsnya sudah baik, dan pola eliminasi baik, urin dan mekonium akan
keluar dalam 24 jam pertama, dimana mekonium biasanya berwarna hitam
kecoklatan (Marmidan, R, 2012: 8-9)
Skor 0 1
rence color Pucat Badan merah, Seluruh t
kulit) Ekstremitas biru Kemerah2
Appea ubuh
(warna(heart rate) Tidak ada < 100 x/menit >100 x/m– meraha
rekuensi
Pulseng enit
atau f ce (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Menangis
jantu ap mimik bersin
Grima , batuk /
terhad
rangsangan
Activity (tonus Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif
otot) Dalam fleksi sedikit
Respiration Tidak ada Lemah, tidak Manangis kuat
(usaha nafas) teratur
(Sumber : Saleha, 2013: 3)
4. Pencegahan kehilangan panas
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :
1) Konduksi
Konduksi adalah pemindahan panas dari suatu objek ke objek lain melalui
kontak angsung.
l Melalui proses ini, panas dari tubuh bayi berpind ah ke objek
lain yang lebih dingin yang bersentuhan langsung dengan kulit bayi. Meja,
tempat idur,
t atau timbangan yang suhunya lebih rendah dari tu ap
buh bayi akan
menyertubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi di letakkan
da - benda tersebut.
di atas ben
2) Konveksi
Hilangnya panas melalui konveksi terjadi ketika panas dar i tubuh bayi
berpin dah ke udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang di lah irkan atau di
tempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengala mi
kehilangan panas.
3) Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas antara dua objek dengan suhu berbeda tanpa
saling bersentuhan. Kehilangan panas melalui radiasi terjadi k arena bayi
di tempatk
an di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih
rendah dari pada suhu tubuh bayi.
4) Evaporasi
1) Keringkan bayi segera setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya evaporasi
dengan menggunakan handuk atau kain (menyeka tubuh bayi j uga termasuk
rangsangan taktil untuk membantu memulai pernapasan).
2) Selimut i tubuh bayi dengan kain bersih dan hangat se gera setelah
mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat. Sebelumnya ganti handuk
atau kain yang telah di gunakan untuk mengeringkan tubuh bayi. Kain basah di
dekat bayi dapat menyerap panas tubuh bayi malalui radiasi.
3) Selimuti bagian kepala karena kepala merupakan permukaan tubu h yang relatif
luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika tidak di tutupi.
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya. Sebaiknya pemberian ASI
5) Tempat kan bayi di lingkungan yang hangat, yang paling ideal ad alah bersama
dengan ibunya agar menjaga kehangatan tubuh bayi, dan menc egah paparan
infeksi pada bayi.
11).
a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah kurang dari 2500 gram yaitu usia kehamilan
kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sek alipun
karena kombinasi keduanya (Manuaba, 2013: 436).
cukup bulan,atau
b. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi kurang dari 2500 gram (Fauziah,A,
2013: 3).
c. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi Baru lahir yang badanya saat
berat
lahir kuran 13: 242).
g dari 2500 gram sampai dengan 2.499 gram (Rukiyah, 20
Berdasarka an bayi yang
n teori diatas dapat disimpulkan bahwa BBLR merupak
berat bada urang dari 37
nnya kurang dari 2500 gram dan umur kehamilannya k u
minggu ata
aterm.
2. klasifik
asi berat badan lahir rendah
Bayi y ukup matang.
ang lahir dengan berat 2500 gram atau lebih di anggap c
Pertumbu r bagai faktor
han rata-rata bayi didalam rahim dipengaruhi oleh
(keturunan u di
be
lakukan penggolongan dengan menggabungkan berat badan lahir dan umur
kehamilan sebagai berikut :
a. Bayi yang berat lahirnya kurang dari 2500 gram, disebut bayi berat badan
lahir rendah (BBLR).
b. Bayi berat lahir sangat rendah, kurang dari 1500 gram, diistilakan sebagai
bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)
c. Bayi berat lahir sangat rendah sekali, kurang dari 1000 gram, diberikan istilah
bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) (Maryunani, A, 2013: 30-31).
2) Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk kahamilan itu atau biasa di sebut neonatus kurang bulan
sesuai untuk masa kehamilan (NKB – SMK ). Berarti bayi mengalami
gangguan intra uteri dan merupakan bayi yang kecil masa kehamilan
(KMK) (Amiruddin,2014:138).
a. Faktor Ibu
5) Ibu yan g menderita penyakit misalnya: akut dengan gejala pana s tinggi (tifus
abdominalis, dan malaria), kronis yaitu TBC, penyakit jantung, Hipertensi dan
penyakit ginjal
8) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35tahun
b. Faktor janin
1) Kehamilan ganda
3) Cacat bawaan
4) Kelainan kromosom
6) Insufensi plasenta Inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan
darah A,B dan O)
Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena keperlu an akan zat-
zat makan an makin bertambah dan terjadi pula perubahan-perubaha n dalam darah
dan sum-sum tulang. Volume darah bertambah banyak dalam keh amilan, yang
lazim disebut hidremia atau hypervolomia. Akan tetapi, bertamb ahnya sel-sel
darah ku rang dibandingkan dengan plasma, sehingga terjadi pengeceran
darah.pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut yaitu, pla sma 30% sel
darah 18%dan hemoglobin 19%.
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat alira n darah dari
cabang-cabang arteri uterine dan arteria ovarika. Kedua pembuluh d arah
tersebut menembus m berupa arteri arkuarta dan arteri akuarta me
iometrium mberi
cabang arteri radialis.
Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri bas alis
dan arteri basalis memb arteri spiralis. Pada hamil normal, dengan seba
eri cabang b
yang belum ke dalam lapisan
nvasi trofoblas jelas,otot arteri spiralis,
terjadi
yang i
menimbulkanpisan otot tersebutdegenerasi
sehingga terjadi dilatasi arteri sp la
iralis. memasuki jaringan sekitarInvasi trofoblas jari
arteri spiralis, sehingga juga
ngan matriks lumen arteri
bur dan memudahkan menjadi
spiralis mengalami gem
distensi dan lumen arteri
ensi dan vasodilatasi dilatasi.
spiralis ini mem Dist
beri dampakvaskular, dan
anan darah, penurunan resistensi penurunan
peningkata tek
n aliran darah aliran darah
teroplasenta. Akibatnya, pada
ke janin cukupdaerah
banya u
k dan
meningkat, perfusi
sehingga dapat jaringanjanin d
menjamin pertumbuhan juga
engan baik. hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel t
Gambar 2.3
Sirkulasi plasenta
6. Gambaran klinik Bayi Berat lahir Rendah
a. Sebelum lahir
2. Pergerakan janin yang pertama (quikening) terjadi lebih lambat, gerakan janin
lebuh lambat, walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
6. Tonus
o
Tabel 2.2
N 0 1 2 3 4 5
o
1. Kulit Me rah Merah Permukaan Daerah puncak Seperti Pecah-
ag ak mudah mengelupas retak – retak, kertas kulit, pecah
tra nspara licin/halus Dengan/tampa vena jarang etak
r lebih kasar
n Tampak k vena dalam tidak keriput
vena menipis ada vena
2. Lanugo Tid ak Banyak Menipis Menghilang Umunya
ad a tidak ada
3. Lipatan Tidak Tanda Hanya lipatan Lipatan 2/3 Lipatan di
plantar ad a merah anterior yang anterior seluruh
sangat melintang t
elapak
sedikit
4. Pudara Ha mpir Areolla Areolla seperti Areolla lebih Areolla
tid ak ada datar, tidak titik, tonjolan jelas, tonjolan penuh,
ada 1-2 mm 3-4 mm tonjolan 5-
benjolan 1- 10 mm
2 mm
5. Daun Da tar Sedikit Bentuk lebih Bentuk Tulang
telinga tet ap melengkun baik, luka, sempurna rawan tebal,
terl ipat g,lunak, mudah membaik telinga kaku
lambat membaik seketika
membaik
6. Kelamin Sk rotum Testis turun Testis di Testis
laki –laki kosong, sedikit ruga bawah ruganya tergantung,
tidak ada bagus ruganya
ruga dalam
7. Kelamin Klitoris Labia minora Labia mayora Klitoris dan
perempuan dan labia dan mayora besar, labia labia
minora sama – sama minora kecil minora di
menonjol menonjol tutupi labia
mayora
7. Penyakit Yang Berhubungan Dengan Berat Badan Lahir Rendah
2) Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum semp urna.
3) Perdarahan spontan dalam ventrikal otak lateral, akibat anoksia otak (erat
kaitannya dengan gangguan pernapasan)
5) Hipotermi
3) Hiperbilirubinemia
Cara mempertahankan suhu tubuh bayi BBLR dan penangannya jika lahir di
puskesmas atau petugas kesehatan yaitu :
1. Keringkan badan bayi BBLR dengan handuk hangat, Kering dan Bersih.
2. Kain yang basah secepatnya di ganti dengan yang kering dan hangat
dan pertahankan tubuhnya dengan tetap
3. Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit dan bungkus bayi
5. Beri oksigen
6. Tali pus
b. Mencegah at dalam keadaan bersih
Tabel 2.3
umlah Cairan IV dan ASI Bayi 1750-2500 gram
Pemberian Umur (hari)
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV (ml/jam
atau tetes mikro/menit) 5 4 3 2 0 0 0
Juml ah ASI tiap 3 jam (ml/kali) 0 6 14 22 30 35 38
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus
dilakukan dengan ketat. Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir adalah 120-150
ml/kg/hari atau 100-120cal/kg/hari. Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kemampuan bayi untuk segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan/kalori.
Selain itu kapasitas lambung bayi BBLR sangat kecil sehingga minum harus sering
di berikan tiap jam. Perhatikan apakah selama pemberian minum bayi menjadi cepat
lelah, menjadi biru atau perut membesar / kembung (Rukiah, dkk, 2013: 245-246).
1. Letakkan Bayi diantara payudara ibu dengan kaki bayi di bawah payudara ibu
dan tangan bayi di atasnya.
2. Kulit bayi harus melekat pada dada ibu (kontak kulit-kulit) dengan kepala bayi
menoleh pada satu sisi (kiri/kanan).
Metode Kangguru
( sum ber : Maryunani, A,2013 Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah)
penciptaan bayi dalam perut ibu, baik dalam kandungan maupun diluar
kandungan.
ودع ىكن ّهك سُانٱ اهيأيhبتت َلو ابيط ٗلهح ضرلۡٱ يف ًاي اىhۥ َإ ٍطيشنٱ تىطخ اىع
ٍيبي٨٦١
Terjemahnya:
“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan,
karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.
Sesungguhnya setan hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan
mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”
Terje
“Damahanya: eadaan
tidaknmen
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam k ,
penglihatan dan hati, agar
getahui sesuatupun, dankamu
Diabersyukur.” (Q.S.pendengaran
memberi kamu An-nahl /16: 78)
Ketika Dia mengeluarkan kamu dari ibu-ibu kamu, kamu semua dalam
keadaan t idak mengetahui sesuatu pun yang ada di sekeliling k amu dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan-penglihatan, da n aneka
hati sebagai
ekalb dan alat-alat untuk meraih pengetahuan agar ka mu
bersyukurmenggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan t dengan
ujuan Allah menganug
erah-kannya kepada kamu.
Dan Allah Ta‟ala berfirman dalam Al-Quran Surah Ar-Rad/13:8-9
ي للَّٱhت ايو ىثَأ مك مً حت اي ىهعhع ءيش مكو دادزت ايو واحرۡلٱ ضيغ رادقًب ِۥ ُد١
Terjemahnya:
Pada l angkah pertama ini semua informasi akurat dan lengkap dikumpulkan
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Bayi berat badan lahir rendah juga bisa terjadi karena adany a riwayat
ibu bekerja terlal
u berat dan adapula faktor lain yang menyebabakan B BLR
seperti plasenta
ia, prev
Kebiasaan Keluarga di rumah seperti pekerjaan yan g
melelahkan dan merokok.
Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan berat badan bayi kura ng dari
2500 gram atau aterm, jaringan lemak
isa preterm bayi bawah kulit b
sedikit,tulang a bayi lunak mudah bergerak,tengkorak
kulit tipis, merah dan transp pad
aran, verniks kaseosanya se
dikit/ tidak ada,menangis lemah,
36,5 . Uk uran antropometri: berat badan kurang dari 2500 gram, pa njang kurang
dari 45 cm, l ingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kuran g dari 33 cm,
dan LILA di bawah dari 9,5 cm. Kepala: relatif lebih besar, tidak ma mpu tegak dan
tulang tengkorak lunak mudah bergerak. Kulit: kulit tipis transparan, rambut lanugo
banyak, dan lemak kulit kurang.
Genetalia, bayi perempuan: klitoris yang menonjol dengan labia mayora yang
belum berkembang, bayi laki-laki: skrotum yang belum berkembang sempurna
dengan ruga yang kecil, testis tidak turun kedalam skrotum, ekstremitas: paha
abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus dan kuku jari tangan dan kaki belum mencapai
ujung jari. Refleks menelan dan menghisap yang lemah, menangis lemah dan otot
hipotonik lemah.
Pada bayi berat badan lahir rendah maka perlu di lakukan antisipasi terjadinya
hipotermia, dimana hipotermi terjadi karena hanya sedikit lemak tubuh dan
pengaturan s uhu tubuh pada bayi baru lahir belum matang. Sindr om gangguan
pernapasan idiopatik (penyakit membrane hialin), sering terjadi pada B BLSR
kurang ernafasan yangbulan yaituekspirasi,
tidak teratur, merintih waktu p
thoraks yang resiko aspirasi
ot respirasi yang lemah, lunak akibat belum
dante ot
rkoordinirnya isap
refleks
danmengh
reflex menelan.
Hipoglikemia adalah sedikitnya simpanan energi pada bayi sehingga BBLR
membutuhkan ASI sesegera mungkin setelah lahir dan berikan ASI setiap 2 jam
sekali pada minggu pertama. Hiperbilirubinemia Terjadi karena fung si hati belum
matang.
Pada langkah ini, bidan atau dokter mengidentifikasi per lunya segera
melakukan konsultasi atau melakukan kolaborasi bersama dengan anggota
tim kesehatan gyan
lain sesuai dengan kondisi klien.
Pada kondisi BBLR, dengan usia kehamilan aterm dan tida k mengalami
gangguan nafas atau cacat yang harus dilakukan tindakan segera, maka tidak
diperlukan tindakan emergency, namun jika terjadi gagal nafas, sianosis, hipotermi,
kejang, gemetar atau tremor, pernafasan cepat, kulit dingin, refleks moro menurun
atau tidak ada, kegagalan menetek demgan baik, muntah yang kuat, Tonus otot
menurun atau tidak ada. Maka perlu dilakukan tindakan emergency.
Mencegah infeksi dengan ketat pada BBLR sangat rentan akan infeksi, maka
prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk cuci tangan sebelum memegang bayi.
Pengawasan nutrisi refleks menelan bayi BBLR belum sempur na dan sangat
lemah, sehingga pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
Perawatan bayi lekat (Kangaroo Mother Care), perawatan b ayi lekat ini
merupakan c ara yang murah, aman dan mudah diterapkan yaitu dengan cara
mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara kontak ke kulit sea wal
mungkin, mendukung
u untuk memberikan Asi, manfaat KMC ini yaitu dapat m ib
enjaga ikatanmelatih ibu caraemosi
n bayi, dapat menyusui yang baikibudan b da
enar, melatih nghisap
bayi untuk
danme
menelan secara teratur dan terkoordinasi.
Langkah VI : Pelaksanaan (implementasi)
O ( Objektif)
a. Diagnosis/ masalah
b. Antisipasi diagnosis/ masalah potensial
c. perlunya tindakan Segera oleh bidan atau dokter/ konsultasi/kolaborasi dan atau
rujukan (langkah I,II,III,dan IV varney).
P (Planning)
2014:136 ).
SOAP ini di lakukan pada asuhan tahap berikutnya, dan atau p ada sevaluasi
hari berikutnya/kunjungan berikutnya yang dilakukan setiap bulan s elama 4
ntuku memantau perkembangan klien. Kunjungan rumah dil
kali kunjungan akukan
untuk asuhanebih
yangefektif.
l
34
No register : 48 xxx
a. Identitas Bayi
Nama : By ‟‟E‟‟
Anak ke : I ( pertama)
34
35
Suku : Makassar/Makassar
Agama : Islam/islam
Pendidikan : SMP/SD
Pekerjaan : IRT/B.harian
2. Data Biologis/PSikologis
dengan rangsangan taktil, anak pertama dan tidak pernah keguguran, Hari
Toxoi (TT), selama hamil ibu tidak pernah mengkomsumsi table t Fe.
B. Riwayat Kesehatan
ada keluarga menderita riwayat penyakit asma, tidak ada riwayat alergi dan
ketergantungan obat.
C. Riwayat kelahiran
normal. Bayi lahir cukup bulan, segera menangis dengan Apgar score 7/10,
1. Nutrisi/Cairan
ekslusif oleh ibu karena reflex isap bayi sudah lumayan baik
2. personal Hygene
3. Elimi asi
belumhperna
BAB selama pengkajian
4. istira at
Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika bayi lapar dan pakaiannya
E. pemeriksaan fisik
Jenis kelamin laki-laki, Berat badan 2000 gram, panjang badan 47cm,
lingkar kepala 30 cm, lingkar dada 29 cm, lingkar perut 29 cm, dan lila 10 cm,
auskultasi yaitu:
1. Wajah
Simestris kiri dan kanan, tidak pucat, dan tidak ada tanda lahir
2. Mata
3. Mulut
4. Leher
Simestris kiri dan kanan, gerakan dada sesuai dengan nafas bayi, tidak
ada tonjolan dada pada bayi, tonus otot bayi baik, tali pusat masi h basah
7. Ektreminitas
a. tangan: pergerakan baik, jari tangan kiri dan kanan lengkap, reflex
mengenggam baik
b. Kaki : pergerakan aktif, jari-jari kaki kiri dan kanan lengakp, reflex
8. Kulit
a. Maturitas Neuromuskuler
1. Sikap :3
4. Sudut poplitea :4
5. Tanda selempeng :3
6. Lutut ke telinga :3 +
Jumlah : 19
b. Maturitas isik
1. Kulit :3
2. Lanugo :4
4. Payudara :2
5. Mata/daun telinga :3
6. Genetalia :3
Jumlah : 18
Maturitas fisik+Maturitas Neoromuskular : 18+19= 39 minggu
1. Orang tua sangat senang dengan kelahiran bayinya dan sedih karena
2. Orang tua dapat bekerja sama dengan bidan dan dokter dalam perawatan
3. Kedua orang tua berharap agar nutrisi bayinya dapat terpenuhi dengan ASI.
(BBLR)
1. BCB/SMK/SPT/PBK
ubjektif
a. Data S
dan bayi lahir tanggal 20-04-2017 dengan Berat Badan lahir 2000 gram.
b. Data Objektif
tanggal 20-04-2017 dengan berat badan 2000 gram, artinya bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya, cukup bulan untuk
masa gestasi/kehamilan 39 minggu 4 hari disebut dismaturitas (Maryunani,
A,2013).
a. Data Subjektif
Ibu melahirkan tanggal 20 April 2017 dengan Berat Badan 2000 gram dan
b. Data Objektif
dan dan
cm,
47reflex menghisap dan menelannya masih lemah, ot ot
pencernaan
sempurna,
belumBayi di rawat di inkobator dan Bayi di beri sus u
denganif,Asi Ekslus
Dilihat dari Berat Badan lahir bayi yaitu 2000 gram, artinya bayi lahir
Dengan Berat badan Lahir Rendah, yaitu 2500-1500 gram yang disebut
Diagnosa potensial :
a. Data Subjektif
tanggal 20-04-2017, pukul 06.25 wita dengan berat badan lahir 2000 gram
b. Data Objektif
Berat Badan yaitu 2000 gram, masa gestasi 39 minggu 4 hari, Denyut
jantung 123x/i S 36,0º Pernapasan 42x/i, Bayi terbungkus kain dan di rawat
dalam inkubator
itu otot-otot yang belum memadai, jaringan lemak subkutan yan g sedikit, dan
h kehilangan
sehingga muda panas (Maryunani, A, 2013).
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
Berat badan 2000 gram, umur kehamilan 39 minggu 4 hari, dan reflex
Isapan bayi lemah saat diberi ASI dan banyak tidur yang
bayi atau cadangan glukosa dalam hati berkurang sehingga kadar gula dalam
a. Data Subjektif
Bayi lahir cukup bulan (9 bulan) pada tanggal 20-04-2017
b. Data Objektif
Bayi lahir cukup bulan dan berat 2000 gram kurang dari berat normal
amalebih
awal dan daripada
l bayi yang cukup beratnya (Maryunani, A, 20 13)
a. Data Subjektif
b. Data objektif
Masa gestasi 39 minggu 4 hari dengan berat badan 2000 gram, tali
imunitas humoral dan seluler masih kurang sehingga bayi mudah menderita
infeksi.
Langkah IV Tindakan segera/Kolaborasi
A. Tujuan
infeksi, berat badan bayi dapat bertambah, tanda-tanda vital dalam batas normal
B. Krete ia
ada tanda-tanda infeksi yaitu merah, bengkak, panas, dan pengelua ran Pus, bayi
dapat menyusui pada ibunya dengan baik, bayi tidak dirawat diinkubator.
C. Rencana Asuhan
nalRasio
: Tangan yang kotor dapat menjadi tempat berkem bang
2. Obse
tindakan selanjutnya
Rasional : Adanya luka yang terbuka dan lembab dapat terjadi tempat
Rasional : Bayi sangat rentan terhadap infeksi, terutama pada tali pusat yang
mengakibatkan evaporasi.
ASI.
11. Anjurkan pada ibu untuk mengkomsumsi makanan dengan gizi seimbang
Rasional : Agar ibu tahu cara menyusui yang benar dan bayi merasa puas
Rasional : Agar ibu dan bayi dapat menjaga ikatan emosi, dapat melatih bayi
Rasional : Pencatatan yang baik dapat menjadi pegangan petugas jika terjadi
Langkah VI Implementasi
Hasil: bayi bak satu kali dan bab belum pernah sejak lahir sampai pengkajian
10. menganjurkan kepada ibu untuk selalu memberikan asi ekslusif pada bayinya
Hasil: ibu mau menyusui bayinya dengan ASI ekslusif menganjurkan kepada
11. mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang baik dan benar
Hasil: ibu paham dan mengerti cara menyusui yang baik dan benar
12. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygine pada diri dan
bayinya
13. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bagi bayi baru lahir yang harus
diwaspadai
ibu bersedia
17. Menganjurkan dan melakukan anjuran
mengajarkan kepadayang di berikan.
ibu cara masase uterus
1. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi di tandai bayi selalu menyusui pada ibunya
2. Bayi tidak mengalami hipotermi ditandai dengan badan bayi yang hangat
3. Tidak terjadi infeksi tali pusat di tandai dengan tidak adanya merah, bengkak,
1. Identitas ayi
Nama : By “E”
Anak ke : 1 (pertama)
2. Identitas i u/Ayah
Suku : Makassar/makassar
Agama : Islam/islam
Pendidikan : SMP/SD
SUBJEKTIF
1. Keadaan bayi lemah, banyak tidur, bayi didalam inkubator dan berat badan
2000 gram,
6. Ibu melahirkan cukup bulan ( 9 bulan) dengan HPHT tanggal 17 -07-2017 dan
melahirkan tanggal 20-04-2017 pukul 05.25 wita secara normal dan spontan
ditolong oleh bidan dengan BBL: 2000 gram dan jenis kelamin laki-laki
9. Orang tua dapat bekerja sama dengan bidan dan dokter dalam perawatan
bayinya
OBJEKTIF
2. kesadaran komposmentis
3. TP tanggal 24-04-2017
4. Berat badan: 2000 gram, PB: 47cm, jenis kelamin: laki-laki, lingkar kepala
5. Tanda-tanda vital
b. Pernapasan : 44x/i
c. hu : 36,5 ºC
Su
kukan pemeriksaan fisik
6. Mela
epala : simestris kiri dan kanan, tidak ada caput Succad
a. k eneum,
bun belum tertutup
e. esuai dengan
h. Ektreminitas
1. tangan : pergerakan baik, jari tangan kiri dan kanan lengkap, reflex
mengenggam baik
ASSESMENT
PLANNING
pengkajian dilakukan
10. menganjurkan kepada ibu untuk selalu memberikan asi ekslusif pada
bayinya
12. mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang baik dan benar
13. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygine pada diri dan
bayinya
14. memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bagi bayi baru lahir
air mengalir, tidak member apapun pada tali pusat, rawat tali pusat terbuka
dan kering, bila tali pusat kotor/basah cuci dengan air, air dengan air
bersih dan sabun mandi dan kemudian keringkan dengan air bersih.
17. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menja ga kebersihan
Hasil:Ibu mengerti anjuran yang di berikan dan kontraksi ut erus ibu baik
No register : 48xxx
SUBJEKTIF (S)
OBJEKTIF (O)
3. Tanda-tanda vital
c. Suhu : 36,7 ºC
8. Tali pusat dijepit, masih basah, tampak bersih, tidak ada infeksi
ASSESMENT (A)
dan infeksi
PLANNING (P)
5. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygine pada diri dan bayinya
6. memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bagi bayi baru lahir yang
harus diwaspadai
Hasil: ibu mengerti dan tahu tanda-tanda bahaya bagi bayi
7. Mengajarkan ibu cara merawat tali pusat yaitu dengan sebelum dan sesudah
memegang bayi, selalu mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, tidak
member apapun pada tali pusat, rawat tali pusat terbuka dan kering, bila tali pusat
kotor/basah cuci dengan air, air dengan air bersih dan sabun mandi dan kemudian
9. Menganju rkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menjaga keber sihan bayinya
10. Menganj rkan dan mengajarkan kepada ibu cara masase uterus
Hasil:Ibu mengerti anjuran yang di berikan dan kontraksi uterus ibu baik teraba
No register : 48xxx
SUBJEKTIF (S)
OBJEKTIF (O)
3. Tanda-tanda vital
b. Pernapasan : 44x/i
c. Suhu : 36,8ºC
8. Tali pusat dijepit, masih agak basah, tampak bersih, tidak ada infeksi
ASSESMENT (A)
dan infeksi
PLANNING (P)
5. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygine pada diri dan bayinya
harus diwaspadai
7. Mengajarkan ibu cara merawat tali pusat yaitu dengan sebelum dan sesudah
memegang bayi, selalu mencuci tangan dengan sabun di bawah air m engalir, tidak
member apapun pada tali pusat, rawat tali pusat terbuka dan kering, bila tali
pusat kotor/basa
h cuci dengan air, air dengan air bersih dan sabun mandi dan
kemudian keringkan
dengan air bersih.
9. Menganju rkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menjaga keber sihan bayinya
10. Menganj rkan dan mengajarkan kepada ibu cara masase uterus
Hasil:Ibu mengerti anjuran yang di berikan dan kontraksi uterus ibu baik teraba
SUBJEKTIF (S)
1. Keadaan bayi tambah baik dan bayi menghisap dengan kuat puting susu dan
bayi menelan
engan
d baik
OBJEKTIF (O)
3. Tanda-tanda vital
b. Pernapasan : 44x/i
c. Suhu : 36,5ºC
8. Tali pusat dijepit, sudah puput, tampak bersih, tidak ada infeksi
ASSESMENT (A)
10 hari
PLANNING (P)
on demand mengerti
da penjelasan yang diberikan tentang pemberian
Hasil: Den rkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine diri dan ba
3. Menganju
u mau melakukan anjuran yang diberikan yinya
Hasil: Ib kan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menye
membedong bayi
Hasil: Bayi telah dibedong
7. Menganjurkan ibu untuk mengganti pakain dan popok bayi jika BAB/BAK
SUBJEKTIF (S)
1. Keadaan bayi semakin baik dan bayi menghisap dengan kuat puting susu dan
bayi menelan
engan
d baik
OBJEKTIF (O)
3. Tanda-tanda vital
b. Pernapasan : 48x/i
c. Suhu : 36,9ºC
8. Tali pusat dijepit, sudah puput, tampak bersih, tidak ada tanda infeksi
ASSESMEN
PLANNING
Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tentang pemberian ASi yang baik
dan enar
3. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine diri dan ba yinya
4. Mengingatkan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayinya
membedong bayi
7. Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian dan popok bayi jika BAB/BAK
SUBJEKTIF (S)
1. Keadaan bayi semakin baik dan bayi menghisap dengan kuat puting susu dan
bayi menelangan
de baik
OBJEKTIF (O)
3. Tanda-tanda vital
b. Pernapasan : 48x/i
c. Suhu : 36,9ºC
4. Kongjontiva tampak merah mudah
8. Tali pusat sudah puput, tampak bersih, tidak ada tanda infeksi
ASSESMEN T (A)
PLANNING (P)
on demandnda
cara menyusui yang benar
Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tentang pemberian ASI yang baik
dan enar
3. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine diri dan ba yinya
4. Mengingatkan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayinya
membedong bayi
7. Memberitahu kepada ibu agar selalu memberikan ASI ekslusif pada bayinya
8. Menganjurkan ibu untuk mengganti pakain dan popok bayi jika BAB/BAK
BAB IV
PEMBAHASAN
inc/bayi dan dilanjutkan dengan kunjungan rumah selama tiga kali kunjungan di
Penulis akan menguraikan berdasarkan SOAP dan Langkah varn ey, Bab ini.
penulis akan membandingkan antara tinjauan kasus pada bayi “E” dengan Berat
melaksanakan
ra/kolaborasi, merencenakan tindakan
tindakanasuhan kebidanan, sege
melaksanakan
han
tindakan
kebidanan
asu dan mengevaluasi asuhan kebidanan.
70
71
bersumber dari pemeriksaaan fisik yang dimulai dari kepala sampai ke kaki dan
langkah pertama yang dilakukan untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat
yi dirawat dimpai
Puskesmas sa kunjungan rumah klien meliputi:
dilakukan
HPHT tangggal 17 Juli 2016, taksiran persalinan tanggal 24 Apr il 2017, anak
pertama dan tidak pernah keguguran selama hamil tidak pernah memeriksakan
kehamilannya, tidak pernah mendapatkan imunisasi TT, selama hamil tidak pernah
mengkomsumsi tablet Fe, tidak pernah menderita riwayat penyakit yan g serius. Bayi
lahir normal, umur kehamilan 39 minggu 4 hari, presentasi belakang k epala dengan
berat badan 2000 gram, jenis kelamin laki-laki lahir pada tanggal 2 0 April
Umur 1 hari dirawat di inkubator , keadaan umum bayi lemah, berat badan
2000 gram, panjang badan 47 cm, reflex menghisap dan menelan lemah dan bayi
belum menghisap putting susu ibu, tanda-tanda vital: Denyut jantung 123x/I,
pernapasan 44x/i, suhu 36,5 º C, dada sesuai dengan gerakan nafas, keadaan tali
pusat masih basah, tidak ada kelainan pada genetalia, gerakan tangan dan kaki
baik,
integrasi kulit tampak tipis, lemak kulit kurang, tampak kemerahan, dan tidak ada
Umur 2 hari sudah dirawat gabung diruangan pnc, keadaan umum bayi baik,
berat badan 2000 gram, refleks menghisap sedang, tanda-tanda vital: denyut
120x/i, perna tampak tipis, lemak kulit kurang, tampak kemerahan, tidan pola nafas,
integrasi kulit sih basah tampak bersih, tidak ada tanda infeksi, bayk ada lanugo,
tali pusat ma ibunya dan reflex menghisap dan menelan sedang. i diberi ASI
eksklusif oleh3 hari masih dirawat gabung, keadaan umum bayi baik, b
Umur r dan sudah bisa menghisap puting susu ibunya, bera ayi menyusui
36,8ºC, pola nafas bayi, dan bayi di beri ASI eksklusif oleh ibuny
integrasi kulit
keadaan umumbadan
bayi ta
2100 gram panjang badan 47 cm, gerakan dada s gan
44x/i, suhu
pola nafas, tali pusat sudah puput, tampak bersih, tidak ada infeksi, refkles menghisap
bayi menghisap dengan kuat dan menelan dengan baik, bayi banyak tidur, bayi
selalu diberi ASI eksklusif oleh ibunya, berat badan 2400 gram, tanda-tanda vital:
denyut jantung 138x/i, pernapasan 48x/i, suhu 36,9ºC, reflex menghisap dan menelan
semakin baik, kulit tampak kemerahan, gerakan dada sesuai pola napas, tali pusat
sudah puput, tampak bersih, tidak ada tanda infeksi, bayi di beri ASI dengan ASI
Kunjungan ketiga umur bayi 1 bulan 11 hari, keadaan bayi sema kin baik,
kesadaran komposmenti
s, tidak ada tanda infeksi, kongjontiva tampak merah mud a,
tanda-tanda jantung
vital: Denyut
138x/i, pernapasan 48x/i, suhu 36,9ºC, kulit tampa k
kelainan bereistoma), ibu yang menderita penyakit akut dengan gejal tumor (misal:
mioma uteri, abdominalis dan malaria), kronis (misal: TBC, penya panas tinggi
(misal: tifus nyakit ginjal (glomerulonefritis akut), trauma pada ma akit jantung,
hipertensi, pe sa kehamilan
antara lain jatuh, kebiasan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok, dan alkohol),
usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, bekerja yang
terlalu berat, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, perdarahan antepartum (Rukiah,
insufensi plasenta, inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan
darah A, B, dan O), dan infeksi dalam rahim. Selain faktor ibu dan janin ada pula
dan zat-zat
faktor keadaan beracun)
sosial ekonomi yang rendah (kebiasaan, p dan
ekerjaan yanganmelelahkan d
merokok (Rukiyah, dkk, 2013: 244).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
2013:26). Berat
hir bayi la (BBLR) adalah bayi yang memiliki berat bada
rendah n
Berdasarkan tinjauan teoritis dan s tudi kasus pada By “E“ deng an bayi berat
badan lahir rendah (BBLR) ditemukan banyak persamaan dengan tinjauan teoritis dan
studi kasus sehingga tidak terjadi perbedaan yang menyebabkan By „‟E‟‟ dengan bayi
adalah BCB/SMK/SPT/PBK, bayi berat lahir rendah (BBLR). Bayi dengan berat
badan 2000 dengan konsep teori bahwa bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir
dengan berat badan 1500 gram sampai 2500 gram, maka hal ini sesuai dengan data
yang ada yan g menandakan bayi tersebut adalah bayi berat lahir ren dah (BBLR)
(Amiruddin, R, & Hasmi, 2014:141). Umur 1 hari berat badan 2000 gram, umur 2
hari berat badan 2000 gram, umur 3 hari berat badan 2000 gram, umur sepuluh
Bayi lahir secara normal, presentasi belakang kepala, masa gestasi 39 minggu
07-2016 sam ggu 4 hari dimana berada antara 38 samapai 40 minggu d sa gestasinya
neonatus cukup bulan dan sesuai masa kehamilan. Menurut teori bayi yang lahir
dengan usia kehamilan diatas 37 minggu dengan berat badan dibawah 2500 gram
adalah bayi berat badan lahir rendah (BBLR) Penerapan tinjauan pustaka dan studi
kasus By “E” secara garis besar tampak adanya persamaan (Maryunani, A, 2013).
C. Langkah III Merumuskan diagnosa/masalah Potensial
adanya masalah potensial yaitu mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin terjadi
(Nurhayati dkk, 2013). Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau
diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah
dimana hipot ermi dapat terjadi karena hanya sedikit lemak tubuh da n pengaturan
i terjadinya
emia dapat terjadi karena fungsi hati belum matang. pote Hiperbilirubin
g menunjang
agnosa tersebut yaitu munculnya
dari bayi sendiri dimana permuka di
si, konveksi, evaporasi dan radiasi, serta ditunjang dengan fasilitas yang ada di
dirumah yaitu: potensi terjadinya hipotermi, dimana pada saat dirumah kita
sedikit
lemak tubuh dan pengaturan suhu tubuh pada bayi belum matang serta kehilangan
panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang kurang relatif lebih luas, potensi
energy pada bayi sehingga bayi harus diberikan ASI secara on demand dan
terkena infeksi baik di Puskesmas maupun d rumah terutama pada bay i BBLR, oleh
kelahiran (persalinan
ma dan lapersalinan dengan tindakan) serta riwayat ba yi
BBLR dapatdanmenimbulkan
ngan cepat menyebar
angka kematian yang de
tinggi. Hasil
wilayah Puskesmas Sumberasih menunjukkan penelitian
bahwa te di
Berat Lahir
dilakukan jika klien mengalami penyakit atau keluhan yang mengancam maka
dilakukan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk menanggani
kasus BBLR. Tidak ada yang memberikan indikasi adanya tindakan segera
dimana
harus menyelamatkan jiwa klien, berupa kolaborasi dengan kesehatan yang lebih
(Penaykit membrane hialin), maka perlu dilakukan tindakan tergantung keadaan bayi.
Pada By ”E” tidak dilakukan tindakan segera/kolaborasi karena kond isi bayi tidak
Pemantauan ini tidak dilakukan tindakan segera/kolaborasi karena kond isi bayi
tidak memerl ukan tindakan tersebut namun harus dilakukan pemant auan dirumah
seperti mengobservasi tanda-tanda vital bayi, menimbang berat bad an bayi dan
menganjurkan ibu untuk menyusui secara on demand. Namun jika k eadaan bayi
adanya kesesuaian an
tara pelaksanaan tindakan dengan yang seharusnya menu rut
dilakukan termasuk atas indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi klien, rencana
tindakan harus disetujui klien dan semua tindakan yang diambil harus berdasarkan
Dalam membuat perencanaan ini ditemukan tujuan dan kreteria yang akan
dicapai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada bayi “E” dengan Bayi Berat lahir
rendah, cukup bulan/sesuai masa kehamilan, ini tidak berbeda dengan teori dimana
rencana asuhan kebidanan dikembangkan berdasar pada intervensi dan rasional sesuai
dengan masalah aktual dan potensial pada bayi dengan Berat Lahir Rendah, cukup
berat badan bayi, rawat tali pusat bayi, kaji adanya tanda- tanda infeksi,
vital, timbang
observasi eliminasi bayi, ganti popok bayi saat basah, anjurkan ibu pert ahankan suhu
badan bayi, berikan nutrisi pada bayi, anjurkan kepada ibu untuk selal u
n hijau
gar produksi asiseperti daun ibu cara menyu
lancar, ajarkan kepada katuk a
sui yang
jarakan ibu baik dan kangguru, anjurkan
tentang metode benar,kepad a
entang tanda
bagi bayi, anjurkan kepada- ibu untuk menyusui
tanda bayin bahaya
ya secara
rkan kepada ibu on selalu menjaga
dan keluarga agar demend,
keber anju
sihan bayinya
uci tangan denganmemegang bayinya,
sebelum dan sesudah menc
bayi untuk memantau keadaannya setelah pulang kerumah apakah berat badannya
terjadi peningkatan atau tidak.Rencana asuhan yang diberikan yaitu anjurkan ibu
membedongnya, timbang berat badan bayi dan periksa TTV bayi, anjurkan ibu untuk
selalu menjaga personal hygine diri dan bayinya, anjurkan kepada ibu untuk selalu
mencuci tangan apabila menyentuh bayinya, anjurkan ibu untuk mengganti pakaian
Berdasarkan tinjauan teoritis asuhan yang diberikan bayi denga n berat badan
lahir rendah (BBLR) adalah tindakan umum pada BBLR. Secara umum yaitu
maka itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat, mencegah i nfeksi dengan
ketat karena bayi BBLR sangat rentan akan infeksi. Adapun prin sip – prinsip
pengawasan nutrisi (ASI) refleks menelan bayi BBLR belum sempur na dan
sangat lemah,ga
sehing
pemberian nutrisi harus di lakukan dengan cermat. Se bagai
tangani di Puskesmas).
erat kaitannya dengan daya tahan tubu, oleh sebab itu penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat. Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir adalah 120-150
diberikan tiap jam. Perhatikan apakah selama pemberian minum bayi menjadi cepat
Hasil penelitan Dian Insana Fitri dkk, pertumbuhan menurut status gizi
f atkan ASI
. ekslusifPada
sebesar 73,3%
bayipertumbuhan
yangnorm mendap
1,62, artinya normal. 1,62 kali lebih besar jika dibandingkan dengan mendapatkan
pertumbuhan n Insana fitri dkk, Vol. 3 issue 2). bayi ASI non
Bayi dan n anak sangat rentang terserang penyakit. Hal ini dikaren
nan. Bayi
(neonatus) da ki daya imun (kekebalan) yang sempurna. Bahkan banya akan mereka
belum memilibisa tertolong. Oleh karena itu dapat dipastikan bak dari mereka
disekitar kita banyak sekali sumber penyakit yang dapat menjadi faktor terjangkitnya
suatu penyakit dan yang paling umum dan sering terjadi pada bayi di akibatkan oleh
bakteri dan virus. Dimana bakteri dan virus tersebut bisa datang dari perawatan bayi
potensial, hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dengan
tinjauan manajemen Asuhan kebidaanan pada penerapan studi kasus di lahan praktek.
rencanakan tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman pada klien. Implementasi
dapat dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun sebagian dilaksana k an ibu serta
kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang telah
pertama dilakukan yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah melak ukan
ahan
tindakan untuk terjadinya infeksi.
penceg
Pada studi kasus By ”E” dengan bera t badan lahi r rendah se mua tindakan
yang telah di rencanakan seperti mempertahankan suhu tubuh bayi dengan ketat,
ya kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien serta adanya dukungan dari
Makassar.
badan, dan pemantauan tanda-tanda vital, Berat Badan bayi sudah bertambah yaitu
dari 2000 gram bertambah menjadi 2100 gram, ibu tetap diberikan konseling dan
bimbingan agar selalu mempertahankan suhu tubuh bayinya dengan cara membedong
bayi agar suhu bayi tetap hangat, memberikan penjelasan pada ibu tentang
pentingnya pemberian ASI secara on demand dan cara menyusui yang benar,
menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri dan bayinya , memberitahu
ada bayinya,
ibu untuk selalu mempertahankan suhu tubuh bayinya menganjurkan
an tambahan
sebelum berumur pada
6 bulan, menganjurkan kepada ibu bayinya
on kan demand,
kepada ibu agar selalu mengkomsumsi makanan memberitahu
yang bergizi
sayuran atau daun katuk agar produksi ASI seperti
ibu tambah b sayur-
anyak, Berat
udah bertambah dan ibu badanyang dijelask
mengerti dengan bayi s
penimbangan Berat Badan pada By ”E” berat badannya semakin bertambah menjadi
2700 gram, walaupun Berat Badan Bayi semakin bertambah, tetap memberikan
konseling dan bimbingan kepada ibu tentang pentingnya selalu memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya, selalu menganjurkan ibu agar menjaga personal hygine ibu
dan bayinya, menganjurkan ibu untuk selalu mempertahankan suhu tubuh bayi
dengan cara membedongnya, menganjurkan kepada ibu dan keluarga agar selalu
keberhasilan dan ketepatan tindakan terdapat dalam tahap ini. Dalam tahap ini pula
berhasil/tidaktepat.
Pada kasus ini setelah dilakukan perawatan dan tindakan yang i ntersif
selama
esmas dan melakukan kunjungan ulang selama 3 kali ku
3 hari di pusk njungan
”E” men ngka 700 gram dari be a badan ahir. Pote
berat badan Bayi i t r t l nsi
poglikemia dan infeksi tidak terjadi karena perawatan b
terjadinya hipotermi, hi
yang diterapkan pada bayi ”E” dengan Bayi Berat Lahir Rendah, cukup bulan/sesuai
Berdasarkan tinjaun teoritis, kenaikan Berat Badan (BB) pemb erian minum
setelah 7 harimeliputi bayi kehilangan BB 1-10 hari pertama, 10% untu k BBL >1500
gram, 15% u ntuk BBL <1500 gram, BB lahir tercapai kembali setelah 10 hari, dan
kenaikan BB selama 3 bulan seharusnya : 150-200 gram seminggu untu k bayi <1500
gram dan 200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (Sudarti & Afroh, F,
2013:48-58)
86
BAB V
A. Kesimpulan
ditegakkan
osa/masalah aktual BCB/SMK/SPT/PBK dengan berat diagn
2. Pengkajian dan analisa data yang diberikan dengan asuhan keb idanan
erlanjut
ecara dini dan kemasalah kematian
3. Diagn rendah
/ l
yaitu i l terjadi t hipotermi,
rentan kejang, h n berat
badan lahir
ipoglekemia, hiperbilirubenemia
5. Rencana asuhan kebidanan pada By ”E” dengan bayi berat badan lahir
bayi dengan bayi berat badan lahir rendah serta komplikasi-komplikasi yang
hari dengan berat 2000 gram dimana berat badan tidak sesua i dengan
rian minum
inkubator, pembe yang teratur dan pemberian ASI eksklus if
secarand,onpencegahan
dema infeksi serta menggunakan perawata n
bayi aroo
lekatmather
(kang care)
ikasi-komplikasi
bidanan serta kompl yang mungkin terjadi dapat teratasi.
29 April dan
bayiarapkan
dish ruangan yang cukup hangat, peralatan yang tetap
edianya
steril, ters tempat mencuci tangan dengan menggunakan k ran air
ngalir
yang me dan bila memungkinkan menyiapkan pakaian k husus
ngan,
dalam ruabaik untuk petugas maupun pengunjung bayi.
yang
ofessional
pr untuk menunjang pelaksanaan tindakan.
dananganan
pen yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang
berlaku
a ibupad
hamil yang lebih ketat, pemeriksaan yang akurat sert a
penanganan
perawatan yang tepat pada bayi khususnya Berat Badan dan
ahir Lrendah.
4. Ba ecara teratur,
dengan 3B yaitu bersih tangan, bersih pakaian, serta alat yang digunakan
bersih.
5. Bagi institusi, untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, penerapan
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, R, & Hasmi. Determinan kesehatan ibu dan anak..Jakarta: Trans info
Medika.2014.
Bhaskar, ku mar ravi et,al,.eds. A Case Control Study on Risk Facto rs Associated
withLow Birth Weight Babies in Eastern Nepal, Kathmandu 4 4600,
Nepal:
national Journal of Pediatrics Department of Ob Inter
stetrics
aecology, B.P. Koirala Institute of Health Sciences andDh Gyn
aran,00,Sunsari
Nepal.2015
567
Fitri dkk. “Hubungan Pemberian ASI dengan Tumbuh K
Dian Insana Bulan di Puskesmas Nangga o” Jurnal Kesehatan Anembang Bayi
Umur 6.2014 l dalas Vol. 3.
Issue 2
014. Angka Kematian Bayi di Provinsi Sulaw
Dinkes. 2 ).http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/2014 esi Selatan
(Online_2014.pdf Diakses tanggal 25 Maret 2017. /27/Sulawesi
Selatan
Sudatri. Asuhan neonatus resiko tinggi dan kegawata
Fauziah,A, & ha medika.2013. n.yogyakarta:
Nu
ku ajar asuhan kehamilan.Jakarta: Trans Info Medika.201
Indriayani.Bu 1.
abal.Study on the factor associated with low birt weigt am
Jasashree,Kot d in a tertiary- care hospital,Shimoga,Karnataka. india: ong newborns
delivereof medical science and public Health.departemen o internasional
journal e 4,no,9: (2015). f community
medicin
I. 2015. Target SDGs tahun 2030, (online). Sustainable
Kemenkes, Rttp://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2v1/wp- Development
Goals,huploads/2015/12/SDGs-Ditjen-BGKIA.pdf. (Diakses tang
content/ gal 25 Maret
2017).
Manuaba,dkk,Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan KB.Edisi 2.Jakarta:
EGC.2013
Maritalia,D..Asuhan kebidanan nifas dan menyusui.Jakarta: Pustaka Pelajar.2014.
Mangkuji, Betty. dkk. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta : EGC, 2012.
Putra Sitiatava Rizema. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan
Kebida nan. Jogjakarta. D-Medika. Cetakan pertama. 2012
Profil kesehatan provensi Sulawesi selatan,2014
Karamzad Nahid et,al.eds. Predictors of Low Birth Weight Infants in the North
West.iran: internasional journal pediatric.university of medic al sciences 4,
no,30: (2016).
Shihab, MQ. Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan dan keserasian Al-Quran, vol. 12.
Jakarta: Lentera Hati.2002.
Shihab, MQ. Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan dan keserasian Al-Quran, vol. 6.
Jakarta: Lentera Hati.2002.
92
Soliha,Hidayatush & Sri sumarmi. Analisis risiko kejadian Berat bayi lahir rendah
(BBLR) pada primigravida.surabaya: jurnal media gizi Indonesia
Departemen Gizi kesehatan 10, no,1: (2015).
A. Identitas Penulis
1. Nama : Alwahyuni
Nim : 70400114007
Tempat, tanggal Lahir : Munte-Munte, 23 Oktober 1996
Suku : Makassar
Asal Daerah : Malino
Agama : Islam
Alamat : Samata
2. Nama Orang Tua
Ayah : Jumsar
Ibu : Bajisa
B. Riwayat Pendidikan
Tamat SD : SD Inpres Bengo tahun 2008
Tamat SMP : SMP Negeri 1 Parigi Tahun 2011
Tamat SMA : SMA Negeri 1 Parigi Tahun 2014
Tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar Jurusan Kebidanan