DISUSUN OLEH
……………….
NIM…………..
Banjarmasin, 2021
Menyetujui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Banjarmasin, 2021
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “ Laporan Kasus Asuhan Kebidanan
Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 36 -37 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif dengan KPD di
Ruang VK Bersalin RS………”.
Dalam penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan bimbingan baik
secara langsung maupun tidak langsung dari CT dan CI sehingga laporan ini dapat selesai
pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, SKG, M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah Universitas Sari
Mulia Banjarmasin
2. Ibu Anggrita Sari, S.SiT., M.Pd., M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mulia
Banjarmasin
3. Hariadi Widodo, S.Ked., M.PH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan Sistem
Informasi Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
4. Dr. Ir. Agustinus Hermino Superma Putra, M.Pd selaku Wakil Rektor III Bidang
Sumber Daya Manusia dan Kemitraan Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
5. H. Ali Rakhman Hakim, M.Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Sari Mulia Banjarmasin.
6. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas Sari
Mulia Banjarmasin.
7. Ibu ……… selaku Pembimbing Pendidikan (PP) di Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
8. Ibu…………selaku Pembimbing Lahan Praktik (PK) di ruang VK Bersalin RS. …….
9. Semua staf dan kakak Rumah sakit yang telah memberikan dukungan serta bantuan
dalam pembuatan laporan kasus.
Kami sangat menyadari bahwa isi dari laporan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pelayanan kesehatan dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita.
Banjarmasin 2021
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................3
D. Manfaat...................................................................................................4
A. Pengertian ..............................................................................................5
B. Penyebab.................................................................................................5
C. Faktor-Faktor...........................................................................................6
D. Mekanisme..............................................................................................7
E. Pathway...................................................................................................8
G. Tahapan Persalinan.................................................................................8
H. Patograf..................................................................................................19
A. Data Subjektif.........................................................................................21
B. Data Objektif..........................................................................................24
C. Analisa Data............................................................................................26
D. Penatalaksanaan....................................................................................26
v
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................37
B. Saran......................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kondisi ibu dan janinnya agar dapat diketahui adanya komplikasi sedini
2014).
Indonesia dimana angka kematian Ibu bersalin yang masih cukup tinggi.
Keadaan ini disertai dengan komplikasi yang mungkin saja timbul selama
manusia dan menurunkan angka kematian, kesakitan ibu dan perinatal (Atik
dkk, 2014).
didunia pada tahun 2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau
angka kematian ibu di negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup
sedangkan dinegara maju hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian ibu di indonesia masih tinggi
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan Menurut ketua komite
health survey (ICIFPRH) hingga tahun 2019 AKI di indonesia masih tetap
tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup, padahal target AKI sesuai
Infeksi 10%, partus lama 9% dan lain-lain 15% (Kurnia, 2017). Hasil
penyebabnya adalah infeksi. Infeksi pada ibu bisa terjadi pada masa
minggu dan sebelum tiga puluh tujuh minggu. Term RPOM terjadi setelah
tiga puluh tujuh minggu usia kehamilan, termasuk kasus post-term yang
terjadi setelah empat puluh minggu. KPD prematur dan KPD aterm dibagi
lagi menjadi:
KPD dini (kurang dari dua belas jam telah berlalu sejak ketuban pecah).
KPD berkepanjangan (dua belas jam atau lebih telah berlalu sejak
perinatal dan neonatal lainnya dengan risiko 1-2% kematian janin. Hal ini
plasenta dan kematian janin. Hal ini juga dapat menyebabkan morbiditas ibu
dengan masa laten singkat dari ruptur membran sampai pelahiran, infeksi
4
tahun 2017 didapatkan angka kematian ibu dan anak tahun 2016 tercatat
ada 92 kasus kematian ibu sementara kasus kematian bayi 811, sejak
januari 2017 terjadi penurunan ada 48 kasus kematian ibu sedangkan bayi
tahun 2021 pada bulan Mei 69 orang dengan kasus KPD 38 kasus
mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu bersalin dan bayi baru lahir.
uteri, laserasi jalan lahir, retentio plasenta, partus lama, dan asfiksia baru
lahir. Penyebab tertinggi kematian ibu saat ini adalah perdarahan pasca
RS………”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Umum
2. Khusus
D. Manfaat
2. Bagi penulis
A. Pengertian
1. KPD
Ketuban pecah dini (KPD) atau sering disebut premature rupture of the
membrane (PROM) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila KPD terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut
ketuban pecah dini dalam kehamilan prematur. Insidensi KPD berkisar antara
8-10% dari semua kehamilan. Pada kehamilan aterm insidensinya bervariasi
antara 6-19 % sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya 2% dari
semua kehamilan.1 Kejadian KPD di Amerika Serikat terjadi pada 120.000
kehamilan per tahun dan berkaitan dengan risiko tinggi terhadap kesehatan
dan keselamatan ibu, janin, dan neonatal. Sebagian besar ketuban pecah
dini pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan
terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. Sekitar 85%
morbiditas dan mortalitas perinatal disebabkan oleh prematuritas.
Ketuban pecah dini merupakan salah satu penyebab prematuritas
dengan insidensi 30-40%.1 Menurut data dari Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, angka kematian ibu dan neonatus di Indonesia pada
tahun 2015 masing-masing ialah 305 per 100.000 kelahiran hidup dan 32 per
1.000 kelahiran hidup. 2 Salah satu penyebab mortalitas ibu dan neonatus
adalah kejadian ketuban pecah dini. Hingga saat ini belum ada data yang
dapat menunjukkan secara pasti angka kejadian KPD secara nasional.
Dalam suatu penelitian yang dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado dilaporkan bahwa dari 3.810 persalinan di rumah sakit tersebut
terdapat 1,54% atau 59 kasus KPD. Sebanyak 72% kasus KPD terjadi pada
usia kehamilan lebih dari 37 minggu, dengan sebagian besar ibu berada
pada rentang usia 20-24 tahun.3Sehubungan dengan hal ini, maka
diharapkan pengetahuan tentang kondisi-kondisi yang memengaruhi
keselamatan dan kesehatan kehamilan dapat dipahami oleh masyarakat,
terutama ibu hamil. Dengan demikian dapat menjadi pegangan dalam
pencegahan atau preventif dalam rangka menurunkan angka KPD sehingga
komplikasi yang tidak diinginkan pada ibu dan janin dapat dihindari.
7
8
penelitian Vidia tahun 2014 bahwa terdapat hubungan umur ibu dengan
kejadian Ketuban pecah dini dengan nilai P : 0,021. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mentahui hubungan umur dengan kejadian KPD .
Ketuban pecah dini premature (PPROM) adalah pecahnya selaput
minggu dan sebelum tiga puluh tujuh minggu. Term RPOM terjadi setelah
tiga puluh tujuh minggu usia kehamilan, termasuk kasus post-term yang
terjadi setelah empat puluh minggu. KPD prematur dan KPD aterm dibagi
lagi menjadi:
KPD dini (kurang dari dua belas jam telah berlalu sejak ketuban pecah).
KPD berkepanjangan (dua belas jam atau lebih telah berlalu sejak
kematian janin. Hal ini dapat menyebabkan morbiditas perinatal janin yang
tali pusat, solusio plasenta dan kematian janin. Hal ini juga dapat
membran sampai pelahiran, infeksi perinatal dan kompresi tali pusat akibat
Banyak faktor risiko yang berhubungan dengan PPROM seperti ras kulit
ganda. Selain itu, pengobatan antibiotik spektrum luas telah terbukti efektif
harap selama trimester kedua. Janin pada usia kehamilan di atas 23 minggu
Libya,2015).
2. Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu
melalui jalan lahir atau dengan jalan lain yang kemudian dapat hidup
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentase belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin ini (Dwi
B. Penyebab
a. Keregangan otot-otot
b. Penurunan progesteron
c. Oksitosin internal
C. Faktor-faktor
a. Power (Tenaga atau kekuatan), yaitu his (kontraksi otot rahim), kontraksi
ligamentum rotundum.
c. Passage, yaitu keadaan jalan lahir yang terdiri dari bagian keras tulang
persalinan.
D. Mekanisme
kepala melewati spina iskiadika atau setelah hodge III atau setelah
didasar panggul
7. Ekspulsi
E. Pathway
14
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan
(Praworohardjo,2013)
G. Tahapan Persalinan
1. Kala I
a. Pengertian
cm
b. Asuhan kala I
diberikan:
a) Mengusap keringat
c) Memberikan minum
kesanggupannya
terlentang lurus
hasil pemeriksa
8) Massase
Jika ibu suka, lakukan pijatan atau massase pada punggung atau
mencegah rehidrasi
nutrisi. Makan atau minum untuk menambah tenaga untuk mengejan bayi
pemberian sari kurma terhadap lama kala 1 fase aktif pada ibu bersalin.
energi tubuh saat melahirkan. Gula yang ditemukan pada kurma mudah
sering disebut dengan hormon potuchin, yang menurut para pakar medis,
hormon ini berfungsi untuk mengikat rahim dan otot rahim sehingga dapat
serta menjamin kesejahteraan ibu dan janin. Selain itu, asupan nutrisi
membutuhkan makanan dan minuman yang kaya akan unsur gula. Hal ini
gula dan vitamin B1 sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim
dicerna dengan cepat oleh tubuh. Oleh karena itu, kurma sangat
sebagi buah terbaik yang pernah ada dan menjadi salah satu makanan
Sejak saat itu buah kurma dipercaya sebagai makanan terbaik dan
obat yang sangat mujarab terutama bagi ibu hamil hingga melahirkan
karena di padang pasir tidak terdapat sumber energi selain kurma. Jika
terdapat buah yang lebih baik dari kurma maka Allah akan
umumnya memberikan asupan nutrisi cair berupa air gula dan sumber
energi lain. Hal ini berbeda dengan zaman para rasul terdahulu untuk itu
asupan nutrisi berupa air gula dengan sarikurma. Kala I fase aktif yaitu
saat ketika serviks mengalami dilatasi yang lebih cepat. Power (kontraksi
diperhatikan.
diberikan sari kurma, didapatkan hasil 7 dari 10 sampel atau 70% yang
diberikan asupan sari kurma lama kala I fase aktif ibu bersalin dalam
Situbondo,2014)
19
2. Kala II
a. Pengertian
kontraksi
vaginanya
3) Perineum menonjol
Pada kala ini his terkoordinir, cepat dan lebih lama, kira – kira 2 –
ibu ingin seperti mau buang air besar, dengan tanda anus
b. Asuhan kala II
20
seseorang untuk :
keterlibatan ibu
a) Jongkok
b) Menungging
c) Tidur miring
d) Setengah duduk
infeksi
panggul
21
dehidrasi
8) Memimpin meneran
Minta ibu untuk bernafas selagi kontraksi ketika kepala akan lahir.
terlalu cepat
diperlukan
kotoran/lender
Bila lilitan tali pusat terlalu ketat, di klem pada dua tempat
depan
belakang
seluruhnya
3. Kala III
a. Pengertian
Kala III adalah waktu dari keluarnya bayi hingga pelepasan dan
pengeluaran uri (plasenta) yang bgerlangsung tidak lebih dari 30
menit (JNPK-KR 2008)
1) Tanda – tanda pelepasan plasenta
a. Semburan darah
g) Tutup kembali perut bawah ibu dengan kain bersih alasan kain
dapat dilahirkan
baik
4. Kala IV
a. Pengertian
menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
b. Asuhan kala IV
27
episiotomi) perineum
darah yang keluar setiap 15 menut selama satu jam pertama dan
H. Patograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu:
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
Istri Suami
Nama Ny. N Tn. S
Umur 23 tahun 25 tahun
Agama Islam Islam
Suku/bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan IRT Karyawan Swasta
Alamat
1. Identitas
2. Keluhan Utama
Ibu datang sendiri mengatakan perutnya terasa mulas dan disertai rasa
nyeri pada perut bagian bawah menjalar sampai ke bagian pinggang
belakang sejak tadi malam jam 01.00 WITA, rasa sakitnya semakin lama
semakin kuat, lender darah keluar pada jam 04.00, sebelumnya ibu
mengatakan sudah ada keluar air-air banyak sampai tembus basah pada
pakaian ibu sejak kemarin tgl 20 Juni 2021 pukul 11.00,dan sebelumnya
ibu ada cuitus di tgl 20 Juni 2021 tersebut,
3. Riwayat Perjalanan Penyakit
Ibu mengatakan dari tadi malam jam 01.00 WITA ibu mengeluh sakit-sakit
tapi sakitnya masih hilang timbul dan ibu masih bisa beraktivitas seperti
biasanya, pada jam 04.00 WITA ada keluar lendir darah, semakin lama
sakitnya mulai bertambah sering dan nyeri pada perut bagian bawah
menjalar ke bagian pinggang belakang, sekitar pukul 04.30 pagi ibu
merasa sakitnya datang lebih kuat, sering, dan teratur, ibu sudah tidak
tahan lagi sehingga suaminya membawa ibu ke RS………..
30
4. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 21 tahun dengan suami sekarang
sudah 2 tahun.
5. Riwayat Haid
a. Menarce : 13 Tahun
b. Siklus : ± 28-35 hari
c. Teratur/tidak : TidakTeratur
d. Lamanya : 7 - 10 hari
e. Banyaknya : 4 - 5 kali ganti pembalut
f. Desminorhoe : Tidak ada
g. HPHT : Lupa
h. Taksiran Partus : 20-07-2021
i. UK : 35-36 minggu
6. Riwayat Obstetri
G1P0A0
Kehamilan Persalinan Bayi Penyulit Ket
Thn Nifas
UK Penyulit Tempat/ Penyulit BB PB Seks Keadaan
Cara
Penolong lahir
2021 35-36 -
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan
1) Sebelum hamil : 50 kg
2) Sekarang : 55 kg
d. Tinggi badan : 155 cm
e. LILA : 26 cm
f. Tanda vital
Tekana Darah : 133/83 mmHg
Respirasi : 20x/menit
Nadi : 78x/menit
Suhu : 36,40C
Sp02 : 98
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Normal, tidak ada benjolan, rambut bersih,
hitam dan tebal, tidak ada nyeri tekan.
Muka : Muka tidak terlihat pucat, tidak ada
pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan
dan terdapat cloasma gravidarum.
Mata : Bentuk tampak simetris, konjungtiva tidak
pucat dan tidak kuning
: Simetris, tidak terdapat serumen dan
33
Telinga peradangan.
: Tampak bersih, tidak ada polip dan tidak ada
Hidung pergerakan cuping hidung.
: Bibir tidak tampak pucat, tidak ada sariawan
Mulut maupun bibir pecah-pecah dan tidak ada
karies pada gigi.
: Tidak ada pembengkakan vena jugularis,
Leher kelenjar tyroid dan kelenjar limfe.
: Bentuk simetris, tidak ada massa, terdapat
Mamae hiperpigmentasi pada areola, puting susu
menonjol.
: Perut tampak membesar, tidak ada bekas
Perut operasi, terdapat linea nigra dan striae
gravidarum.
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : G1P0A0 Hamil 35-36 Minggu Inpartu Kala 1
Fase Aktif dengan KPD, Janin tunggal
hidup intra uterin
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : KIE dan Asuhan Persalinan
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
keadaan ibu dan janin baik, hasil pemeriksaannya adalah TD :133/83
35
mmHg, N :78 x/m, R: 20x/m, T: 36,40C, DJJ 140x/m, spo2 98, pembukaan
7 cm, His 2-3’10’30 detik
“ Ibu dan keluarga mengetahui hasil dari pemeriksaan ”
Rasional tindakan : pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang
berkaitan dengan keadaannya sekarang, rencana tindakan yang akan
dilakukan dan resiko dari tindakan tersebut (Valery M.P. Siringoringo et al,
2017)
2. Memberikan Asuhan Sayang Ibu seperti :
a. Mendampingi ibu dan memberikan dukungan psikologis pada ibu
bahwa ibu pasti bisa menghadapi proses persalinan serta
menghadirkan pendamping 1 orang suami atau keluarga untuk
menemani ibu dan memberikan motivasi kepada ibu.
Rasional tindakan : agar ibu merasa nyaman dan merasa ada
dukungan dari salah satu keluarga sehingga proses persalinan yang
dilaluinya berjalan lancar dan nyaman ( Aprilia S, 2017).
b. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk memberikan kebutuhan nutrisi
seperti makan dan minum, seperti minuman manis dan sari kurma,
baik langsung di minum atau di campur dengan air hangat, karena
dapat mempercepat kontraksi karena ketuban ibu sudah lama pecah
kalua diambil kesimpulan dari anamnesesnya dan agar mempunyai
tenaga untuk mengedan saat proses persalinan.
Rasional Tindakan: dikarnakan persalinan membutuhkan energi yang
cukup kuat untuk proses persalinan nanti, serta untuk kesejahteraan
ibu dan janin (Aziz Alimatul Hidayat, 2005), sari kurma juga dapat
mempercepat kontraksi (Ismaya Dwi Jayanti,2014 ).
c. Mengajarkan ibu dan keluarga bagaimana teknik relaksasi saat ibu
merasakan kontraksi untuk memberikan rasa nyaman pada ibu dengan
cara menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut
lakukan secara berulang-ulang
Rasional tindakan: Agar mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol
intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri ( Taqwin, 2018)
d. Menganjurkan kepada ibu miring kiri untuk mempercepat penurunan
kepala bayi
Rasional tindakan: dapat membantu mempercepat penurunan kepala
janin (Ariastuti dkk, 2016)
e. Memberitahukan kepada ibu jangan di tahan jika ingin BAB atau BAK
karena bisa mempengarui proses penurunan kepala.
36
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
1. Senin, S : Ibu mengatakan perutnya semakin mules dan ada rasa ingin
21-06-2021 mengedan
05.00 wita O O : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD: 120/80 mmHg T: 36,5 OC Djj: 156x/mnt
x x
N : 85 /m R: 25 /m
37
P:
1. Menyiapkan pertolongan persalinan.
2. Memastikan kelengkapan alat dan obat–obatan esensial untuk
menolong persalinan (menyiapkan Oksitosin 10 unit)
3. Menyiapkan meja resusitasi dengan lengkap
4. Cuci tangan, lalu mengenakan celemek plastik bersih, dan
gunakan sarung tangan untuk menyiapkan oksitosin ke dalam
spuit 3 cc
“alat pertolongan persalinan sudah disiapkan”
5. Pembukaan sudah lengkap dan ketuban negatif, lakukan
episiotomy, untuk membantu mempercepat pengeluaran bayi
karena adanya kegawat daruratan KPD yang bisa
mengakibatkan bayi asfeksia.
“mengambil alat setengah koher, dan torehkan pada selaput
ketuban pada saat kontraksi mulai mereda, air ketuban jernih”
6. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses
pimpinan meneran, serta membantu ibu dalam posisi yang
nyaman sesuai keinginan ibu untuk meneran
“ibu dan keluarga sudah siap untuk membantu proses
pimpinan meneran”
7. Menyiapkan pertolongan kelahiran bayi:
8. Kepala sudah terlihat 5-6 cm di depatn vulva, letakkan handuk
bersih di atas perut ibu.
9. Meletakkan kain yang dilipat segitiga dibawah bokong ibu
untuk menahan perineum
10. Menolong kelahiran bayi:
11. Melahirkan kepala
Satu tangan menahan perineum dan 1 tangan menahan
kepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal, setelah
38
kepala bayi keluar cek lilitan tali pusat, dan tunggu putar paksi
luar
12. Melahirkan bahu
Memegang kepala bayi secara biparietal, kemudian menarik
lembut kea rah bawah untuk melahirkan bahu anterior,
kemudian tarik lembut ke atas melahirkan bahu posterior.
13. Melahirkan badan dan tungkai
Mengendalikan kelahiran siku dan lengan saat melewati
perineum, setelah tubuh dan lengan lahir, melakukan
pengeluaran tangan kanan yang berlanjut kearah pinggang,
bokong, tungkai, kaki kemudian kedua mata kaki
Senin
2. 14. Melakukan penilaian sepintas
21-06-2021
Bayi menangis kuat dan gerakan tonus otot aktif kemudian
05.30 WITA
letakkan bayi diatas perut ibu.
15. Mengeringkan tubuh bayi, kepala bayi dan badan bayi
16. Bungkus bayi dengan kain bersih kemudianbersihkan jalan
nafas bayi dan sedot lendir
Evaluasi
Bayi lahir spontan pervaginam jam 05.30, bayi lahir tidak segera
menangis dan bergerak tidak aktif, jenis kelamin perempuan, BB:
2720 gram, PB: 46,5 cm, AS: 6-8-9
Tinggi
Ja Tekan Kontrak Kandu
Wakt Suh Fund Perdarah
m an Nadi si ng
u u us an
ke Darah Uterus Kemih
Uteri
1. 10.5 120/80 80x/ 36,7º 2 jari↓ Koson
Baik normal
0 mmHg m c pusat g
11.0 120/80 80x/ 2 jari↓ Koson
Baik normal
5 mmHg m pusat g
11.2 120/70 80x/ 2 jari↓ Koson
Baik normal
0 mmHg m pusat g
11.3 120/70 82x/ 2 jari↓ Koson
Baik normal
5 mmHg m pusat g
2 12.0 110/70 80x/ 36,5º 2 jari↓ Koson
Baik normal
5 mmHg m c pusat g
12.3 110/70 84x/ 2 jari↓ Koson
Baik normal
5 mmHg m pusat g
41
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada hari senin tanggal…….. 2021 datang ibu hamil Ny. N G1P0A0
dengan suaminya dan mengeluh perutnya terasa mulas dan disertai rasa
nyeri pada perut bagian bawah menjalar ke perut sejak tadi malam jam
01.00 WITA, rasa sakitnya semakin lama semakin kuat, sudah ada keluar
lendir darah dari jam 04.00 WITA dan ada keluar air-air dari kemarin tanggal
20 Juni 2021 jam 11.00. Dari keluhan ibu diatas Menurut teori
Praworohardjo (2013) dimana ini tanda gejala persalinan yaitu rasa sakit
datang lebih sering, teratur, keluar lendir bercampur darah, dan terdapat
pembukaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Widiastuti (2018) berdasarkan
data subjektif bahwa ibu merasa kencang-kencang dan keluar lendir darah.
Dari hasil anamneses terjadi maslah pada ibu yaitu Ketuban Pecah Dini
Prematur (PPROM), dan didapatkan jurnal yang membahas tentang kejadian
dan hasil manjemen PPROM di Enugu, Nigeria selama priode sepuluh tahun
serta factor resiko dan komplikasi ketuban pecah dini pada ibu hamil di
Benghazi, Libya 2015.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan didapatkan
hasil pemeriksaa pada jam 04.00 WITA keadaan umum baik, kesadaran
composmentis TD 133/83 mmHg, N :78 x/m, R: 20x/m, T: 36,4°C sedangkan
pada pemeriksaan khusus didapatkan hasil di abdomen leopold I: TFU 3
jari bawah prosesus xiphoideus (prx), teraba lunak, bulat dan tidak melenting
(bokong), leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang
(punggung) dan bagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin
(ekstrimitas), leopold III: Bagian bawah janin teraba bulat, keras, dan
melenting (kepala), leopold IV: kepala sudah masuk PAP, TFU 30 cm, DJJ
140x/m. Dilihat dari data diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik hal ini sesuai dengan teori Anggrita (2015) dimana TFU 3 jari
dibawah pusat presesus xypodius sudah memasuki kehamilan atrem
sedangkan detak jantung janin menurut sulystiawati (2010) denyut jantung
janin normal berkisar antara 120 hingga 160 x/menit dan menurut penelitian
Widiastuti (2018) normal posisi kehamilan aterm yaitu bagian kepala janin
berada di bagian terbawah dan masuk pintu atas panggul.
42
a. Kala I
Proses persalinan kala I Ny. N berlansung selama 1 jam dihitung
dari ibu datang ke RS. Berdasarkan kurva friedman, diperhitungkan
pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan multigravida 2 cm/jam
(JNPK-KR, 2017). Ny. N merupakan Primigravida dengan lama kala I
selama 1 jam dari pembukaan 7 cm sampai 10 cm berdasarkan hasil
pemantauan kala I di RS. Hal tersebut menunjukkan ada kesenjangan
antara teori dan proses kala I ibu. Perbedaan tersebut dapat terjadi
karena tidak terpantaunya proses pembukaan ketika Ny. N masih
dirumah. Resiko yang dapat terjadi pada proses pembukaan yang terlalu
cepat dan ketuban sudah pecah, bagi ibu dapat terjadi robekan jalan
lahir, pendarahan, inversio uteri dan infeksi sedangkan pada bayi dapat
terjadi pendarahan otak. namun hal tersebut tidak terjadi pada ibu dan
bayi, hanya saja bayinya mengalami asfeksia dimana bayi lahir tidak
segera menangis, namun tetapi dengan penanganan resusitasi secra
berencana cepat dan tepat bayi tersebut bisa teratasi dengan baik dan
langsusng segera menangis seperti bayi-bayi normal lainnya.
Asuhan persalinan kala I yang diperoleh oleh Ny.N sesuai dengan
standar asuhan persalinan normal yaitu memberitahu hasil pemeriksaan
kepada pasien, memberikan asuhan sayang ibu, melakukan pemantauan
kemajuan persalinan dan persiapan alat hal ini sejalan dengan JNPK-KR
(2017) yaitu melakukan pemantauan persalinan dari TTV setiap 4 jam
sekali, kontraksi uterus setiap 30 menit, DJJ setiap 30 menit, melakukan
asuhan sayang ibu dan mempersiapkan perlengkapan untuk menolong
persalinan.
Asuhan yang diberikan kepada ibu selama proses pemantauan
persalinan berorientasi pada asuhan sayang ibu dengan pemenuhan
kebutuhan dasar seperti kebutuhan nutrisi, makan dan minum yang
mengandung gula serta sari kurma yang dapat mempercepat kontraksi
karena mengingat KPD ibu sdh 18-19 jam yang di dapat informasi dari
43
ibu keluarga dan hasil pemerikaan ibu, hal ini sejalan dengan Aziz
Alimatul Hidayat (2005) dan Ismaya Dwi Jayanti (2014) dikarnakan pada
proses persalinan membutuhkan banyak energi yang cukup kuat serta
untuk kesejahteraan ibu dan janin.
Mengajarkan teknik relaksasi karna menurut Taqwin (2018) teknik
relaksasi bisa mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol rasa nyeri dan
pernafasan ibu saat terjadi kontraksi tersebut sehingga ibu lebih tenang
aman dannyaman.
b. Kala II
Pada jam 05.00 Wita Ibu mengatakan perutnya semakin mules
dan ada rasa ingin mengedan setelah diperiksa Vulva vagina tidak ada
kelainan, porsio tidak teraba, pembukaan lengkap 10 cm, ketuban (-),
tampak keluar lendir bercampur darah, terlihat ada tekanan pada anus,
perineum menonjol, vulva membuka, kepala di hodge IV dan kepala
sudah crowning di depan vulva dari tanda-tanda diatas menunjukkan
sudah masuk kala II menurut mochtar (2011) kala II dimulai dari
pembukaan lengkap sampai janin keluar.
Proses persalinan kala II Ny. N berlansung selama 30 menit tanpa
penyulit dan komplikasi. Pada primigravida proses persalinan berlansung
selama 120 menit sedangkan pada multigravida 60 menit (JNPK-KR,
2017). Kelancaran proses persalinan ini didukung dengan cara meneran
yang efektif saat berkontraksi dan pemilihan posisi setengah duduk yang
memberikan ibu rasa nyaman pada saat persalinan. Jam 05.30 wita lahir
bayi tidak segera menagis, gerakan aktif dan kulit kemerahan. Hasil
penilaian awal ini menandakan bahwa bayi ibu dalam kondisi terjadinya
aspeksia. Berdasarkan hal tersebut proses persalinan kala II Ny. N
berjalan dengan baik dan lancar serta sesuai dengan teori.
c. Kala III
Persalinan kala III Ny.N berlansung 5 menit tanpa penyulit dan
komplikasi. Asuhan persalinan kala III yang diberikan pada ibu yaitu
pemeriksaan adanya janin kedua, sebelum dilanjutkan pemberian suntik
oksitosin secara IM dalam 1 menit pertama lalu peregangan talipusat
terkendali (PTT), pukul 05.35 Wita plasenta lahir spontan dan lengkap
setelah itu lakukan massage fundus uteri selama 15 detik. Hal ini tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktik
d. Kala IV
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hari senin tanggal 21 Juni 2021 datang ibu hamil Ny. N
disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah menjalar ke perut sejak tadi
malam jam 11.00 WITA, rasa sakitnya semakin lama semakin kuat, sudah
ada keluar lendir darah dari jam 04.00 WITA dan tidak ada keluar air-air.
TFU 3 jari bawah prosesus xiphoideus (px), teraba lunak, bulat dan tidak
memanjang (punggung) dan bagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil
janin (ekstrimitas), leopold III: Bagian bawah janin teraba bulat, keras, dan
melenting (kepala), leopold IV: kepala sudah masuk PAP, TFU 30 cm, His
dan objektif maka Ny.N didiagnosa kebidanan G1P0A0 hamil 35-36 mgg
inpartu kala I fase aktif dengan suspect premature, janin tunggal hidup
intra uterin, dengan fisiologis masalah KPD 18-19 Jam. Asuhan yang
partus. Pada jam 05.00 wita ibu mengatakan perutnya semakin mules
46
B. Saran
2. Bagi penulis
DAFTAR PUSTAKA
Anita lockhart dan Saputra Lyndon. 2014. Asuhan Kebidanan Fisiologis dan
Patologis. Tangerang: BINARUPA AKSARA Publiser
APN. 2008. Asuhan Persalinan normal dan inisiasi menyusui dini, Jakarta: JNPK-
KR
Ariastuti N, Sucipto A & Istiqomah D hubungan antara posisi miring kiri dengan
proses mempercepat penurunan kepala janin pada proses persalinan di
PMB Ny.M slerok kota tegal [Internet]
https://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/siklus/article/view/243
Aziz alimul, Hidayat A.A. (2008). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
48
49
Taqwin 2018. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri
ibu bersalin kala I fase laten di praktik bidan mandiri anatapura [Internet]
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/JIK/article/view/19
Widiastuti S. 2018. Asuhan ibu bersalin normal pada Ny. E umur 33 tahun
G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu di PMB langgeng Sri Asih S,ST
[Internet]https://www.perpustakaan.stikesmuhpringsewu.ac.id/index.php.
Okeke TC*, Enwereji JO, Okoro OS, Adiri CO, Ezugwu EC, Agu PU,2014
The Incidence and Management Outcome of Preterm Premature Rupture of
Membranes (PPROM) in a Tertiary Hospital in Nigeri Department of
Obstetrics and Gynaecology, University of Nigeria Teaching Hospital
(UNTH), Enugu, Nigeria*Corresponding author:
ubabiketochukwu@yahoo.com Received November 22, 2013; Revised
January 15, 2014; Accepted January 16, 2014
49
50
50