Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS PADA


NY. K G1 P0 A0 H0 USIA HAMIL 37 MINGGU DENGAN
KRAM KAKI DI PUSKESMAS RAWAT INAP JUJUN

Oleh :
SUCHICA PRAMENSA
PO.71242230077

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN AJARAN 2023/2024

i
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny. K G1 P0 A0
H0 Usia Hamil 37 Minggu Dengan Kram Kaki Di Puskesmas Rawat Inap Jujun” guna
memenuhi tugas Stase Asuhan Kebidanan Komprehensif Masa Kehamilan program studi
profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi Tahun 2023.

Jambi, 16 September 2023


Mahasiswa

Eka Amalia Ade Istiyani

Mengetahui :

Preseptor Akademik Pembimbing Lahan

(Yuli Suryanti, M.Keb) (Sri Mulyati, S.Tr, Keb)

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan........................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori........................................................................................4
B. Manajemen Kebidanan...................................................................................18
B. Evidence Based Midwivery............................................................................20
BAB III. TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus..............................................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN
Analisis Kasus dengan kajian teori jurnal/EBM.................................................49
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................55
B. Saran...............................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis (Sulystyawati, 2015).
Dalam kehamilan sering terjadi ketidaknyamanan yang menyertai. Ketidaknyamanan yang
sering terjadi selama masa kehamilan yaitu kram kaki. Kram adalah spasme pada dua kesatuan
otot yang mendorong kaki menjadi kaku dan kencang. Kram ditandai dengan nyeri berdenyut-
denyut, terasa tajam pada betis (Curtis, 2008). Keluhan kram pada kaki terutama betis
berkaitan dengan perubahan keseimbangan elektrolit yang menyebabkan perubahan
berkelanjutan dalam darah dan cairan tubuh pada ibu hamil (Manuaba, 2015). Kram pada kaki
tidak berbahaya bagi ibu hamil dan juga tidak membawa dampak yang signifikan pada
persalinan serta bayi, hanya saja kram pada kaki menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu
selama menjalani masa kehamilan. Ketidaknyamanan ini secara tidak langsung mempengaruhi
emosional ibu. Bila ketidaknyamanan ini dibiarkan, lama kelamaan akan membuat ibu stres
ataupun cemas. Ibu yang stres ketika hamil dapat menularkan kesedihannya pada janin dalam
kandungan (Rizki, 2013).
Beberapa ketidaknyamanan yang timbul pada trimester III biasanya seorang ibu hamil
lebih sering buang air kecil 50%, mengalami konstipasi 40%, dan perut kembung
30%, lalu keputihan 15 %, lalu selanjutnya mengalami bengkak pada kaki 20%, kram pada
kaki 10%, sakit kepala 20%. Lalu striae gravidarum 50%, haemoroid 60%, sesak nafas 60%
dan nyeri pinggang 70%.(Puspasari, 2019).
Hasil penelitian pada ibu hamil diberbagai daerah di Indonesia mengalami
ketidaknyamanan pada kehamilan seperti kram kaki (10%) (Astuti, 2012). Kram kaki
penyebab pastinya tidak diketahui tetapi diperkirakan karena kekurangan kalsium, kelelahan,
atau tekanan rahim pada otot yang menuju kaki (Bratasasmita, 2012). Kram kaki biasanya di
akibatkan oleh pertumbuhan janin sekaligus perubahan hormonal. Perut yang terdorong ke
depan (terutama jika kehamilan sudah besar), memindahkan titik gravitasi. Keadaaan ini juga
di mungkinkan karena kadar kalsium serum rendah sementara fosfat tinggi sehingga system
neuromuscular mudah terangsang (Arisman, 2011).
Pada kasus kram kaki pada ibu hamil solusi yang dapat diberikan adalah hypnotherapy
yaitu metode yang menggunakan self-hynosis (hipnotis diri sendiri) dan teknik relaksasi untuk
membantu calon ibu merasa siap dan mengurangi ketakutan, kecemasan, atau tegang, dan rasa
sakit saat melahirkan. Memberi perawatan khusus bagi kaki mungkin tidak akan
menghilangkan berbagai gangguan selama hamil, tetapi setidaknya dapat membuat lebih

1
nyaman. Selain itu penanganan yang serius kepada kepada ibu hamil, khususnya ibu hamil
yang mengalami kram pada kaki, ibu perlu melakukan ANC secara rutin dan teratur minimal
6x. Dari pola makan, makanan yang tinggi kandungan kalsium dan potasiumnya dapat
membantu wanita hamil menghindari kram kaki.Untuk mengatasi kram luruskan kaki dan
posisi telapak kaki tegak lurus dan biarkan sesaat. Lakukan senam kaki secara rutin, jika perlu
kompres dengan air hangat. Kram lokal masih dapat diurut dengan obat gosok seperti balsam
dan sebagainya. Keluhan ini akan segera menghilang setelah makan dan minum makin baik
(Manuaba, 2015)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yaitu asuhan kebidanan
pada kehamilan di PMB Fatmawati Kota Jambi Tahun 2023.
C. Tujuan
1. Mampu melakukan pengkajian data dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Mampu melakukan Interpretasi data dengan pendekatan manajemen kebidanan.
3. Mampu melakukan identifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada klien
kehamilan.
4. Mampu melakukan tindakan segera kepada klien kehamilan.
5. Mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada klien kehamilan
6. Mampu melaksanakan rencana tindakan yang sudah ditentukan pada klien kehamilan
7. Mampu melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akan dilakukan pada klien kehamilan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi
Hasil penulisan diharapkan dapat menambah wawasan dan iptek khususnya
mahasiswa kebidanan dalam menerapakan asuhan pada masa kehamilan serta dapat menjadi
dokumen dan bahan bacaan bagi mahasiswa kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi
sehingga menjadikan sumber ilmu bagi pembaca.
2. Bagi PMB Fatmawati
Dapat menjadi referensi untuk meningkatkan pengetahuan serta dapat mengaplikasikan apa
yang telah di dapat dalam penanganan kasus pada kehamilan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori


2.1. Kehamilan
2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan
Kehamilan terjadi ketika seorang wanita yang sedang mengalami masa
ovulasi atau masa subur, melakukan hubungan seksual dan sel telur matang wanita
tersebut dibuahi oleh sperma pria pasangannya. Kemudian hasil pembuahan
keduanya akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang
selama kira-kira 40 minggu dalam rahim dalam kehamilan normal.Suatu masa
ketika terjadi pembuahan dalam rahim seorang wanita yang terhitung sejak hari
pertama haid terakhir sampai bayinya dilahirkan disebut kehamilan.(Asrinah et al.,
2013)
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan merupakan
suatu proses penyatuan dari sel sperma dan sel telur hingga berlanjut dengan nidasi
atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi. (Prawirohardjo, 2013)
Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi tiga bagian yang
disebut dengan trimester. Trimester pertama antara 0 – 12 minggu atau tiga bulan
pertama. Trimester kedua minggu ke- 13 sampai minggu ke -27 (15 minggu). Dan
trimester ketiga atau trimester terakhir merupakan minggu ke-28 hingga minggu
ke-40
2.1.2 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil Trimester III
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Ukuran uterus akan membesar sesuai dengan usia kehamilan, tinggi
fundus uteri (TFU) pada usia kehamilan 36 minggu adalah 30 cm dan pada usia
40 minggu kembali turun menjadi 3 jari dibawah prosesus xyfoideus.(Rukiyah,
2012).
2) Ovarium
Pada trimester III plasenta sudah terbentuk sempurna sehingga korpus
luteum tidak berfungsi lagi. (Romauli, 2011)

3
3) Vulva dan vagina
Dalam persiapan menuju persalinan, dinding vagina mengalami penebalan
mukosa karena saat proses persalinan akan terjadi peregangan. (Romauli, 2011)
4) Serviks
Kolagen pada serviks mengalami penurunan konsentrasi yang signifikan
saat kehamilan menuju aterm.( Romauli, 2011)
b. Payudara
Ukuran payudara semakin besar akibat pertumbuhan kelenjar
mammae.Cairan putih agak kekuningan yang encer (colostrum) mulai keluar
dari puting. (Romauli, 2011)
c. Sistem kardiovaskuler
Jumlah leukosit meningkat mencapai puncaknya pada trimester III hingga
nifas yaitu 14.000 sampai 16.000, sedangkan pada awal kehamilan berkisar
5.000 sampai 12.000. (Romauli, 2011)
d. Sistem pencernaan
Peningkatan hormone progesterone menyebabkan konstipasi
(Romauli,2011)
e. Sistem perkemihan
Kepala janin mengalami penurunan sehingga kandung kemih semakin
tertekan dan akan timbul rasa ingin berkemih yangsemakin sering. (Romauli,
2011)
f. Sistem respirasi
Sesak akan timbul akibat terjadi penekanan pada diafragma oleh uterus
yang semakin membesar. (Romauli, 2011)
g. Perubahan metabolism
Metabolisme basal (basal metabolic rate/BMR) mulai meningkat pada usia
kehamilan 4 bulan, dan pada trimester III BMR meningkat hingga 15- 20%. (Romauli,
2011)
h. Sistem musculoskeletal
Karena pengaruh hormonal, sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis
akan meningkat mobilitasnya. Mobilitas tersebut dapatmenimbulkan perasaan
tidak nyaman pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan
karena perubahan sikap ibu.
2.1.3 Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

4
Seorang ibu mulai merasakan takut dan cemas akan rasa sakit dan bahaya
fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Oleh karena itu, trimester ketiga
sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa
tidak sabar untuk menunggu kelahiran bayinya. Disamping itu ibu mulai merasa
sedih karena akan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil.
2.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III
1. Kecukupan gizi ibu hamil di ukur berdasarkan kenaikan berat badan. Kalori
ibu hamil 300-500 kalori lebih banyak dari sebelumnya. Kenaikan berat
badan juga bertambah pada trimester ini antara 0,3-0,5 kg/minggu.
Kebutuhan protein juga 30 gram lebih banyak dari biasanya.
2. Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan. Beberapa tanda- tanda
persalinan yang harus diperhatikan :
1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, seringdan teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada servik.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaantelah ada.
3. Mempersilahkan kelahiran dan kemungkinan darurat
1) Bekerjasama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk
mempersiapkan rencana kelahiran termasuk mnegidentifikasi
penolong dan tempat persalinan, serta perencanaan tabungan untuk
mempersiapkan biaya persalinan
2) Bekerjasama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk
mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk
3) Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi
4) Mempersiapkan donor darah
5) Mengadakan persiapan finansial
6) Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan
pertama tidak ada ditempat.(eprints.umpo, 2016)
2.1.5 Asuhan Kehamilan
Tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Antenatal Care (ANC)
tersebut adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayinya
dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi secara dini
komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan

5
memberikan pendidikan kesehatan.
Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harusmemenuhi 10 T jenis pelayanan
sebagai berikut :
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
Penimbangan berat badan mulai trimester III bertujuan untuk mengetahui
kenaikan berat badan setiap minggu, yaitu tergolong normal adalah 0,4-0,5 kg
tiap minggu.
2. Pengukuran tekanan darah
Selama pemeriksaan antenatal, pengukuran tekanan darah atau tensi selalu
dilakukan secara rutin.Tekanan darah yang normal berada di angka 110/80 –
140/90 mmHg.Bila lebih dari 140/90 mmHg, gangguan kehamilan seperti pre-
eklampsia dan eklampsia bisa mengancam kehamilan.
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pengukuran LILA dimaksudkan untuk menilai status gizi Ibu hamil. Ibu hamil
dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA< 23,5 cm. Status gizi ibu
sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. Janin sangat tergantung kepada ibunya untuk pernapasan,
pertumbuhan dan untuk melindunginya dari penyakit. Apabila masukan gizi
pada ibu hamil tidak sesuai maka akan terjadi gangguan dalam kehamilan baik
terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. (Yuliastuti, 2014)
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
Dari hasil pengukuran tinggi fundus uteri, pertumbuhan janin dan taksiran berat janin
dapat diperkirakan. Selanjutnya, melalui pemeriksaan tinggi fundus uterus,
terdapatnya kelainan letak dan bagian presentasi janin, dan posisi janin dapat juga
diperkirakan. (Gayatri and Afiyanti, 2010)
5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
sesuai status imunisasi
Tabel 2.1

Imunisasi Interval Lama Perlindungan % Perlindungan


Sumber :
TT1 Pada kunjungan
antenatal
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
Saifudin, 2011

6
6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dilaksanakan oleh pemerintah
melalui pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dengan dosis pemberian
sehari sebanyak 1 tablet (60 mg zat besi dan 0,25 mg asam folat) berturut-turut
minimal 90 hari selama masa kehamilan.
7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Yaitu untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan sehat, bunyi jantungnya
teratur dan frekuensinya berkisar antara 120-160 x/menit.
8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk KB pasca persalinan)
Temu wicara atau konseling sangat diperlukan karena dapat menjalin asuhan yang
baik selama kehamilan bahkan berlanjut pada asuhan intranatal, postnatal,
asuhan bayi baru lahir, dan KB. Konseling yang perlu diberikan selama hamil
meliputi : konseling mengenai kebutuhan nutrisi ibu hamil, senam ibu hamil,
persiapan persalinan, dan tanda bahaya dalam kehamilan.
9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya)
10. Tatalaksana kasus sesuai indikasi
Untuk mendeteksi apakah terdapat kegawatdaruratan pada ibu hamil serta
merencanakan penatalaksanaan kegawatdaruratan tersebut.(Saifudin, 2011)
2.1.6 Tanda Bahaya Kehamilan
1. Perdarahan Pervaginam
Dilihat dari hasil survey demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun
2007 penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan terjadi senyak 28%.
Pada akhir kehamilanperdarahan yang tidak normal adalah berwana merah
segar, banyak dan kadang keluar dengan sendirinya lalu tidak disertai dengan
rasa nyeri. Perdarahan seperti ini biasanya plasenta previa, Plasenta previa
yaitu keadaan dimana plasenta menempel pada tempat yang abnormal seperti
segmen bawah rahim yang menyebabkanmenutupi sebagian bahkan hingga
seluruh ostium uteri interna. Hal lain yang mungkin terjadi ialah solusio
plasenta dimana plasenta yang letaknya sudah normal terlepas dari tempatnya
sebelum persalinan berlangsung, biasanya terjadi pada kehamilan >28 minggu.

7
2. Sakit kepala hebat
Sakit kepala selama kehamilan bersifat umum, seringkali merupakan suatu
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Dikatakan sakit kepala yang
serius adalah jika sakit kepala yang hebat dan tidak hilang meskipus sudah
istirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menjadi mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah salah satu gejala dari pre-eklampsia(Pusdiknakes,
2003).
3. Penglihatan Kabur
Penglihatan tiba-tiba menjadi kabur atau berbayang salah satunya dapat
disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, penglihatan yang kabur disertai
dengan pusing adalah tanda-tanda terjadinya pre-eklamsia.
4. Oedema
Hampir sebagian besar ibu hamil akan mengalamibengkak yang normal pada kaki
yang biasanya muncul pada sore hari atau setelah ibu banyak berjalan dan
berdiri lalu biasanya akan hilang setelah beristirahat atau meletakkan kakinya
lebih tinggi. Bengkak yang muncul pada muka dan tangan lalu tidak hilang
sesudah beristirahat harus segera dicurigai karna bisa saja bengkak yang tidak
hilang setelah beristirahan dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain hal ini
bisa saja merupakan pertanda terjadinya pre-eklampsia.
5. Gerakan janin berkurang
Jika terjadi gerakan janin tidak terasa atau kurang dari 3 kali dalam 1 jam
ibu harus segera memeriksakannya kepada tenaga kesehatan yang berwenang.
Biasanya ibu mulai merasakan gerakan bayi pada usia kehamilan 5 atau 6
bulan. Jika ibu merasakan bayi tidak bergerakseperti biasa disebut IUFD (Intra
Uterine Fetal Death). IUFD adalah kondisi bayi yang tidak bernyawa atau
tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan, dikatakan
IUFD jika hal tersebut terjadi saat usia kehamilan >20 minggu.
6. Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)
Yang dimaksud cairan di sini adalah cairan yangberwarna jernih dan
berbau amis atau biasa disebut air ketuban. Ketuban yang pecah pada saat usia
kehamilan aterm dan disertai oleh munculnya tanda-tanda persalinan adalah
hal yang normal tetapi jika pecahnya ketuban sebelum adanya tanda-tanda
persalinan dan ditunggu satu jam tetapi belum muncul tanda-tanda persalinan

8
disebut ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini menyebabkan memudahkan
terjadinya infeksi. Jika setelah 6 jam ketuban peacah dan belum ada tanda-
tanda bayi akan segera keluar akan mengakibatkan makin besar kemungkinan
kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam rahim. (Ummi Hani,
2011)
7. Kejang
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi adalah sekitar 24%.
Biasanya kejang diawali oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala seperti
sakit kepala, mual, nyeri ulu hati hingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan akan
semakin kabur, kesadaran mulai menurun dan kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan
dapat diduga sebagai gejala dari eklampsia.(Bayu Irianti, 2013).
2.2. Ketidaknyamanan Pada Ibu hamil Trimester III
1. Sesak nafas/ Hyperventilasi
a. Penyebab
Pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas, hal
ini karenatekanan bayi yang berada dibawah diagfragma menekan paru ibu.
b. Cara mengatasi
1) Dorong agar secara sengaja, mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada
kecepatan normal ketika terjadi hyperventilasi
2) Secara periodic berdiri dan merentangkan lengan kepala serta menarik
nafas panjang
3) Mendorong postur tubuh yang baik melakukanpernafasan intercostal
2. Nocturia (sering BAK)
a. Penyebab
1) Tekanan uterus pada kandung kemih
2) Ekskresi sodium yang meningkat bersamaandengan terjadinya pengeluaran air
b. Cara mengatasi
1) Kosongkan saat terasa dorongan untuk BAK
2) Perbanyak minum pada siang hari
3) Jangan kurangi minum pada malam hari kecuali jika nocturia mengganggu
tidur dan menyebabkankeletihan
4) Batasi minum bahan diuretic alamiah seperti kopi, teh, cola dengan cafein, dll.
3. Edema Dependen
a. Penyebab
1) Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruhhormonal

9
2) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
3) Meningkatkan kadar permeabilitas kapiler
4) Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk/pada kafa inferior
ketika berbaring
b. Cara mengatasi
1) Hindari posisi berbaring terlentang
2) Hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan berbaring ke kiri,
dengan kaki agak ditinggikan.
3) Angkat kaki ketika duduk/istirahat
4) Hindari kaos yang ketat/tali/pita yang ketat padakaki
5) Lakukan senam secara teratur
4. Kram Kaki
a. Penyebab
1) Kekurangan asupan kalsium
2) Ketidakseimbangan rasio kalsium fosfor
3) Pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada dasar pelvic dengan
demikian dapat menurunkan sirkulasi darah dari tungkai bagian bawah
b. Cara mengatasi
1) Kurangi konsumsi susu (kandungan fosforna tinggi)dan cari yang high kalsium
2) Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk meregangkanotot yang terkena kram
3) Gunakan penghangat untuk otot
4) Terapi: gunakan antacid aluminium hidroksida untuk meningkatkan pembentukan
fosfor yang tidak melarut.
5. Nyeri pinggang
a. Penyebab
1) Sakit pada punggung ini disebabkan meningkatnya beban berat janin
sehingga membuat tubuh terdorong kedepan dan untuk mengimbanginya
cenderung menegakan bahu sehingga memberatkan punggung.
2) Kurvator dari vertebra umbosacral yang meningkat saat uterus terus membesar.
3) Keletihan
4) Kadar hormone yang meningkat, sehingga cartilage didalam sendi-sendi
besar menjadi lembek.
b. Cara mengatasi
1) Hindari sepatu atau sandal hak tinggi

10
2) Hindari mengangkat beban yang berat
3) Gunakan kasur yang keras untuk tidur
4) Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
5) Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapatmenyebabkan sirkulasi darah
menjadi terhambat
2.3. Konsep Dasar Kram Kaki
a. Pengertian Kram Kaki.
Kram otot adalah kontraksi dari otot secara tidak sadar dan mendadak
sehingga otot kaku dan terasa nyeri. Otot yang mengalami kram sulit untuk menjadi
rileks kembali. Bisa dalam hitungan menit bahkan jam untuk meregangkan otot
kram. Kontraksi dari kram otot sendiri dapat terjadi dalam waktu beberapa detik
sampai beberapa menit. Selain itu kram otot dapat menimbulkan rasa nyeri (Shiel
WC, 2015)
Keluhan kram kaki terutama betis disampaikan oleh ibu haml muda. Kejadian
kram kaki berkaitan dengan mual, muntah, kurangnya makan, sehingga terdapat
perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalsium, kalsium dan natrium yang
menyebabkan terjadinya perubahan berkelanjutan dalam cairan tubuh, ditambah
asupan makanan yang masuk berkurang sehingga terjadi perubahan metabolisme
tubuh. Perubahan metabolisme dapat mengubah keseimbangan asam basa, cairan
tubuh dan darah sehingga menambah terjadinya kram pada kaki. Keluhan ini
berangsur-angsur akan menghilang, atau berkurang dengan makin tua
umurkehamilan dan konsumsi makanan yang bertambah (Manuaba, 2015)
b. Penyebab Kram Kaki.
Kram pada ibu hamil pada umumnya dianggap normal bagi ibu seorang wanita yang
sedang menjalani masa kehamilan. Meskipun masih tergolong normal, tapi sebaiknya
jangan didiamkan hingga dapat menimbulkan sakit yang berkepanjangan. Kram biasanya
terjadi saat kehamilan memasuki trimester ketiga karena berat badan yang bertambah
sehingga terjadi penumpukan cairan tubuh sehingga terjadi kram pada anggota tubuh
seperti kram kaki. Kram biasanya terjadi pada malam hari, diakibatkan oleh pertumbuhan
janin sekaligus perubahan hormonal. Perut yang terdorong ke depan (terutama jika kehamilan
sudah besar), memindahkan titik gravitasi. Keadaan ini juga dimungkinkan karena kadar kalsium
serum rendah sementara fosfat tinggi sehingga system neuromuscular mudah terangsang
(Arisman, 2012).
Kram kaki berkaitan dengan kurangnya makan, sehingga terdapat perubahan
keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium, dan natrium yang menyebabkan

11
terjadinya perubahan berkelanjutan dalam darah dan cairan tubuh. Perubahan
metabolisme dapat mengubah keseimbangan asam basa, cairan tubuh dan darah sehingga
menambah terjadinya kram pada kaki. Penyebab lainnya adalah kelelahan yang
berkepanjangan, serta tekanan rahim pada beberapa titik persarafan yang
berhubungandengan saraf-saraf kaki (Yulaikhah, 2009)
c. Penilaian Respon Intensitas Nyeri
Penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala
sebagai berikut :

Gambar 2.1 Skala Nyeri

Skala Nyeri 0-10 (Comparative ain scale)

0 : Tidak ada rasa sakit. Merasa normal


1 : Sedikit sakit, sebagian besar waktu anda tidak
pernah berpikir tentang rasa sakit
4 : Sedikit lebih sakit, nyeri ringan seperti cubitan
ringanpada kulit
6 : Jauh lebih sakit, sehingga mengganggu aktivitas
8 : jauh lebih sakit banget, sehingga sangat
mengganggu aktivitas
10 : Sangat sakit luar biasa sampai nangis, sakit yang
tak tertahankan.
d. Dampak Kram Kaki.
1) Pada Kehamilan.
Pada ibu hamil kebanyakan kram kaki tidak akan menimbulkan
keluhan apa-apa kecuali pegal dan perasaan tidak nyaman pada kaki
karena susah bergerak.
2) Pada Persalinan.

12
Pada persalinan jika kram kaki yang dirasakan ibu disebabkan karena
perubahan fisik dan kelelahan otot selama kehamilan maka tidak ada
bahaya selama proses persalinan, jika kram kaki terjadi karena
kekurangan kalsium maka mengakibatkan peningkatan volume cairan
interstisial yang luas(edema ekstraseluler) dan hipertensi akibat
peningkatan volume darah karena kebanyakan garam dan air yang bocor
dari darah dan masuk ke rongga interstisial.
3) Pada Nifas.
Pada nifas meskipun hal ini normal dan akan menghilang dengan
sendirinya, namun tetap saja ibu tetap tidak nyaman karena susah
berjalan.
4) Pada Bayi
Kram kaki yang terjadi pada ibu, juga bisa berpengaruh pada BBL
yaitu menyebabkan BBLR (berat badan lahir rendah)dan cacat bawaan.
5) Pada KB
Pada ibu yang pernah mengalami kram kaki, saat masa KB ibu boleh
menggunakan semua alat kontrasepsi karena kram kaki tidak termasuk
resiko tinggi.36
e. Penatalaksanaan.
1) Melakukan hypnoterapi yaitu relaksasi dengan duduk dan luruskan kaki.
2) Beritahu ibu untuk mengatur pola makan seperti mengkonsumsi makanan
yang mengandung kalsium seperti sayuran hijau, kacang-kacangan kering,
minum susu dll.
3) Melakukan senam ibu hamil agar melenturkan otot-otot diseluruh tubuh.
4) Pemijatan otot kaki yang sedang kram secara perlahan danlembut.
5) Anjurkan mengompres kaki dengan air hangat
2.3.2 Konsep Prenatal Massage
a. Pengertian Massage
Massage adalah sebagai pijat yang telah disempurnakan dengan ilmu- ilmu
tentang tubuh manusia atau gerakan-gerakan tangan yang mekanis terhadap
tubuh manusia dengan mempergunakan bermacam-macam bentuk pegangan atau
teknik.
b. Manfaat Pregnancy Massage
1) Membantu mengeluarkan produk-produk sisa metabolism tubuh melalui limfatik

13
dan system sirkulasi, yang dpat mengurangi kelelahan dan membuat ibu lebih
berenergi.
2) Memperlancar sirkulasi darah.
3) Mengurangi ketidak nyamanan otot yang dialami ibu selama kehamilan.
4) Dapat mengurangi kecemasan dan depresi pada ibu hamil yang disebabkan
karena perubahan hormone selama kehamilan.
5) Pijat dapat merileksasikan otot tonus, dan juga dapat meningkatkan fleksibilitas
otot.
6) Pijat dapat menenangkan dan merileksasi ibu hamil.
c. Posisi Pregnancy Massage
1) Prone (terlungkup)
Posisi ini disarankan untuk trimester pertama. Meletakkan bantal untuk
menyokong pelvis dikedua anterior superior spinailiaka.
2) Supinasi (terlentang)
Posisi ini disarankan untuk ibu dengan usia kehamilan 14-22 minggu
3) Semifowler (setengah duduk dengan sudut 45-75o)
Pada usia kehamilan mulai dari 32 minggu disarankan untuk menggunakan
posisi semireclining dan menghindari posisi supinasi.
4) Sidelying (menyamping)
Pada posisi ini ibu dianjurkan miring ke kiri.
5) Seated (duduk)
Posisi ini sangat nyaman bagi ibudengan kehamilan kembar, menderita
penyakit sifilis pubis parah, dan klien obesitas.
d. Teknik Pregnancy Massage Treatment
Pemijatan daerah punggung atau glutela dan punggung
a) Posisikan senyaman mungkin dan tanggalkanselimut didaerah yang dipijat
b) Gerakan effleurage (membentuk love besar)
c) Kneading (meremas) pinggang dan bahu
d) Diagonal strokes (garakan menyilang)
e) Twiddling Thumbs (menekan daerah sekitar ilium sampaike bahu)
f) Circulary Thumbs (gerakan memutar di dearah spina)
g) Chisel First (gerusan)
h) Ellbow teknik (teknik siku)
i) Akhiri dengan gerakan efflourage.

14
2) Pemijatan daerah lengan
a) Effleurage (mengusap)
b) V Stroke
c) Kneading
d) Usap samping (leaf stroke)
e) Gerusan
3) Pemijatan daerah paha
a) Effleurage (mengusap)
b) V Stroke
c) Kneading
d) Leaf stroke (gerakan membentuk daun)
e) Gerusan
f) Criss-Cross (menyilang)
4) Pemijatan daerah betis
a) Effleourage
b) V stroke
c) Kneading
d) Leaf Stroke (gerakan membentuk daun)
e) Gerusan
f) Pumping (menggerakkan telapak kaki fleksi dan ekstensi)
g) Mengusap telapak kaki.
B. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah satu metode pendekatan pemecahan masalah
yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian
pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisir melalui tindakan
logika dalam memberi pelayanan.
2. Tahapan dalam manajemen kebidanan menurut Helen Varney
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah asuhan kebidanan yang
dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Tahapan
dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada 7 langkah yaitu :
a. Pengkajian dalam pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai
keadaan klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien,

15
pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang,
pemeriksaan laboratorium. Semua data tersebut di atas harus memberikan
informasi yang saling berhubungan dari semua sumber dan menggambarkan
kondisi ibu yang sebenarnya.
b. Identifikasi diagnose/masalah actual.
Menginterprestasikan data secara spesifik mengenai diagnose dan masalah. Kata
diagnose dan masalah selalu digunakan namun keduanya mempunyai
pengertian yang berbeda. Masalah lebih sering berhubungan dengan apa yang
dialami oleh seseorang, menguraikan suatu kenyataan yang ia rasakan sebagai
suatu masalah. Sedangkan diagnose lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang
berfokus pada apa yang dialami oleh klien.
c. Antisipasi diagnosa/masalah potensial
Dari kumpulan masalah dan diagnosa, identifakasi faktor-faktor potensial yang
memerlukan antisipasi segera tindakan pencegahan jika memungkinkan atau
waspada sambil menunggu dan mempersiapkan pelayanan untuk segala
sesuatu yang mungkin terjadi.
d. Evaluasi perlunya tindakan segera/kolaborasi
Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien dalam
perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera dinilai.
Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan darurat dimana bidan
harus segera bertindak untuk menyelamatkan klien.
e. Rencana asuhan kebidanan
Rencana tindakan konfrehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta
hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi meliputi
antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta konseling, bila perlu
mengenai ekonomi, agama, budaya, atau masalah psikologis. Rencana
tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan dengan
klien.Semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang relevan
dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa
secara teoritis.
f. Pelaksanaan asuhan kebidanan (Implementasi)
Pelaksanaan rencana asuhan kebidanan (Implementasi) dilaksanakan oleh bidan
dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota tim kesehatan lainnya
berdasarkan rencana yang ditetapkan.

16
g. Evaluasi asuhan kebidanan
Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya evaluasi ini
dilakukan pada setiap langkah kebidanan.Pada tahap evaluasi bidan harus
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada klien.(Varney, 2019:1958).
3. Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)
a. Data subjektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata mencakup nama,
umur, pekerjaan,status perkawinan, pendidikan serta keluhankeluhan yang
diperoleh dari hasil wawancara langsung pada klien atau keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi, serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium.
c. Assesmen/Diagnosa
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang mencakup
kondisi tersebut. Penegakan diagnose kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan
dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan ibu
d. Planning/Perencanaan
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam
melakukan intervensi untuk mencegah masalah pasien/klien. (Wahyuningsih, 2018:267).

C. Teori Evidence Based Midwifery (EBM)


1. Pengertian
Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan
pengalaman atau kebiasaaan semata. Evidence based midwifery adalah pemberian
informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung
jawabkan. Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru
dunia.Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi (Jayanti,
2020).
2. Manfaaat Evidence based Midwifery dalam Praktik Kebidanan
Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence

17
based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi angka kematian ibu
hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta
bermanfaat juga untuk memperbaiki keadaan kesehatan masyarakat.
3. Kategori Evidence Based Menurut World Health
Organization (2017) Menurut WHO, Evidence based
terbagi sebagai berikut:
a. Evidenve-based Medicine adalah pemberian informasi obat-obatan berdasarkan
bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Temuan obat baru
yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu beberapa
bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan
efek samping yang berat pada sebagian penggunanya.
b. Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan profesi
kesehatan dan kedokteran di masa mendatang.
c. Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan
bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.
Evidence based report adalah mgmpakan bentuk
penulisan laporan kasus yang baru berkembang,
memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat
diterapkan pada semua tahapan penatalaksanaan pasien
4. Sumber Evidence Based
Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet
maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau CD. Situs
internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula yang
public domain
5. Evidece Based Midwifery pada kasus
a. Ani, et al. 2020. Penerapan Rendam Air Hangat Untuk Mengatasi Nyeri Kram Kaki
Pada Ibu Hamil Trimester II dan III di Desa Bakungan Karangdowo Klaten . STIKES’
Aisyiyah Surakarta.
Latar Belakang; Kram kaki banyak dikeluhkan ibu hamil, terutama pada
trimester kedua dan ketiga. Walau singkat, gangguan ini bisa menimbulkan rasa sakit
yang sangat menekan betis atau telapak kaki. Salah satu pengobatan secara non
farmakologis dalam mengatasi nyeri kram kaki adalah rendam air hangat. Tujuan;
Untuk mengetahui pengaruh penerapan rendam air hangat dalam mengatasi nyeri kram
kaki pada ibu hamil trimester II dan III di desa bakungan. Metode; Penelitian deskriptif

18
dengan menerapkan hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, untuk
mengetahui hasil perubahan skala nyeri kram kaki sesudah dilakukan pemberian rendam
air hangat pada ibu hamil trimester II dan III. Hasil; Penerapan menunjukkan bahwa
setelah diberikan rendam air hangat terdapat penurunan skala nyeri kram kaki. Skala
nyeri Ny. N mengalami penurunan dari skala nyeri 6 menjadi skala nyeri 1 dan skala
nyeri Ny. A juga mengalami penurunan dari skala nyeri 7 menjadi skala nyeri 1.
Kesimpulan; Terdapat penurunan skala nyeri setelah diberikan rendam air hangat
selama 6 hari di desa Bakungan Karangdowo Klaten.
b. Mueller,et al. 2021. Review Effects, Side Effects and Contraindications of Relaxation
Massage during Pregnancy: A Systematic Review of Randomized ControlledTrials
JournalofClinicalMedicine.https://www.mdpi.com/journal/jcm.
https://doi.org/10.3390/jcm10163485
Efek pijat relaksasi terhadap kehamilan diinginkan dapat dicapai melalui pijatan yang
diberikan oleh pasangan memiliki dampak positif tambahan pada kualitas hubungan untuk
mencegah stres psikososial, efek pijat selama kehamilan pada Wanita dengan Depresi
Prenatal dapat mengurangi tingkat depresi dan kecemasan serta mengurangi nyeri kaki
dan punggung dibandingkan mereka yang tidak menerima pijat relaksasi. Pijat relaksasi
secara teratur selama kehamilan mungkin memiliki efek positif pada perkembangan dan
pertumbuhan janin. Empat studi termasuk yang menyelidiki hasil janin menunjukkan
bahwa wanita depresi yang menerima pijat relaksasi teratur selama kehamilan memiliki
insiden kelahiran prematur yang lebih rendah dan melahirkan anak dengan berat lahir
lebih tinggi daripada wanita dalam kelompok kontrol. Efek serupa dicapai melalui sesi
yoga 20 menit sekali atau dua kali seminggu. Selanjutnya, bayi baru lahir dari ibu
depresi yang menerima pijat memiliki kadar kortisol yang lebih rendah dan skor yang
lebih baik pada tes perilaku dan neurologis dibandingkan neonatus dari ibu depresi
yang tidak menerima pijat.
Kontraindikasi yaitu plasenta previa, persalinan prematur, gangguan pembekuan
darah atau diabetes. Pada wanita dengan kehamilan tanpa komplikasi, hanya sedikit
efek samping sementara (kelelahan), nyeri otot pasca perawatan, sakit, kepala,
eksaserbasi gejala muskuloskeletal, kelelahan setelah perawatan dan pusing, wanita
sehat dengan kehamilan tanpa komplikasi dapat menerima pijatan selama kehamilan.
Komplikasi kebidanan tidak terjadi: tidak ada ibu atau anak yang mengalami cedera
fisik akibat perawatan pijat. Pemijatan tidak boleh dilakukan pada jaringan otot bagian
dalam pada lengan dan terutama bukan pada kaki, untuk menghindari melonggarnya
bekuan darah atau menyebabkan hematoma.

19
Pijat harus dilakukan dalam posisi lateral jika wanita itu berbaring; posisi duduk
juga dimungkinkan. Wanita hamil tidak boleh dipijat sambil berbaring tengkurap,
karena tidak nyaman bagi banyak ibu hamil dan dapat menghambat relaksasi. Untuk
mencegah sindrom vena cava, wanita hamil tidak boleh berada dalam posisi
terlentang untuk waktu yang lama. Selama kehamilan, wanita tidak boleh dipijat di
perut, karena dapat menyebabkan ruptur plasenta atau uteri dan dapat menyebabkan
keguguran dan bahkan kematian ibu.
c. Krisnawati, 2012. Hubungan Konsumsi Kalsium Pada Ibu Hamil Trimester III
dengan Kejadian Kram Kaki. Program Studi D.III Keperawatan Kampus
Sidoarjo. Jurnal Keperawatan Vol V No. 1 April 2012
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil sangat tinggi karena diperlukan untuk
pembentukan tulang janin. Kadar kalsium dalam darah wanita hamil menurun sampai
5% dari wanita normal. Apabila asupan dan persediaan kalsium ibu kurang maka
pembentukan tulang bayi kurang sempurna. Akibatnya ibu mengalami kram, nyeri
sendi, caries, dan osteoporosis. Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan
konsumsi kalsium pada ibu hamil trimester III dengan kejadian kram kaki. Desain
penelitian adalah korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian
adalah semua ibu hamil yang periksa di Poli hamil RS. DKT Sidoarjo sebanyak 55
ibu, besar sampel penelitian adalah 48 ibu hamil trimester III yang diambil
menggunakan consecutive sampling. Variabel independen adalah konsumsi kalsium
pada ibu hamil trimester II. Variabel dependen adalah kram kaki pada ibu hamil trimester III.
Alat pengumpul data menggunakan kuesioner. Selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis
menggunakan uji Exact Fisher α=0,05. Kesimpulan penelitian sebagian besar (54,2%) ibu
hamil trimester III tidak pernah mengkonsumsi kalsium, Hampir setengahnya (43,8%) ibu
hamil trimester III sering sekali mengalami kram kaki, dan Terdapat hubungan antara
konsumsi kalsium dengan kejadian kram kaki pada ibu hamil trimester III (P=0,036<α=0,05).
Disarankan bagi ibu hamil khususnya pada trimester III tetap mengkonsumsi tablet kalsium
dan diimbangi dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium serta melakukan
pencegahan terjadinya kram kaki.

20
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA MASA

KEHAMILAN NY. K TAHUN G1 P1 A0 H0 USIA HAMIL

37 MINGGU DI PMB FATMAWATI

PENGKAJIAN
Tanggal : 29 September 2023
Jam : 08.00 WIB

IDENTITAS PASIEN
A. Identitas pasien
1. Nama : Ny. K
Dikaji untuk mengenal dan mengetahui pasien, agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan.
2. Umur : 25 tahun
Dikaji untuk mengetahui ibu hamil dalam usia reproduksi sehat (20-25 tahun) atau
tidak (<20 tahun dan >35 tahun).
3. Agama : Islam
Dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan keagamaan dalam
melakukan asuhan kebidanan juga mengetahui pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan lain.
4. Pendidikan : SMA
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya (Ambarwati, 2009 : 130).
5. Pekerjaan : IRT
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati, 2009 :
130).

6. Suku bangsa : Jawa


Dikaji untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien
7. Alamat : RT 45 Lingkar Selatan
Dikaji untuk mengetahui tempat tinggal pasien serta mempermudah

21
pemantauan.
B. Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Tn. P
Data ini digunakan untuk mengenali suami ibu, sebagai identitas suami
2. Umur : 25 tahun
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien.
3. Agama : Islam
Data ini digunakan untuk menentukan dukungan spiritual yang akan diberikan
bidan, megetahui perintah atau larangan-larangan dalam agama yang
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan ibu sehari-hari.
4. Pendidikan : SMA
Data ini diperlukan agar bidan dapat menyesuaikan konseling pada ibu dan suami
dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pengetahuan ibu dan
suami.
5. Pekerjaan : Swasta
Data ini digunakan untuk mengetahui aktivitas pekerjaan suami ibu, apakah ibu
dipenuhi kebutuhannya selama kehamilan, menaksir tingkat kesejahteraan
ekonomi keluarga.
6. Suku Bangsa: Jawa
Data ini digunakan untuk mengetahui adat istiadat/kebiasaan yang dilaksanakan oleh
suami, apakan adat/kebiasaan tersebut membahayakan kehamilan ibu atau tidak.
Alamat : Rt. 04 Pasar Jujun

7. Dikaji untuk mengetahui tempat tinggal pasien serta mempermudah


pemantauan.
A. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
Alasan wanita datang ke tempat bidan,klinik/Rumah Sakit, yang
diungkapkan dengan kata-katanya sendiri. (Hani dkk,2010:87).
2. Keluhan utama : Ibu mengeluh kram kaki
Dalam buku obstetri fisiologi keluhan utama perlu di kaji untuk mengetahui
apakah penderita datang untuk memeriksakan kehamilanya ataukah ada
pengaduan-pengaduan lain yang penting. (UNPAD, 1983: 154).

22
3. Uraian keluhan utama : ibu mengatakan dalam beberapa hari ini sering
merasakan kram pada kakinya.
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Ibu tidak memiliki
riwayat atau sedang menderita penyakit jantung, hipertensi, asma, diabetes
mellitus, dan TBC.
Dikaji untuk membantu bidan mengidentifikasi kondisi kesehatan yang dapat
mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir. (Rukiyah,2009:146).
Penyakit Jantung : Perubahan fisiologis normal pada masa hamil meningkatkan curah
jantung wanita hingga mencapai 40 persen melebihi curah jantungnya ketika tidak
hamil saat ia berada pada keadaan istirahat. Peningkatan ini terjadi pada awal
kehamilan dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20 hingga 24 minggu.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan, persalinan, dan pelahiran akan
meningkatkan resiko dekompensasi jantung pada wanita yang mempunyai riwayat
penyakit jantung. (Varney,2007:628).

a. Hipertensi : Wanita hipertensi yang dinyatakan hamil perlu


mendiskusikan dengan dokternya tentang pengobatan mana yang aman
digunakan selama mengandung. Selain itu, wanita dengan hipertensi yang
sudah ada sebelumnya mengalami peningkatan resiko terjadinya
preeklampsia selama kehamilan ( Varney,2007: 130).
b. Asma : Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum hamil tebukti
akan terus mengalaminya dan menjadi semakin buruk selama masa hamil.
Asma dihubungkan dengan peningkatan angka kematian perinatal,
hiperemesis gravidarum, pelahiran preterm, hipertensi kronis,
preeklamsia, bayi berat lahir rendah, dan perdarahan pervaginam
(Varney,2007:630).
c. Diabetes Melitus : Faktor resiko utama diabetes maternal ini adalah berat
badan berlebih, peningkatan berat badan, dan kurangnya aktivitas fisik.
Jelas hal ini menjadi pertimbangan bagi semua bidan dalam menganjurkan
pola hidup sehat kepada wanita. Diabetes juga merupakan permasalahan
yang terus meningkat pada wanita usia subur. Oleh sebab itu, penapisan
diabetes harus dilakukan pada semua wanita hamil. (Varney,2007:635).
Diabetes dapat memberikan penyulit pada ibu berupa
preeklasia,polihidramnion, infeksi saluran kemih, persalinan seksio

23
sesarea, trauma persalinan akibat bayi besar. Bagi bayi dapat
menimbulkan makrosomia (bayi dengan berat badan berlebihan),
hambatan pertumbuhan janin, cacat bawaan, hipoglikemia, hipokalsemia
dan hipomagnesemia, Hiperbilirubinemia, asfiksia perinatal, dan sindrom
gawa nafas neonatal (Saifuddin,2009:290-291).

TBC : Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR dan berat
badan lahir rendah meningkat, serta resiko kematian perinatal meningkat 6 x
lipat. Keadaan ini terjadi akibat diagnosa yang terlambat, pengobatan yang
tidak teratur dan derajat keparahan lesi di paru. Infeksi TBC dapat
menginfeksi janin yang dapat menyebabkan tuberculosis congenital.
(Prawirohardjo, 2008 : 207 ).
2. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :Ibu
mengatakan bahwa dalam keluarga baik dari pihak ayah maupun ibu tidak
memiliki riwayat penyakit menular seperti : TBC, Hepatitis maupun
penyakit menurun seperti : jantung, diabetes mellitus, dan hipertensi. Dikaji
untuk mengetahui adanya penyakit menular dalam keluarga seperti TBC,
Hepatitis maupun penyakit menurun seperti : jantung, diabetes mellitus, dan
hipertensi, baik dalam keluarga ibu maupun ayah yang dapat mempengaruhi
kehamilan (Farrer, 2002).
C. RIWAYAT OBSTETRI
1. Riwayat Haid
a. Menarche : 13 tahun
Data ini digunakan untuk mengetahui keadaan dasar dari organ reproduksi
klien. Pada umumnya wanita indonesia mengalami menarche sekitar umur
12-16 tahun.
b. Siklus : 28 hari
Data ini digunakan untuk membantu menghitung umur kehamilan dan tanggal
taksiran persalinan. Pada umumnya siklus haid sekitar 22-32 hari.
c. Warna darah : Merah
d. Banyaknya : Dalam sehari 4-5x ganti pembalut
Data ini digunakan untuk membantu menghitung umur kehamilan dan tanggal taksiran
persalinan. Terkadang akan sulit untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya
bidan menggunakan kriteria banyak, sedang dan sedikit.

a. Nyeri Haid : tidak ada

24
Data ini digunakan untuk mengetahui keadaan dasar dari organ reproduksi
klien, dismenore yang dikeluhkan klien dapat menunjukkan diagnosis
tertentu seperti kelainan anatomi uterus
b. Lama : 7 hari
Data ini digunakan untuk membantu menghitung umur kehamilan dan tanggal
taksiran persalinan. Pada umumnya haid berlangsung antara 3-7 hari.
c. Leukhorea : ibu mengatakantidak ada keputihan
Data ini penting untuk dikaji karena akan memberikan petunjuk bagi bidan
mengenai organ reproduksi klien. Ada beberapa penyakit organ reproduksi
yang berhubungan dengan personal hygiene klien, atau kebiasaan lain yang
tidak mendukung kesehatan organ reproduksinya.Pada umumnya ditemukan
sedikit fluor albus pada ibu hamil dengan warna bening kental, dan tidak
berbau dan tidak gatal. Bila ditemukan selain tanda tersebut, kemungkinan
menunjuk pada diagnosis tertentu.
2. Riwayat Kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan umur kehamilan dengan
tepat. Setelah mengetahui umur kehamilan ibu, bidan dapat memberikan
konseling tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi dan dapat mendeteksi
adanya komplikasi dengan yang lebih baik (Rukiyah,2009:145).
a. G1 P0 A0
Jumlah kehamilan :Data ini digunakan untuk membantu menentukan apakah
jumlah kehamilan klien termasuk ke dalam kehamilan beresiko atau tidak,
karena akan terjadi beberapa gangguan ketika ibu terlalu sering hamil
1) Jumlah persalinan : ini digunakan untuk membantu menentukan
perencanaan asuhan yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan
klien.
2) Jumlah abortus : Data ini digunakan untuk menentukan diagnosis
kehamilan. Dapat juga digunakan untuk antisipasi kemungkinan
abortus pada kehamilan selanjutnya.
b. Usia kehamilan : 37 minggu
Data ini dipakai untuk menentukan diagnosis pertumbuhan janin yang ada di
dalam rahim ibu apakah sesuai apa tidak.
c. HPHT : 09-03-2023
d. HPL : 16-12-2023
Data ini digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan tanggal taksiran

25
persalinan.
e. Gerak janin : Ibu mengatakan merasakan gerakan janin>10 kali dalam
sehari, apalagi jika ibu sedang istirahat, dan ibu mulai merasakannya sejak
usia kehamilan 4 bulan.
Data ini digunakan sebagai tanda pasti kehamilan, membantu menentukan
tingkat kesejahteraan janin. Perlu diwaspadai jika gerakan janin hilang atau
berkurang ≤ 10 gerakan dalam 12 jam.
f. Tanda bahaya : tidak ada
g. Riwayat terapi : Fe, kalk, Vitamin C, dan B12
Data ini digunakan untuk menganalisa apakah obat-obatan yang dikonsumsi
oleh ibu akan membahayakan/menyebabkan kecacatan pada bayinya
(teratogen) atau tidak.
h. Riwayat Alergi: ibu tidak ada memiliki riwayat alergi obat
Dikaji untuk menentukan pemberian terapi maupun obat terhadap ibu.
i. Kekhawatiran khusus : tidak ada kekhawatiran khusus yang dirasakan ibu
Imunisasi / TT : TT4

Data ini digunakan untuk membantu mendapatkan informasi apakah ibu dan
bayinya telah memiliki proteksi dari penyakit tetanus toxoid.
j. ANC : 7x
A N C Ke

Suplement
Tanggal Tempat MASALAH TINDAKAN/PENDKES
& Fe
(Jenis &
Jml)
1 1-03-2023 PMB B6, dan B12 Mual muntah - makan sedikit tapi
sering
- hindari makanan yang
berminyak
- istirahat yang cukup
- bangun tidur perlahan
di pagi hari
- minum Fe dengan air
jeruk
2 1-05-2023 PMB Fe, kalk, dan Vitamin Tidak ada - seimbang
C - istirahat yang cukup
- minum obat secara
teratur
- kunjungan ulang 1
bulan lagi
3 1-06-2023 PMB Fe, kalk, dan Vitamin Tidak ada - anjurkan makan
C seimbang
- istirahat yang cukup
- minum obat secara
teratur
- kunjungan ulang 1
bulan lagi

26
4 1-08-2023 PMB Fe, kalk, dan Vitamin Tidak ada - anjurkan makan
C seimbang
- istirahat yang cukup
- minum obat secara
teratur
- kunjungan ulang 2
minggu lagi
5 Sekarang Puskesmas Fe,Vit C,kalk kram kaki - Makan-makanan
bergizi
- menjelaskan kondisi
ibu yang bekerja terlalu
sering dengan berdiri
kemudian
menyarankan kepada
ibu agar tidur dengan
kaki lebih atas dari
badan.

k. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu: ibu mengatakan ini
merupakan kehamilan yang pertama
Untuk mengetahui apakah pasien baru pertama kali hamil atau sudah pernah
hamil, mendeteksi secara dini faktor-faktor risiko, dan untuk mengetahui
jalan lahir pasien normal atau tidak.
Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:
Kehamilan Persalinan Nifas
Kead
KELUH Tempat
Asi anak
Tahun Frek AN persalian Penyu Penyuli
UK Jenis Penolong JK/ BB IMD eksklus sekaran
ANC /PENYU an lit t
if g
LIT
Seka rang
2021

D. RIWAYAT KB
Data ini digunakan untuk menuntun bidan dalam menentukan informasi kesehatan
dan konseling mengenai kontrasepsi yang tepat untuk klien sesuai dengan kondisi
dan keinginan klien.
1. Ibu mengatakan tidak menggunakan KB
2. Rencana Setelah Melahirkan : suntik 3 bulan

E. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI


1. Sebelum hamil dan selama hamil
Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan 3X/hari 2X/hari
pokok
Komposisi Sedang x @ 1 piring Sedang x @ 1 piring
Nasi

27
Lauk sedang x @ 1 potong Sedang x @ 1 potong
jenisnya : ayam, ikan jenisnya : ayam, ikan laut,
laut, udang, telor. udang, telor.
Sayuran 1/2 mangkuk sayur 1 mangkuk sayur
jenis sayuran : sayur sop,jenis sayuran : sayur sop, tahu
tahu dan tempe dan tempe
Buah 1 x seminggu 1 x seminggu
Jenis : mangga, pisang, Jenis :mangga, pisang, dan
jeruk dan jambu. jambu.
Camilan 1 x sehari; 1 x sehari;
Jenis : keripik, biskuit Jenis :roti kering, biskuit ibu
hamil.
Pantangan: Ibu mengatakan tidak ada Ibu mengatakan tidak ada
pantangan dalam pantangan dalam makanan
Makanan
Keluhan: Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2) Minum
Jumlah total 7-8 gelas perhari; 7-8 gelas perhari;
Jenis : 5 gelas air putih, 2Jenis : 5-6 gelas air putih, 1
gelas air teh (pagi dan gelas air teh.
sore), dan kadang minum
susu.
Susu Ibu mengatakan sebelumIbu mengatakan minum susu
hamil kadang minum susu membuatnya mual.
Jamu Tidak pernah minum Selama hamil tidak pernah
Jamu minum jamu
Keluhan: Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Perubahan selama Tidak ada Nafsu makan berkurang.
Hamil
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 6-7 x 6-7 x
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2) BAB
Frekuensi perhari 1x 1x
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu
Gosok Gigi 2 x sehari 2 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari 2 x sehari
celana dalam 3 x sehari 3 x sehari
Kebiasaan memakai Ibu mengatakun apabila Ibu mengatakun apabila
alas kaki pergi keluar selalu pergi keluar selalu memakai
memakai alas kaki alas kaki
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
d. Hubungan
sexsual
Frekuensi 3 x seminggu 1 x seminggu
Contact bleeding Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan lain Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

28
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 7 jam 7 jam
Tidur siang 1-2 jam Jarang tidur siang
Keluhan/masalah Rutin tidur siang Susah tidur siang
f. Aktivitas fisik
dan olah raga
Aktivitas fisik (beban Ibu mengatakan Ibu mengatakan masih
pekerjaan) beraktivitas normal beraktivitas normal
seperti menyapu, menyapu, memasak,
memasak, mencuci mencuci pakaian dan
pakaian dan pekerjaan pekerjaan rumah tangga
rumah tangga lainnya. lainnya tapi sambil dibantu
oleh suami.
Olahraga Tidak ada Tidak ada
g. Kebiasaan yang
merugikan
kesehatan
Merokok aktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Tidak ada Tidak ada
Minuman Tidak ada Tidak ada
beralkohol
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan

Rasionalisasi :
Nutrisi Pada ibu hamil peningkatan konsumsi makanan hingga 300
kalori per hari, mengonsumsi makanan yang mengandung
protein, zat besi, minum cukup cairan (menu seimbang).
(Saifuddin,2010:N-3)

Eliminasi Berkaitan dengan adaptasi gastroinstestinal sehingga


menurunkan tonus dan motiliti lambung dan usus terjadi
reabsorbsi zat makanan peristaltik usus lebih lambat
sehingga menyebabkan konstipasi.
Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon estrogen
dan progesteron sehingga menyebabkan sering buang air
kecil. Terjadi pengeluaran keringat. (Rukiyah,
2009:105-106)
Personal hygiene Perlu dikaji karena kebersihan umum perorangan
merupakan persoalan penting. Infeksi kulit harus segara
diobati. (Farrer,2001:91).
Hubungan seksual Jika seorang wanita hamil memiliki riwayat abortus spontan
atau persalinan prematur maka sanggama tidak boleh
dilakukan selama 2-3 bulan pertama kehamilannya dan juga
dalam bulan terakhir. Kalau tidak terdapat riwayat seperti di
atas, aktivitas seksual dapat dianjurkan untuk dilajutkan
menurut keinginan pasangan suami-isteri tersebut

29
(Farrer,2010:90-91)
Istirahat dan tidur Pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu
luangnya untuk banyak istirahat atau tidur walau bukan
tidur betulan hanya baringkan badan untuk memperbaiki
sirkulasi darah. (Rukiyah,2009:106).
Aktivitas fisik dan Berhubungan dengan system muskuloskeletal : persendian
olahraga sakro-iliaka, sakro koksigia dan pubik yang akan
menyebabkan adanya keretakan, pusat graviasi berubah
sehingga postur tubuh berubah, terjadi perubahan postur
tubuh menjadi lordosi fisiologis. Penekanan pada ligamen dan
pelvic, cara berbaring, duduk, berjalan, berdiri dihindari
jangan sampai mengakibatkan injuri karena jatuh.
(Rukiyah,2009:107).
Kebiasaan yang Gaya hidup seperti perokok, mengonsumsi obat-obatan,
merugikan
alkohol adalah hal yang sangat berbahaya bagi ibu dan
kesehatan
bayinya. Semua benda tersebut dapat terserap dalam darah
ibu kemudian terserap dalam darah bayi melalui sistem
sirkulasi plasenta selama kehamilan.
Merokok terbukti telah mengurangi kapasitas butir-butir
darah merah untuk megikat oksigen. Oksigen diperlukan
dalam proses metabolisme, terutama saat hamil.
(Saifuddin,2009:43)

1. Riwayat Psikososial-spiritual
Data ini akan menunjukkan kenyamanan psikologis klien. Adanya respon yang
positif dari keluarga terhadap kehamilan akan mempercepat proses adaptasi
klien dalam menerima perannya sebagai ibu. Kualitas asuhan dapat dinilai
melalui kompetensi budaya atau kemampuan seorang penyedia pelayanan
untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang keyakinan dan norma budaya
karena keyakinan dan norma budaya terkait dengan pengalaman melahirkan.
Pengkajian budaya harus dilakukan untuk memastikan pemberi asuhan
memiliki pengetahuan yang adekuat mengenai keyakinan terhadap dukungan
persalinan, terapi obat, dan pantangan. (Kennedy,2009:124).
a. Riwayat perkawinan
1) Status perkawinan : menikah umur waktu menikah : 21 th
1) Pernikahan ini yang ke 1 ”sah” lamanya 1 tahun
2) Hubungan dengan suami : baik

30
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga : Ibu mengatakan
kehamilan ini memang diharapkan sejak menikah oleh ibu, suami dan
keluarga.
c. Respon dan dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Keluarga sangat
senang dan mendukung terhadap kehamilan ini.
d. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : dengan cara diskusi
bersama
e. Ibu tinggal serumah dengan : suaminya.
f. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Data ini digunakan untuk menentukan siapa yang akan mengambil keputusan,
terutama dalam keadaan darurat.
g. Dalam kondisi emergensi, ibu dapat* mengambil keputusan sendiri.
Ketika dihadapkan dalam suatu kondisi emergensi tapi suami maupun
keularga tidak ada di tempat.
h. Orang terdekat ibu : suami dan orang tua
i. Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
j. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : tidak ada
k. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : ibu
mengatakan ingin melahirkan di BPM dan ditolong oleh bidan.
Data ini digunakan untuk membantu memutuskan tempat persalinan yang
tepat dan aman untuk klien, apabila klien memutuskan untuk melakukan
persalinan di dukun/paraji, maka bidan dapat memberikan konseling
mengenai tempat persalinan yang aman sesuai dengan kebutuhan klien.
l. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini? Tidak
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan : ibu dapat menerima
segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh nakes wanita
maupun pria.
2. Tingkat pengetahuan ibu
a. Hal-hal yang sudah diketahui ibu : kehamilannya yang sudah lebih 6
bulan.
b. Hal-hal yang ingin diketahui ibu : penyebab kram kaki yang dirasakannya.
3. Lingkungan
a. Kebiasaan kontak dengan binatang : tidak ada

31
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu mempunyai hewan piaraan yang dapat
mempengaruhi kehamilan.
b. Paparan dengan polutan : ibu tidak terpapar polutan

F. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : baik
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik (memperlihatkan
respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik
pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan), lemah, atau
buruk (kurang atau tidak memberi respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain, serta pasien sudah tidak mampu lagi untuk
berjalan sendiri).
2) Tensi : 120/80 mmHg
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan
15 mmHg diastolik di atas tekanan darah sebelum hamil

menandakan toxemia gravidarum (keracunan kehamilan)(Hani


dkk,2010:91)
3) Nadi : 80 x/menit
Data ini digunakan untuk membantu menentukan diagnosa dan daignosa
potensial yang mungkin terjadi. Takikardi (≥110 denyut permenit)
akan mengindikasikan dehidrasi, kekhawatiran, kelelahan, atau
masalah serius lainnya (misal anemia, syok, infeksi, penyakit
jantung).
4) Suhu /T : 36˚C
Data ini digunakan untuk menentukan kesehatan ibu hamil, jika terdapat
demam (diatas 37,5⁰C di aksila) atau hipotermia (dibawah 36,5⁰C di
aksila) mungkin mengindikasikan adanya infeksi, bahaya lingkungan,
atau kondisi serius lainnya.
5) RR : 20 x/menit
Data ini menggambarkan keadaan ibu hamil, dimana terjadinya respirai
abnormal, dengkuran pernafasan, nafas terengah-engah, atau
pernafasan irregular mungkin mengindikasikan distress pernafasan

32
atau masalah pernafasan lain.
6) Kesadaran : compos mentis
Data ini digunakan untuk menggambarkan keadaan klien secara
keseluruhan, dan menggambarkan tingkat kesadaran klien. Apabila
pada wajah klien terlihat pucat kebiruan (sianosis) maka
mengindikasikan adanya distress pernafasan.
7) BB Sebelum/ Sekarang: 68 kg/76 kg
8) TB : 157 cm
Berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit, bila tinggi kurang dari 150 cm.
(Manuaba,2001:183).

1) IMT : 22, 05 (ideal)


Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak setiap
kali kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pada trimester pertama,
biasanya belum menunjukkan peningkatan bahkan kadang-kadang
menurun, hal ini dikarenakan adanya keluhan ibu berupa mual dan
muntah yang dapat mengganggu konsumsi nutrisi pada masa
kehamilan trimester I. Berat ini didapatkan dari berat badan janin
dalam kandungan, air ketuban dan plasenta. Jika berat badan ibu hamil
lebih dari batas normal kemungkinan janin besar, kehamilan
hidramnion, kehamilan ganda. (Baety,2012:3).
2) LILA : 26,5 cm
Pentingnya dilakukan pengukuran LILA pada ibu hamil dapat digunakan
untuk memberi gambaran tentang status gizi ibu hamil, apakah ibu
tersebut mengalami KEP atau tidak(Baety,2012:3).
b. Status present
1) Kepala : mesocephal, rambut hitam, lebat, kulit rambut bersih dan
rambut kadang rontok
2) Mata : conjungtiva merah muda, sklera putih
Warna konjungtiva yang pucat dapat mengindikasikan adanya anemia
karena kekurangan protein dan Fe untuk pembentukan eritrosit,
pemeriksaan terhadap anemia perlu diteguhkan dengan pemeriksaan
kadar Hb di laboratorium.Warna konjungtiva normal adalah merah
muda dan terlihat pembuluh darah kecil dan halus.
3) Hidung : normal, bersih, tidak ada polip.
4) Mulut : simetris, bibir tidak kering, lidah tidak stomatitis Kebersihan

33
mulut akan menggambarakan personal hygiene klien, adanya
sariawan mungkin akan menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu
hamil.
Telinga : simetris, tidak lecet, dan tidak ada serumen.

5) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada


benjolan, kelenjar limfe tidak mengalami pembesaran parotitis.
Pembesaran kelanjar limfe dapat mengindikasikan terjadinya infeksi
pada tubuh klien.
6) Ketiak : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
7) Dada : mamae simetris, areola hiperpigmentasi, mammae membesar,
tidak ada benjolan, puting susu menojol, dan kolostrum belum keluar.
Ukuran payudara yang tidak simetris (biasanya salah satu payudara
berukuran lebih besar daripada yang lain) tetapi dengan kontur yang
sama adalah normal dan merupakan tahap awal perkembangan.
Ketidaksimetrisan kontur payudara, misalnya tonjolan atau lesung
pada kontur menunjukkan ke-abnormalan dan perlu dikonsultasikan ke
dokter. Hiperpigmentasi areola merupakan salah satu tanda dugaan
kehamilan dan merupakan proses fisiologis kehamilan akibat
peningkatan hormon HCG, bidan dapat memberikan konseling
mengenai perubahan fisiologis selama kehamilan. Adanya massa pada
payudara dapat mengindikasikan keabnormalan dan perlu dicurigai
adanya tumor atau keganasan.
11) Perut : tidak ada bekas operasi, ada strie
Data ini digunakan untuk memastikan perkembangan dan impementasi
dari rencana perawatan yang ditujukan untuk kebutuhan wanita dan
mencegah terjadinya komplikasi pada saat persalinaan
Vulva : tidak ada vaices, tidak ada luka, tidak ada kemerahan, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pembesaran, ada terdapat keputihan normal berwarna putih bening

Adanya bau tidak sedap pada vagina dapat mengindikasikan terjadinya


infeksi. Kebocoran urin/feses dari vagina dapat mengindikasikan
adanya vistula. Normalnya terdapat sedikit fluor albus yang berwarna
bening kental, tidak berbau dan tidak terasa gatal. Varises pada vulva
dapat mengakbatkan penyulit selama kehamilan dan persalinan.
Normalnya tidak terdapat varises pada vagina. Adanya massa atau

34
kista dikhawatirkan sebagai indikasi adanya keganasan.
12) Ekstremitas : tidak ada odema dan tidak ada varises
Odema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxameia gravidarum atau
oleh tekanan rahim yang membesar pada vena- vena dalam panggul
yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh hypovitaminose B1,
hypoproteinemia dan penyakit jantung. Munculnya varises pada
kehamilan merupakan hal fisiologis yang terjadi akibat penekanan
vena oleh pembesaran uterus sehingga vena tampak meliuk-liuk.
13) Refleks patella : kanan (+) /kiri (+)
Refleks patella negatif dapat mengidikasikan terjadinya hypovitaminose
B1 dan penyakit urat saraf.
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
Muka : tidak ada odema
Odema pada wajah dapat mengindikasikan tanda bahaya kehamilan, dan
bidan dapat merujuk klien ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
2) Mamae : mamae simetris, areola hiperpigmentasi, mammae
membesar, puting susu menojol.
Ukuran payudara yang tidak simetris (biasanya salah satu payudara
berukuran lebih besar daripada yang lain) tetapi dengan kontur

yang sama adalah normal dan merupakan tahap awal perkembangan.


Ketidaksimetrisan kontur payudara, misalnya tonjolan atau lesung
pada kontur menunjukkan ke-abnormalan dan perlu dikonsultasikan ke
dokter. Hiperpigmentasi areola merupakan salah satu tanda dugaan
kehamilan dan merupakan proses fisiologis kehamilan akibat
peningkatan hormon HCG, bidan dapat memberikan konseling
mengenai perubahan fisiologis selama kehamilan.
3) Abdomen : sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas operasi, tidak ada
strie.
Data ini digunakan untuk memastikan perkembangan dan impementasi
dari rencana perawatan yang ditujukan untuk kebutuhan wanita dan
mencegah terjadinya komplikasi pada saat persalinan.
4) Vulva : tidak ada varices, tidak ada luka, tidak ada kemerahan, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran, ada terdapat keputihan normal

35
berwarna putih bening.
Adanya bau tidak sedap pada vagina dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi. Kebocoran urin/feses dari vagina dapat mengindikasikan
adanya vistula. Normalnya terdapat sedikit fluor albus yang berwarna
bening kental, tidak berbau dan tidak terasa gatal.
Varises pada vulva dapat mengakbatkan penyulit selama kehamilan dan
persalinan. Normalnya tidak terdapat varises pada vagina. Adanya
massa atau kista dikhawatirkan sebagai indikasi adanya keganasan.

c. Palpasi
mamae : tidak ada benjolan dan kolostrum belum keluar

1) abdomen
(a) Leopold I : teraba lunak dan tidak melenting pada fundus
(b) Leopold II : punggung kiri
(c) Leopold III : presentasi kepala
(d) Leopold IV : divergen sudah masuk 4/5 bagian.
Palpasi membantu menentukan TFU, letak, posisi, presentasi janin, serta
memastikan apakah bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas
panggul atau belum, serta Menentukan apakah ada kelainan letak janin
atau tidak.
2) TFU : 30 cm
3) Auskultasi : 142 x/menit 5)
TBBJ : 2945
d. Pemeriksaan penunjang 1)
Hb : 11,6 gr%
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan anemia yang
akan berakibat pada komplikasi pada saat persalinan. Hasil dari
pemeriksaan kadar Hb ini akan menentukan rencana asuhan yang
diberikan, dan konseling mengenai konsumsi tablet Fe pada ibu
hamil. Hb normal pada ibu hamil adalah ≥11,0 gr% pada trimester 1
dan 3, dan ≥10,5 pada trimester 2.
2) HbsAg : negative
Salah satu pemeriksaan cepat untuk deteksi kualitatif Antigen Hepatitis B
permukaan (HbsAg) pada serum atau plasma. Virus Hepatitis B dapat
menyebabkan penyakit hati atau liver yang serius. Hepatitis B dapat

36
menular dari ibu kepada janin selama kehamilan. Akibatnya, bayi
memiliki risiko yang tinggi terhadap timbulnya infeksi jangka panjang
dan penyakit liver nantinya. Bila diketahui bahwa Ibu terinfeksi
hepatitis B, Ibu akan dirujuk kepada dokter spesialis. Selain itu ketika
lahir, bayi akan diperiksa apakah telah tertular atau tidak dan mungkin
akan membutuhkan imunisasi.
3) Rapid test : negative
Merupakan test untuk mengetahui adanya virus HIV atau tidak.
Pemeriksaan ini penting bagi ibu hamil karena infeksi HIV pada Ibu
hamil bisa menembus ke janin selama kehamilan, saat melahirkan,
atau selama menyusui. Virus HIV merupakan virus yang dapat
menyebabkan AIDS.
4) Rapid test : negative
Merupakan test untuk mengetahui adanya virus Corona atau tidak.
Pemeriksaan ini penting bagi ibu hamil karena infeksi Corona pada
Ibu hamil bisa menembus ke janin selama kehamilan, dan penting juga
pada tenaga kesehatan

G. INTERPRETASI DATA DASAR

1. Diagnosa Kebidanan :
Ny K G1P0A0H0 37 minggu JTH Intra Uterin Preskep
2. Masalah : Ibu merasa kram kaki

3. Kebutuhan :
a. Konseling pada ibu tantang senam hamil trimester III
b. Konseling pada ibu tentang kenapa kram kaki dapat terjadi dan
bagaimana cara menguranginya

H. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

Tanggal : 29 Oktober 2021 Jam : 16.25 WIB


1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan keadaan umum
ibu baik, TD 120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu 36˚C,

Respirasi 20 x/menit, pemeriksaan hed to toe baik, keadaan janin ibu baik pada

37
fundus teraba lunak dan tidak melenting, punggung kanan, presentasi kepala
dan belum masuk panggul.
a. Rasionalisasi : memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan agar ibu mengetahui keadaan ibu dan janin yang ada dalam
kandungannya.
b. hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan, dan ibu merasa tenang
karean keadaan diri dan janinnya sehat..
2. Menganjurkan ibu untuk meremdam kakinya dengan menggunakan air hangat
dan pijat relaksasi.
a. Rasionalisasi :
Kram kaki banyak dikeluhkan ibu hamil, terutama pada trimester
kedua dan ketiga. Walau singkat, gangguan ini bisa menimbulkan rasa
sakit yang sangat menekan betis atau telapak kaki. Salah satu pengobatan
secara non farmakologis dalam mengatasi nyeri kram kaki adalah rendam
air hangat
Pijat relaksasi terhadap kehamilan diinginkan dapat dicapai melalui
pijatan yang diberikan oleh pasangan memiliki dampak positif tambahan
pada kualitas hubungan untuk mencegah stres psikososial, efek pijat
selama kehamilan pada Wanita dengan Depresi Prenatal dapat mengurangi
tingkat depresi dan kecemasan serta mengurangi nyeri kaki dan punggung
dibandingkan mereka yang tidak menerima pijat relaksasi.
b. Hasil :
Ibu bersedia untuk lebih rutin melakukan rendam kaki menggunakan air
hangat dirumah dan meminta suami untuk melakukan pijat relaksasi.

Menjelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester


III khususnya terkait keluhan ibu berupa kram pada kaki

c. Rasionalisasi :Ibu hamil sering mengalami kram pada kedua kakinya,


terutama pada malam hari, atau ketika mereka meregangkan kaki atau
menurunkan telapak kaki. Ketidaknyamanan ini biasanya muncul setelah
memasuki usia kehamilan 24 minggu keatas (Irianti dkk, 2014).
Kram pada kaki umumnya disebabkan karena sirkulasi darah yang
lebih lambat saat kehamilan karena adanya penekanan pembuluh darah
disekitar pelvis oleh uterus yang semakin membesar. Penekanan yang
terjadi diduga terdapat pada vena yang membawa darah ke bagian

38
ekstremitas bawah dan beberapa saraf disekitar foramen obturator yang
menuju ke ekstermitas bawah. Disisi lain, kram juga mungkin terjadi
akibat kurangnya asupan kalsium atau ketidakseimbangan rasio kalsium
dan fosfor dalam tubuh (Irianti dkk, 2014).
d. Hasil : Ibu mengetahui tentang penyebab kram yang dialami.
Ibu telah mengetahui hal yang menyebabkan ketidaknyamanan yang saat ini
dialami.
3. Memberikan cara untuk mengurangi ketidaknyamanan yang ibu rasakan saat
ini.
a. Makan makanan yang banyak mengandung kalsium (susu, keju, biji
wijen dan sayuran hijau)

b. Ketika ibu mengalami kram, anjurkan ibu melakukan gerakan ringan


seperti :
1) Meminta ibu untuk meluruskan kakinya yang kram dalam posisi
berbaring kemudian menekan tumitnya pada lantai.
2) Melakukan pemijatan lembut pada bagian betis untuk membantu
relaksasi

Tidak disarankan untuk menggerakkan jempol kaki ke bawah. Sebab


posisi ini dapat membuat kram semakin parah

3) Melakukan elevasi pada kaki (mengangkat kaki) secara periodik


sepanjang hari. Saat istirahat usahakan posisi kaki 20-25 cm, hal ini
dilakukan agar sirkulasi darah menjadi lancar
4) Mengonsumsi susu dengan kandungan kalsium dan fosfor secara
seimbang.
5) Menggunakan penghangat otot
c. Menghindari aktifitas berat, pemakaian high heels atau mengangkat
beban terlalu berat.
d. Mengubah pola tidur
Hasil :Ibu telah mengetahui cara agar rasa nyaman yang diajarkan dapat
mempraktekkan dengan benar.
4. Memberikan suplemen pada ibu.
Fe ( 1 sehari x 1 tablet ) dosis 400 µg Kalk
(1 sehari 1 tablet) dosis 500 mg
a. Rasionalisasi:

39
Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia. Anemia dalam kehamilan
dapat /mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin.
Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko terjadinya perdarahan
postpartum (Proverawati, Atikah, 2009). WHO merekomendasikan agar
setiap ibu hamil mengkonsumsi suplementasi Fe 60 mg perhari selama 6
bulan (Husin, 2014).
Suplementasi kalsium melalui makanan yang dianjurkan merupakan salah satu
upaya untuk penanggulangan dan pencegahan terjadinya kenaikan darah
pada ibu hamil yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan AKI dan
memberi cadangan kalsium yang cukup pada janin (Permaesih, dkk,
1999). Dosis yang direkomendasikan untuk suplemasi kalsium ibu hamil
adalah 1000mg/hari

Hasil : Ibu telah mendapatkan suplemen dan bersedia meminumnya

5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu atau jika ibu
mengalami masalah pada kehamilannya.
a. Rasionalisasi:
Kunjungan antenatal minimal 4 kali merupakan salah satu upaya untuk
menurunkan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan
dan nifas pada ibu dan bayi baru lahir (Depkes, 2005). Hal ini sangat perlu
dilakukan untuk memantau kesejahteraan ibu dan janin serta memastikan
presentasi janin selama kehamilan.
b. Hasil : Ibu setuju untuk melakukan kunjungan ulang lagi setelah 2 minggu
atau jika ibu merasa ada masalah dengan kehamilannya.

40
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny.K G 1P0A0 usia 25
tahun kehamilan 37 minggu di PMB Rosmala Aini pada tanggal 29 Oktober 2021,
penulis tertarik untuk membahas beberapa hal yakni rendam kaki menggunakan air
hangat, pijat relaksasi atau olahraga ringan, kram pada bagian ekstermitas bawah.
Dalam menentukan prioritas masalah kami lakukan dengan menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah satu
cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring 1-5 dan
dengan mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG.
A. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi.
B. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab
isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu
masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila
dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
C. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk kalau
dibiarkan. Dalam menentukan prioritas masalah dengan metode USG ini,
penulis lakukan bersama keluarga dalam diskusi penentuan prioritas masalah di
PMB Rosmala Aini. Dimana, keluarga yang hadir (ibu) memberikan skornya
terhadap tiap masalah yang ada

Ket: USG
NO. PRIORITAS MASALAH RANKING
5= U S G

1. Kram pada Kaki 5 5 4 I

2. Rendam Air Hangat 4 3 5 II


41
Pijat Relaksasi 3 3 3 III
Sangat Besar 4 =
Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat Kecil
Dari matriks di atas, dapat mengambil kesimpulan bahwa, masalah
kesehatan yang akan diselesaikan dari peringkat 1 yaitu nyeri punggung ibu
hamil, selanjutnya senam hamil, berikutnya adalah kram pada kaki.
A. Kram Pada Trimester III
Ibu hamil sering mengalami kram pada kedua kakinya, terutama pada
malam hari, atau ketika mereka meregangkan kaki atau menurunkan telapak
kaki. Ketidaknyamanan ini biasanya muncul setelah memasuki usia
kehamilan 24 minggu keatas (Irianti dkk, 2014).
Kram pada kaki umumnya disebabkan karena sirkulasi darah yang
lebih lambat saat kehamilan karena adanya penekanan pembuluh darah
disekitar pelvis oleh uterus yang semakin membesar. Penekanan yang terjadi
diduga terdapat pada vena yang membawa darah ke bagian ekstremitas
bawah dan beberapa saraf disekitar foramen obturator yang menuju ke
ekstermitas bawah. Disisi lain, kram juga mungkin terjadi akibat kurangnya
asupan kalsium atau ketidakseimbangan rasio kalsium dan fosfor dalam
tubuh (Irianti dkk, 2014).

Banyak penelitian menerangkan bahwa kram pada kaki sangat berhubungan


dengan pola tidur ibu hamil. Saat kram terjadi, secara otomatis akan
membuat ibu terbangun karena rasa tidak nyaman. Hal tersebut biasanya
terjadi berulang sehingga mengganggu jumlah jam tidur ibu. Hal ini sesuai
dengan yang dialami oleh Ny I, dimana pada pola istirahat, tampak adanya
pengurangan jam istirahat yakni pada saat sebelum hamil, ia bisa tidur lebih
dari tujuh jam, namun pada saat hamil ia hanya bisa tidur antara enam sampai
tujuh jam. Berdasarkan anamnesis hal yang membuatnya terbangun adalah
saat merasa kakiya kram.
Menurut Hensley (2017) dalam penelitian yang berjudul Leg Cramps
and Restless Legs Syndrome During Pregnancy, gangguan tidur dalam
kehamilan dapat membawa dampak negatif pada ibu hamil diantaranya
konsentrasi menurun, tidak bersemangat pada siang hari, kelelahan, dan

42
berpotensial kala 1 dan kala 2 lama saat proses persalinan sehingga
meningkatkan pula resiko tindakan operatif. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
asuhan yang tepat untuk mengatasi gangguan yang menyebabkan ibu
terganggu pola tidurnya.
Pada kasus kram kaki, terdapat beberapa saran yang dapat dianjurkan
tenaga kesehatan untuk mengurangi ketidaknyamanan diantaranya :
1. Makan makanan yang banyak mengandung kalsium (susu, keju, biji
wijen dan sayuran hijau)
2. Ketika ibu mengalami kram, anjurkan ibu melakukan gerakan ringan
seperti :
a. Meminta ibu untuk meluruskan kakinya yang kram dalam posisi
berbaring kemudian menekan tumitnya pada lantai.
b. Melakukan pemijatan lembut pada bagian betis untuk membantu
relaksasi
c. Tidak disarankan untuk menggerakkan jempol kaki ke bawah. Sebab
posisi ini dapat membuat kram semakin parah.
d. Melakukan elevasi pada kaki (mengangkat kaki) secara periodik
sepanjang hari. Saat istirahat usahakan posisi kaki 20-25 cm, hal ini
dilakukan agar sirkulasi darah menjadi lancar
e. Mengonsumsi susu dengan kandungan kalsium dan fosfor secara
seimbang.
f. Menggunakan penghangat otot

3. Menghindari aktifitas berat, pemakaian high heels atau mengangkat


beban terlalu berat.
Kram pada kaki ibu hamil trimester III, biasanya juga timbul
akibat meningkatnya beban tubuh (akibat bertambahnya berat badan saat
hamil). Untuk itu tidak dianjurkan bagi wanita hamil untuk melakukan
aktifitas berat atau pun mengangkat benda berat, sebab hal tersebut akan
menambah beban kerja ekstremitas bawah. Disamping itu, penggunaan
high heels pada wanita hamil juga menimbulkan efek yang kurang baik
dan memicu adanya kram serta oedema. Sebab, titik tumpu kaki akan
semakin kecil sehingga beban kerja akan semakin berat. (Hensley, 2017)
4. Mengubah pola tidur
Konseling tentang perubahan pola hidup khususnya pola istirahat sangat

43
dianjurkan untuk mengurangi keluhan kram kaki pada ibu hamil. Jika
memungkinkan menjaga pola tidur (tidur dan bangun diwaktu yang sama
setiap hari). Menjaga tubuh agar rileks seperti mengurangi jam kerja pada
wanita karier, mandi air hangat sebelum tidur, mengurangi konsumsi
coklat dan kafein selama kehamilan (Hensley, 2017).
B. Rendam Air Hangat
Penelitian Ani, et al (2020) Penerapan Rendam Air Hangat Untuk
Mengatasi Nyeri Kram Kaki Pada Ibu Hamil Trimester II dan III di Desa
Bakungan Karangdowo Klaten menunjukkan bahwa setelah diberikan
rendam air hangat terdapat penurunan skala nyeri kram kaki. Skala nyeri Ny.
N mengalami penurunan dari skala nyeri 6 menjadi skala nyeri 1 dan skala
nyeri Ny. A juga mengalami penurunan dari skala nyeri 7 menjadi skala
nyeri
1. Kesimpulan; Terdapat penurunan skala nyeri setelah diberikan rendam air
hangat selama 6 hari di desa Bakungan Karangdowo Klaten.
C. Pijat Relaksasi
Efek pijat relaksasi terhadap kehamilan diinginkan dapat dicapai melalui pijatan
yang diberikan oleh pasangan memiliki dampak positif tambahan pada
kualitas hubungan untuk mencegah stres psikososial, efek pijat selama
kehamilan pada Wanita dengan Depresi Prenatal dapat mengurangi tingkat
depresi dan kecemasan serta mengurangi nyeri kaki dan punggung
dibandingkan mereka yang tidak menerima pijat relaksasi. Pijat relaksasi
secara teratur selama kehamilan mungkin memiliki efek positif pada
perkembangan dan pertumbuhan janin. Empat studi termasuk yang
menyelidiki hasil janin menunjukkan bahwa wanita depresi yang menerima
pijat relaksasi teratur selama kehamilan memiliki insiden kelahiran prematur
yang lebih rendah dan melahirkan anak dengan berat lahir lebih tinggi
daripada wanita dalam kelompok kontrol. Efek serupa dicapai melalui sesi
yoga 20 menit sekali atau dua kali seminggu. Selanjutnya, bayi baru lahir dari
ibu depresi yang menerima pijat memiliki kadar kortisol yang lebih rendah
dan skor yang lebih baik pada tes perilaku dan neurologis dibandingkan
neonatus dari ibu depresi yang tidak menerima pijat.

Kontraindikasi yaitu plasenta previa, persalinan prematur, gangguan


pembekuan darah atau diabetes. Pada wanita dengan kehamilan tanpa

44
komplikasi, hanya sedikit efek samping sementara (kelelahan), nyeri otot
pasca perawatan, sakit, kepala, eksaserbasi gejala muskuloskeletal, kelelahan
setelah perawatan dan pusing, wanita sehat dengan kehamilan tanpa
komplikasi dapat menerima pijatan selama kehamilan. Komplikasi kebidanan
tidak terjadi: tidak ada ibu atau anak yang mengalami cedera fisik akibat
perawatan pijat. Pemijatan tidak boleh dilakukan pada jaringan otot bagian
dalam pada lengan dan terutama bukan pada kaki, untuk menghindari
melonggarnya bekuan darah atau menyebabkan hematoma.
Pijat harus dilakukan dalam posisi lateral jika wanita itu berbaring;
posisi duduk juga dimungkinkan. Wanita hamil tidak boleh dipijat sambil
berbaring tengkurap, karena tidak nyaman bagi banyak ibu hamil dan dapat
menghambat relaksasi. Untuk mencegah sindrom vena cava, wanita hamil
tidak boleh berada dalam posisi terlentang untuk waktu yang lama. Selama
kehamilan, wanita tidak boleh dipijat di perut, karena dapat menyebabkan
ruptur plasenta atau uteri dan dapat menyebabkan keguguran dan bahkan
kematian ibu.

D. Konsumsi Kalsium Pada Ibu Hamil Trimester III


Kebutuhan kalsium pada ibu hamil sangat tinggi karena diperlukan untuk
pembentukan tulang janin. Kadar kalsium dalam darah wanita hamil menurun
sampai 5% dari wanita normal. Apabila asupan dan persediaan kalsium ibu
kurang maka pembentukan tulang bayi kurang sempurna. Akibatnya ibu
mengalami kram, nyeri sendi, caries, dan osteoporosis. Terdapat hubungan antara
konsumsi kalsium dengan kejadian kram kaki pada ibu hamil trimester III
(P=0,036<α=0,05). Disarankan bagi ibu hamil khususnya pada trimester III tetap
mengkonsumsi tablet kalsium dan diimbangi dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung kalsium serta melakukan pencegahan terjadinya kram kaki.

45
BAB V
PENUTU
P

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pengelolaan kasus pada Ny. K umur 25 tahun
G1P0A0 37 minggu, dapat disimpulkan bahwa pada trimester III ini ibu
mengalami kram pada bagian ekstermitas. Selain itu ibu membutuhkan
konseling tentang penyebab kram kaki serta cara mengatasinya . Pada kasus
kram kaki, terdapat beberapa saran yang dapat dianjurkan tenaga kesehatan
untuk mengurangi ketidaknyamanan diantaranya :

1. Makan makanan yang banyak mengandung kalsium (susu, keju, biji wijen
dan sayuran hijau)
2. Ketika ibu mengalami kram, anjurkan ibu melakukan gerakan ringan
seperti:
a. Meminta ibu untuk meluruskan kakinya yang kram dalam posisi
berbaring kemudian menekan tumitnya pada lantai.
b. Melakukan pemijatan lembut pada bagian betis untuk membantu
relaksasi
c. Tidak disarankan untuk menggerakkan jempol kaki ke bawah. Sebab
posisi ini dapat membuat kram semakin parah.
d. Melakukan elevasi pada kaki (mengangkat kaki) secara periodik
sepanjang hari. Saat istirahat usahakan posisi kaki 20-25 cm, hal ini
dilakukan agar sirkulasi darah menjadi lancar
e. Mengonsumsi susu dengan kandungan kalsium dan fosfor secara
seimbang.
f. Menggunakan penghangat otot
3. Menghindari aktifitas berat, pemakaian high heels atau mengangkat beban
terlalu berat.
Kram pada kaki ibu hamil trimester III, biasanya juga timbul akibat
meningkatnya beban tubuh (akibat bertambahnya berat badan saat hamil).
Untuk itu tidak dianjurkan bagi wanita hamil untuk melakukan aktifitas

berat atau pun mengangkat benda berat, sebab hal tersebut akan menambah

46
beban kerja ekstremitas bawah. Disamping itu, penggunaan high heels pada
wanita hamil juga menimbulkan efek yang kurang baik dan memicu adanya
kram serta oedema. Sebab, titik tumpu kaki akan semakin kecil sehingga
beban kerja akan semakin berat. (Hensley, 2017)
4. Mengubah pola tidur
5. Rendam kaki dengan air hangat
6. Pijat relaksasi
B. Saran
1. Mahasiswa
Dengan melakukan pengelolaan kasus ini, diharapkan dapat mahasiswi
diharapkan dapat melakukan critical thinking terhadap suatu kasus yang ia
temukan. Selain itu, mahasiswi juga dituntut untuk dapat melalukan critical
appartial pada beberapa jurnal terbaru (ter-uptodate) sehingga diharapkan
nantinya mahasiswi dapat melakukan asuhan dan pemecahan masalah dengan
tindakan yang telah memiliki evidence based terutama dalam bidang
kebidanan dan dapat menjadi bahan masukan untuk dilakukan penelitian lebih
lanjut.
2. Tenaga Kesehatan
Dengan melakukan pengelolaan kasus ini, dapat menjadi masukan dalam
memberikan asuhan bagi tenaga kesehatan untuk semakin meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak secara holistic baik fisik dan psikologis

47
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B: BKK (ED). 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Ani, et al. 2020. Penerapan Rendam Air Hangat Untuk Mengatasi Nyeri Kram Kaki Pada Ibu
Hamil Trimester II dan III di Desa Bakungan Karangdowo Klaten. STIKES’ Aisyiyah
Surakarta

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Bandiah, S. 2009. Kehamilan, Persalinan dan Gangguan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Bratasasmita, N . 2012. Hamil Sehat & Menyenangkan. Yogyakarta: GrafindoLitera Media.

Cuningham. F. G. 2015. Obstetric Wiliam. Jakarta: EGC.

Damayanti, I, P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada IbuBersalin dan
Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish.

Dwienda,dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Balita, dan AnakPrasekolah Untuk
Para Bidan. Yogyakarta: Deepublish.

JNPK- KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta:Depkes RI.

Klien, S & Fiona. 2009. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta: Pall Mall.

Krisnawati, dkk. 2012. Hubungan Konsumsi Kalsium Pada Ibu Hamil Trimester
III Dengan Kejadian Kram Kaki Jurnal Keperawatan: Persatuan Perawat
Nasional Indonesia Jawa Timur, Surabaya.

Kusmiyati, dkk. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. Mochtar,R.

2011. Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. Jakarta:


EGC.

Mueller,et al. 2021. Review Effects, Side Effects and Contraindications of Relaxation Massage
during Pregnancy: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials. Journal of
Clinical Medicine.
https://www.mdpi.com/journal/jcm. https://doi.org/10.3390/jcm10163485

Muslihatun, W. N. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:Fitramaya.

48
Rahmawati, E, N. 2011. Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya: Victory Inti

Cipta. Romauli, S. 2011. Buku Ajar Asuham Kebidanan 1. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Rukiyah, A. Y. 2009. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Jakarta: CV. Trans


InfoMedia. Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Thorn, G. 2013. Kehamilan Sehat. Jakarta: Erlangga.

Wagiyo, dkk. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan bayi barulahir.
Yogyakarta: ANDI.Yulaikhah, L. 2009. Seri Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai