Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PENDAHULUAN PREEKLAMPSIA

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

oleh
Berta Katrina Ramadhantya, S.Kep
NIM 202311101143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
LAPORAN PENDAHULUAN PREEKLAMPSIA
Oleh:
Berta Katrina Ramadhantya, S.Kep
NIM 202311101143

A. KASUS
Preeklampsia.

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Pengertian
Kesehatan ibu merupakan persoalan yang sangat penting bagi suatu bangsa,
karena derajat kesehatan suatu bangsa dapat dinilai dari Angka Kematian Ibu
(AKI). Angka kematian ibu dapat dijadikan sebagai indikator untuk
menggambarkan kesejahteraan masyarakat suatu negara (Kemenkes RI, 2014).
Preeklampsia merupakan penyebab kedua setelah perdarahan sebagai penyebab
langsung yang spesifik terhadap kematian maternal. Preeklampsia dan eklampsia
merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus karena
preeklampsia merupakan penyebab kematian ibu hamil dan perinatal yang tinggi
terutama dinegara berkembang (Marlina dkk, 2019). Kementerian Kesehatan
menjelaskan bahwa hipertensi dalam kehamilan merupakan penyakit yang
berbahaya, terutama apabila terjadi pada wanita yang sedang hamil. Hal ini dapat
menyebabkan kematian bagi ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Karena tidak ada
gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini (Kemenkes, 2013).
Preeklampsia merupakan suatu kelainan secara multisistematik yang biasanya
terjadi pada masa kehamilan yang ditandai dengan hipertensi, edema, dan
proteinuria yang berlangsung pada kehamilan lebih dari 20 minggu dan lebih
sering terjadi pada usia kehamilan 37 minggu, atau bisa terjadi segera sesudah
persalinan (Sumampouw dkk, 2019). Preeklampsia merupakan hipertensi pada
usia kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan dengan tekanan darah > 140/90
mmHg yang dilakukan pengukuran 2 kali selang 4 jam disertai dengan proteinuria
>300 mg protein dalam urin selama 24 jam (Lombo, Giovanna E dkk, 2017).
Preeklampsia dibagi menjadi 2 yaitu preeklampsia ringan dan berat. Preeklampsia
berat jika tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110
mmHg yang disertai dengan nilai proteinuria > 5 gr/24 jam yang biasanya muncul
pada saat sebelum, selama dan setelah persalinan (Karima dkk, 2015).
b. Etiologi Preeklampsia
Etiologi dari preeklampsia yang dialami oleh ibu hamil antara lain sebagai
berikut (Muzalfah dkk, 2018):
1. Ibu hamil yang berusia > 35 tahun atau usia kurang dari 20 tahun
2. Ibu nulipara
3. Jarak antar kehamilan yang berdekatan
4. Riwayat preeklampsia sebelumnya
5. Riwayat keluarga preeklampsia
6. Kehamilan multipel
7. Obesitas sebelum hamil dan IMT saat pertama kali ANC
8. Riwayat penyakit (diabetes, ginjal dan hipertensi)
c. Klasifikasi
Preeklampsia dibedakan menjadi dua yaitu preeklamsia ringan dan
preeklamsia berat, kedua jenis preeklamsia ini memiliki tanda dan gejala yang
berbeda sebagai berikut (Bahiyatun, 2009):
1. Preeklampsia Ringan
a) Peningkatan TD (>140/90 mmHg)
b) Edema tekan pada: tungkai (pretibial), dinding perut, lumbosakral dan
wajah/tangan
c) Protein urine > 0,3 gr/lt/24 jam
2. Preeklampsia Berat
a) Tekanan darah (>160/110 mmHg)
b) Tekanan darah ini tidak menurun walaupun ibu hamil sudah dirawat di RS
dan menjalani tirah baring
c) Protein urine >5 gr/24 jam
d) Oliguri jumlah produksi urine < 500 cc/24 jam atau disertai kenaikan kadar
kreatin darah
e) Adanya gejala-gejala eklampsia impending : gangguan visus, gangguan
serebral, nyeri epigastrium (gangguan otak atau gangguan penglihatan,
nyeri ulu hati)
f) Edema paru/ sianosis
d. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala preeklampsia yaitu :
1. Tekanan darah tinggi
2. Proteinuria
3. Sakit kepala berat dan terjadi secara terus menerus
4. Gangguan penglihatan
5. Nyeri di perut kanan atas
6. Sesak nafas
7. Pusing,lemas,dan tidak enak badan
8. Frekuensi buang air kecil dan volume urine menurun
9. Mual dan muntah
10. Bengkak pada tungkai, tangan,wajah,dan beberapa bagian tubuh lain
11. Berat badan naik secara tiba-tiba
e. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan preeklampsia tergantung dari usia gestasi dan tingkat
keparahan penyakit. Tujuan utama penatalaksanaan preeklampsia adalah kondisi
ibu yang aman dan persalinan bayi yang sehat. Pada pasien dengan preeklampsia
tanpa tanda-tanda preeklampsia berat, induksi sering dilakukan setelah usia gestasi
37 minggu. Sebelumnya, pemberian kortikosteroid dilakukan untuk mempercepat
pematangan paru janin. Pada preeklampsia berat, induksi dipertimbangkan setelah
usia gestasi di atas 34 minggu. Pada kondisi seperti ini, beratnya penyakit pada
ibu lebih dipertimbangkan dari risiko prematuritas bayi. Pada situasi gawat
darurat, pengontrolan terhadap tekanan darah dan kejang harus menjadi prioritas
(Khairani, 2017). Penatalaksanaan yang bisa diberikan pada preeklamsia antara
lain:
1. Preeklampsia berat <37 minggu
a) Kolaborasi terapi MgSO4 : untuk mencegah dan mengatasi kejang
b) Selanjutnya ibu dirawat, keadaan janin dimonitor, BB ditimbang sambil
mengawasi timbulnya gejala
c) Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan dilakukan terminasi kehamilan
dengan induksi partus/tindakan lain sesuai dengan keadaan
2. Preeklampsia ringan <37 minggu
a) Pasien rawat inap, bed rest ditempatkan dalam kamar isolasi
b) Berikan diet rendah garam dan tinggi protein
c) Kolaborasi terapi MgSO4 anti hipertensi, Lasix (untuk mengurangi kadar
garam dalam tubuh) dan oksitosin
d) Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum/forseps ibu dilarang
mengejan
e) Bila ada indikasi obstetrik dilakukan SC
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Menunjukkan penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal
hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%), Hematokrit meningkat
(nilai rujukan 37 – 43 vol%), Trombosit menurun (nilai rujukan 150 – 450
ribu/mm3), protein urin dengan kateter atau midstream (biasanya meningkat
hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif), BJ urine meningkat,
serum kreatinin meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml, total protein
serum menurun (N= 6,7-8,7 g/dl).
2. Ultrasonografi
Ditemukan pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan
volume cairan ketuban sedikit.
3. Kardiotografi: Ditemukan denyut jantung janin lemah.
g. Patofisiologi
Awal mula terjadi preeklampsia sebenarnya sejak masa awal terbentuknya
plasenta dimana terjadi invasi trofoblastik yang abnormal. Pada kondisi normal,
terjadi remodeling anteriol spiralis uterin pada saat diinvasi oleh trofoblast
endovaskuler. Sel-sel tersebut menggantikan endotel pembeluh darah dangaris
otot sehingga diameter pembuluh darah membesar. Vena diinvasi secara
superfisial. Pada kasus preeklampsia, terjadi invasi trofoblast yang tidak lengkap.
Invasi terjadi secara dangkal terbatas pada pembuluh darah desidua tetapi tidak
mencapai pembuluh darah myometrium. Pada kehamilan normal tanpa
preeklampsia, invasi trofoblast terjadi secara lengkap mencapai myometrium
(Djami, 2016).
Invasi trofoblas yang kurang memadai dan remodeling arteri spiralis yang
buruk mengakibatkan hipoksia dan iskemia pada plasenta yang merupakan
kejadian praklinis utama yang terjadi pada maternal fetal interface. Sehingga
plasenta akan mengeluarkan molekul inflamasi dan faktor antiangiogenik yang
tampak pada sirkulasi sistemik maternal yang kemudian mengakibatkan disfungsi
endotel dan gejala hipertensi, proteinuria dan kerusakan ginjal (Danianto dan
Ernawati, 2015).
C. POHON MASALAH

usia  35 tahun dan  20 tahun, jarak kehamilan berdekatan, kehamilan pertama, riwayat keluarga
sebelumnya, kehamilan multipel, riwayat obesitas, riwayat penyakit.

Vasokontriksi pembuluh Ginjal Preeklampsia Otak Peningkatan tekanan darah


Aliran darah menurun darah ke ginjal

Retensi sodium dan air Koroner Pembuluh Darah Resistensi pembuluh Menurunnya suplai
Iskemia miokard
darah ke otak oksigen ke otak
Edema
Nyeri dada
Sistemik
Hipervolemia Tekanan pembuluh Resiko Perfusi
Nyeri Akut darah meningkat Serebral Tidak Efektif
Vasokontriksi

Sakit kepala
Hipoksia pada Penurunan aliran
Penurunan COP Peningkatan afterload
janin darah
Gangguan
Keletihan
Resiko Cedera Rasa Nyaman
pada Janin
D. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN (data fokus)
a. Riwayat kesehatan
1. Identitas klien
Meliputi : nama,umur tempat tinggal dan jenis kelamin.
2. Keluhan utama
Klien mengalami keluhan pusing yang terus menerus dan tekanan darah
tinggi.
3. Riyawat penyakit dahulu
Memiliki riwayat penyakit hipertensi .
4. Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat penyakit turunan dari salah satu anggota keluarga yang
menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
perut ibu..
b. Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan yang dilakukan, yaitu:
1. Aktivitas/istirahat
Mengenai aktivitas harian dan kebutuhan jam tidur serta bagaimana polanya
yang menganggu atau sesuai dengan kebutuhan istirahat
2. Sirkulasi
Keadaan kinerja jantung yang sesuai dengan keadaan fisik yang mendukung.
3. Eliminasi
Pola eliminasi yang sesuai mulai dari kebutuhan BAB dan BAK dari klien.
4. Makanan dan cairan
Kebutuhan intake tubuh yang diperlukan oleh klien dan keadaanya untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
5. Pernafasan
Keadaan pola nafas yang tidak terganggu dan kebutuhan oksigen yang baik
atau kurang menjadi tolak ukur pernafasan yang baik.
6. Keamanan
Keadaan status imun tubuh yang baik dan mampu menangkal penyakit atau
keadaan klien yang sebalinya.
c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : tingkat kesadaran klien atau nilai dari GCS.
2. Berat badan: perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan BB sesuai standar
usia.
3. Otot: otot tanus tidak baik aktifitas berkurang.
4. Fungsi gastrointestinal: apakah ada keluhan diare dan fase masuknya
makanan.
5. Rambut: kusam,kering,kemerahan, tipis, penyebaran tidak merata.
6. Kulit: kering, pucat.
7. Bibir: kering,pecah-pecah,membran mukosa kering.
8. Mata: konjungtiva anemis.

Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan yaitu:
1. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisilogis
3. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan
4. Keletihan b.d kondisi fisiologis
5. Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d faktor resiko hipertsi
6. Risiko cidera pada janin d.d kondisi klinis terkait penyakit
Intervensi Keperawatan

No DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


KEPERAWATAN
1. Hipervolemia Setelah dilakukan intervensi selama Manajemen hipervolemia (I.03115)
(D.0022) b.d 2x24 jam maka keseimbangan cairan Observasi
gangguan mekamisme meningkat dengan kriteria hasil: 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis edema,
regulasi. 1. Kelembapan membran JVP/CVP meningkat,suara napas tambahan)
mukosa meningkat; 2. Identifikasi penyebab hipervolemia
2. Edema menurun; 3. Monitor status hemodinamik (mis frekuensi jantung, tekanan
3. Turgor kulit membaik; darah)
4. Berat badan membaik. Terapeutik
4. Batasi asupan cairan dan garam
5. Tinggikan kepala tempat tidur (30- 40o)
Edukasi
6. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan luaran
cairab
7. Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian diuretik
2. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan intervensi selama Manajemen nyeri (I.08238)
b.d agen pencedera 2x24 jam maka tingkat nyeri menurun Observasi:
fisiologis. dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
1. Keluhan nyeri menurun; intensitas nyeri.
2. Meringis menurun; 2. Identifikasi skala nyeri.
3. Sikap protektif; 3. Identifikasifaktor yang memperberat dan memperingan
4. Gelisah menurun; nyeri.
5. Kesulitan tidur menurun. Terapiutik:
4. Beikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri.
5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri.
6. Fasilitasi istirahat dan tidur.
Edukasi:
7. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
8. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
9. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat.
Kolaborasi:
10. Kolaborasi pemberian analgesik, bila perlu
3. Gangguan rasa Setelah dilakukan intervensi selama Edukasi teknik napas (I.12452)
nyaman (D.0074) b.d 2x24 jam maka status kenyamanan Observasi
gangguan adaptasi meningkat dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
kehamilan 1. Kesejahteraan fisik meningkat; Terapeutik
2. Keluhan sulit tidur menurun; 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Keluhan lelah menurun. 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
5. Jelaskan tujuan dan manfaat teknik napas
6. Jelaskan prosedur teknik napas
7. Anjurkan memposisikan tubuh senyaman mungkin
8. Anjurkan menutup mata dan berkonsentrasi penuh
9. Demonstrasikan menarik napas selama 4 detik, menahan
napas selama 2 detik dan menghembuskan napas selama 8
detik
4. Keletihan (D.0057) Setelah dilakukan intervensi Edukasi aktivitas/istirahat (I.12362)
b.d kondisi fisiologis keperawatan 2x24 jam, tingkat Observasi
(kehamilan). keletihan pasien menurun dengan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
kriteria hasil: Terapeutik
1. Verbalisasi kepulihan energi 2. Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas
meningkat; dan istirahat
2. Verbalisasi lelah dan lesu 3. Berikan kesempatan pada pasien dan keluarga
menurun; untuk bertanya
3. Sakit kepala menurun; Edukasi
4. Gelisah dan sianosis menurun; 4. Jelaskan pentingnya melakukan ativitas
5. Frekuensi napas menurun. fisik/olahraga rutin
5. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
(mis kelelahan, sesak napas saat aktivitas)
6. Jelaskan cara mengidentifikas target dan jenis
aktivitas sesuai kemampuan
5. Resiko cedera pada Setelah dilakukan intervensi Perawatan kehamilan risiko tinggi (1.14560)
janin (D.0138) d.d keperawatan 2x24 jam, tingkat cedera Observasi
efek agen menurun dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi faktor risiko kehamilan
farmakologis penyakit 1. Kejadian cedera menurun 2. Identifikasi riwayat obstetris
penyerta 2. Tekanan darah membaik 3. Monitor status fisik dan psikososial selama kehamilan
3. Frekuensi nadi membaik Terapeutik
4. Iritabilitas menurun 4. Dampingi ibu saat merasa cemas
5. Diskusikan persiapan persalinan dan kelahiran.
Edukasi
6. Jelaskan risiko janin mengalami kelahiran prematur.
7. Informasikan kemungkinan intervensi selama proses
kelahiran
8. Anjurkan ibu untuk beraktifitas dan beristirahat yang cukup.
9. Kolaborasi dengan spesialis jika ditemukan tanda dan
bahaya kehamilan
DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta. EGC.

Danianto, A. dan Ernawati. 2015. Perbedaan Kadar Il-10 Pada Preeklampsia Tipe Dini
dan Lambat. Majalah Obstetri & Ginekologi. 23(3).

Djami, Moudy. 2016. Preeklampsia. Akademi Kebidanan : Tangerang

Karima, N., R. Machmud, dan Yusrawati. 2015. Hubungan Faktor Risiko dengan
Kejadian Pre-Eklampsia Berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas. 4(2):556–561.

Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Fasilitas Dasar
dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

Khairani, Yelsi. 2017. Preeklampsia. https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-


dan-ginekologi/preeklampsia

Lombo,Giovanna E, dkk.2017.Karakteristik Ibu Hamil dengan Preeklamsia di RSUP


Prof.Dr. R. D Kandau Manado. Jurnal Kedokteran Klinik (JKK). Volumen 1 No.3,
April 2017.

Marlina., Sakona, Y., Selpiana. 2019. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di BLUD Rumah Sakit H.M Djafar Harun Kolaka
Utara. Jurnal Ilmiah Forilkesuit. Vol 1(2): 54-64.

Muzalfah, R., Y. Dyah, P. Santik, dan A. S. Wahyuningsih. 2018. Kejadian Preeklampsia


pada Ibu Bersalin. 2(3):417–428.
Sumampouw, C. M., H. M. Tendean, dan F. W. Wagey. 2019. Gambaran Preeklampsia
Berat dan Eklampsia Ditinjau dari Faktor Risiko di RSUP Prof. Dr. D. Kandou
Manado. Jurnal Medik Dan Rehabilitasi. 1(3):1–5.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standart luaran Keperawatan Indoneisa. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indoneisa. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN
PREEKLAMPSIA

KEPERAWATAN MATERNITAS

Oleh:

Berta Katrina Ramadhantya, S.Kep

NIM 202311101143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN
PREEKLAMPSIA

KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun guna untuk memenuhi tugas stase Keperawatan Maternitas pada


program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Jember

Oleh:

Berta Katrina Ramadhantya, S.Kep

NIM 202311101143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
JEMBER

FORMAT PENGKAJIAN INTRANATAL

Rumah sakit : RSAM Lampung


Ruangan :-
Tgl/Jam MRS : 10 Oktober 2013
Dx.Medis : G2P1A0 hamil aterm dengan Preeklampsia berat dan
sindrom HELLP parsial
No. Register :-
Yang Merujuk : Bidan
Pengkajian oleh : Berta Katrina Ramadhantya, S.Kep
Tgl/Jam Pengkajian : Rabu, 28 April 2021

I. BIODATA

Nama Klien : Ny. A Nama Suami : Tn. G


Umur : 27 tahun Umur :-
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan :- Pendidikan :-
Pekerjaan :- Pekerjaan :-
Agama :- Agama :-
Penghasilan :- Penghasilan :-
Gol. Darah :- Gol. Darah :-
Alamat : Lampung Alamat : Lampung

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan Utama:
Mengeluh mau melahirkan dengan darah tinggi
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Ny. A datang dengan keluhan mau melahirkan dengan darah tinggi.
Klien mengeluh perut terasa mules yang menjalar sampai pinggang
makin lama makin sering dan kuat yang dirasakan 5 jam sebelum
masuk rumah sakit. Klien mengatakan adanya riwayat keluar darah
dan lendir namun tidak ada riwayat keluar air-air dari kemaluan. Klien
mengatakan memiliki riwayat darah tinggi selama kehamilan sejak
usia kehamilan 32 minggu. Klien mengatakan tidak ada keluhan nyeri
pada daerah uluh hatinya, pandangan mata kabur, sakit kepala dan
mual muntah. Klien mengaku hamil cukup bulan dan masih
merasakan gerakan janin.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat darah tinggi sebelum hamil
dan tidak memiliki riwayat darah tinggi pada kehamilan sebelumnya.
Riwayat persalinan dan kehamilan pertama pada tahun 2005 hamil
cukup bulan, lahir spontan, dengan berat badan bayi 3300 gr dan
riwayat nifas baik.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Klien mengatakan tidak ada riwayat darah tinggi pada keluarga.
5. Riwayat Psikososial:
Klien menganggap kesehatan itu penting sehingga saat klien merasa
ada yang berbeda klien langsung memeriksakan diri ke bidan terdekat,
selama kehamilan klien rutin memeriksakan kehamilan ke bidan.
6. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi & tata laksana hidup sehat
Klien menganggap kesehatan itu penting sehingga saat klien
merasa tidak enak badan klien langsung memeriksakan diri pada
fasilitas kesehatan terdekat.
Interpretasi: Pemeliharaan kesehatan baik
b. Pola nutrisi dan metabolisme
 Antropometry
TB: 165 cm
BB: 68 kg
IMT: 25,2 kg/m2
Interpretasi: berada dalam kategori normal
 Biomedical Sign
Hb 12,8 gr%, leukosit 8.100/ul, trombosit 147.000/mm3, SGOT 25
u/l, SGPT 11 u/l, LDH 644 u/l, urea 9 mg/dl, kreatinin 0,6 mg/dl,
proteinuria 5 gr atau 4+. Indeks gestosis 7.
Interpretasi: dalam rentang tidak normal
 Clinical Sign
Turgor kulit normal, mukosa bibir pucat dan konjungtiva anemis
 Diet pattern (intake makanan dan cairan)

Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit


Nafsu makan Baik Menurun
Minum +- 2000 cc (10 gelas) +- 1000 cc
Porsi makan 1 porsi 1 porsi
Frekuensi 3x/hari 2x/hari
Jenis Nasi, lauk pauk, sayur Nasi, lauk pauk, sayur
Interpretasi: klien mengalami perubahan pola makan sebelum
dan saat di rumah sakit.
c. Pola aktivitas

Aktivitas harian (Activity Daily Living)


Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan / minum 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat 
tidur
Berpindah 
Ambulasi / ROM 
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu
petugas, 3: dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi :
Saturasi Oksigen 98%
Fungsi Kardiovaskuler :
CRT <2 detik
Terapi Oksigen :
Klien tidak menggunakan oksigen.
Interpretasi : Adanya intoleransi aktivitas
d. Pola eliminasi
Buang air kecil

Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit


Frekuensi 3-4x/hari 3-4 x/hari
Jumlah +- 200 cc/BAK +- 200 cc/BAK
Warna Kuning Kuning
Bau Amoniak Amoniak
Alat Bantu - Kateter
Kemandirian Mandiri Alat
dibantu

Buang air besar

Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit


Frekuensi 1x/hari pagi 1x/hari pagi
Warna Kuning Kecoklatan Kuning Kecoklatan
Bau Khas Khas
Karakter Lunak berbentuk Lunak berbentuk
Alat Bantu - -
Kemandirian Mandiri Mandiri
dibantu
Interpretsi:
Klien tidak mengalami perubahan pada pola eliminasi setelah sakit
Balance Cairan:
Makanan+Minuman = 2000 cc
Perhitungan IWL
IWL normal = 15 x 68 kg/ 24 jam
= 42,5 cc
Output:
IWL = 42,5 cc
BAK = 800 cc
BAB = 200 cc
= 1042,5 cc
Balance cairan: Input – output = 2000 cc – 1042,5 cc
= 957,5 cc
Interpretasi: klien memiliki balance cairan 957,5 cc
e. Pola persepsi sensoris
Pola Kognitif
Kesadaran composmentis E4V5M6
Fungsi dan Keadaan Indera:
Penglihatan : tidak ada gangguan
Pendengaran : tidak ada gangguan
Peraba : tidak ada gangguan
Pengecapan : tidak ada gangguan
Penciuman : tidak ada gangguan
Interpretasi: fungsi persepsi sensoris tidak ada masalah
f. Pola konsep diri
Klien memiliki konsep diri yang baik, menerima apa yang sudah
diberikan oleh tuhan. Klien sangat menyayangi anak pertamanya.
Interpretasi: klien memiliki konsep diri yang baik
g. Pola hubungan dan peran
Klien memiliki polan peran dan hubungan pada keluarga dan orang
sekitar terjalin sangat baik.
Interpretasi: pola hubungan dan peran tidak ada masalah
h. Pola reproduksi dan seksualitas
Klien memiliki 1 orang anak dan akan melahirkan 1 orang anak.
Interpretasi: pola seksualitas dan reproduksi klien tidak ada
masalah
i. Pola penanggulangan stres/koping
Klien merasa khawatir pada proses kehamilannya yang sekarang
dikarenakan adanya darah tinggi, namun klien tetap tenang
sehingga rutin memeriksakan diri ke bidan.
Interpretasi: pola koping-stres klien baik
7. Riwayat Pengkajian Obstetri, Prenatal dan Intranatal
a. Riwayat penggunaan kontrasepsi
Tidak terkaji dalam kasus
b. Riwayat menstruasi
Menarche : tidak terkaji
Lamanya : tidak terkaji
Siklus : tidak terkaji
Hari Pertama Haid Terakhir : 8 Januari 2013
Tafsiran Persalinan : 10 Oktober 2013
Dismenorhoe : tidak terkaji
Fluor Albus : tidak terkaji
c. Riwayat kehamilan terdahulu
Riwayat kehamilan dan persalinan pertama pada tahun 2005 hamil
cukup bulan, lahir spontan, dengan berat badan (BB) bayi 3300 gr
dan riwayat nifas baik.
d. Riwayat kehamilan sekarang
Didiagnosis G2P1A0 hamil aterm dengan preeklampsia berat dan
sindrom HELLP parsial.
e. Riwayat persalinan lalu
Jumlah anak : satu
Jenis kelamin anak : tidak terkaji
Tempat persalinana : tidak terkaji
Penolong persalinan : tidak terkaji
Tanggal persalinan : 2005
Kehamilan direncanakan/tidak : direncanakan
Komplikasi selama kehamilan : tidak ada
Komplikasi selama nifas : tidak ada
Jenis persalinan : spontan
Pengobatan selama kehamilan : tidak ada
Persalinan nifas : tidak terkaji
Alasan diberi pengobatan : tidak terkaji
Riwayat ANC : rutin memeriksa kehamilan
ke bidan
Tempat pemeriksa : bidan
Keteraturan imunisasi : imunisasi tetanus toksoid
(TT) 2 kali selama kehamilan
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis
b. Tanda-tanda vital dan antopometri
Suhu : 36,50C TB/BB : 165 cm/68 kg
Nadi : 96 x/menit IMT : 25,2
TD : 160/110 mmHg
RR : 22 x/menit
c. Kepala dan leher
Kepala
Inspeksi: kepala simetris, warna rambut dan distribusi rambut
merata
Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan di kepala
Leher
Inspeksi: leher simetris, tidak ada benjolan pada leher
Palpasi: tidak adanya nyeri tekan
d. Thorax/Dada
Paru
Inspeksi: tidak terdapat luka, dada simetris
Palpasi: vokal fremitus tidak terkaji
Perkusi: sonor
Auskultasi: tidak ada suara napas tambahan
Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: ictus cordis teraba
Auskultasi: S1 S2 tunggal, tidak ada suara jantung tambahan
e. Pemeriksaan payudara
Inspeksi: payudara simetris, areola mamae hitam, puting susu
menonjol keluar
Palpasi: adanya pengeluaran ASI/ kolostrum
f. Abdomen
1) Inspeksi
Adanya striae gravidarum : ada
Linea alba/linea nigra : ada
Jaringan parut/bekas operasi: tidak ada
Bentuk perut : bulat lonjong
2) Palpasi
Leopold I : bokong janin
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : penurunan 4/5
Panjang TFU-Simfisis TBJ : 34 cm
Merasakan gerakan janin : merasakan
His : ada
Adanya Braxton Hicks : tidak ada
Frekuensi his : 2x/10’/25’’
Kekuatan lama relaksasi : tidak terkaji
3) Auskultasi
DJJ : 134 x/menit
Punctum Maksimum : berada diantara pusat dan simfisis
dibagian kiri ibu
Tempat : tidak terkaji
Frekuensi : tidak terkaji
Tertur atau tidak
Kesimpulan
Peristaltic usus : tidak terkaji
g. Genetalia dan anus
Pengeluaran pervaginam : tidak terkaji
Vulva, odem, lesi : tidak terkaji
Adakah doranteknusperjolvulka: tidak terkaji
Vagina toucher : pembukaan 2 cm, hodge I-II
Ketuban : Positif
Anus dan perineum : tidak terkaji
Score bisop : tidak terkaji
h. Punggung
Inspeksi: tidak ada benjolan dan lesi
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
i. Ekstremitas
Inspeksi: bentuk simetris tidak ada benjolan
Palpasi: reflek patella positif kuat, terdapat edema pretibial
j. Integumen
Inspeksi: tidak ada lesi dan benjolan, turgor kulit baik, CRT  2
detik, akral hangat
k. Pemeriksaan laboratorium
 Urine: didapatkan proteinuria 5 gr atau 4+. Indeks gestosis 7.
 Darah: didapatkan Hb 12,8 gr%, leukosit 8.100/ul, trombosit
147.000/mm3, SGOT 25 u/l, SGPT 11 u/l, LDH 644 u/l, urea 9
mg/dl, kreatinin 0,6 mg/dl
 Feces: frekuensi 1x/hari, warna kuning kecoklatan, bau khas,
karakter lunak berbentuk
l. Terapi
 RL 500 ml gtt xx/menit, maks 2000 ml/24 jam
 Pencegah kejang MGSO4 : injeksi 10 cc MGSO4 40% IV selama
15 menit dan injeksi 15 cc MGSO4 40% dalam RL 500 cc gtt
xx/menit
 Antihipertensi: nifedipin 3x10 mg
 Dexametasone 2x10 mg IV antepartum dan postpartum
m. Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang lain
Observasi tanda-tanda vital, his dan DJJ serta evaluasi indeks
gestosis.

Malang, 28 April 2021


Mahasiswa

(Berta Katrina Ramadhantya, S.Kep)


NIM 202311101143
III. ANALISA DATA

NO DATA PENUNJANG KEMUNGKINAN MASALAH PARAF


ETIOLOGI & NAMA
1. DO: Kehamilan aterm Nyeri Akut
- Klien tampak dengan preeklampsia Berta K.R

meringis berat
- TD 160/110 mmHg
- Nadi 96 x/menit Kontraksi uterus
- RR 22 x/menit meningkat
- Suhu 36,50C
- Pemeriksaan urin Nyeri perut sampai
didapatkan pinggang
proteinuria 5 gr atau
4+ Nyeri Akut
- Indeks gestosis 7
- Klien tampak gelisah
DS:
- Klien mengatakan
nyeri dengan:
P: nyeri perut merasa
mules
Q: nyeri perut terasa
mules yang menjalar
sampai pinggang
R: nyeri makin lama
makin sering dan
kuat
S: skala nyeri 7
T: dirasakan sejak 5
jam sebelum masuk
RS
- Klien mengatakan
sulit tidur
2. DO: Kehamilan aterm Gangguan
- Klien tampak gelisah dengan preeklampsia Rasa Nyaman Berta K.R
- Klien terpasang berat
kateter urin
- Klien tampak tidak Nyeri perut menjalar ke
nyaman pinggang
DS:
- Klien mengatakan Merasa tidak nyaman
pada saat tidur
mudah terbangun Gangguan adaptasi
karna nyeri perut kehamilan
yang menjalar ke
pinggang Gangguan Rasa
- Klien mengeluh Nyaman
tidak nyaman
dengan keadaannya
saat ini
- Klien tidak mampu
rileks
3. DO: Penyakit penyerta/ Risiko
- TD 160/110 mmHg hipertensi Cedera pada Berta K.R
- Nadi 96 x/menit Janin
- RR 22 x/menit Riwayat darah tinggi
- Suhu 36,50C sejak usia kehamilan 32
- Pemeriksaan urin minggu
didapatkan
proteinuria 5 gr atau Kurang adekuatnya
4+ observasi dan antisipasi
- Nyeri pada abdomen
- Indeks gestosis 7 Risiko Cedera pada
Janin
DS:
- Klien mengatakan
riwayat darah tinggi
selama kehamilan
sejak usia kehamilan
32 minggu

IV. RUMUSAN DIAGNOSA KPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL NAMA


PERUMUSAN DAN
PARAF
1. Nyeri Akut (D.0077) b.d Agen pencedera 28 April 2021
fisiologis d.d klien tampak meringis, TD Berta K.R

160/110 mmHg, Nadi 96 x/menit, RR 22


x/menit, Suhu 36,50C, pemeriksaan urin
didapatkan proteinuria 5 gr atau 4+, indeks
gestosis 7, klien tampak gelisah, P: nyeri perut
merasa mules, Q: nyeri perut terasa mules yang
menjalar sampai pinggang, R: nyeri makin
lama makin sering dan kuat, S: skala nyeri 7, T:
dirasakan sejak 5 jam sebelum masuk RS, klien
mengatakan sulit tidur.
2. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074) b.d 28 April 2021
gangguan adaptasi kehamilan d.d klien tampak Berta K.R

gelisah, klien terpasang kateter urin, klien


tampak tidak nyaman, klien mengatakan pada
saat tidur mudah terbangun karna nyeri perut
yang menjalar ke pinggang, klien mengeluh
tidak nyaman dengan keadaannya saat ini, klien
tidak mampu rileks.
3. Risiko Cedera pada Janin (D.0138) d.d kondisi 28 April 2021
klinis terkait penyakit, TD 160/110 mmHg, Berta K.R

Nadi 96 x/menit, RR 22 x/menit, Suhu 36,50C,


pemeriksaan urin didapatkan proteinuria 5 gr
atau 4+, nyeri pada abdomen, indeks gestosis 7,
klien mengatakan riwayat darah tinggi selama
kehamilan sejak usia kehamilan 32 minggu.
V. INTERVENSI KEPERAWATAN (Nursing Care Planning)

No Diagnosis (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI) Paraf dan


Nama

1. Nyeri Akut (D.0077) b.d Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238)
Agen pencedera fisiologis selama 1x24 jam maka kontrol nyeri Observasi: Berta K.R
d.d klien tampak meningkat, dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
meringis, TD 160/110 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Kontrol Nyeri (L.08063)
mmHg, Nadi 96 x/menit, nyeri
RR 22 x/menit, Suhu Indikator Skala 2. Identifikasi skala nyeri
Awal Akhir
36,50C, pemeriksaan urin 3. Identifikasi faktor yang memperberat
Keluhan nyeri 2 4
didapatkan proteinuria 5 menurun dan memperingan nyeri.
gr atau 4+, indeks gestosis Gelisah menurun 2 4
Kesulitan tidur 2 4 Terapeutik:
7, klien tampak gelisah, P: menurun
4. Berikan teknik nonfarmakologis
nyeri perut merasa mules,
untuk mengurangi rasa nyeri
Q: nyeri perut terasa
(Rendam kaki hangat)
mules yang menjalar
5. Fasilitasi istirahat dan tidur.
sampai pinggang, R: nyeri
makin lama makin sering Edukasi:
dan kuat, S: skala nyeri 7, 6. Jelaskan penyebab, periode, dan
T: dirasakan sejak 5 jam pemicu nyeri
sebelum masuk RS, klien 7. Jelaskan strategi meredakan nyeri
mengatakan sulit tidur.

2. Gangguan Rasa Nyaman Setelah dilakukan intervensi keperawatan Edukasi Proses Penyakit (I.12444)
(D.0074) b.d gangguan selama 1x24 jam maka status
Berta K.R
kenyamanan meningkat, dengan kriteria Observasi:
adaptasi kehamilan d.d
hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
klien tampak gelisah,
Status Kenyamanan (L.08064) menerima informasi
klien terpasang kateter
Edukasi:
urin, klien tampak tidak Indikator Skala
Awal Akhir 2. Jelaskan tanda dan gejala yang
nyaman, klien Keluhan tidak 2 4 ditimbulkan oleh penyakit
mengatakan pada saat nyaman menurun
Kesejahteraan fisik 2 4 3. Ajarkan cara meredakan atau
tidur mudah terbangun meningkat
mengatasi gejala yang dirasakan
karna nyeri perut yang Pola eliminasi 2 4
membaik
menjalar ke pinggang, Terapi Relaksasi (I.09326)
klien mengeluh tidak
Terapeutik:
nyaman dengan
4. Ciptakan lingkungan tenang dan
keadaannya saat ini, klien
tanpa gangguan dengan pencahayaan
tidak mampu rileks. dan suhu ruang nyaman
Edukasi:
5. Anjurkan mengambil posisi nyaman
6. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi rileks

3. Risiko Cedera pada Janin Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan Kehamilan Risiko Tinggi
(D.0138) d.d kondisi selama 1x24 jam maka tingkat cedera (1.14560) Berta K.R
menurun, dengan kriteria hasil:
klinis terkait penyakit, TD Observasi:
160/110 mmHg, Nadi 96 Tingkat Cedera (L.14136) 1. Identifikasi faktor risiko
x/menit, RR 22 x/menit, Indikator Skala kehamilan
Suhu 36,50C, pemeriksaan Awal Akhir 2. Identifikasi riwayat obstetris
Kejadian cedera 2 4
urin didapatkan menurun 3. Monitor status fisik dan
proteinuria 5 gr atau 4+, Tekanan darah 2 4 psikososial selama kehamilan
membaik
nyeri pada abdomen, Frekuensi nadi 2 4
indeks gestosis 7, klien membaik Terapeutik :
mengatakan riwayat darah 4. Dampingi ibu saat merasa cemas
tinggi selama kehamilan 5. Diskusikan persiapan persalinan
sejak usia kehamilan 32 dan kelahiran
minggu. Edukasi:
6. Informasikan kemungkinan
intervensi selama proses
kelahiran

VI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO NO DX HARI/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


KEP TGL/ JAM &
NAMA

1 1 Rabu, 28 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S:


April 2021 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 1. Klien mengatakan masih
Berta K.R
merasakan nyeri mules pada
08.00 WIB 2. Mengidentifikasi skala nyeri
perut
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat 2. Klien mengatakan nyeri
dan memperingan nyeri. menjalar sampai pinggang
3. Klien mengatakan masih bisa
4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
istirahat namun sulit memulai
mengurangi rasa nyeri (rendam kaki hangat) tidur
5. Memfasilitasi istirahat dan tidur 4. Klien mengatakan nyeri
bertambah saat beraktivitas
6. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri O:
7. Menjelaskan strategi meredakan nyeri 1. Nyeri di kehamilan aterm mau
melahirkan
2. Skala nyeri 6
3. Diberikan teknik non
farmakologis rendam kaki
hangat

A: Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi :
1. Monitor skala nyeri
2. Berikan teknik non-
farmakologi untuk
mengurangi nyeri (rendam
kaki hangat)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur

2 Rabu, 28 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


April 2021 menerima informasi 1. Klien mengatakan
Berta K.R
memahami cara mengatasi
08.30 WIB 2. Menjelaskan tanda dan gejala yang
gejala yang dirasakan
ditimbulkan oleh penyakit 2. Klien mengatakan sudah
3. Mengajarkan cara meredakan atau merasa lebih nyaman dengan
mengatasi gejala yang dirasakan pemasangan kateter urin
3. Klien mengatakan akan
4. Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa
mencoba lebih rileks
gangguan dengan pencahayaan dan suhu O :
ruang nyaman 1. Memberikan arahan untuk
mengurangi aktivitas agar
5. Menganjurkan mengambil posisi nyaman
mengurangi rasa nyeri
6. Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi 2. Memberikan penjelasan akan
rileks dilakukannya proses
persalinan saat sudah terjadi
penurunan TD dan
pembukaan lengkap
3. Klien tampak lebih nyaman
4. Klien melakukan teknik
relaksasi napas dalam agar
lebih rileks

A: Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
2. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi rileks
3 Rabu, 28 1. Mengidentifikasi faktor risiko kehamilan S:
April 2021 2. Mengidentifikasi riwayat obstetris 1. Klien mengatakan pada usia
Berta K.R
kehamilan 32 minggu
09.00 WIB 3. Memonitor status fisik dan psikososial
mengalami darah tinggi
selama kehamilan 2. Klien mengatakan rutin
4. Mendampingi ibu saat merasa cemas memeriksakan kehamilannya
ke bidan
5. Mendiskusikan persiapan persalinan dan
3. Klien mengatakan sudah siap
kelahiran untuk melahirkan
6. Menginformasikan kemungkinan intervensi O :
1. TD 150/90 mmHg
selama proses kelahiran
2. Menunggu pembukaan
lengkap untuk dilakukannya
proses persalinan

A: Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi:
1. Monitor status fisik dan
psikososial selama
kehamilan
2. Diskusikan persiapan
persalinan dan kelahiran
EVIDENCE BASED NURSING (EBN)

EFEKTIVITAS TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP


PERUBAHAN PENURUNAN NYERI DAN TEKANAN DARAH IBU
HAMIL PREEKLAMPSIA

Disusun guna memenuhi praktik Profesi Keperawatan Maternitas

Oleh:
Berta Katrina Ramadhantya, S.Kep
NIM 202311101143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Judul Merendam Kaki dengan Air Hangat Efektif Mengurangi
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di BPM Henny
Sulistiowati Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2016
Pengarang Ratna Dewi Putri dan Widiastuti Rani Yulianti

Nama Jurnal Jurnal Kebidanan Vol. 3 No. 2 (2017): 110-114

Tahun 2017

Analisis PICO P (Clinical Problem/Patient)


Nyeri persalinan adalah suatu sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus spesifik bersifat subyektif dan
berbeda antara masing-masing individu karena
dipengaruhi oleh faktor psikososial, kultur serta
endorphin seseorang, sehingga orang tersebut lebih
merasakan nyeri. Pada kehamilan dan persalinan rasa
nyeri diartikan sebagai sebuah sinyal untuk
memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah
memasuki tahapan proses persalinan.
Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari
adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi
inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang,
daerah perut dan menjalar kearah paha.
Banyak data yang mendukung hipotesis nyeri
persalinan kala I terutama disebabkan karena adanya
dilatasi, peregangan dan kemungkinan robekan jaringan
selama kontraksi. Rasa nyeri pada setiap fase persalinan
dihantarkan oleh segmen syaraf yang berbeda-beda.
Nyeri kala I terutama berasal dari uterus.
I (Intervention)
Metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan
secara terus-menerus dalam bentuk dukungan harus
dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, membantu
kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan
bersifat sayang ibu.
Merendam kaki dengan air hangat merupakan
pemberian aplikasi panas pada tubuh untuk mengurangi
gejala nyeri akut maupun kronis. Terapi ini efektif untuk
mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan
otot walaupun dapat juga dipergunakan untuk mengatasi
masalah hormonal dan kelancaran peredaran darah.
Pengobatan tradisional tiongkok menyebutkan kaki
adalah jantung kedua tubuh manusia, barometer yang
mencerminkan kondisi kesehatan badan.
Panas pada fisioterapi dipergunakan untuk
meningkatkan aliran darah kulit dengan jalan melebarkan
pembuluh darah yang dapat meningkatkan suplai oksigen
dan nutrisi pada jaringan. Panas juga meningkatkan
elastisitas otot sehingga mengurangi kekauan otot.
Merendam kaki dengan air hangat yang bertemperatur
370C-390C bermanfaat dalam menurunkan kontraksi otot
sehingga menimbulkan perasaan rileks. Rendam kaki
dilakukan selama 10-20 menit.
C (Comparison)
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Inayah dan Anonim (2021) dengan judul
Efektivitas Terapi Rendam Kaki Air Hangat terhadap
Perubahan Penurunan Tekanan Darah Ibu Hamil
Preeklampsia dimana manfaat dari terapi rendam kaki
hangat selain untuk mengurangi nyeri juga bisa untuk
menurunkan tekanan darah pada ibu hamil dengan
preeklampsia.
Ada beberapa upaya untuk mengendalikan tekanan
darah tinggi. Salah satu tindakan non farmakologi yang
dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah tinggi
pada penderita preeklampsia dengan memberikan teknik
hidroterapi yang salah satunya dengan tindakan rendam
kaki menggunakan air hangat. Rendam kaki
menggunakan air hangat akan merangsang syaraf yang
ada di kaki untuk bekerja dan berfungsi mendilatasi
pembuluh darah serta melancarkan peredaran darah.
O (Outcome)
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa
rata-rata hasil Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif sebelum
merendam kaki dengan air hangat sebesar 6,59. Rata-rata
hasil nyeri persalinan sesudah merendam kaki dengan air
hangat adalah sebesar 4,47. Hasil uji statistik dengan uji t
dependent (paired sample t-test) diperoleh nilai P Value
0,00  0,05 yang berarti ada Pengaruh Merendam Kaki
dengan Air Hangat Terhadap Pengurangan Nyeri
Persalinan Kala I. Rendam kaki dengan air hangat dapat
menurunkan stimulus nyeri akibat kontraksi. Penggunaan
tersebut tidak dapat menghilangkan nyeri secara
keseluruhan, namun dapat membuat ketidaknyamanan
selama persalinan dapat diatasi.
Kesimpulan Menurut telaah peneliti merendam kaki dengan
menggunakan air hangat pada ibu bersalin kala I fase
aktif memberikan hasil yang positif, dimana berdasarkan
hasil penelitian rata-rata skala nyeri sebelum diberikan
perlakuan dengan cara merendam kaki dengan air hangat
6,59. Sedangkan sesudah diberikan perlakuan dengan
merendam kaki ibu bersalin kala I fase aktif didapatkan
rata-rata skala nyeri 4,47, yang berarti merendam kaki
dengan air hangat merupakan pemberian aplikasi panas
pada tubuh yang dapat digunakan untuk mengurangi
gejala nyeri akut maupun kronis. Terapi ini efektif untuk
mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan
otot dan nyeri pada persalinan walaupun dapat juga
dipergunakan untuk mengatasi masalah hormonal dan
kelancaran peredaran darah.
[ LAPORAN KASUS ]

A 27 YEARS OLD WOMAN WITH SEVERE PREECLAMPSIA AND


PARTIAL HELLP SYNDROME
Annida Nurul Haq
Faculty of Medicine, Universitas Lampung

Abstract
Preelampsia and HELLP Syndrome are one of emergency case in obstetric, which is characterized by hypertension and proteinuria
after 20 weeks gestation, where HELLP Syndrome is presence of hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelets. A case report
taken at October 2013 in Abdul Moeloek general hospital. Primary data way obtained from anamnesis and physical examination.
Secondary data was from laboratorium examination and medical report. A 27 years old, fullterm pregnancy, G2P1A0, came to
delivering with history of hypertension since 32 weeks gestacy, the laboratorium examination is thrombocytes 147.000/mm3, LDH
644 u/l, and urinary excretion of 5gr protein in a 24-hour specimen (4+ reading on dipstick). The management of this patient is
including fluid management, preventing eclampsia, management of blood pressure and corticosteroid. Precise management in this
case prevents advance complication and decrease mothers mortality rate. [J Agromed Unila 2014; 1(3):232-237]

Keywords: HELLP syndrome, hypertension in pregnancy, preeclampsia, severe preeclampsia

Abstrak
Preekalmpsia dan sindrom HELLP merupakan salah satu kasus emergensi obstetrik yang ditandai dengan hipertensi dan
proteinuria setelah umur kehamilan 20 minggu, di mana sindrom HELLP ditandai dengan hemolisis, peningkatan enzim hepar, dan
trombositopenia. Laporan kasus ini dilakukan pada bulan oktober 2013 di RSU Abdul Moeloek, Lampung. Data primer didapatkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Data sekunder diambil berdasarkan hasil laboratorium dan rekam medis. Wanita
berusia 27 tahun, hamil aterm, G2P1A0, datang untuk melahirkan dengan riwayat hipertensi sejak kehamilan 32 minggu, dan hasil
laboratorium didapatkan trombosit 147.000/mm3, LDH 644u/l, dan ekskresi urin didapatkan proteinuria 5gr dalam 24 jam (4+
pada dipstick). Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi pengelolaan cairan, mencegah terjadinya eklampsia, pemberian obat
antihipertensi dan kortikostreoid. Manajemen yang tepat pada kasus ini dapat mencegah komplikasi lanjut dan menekan angka
kematian ibu. [J Agromed Unila 2014; 1(3):232-237]

Kata kunci: hipertensi dalam kehamilan, preeklampsia, preeklampsia berat, sindrom HELLP

...
Korespondensi: Annida Nurul Haq | annida.nurul@yahoo.com

Pendahuluan
4
Hipertensi dalam kehamilan dengan atau tanpa edema patologi.
merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan Prevalensi preeklampsia di Indonesia
5
merupakan salah satu dari tiga penyebab berkisar antara 7-10% dari seluruh kehamilan.
1
tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Dari gejala-gejala klinik, preeklampsia dapat
Berdasarkan Report on the National High Blood dibagi menjadi preeklampsia ringan dan berat.
Pressure Education Program Working Group on Preeklampsia berat adalah preeklampsia
High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001, dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan
klasifikasi hipertensi dalam kehamilan terbagi tekanan darah diastolik ≥110 mmHg disertai
6
menjadi empat, yaitu hipertensi kronik, dengan proteinuria lebih dari 5gr/24jam.
preeklampsia-eklampsia, hipertensi kronik Sindrom HELLP yaitu keadaan pada
dengan superimposed preeklampsi, dan preeklampsia-eklampsia yang disertai dengan
2,3
hipertensi gestasional. Preeklampsia adalah hemolisis, peningkatan enzim hepar, dan
kelainan malfungsi endotel pembuluh darah trombositopenia. Insidensi sindrom HELLP pada
atau vaskular yang menyebar luas sehingga preeklampsia berat 2-12% dan pada eklampsia
1
terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20 30-50%. Menurut kriteria Tennessee, dikatakan
minggu, mengakibatkan terjadinya penurunan sindrom HELLP komplit jika disertai seluruh
perfusi organ dan pengaktifan endotel yang kriteria tersebut (hemolisis, peningkatan enzim
menimbulkan terjadinya hipertensi, proteinuria hepar, dan trombositopenia) dan sindrom HELLP
≥300mg per 24 jam atau 1+ pada dipstick, dan parsial jika hanya terdapat satu atau dua dari
Annida Nurul Haq | A 27 Years Old Woman with Severe Preeclampsia and Partial HELLP Syndrome

7,8
kriteria tersebut. janin (TBJ) 3200 gram. Pada pemeriksaan dalam
didapatkan portio lunak, medial, eff 50%,
Metodologi pembukaan 2 cm, ketuban positif, presentasi
Penelitian deskriptif dalam bentuk kepala, sutura sagitalis lintang, terbawah kepala
laporan kasus. Data primer didapatkan Hodge I-II.
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium darah
Data sekunder didapatkan berdasarkan hasil lengkap didapatkan Hb 12,8 gr%, leukosit
3
laboratorium dan rekam medis. Penelitian 8.100/ul, trombosit 147.000/mm , SGOT 25 u/l,
dilakukan pada bulan Oktober 2013 di RSUD SGPT 11 u/l, LDH 644 u/l, urea 9 mg/dl, kreatinin
Abdul Moeloek, Bandar Lampung. 0,6 mg/dl. Pemeriksaan urinalisa didapatkan
proteinuria 5 gr atau 4+. Indeks gestosis 7.
Kasus Pasien didiagnosis G2P1A0 hamil aterm
Wanita, usia 27 tahun, G2P1A0 hamil dengan preeklampsia berat dan sindrom HELLP
aterm, datang pada tanggal 10 Oktober 2013 parsial inpartu kala I fase laten janin tunggal
dengan keluhan mau melahirkan dengan darah hidup presentasi kepala.
tinggi. Pasien mengeluh perut terasa mules yang Penatalaksanaan meliputi pengelolaan
menjalar sampai pinggang makin lama makin cairan dengan monitoring input dan output
sering dan kuat yang dirasakan 5 jam sebelum cairan. Input cairan melalui oral ataupun infus
masuk rumah sakit. Pasien mengaku adanya (RL 500 ml gtt xx/menit, maksimum 2000 ml
riwayat keluar darah dan lendir namun dalam 24 jam) dan output cairan melalui
menyangkal adanya riwayat keluar air-air dari pemasangan kateter untuk mengukur
kemaluan. Pasien lalu dibawa ke bidan dan pengeluaran urin, pencegahan kejang dengan
akhirnya dirujuk ke RSAM Lampung atas indikasi pemberian MGSO4 sesuai protap yaitu
darah tinggi. pemberian injeksi 10 cc MGSO4 40% intravena
Riwayat darah tinggi selama kehamilan selama 15 menit dan injeksi 15 cc MGSO4 40%
diakui pasien sejak usia kehamilan 32 minggu, dalam RL 500 cc gtt xx/menit, pemberian
namun riwayat darah tinggi sebelum kehamilan, antihipertensi dengan nifedipin 3x10 mg,
riwayat darah tinggi pada kehamilan pemberian dexametasone 2x10 mg intravena
sebelumnya dan riwayat darah tinggi pada antepartum dan postpartum dan saat yang tepat
keluarga disangkal pasien. Pasien juga untuk persalinan dengan stabilisasi 1-3 jam,
menyangkal adanya keluhan nyeri pada daerah observasi tanda vital ibu, his, dan denyut
ulu hatinya, pandangan mata kabur, sakit jantung janin (DJJ) serta evaluasi indeks gestosis.
kepala, dan mual muntah. Pasien mengaku Pengelolaan pasien dilakukan di bawah
hamil cukup bulan dan masih merasakan pengawasan oleh dokter ahli kebidanan.
gerakan janin. Hari pertama haid terakhir (HPHT) Setelah dilakukan stabilisasi selama 3
8 Januari 2013. Riwayat kehamilan dan jam, terjadi penurunan indeks gestosis menjadi
persalinan pertama pada tahun 2005 hamil 4 dan TD 150/90 mmHg. Pasien tetap dilakukan
cukup bulan, lahir spontan, dengan berat badan observasi tanda vital, his, dan DJJ, serta evaluasi
(BB) bayi 3300 gr dan riwayat nifas baik. Riwayat indeks gestosis. Setelah pembukaan lengkap, ibu
antenatal pasien rutin memeriksakan kehamilan dipimpin untuk melakukan persalinan normal.
(antenatal care) ke bidan, pasien mendapat Bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, Apgar
suntikan imunisasi tetanus toksoid (TT) 2 kali skor 8/9 dengan BB 3100 gr dan panjang 50 cm.
selama kehamilan. TD ibu setelah melahirkan 130/80 mmHg. Pasien
Pada pemeriksaan fisik didapatkan dipulangkan 3 hari kemudian dengan keadaan
keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran umum baik.
compos mentis, tekanan darah (TD) 160/110 Pada pasien dilakukan edukasi untuk
mmHg, nadi 96 kali/menit, pernapasan 22 mencegah terjadinya preeklampsia pada
kali/menit, dan suhu 36,5 °C. Status generalis kehamilan berikutnya. Edukasi mengenai diet
dalam batas normal, reflek patella positif kuat, selama kehamilan, mengetahui faktor risiko
dan pada kedua ekstremitas terdapat edema preeklampsia dan pemeriksaan antenatal yang
pretibial. Status obstetrik pada pemeriksaan luar teratur pada kehamilan selanjutnya.
didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari dibawah
procesus xyphoideus (34 cm), letak memanjang, Pembahasan
punggung kiri, presentasi kepala, penurunan Dalam mendiagnosis pasien didapatkan
4/5, His 2x/10’/25”, DJJ 134x/mnt, taksiran berat melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 3 | Desember 2014 | 233


Annida Nurul Haq | A 27 Years Old Woman with Severe Preeclampsia and Partial HELLP Syndrome

pemeriksaan penunjang. Berdasarkan status obstetrik, dapat disimpulkan pasien


anamnesis didapatkan pasien G2P1A0 dan HPHT inpartu kala I fase laten.
pada tanggal 8 januari 2013, sehingga taksiran Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
usia kehamilan saat pasien dibawa ke RS adalah 160/110 mmHg yang tidak menurun meskipun
39-40 minggu atau aterm. Menurut Williams, pasien sudah menjalani tirah baring.
kehamilan aterm ialah kehamilan antara 38 Pemeriksaan laboratorium darah lengkap
minggu sampai 42 minggu. Kehamilan yang didapatkan Hb 12,8 gr%, leukosit 8.100/ul,
3
kurang dari 38 minggu (antara 22 minggu trombosit 147.000/mm , SGOT 25 u/l, SGPT 11
sampai ≤37 minggu) disebut kehamilan preterm, u/l, LDH 644 u/l, urea 9 mg/dl, kreatinin 0,6
sedangkan kehamilan lebih dari 42 minggu mg/dl. Pemeriksaan urinalisa didapatkan
9
disebut kehamilan postterm. proteinuria 5 gr atau 4+.
Mekanisme persalinan normal dibagi Preeklampsia berat adalah
menjadi empat kala yang berbeda. Kala satu preeklampsia dengan tekanan darah sistolik
dimulai dari keadaan inpartu sampai dengan ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110
pembukaan serviks lengkap. Inpartu adalah mmHg disertai dengan proteinuria lebih dari
6
keadaan yang ditandai dengan his yang adekuat, 5gr/24jam. Diagnosis preeklampsia berat
keluarnya lendir yang bercampur darah, dan ditegakan berdasarkan kriteria seperti berikut:
pembukaan dan pendataran serviks. Kala satu TD sistolik ≥160 mmHg dan TD diastolik ≥110
dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten di mana mmHg; proteinuria lebih dari 5gr/24 jam atau 4+
pembukaan serviks sampai pembukaan 3 cm dalam pemeriksaan kualitatif; oliguria (produksi
dan fase aktif di mana pembukaan serviks 4 cm urin kurang dari 500cc/24 jam); kenaikan kadar
sampai lengkap. Disebut pembukaan lengkap creatinin plasma; gangguan visus dan serebral;
ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran
yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap kanan atas abdomen; edema paru dan sianosis;
3
keluar dari rahim. Kala dua persalinan atau trombositopenia berat (<100.000sel/mm atau
disebut dengan kala ekspulsi janin dimulai ketika penurunan trombosit dengan cepat); gangguan
dilatasi serviks sudah lengkap dan berakhir fungsi hepar; pertumbuhan janin intrauterine
12
ketika janin sudah lahir. Kala tiga atau kala uri yang terhambat; dan sindrom HELLP.
dimulai segera setelah janin lahir dan berakhir Sindrom HELLP adalah kumpulan dari
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban gejala multisistem pada preeklampsia berat dan
janin. Kala empat atau disebut juga kala nifas eklampsia dengan karakteristik
yang dimulai dari lahirnya placenta sampai masa trombositopenia, hemolisis, dan enzim hepar
9-11 13
nifas. yang abnormal. Kriteria diagnosis sindrom
Pada anamnesis adanya his yang HELLP yaitu didahului tanda dan gejala yang
menjalar kepinggang yang semakin lama tidak khas seperti malaise, lemah, nyeri kepala,
semakin sering dan kuat dan sudah keluarnya mual, dan muntah; adanya tanda dan gejala
darah-lendir menandakan keadaan yang sudah preeklampsia; tanda-tanda hemolisis
inpartu. Dari anamnesis juga didapatkan bahwa intravskular, khususnya kenaikan LDH (>600
pasien menderita darah tinggi sejak usia U/L), AST (> 70 U/L), dan bilirubin (total bilirubin
kehamilan 32 minggu. Sesuai dengan definisi > 1,2 mg/dl); tanda dan kerusakan atau disfungsi
dari preeklampsi yaitu timbulnya hipertensi sel hepatosit hepar yaitu kenaikan ALT, AST,
14
disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah LDH; dan trombositopenia (≤150.000/ml).
1
umur kehamilan 20 minggu. Untuk Jackson/Mississippi menetapkan klasifikasi
mendiagnosis keadaan janin dilakukan dengan sindrom HELPP berdasarkan kadar trombosit
pemeriksaan luar yang dilanjutkan dengan darah yang terbagi menjadi 3 kelas. Kelas I kadar
pemeriksaan dalam. trombosit ≤50.000/ml, kelas II kadar trombosit
Status obstetrik pada pemeriksaan luar antara 50.000-100.000/ml, dan kelas III dengan
1
didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari dibawah kadar trombosit >100.000/ml-≤150.000/ml.
procesus xyphoideus (34cm), letak memanjang, Menurut kriteria Tennessee, dikatakan sindrom
punggung kiri, presentasi kepala, penurunan HELLP komplit jika disertai seluruh kriteria
4/5, his 2x/10’/25”, DJJ 134x/mnt, TBJ 3200 tersebut (hemolisis, peningkatan enzim hepar,
gram. Pada pemeriksaan dalam didapatkan dan trombositopenia) dan sindrom HELLP parsial
portio lunak, medial, eff 50%, pembukaan 2 cm, jika hanya terdapat satu atau dua dari kriteria
ketuban positif, presentasi kepala, sutura tersebut.
sagitalis lintang, terbawah kepala Hodge I-II. Dari Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 3 | Desember 2014 | 234


Annida Nurul Haq | A 27 Years Old Woman with Severe Preeclampsia and Partial HELLP Syndrome

fisik, dan pemeriksaan penunjang sehingga 160 mmHg, 2 jika 160-180 mmHg, 3 jika ≥180
dapat didiagnosis pasien dalam keadaan mmHg; (5) TD diastolik, nilai 0 jika <90 mmHg, 1
preeklampsia berat disertai sindrom HELLP jika 90-100 mmHg, 2 jika 100-110 mmHg, dan
parsial. nilai 3 jika >110 mmHg. Pasien dikatakan sudah
Penatalaksanaan pada preeklampsia stabil bila indeks gestosis <5.
berat dapat ditangani secara aktif atau Pemberian MgSO4 sebagai
konservatif. Aktif berarti kehamilan diakhiri atau antikonvulsan untuk mencegah terjadinya
diterminasi bersamaan dengan terapi eklampsia (kejang). Magnesium sulfat
medikamentosa, sedangkan konservatif berarti merupakan pilihan pertama untuk antikejang
kehamilan dipertahankan bersamaan dengan pada preeklampsia atau eklampsia. Magnesium
terapi medikmentosa. Ditangani aktif bila sulfat akan bekerja dengan menghambat atau
terdapat satu atau lebih kriteria berikut (1) ada menurunkan kadar asetilkolin pada rangsangan
tanda-tanda impending eklampsia; (2) sindrom serat saraf dengan menghambat transmisi
HELLP; (3) tanda-tanda gawat janin; (4) usia neuromuscular yang membutuhkan kalsium
janin 35 minggu atau lebih dan kegagalan pada sinaps. Pada pemberian magnesium sulfat,
penanganan konservatif. Yang dimaksud dengan magnesium akan menggeser kalsium, sehingga
18,19
impending eklampsia adalah preeklampsia berat aliran rangsangan tidak terjadi. Cara
dengan satu atau lebih gejala nyeri kepala pemberian MGSO4 sesuai protap yaitu
hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri pemberian injeksi 10 cc MgSO4 40% intravena
epigastrium, dan kenaikan tekanan darah selama 15 menit dan injeksi 15 cc MGSO4 40%
progresif. Terminasi kehamilan dapat dilakukan dalam RL 500cc gtt xx/menit. Syarat pemberian
bila penderita belum inpartu, dilakukan induksi MgSO4 adalah harus tersedia antidotum yaitu
persalinan dengan amniotomi, oksitosin drip, kalsium glukonas 10% diberikan intravena
kateter foley atau prostaglandin E2. Sectio selama 3 menit bila terjadi intoksikasi; reflek
cesarea dilakukan bila syarat induksi tidak patella positif kuat; frekuensi pernapasan >16
terpenuhi atau ada kontraindikasi persalinan kali/menit, tidak ada tanda-tanda distress
20
pervaginam. Penangganan konservatif dilakukan pernapasan. Pada pasien ini dapat diberikan
bila kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa MgSO4 karena tersedianya antidotum, reflek
disertai tanda-tanda impending eklampsia dan patella positif kuat dan frekuensi pernapasan 22
10,13,15,16
dengan kondisi janin baik. kali/menit (>16 kali/menit). Pemberian
Tujuan penatalaksanaan preeklampsia antihipertensi pada preeklampsia-eklampsia
adalah mencegah kejang dan mencegah masih banyak menuaikan pendapat, yaitu
perdarahan intrakranial; mengendalikan mengenai penentuan batas (cut off) tekanan
tekanan darah; mencegah kerusakan berat pada darah. Belfort mengusulkan penentuan batas
17
organ vital; melahirkan janin yang sehat. (cut off) yang dipakai adalah ≥160/110 mmHg
Pada kasus ini dilakukan dan MAP ≥126 mmHg. Tekanan darah
penatalaksanaan secara aktif meliputi diturunkan mencapai <160/105 mmHg atau
pengelolaan cairan dengan monitoring input dan MAP <125 mmHg. Jenis antihipertensi yang
output cairan. Input cairan melalui oral ataupun diberikan sangat bervariasi. Di Indonesia, obat
infus, dapat diberikan RL 500ml gtt xx/menit, antihipertensi yang diberikan adalah nifedipin
maksimum 2000 ml dalam 24 jam. Output cairan dengan dosis maksimum 120 mg per 24 jam.
melalui pemasangan kateter untuk mengukur Pada kasus ini MAP pasien 126,67 mmHg
pengeluaran urin. Oliguria terjadi bila produksi sehingga diberikan nifedipin 3x10 mg.
urin <30cc/jam dalam 2-3 jam atau <500cc/24 Terjadinya sindrom HELLP parsial yang
1
jam. ditandai dengan peningkatan LDH 644u/l dan
Melakukan stabilisasi selama 1-3 jam. trombosit 147.000/ml diberikan terapi untuk
Hal ini dikarenakan indeks gestosis pasien 7 antepartum adalah dexametasone 2x10 mg
sehingga perlu distabilisasi untuk menurunkan intravena sampai persalinan. Sedangkan untuk
indeks gestosis. Penilaian indeks gestosis post partum adalah 2x10 mg intravena sebanyak
meliputi: (1) edema saat istirahat atau 2 kali, dilanjutkan dengan 2x5 mg intravena
berbaring, nilai 0 jika tidak ada edema, 1 jika sebanyak 2 kali, setelah itu dihentikan.
terdapat edema pretibial, dan 2 jika adanya Pemberian kortikosteroid dosis tinggi yang
edema umum; (2) proteinuria, nilai 0 jika 1+, secara teoritis dapat meningkatkan angka
nilai 1 jika 2+, nilai 2 jika 3+, dan nilai 3 jika 4+; keberhasilan induksi persalinan dengan
(3) TD sistolik, nilai 0 jika <140 mmHg, 1 jika 140- memberikan temporarisasi singkat dari status

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 3 | Desember 2014 | 235


Annida Nurul Haq | A 27 Years Old Woman with Severe Preeclampsia and Partial HELLP Syndrome

klinis maternal dan dapat meningkatkan jumlah 6. Hnat MD, Sibai BM. Severe preeclampsia remote from
term. Dalam: Belfort MA, Thornton S, Saade GR, editor.
trombosit dan mempertahankannya secara
Hypertension in Pregnancy. New York: Marcel Dekker,
konvensional agar dapat dilakukan anestesi Inc.; 2003.
regional untuk persalinan vaginal maupun 7. Pokharel SM, Chattopadhyay SK, Jaiswal R, Shakya P.
21,22,23 HELLP syndrome--a pregnancy disorder with poor
abdominal.
diagnosis. Nepal Med Coll J. 2008; 10(4):260-3.
Edukasi pada pasien dengan
8. Witlin AG, Sibai BM. Diagnosis and management of
preeklampsia berat bertujuan untuk mencegah Women with HELLP syndrome [internet]. Wayne, PA:
terjadinya preeklampsia pada kehamilan Turner White Communication Inc.; 1999.
selanjutnya. Edukasi meliputi diet selama 9. Gabbe S, Niebyl J, Simpson JL. Galan HL, Jauniaux ERM,
Landon MB, et al. Obstetric: normal and problem
kehamilan dengan diet tinggi protein dan nutrisi
pregnancies. Edisi ke-5. Philladelphia: Saunders; 2007.
serta rendah garam. Penambahan berat badan 10. Cunningham F, Leveno K, Bloom Sm Spong CY, Dashe J.
selama kehamilan yang tidak berlebihan, Williams obstetrics. Edisi ke-22. New York: Mc Graw Hill
diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau Professional; 2005
11. Keman K. Fisiologi dan mekanisme persalinan normal.
1kg/minggu. Mengetahui faktor risiko terjadinya
Dalam: Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Edisi
preeklampsia juga merupakan upaya ke-4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
pencegahan terjadinya preeklmapsia pada Prawirohardjo; 2008
kehamilan berikutnya. Faktor risiko terjadinya 12. Anonim. Report of the national high blood pressure
education program working group on high blood
preeklampsia meliputi usia ibu saat hamil lebih
pressure in pregnancy. Am J Obstet Gynecol. 2000;
dari 35 tahun, obesitas, riwayat preeklampsia 183(1):S1-S22.
pada kehamilan sebelumnya, kehamilan ganda, 13. Krisnadi S, Mose J, Effendi J. Pedoman diagnosis dan
dan adanya riwayat penyakit tertentu seperti terapi obstetri dan ginekologi RS dr. Hasan Sadikin
bagian pertama Edisi ke-2. Bandung: Bagian Obstetri
hipertensi kronik, diabetes, penyakit ginjal
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
atau penyakit degeneratif seperti reumatik Padjadjaran RS dr. Hasan Sadikin; 2005.
arthritis atau lupus. Pemeriksaan antenatal yang 14. Eger R. Hypertensive Disorders during pregnancy.
teratur serta mengenali tanda-tanda Dalam: Ling F, Duff P, editor. Obstetrics & gynecology
principles for practice. New York: McGraw-Hill; 2001.
preeklampsia sedini mungkin dapat mencegah
15. Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah F.
terjadinya preeklampsia berat dan Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi. Edisi ke-2.
24-27
komplikasinya. Jakarta: EGC; 2005.
16. Kelompok Kerja Penyusunan Hipertensi Dalam
Kehamilan. Pedoman pengelolaan hipertensi dalam
Simpulan
kehamilan di Indonesia. Edisi ke-2. Jakarta: POGI; 2005.
Di Indonesia preeklampsia-eklampsia 17. DeCherney A, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N, Roman
masih merupakan salah satu penyebab utama A. Current obstetrics and gynecologic diagnosis and
kematian maternal dan kematian perinatal yang treatment. Edisi ke-9. New York: McGraw-Hill; 2003.
18. Duley L, Gullmaezoglu AM, Hendorson-Smart DJ, Chou
tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini pre-
D. Magnesium sulphate and other anticonvulsants for
eklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan women with pre-eclmapsia. Cochrane Database Syst
eklampsia, serta penanganannya perlu segera Rev. 2010; 10(11):CD000025.
dilaksanakan untuk menurunkan angka 19. Altman D, Carroli G, Duley L, Farrell B, Moodley J,
Neilson J, et al. Do women with preeclampsia, and their
kematian ibu (AKI) dan anak serta mencegah
babies, benefit from magnesium sulphate? The magpie
terjadinya komplikasi lebih lanjut. trial: a randomized placebo-controlled trial. Lancet.
2002; 359(9321):1877-90.
Daftar Pustaka 20. Sibai BM. Diagnosis, prevention, and management of
1. Angsar. Hipertensi dalam kehamilan. Dalam: eclampsia. Obstet Gynecol. 2005; 105(2):402-10.
Prawirohardjo S, editor. Ilmu kandungan. Edisi ke-4. 21. Martin JN, Magann EF, Isler CM. HELLP Syndrome: the
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; scope of disease and treatment. Dalam: Belfort MA,
2008. Thornton S, Saade GR, editor. Hypertension in
2. Zamorski MA, Green LA. National high blood pressure pregnancy. Oxford: Marcel Dekker; 2003.
education program report on high blood pressure in 22. Rose CH, Thigpen BD, Bofill JA. Obstetric Implications of
pregnancy: a summary for family physicians. Am Fam antepartum corticosteroid therapy for HELLP syndrome.
Physician. 2001; 64:263-70. Obstet Gynecol. 2004; 104(5 Pt 1):1011-4.
3. Lindheimer MD, Taler SJ, Cunningham FG. Hipertension 23. Sibai BM. Diagnosis, controversies, and management of
in pregnancy. J Am Soc Hypertens. 2008; 2(6):484-94. the syndrome of hemolysis, elevated liver enzymes, and
4. Wulan SK. Karakteristik penderita preeklampsia dan low platelet count. Obstet Gynecol. 2004; 103(5
eklampsia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2009- Pt1):981-91.
2011. Medan: USU; 2011. 24. Rozikhan. Faktor–faktor risiko terjadinya preeklampsia
5. Birawa AD, Hadisaputro H, Hadijono S. Kadar d-dimer berat dii rumah sakit dr. H. Soewondo Kendal.
pada ibu hamil dengan preeklampsia berat dan Semarang: Universitas Diponegoro; 2007.
normotensi di RSUP Dr. Majalah Obstetri dan Ginekologi 25. Jean-Marie M, Peter RG, Robert FB, Evelyne R, Michael
Indonesia. 2009; 33(2):65-79. EH, Ian RL, et al. Report of the canadian hypertension

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 3 | Desember 2014 | 236


Annida Nurul Haq | A 27 Years Old Woman with Severe Preeclampsia and Partial HELLP Syndrome

society consensus conference: 2. nonpharmacologic


management and prevention of hypertensive disorders
in pregnancy. Canada: Canadian Medical Association;
1997.
26. Manuaba IBG. Penuntun diskusi obstetri dan ginekologi
untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 1995.
27. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi
(JNPK-KR). Buku acuan pelatihan klinik pelayanan
obstetri emergensi dasar. Jakarta: JNPK-KR; 2008.

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 3 | Desember 2014 | 237


JURNAL KEBIDANAN
Vol 3, No 2, April 2017 : 110-114

MERENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT EFEKTIF MENGURANGI NYERI


PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPM HENNY SULISTIOWATI KECAMATAN
TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2016

Ratna Dewi Putri(1), Widiastuti Rani Yulianti (2)

ABSTRAK

Nyeri persalinan dapatmempengaruhi proses persalinan itu sendiri, dimana akan mengahmbat
hormon oksitosin yang merangsang adanya kontraksi. Presurvey pada bulan januari 2016 di BPM
Henny Sulistiowati terdapat 38 ibu bersalin, dimana dari 28 ibu bersalin tersebut mengalami
nyeri persalinan kala 1 yang sangat hebat, dimana membuat ibu bersalin tersebut merasa cemas
dan khawatir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Merendam Kaki dengan
Air Hangat Terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di BPM Henny Sulistiowati
Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016.
Jenis penelitian kuantitatif, Desain penelitian ini adalah pre eksperimen dengan pendekatan
One Group Pre-test – Post-test Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin .
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
cara purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi dan Skala Visual
Numeric. Analisa menggunakan uji statistic t-test dependent.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata hasil skala nyeri sebelum dilakukan intervensi dengan
cara merendam kaki dengan air hangat sebesar 6,59. Dan rata-rata hasil skala nyeri sesudah
dilakukan intervensi dengan cara merendam kaki dengan
menggunakan air hangat sebesar 4,47. Hasil uji statistik t-test dependent didapatkan Ada
Pengaruh Merendam Kaki dengan Air Hangat Terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif di BPM Henny Sulistiowati Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2016 dengan hasil ( P-Value 0,000 < 0,05). Saran dalam penelitian ini agar tenaga kesehatan
memberikan terapi rendam kaki dengan air hangat sebagai salah satu alternative peghilang nyeri
persalinan non-farmakologi dan sebagai salah satu asuhan sayang ibu.

Kata Kunci : Merendam kaki , air hangat, nyeri kala I, persalinan.

PENDAHULUAN adanya pembukaan serviks ini maka akan


Nyeri persalinan adalah suatu sensasi terjadi persalinan.(2)
tunggal yang disebabkan oleh stimulus spesifik Banyak data yang mendukung
bersifat subyektif dan berbeda antara masing hipotesis nyeri persalinan kala I terutama
– masing individu karena dipengaruhi oleh disebabkan karena adanya dilatasi, peregangan
faktor psikososial dan kultur dan endorphin dan kemungkinan robekan jaringan selama
seseorang ,sehingga orang tersebut lebih kontraksi. Rasa nyeri pada setiap fase
merasakan nyeri. Pada kehamilan dan persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf
persalinan rasa nyeri diartikan sebagai sebuah yang berbeda-beda. Nyeri pada kala I terutama
“sinyal“ untuk memberitahukan kepada ibu berasal dari uterus.(1)
bahwa dirinya telah memasuki tahapan Menurut Sujiyatini (2011) menyatakan
proses persalinan ( 1 ) bahwa berdasarkan hasil penelitian pemberian
Rasa nyeri pada persalinan adalah dukungan fisik, emosional, dan psikologis
manifestasi dari adanya kontraksi selama persalinan akan dapat membantu
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah mempercepat proses persalinan dan
yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, membantu ibu memperoleh kepuasan dalam
daerah perut dan menjalar kearah paha . melalui proses persalinan normal.
Kontraksi ini menyebabkan adanya
pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan

1) Dosen Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung


2) Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung
Merendam Kaki Dengan Air Hangat Efektif Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di BPM 111
Henny Sulistiowati Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016

Metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan posttest (02) pada kelompok
dilakukan secara terus - menerus dalam intervensi tersebut.(7,8)
bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat Penelitian ini telah dilaksanakan pada
sederhana, biaya rendah, membantu kemajuan tanggal 1 april sampai dengan 30 april 2016.
persalinan, hasil kelahiran bertambah baik Tempat penelitian di BPS Henny Sulistiowati
dan bersifat sayang ibu.(3) Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten
Merendam kaki dengan air hangat Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian
merupakan pemberian aplikasi panas pada ini adalah seluruh ibu bersalin pada tanggal 1
tubuh untuk mengurangi gejala nyeri akut april sampai dengan 30 april 2016 dengan
maupun kronis. Terapi ini efektif untuk jumlah 36. Sampel dalam penelitian ini
mengurangi nyeri yang berhubungan dengan yaitu seluruh ibu bersalin kala I fase aktif
ketegangan otot walaupun dapat juga tengah yang berjumlah 32, dengan kriteria
dipergunakan untuk mengatasi masalah inklusi ;
hormonal dan kelancaran peredaran darah. 1) Ibu bersalin yang bersedia menjadi
Pengobatan Tradisional Tiongkok menyebut responden
kaki adalah jantung kedua tubuh manusia, 2) ibu bersalin kala I fase aktif
barometer yang mencerminkan kondisi (pembukaan 4 cm – 9 cm)
kesehatan badan. Ada banyak titik akupunktur 3) ibu bersalin yang tidak memiliki
di telapak kaki. Enam meridian (hati, empedu, komplikasi.
kandung kemih, ginjal, limpa dan perut) ada
di kaki. ( 4 ) kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
Panas pada fisioterapi dipergunakan 1) ibu bersalin yang tidak bersedia menjadi
untuk meningkatkan aliran darah kulit dengan responden
jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat 2) ibu bersalin yang memiliki komplikasi,
meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada seperti hipertensi, perdarahan, syok,
jaringan. Panas juga meningkatkan elastisitas premature, bradikardi/takikardi dan lain
otot sehingga mengurangi kekakuan otot.(4,5) sebagainya.
Beberapa negara maju Cara yang digunakan dalam
menerapkan terapi stimulus control dengan pengambilan sampel ini adalah purposive
menggunakan air hangat sudah banyak sampling. Analisis Univariat menggunakan
dilakukan. Menurut Vinencenz Priesnisz dan presentase dari rendam kaki menggunakan
Pastor Sebastian Kneipp (2005), merendam air hangat terhadap penurunan nyeri persalinan
kaki dengan air hangat yang bertemperatur kala I fase aktif, dan analisis bivariat
37°C-39°C bermanfaat dalam menurunkan menggunakan uji T- dependent (Paired
kontraksi otot sehingga menimbulkan Sampel t-test).(8,9,10)
perasaan rileks.(6)
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Analisis Univariat
Penelitian ini menggunakan Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
pendekatan kuantitatif, dengan rancangan rata-rata (mean) nyeri sebelum diberikan
penelitian yang di gunakan dalam penelitian perlakuan yang dirasakan oleh ibu bersalin
ini adalah rancangan pre eksperiment dengan kala I fase aktif di BPS Henny Sulistiowati
menggunakan rancangan one group pra-post Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten
test design yaitu yaitu dalam rancangan ini Lampung Tengah Tahun 2016 sebesar 6,59
dilakukan pretest (01) pada kelompok yang berarti termasuk kedalam kategori nyeri
eksperimen, dan diikuti intervensi (X) pada sedang.(11)
kelompok eksperimen.Setelah beberapa waktu

Tabel 1
Rata-rata skala nyeri ibu bersalin sebelum diberikan
intervensi rendam kaki dengan air hangat

Nyeri N Mean Median SD Min Max


Sebelum 32 6,59 7,00 0,665 5 8

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017


112 Ratna Dewi Putri, Widiastuti Rani Yulianti

Tabel 2
Rata-rata skala nyeri ibu bersalin setelah diberikan
intervensi rendam kaki dengan air hangat

Nyeri N Mean Median SD Min Max


Sebelum 32 4,47 5,00 0,718 3 6

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai Analisis Bivariat


rata-rata (mean) nyeri setelah diberikan Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai
perlakuan yang dirasakan oleh ibu bersalin hasil uji t didapat p value 0,000 artinya H0
kala I fase aktif di BPS Henny Sulistiowati ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada
Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Pengaruh Merendam Kaki dengan Air Hangat
Lampung Tengah Tahun 2016 sebesar 4,47 Terhadap Pengurangan Nyeri
yang berarti termasuk kedalam kategori nyeri
sedang.(11)

Tabel 3
Pengaruh Merendam Kaki dengan Air Hangat Terhadap
Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif

Hasil Pengukuran nyeri N Mean SD SE P value


Sebelum diberikan Intervensi 32 6,59 0.665 0.118 0.000
Sesudah diberikan Intervensi 32 4.47 0.718 0.127

PEMBAHASAN perlakuan rata-rata hasil pengukuran


Berdasarkan hasil penelitian nyeri 4.68 dengan hasil p value 0,000.(13)
didapatkan bahwa rata-rata hasil Nyeri Hal ini sesuai dengan teori bahwa,
Persalinan Kala I Fase Aktif sebelum Merendam kaki dengan air hangat merupakan
merendam kaki dengan air hangat sebesar 6,59. pemberian aplikasi panas pada tubuh untuk
Rata-rata hasil nyeri persalinan sesudah mengurangi gejala nyeri akut maupun kronis.
merendam kaki dengan air hangat adalah Terapi ini efektif untuk mengurangi nyeri yang
sebesar 4,47. berhubungan dengan ketegangan otot
Hasil uji statistic dengan uji t walaupun dapat juga dipergunakan untuk
dependent (paired sample t-test)diperoleh mengatasi masalah hormonal dan kelancaran
nilai P Value 0,00 < 0,05 yang berarti ada peredaran darah. Pengobatan Tradisional
Pengaruh Merendam Kaki dengan Air Hangat Tiongkok menyebut kaki adalah jantung
Terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan Kala kedua tubuh manusia, barometer yang
I Fase Aktif di BPS Persalinan Kala I Fase mencerminkan kondisi kesehatan badan. Ada
Aktif di BPS Henny Sulistiowati Kecamatan banyak titik akupunktur di telapak kaki. Enam
Terbanggi Besar Kabupaten Lampung meridian (hati, empedu, kandung kemih,
Tengah Tahun 2016. ginjal, limpa dan perut) ada di kaki.(4,1 4 )
Henny Sulistiowati Kecamatan Nyeri persalinan adalah suatu sensasi
Terbanggi Besar Kabupaten Lampung tunggal yang disebabkan oleh stimulus
Tengah Tahun 2016.(10,12) Hasil Penelitian ini spesifik bersifat subyektif dan berbeda antara
sejalan Hasil penelitian yang telah dilakukan masing – masing individu karena dipengaruhi
oleh Nanik Prayogi Hastuti Tahun 2011 oleh faktor psikososial dan kultur dan
yang berjudul pengaruh merendam kaki endorphin seseorang ,sehingga orang
dengan air hangat terhadap nyeri persalinan tersebut lebih merasakan nyeri. Pada
kala I fase aktif pada ibu bersalin di RSU kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan
Muntilan, dengan hasil penelitian rata-rata sebagai sebuah “ sinyal “ untuk
hasil nyeri persalinan sebelum diberikan memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya
perlakuan 6.86, dan setelah diberikan telah memasuki tahapan proses
persalinan. (1,15,16)

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017


Merendam Kaki Dengan Air Hangat Efektif Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di BPM 113
Henny Sulistiowati Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016

Panas pada fisioterapi dipergunakan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung


untuk meningkatkan aliran darah kulit dengan Tengah Tahun 2016, sebesar 6,59.
jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat 2. Diketahuinya distribusi frekuensi rata-rata
meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada hasil Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
jaringan. Panas juga meningkatkan elastisitas sesudah merendam kaki dengan air hangat
otot sehingga mengurangi kekakuan otot dan di BPS Henny Sulistiowati Kecamatan
dapat menurunkan nyeri pada persalinan, Terbanggi Besar Kabupaten Lampung
Saat persalinan air dapat membuat ibu menjadi Tengah Tahun 2016, sebesar 4,47.
rileks, membawa perasaan seolah berada pada 3. Diketahuinya Pengaruh Merendam Kaki
dunia sendiri tanpa seorang pun masuk dengan Air Hangat Terhadap Pengurangan
didalamnya. Rendam kaki dengan air hangat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di BPS
dapat menurunkan stimulus nyeri akibat Henny Sulistiowati Kecamatan Terbanggi
kontraksi. Penggunaan tersebut tidak dapat Besar Kabupaten Lampung Tengah Tahun
menghilangkan nyeri secara keseluruhan, 2016. (P Value 0,00 < 0,05).
namun dapat membuat ketidaknyamanan
selama persalinan dapat diatasi. (4) SARAN
Beberapa negara maju menerapkan 1. Bagi tempat penelitian sebagai bahan
terapi stimulus control dengan menggunakan informasi bagi bidan bahwa merendam
air hangat sudah banyak dilakukan. Menurut kaki dengan menggunakan air hangat dapat
Vinencenz Priesnisz dan Pastor Sebastian mengurangi nyeri persalinan kala I fase
Kneipp (2005), merendam kaki dengan air aktif, dan agar bidan dapat
hangat yang bertemperatur 37°C-39°C mengaplikasikan pada setiap pasien yang
bermanfaat dalam menurunkan kontraksi otot akan bersalin agar nyeri persalinan yang ibu
sehingga menimbulkan perasaan rileks yang rasakan dapat berkurang, dan dijadikan
bisa mengobati gejala kurang tidur dan sebagai salah satu asuhan persalinan sayang
infeksi.(6) ibu.
Menurut telaah peneliti merendam 2. Bagi Peneliti dapat menambah
kaki dengan menggunakan air hangat pada ibu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti
bersalin kala I fase aktif memberikan hasil tentang merendam kaki dengan
yang positif, dimana berdasarkan hasil menggunakan iar hangat terhadap nyeri ibu
penelitian rata- rata skala nyeri sebelum bersalin kala I fase aktif.
diberikan perlakuan dengan cara merendam 3. Bagi petugas kesehatan sebagai bahan
kaki dengan air hangat 6.59, sedangkan informasi bagi tenaga kesehatan
sesudah diberikan perlakuan dengan khususnya bidan dalam melakukan asuhan
merendam kaki ibu bersalin kala I fase aktif kepada ibu bersalin agar menggunakan cara
didapatkan rata-rata skala nyeri 4.47, merendam kaki dengan air hangat sebagai
yang berarti merendam kaki dengan air hangat salah satu alternative non-farmakologi
merupakan pemberian aplikasi panas pada selain menggunakan obat anti nyeri, dan
tubuh yang dapat digunakan untuk mengurangi dijadikan sebagai salah satu asuhan sayang
gejala nyeri akut maupun kronis. Terapi ibu pada ibu bersalin.
ini efektif untuk mengurangi nyeri yang 4. Bagi peneliti selanjutnya dapat
berhubungan dengan ketegangan otot dan menambah wawasan penelitian
nyeri pada persalinan walaupun dapat juga selanjutnya dan dapat dijadikan bahan
dipergunakan untuk mengatasi masalah referensi guna melakukan penelitian yang
hormonal dan kelancaran peredaran sama, dan diharapkan peneliti selanjutnya
darah.(17,18,19, 20,21) yang akan melakukan penelitian yang sama
dapat menambah variabel – variabel yang
SIMPULAN lain sehingga diperoleh hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang yang lebih baik lagi.
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hasil
penelitian adalah sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA
1. Diketahuinya distribusi frekuensi rata-rata 1. Judha, M. Teori Pengukuran Nyeri dan
hasil Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha
sebelum merendam kaki dengan air hangat Medika; 2012.
di BPS Henny Sulistiowati Kecamatan

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017


114 Ratna Dewi Putri, Widiastuti Rani Yulianti

2. Manuaba, IBG, dkk. Ilmu 12. Budiharto. Metodologi Penelitian


Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu
KB. Jakarta : EGC; 2010 Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC; 2008.
3. Sujiyatini, dkk. Asuhan Kebidanan II 13. Hastuti, Nanik Prayogi. Pengaruh
(Persalinan). Yogyakarta : Rohima Press; Merendam Kaki Dengan Air Hangat
2011 terhadap nyeri persalinan kala I Fase
4. Arnot, dkk. Pustaka kesehatan Populer Aktif pada ibu bersalin di RSU Muntilan;
Pengobatan Praktis: Perawatan Alternatif 2011.
dan Tradisional, volume 7. Jakarta: PT 14. Sumarah. Perawatan Ibu Bersalin.
Bhuana Ilmu, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
5. Wahyuningsih, Marni, Efektifitas Yogyakarta : Penerbit Fitramaya; 2008.
merendam kaki dengan air hangat 15. Sulistyawati, Ari.dkk. Asuhan
terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarata:
pada ibu primigravida di BPS Utami Salemba Medika; 2010.
Karang Anyar Surakarta; 2014. 16. Rohani.dkk. Asuhan Pada Masa
6. Kheirkhak, et.all. Effects of Warm Persalinan. Jakarta : Salemba Medika;
Foot Bath on pain in the First Stage of 2011.
Labor in Nulliparous Women; 2014. 17. Wasis, Pedoman Riset Praktis Untuk
7. Notoatmodjo,Soekidjo, Metode Penelitian Profesi Perawat. Jakarta: EGC. 2008.
Kesehatan. Jakarta;Rineka Cipta; 2010 18. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif
8. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu kualitatif dan R & D. Bandung :
Pendekatan Praktik.jakarta;Rineka Cipta; ALFABETA; 2014.
2010. 19. Asrinah,dkk. Asuhan Kebidanan Masa
9. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu;
Bandung : ALFABETA; 2013 2010
10. Hastono. Analisa Data Kesehatan. 20. Bobak. Buku Ajar Keperawatan
Jakarta : FKM. UI; 2007 Maternitas edisi 4. Jakarta : EGC; 2005.
11. Aprilia Yesie, Hipnostetri. Rileks 21. Depkes RI Asuhan Persalinan Normal,
Nyaman dan Aman saat Hamil dan JNPK-KR, Jakarta; 2008.
Melahirkan. Jakarta. Gagas Media. 2010.

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017


Efektivitas Terapi Rendam Kaki Air Hangat terhadap Perubahan
Penurunan Tekanan Darah Ibu Hamil Preeklampsia

Maslahatul Inayah, Tri Anonim


Email: inakiya74@gmail.com
D III Keperawatan, Prodi Pekalongan, Poltekkes Kemenkes Semarang, Indonesia
Jalan Perintis Kemerdekaan Pekalongan
Telp/Fax. (0285) 429373 / 421642

Abstrak
Kesehatan baik pada masa kehamilan maupun masa nifas. Ibu hamil dengan preeklampsia dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi yang mengakibatkan meningkatnya angka kematian ibu
maupun kematian perinatal. Ada beberapa upaya untuk mengendalikan tekanan darah tinggi. Cara
tersebut dapat menggunakan farmakologis maupun non farmakologis.Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektivitas terapi rendam kaki air hangat terhadap perubahan penurunan tekanan
darah ibu ha Angka Kematian Ibu (AKI) dapat menjadi alat ukur untuk mengetahui kualitas
pelayanan mil preeklampsia.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian quasi-eksperiment, dengan pendekatan rancangan pre and post test pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Sampel untuk tiap kelompok 10 orang, sehingga jumlah total
sampel adalah 20 responden.Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji wilxocon
karena distribusi data tidak normal dan Mann-Whitney Test untuk mengetahui perbedaan sebelum
dan sesudah diberikan intervensi. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh
pemberian terapi rendam kaki air hangat terhadap perubahan penurunan tekanan darah sistolik dan
diastolik ibu hamil preeklampsia dengan nilai p = 0,004 dan p = 0,011 serta ada perbedaan
perubahan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik antara kelompok intervensi dengan
kelompok kontrol dengan p =0,001 dan p =0,007.

Kata Kunci: rendam kaki air hangat; tekanan darah; ibu hamil preeklampsia.

Abstract
Maternal Mortality Rate (MMR) can be a measuring tool to determine the quality of health
services both during pregnancy and postpartum. Pregnant women with preeclampsia can cause
complications that lead to increased maternal mortality and perinatal mortality. There are several
attempts to control high blood pressure. This method can use pharmacological or non
pharmacological. The purpose of this study was to determine the effectiveness of warm water foot
soak therapy on changes in blood pressure reduction of preeclamptic pregnant women. This type
of research is a quantitative study with aresearch quasi-experimentaldesign, with adesign approach
pre and post test in the intervention group and the conMtrol group. The sample for each group is
10 people, so that the total number of samples is 20 respondents.Bivariate analysis was performed
using the Wilxocon test because the data distribution was not normal and the Mann-Whitney Test
to determine the difference before and after the intervention was given.The results of the bivariate
analysis showed that there was an effect of giving warm water foot soaking therapy to changes in
the decrease in systolic and diastolic blood pressure of preeclamptic pregnant women with a value
of p = 0.004 and p = 0.011 and there were differences in changes in the decrease in systolic and
diastolic blood pressure between the intervention group and the control group. p = 0.001 and p =
0.007.

Keywords: warm water soak feet; blood pressure; preeclamptic pregnant women.

24
25
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

1. Pendahuluan peningkatan nilai sistolik dan


A. Latar Belakang diastolik. Peningkatan tekanan
Angka Kematian Ibu (AKI) darah menyebabkan pembuluh
dapat menjadi alat ukur untuk darah vasokontriksi dan dapat
mengetahui kualitas pelayanan mengakibatkan suplai oksigen
kesehatan baik pada masa dan nutrisi ke jaringan dan
kehamilan maupun masa nifas. organ tubuh akan berkurang
Meningkatnya derajat kesehatan sehingga dapat menyebabkan
ibu merupakan salah satu tujuan tidak berfungsinya organ bahkan
Sustainable Development Goals kematian.
(SDGs) yang ingin dicapai pada Ada beberapa upaya untuk
tahun 2030. Target SDGs 2030 mengendalikan tekanan darah
adalah menurunkan Angka tinggi. Cara tersebut dapat
Kematian Ibu (AKI) hingga menggunakan farmakologis
kurang dari 70 per 100.000 maupun non farmakologis. Salah
KH.Salah satu penyebab satu tindakan non farmakologis
kematian maternal terbesar yang dapat di lakukan untuk
adalah preeklampsia. Dari 26 menurunkan tekanan darah
Puskesmas di wilayah Dinas tinggi pada penderita
Kesehatan Kabupaten preeklampsia dengan
Pekalongan, angka kejadian memberikan teknik hidroterapi
preeklampsia tertinggi di 8 yang salah satunya dengan
(delapan) wilayah puskesmas tindakan rendam kaki
yang mempunyai karakter menggunakan air hangat.rendam
wilayah serupa yaitu kaki menggunakan air hangat
Kedungwuni I, Kedungwuni II, akan merangsang syaraf yang
Karangdadap, Buaran, Wiradesa, ada di kaki untuk bekerja dan
Tirto, Buaran dan Wonopringgo. berfungsi mendilatasi pembuluh
Ibu hamil dengan darah serta melancarkan
preeklampsia dapat peredaran darah.
menyebabkan terjadinya Penelitian yang dilakukan
komplikasi yang mengakibatkan oleh Cristinina Febrinina S
meningkatnya angka kematian (2016) menyebutkan bahwa
ibu maupun kematian perinatal. rendam kaki air hangat efektif
Komplikasi maternal akibat terhadap penurunan tekanan
preeklamsia antara lain eklamsia, darah ibu hamil preekalmpsia.
kelainan pembekuan darah,
sindrom HELPP. Sedangkan B. Tinjauan Pustaka
komplikasi pada janin adalah Terapi rendam kaki air
asfiksia neonatarum, prematur hangat merupakan bentuk terapi
dan IUFG. yang menggunakan media air
Preeklampsia adalah atau di sebut dengan hidroterapi
timbulnya hipertensi di sertai adalah metode pengobatan
proteinuria dan edema akibat menggunakan air untuk
kehamilan setelah umur mengobati penyakit atau
kehamilan 20 minggu. Salah satu meringankan kondisi yang
gejala khas preeklampsia adalah menyakitkan. Keuntungan dari
hipertensi yaitu suatu kondisi hidroterapi ini antara lain untuk
peningkatan tekanan darah diatas mengurangi nyeri dan kekakuan
normal yang ditunjukkan dengan

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2021


26
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

otot, meningkatkan relaksasi otot trombosit kurang dari


dan mempercepat penyembuhan. 100.000/mm.
Pre-eklamsia merupakan
suatu kondisi spesifik kehamilan C. Tujuan Penelitian
dimana hipertensi terjadi Untuk mengetahui pengaruh
setelah minggu ke-20 pada terapi rendam kaki air hangat
wanita yang sebelumnya terhadap perubahan penurunan
memiliki tekanan darah normal. tekanan darah ibu hamil
Sampai saat ini penyebab preeklampsia.
pre-eklamsia belum diketahui
dengan pasti akan tetapi ada 2. Metode Penelitian
beberapa faktor risiko atau faktor
predisposisi terjadinya pre- Kerangka Konsep Penelitian
eklamsia antara lain :
a) Primigravida atau multipara Terapi Ibu Ibu Penurunan
dengan usia lebih tua (Usia < Rendam Hamil tekanan
18atau > 35 ). Kaki Air Preekla darah
b) Obesitas Hangat mpsia
c) Adanya proses penyakit
kronis:
d) Diabetes Mellitus
e) Hipertensi Jenis penelitian ini adalah
f) Penyakit ginjal penelitian kuantitatif dengan desain
g) Penyakit pembuluh darah penelitian quasi-eksperiment,dengan
h) Penyakit pembuluh darah pendekatan rancangan pre and post
kolagen (Lupus Eritematosus test pada kelompok intervensi dan
Sistemik). kelompok kontrol. Penelitian ini
i) Kehamilan molahidatidosa mengukur pengaruh pemberian
intervensi terapi rendam kaki air
Klasifikasi pre-eklamsia: hangat terhadap perubahan penurunan
a). Pre-eklamsia Ringan tekanan darah ibu hamil
Timbulnya hipertensi yaitu preeklampsia.
140/110 mmHg yang disertai Sampel dalam penelitian ini adalah
proteinuria dan atau edema ibu hamil dengan preeklampsia di
umur kehamilan 20 minggu. Wilayah Dinas Kesehatan Kab / Kota
b). Pre-eklamsia Berat Pekalongan. Teknik pengambilan
Suatu komplikasi kehamilan sampel dalam penelitian ini adalah
yang ditandai dengan consecutive sampling, dimana semua
timbulnya hipertensi subjek penelitian yang ada dan
≥160/110 disertai proteinuria memenuhi kriteria di masukkan ke
dan atau edema pada dalam penelitian sampai batas waktu
kehamilan ≥ 20 minggu, tertentu. Pada penelitian ini total
keluhan subyektif seperti sampel yang digunakan sejumlah 20
nyeri epigastrium, gangguan responden, dengan jumlah sampel 10
penglihatan, nyeri kepala, untuk kelompok perlakuan dan 10
edema paru dan sianosis, sampel untuk kelompok .
gangguan kesadaran, Sampel yang menjadi responden
pemeriksaan kadar enzim hati dalam penelitian ini adalah yang
meningkat disertai ikterus, memenuhi beberapa kriteria inklusi
perdarahan pada retina, dan ekslusi sebagai berikut:

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2021


27
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

a). Kriteria Inklusi tahun. Usia reproduksi adalah


1) Umur kehamilan ≥ 20 masa di antara pubertas dan
minggu menopause yang pembuahannya
2) Bersikap kooperatif seringkali berhasil (positif). Usia
b). Kriteria Ekslusi sangat mempengaruhi kehamilan
1) Infeksi maupun persalinan. Usia yang
2) Janin kembar baik untuk hamil atau
3) Riwayat hipertensi kronis. melahirkan berkisar antara 20-
35 tahun. Pada usia tersebut
Analisis univariat dengan alatalat reproduksi wanita telah
menghitung nilai mean, median, berkembang dan berfungsi secara
standar deviasi dan distribusi maksimal.
frekuensi. Analisis dilakukan Hasil penelitian ini
terhadap masing-masing variabel menunjukkan bahwa, rata-rata
bebas dan variabel terikat seperti: umur responden untuk kelompok
umur ibu, gravida (riwayat obstetri), intervensi adalah 35 tahun 5
indeks massa tubuh (IMT), umur bulan, sedangkan rata-rata umur
kehamilan, pendidikan, pekerjaan. kelompok kontrol adalah 36
Hasil uji normalitas data di tahun 4 bulan. Umur sangat
peroleh nilai p value ≤ 0,005 yang berpengaruh terhadap kesehatan
berarti distribusi data tidak normal ibu hamil. Dalam penelitian ini
baik pada kelompok intervensi rata-rata umur responden ≥ 35
maupun kelompok kontrol. tahun, ibu hamil dengan usia
Berdasarkan hasil normalitas data lebih dari 35 tahun dapat
tersebut dianalisis menggunakan uji meningkatkan risiko terjadinya
Wilcoxon dan mann whitney test. preeklampsia.
Pada usia tersebut alat
3. Hasil dan Pembahasan reproduksi wanita telah
A. Analisis Univariat berkembang dan berfungsi secara
Analisis univariat maksimal.
dilaksanakan terhadap data Pada usia > 35 tahun terjadi
karakteristik responden meliputi proses degeneratif yang
umur ibu, indeks massa tubuh, mengakibatkan perubahan
umurkehamilan, pendidikan, sruktural dan fungsional yang
pekerjaan. terjadi pada pembuluh darah
Karakteristik berdasarkan perifer yang bertanggung jawab
umur ibu didapatkan rata-rata terhadap perubahan tekanan
umur kelompok intervensi adalah darah, sehingga lebih rentan
35 tahun 5 bulan dengan standar mengalami preeclampsia.
deviasi 6,77, sedangkan rata-rata
umur kelompok kontrol adalah Karakteristik berdasarkan IMT .
36 tahun 4 bulan dengan standar Dari hasil analisis di
5,23. Umur termuda pada dapatkan rata-rata indeks massa
kelompok intervensi 25 tahun tubuh (IMT) kelompok
dan umur tertua 45 tahun, intervensi adalah 27,5 dengan
sedangkan umur termuda pada standar deviasi 4,12, sedangkan
kelompok kontrol 27 tahun dan rata-rata indeks massa tubuh
tertua 41 tahun. (IMT) kelompok kontrol adalah
Umur adalah rentang 30,01 dengan standar 8,49. Nilai
kehidupan yang di ukur dengan IMT terendah pada kelompok

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2021


28
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

intervensi sebesar 21,60 dan adalah 29 minggu dengan


tertinggi 32,80. Sedangkan nilai standar 4,87. Umur kehamilan
IMT terendah pada kelompok termuda pada kelompok
kontrol sebesar 18,80 dan intervensi adalah 21 minggu dan
tertinggi 50,90. tertua 36 minggu. Sedangkan
Indek massa tubuh umur kehamilan termuda pada
merupakan salah satu cara untuk kelompok kontrol adalah 21
mengetahui rentang berat badan minggu dan tertua 36 minggu.
sesorang. Metode ini digunakan Umur kehamilan memiliki kaitan
untuk menentukan berat badan yang erat dengan preeklampsia.
yang sehat berdasarkan berat dan Preeklampsia adalah suatu
tinggi badan. Mengukur IMT sindrom spesifik pada kehamilan
merupakan salah satu cara untuk yang terjadi setelah usia
mengidentifikasi kelebihan berat kehamilan 20 minggu, pada
badan atau obesitas pada orang wanita yang sebelumnya
dewasa, yaitu dikategorikan normotensi. Proteinuria hanya
obesitas jika IMT ≥ 25 kg/m2 timbul setelah kehamilan 20
untuk wiilayah asia pasifik. minggu. Begitu juga dengan
Dari hasil analisis beberapa penanda lain
didapatkan rata-rata indeks preeklampsia juga mulai muncul
massa tubuh (IMT) kelompok setelah kehamilan memasuki 20
intervensi adalah 27,5, minggu.
sedangkan rata-rata indeks massa
tubuh (IMT) kelompok kontrol Karakteristik Berdasarkan
adalah 30,01. Pendidikan dan Pekerjaan.
Salah satu faktor yang
berkaitan erat dengan terjadinya Tabel 1. Karakteristik Berdasarkan
preeklampsia adalah obesitas. Pendidikan dan Pekerjaan
Ibu hamil dengan obesitas dua Variabel Kelompok Kelompok
kali lebih berisiko mengalami Kontrol Intervensi
preeklampsia dibandingkan ibu
Pendidikan
hamil dengan berat badan
normal. Pada ibu hamil yang Dasar 9 7
mengalami obesitas dapat terjadi
preeklampsia melalui mekanisme Menengah 1 2
hiperleptinemia, sindroma
metabolik, reaksi inflamasi serta PT 0 1
peningkatan stress oksidatif yang Pekerjaan
berujung pada kerusakan dan
disfungsi endotel. IRT 8 6

Karakteristik berdasarkan umur Karyawan 0 1


kehamilan
Dari hasil analisis di Dagang 1 3
dapatkan rata-rata umur Buruh 1 0
kehamilan responden kelompok
intervensi adalah 28 minggu
dengan standar deviasi 5,49,
sedangkan rata-rata umur
kehamilan kelompok kontrol

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2021


29
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

Dari hasil analisis distribusi dan benar. Dari hasil analisis


karakteristik tingkat pendidikan distribusi karakteristik pekerjaan
responden pada kelompok responden pada kelompok
intervensi mayoritas intervensi mayoritas pekerjaan
berpendidikan dasar (70%) dan sebagai ibu rumah tangga (60%),
kelompok kontrol mayoritas dan kelompok kontrol sebagai
berpendidikan dasar (90%). pedagang dan buruh masing-
Dari hasil analisis distribusi masing (10%). Ibu hamil yang
karakteristik pekerjaan tidak bekerja juga bersesiko
responden pada kelompok mengalami preeklampsia dalam
intervensi mayoritas pekerjaan kehamilan karena sebagai IRT
sebagai ibu rumah tangga (60%), juga mengalami stres, karena
dan kelompok kontrol sebagai mereka memiliki beberapa
pedagang dan buruh masing- masalah rumahtangga yang
masing (10%). berbeda-beda, seperti masalah
ekonomi, masalah dengan
Pendidikan merupakan keluarga, dan kecemasan akan
proses pengubahan sikap dan tata kehamilan maupun persalinan.
laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha B. Analisis Bivariat
mendewasakan manusia melalui Perbedaan Tekanan Darah Ibu
upaya pengajaran dan pelatihan. Hamil Preeklampsia Sebelum
Pendidikan berkaitan dengan Dan Sesudah Perlakuan Pada
daya akses dan daya tangkap Kelompok Intervensi.
seseorang terhadap informasi
kesahatan. Pendidikan juga Tabel 2. Perbedaan Tekanan Darah
berkaitan dengan kesadaran Ibu Hamil Preeklampsia Sebelum
seseorang akan pentingnya Dan Sesudah Perlakuan Pada
perilaku hidup sehat. Tingkat Kelompok Intervensi
Tekanan Sebelum Sesudah p value
pendidikan seseorang
mempengaruhi bagaimana Darah
seorang mengambil keputusan Mean ± SD Mean ± SD
atas masalah kesehatan yang
dialaminya. Semakin rendah Sistolik 153 ± 14,94 135 ± 8,49 0,004
pendidikan ibu maka akan Distolik 96 ± 10,75 88±7,88 0,011
semakin sedikit keinginan
memanfaatkan pelayanan
kesehatan (Rukmini, 2005). Ibu Hasil penelitian
dengan pendidikan tinggi dan menunjukkan bahwa ada
yang bekerja di sektor formal perbedaan perubahan tekanan
mempunyai akses yang lebih darah baik sistolik maupun
baik terhadap informasi diastolik sebelum dan sesudah di
tentang kesehatan, lebih aktif berikan perlakuan terapi rendam
menentukan sikap dan lebih kaki air hangat pada kelompok
mandiri mengambil tindakan intervensi. Hasil analisis data di
perawatan (Padila, 2014). peroleh bahwa rata-rata tekanan
Pekerjaan adalah sesuatu darah sistolik sebelum perlakuan
yang dilakukan oleh manusia adalah 153 mmHg dengan
untuk tujuan tertentu yang di standar deviasi 14,94 dan
lakukan dengan cara yang baik tekanan darah diastolik 96
mmHg dengan standar deviasi

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2021


30
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

10,75, sedangkan rata-rata 149 mmHg dengan standar


tekanan darah sistolik setelah deviasi 12,86 dan tekanan darah
perlakuan 135 mmHg dengan diastolik 95 mmHg dengan
standar deviasi 8,49 dan tekanan standar deviasi 8,49.
darah diastolik 88 mmHg dengan Hasil uji statistik Wilcoxon
standar deviasi 7,88. Hasil uji menyimpulkan bahwa tidak ada
statistik Wilcoxon menyimpulkan pengaruh pemberian intervensi
bahwa ada pengaruh pemberian edukasi terhadap perubahan
terapi rendam kaki air hangat tekanan darah sistolik ibu hamil
terhadap perubahan tekanan preeklampsia ( p = 0,157 ; α =
darah sistolik ibu hamil 0,05) dan tidak ada pengaruh
preeklampsia ( p = 0,004 ; α = pemberian intervensi edukasi
0,05) dan ada pengaruh terapi terhadap perubahan tekanan
rendam kaki air hangat terhadap darah diastolik ibu hamil
perubahan tekanan darah preeklampsia ( p = 1,000 ; α =
diastolik ibu hamil preeklampsia 0,05).
( p = 0,011 ; α = 0,05). Hasil uji statistik Mann-
Whitney nilai tekanan darah
Perbedaan Tekanan Darah Ibu sistolik di peroleh p value
Hamil Preeklampsia Sebelum sebesar 0,000 (α = 0,05) . Hal ini
Dan Sesudah Perlakuan Pada menunjukkan bahwaada
Kelompok Kontrol. perbedaan perubahan tekanan
darah sistolik antara kelompok
Tabel 3. Perbedaan Tekanan Darah intervensi dengan kelompok
Ibu Hamil Preeklampsia Sebelum kontrol, sedangkan nilai tekanan
Dan Sesudah Perlakuan Pada darah diastolik diperoleh p value
Kelompok Kontrol sebesar 0,007 (α = 0,05). Hal ini
Tekanan Sebelum Sesudah p value
menunjukkan bahwa ada
Darah perbedaan perubahan tekanan
Mean ± SD Mean ± SD darah diastolik antara kelompok
intervensi dengan kelompok
Sistolik 147 ± 10,59 149 ± 12,86 0,157 kontrol.
Distolik 95 ± 8,49 95 ±8,49 1,000 Rendam Kaki mengunakan
air hangat yang dilakukan akan
mempengaruhi kerja cerebral
Hasil penelitian cortex dalam aspek kognitif
menunjukkan bahwa tidak ada maupun emosi, sehingga
perbedaan perubahan tekanan menghasilkan persepsi positif
darah baik sistolik maupun dan relaksasi, sehingga secara
diastolik sebelum dan sesudah di tidak langsung akan membantu
berikan perlakuan intervensi dalam menjaga keseimbangan
edukasi pada kelompok kontrol. homeostasis tubuh. Melalui jalan
Hasil analisis data di peroleh HPA Axis, untuk menghasilkan
bahwa rata-rata tekanan darah Coticitropin Releasing Factor
sistolik sebelum perlakuan (CRF). Selanjutnya CRF
adalah 147 mmHg dengan merangsang kelenjar pituitary
standar deviasi 10,59 dan untuk menurunkan produksi
tekanan darah diastolik 95 ACTH sehingga produksi
mmHg dengan standar deviasi endorphin meningkat yang
8,49, sedangkan rata-rata tekanan kemudian menurunkan produksi
darah sistolik setelah perlakuan

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2021


31
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

kortisol dan hormon-hormon [5] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa


stres lainnya sehingga menjadi Tengah, Profil Kesehatan Jawa
rileks dan nyaman. Menurut Tengah, Tahun 2017.
Yeomans (2013), pada saat
seseorang dihipnoterapi terjadi [6] Dinas Kesehatan Kabupaten
rangsangan terhadap sistem Pekalongan, Profil Kesehatan
pengaktifasi retikulasi diotak, Kabupaten Pekalongan, Tahun
menyebabkan respon saraf 2017.
otonom, yaitu penurunan nadi, [7] Kartajin Atin, Modul Bahan Ajar
tekanan darah, dan frekuensi Cetak Keperawatan Maternitas,
nafas. Efek relaksasi dari Kementrian Kesehatan, Jakarta:
hipnoterapi merangsang otak Pusdik SDM Kesehatan, 2016
untuk memproduksi hormon [8] Mochtar, Rustam. Sinopsis
enkafalin, endorphin, dan obstetri: Obstetri fisiologi,
serotonin, semuanya merupakan Obstetri Patologi,editor Delfi
hormon yang baik, sehingga Lutan,Ed.2- Jakarta: EGC, 1998..
terjadi respon saraf otonom yaitu [9] Machfoeedz, Ircham, Statistik
penurunan tekanan darah, nadi, Nonparametrik Bidang
dan nafas. Kesehatan, Keperawatan,
Kebidanan, Kedokteran
4. Kesimpulan (BIOSTATISTIKA), cetakan ke-
Ada pengaruh pemberian terapi 2, Yogyakarta: Fitramaya, 2010
rendam kaki air hangat terhadap [10] Natiqotul F dkk, Determinan
perubahan tekanan sistolik pada ibu Maternal Kejadian Preeklampsia
hamil preeklampsia (( p = 0,004 ; ≤ (Studi Kasus di Kabupaten
0,05 ). Ada pengaruh pemberian Tegal, Jawa Tengah ), Jurnal
terapi rendam kaki air hangat Keperawatan Soedirman,
terhadap perubahan tekanan diastolik Universitas Jendral Soedirman,
pada ibu hamil preeklampsia ( p = vol.11, no 1, Maret 2016.
0,011 ; ≤ 0,05 ). [11] Norma, Nita & Mustika Dewi,
Asuhan Kebidanan Patologi,
5. Daftar Pustaka Nuha Medika, Yogyakarta, 2018
[1] Ahmadi, Narbuko, Metode [12] Padila, Asuhan Keperawatan
Penelitian, Jakarta: PT Bumi Maternitas II, Yogyakarta: Nuha
Aksara, 2009. Medika, 2018.
[2] Alilmul Aziz, Metode Penelitian [13] Riyanto Agus, Pengolahan Dan
Kebidanan Teknik Analisis Data, Analisis Data Kesehatan,
Salemba Medika, Jakarta, 2007. Yogyakarta: Nuhan Medika,
[3] Bobak, Buku Ajar Keperawatan 2009.
Maternitas. Ed.4. Jakarta: EGC, [14] Prasetyo, Janah, Metode
2004 Penelitian Kuantitatif Teori Dan
[4] Christinina Febri S, dkk, Aplikasi. Jakarta: PT Raja
Efektivitas Rendam Kaki Grafinda Persada, 2007.
Dengan Air Hangat Terhadap [15] Reny Yuli A, Buku Ajar Asuhan
PenurunanTekanan Darah Pada Keperawatan Maternitas
Ibu Hamil Penderita Aplikasi NANDA, NIC dan
Preeklampsia Di Puskesmas NOC, CV. Jakarta: Trans Info
Ngaliyan Semarang, Skripsi, Media, 2017.
Stikes Telogorejo, Tahun 2016.

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2021


32
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

[16] Siti Khuzaiyah, dkk,


Karakteristik Ibu Hamil
Preeklampsia, Jurnal Ilmiah
Kesehatan, vol.IX, no.2, ISSN
1978-3167, September 2016.
[17] Sukarni dkk, Patologi:
Kehamilan, Persalinan, Nifas dan
Neonatus Risiko Tinggi, Nuha
Medika, Yogyakarta, 2017.

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai