LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
oleh
Berta Katrina Ramadhantya, S.Kep
NIM 202311101143
A. KASUS
Preeklampsia.
usia 35 tahun dan 20 tahun, jarak kehamilan berdekatan, kehamilan pertama, riwayat keluarga
sebelumnya, kehamilan multipel, riwayat obesitas, riwayat penyakit.
Retensi sodium dan air Koroner Pembuluh Darah Resistensi pembuluh Menurunnya suplai
Iskemia miokard
darah ke otak oksigen ke otak
Edema
Nyeri dada
Sistemik
Hipervolemia Tekanan pembuluh Resiko Perfusi
Nyeri Akut darah meningkat Serebral Tidak Efektif
Vasokontriksi
Sakit kepala
Hipoksia pada Penurunan aliran
Penurunan COP Peningkatan afterload
janin darah
Gangguan
Keletihan
Resiko Cedera Rasa Nyaman
pada Janin
D. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN (data fokus)
a. Riwayat kesehatan
1. Identitas klien
Meliputi : nama,umur tempat tinggal dan jenis kelamin.
2. Keluhan utama
Klien mengalami keluhan pusing yang terus menerus dan tekanan darah
tinggi.
3. Riyawat penyakit dahulu
Memiliki riwayat penyakit hipertensi .
4. Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat penyakit turunan dari salah satu anggota keluarga yang
menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
perut ibu..
b. Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan yang dilakukan, yaitu:
1. Aktivitas/istirahat
Mengenai aktivitas harian dan kebutuhan jam tidur serta bagaimana polanya
yang menganggu atau sesuai dengan kebutuhan istirahat
2. Sirkulasi
Keadaan kinerja jantung yang sesuai dengan keadaan fisik yang mendukung.
3. Eliminasi
Pola eliminasi yang sesuai mulai dari kebutuhan BAB dan BAK dari klien.
4. Makanan dan cairan
Kebutuhan intake tubuh yang diperlukan oleh klien dan keadaanya untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
5. Pernafasan
Keadaan pola nafas yang tidak terganggu dan kebutuhan oksigen yang baik
atau kurang menjadi tolak ukur pernafasan yang baik.
6. Keamanan
Keadaan status imun tubuh yang baik dan mampu menangkal penyakit atau
keadaan klien yang sebalinya.
c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : tingkat kesadaran klien atau nilai dari GCS.
2. Berat badan: perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan BB sesuai standar
usia.
3. Otot: otot tanus tidak baik aktifitas berkurang.
4. Fungsi gastrointestinal: apakah ada keluhan diare dan fase masuknya
makanan.
5. Rambut: kusam,kering,kemerahan, tipis, penyebaran tidak merata.
6. Kulit: kering, pucat.
7. Bibir: kering,pecah-pecah,membran mukosa kering.
8. Mata: konjungtiva anemis.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan yaitu:
1. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisilogis
3. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan
4. Keletihan b.d kondisi fisiologis
5. Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d faktor resiko hipertsi
6. Risiko cidera pada janin d.d kondisi klinis terkait penyakit
Intervensi Keperawatan
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta. EGC.
Danianto, A. dan Ernawati. 2015. Perbedaan Kadar Il-10 Pada Preeklampsia Tipe Dini
dan Lambat. Majalah Obstetri & Ginekologi. 23(3).
Karima, N., R. Machmud, dan Yusrawati. 2015. Hubungan Faktor Risiko dengan
Kejadian Pre-Eklampsia Berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas. 4(2):556–561.
Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Fasilitas Dasar
dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Marlina., Sakona, Y., Selpiana. 2019. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di BLUD Rumah Sakit H.M Djafar Harun Kolaka
Utara. Jurnal Ilmiah Forilkesuit. Vol 1(2): 54-64.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standart luaran Keperawatan Indoneisa. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indoneisa. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN
PREEKLAMPSIA
KEPERAWATAN MATERNITAS
Oleh:
NIM 202311101143
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN
PREEKLAMPSIA
KEPERAWATAN MATERNITAS
Oleh:
NIM 202311101143
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
JEMBER
I. BIODATA
meringis berat
- TD 160/110 mmHg
- Nadi 96 x/menit Kontraksi uterus
- RR 22 x/menit meningkat
- Suhu 36,50C
- Pemeriksaan urin Nyeri perut sampai
didapatkan pinggang
proteinuria 5 gr atau
4+ Nyeri Akut
- Indeks gestosis 7
- Klien tampak gelisah
DS:
- Klien mengatakan
nyeri dengan:
P: nyeri perut merasa
mules
Q: nyeri perut terasa
mules yang menjalar
sampai pinggang
R: nyeri makin lama
makin sering dan
kuat
S: skala nyeri 7
T: dirasakan sejak 5
jam sebelum masuk
RS
- Klien mengatakan
sulit tidur
2. DO: Kehamilan aterm Gangguan
- Klien tampak gelisah dengan preeklampsia Rasa Nyaman Berta K.R
- Klien terpasang berat
kateter urin
- Klien tampak tidak Nyeri perut menjalar ke
nyaman pinggang
DS:
- Klien mengatakan Merasa tidak nyaman
pada saat tidur
mudah terbangun Gangguan adaptasi
karna nyeri perut kehamilan
yang menjalar ke
pinggang Gangguan Rasa
- Klien mengeluh Nyaman
tidak nyaman
dengan keadaannya
saat ini
- Klien tidak mampu
rileks
3. DO: Penyakit penyerta/ Risiko
- TD 160/110 mmHg hipertensi Cedera pada Berta K.R
- Nadi 96 x/menit Janin
- RR 22 x/menit Riwayat darah tinggi
- Suhu 36,50C sejak usia kehamilan 32
- Pemeriksaan urin minggu
didapatkan
proteinuria 5 gr atau Kurang adekuatnya
4+ observasi dan antisipasi
- Nyeri pada abdomen
- Indeks gestosis 7 Risiko Cedera pada
Janin
DS:
- Klien mengatakan
riwayat darah tinggi
selama kehamilan
sejak usia kehamilan
32 minggu
1. Nyeri Akut (D.0077) b.d Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238)
Agen pencedera fisiologis selama 1x24 jam maka kontrol nyeri Observasi: Berta K.R
d.d klien tampak meningkat, dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
meringis, TD 160/110 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Kontrol Nyeri (L.08063)
mmHg, Nadi 96 x/menit, nyeri
RR 22 x/menit, Suhu Indikator Skala 2. Identifikasi skala nyeri
Awal Akhir
36,50C, pemeriksaan urin 3. Identifikasi faktor yang memperberat
Keluhan nyeri 2 4
didapatkan proteinuria 5 menurun dan memperingan nyeri.
gr atau 4+, indeks gestosis Gelisah menurun 2 4
Kesulitan tidur 2 4 Terapeutik:
7, klien tampak gelisah, P: menurun
4. Berikan teknik nonfarmakologis
nyeri perut merasa mules,
untuk mengurangi rasa nyeri
Q: nyeri perut terasa
(Rendam kaki hangat)
mules yang menjalar
5. Fasilitasi istirahat dan tidur.
sampai pinggang, R: nyeri
makin lama makin sering Edukasi:
dan kuat, S: skala nyeri 7, 6. Jelaskan penyebab, periode, dan
T: dirasakan sejak 5 jam pemicu nyeri
sebelum masuk RS, klien 7. Jelaskan strategi meredakan nyeri
mengatakan sulit tidur.
2. Gangguan Rasa Nyaman Setelah dilakukan intervensi keperawatan Edukasi Proses Penyakit (I.12444)
(D.0074) b.d gangguan selama 1x24 jam maka status
Berta K.R
kenyamanan meningkat, dengan kriteria Observasi:
adaptasi kehamilan d.d
hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
klien tampak gelisah,
Status Kenyamanan (L.08064) menerima informasi
klien terpasang kateter
Edukasi:
urin, klien tampak tidak Indikator Skala
Awal Akhir 2. Jelaskan tanda dan gejala yang
nyaman, klien Keluhan tidak 2 4 ditimbulkan oleh penyakit
mengatakan pada saat nyaman menurun
Kesejahteraan fisik 2 4 3. Ajarkan cara meredakan atau
tidur mudah terbangun meningkat
mengatasi gejala yang dirasakan
karna nyeri perut yang Pola eliminasi 2 4
membaik
menjalar ke pinggang, Terapi Relaksasi (I.09326)
klien mengeluh tidak
Terapeutik:
nyaman dengan
4. Ciptakan lingkungan tenang dan
keadaannya saat ini, klien
tanpa gangguan dengan pencahayaan
tidak mampu rileks. dan suhu ruang nyaman
Edukasi:
5. Anjurkan mengambil posisi nyaman
6. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi rileks
3. Risiko Cedera pada Janin Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan Kehamilan Risiko Tinggi
(D.0138) d.d kondisi selama 1x24 jam maka tingkat cedera (1.14560) Berta K.R
menurun, dengan kriteria hasil:
klinis terkait penyakit, TD Observasi:
160/110 mmHg, Nadi 96 Tingkat Cedera (L.14136) 1. Identifikasi faktor risiko
x/menit, RR 22 x/menit, Indikator Skala kehamilan
Suhu 36,50C, pemeriksaan Awal Akhir 2. Identifikasi riwayat obstetris
Kejadian cedera 2 4
urin didapatkan menurun 3. Monitor status fisik dan
proteinuria 5 gr atau 4+, Tekanan darah 2 4 psikososial selama kehamilan
membaik
nyeri pada abdomen, Frekuensi nadi 2 4
indeks gestosis 7, klien membaik Terapeutik :
mengatakan riwayat darah 4. Dampingi ibu saat merasa cemas
tinggi selama kehamilan 5. Diskusikan persiapan persalinan
sejak usia kehamilan 32 dan kelahiran
minggu. Edukasi:
6. Informasikan kemungkinan
intervensi selama proses
kelahiran
P : Lanjutkan intervensi :
1. Monitor skala nyeri
2. Berikan teknik non-
farmakologi untuk
mengurangi nyeri (rendam
kaki hangat)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
P : Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
2. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi rileks
3 Rabu, 28 1. Mengidentifikasi faktor risiko kehamilan S:
April 2021 2. Mengidentifikasi riwayat obstetris 1. Klien mengatakan pada usia
Berta K.R
kehamilan 32 minggu
09.00 WIB 3. Memonitor status fisik dan psikososial
mengalami darah tinggi
selama kehamilan 2. Klien mengatakan rutin
4. Mendampingi ibu saat merasa cemas memeriksakan kehamilannya
ke bidan
5. Mendiskusikan persiapan persalinan dan
3. Klien mengatakan sudah siap
kelahiran untuk melahirkan
6. Menginformasikan kemungkinan intervensi O :
1. TD 150/90 mmHg
selama proses kelahiran
2. Menunggu pembukaan
lengkap untuk dilakukannya
proses persalinan
P : Lanjutkan intervensi:
1. Monitor status fisik dan
psikososial selama
kehamilan
2. Diskusikan persiapan
persalinan dan kelahiran
EVIDENCE BASED NURSING (EBN)
Oleh:
Berta Katrina Ramadhantya, S.Kep
NIM 202311101143
Tahun 2017
Abstract
Preelampsia and HELLP Syndrome are one of emergency case in obstetric, which is characterized by hypertension and proteinuria
after 20 weeks gestation, where HELLP Syndrome is presence of hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelets. A case report
taken at October 2013 in Abdul Moeloek general hospital. Primary data way obtained from anamnesis and physical examination.
Secondary data was from laboratorium examination and medical report. A 27 years old, fullterm pregnancy, G2P1A0, came to
delivering with history of hypertension since 32 weeks gestacy, the laboratorium examination is thrombocytes 147.000/mm3, LDH
644 u/l, and urinary excretion of 5gr protein in a 24-hour specimen (4+ reading on dipstick). The management of this patient is
including fluid management, preventing eclampsia, management of blood pressure and corticosteroid. Precise management in this
case prevents advance complication and decrease mothers mortality rate. [J Agromed Unila 2014; 1(3):232-237]
Abstrak
Preekalmpsia dan sindrom HELLP merupakan salah satu kasus emergensi obstetrik yang ditandai dengan hipertensi dan
proteinuria setelah umur kehamilan 20 minggu, di mana sindrom HELLP ditandai dengan hemolisis, peningkatan enzim hepar, dan
trombositopenia. Laporan kasus ini dilakukan pada bulan oktober 2013 di RSU Abdul Moeloek, Lampung. Data primer didapatkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Data sekunder diambil berdasarkan hasil laboratorium dan rekam medis. Wanita
berusia 27 tahun, hamil aterm, G2P1A0, datang untuk melahirkan dengan riwayat hipertensi sejak kehamilan 32 minggu, dan hasil
laboratorium didapatkan trombosit 147.000/mm3, LDH 644u/l, dan ekskresi urin didapatkan proteinuria 5gr dalam 24 jam (4+
pada dipstick). Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi pengelolaan cairan, mencegah terjadinya eklampsia, pemberian obat
antihipertensi dan kortikostreoid. Manajemen yang tepat pada kasus ini dapat mencegah komplikasi lanjut dan menekan angka
kematian ibu. [J Agromed Unila 2014; 1(3):232-237]
Kata kunci: hipertensi dalam kehamilan, preeklampsia, preeklampsia berat, sindrom HELLP
...
Korespondensi: Annida Nurul Haq | annida.nurul@yahoo.com
Pendahuluan
4
Hipertensi dalam kehamilan dengan atau tanpa edema patologi.
merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan Prevalensi preeklampsia di Indonesia
5
merupakan salah satu dari tiga penyebab berkisar antara 7-10% dari seluruh kehamilan.
1
tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Dari gejala-gejala klinik, preeklampsia dapat
Berdasarkan Report on the National High Blood dibagi menjadi preeklampsia ringan dan berat.
Pressure Education Program Working Group on Preeklampsia berat adalah preeklampsia
High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001, dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan
klasifikasi hipertensi dalam kehamilan terbagi tekanan darah diastolik ≥110 mmHg disertai
6
menjadi empat, yaitu hipertensi kronik, dengan proteinuria lebih dari 5gr/24jam.
preeklampsia-eklampsia, hipertensi kronik Sindrom HELLP yaitu keadaan pada
dengan superimposed preeklampsi, dan preeklampsia-eklampsia yang disertai dengan
2,3
hipertensi gestasional. Preeklampsia adalah hemolisis, peningkatan enzim hepar, dan
kelainan malfungsi endotel pembuluh darah trombositopenia. Insidensi sindrom HELLP pada
atau vaskular yang menyebar luas sehingga preeklampsia berat 2-12% dan pada eklampsia
1
terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20 30-50%. Menurut kriteria Tennessee, dikatakan
minggu, mengakibatkan terjadinya penurunan sindrom HELLP komplit jika disertai seluruh
perfusi organ dan pengaktifan endotel yang kriteria tersebut (hemolisis, peningkatan enzim
menimbulkan terjadinya hipertensi, proteinuria hepar, dan trombositopenia) dan sindrom HELLP
≥300mg per 24 jam atau 1+ pada dipstick, dan parsial jika hanya terdapat satu atau dua dari
Annida Nurul Haq | A 27 Years Old Woman with Severe Preeclampsia and Partial HELLP Syndrome
7,8
kriteria tersebut. janin (TBJ) 3200 gram. Pada pemeriksaan dalam
didapatkan portio lunak, medial, eff 50%,
Metodologi pembukaan 2 cm, ketuban positif, presentasi
Penelitian deskriptif dalam bentuk kepala, sutura sagitalis lintang, terbawah kepala
laporan kasus. Data primer didapatkan Hodge I-II.
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium darah
Data sekunder didapatkan berdasarkan hasil lengkap didapatkan Hb 12,8 gr%, leukosit
3
laboratorium dan rekam medis. Penelitian 8.100/ul, trombosit 147.000/mm , SGOT 25 u/l,
dilakukan pada bulan Oktober 2013 di RSUD SGPT 11 u/l, LDH 644 u/l, urea 9 mg/dl, kreatinin
Abdul Moeloek, Bandar Lampung. 0,6 mg/dl. Pemeriksaan urinalisa didapatkan
proteinuria 5 gr atau 4+. Indeks gestosis 7.
Kasus Pasien didiagnosis G2P1A0 hamil aterm
Wanita, usia 27 tahun, G2P1A0 hamil dengan preeklampsia berat dan sindrom HELLP
aterm, datang pada tanggal 10 Oktober 2013 parsial inpartu kala I fase laten janin tunggal
dengan keluhan mau melahirkan dengan darah hidup presentasi kepala.
tinggi. Pasien mengeluh perut terasa mules yang Penatalaksanaan meliputi pengelolaan
menjalar sampai pinggang makin lama makin cairan dengan monitoring input dan output
sering dan kuat yang dirasakan 5 jam sebelum cairan. Input cairan melalui oral ataupun infus
masuk rumah sakit. Pasien mengaku adanya (RL 500 ml gtt xx/menit, maksimum 2000 ml
riwayat keluar darah dan lendir namun dalam 24 jam) dan output cairan melalui
menyangkal adanya riwayat keluar air-air dari pemasangan kateter untuk mengukur
kemaluan. Pasien lalu dibawa ke bidan dan pengeluaran urin, pencegahan kejang dengan
akhirnya dirujuk ke RSAM Lampung atas indikasi pemberian MGSO4 sesuai protap yaitu
darah tinggi. pemberian injeksi 10 cc MGSO4 40% intravena
Riwayat darah tinggi selama kehamilan selama 15 menit dan injeksi 15 cc MGSO4 40%
diakui pasien sejak usia kehamilan 32 minggu, dalam RL 500 cc gtt xx/menit, pemberian
namun riwayat darah tinggi sebelum kehamilan, antihipertensi dengan nifedipin 3x10 mg,
riwayat darah tinggi pada kehamilan pemberian dexametasone 2x10 mg intravena
sebelumnya dan riwayat darah tinggi pada antepartum dan postpartum dan saat yang tepat
keluarga disangkal pasien. Pasien juga untuk persalinan dengan stabilisasi 1-3 jam,
menyangkal adanya keluhan nyeri pada daerah observasi tanda vital ibu, his, dan denyut
ulu hatinya, pandangan mata kabur, sakit jantung janin (DJJ) serta evaluasi indeks gestosis.
kepala, dan mual muntah. Pasien mengaku Pengelolaan pasien dilakukan di bawah
hamil cukup bulan dan masih merasakan pengawasan oleh dokter ahli kebidanan.
gerakan janin. Hari pertama haid terakhir (HPHT) Setelah dilakukan stabilisasi selama 3
8 Januari 2013. Riwayat kehamilan dan jam, terjadi penurunan indeks gestosis menjadi
persalinan pertama pada tahun 2005 hamil 4 dan TD 150/90 mmHg. Pasien tetap dilakukan
cukup bulan, lahir spontan, dengan berat badan observasi tanda vital, his, dan DJJ, serta evaluasi
(BB) bayi 3300 gr dan riwayat nifas baik. Riwayat indeks gestosis. Setelah pembukaan lengkap, ibu
antenatal pasien rutin memeriksakan kehamilan dipimpin untuk melakukan persalinan normal.
(antenatal care) ke bidan, pasien mendapat Bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, Apgar
suntikan imunisasi tetanus toksoid (TT) 2 kali skor 8/9 dengan BB 3100 gr dan panjang 50 cm.
selama kehamilan. TD ibu setelah melahirkan 130/80 mmHg. Pasien
Pada pemeriksaan fisik didapatkan dipulangkan 3 hari kemudian dengan keadaan
keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran umum baik.
compos mentis, tekanan darah (TD) 160/110 Pada pasien dilakukan edukasi untuk
mmHg, nadi 96 kali/menit, pernapasan 22 mencegah terjadinya preeklampsia pada
kali/menit, dan suhu 36,5 °C. Status generalis kehamilan berikutnya. Edukasi mengenai diet
dalam batas normal, reflek patella positif kuat, selama kehamilan, mengetahui faktor risiko
dan pada kedua ekstremitas terdapat edema preeklampsia dan pemeriksaan antenatal yang
pretibial. Status obstetrik pada pemeriksaan luar teratur pada kehamilan selanjutnya.
didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari dibawah
procesus xyphoideus (34 cm), letak memanjang, Pembahasan
punggung kiri, presentasi kepala, penurunan Dalam mendiagnosis pasien didapatkan
4/5, His 2x/10’/25”, DJJ 134x/mnt, taksiran berat melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan
fisik, dan pemeriksaan penunjang sehingga 160 mmHg, 2 jika 160-180 mmHg, 3 jika ≥180
dapat didiagnosis pasien dalam keadaan mmHg; (5) TD diastolik, nilai 0 jika <90 mmHg, 1
preeklampsia berat disertai sindrom HELLP jika 90-100 mmHg, 2 jika 100-110 mmHg, dan
parsial. nilai 3 jika >110 mmHg. Pasien dikatakan sudah
Penatalaksanaan pada preeklampsia stabil bila indeks gestosis <5.
berat dapat ditangani secara aktif atau Pemberian MgSO4 sebagai
konservatif. Aktif berarti kehamilan diakhiri atau antikonvulsan untuk mencegah terjadinya
diterminasi bersamaan dengan terapi eklampsia (kejang). Magnesium sulfat
medikamentosa, sedangkan konservatif berarti merupakan pilihan pertama untuk antikejang
kehamilan dipertahankan bersamaan dengan pada preeklampsia atau eklampsia. Magnesium
terapi medikmentosa. Ditangani aktif bila sulfat akan bekerja dengan menghambat atau
terdapat satu atau lebih kriteria berikut (1) ada menurunkan kadar asetilkolin pada rangsangan
tanda-tanda impending eklampsia; (2) sindrom serat saraf dengan menghambat transmisi
HELLP; (3) tanda-tanda gawat janin; (4) usia neuromuscular yang membutuhkan kalsium
janin 35 minggu atau lebih dan kegagalan pada sinaps. Pada pemberian magnesium sulfat,
penanganan konservatif. Yang dimaksud dengan magnesium akan menggeser kalsium, sehingga
18,19
impending eklampsia adalah preeklampsia berat aliran rangsangan tidak terjadi. Cara
dengan satu atau lebih gejala nyeri kepala pemberian MGSO4 sesuai protap yaitu
hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri pemberian injeksi 10 cc MgSO4 40% intravena
epigastrium, dan kenaikan tekanan darah selama 15 menit dan injeksi 15 cc MGSO4 40%
progresif. Terminasi kehamilan dapat dilakukan dalam RL 500cc gtt xx/menit. Syarat pemberian
bila penderita belum inpartu, dilakukan induksi MgSO4 adalah harus tersedia antidotum yaitu
persalinan dengan amniotomi, oksitosin drip, kalsium glukonas 10% diberikan intravena
kateter foley atau prostaglandin E2. Sectio selama 3 menit bila terjadi intoksikasi; reflek
cesarea dilakukan bila syarat induksi tidak patella positif kuat; frekuensi pernapasan >16
terpenuhi atau ada kontraindikasi persalinan kali/menit, tidak ada tanda-tanda distress
20
pervaginam. Penangganan konservatif dilakukan pernapasan. Pada pasien ini dapat diberikan
bila kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa MgSO4 karena tersedianya antidotum, reflek
disertai tanda-tanda impending eklampsia dan patella positif kuat dan frekuensi pernapasan 22
10,13,15,16
dengan kondisi janin baik. kali/menit (>16 kali/menit). Pemberian
Tujuan penatalaksanaan preeklampsia antihipertensi pada preeklampsia-eklampsia
adalah mencegah kejang dan mencegah masih banyak menuaikan pendapat, yaitu
perdarahan intrakranial; mengendalikan mengenai penentuan batas (cut off) tekanan
tekanan darah; mencegah kerusakan berat pada darah. Belfort mengusulkan penentuan batas
17
organ vital; melahirkan janin yang sehat. (cut off) yang dipakai adalah ≥160/110 mmHg
Pada kasus ini dilakukan dan MAP ≥126 mmHg. Tekanan darah
penatalaksanaan secara aktif meliputi diturunkan mencapai <160/105 mmHg atau
pengelolaan cairan dengan monitoring input dan MAP <125 mmHg. Jenis antihipertensi yang
output cairan. Input cairan melalui oral ataupun diberikan sangat bervariasi. Di Indonesia, obat
infus, dapat diberikan RL 500ml gtt xx/menit, antihipertensi yang diberikan adalah nifedipin
maksimum 2000 ml dalam 24 jam. Output cairan dengan dosis maksimum 120 mg per 24 jam.
melalui pemasangan kateter untuk mengukur Pada kasus ini MAP pasien 126,67 mmHg
pengeluaran urin. Oliguria terjadi bila produksi sehingga diberikan nifedipin 3x10 mg.
urin <30cc/jam dalam 2-3 jam atau <500cc/24 Terjadinya sindrom HELLP parsial yang
1
jam. ditandai dengan peningkatan LDH 644u/l dan
Melakukan stabilisasi selama 1-3 jam. trombosit 147.000/ml diberikan terapi untuk
Hal ini dikarenakan indeks gestosis pasien 7 antepartum adalah dexametasone 2x10 mg
sehingga perlu distabilisasi untuk menurunkan intravena sampai persalinan. Sedangkan untuk
indeks gestosis. Penilaian indeks gestosis post partum adalah 2x10 mg intravena sebanyak
meliputi: (1) edema saat istirahat atau 2 kali, dilanjutkan dengan 2x5 mg intravena
berbaring, nilai 0 jika tidak ada edema, 1 jika sebanyak 2 kali, setelah itu dihentikan.
terdapat edema pretibial, dan 2 jika adanya Pemberian kortikosteroid dosis tinggi yang
edema umum; (2) proteinuria, nilai 0 jika 1+, secara teoritis dapat meningkatkan angka
nilai 1 jika 2+, nilai 2 jika 3+, dan nilai 3 jika 4+; keberhasilan induksi persalinan dengan
(3) TD sistolik, nilai 0 jika <140 mmHg, 1 jika 140- memberikan temporarisasi singkat dari status
klinis maternal dan dapat meningkatkan jumlah 6. Hnat MD, Sibai BM. Severe preeclampsia remote from
term. Dalam: Belfort MA, Thornton S, Saade GR, editor.
trombosit dan mempertahankannya secara
Hypertension in Pregnancy. New York: Marcel Dekker,
konvensional agar dapat dilakukan anestesi Inc.; 2003.
regional untuk persalinan vaginal maupun 7. Pokharel SM, Chattopadhyay SK, Jaiswal R, Shakya P.
21,22,23 HELLP syndrome--a pregnancy disorder with poor
abdominal.
diagnosis. Nepal Med Coll J. 2008; 10(4):260-3.
Edukasi pada pasien dengan
8. Witlin AG, Sibai BM. Diagnosis and management of
preeklampsia berat bertujuan untuk mencegah Women with HELLP syndrome [internet]. Wayne, PA:
terjadinya preeklampsia pada kehamilan Turner White Communication Inc.; 1999.
selanjutnya. Edukasi meliputi diet selama 9. Gabbe S, Niebyl J, Simpson JL. Galan HL, Jauniaux ERM,
Landon MB, et al. Obstetric: normal and problem
kehamilan dengan diet tinggi protein dan nutrisi
pregnancies. Edisi ke-5. Philladelphia: Saunders; 2007.
serta rendah garam. Penambahan berat badan 10. Cunningham F, Leveno K, Bloom Sm Spong CY, Dashe J.
selama kehamilan yang tidak berlebihan, Williams obstetrics. Edisi ke-22. New York: Mc Graw Hill
diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau Professional; 2005
11. Keman K. Fisiologi dan mekanisme persalinan normal.
1kg/minggu. Mengetahui faktor risiko terjadinya
Dalam: Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Edisi
preeklampsia juga merupakan upaya ke-4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
pencegahan terjadinya preeklmapsia pada Prawirohardjo; 2008
kehamilan berikutnya. Faktor risiko terjadinya 12. Anonim. Report of the national high blood pressure
education program working group on high blood
preeklampsia meliputi usia ibu saat hamil lebih
pressure in pregnancy. Am J Obstet Gynecol. 2000;
dari 35 tahun, obesitas, riwayat preeklampsia 183(1):S1-S22.
pada kehamilan sebelumnya, kehamilan ganda, 13. Krisnadi S, Mose J, Effendi J. Pedoman diagnosis dan
dan adanya riwayat penyakit tertentu seperti terapi obstetri dan ginekologi RS dr. Hasan Sadikin
bagian pertama Edisi ke-2. Bandung: Bagian Obstetri
hipertensi kronik, diabetes, penyakit ginjal
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
atau penyakit degeneratif seperti reumatik Padjadjaran RS dr. Hasan Sadikin; 2005.
arthritis atau lupus. Pemeriksaan antenatal yang 14. Eger R. Hypertensive Disorders during pregnancy.
teratur serta mengenali tanda-tanda Dalam: Ling F, Duff P, editor. Obstetrics & gynecology
principles for practice. New York: McGraw-Hill; 2001.
preeklampsia sedini mungkin dapat mencegah
15. Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah F.
terjadinya preeklampsia berat dan Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi. Edisi ke-2.
24-27
komplikasinya. Jakarta: EGC; 2005.
16. Kelompok Kerja Penyusunan Hipertensi Dalam
Kehamilan. Pedoman pengelolaan hipertensi dalam
Simpulan
kehamilan di Indonesia. Edisi ke-2. Jakarta: POGI; 2005.
Di Indonesia preeklampsia-eklampsia 17. DeCherney A, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N, Roman
masih merupakan salah satu penyebab utama A. Current obstetrics and gynecologic diagnosis and
kematian maternal dan kematian perinatal yang treatment. Edisi ke-9. New York: McGraw-Hill; 2003.
18. Duley L, Gullmaezoglu AM, Hendorson-Smart DJ, Chou
tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini pre-
D. Magnesium sulphate and other anticonvulsants for
eklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan women with pre-eclmapsia. Cochrane Database Syst
eklampsia, serta penanganannya perlu segera Rev. 2010; 10(11):CD000025.
dilaksanakan untuk menurunkan angka 19. Altman D, Carroli G, Duley L, Farrell B, Moodley J,
Neilson J, et al. Do women with preeclampsia, and their
kematian ibu (AKI) dan anak serta mencegah
babies, benefit from magnesium sulphate? The magpie
terjadinya komplikasi lebih lanjut. trial: a randomized placebo-controlled trial. Lancet.
2002; 359(9321):1877-90.
Daftar Pustaka 20. Sibai BM. Diagnosis, prevention, and management of
1. Angsar. Hipertensi dalam kehamilan. Dalam: eclampsia. Obstet Gynecol. 2005; 105(2):402-10.
Prawirohardjo S, editor. Ilmu kandungan. Edisi ke-4. 21. Martin JN, Magann EF, Isler CM. HELLP Syndrome: the
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; scope of disease and treatment. Dalam: Belfort MA,
2008. Thornton S, Saade GR, editor. Hypertension in
2. Zamorski MA, Green LA. National high blood pressure pregnancy. Oxford: Marcel Dekker; 2003.
education program report on high blood pressure in 22. Rose CH, Thigpen BD, Bofill JA. Obstetric Implications of
pregnancy: a summary for family physicians. Am Fam antepartum corticosteroid therapy for HELLP syndrome.
Physician. 2001; 64:263-70. Obstet Gynecol. 2004; 104(5 Pt 1):1011-4.
3. Lindheimer MD, Taler SJ, Cunningham FG. Hipertension 23. Sibai BM. Diagnosis, controversies, and management of
in pregnancy. J Am Soc Hypertens. 2008; 2(6):484-94. the syndrome of hemolysis, elevated liver enzymes, and
4. Wulan SK. Karakteristik penderita preeklampsia dan low platelet count. Obstet Gynecol. 2004; 103(5
eklampsia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2009- Pt1):981-91.
2011. Medan: USU; 2011. 24. Rozikhan. Faktor–faktor risiko terjadinya preeklampsia
5. Birawa AD, Hadisaputro H, Hadijono S. Kadar d-dimer berat dii rumah sakit dr. H. Soewondo Kendal.
pada ibu hamil dengan preeklampsia berat dan Semarang: Universitas Diponegoro; 2007.
normotensi di RSUP Dr. Majalah Obstetri dan Ginekologi 25. Jean-Marie M, Peter RG, Robert FB, Evelyne R, Michael
Indonesia. 2009; 33(2):65-79. EH, Ian RL, et al. Report of the canadian hypertension
ABSTRAK
Nyeri persalinan dapatmempengaruhi proses persalinan itu sendiri, dimana akan mengahmbat
hormon oksitosin yang merangsang adanya kontraksi. Presurvey pada bulan januari 2016 di BPM
Henny Sulistiowati terdapat 38 ibu bersalin, dimana dari 28 ibu bersalin tersebut mengalami
nyeri persalinan kala 1 yang sangat hebat, dimana membuat ibu bersalin tersebut merasa cemas
dan khawatir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Merendam Kaki dengan
Air Hangat Terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di BPM Henny Sulistiowati
Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016.
Jenis penelitian kuantitatif, Desain penelitian ini adalah pre eksperimen dengan pendekatan
One Group Pre-test – Post-test Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin .
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
cara purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi dan Skala Visual
Numeric. Analisa menggunakan uji statistic t-test dependent.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata hasil skala nyeri sebelum dilakukan intervensi dengan
cara merendam kaki dengan air hangat sebesar 6,59. Dan rata-rata hasil skala nyeri sesudah
dilakukan intervensi dengan cara merendam kaki dengan
menggunakan air hangat sebesar 4,47. Hasil uji statistik t-test dependent didapatkan Ada
Pengaruh Merendam Kaki dengan Air Hangat Terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif di BPM Henny Sulistiowati Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2016 dengan hasil ( P-Value 0,000 < 0,05). Saran dalam penelitian ini agar tenaga kesehatan
memberikan terapi rendam kaki dengan air hangat sebagai salah satu alternative peghilang nyeri
persalinan non-farmakologi dan sebagai salah satu asuhan sayang ibu.
Metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan posttest (02) pada kelompok
dilakukan secara terus - menerus dalam intervensi tersebut.(7,8)
bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat Penelitian ini telah dilaksanakan pada
sederhana, biaya rendah, membantu kemajuan tanggal 1 april sampai dengan 30 april 2016.
persalinan, hasil kelahiran bertambah baik Tempat penelitian di BPS Henny Sulistiowati
dan bersifat sayang ibu.(3) Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten
Merendam kaki dengan air hangat Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian
merupakan pemberian aplikasi panas pada ini adalah seluruh ibu bersalin pada tanggal 1
tubuh untuk mengurangi gejala nyeri akut april sampai dengan 30 april 2016 dengan
maupun kronis. Terapi ini efektif untuk jumlah 36. Sampel dalam penelitian ini
mengurangi nyeri yang berhubungan dengan yaitu seluruh ibu bersalin kala I fase aktif
ketegangan otot walaupun dapat juga tengah yang berjumlah 32, dengan kriteria
dipergunakan untuk mengatasi masalah inklusi ;
hormonal dan kelancaran peredaran darah. 1) Ibu bersalin yang bersedia menjadi
Pengobatan Tradisional Tiongkok menyebut responden
kaki adalah jantung kedua tubuh manusia, 2) ibu bersalin kala I fase aktif
barometer yang mencerminkan kondisi (pembukaan 4 cm – 9 cm)
kesehatan badan. Ada banyak titik akupunktur 3) ibu bersalin yang tidak memiliki
di telapak kaki. Enam meridian (hati, empedu, komplikasi.
kandung kemih, ginjal, limpa dan perut) ada
di kaki. ( 4 ) kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
Panas pada fisioterapi dipergunakan 1) ibu bersalin yang tidak bersedia menjadi
untuk meningkatkan aliran darah kulit dengan responden
jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat 2) ibu bersalin yang memiliki komplikasi,
meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada seperti hipertensi, perdarahan, syok,
jaringan. Panas juga meningkatkan elastisitas premature, bradikardi/takikardi dan lain
otot sehingga mengurangi kekakuan otot.(4,5) sebagainya.
Beberapa negara maju Cara yang digunakan dalam
menerapkan terapi stimulus control dengan pengambilan sampel ini adalah purposive
menggunakan air hangat sudah banyak sampling. Analisis Univariat menggunakan
dilakukan. Menurut Vinencenz Priesnisz dan presentase dari rendam kaki menggunakan
Pastor Sebastian Kneipp (2005), merendam air hangat terhadap penurunan nyeri persalinan
kaki dengan air hangat yang bertemperatur kala I fase aktif, dan analisis bivariat
37°C-39°C bermanfaat dalam menurunkan menggunakan uji T- dependent (Paired
kontraksi otot sehingga menimbulkan Sampel t-test).(8,9,10)
perasaan rileks.(6)
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Analisis Univariat
Penelitian ini menggunakan Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
pendekatan kuantitatif, dengan rancangan rata-rata (mean) nyeri sebelum diberikan
penelitian yang di gunakan dalam penelitian perlakuan yang dirasakan oleh ibu bersalin
ini adalah rancangan pre eksperiment dengan kala I fase aktif di BPS Henny Sulistiowati
menggunakan rancangan one group pra-post Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten
test design yaitu yaitu dalam rancangan ini Lampung Tengah Tahun 2016 sebesar 6,59
dilakukan pretest (01) pada kelompok yang berarti termasuk kedalam kategori nyeri
eksperimen, dan diikuti intervensi (X) pada sedang.(11)
kelompok eksperimen.Setelah beberapa waktu
Tabel 1
Rata-rata skala nyeri ibu bersalin sebelum diberikan
intervensi rendam kaki dengan air hangat
Tabel 2
Rata-rata skala nyeri ibu bersalin setelah diberikan
intervensi rendam kaki dengan air hangat
Tabel 3
Pengaruh Merendam Kaki dengan Air Hangat Terhadap
Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Abstrak
Kesehatan baik pada masa kehamilan maupun masa nifas. Ibu hamil dengan preeklampsia dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi yang mengakibatkan meningkatnya angka kematian ibu
maupun kematian perinatal. Ada beberapa upaya untuk mengendalikan tekanan darah tinggi. Cara
tersebut dapat menggunakan farmakologis maupun non farmakologis.Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektivitas terapi rendam kaki air hangat terhadap perubahan penurunan tekanan
darah ibu ha Angka Kematian Ibu (AKI) dapat menjadi alat ukur untuk mengetahui kualitas
pelayanan mil preeklampsia.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian quasi-eksperiment, dengan pendekatan rancangan pre and post test pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Sampel untuk tiap kelompok 10 orang, sehingga jumlah total
sampel adalah 20 responden.Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji wilxocon
karena distribusi data tidak normal dan Mann-Whitney Test untuk mengetahui perbedaan sebelum
dan sesudah diberikan intervensi. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh
pemberian terapi rendam kaki air hangat terhadap perubahan penurunan tekanan darah sistolik dan
diastolik ibu hamil preeklampsia dengan nilai p = 0,004 dan p = 0,011 serta ada perbedaan
perubahan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik antara kelompok intervensi dengan
kelompok kontrol dengan p =0,001 dan p =0,007.
Kata Kunci: rendam kaki air hangat; tekanan darah; ibu hamil preeklampsia.
Abstract
Maternal Mortality Rate (MMR) can be a measuring tool to determine the quality of health
services both during pregnancy and postpartum. Pregnant women with preeclampsia can cause
complications that lead to increased maternal mortality and perinatal mortality. There are several
attempts to control high blood pressure. This method can use pharmacological or non
pharmacological. The purpose of this study was to determine the effectiveness of warm water foot
soak therapy on changes in blood pressure reduction of preeclamptic pregnant women. This type
of research is a quantitative study with aresearch quasi-experimentaldesign, with adesign approach
pre and post test in the intervention group and the conMtrol group. The sample for each group is
10 people, so that the total number of samples is 20 respondents.Bivariate analysis was performed
using the Wilxocon test because the data distribution was not normal and the Mann-Whitney Test
to determine the difference before and after the intervention was given.The results of the bivariate
analysis showed that there was an effect of giving warm water foot soaking therapy to changes in
the decrease in systolic and diastolic blood pressure of preeclamptic pregnant women with a value
of p = 0.004 and p = 0.011 and there were differences in changes in the decrease in systolic and
diastolic blood pressure between the intervention group and the control group. p = 0.001 and p =
0.007.
Keywords: warm water soak feet; blood pressure; preeclamptic pregnant women.
24
25
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan