Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PEMASANGAN INFUS PADA NY G

DI PUSKESMAS SINDANG JAYA

KABUPATEN TANGERANG

DISUSUN OLEH :

NAMA : DEWI SITI NURJANAH

NIM : 52223188

POLITEKNIK TIARA BUNDA KOTA DEPOK


PROGRAM PROFESI KEBIDANAN
TAHUN 2023
MAKALAH PEMASANGAN INFUS PADA NY G

DI PUSKESMAS SINDANG JAYA

KABUPATEN TANGERANG

Disusun oleh

DEWI SITI NURJANAH, S.Tr.Keb

NIM : 52223188

POLITEKNIK TIARA BUNDA


Jalan Cinere Raya Blok M No 17 Cinere, Depok
Telp (021) 7541172 Fax: (021) 7541172
E-mail: poltektiarabunda@gmail.com
2023
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH PEMASANGAN INFUS PADA NY G

DI PUSKESMAS SINDANG JAYA

KABUPATEN TANGERANG

Depok, 05 Februari 2023

Pembimbing Akademik

Aninditya Azis, M.Tr.Keb


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

            Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
danhidayah-Nya kepada penulis, sehingga tugas laporan ini dapat terselesaikan dengan tepat
pada waktunya.

           Dalam penulisan tugas yang berupa laoporan ini, penulis telah banyak menerima bantuan
dan saran dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih
yang sebesarnya kepada teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak, karena dalam penulisan ini
mungkin masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi sempurnanya penulisan ini dan juga tugas tugas berikutnya

Wasalamualaikum Wr.Wb

Depok, 05 Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................2

A. PENGERTIAN PEMASANGAN INFUS……………………………………..…....2


B. TUJUAN PEMASANGAN INFUS……...………………………………………….2
C. INDIKASI..........................................................................................................…….2
D. KONTRAINDIKASI.........................................................................................…….2
E. RESIKO PEMASANGAN INFUS …...........................................................……….2
F. PEDOMAN PEMILIHAN VENA....................................................…………….….3
G. PERBEDAAN VENA DAN ARTERI…………….……………………………..….3
H. TIPE VENA YG PERLU DIHINDARI ……………..……………………………4
I. PEMILIHAN ABBOCATH........................................................................................4
J. PERSIAPAN ALAT PEMASANGAN INFUS……………………....……………...4
K. PROSEDUR PEMASANGAN INFUS…………………………….………………..5
BAB III PENUTUP.............................................................................................….….....6
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………6
B. Saran…………………………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…...……7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis
kebutuhaan ini memiliki proporsi besar dalam tubuh dengan hampir 90% dari total berat
badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.
Salah satu tindakan untuk mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit adalah dengan pemberian cairan melalui infus. Pemberian
cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan
pengobatan dan pemberian makanan.
Infus cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah
jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan
atau zat-zat makanan dari tubuh (Yuda, 2010). Pemberian cairan intravena (Infus) yaitu
memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan
waktu tertentu dengan menggunakan infus set. (Potter, 2005)
Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk penggantian caian tubuh dan
memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat
inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah
operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obatan lain.
(Lachman, 2008)
Salah satu tugas penting bidan adalah memberikan pelayanan yang aman dan nyaman
bagi klien. Salah satunya yaitu dengan memberikan cairan infus kepada klien yang sedang
mengalami kekurangan cairan. Seorang bidan memiliki tanggung jawab penuh dalam
memperhatikan status kesehatan dengan memberikan asuhan khususnya pemberian cairan
infus kepada klien.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pemasangan infus?
2. Apakah fungsi dari pemasangan infus ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas Keterampilan Dasar Di Puskesmas Sindang Jaya
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui cara pemasangan infus.
b. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari pemasangan infus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMASANGAN INFUS


Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui
intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus. Tindakan ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan
pengobatan dan pemberian makanan.

B. TUJUAN PEMASANGAN INFUS


 Sebagai akses pemberian obat
 Mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
 Sebagai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui
mulut

C. INDIKASI
Pasien dehidrasi, syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum transfusi
darah, pasien yang tidak bisa atau tidak boleh makan dan minum melalui mulut, pasien
yang memerlukan pengobatan tertentu.

D. KONTRAINDIKASI
1. Inflamasi (bengkak, nyeri demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
darah)
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki) (Yuda, 2010)

E. RESIKO PEMASANGAN INFUS


 Flebitis (peradangan pembuluh vena)
Tanda-tanda: hangat, merah, bengkak di daerah luka tusukan.
Penyebab: kurangnya aliran darah di sekitar abbocath, gesekan di dalam vena.
Intervensi: ganti abbocath, gunakan kompres hangat, pemberian analgesik anti
inflamasi.
 Hematoma
Yaitu darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh
darah, terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau
tusukan berulang pada pembuluh darah. 
Tanda-tanda: tenderness, memar.
Penyebab: vena terembes, jarum tidak pada tempatnya dan darah mengalir.
Intervensi: abbocath dipindahkan, gunakan tekanan dan kompres, cek kembali
tempat keluar darah.
 Infiltrasi
Yaitu masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh
darah) atau kebocoran cairan infus ke jaringan sekitar. Terjadi akibat ujung jarum
infus melewati pembuluh darah.
Tanda-tanda: kepucatan, bengkak, dingin, nyeri dan terhentinya tetesan infus.
Intervensi: kaji tingkat keparahan, lepas infus, tinggikan ekstremitas yang
terpasang infus.

F. PEDOMAN PEMILIHAN VENA


 Gunakan vena distal terlebih dahulu
 Gunakan tangan yang tidak dominan jika mungkin
 Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah yang adekuat
 Pilih lokasi yang tidak mempengaruhi prosedur atau pembedahan yang
direncanakan
 Pastikan lokasi yang dipilih tidak mengganggu aktivitas pasien
G. PERBEDAAN VENA DAN ARTERI
Vena Arteri
-       Darah merah gelap Darah merah terang
-       Aliran darah pelan Aliran darah cepat, berdenyut
-       Katup-katup dititik percabangan Tidak ada katup
-       Aliran kearah jantung Aliran menjauhi jantung
-       Lokasi superfisial Lokasi dalam dikelilingi otot
-       Banyak vena menyuplai satu area Satu arteri menyuplai satu area

H. TIPE VENA YG PERLU DIHINDARI


 Vena yang telah digunakan sebelumnya
 Vena yang telah mengalami infiltrasi atau flebitis
 Vena keras dan sklerotik
 Vena kaki, karena sirkulasi lambat dan komplikasi sering terjadi
 Ekstremitas yang lumpuh
 Vena yang dekat area terinfeksi
 Vena pada jari, karena mudah terjadi komplikasi (flebitis, infiltrasi) dan dekat
dengan persyarafan
 Vena yang terletak di bawah vena yang terjadi flebitis dan infiltrasi

I. PEMILIHAN ABBOCATH
Pemilihan abbocath, tergantung pada vena yang digunakan.
Pemilihan abbocath juga harus mempertimbangkan kondisi pasien dan jenis cairan yang
akan diberikan. Di bawah ini adalah ukuran abbocath serta penggunaanya:
24-22    : untuk anak-anak dan lansia
24-20    : untuk klien penyakit dalam dan post operasi
18         : untuk pasien operasi dan diberikan transfusi darah
16   : untuk pasien yang trauma dan memerlukan rehidrasi yang cepat.
J. PERSIAPAN ALAT PEMASANGAN INFUS
 Baki yang telah dialasi
 Perlak dan pengalas
 Bengkok
 Tiang infus
 Hanscoon
 Torniquet
 Kapas alkohol
  Infus set
 Cairan infus
 Abbocath
 Jam tangan
 Plester /hipafik
 Kassa
 Gunting plester

K. PROSEDUR PEMASANGAN INFUS


1. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien
3. Memasang sampiran
4. Mencuci tangan
5. Memasang perlak dan pengalas
6. Memakai sarung tangan
7. Menggantungkan flabot pada tiang infus
8. Membuka kemasan infus set
9. Mengatur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan menutup klem yang ada
pada saluran infus
10. Menusukkan infus set ke dalam flabot infus dan mengisi tabung tetesan dengan cara
memencet tabung tetesan infus hingga setengahnya.
11. Membuka klem dan mengalirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada selang
infus lalu tutup kembali klem
12. Memilih vena yang akan dipasang infus
13. Meletakkan torniquet 10-12 cm di atas tempat yang akan ditusuk, menganjurkan
pasien menggenggam tangannya
14. Melakukan desinfeksi daerah penusukkan dengan kapas alkohol secara sirkuler
dengan diameter ±5 cm
15. Menusukkan jarum abbocath ke vena dengan lubang jarum menghadap ke atas,
dengan menggunakan tangan yang dominan.
16. Melihat apakah darah terlihat pada pipa abbocath
17. Memasukkan abbocath secara pelan-pelan jarum yang ada pada abbocath, hingga
plastik abbocath masuk semua dalam vena, dan jarum keluar semua
18. Segera menyambungkan abbocath dengan selang infus
19. Melepaskan tourniquet, menganjurkan pasien membuka tangannya dan melonggarkan
klem untuk melihat kelancaran tetesan
20. Merekatkan pangkal jarum pada kulit dengan plester
21. Mengatur tetesan infus
22. Menutup tempat tusukan dengan kassa steril, dan direkatkan dengan plester
23. Mengatur letak anggota badan yang dipasang infus supaya tidak digerak-gerakkan
agar abbocath tidak bergeser
24. Membereskan alat dan merapikan pasien
25. Melepas sarung tangan
26. Mencuci tangan
27. Melakukan dokumentasi
BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari : Kamis

Tanggal : 05 Januari 2023

Jam : 11.00 WIB

Nama : NY. G

USIA : 34 TH

ALAMAT : KP. PONDOK RT. 001.005

A. Keluhan Utama

Pasien mengatakan badannya lemas

B. Diagnosis medis

Anemia

C. Diagnosis keperawatan

Resiko Hipovolemia (D.0034)

D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan

DS : pasien mengatakan badannnya lemas


DO : pasien tampak lemas, pucat, mukosa bibir kering, TD : 110/70 mmHg, Nadi
80x/menit, RR 22x/menit

E. Dasar pemikiran
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang
beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Tirsa,
2017). Anemia bisa menyebabkan kerusakan sel otak secara permanen lebih berbahaya
dari kerusakan sel-sel kulit, sekali sel-sel otak mengalami kerusakan tidak mungkin
dikembalikan seperti semula. Karena itu, pada masa emas dan kritis perlu mendapat
perhatian (Smetzer&Bare, 2010). Salah satu tindakan awal yang dapat dilakukan yaitu
dengan pemberian terapi cairan dengan pemasangan infus guna memenuhi kebutuhan
elektrolit dan cairan. Terapi IV merupakan terapi medis yang dilakukan secara invasive
dengan menggunakan metode yang efektif untuk mensuplai cairan, elektrolit, nutrisi, dan
obat melalui pembuluh darah (intravascular) (Potter&Perry, 2010). Pilihan untuk
memberikan terapi intravena tergantung pada tujuan spesifik untuk apa hal tersebut
dilakukan. Menurut Smetzer & Bare (2010) pemberian cairan intravena bertujuan untuk :

1) Menyediakan air dan elektrolit

2) Untuk mengganti air dan memperbaiki kekurangan elektrolit

3) Menyediakan suatu medium untuk pemberian obat secara intravena

4) Untuk pemberian nutrisi parenteral dan transfuse darah

F. Prinsip tindakan keperawatan

Tindakan pemasangan infus memperhatikan penggunaan jarum yang steril dengan


prinsip tindakan bersifat bersih dengan memperhatikan standar operasional prosedur yaitu :

1. Fase orientasi

Melihat program terapi pasien, mengecek urutan prosedur, dan mempersiapkan alat.

2. Fase Orientasi

Mencuci tangan, memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan tindakan dan prosedur


tindakan, validasi data, menanyakan kesedian pasien, dan menjaga privasi

3. Fase kerja

a. Mencuci tangan

b. Mendekatkan alat dan membuka set infus dengan mempertahankan prinsip steril

c. Memasang klem rol 2-4 cm dibawah bilik drip

d. Membuka tutup botol infus, kemudian menusukkan set infus ke bilik drip. Alirkam
cairan hingga tidak ada ruang udara dalam selang

e. Memasang perlak pengalas dan tourniquet 10-12 cm diatas penusukan

f. Memakai sarung tangan dan melakukan desinfektan area penusukan

g. Melakukan penusukan dengan sudut 20-30 derajat, memastikan IV kateter masuk


ke intravena kemudian menarik dan memasukan IV kateter secara perlahan,
menahan kateter dengan satu tangan kemudian tangan lainnya

h. Menghubungkan ke sekalng infus, membuka klem rol dan alirkan cairan

i. Melakukan fiksasi kateter Iv dan mengatur tetesan infus sesuai program

j. Lakukan pendokumentasian dan merapikan alat serta cuci tangan

4. Fase terminasi

Mengevaluasi respon pasien, membersihkan alat dan cuci tangan serta melakukan
pendokumentasian

G. Analisis tindakan

Tindakan pemasangan infus dengan tujuan memasukkan cairan pada pasien


melalui IV pada Tn.G untuk mencegah terjadinya syock hipovolemik sehingga diperlukan
support cairan dan dalam kasus ini diberikan terapi Ringer Laktat. Dengan tindakan ini
memberikan keuntungan efek terapeutik segera tercapai karena penghantaran obat
ketempat target berlangsung cepat. Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek
terapeutik dapat dipertahankan maupun dimodifikasi

H. Bahaya dilakukannya tindakan

Keterlibatan perawat dalam pemberian terapi infus memiliki implikasi tanggung


jawab dalam mencegah terjadinya komplikasi phlebitis dan ketidaknyamanan pasien,
terutama dalam hal ketrampilan pemasangan kanula secra aseptic dan tepat, sehingga
mengurangi resiko terjadinya kegagalan pemasangan. Infeksi nasokomial (phlebitis) dapat
terjadi karena kurangnya higienitas perawat saat melakukan tindakan. Infeksi dari tindakan
pemasangan infus akan menimbulkan dampak yang nyata bagi pasien yaitu
ketidaknyamanan, pergantian kateter baru, menambah lama perawatan, menambah biaya
lama perawatan dirumah sakit bahkan menyebabkan kematian (Tirsa, dkk, 2017)

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan

1. Monitor status hidrasi

2. Monitor warna kulit dan kelembaban

3. Dorong masukan oral (sedikit demi sedikit)

4. Hitung balance cairan

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan

S : pasien mengatakan nyeri saat dilakukan tindakan penusukan

O : infus RL terpasang ditangan kanan dengan kecepatan 20 tpm, tidak ada hematom,
thrombophlebitis, dan tidak ada udara yang masuk

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

1. Monitor balance cairan

2. Monitor status hidrasi

3. Edukasi pasien untuk pemenuhan makanan per oral (sedikit demi sedikit)
BAB IV
PEMBAHASAN

Dapat melakukan pemasangan infus sesuai dengan standart operasional prosedur


didampingi oleh perawat senior. Dalam pelaksanaannya dibantu oleh perawat lain dalam
memfasilitasi pengambilan alat tindakan pemasangan infus.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Infus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set. Tujuannya adalah
1. Sebagai akses pemberian obat
2. Mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
3. Sebagai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui mulut.

B.  Saran
       Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan lahan praktek.
DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Bidan. Jakarta: Salemba Medika.
C Long Barbara (1996). Keperawatan Medikal Bedah. Bandung: Yayasan IAPK.
Jan Tambayong (2000). Patofisiologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai