KABUPATEN TANGERANG
DISUSUN OLEH :
NIM : 52223188
KABUPATEN TANGERANG
Disusun oleh
NIM : 52223188
KABUPATEN TANGERANG
Pembimbing Akademik
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
danhidayah-Nya kepada penulis, sehingga tugas laporan ini dapat terselesaikan dengan tepat
pada waktunya.
Dalam penulisan tugas yang berupa laoporan ini, penulis telah banyak menerima bantuan
dan saran dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih
yang sebesarnya kepada teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak, karena dalam penulisan ini
mungkin masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi sempurnanya penulisan ini dan juga tugas tugas berikutnya
Wasalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................2
A. Latar Belakang
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis
kebutuhaan ini memiliki proporsi besar dalam tubuh dengan hampir 90% dari total berat
badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.
Salah satu tindakan untuk mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit adalah dengan pemberian cairan melalui infus. Pemberian
cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan
pengobatan dan pemberian makanan.
Infus cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah
jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan
atau zat-zat makanan dari tubuh (Yuda, 2010). Pemberian cairan intravena (Infus) yaitu
memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan
waktu tertentu dengan menggunakan infus set. (Potter, 2005)
Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk penggantian caian tubuh dan
memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat
inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah
operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obatan lain.
(Lachman, 2008)
Salah satu tugas penting bidan adalah memberikan pelayanan yang aman dan nyaman
bagi klien. Salah satunya yaitu dengan memberikan cairan infus kepada klien yang sedang
mengalami kekurangan cairan. Seorang bidan memiliki tanggung jawab penuh dalam
memperhatikan status kesehatan dengan memberikan asuhan khususnya pemberian cairan
infus kepada klien.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pemasangan infus?
2. Apakah fungsi dari pemasangan infus ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas Keterampilan Dasar Di Puskesmas Sindang Jaya
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui cara pemasangan infus.
b. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari pemasangan infus.
BAB II
PEMBAHASAN
C. INDIKASI
Pasien dehidrasi, syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum transfusi
darah, pasien yang tidak bisa atau tidak boleh makan dan minum melalui mulut, pasien
yang memerlukan pengobatan tertentu.
D. KONTRAINDIKASI
1. Inflamasi (bengkak, nyeri demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
darah)
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki) (Yuda, 2010)
I. PEMILIHAN ABBOCATH
Pemilihan abbocath, tergantung pada vena yang digunakan.
Pemilihan abbocath juga harus mempertimbangkan kondisi pasien dan jenis cairan yang
akan diberikan. Di bawah ini adalah ukuran abbocath serta penggunaanya:
24-22 : untuk anak-anak dan lansia
24-20 : untuk klien penyakit dalam dan post operasi
18 : untuk pasien operasi dan diberikan transfusi darah
16 : untuk pasien yang trauma dan memerlukan rehidrasi yang cepat.
J. PERSIAPAN ALAT PEMASANGAN INFUS
Baki yang telah dialasi
Perlak dan pengalas
Bengkok
Tiang infus
Hanscoon
Torniquet
Kapas alkohol
Infus set
Cairan infus
Abbocath
Jam tangan
Plester /hipafik
Kassa
Gunting plester
Hari : Kamis
Nama : NY. G
USIA : 34 TH
A. Keluhan Utama
B. Diagnosis medis
Anemia
C. Diagnosis keperawatan
E. Dasar pemikiran
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang
beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Tirsa,
2017). Anemia bisa menyebabkan kerusakan sel otak secara permanen lebih berbahaya
dari kerusakan sel-sel kulit, sekali sel-sel otak mengalami kerusakan tidak mungkin
dikembalikan seperti semula. Karena itu, pada masa emas dan kritis perlu mendapat
perhatian (Smetzer&Bare, 2010). Salah satu tindakan awal yang dapat dilakukan yaitu
dengan pemberian terapi cairan dengan pemasangan infus guna memenuhi kebutuhan
elektrolit dan cairan. Terapi IV merupakan terapi medis yang dilakukan secara invasive
dengan menggunakan metode yang efektif untuk mensuplai cairan, elektrolit, nutrisi, dan
obat melalui pembuluh darah (intravascular) (Potter&Perry, 2010). Pilihan untuk
memberikan terapi intravena tergantung pada tujuan spesifik untuk apa hal tersebut
dilakukan. Menurut Smetzer & Bare (2010) pemberian cairan intravena bertujuan untuk :
1. Fase orientasi
Melihat program terapi pasien, mengecek urutan prosedur, dan mempersiapkan alat.
2. Fase Orientasi
3. Fase kerja
a. Mencuci tangan
b. Mendekatkan alat dan membuka set infus dengan mempertahankan prinsip steril
d. Membuka tutup botol infus, kemudian menusukkan set infus ke bilik drip. Alirkam
cairan hingga tidak ada ruang udara dalam selang
4. Fase terminasi
Mengevaluasi respon pasien, membersihkan alat dan cuci tangan serta melakukan
pendokumentasian
G. Analisis tindakan
O : infus RL terpasang ditangan kanan dengan kecepatan 20 tpm, tidak ada hematom,
thrombophlebitis, dan tidak ada udara yang masuk
P : lanjutkan intervensi
3. Edukasi pasien untuk pemenuhan makanan per oral (sedikit demi sedikit)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Infus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set. Tujuannya adalah
1. Sebagai akses pemberian obat
2. Mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
3. Sebagai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui mulut.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan lahan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Bidan. Jakarta: Salemba Medika.
C Long Barbara (1996). Keperawatan Medikal Bedah. Bandung: Yayasan IAPK.
Jan Tambayong (2000). Patofisiologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC.