Disusun oleh
NIM : 52223188
E-mail: poltektiarabunda@gmail.com
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Akademik
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny “A” Dengan Ncb-Smk Usia 6 Jam Di Puskesmas
Sindang Jaya Kabupaten Tangerang”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah STASE V Bayi Baru Lahir. Dalam penyusunan Laporan ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari institusi,
keluarga dan teman-teman terdekat lainnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. H.Eko Budi Santoso, SE., MM sebagai Ketua Yayasan Cerdas Mutiara
Bangsa
3. Rut Yohana Girsang, S.SiT., M.Tr.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................7
1.4 Manfaat ................................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 2
2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir ............................................................................4
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru lahir......................................7
2.3 Landasan Hukum ................................................................................................16
BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................................18
3.1 Data Subjektif.......................................................................................................18
3.2 Data Objektif.........................................................................................................21
3.3 Analisa Data..........................................................................................................26
3.4 Penatalaksanaan .................................................................................................. 26
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................ 28
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................... 29
A. Kesimpulan.................................................................................................... 29
B. Saran............................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Asuhan bayi baru lahir merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan segera bayi lahir,
pada saat proses persalinan fokus asuhan ditujukan pada dua hal yaitu kondisi ibu dan
kondisi bayi, dalam kondisi optimal, memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk
bayi baru lahir merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir (Rosita, 2011). Salah
satu asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang berkualitas adalah pemberian ASI
Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan
dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan
menurut kadar kesanggupan nya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.
Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu
disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Baqarah ayat 233).
Angka kematian ibu atau (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap
kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. AKI juga merupakan salah satu
target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan milenium yaitu tujuan kelima
yakni meningkatkan kesehatan ibu, dimana target 102/100.000 kelahiran hidup yang akan
1
di capai sampai tahun 2015 adalah mengurangi resiko jumlah kematian ibu (Kemenkes,
2015).
500.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu
perempuan yang meninggal. Penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi
hidup masih terlalu lambat untuk mencapai target tujuan pembangun milenium (milenium
Development Goals/ MDG’s) pada 2015 (Kemenkes, 2015). Angka Kematian Bayi
(AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1.000
kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa
pelayanan maternal dan neonatal kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya untuk
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 Angka Kematian Bayi
(AKB) di dunia 54 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2014 menjadi 49 per kelahiran
hidup. Sedangkan berdasarkan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2014, Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 32 kematian
per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2014). Di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per
program anak, jumlah kematian bayi di tahun 2014 sebanyak 52 kematian bayi dari
29.235 kelahiran hidup (Profil Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, 2015). Penyebab
kematian antara lain adalah BBLR, down syndrome, infeksi neonatus, perdarahan
Kematian bayi lebih dari 50% terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan
2
Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang
kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh
Upaya pemerintah yang sangat erat kaitannya dengan penurunan kematian anak,
terkenal dengan istilah GOBI FFF yaitu Growth Monitoring, Oral Rehidration, Breast
hal tersebut dilakukan baik dalam kegiatan posyandu, Pelayanan KIA, maupun di Pusat
balita. Berat balita memang dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi kesehatannya.
Oral rehidration, atau pemberian cairan, baik buatan sendiri maupun yang sudah
tersedia berupa oralit. Hal ini untuk mengatasi penyakit diare yang merupakan salah satu
penyakit penyebab kematian bayi dan anak. Imunisasi, dilakukan untuk mencegah balita
terkena penyakit pada masa mendatang. Family Planning penting karena secara tidak
langsung, jumlah anak, jarak melahirkan akan berpengaruh terhadap perawatan anak
(Tri, 2005).
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada bayi sehat
adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu untuk memberikan ASI karena ASI
mengandung kekebalan alami. Hal yang normal jika frekuensi BAB bayi yang mendapat
ASI menurun saat kolostrum yang bersifat pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi
dalam ASI sekitar usia 6 minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Berdasarkan hasil
penelitian Kurnia pada tahun 2013 tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan
status gizi bayi dinyatakan bahwa ASI merupakan makanan yang higienis, murah,
mudah diberikan, dan sudah tersedia bagi bayi. ASI menjadi satu-satunya makanan yang
dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya agar menjadi bayi yang sehat.
3
Komposisinya yang dinamis dan sesuai dengan kebutuhan bayi menjadikan ASI sebagai
asupan gizi yang optimal bagi bayi. Ibu yang memberikan ASI Eksklusif akan semakin
baik status gizi bayinya daripada ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi
Peran bidan dalam asuhan pada bayi baru lahir selain pemberian ASI eksklusif
adalah perawatan tali pusat. Menurut penelitian Hasbiah (2015), tentang lama lepas tali
pusat berdasarkan metode perawatan tali pusat bayi baru lahir rata-rata lama lepasnya
tali pusat dengan menggunakan kasa steril lebih cepat lepas dibandingkan dengan
menggunakan povidon iodine 10%, dikarenakan pada tali pusat yang dirawat dengan
menggunakan kasa steril lebih cepat mengering dan lepas. Pada perawatan dengan
umbilikus dan menurunkan jumlah leukosit yang akan melepaskan tali pusat sehingga
dapat menunda atau memperlama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir. Pemberian
bethadine sebaiknya dikeringkan sehingga tidak menyebabkan tali pusat lembab dan
basah.
Dari hasil peninjauan tersebut maka perawatan bayi baru lahir sangatlah penting
dilakukan karena dengan perawatan yang baik akan mengurangi angka kematian bayi.
Maka penulis tertarik mengambil judul “asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir
1.2 RumusanMasalah
bagaimana asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis yang dilakukan pada By.Ny”A”
4
1.3 Tujuan
By.Ny”A” Usia 8 jam dengan asuhan normal di Puskesmas Sindang Jaya sesuai
standar pelayanan kebidanan bayi baru lahir dengan menggunakan metode SOAP.
1.4 Manfaat
Pemeriksaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dapat digunakan sebagai
masukan bagi Puskesmas setempat dalam rangka pemberian penyuluhan oleh tenaga
5
pentingnya melakukan asuhan pada bayi baru lahir dan sebagau bahan perbandingan
tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan keadaan normal.
yang mungkin berbeda dari pengetahuan dan proses belajar pada pendidikan yang
dapat digunakan sebagai maksud dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
3. Bagi mahasiswa
Puskesmas Sindang Jaya dan juga sebagai sarana evaluasi dan pengetahuan serta
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
seperti, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah, dapat
berkemih selama 24 jam, tinja lembek, hijau tua, tidak ada lendir atau darah
pada tinja, bayi tidak menggigil, tangisan kuat, tidak terdapat tanda : lemas,
terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus tidak bisa tenang, menangis
terus-menerus (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Nilai 0 1 2
Appearance Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
color (warna biru atau pucat normal merah muda, tangan dan kaki
kulit) tetapi tangan dan normal merah muda,
kaki kebiruan tidak ada sianosis
8
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.
h. Pernafasan 40-60 x/menit.
i. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan
baik.
q. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan
baik.
r. Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
dan penis yang berlubang.Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina
dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora. Eliminasi baik
yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna
hitam kecoklatan (Maryanti, 2011).
9
Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau sangat
kuning (terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan tanda bahaya bagi bayi
baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang lain yaitu pemberian ASI sulit
(hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah), tali pusat merah,
bengkak keluar cairan, bau busuk, berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai
dengan suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk,
pernafasan sulit.
Gangguan pada gastrointestinal bayi juga merupakan tanda bahaya, antara lain
mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran, urine tidak keluar dalam
24 jam pertama, muntah, terus menerus, distensi abdomen, faeses
hijau/berlendir/darah. Bayi menggigil atau menangis tidak seperti biasa, lemas,
mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus
menerus, mata bengkak dan mengeluarkan cairan juga termasuk tanda-tanda
bahaya pada bayi baru lahir (Muslihatun, 2010).
a. Minum Bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam waktu 30
menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit, kecuali apabila pemberian
minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi dirawat di rumah
sakit, upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan ASI.
b. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1 jam setelah lahir)
dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi yang diperlukan untuk
tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan efesien, mencegah berbagai
penyakit infeksi. Berikan ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi
tidak usah diberi apa-apa, biarkan bayi mengisap payudara ibu sebagai
stimulasi keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan
dapat sampai selama 4 hari pasca persalinan.
10
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
11
menjadi kuning pada saat berumur4-5 hari, bayi yang diberi ASI, feses menjadi
lebih lembut, berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu
formula, feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau. Warna feses akan
menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan. Frekuensi
BAB bayi sedikitnya satu kali dalam sehari. Pemberian ASI cenderung
membuat frekuensi BAB bayi menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi
ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB 5 kali
atau lebih dalam sehari.
12
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan tempat
koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa terjadi infeksi lokal. Perlu
perawatan tali pusat sejak manajemen aktif kala III pada saat menolong
kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan dalam keadaan terbuka dan
ditutupi kain bersih secara longgar. Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat
di bawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran/feses, maka tali pusat harus
dicuci dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan.
g. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami
kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau hal-hal yang tidak
diinginkan pada bayi, sebaiknya tidak membiarkan bayi sendiri tanpa ada yang
menunggu. Tidak membiarkan bayi sendirian dalam air atau tempat tidur, kursi
atau meja. Tidak memberikan apapun lewat mulut selain ASI karena bayi biasa
tersedak. Membaringkan bayi pada alas yang cukup keras pada punggung/sisi
badannya. Hati-hati menggunakan bantal dibelakang kepala dan ditempat
tidurnya karena dapat menutupi muka.
h. Pemijatan Bayi
Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkan otot bayi,
membuat bayi lebih sehat, membantu pertumbuhan bayi, meningkatkan
kesanggupan belajar, dan membuat bayi tenang.
1) Peregangan
Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama
dan tempelkan lutut sampai perutnya (Peringatan : Gerakan ini bisa
membuat membuang gas). Selain itu, pegang kedua kaki dan lututnya dan
putar dengan gerakan melingkar, kekiri dan ke kanan, untuk melemaskan
pinggulnya. Ini juga membuat menyembuhkan sakit perut.
13
bawah kakinya mulai dari tumit sampai ke kaki dan pijat di sekeliling
pergelangan kakinya dengan pijatan-pijatan kecil melingkar.
14
Kita tahu bahwa sinar matahari pagi sangatlah baik bagi kesehatan. Hal
tersebut juga berlaku bagi bayi-bayi. Setelah dilahirkan, fungsi hatinya belum
sempurna dalam proses pengolahan bilirubin. Dimana kadar bilirubin dalam
darah si bayi sangat tinggi dan hal inilah yang menyebabkan bayi mengalami
suatu proses fisiologis yang menyebabkannya bayi kuning. Untuk
mengatasinya, ada cara alami untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan
menjemurnya dibawah matahari pagi. Sinar matahari pagi telah dipercaya
mampu memberikan efek kesehatan alami bagi tubuh. Salah satunya adalah
untuk menurunkan kadar bilirubin yang terlalu tinggi yang menjadi penyebab
bayi kuning pasca dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan penjemuran pada bayi
yang baru lahir di pagi hari adalah hal yang sangat penting.
2. Kewajiban moral
15
2) Jaga selalu kehangatan bayi
3) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya merawat tali
pusat.
b. 1 minggu setelah pulang
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saatini dengan
berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan penambahan ulang BB
bayinya.
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
4) Kaji keadekuaatan suplai ASI 4 minggu setelah kelahiran
5) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan pengukuran pada
kelahiran dan pada usia 6 minggu.
6) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
7) Perhatikan nutrisi bayi
8) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi (Anggung, 2012).
1. Penilaian
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering yang sudah
disiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek, maka letakan bayi diantara kedua
kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segara
lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir.
2. Penanganan
16
Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukan penilaian, menjaga
bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran nafas (jika perlu), mengeringkan tubuh
bayi (kecuali telapak tangan), memantau tanda bahaya, memotong tali pusat,
melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan suntik vitamin K1 secara IM
(Intramuskular), dengan dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru lahir, memberikan
salep mata antibiotic tetrasiklin 1% pada kedua mata, melakukan pemeriksaan fisik
memberikan imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml secara IM (intramuskular) di paha kanan
anteroleteral, diberi kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1 (Sujianti, 2011).
a. Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada tubuh bayi sendiri karena setelah
lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
b. Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan permukaan yang
dingin.
c. Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin (misalnya melalui
kipas angina, hembusan udara, atau pendingin ruangan).
d. Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai
suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
4. Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belum sempurna. Oleh karena
itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi akan mengalami
hipotermia. Bayi dengan hipotermi sangat beresiko mengalami kesakitan berat atau
bahkan kematian. Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berasa dalam rungan
yang sangat hangat.
5. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada
bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat bayi
baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.
Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
17
a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan
bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c. Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting, dan benang tali
pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet
penghisap, pakai yang bersih dan baru.Jangan pernah menggunakan bola kakret
penghisap untuk lebih dari satu bayi.
d. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan
untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
e. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer,stetoskop dan benda-
benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih
(dekontaminasi dan cuci setiap kali digunakan).
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara dengan mandi
setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
g. Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih,
hangat dan sabun setiap hari.
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang-
orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya (Muslihatun, 2010).
Pasal 9
Pasal 11
18
1. Pelayanan kesehatan anak. Sebagaimana dimaksud pasal 9 huruf b diberikan pada bayi
baru lahir, bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
2. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagai mana dimaksud pada ayat
(1) berwenang untuk :
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Bayi : By.Ny”A”
Umur : 6 Jam
Tanggal Lahir : Minggu, 23 Februari 2023
Jam Lahir : 15:20 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
BBL : 2900 gram
PBL : 48 cm
Kelahiran : Spontan
Orang Tua
Nama Ibu : Ny”A” Nama Ayah : Tn”M”
Umur : 30 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : kp. Onom Alamat : kp. Onom
20
Riwayat Kehamilan
1. ANC :6x di Puskesmas
2. Riwayat Imunisasi TT : T2
3. Riwayat Penyakit Kehamilan : Tidak ada
B. Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : Spontan
Ditolong oleh : Bidan
Ketuban Pecah : Spontan
Kala I : 2 jam
Kala II : 15 menit
Tindakan Persalinan : Tidak ada
Kala III : 10 menit
Plasenta : Lengkap
Tali Pusat : Normal
Kala IV : 2 jam
Komplikasi : Tidak ada
21
Fontanel : Tidak ada
Sutura : Tidak menyatu
Caput succedaneum : Tidak ada
Cephal hematome : Tidak ada
Luka pada kepala : Tidak ada
Muka
Keadaan : Normal
Warna : Kemerahan
Mata
Keadaan : Simetris kiri dan kanan
Kotoran : Tidak ada
Sklera : Tidak Ikterik
Konjungtiva : Tidak Anemis
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Refleks labirin : Ada
Hidung
Keadaan : Normal
Kesimetrisan : Simetris
Lubang hidung : Ada
Mulut
Keadaan : Normal
Bibir : Normal
Palatum : Ada
Saliva : Ada
Refleks rooting : Ada
Refleks sucking : Ada
Refleks swallowing : Ada
Telinga
Keadaan : Normal
Daun telinga : Ada
Leher
Keadaan : Normal
Pergerakan : Aktif
22
Benjolan : Tidak ada
Refleks tonic Neck : Ada
Dada
Keadaan : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Puting susu : Ada
Frekuensi dan bunyi nafas : Normal
Frekuensi dan bunyi jantung : Normal
Abdomen
Keadaan : Normal
Bentuk : Normal
Tali pusat : Normal
Perdarahan : Tidak ada
Kulit
Keadaan : Normal
Warna : Kemerahan
Tanda lahir : Tidak ada
Genitalia
Laki-laki
Keadaan : Tidak ada
Kesimetrisan : Tidak ada
Kebersihan : Tidak ada
Skrotum : Tidak ada
Perempuan
Kebersihan : Bersih
Kesimetrisan : Simetris
Vagina : Ada
Klitoris : Ada
Uretra : Ada
Labiya minora : Ada
Labiya mayora : Ada
Pengeluaran : Ada
Punggung dan anus
Gerakan pada panggul : Aktif
23
Tulang belakang : Normal
Anus : Ada
Ekstremitas
Bahu lengan dan tangan
Kesimetrisan : Simetris
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap 10 jari
Refleks grasping : Ada
Tungkai dan kaki
Bentuk : Normal
Pergerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap 10 jari
Refleks Babinski : Ada
Refleks Walking : Ada
3. Pemeriksaan Khusus
No Kriteria 0-1 menit 1-5 menit 5-10 menit
1 Denyut jantung 2 2 2
2 Usaha bernafas 2 2 2
3 Tonus otot 1 2 2
4 Refleks 1 1 1
5 Warna kulit 2 1 2
Jumlah 8 8 9
4. Sistem syaraf
Refleks Moro : Ada
5. Pemeriksaan Antropometri
Lingkar kepala
Circumferentia suboccipito Bregmatica : 32,5 cm
Circumferentia Fronto occipito : 35 cm
Circumferentia Mento occipito : 35 cm
24
DMO : 14cm
DFO : 13cm
Lila : 12 cm
Lingkar Dada : 35 cm
6. Eliminasi
Urine
Frekuensi : Belum ada
Warna : Belum ada
Mekonium
Warna : Belum ada
Feaces
Frekuensi : Belum ada
Warna : Belum ada
Penyulit : Belum ada
Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi
25
III. ANALISA DATA
Diagnosa :
IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
PB : 49 cm
BB : 3100 gram
Lingkar dada : 35 cm
Lila : 12 cm
Suhu : 36,80c
RR : 46x/ menit
Nadi : 134x/ menit
( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )
2. Memberitahu ibu untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah berkontak tubuh
dengan bayi.
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sampai dengan
usia 6 bulan dan menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on
demand ).
(ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan dan mau melakukannya)
26
( ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mau melakukan )
a. hipotermi
b. asfiksia
c. ikterus
d. tali pusat berwarna kemerahan
e. bayi tidak mau menyusu
f. bayi tidak BAK dan BAB selama 24 jam pertama
( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )
1. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dibawah jam 08:00 wib ± selama 15
menit.
( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melakukannya)
27
BAB IV
Berdasarkan asuhan yang dilakukan pada By.Ny”A” sejak hari jumat 23 Februari 2023,
maka pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan mengenai “Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Baru Lahir By.Ny”A” Usia 8 jam di Puskesmas Sindang Jaya . By.Ny”A” telah
dilakukan pemeriksaan sesuai standar yang bertujuan untuk mendeteksi dini keadaan bayi
dan untuk memastikan bahwa By.Ny”A” dalam keadaan normal.
Pemeriksaan dilakukan mulai dari pemeriksaan umum yang meliputi keadaan umum
bayi, kesadaran, nadi, pernafasan, suhu, panjang badan, dan berat badan.semua pemeriksaan
sudah dilakukan dengan benar dan hasilnya By.Ny”A” sehat dan tidak mengalami kelainan
apapun.
Selanjutnya pemeriksaan yang dilakukan secara khusus dan pemeriksaan sistem syaraf
yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui denyut jantung, usaha bernafas, tonus
otot, refleks, serta warna kulit. Hal ini penting dilakukan untu mengetahui perkembangan
bayi dan keaktifan dari bayi tersebut dalam pemeriksaan ini keadaan bayi sangat baik.
28
ibu untuk meberikan ASI Ekslusif dengan teknik yang benar kepada bayinya atau secara on
demand karena pemberian ASI hingga umur 6 bulan sangat baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi dalam hal ini ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran dari bidan.
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir By.Ny”A” usia
8 jam di Puskesmas Sindang Jaya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Telah dilakukan pengkajian data subjektif secara komprehensif pada By.Ny”A” usia 8
jam di Puskesmas Sindang Jaya
2. Telah dilakukan pengkajian data objektif pada By.Ny”A” usia 8 jam di Puskesmas
Sindang Jaya
3. Telah dilakukan analisa data dan menegakkan diagnosa pada By.Ny”A” usia 8 jam di
Puskesmas Sindang Jaya
4. Telah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan data yang didapat pada By.Ny”A”
usia 8 jam di Puskesmas Sindang Jaya
5. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada By.Ny”A” usia 8 jam di
Puskesmas Sindang Jaya
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan pelayanan
yang lebih baik, oleh karena itu penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi ibu
Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu, susui bayi setiap saat bayi ingin menyusu
atau 2 jam sekali
30
Diharapkan Lahan Praktik dapat menigkatkan pelayanan asuhan kebidanan pada bayi
baru klahir normal.
5. Bagi Masyarakat
Ibu hamil dan keluarga sebaiknya membaca dan mengerti isi buku KIA, karena dalama
buku KIA terdapat informasi penting dalam kehamilan, persalinan, nifas dan
perawatan bayi baru lahir. Sehingga diharapkan dapat mencegah hal-hal yang tidak di
inginkan.
31
DAFTAR PUSTAKA
32