Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA Bayi NY “A”

DENGAN NCB-SMK USIA 6 JAM DI PUSKESMAS SINDANG JAYA


KABUPATEN TANGERANG

Disusun oleh

DEWI SITI NURJANAH S.Tr.Keb

NIM : 52223188

POLITEKNIK TIARA BUNDA

Jalan Cinere Raya Blok M No 17 Cinere, Depok

Telp (021) 7541172 Fax: (021) 7541172

E-mail: poltektiarabunda@gmail.com

2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA Bayi NY “A”


DENGAN NCB-SMK USIA 6 JAM DI PUSKESMAS SINDANG JAYA
KABUPATEN TANGERANG

Tangerang, 05 Februari 2023

Pembimbing Akademik

Aninditya Azis, M.Tr.Keb

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny “A” Dengan Ncb-Smk Usia 6 Jam Di Puskesmas
Sindang Jaya Kabupaten Tangerang”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah STASE V Bayi Baru Lahir. Dalam penyusunan Laporan ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari institusi,
keluarga dan teman-teman terdekat lainnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. H.Eko Budi Santoso, SE., MM sebagai Ketua Yayasan Cerdas Mutiara
Bangsa

2. Lusy Pratiwi, S.Tr.Keb., M.K.M sebagai Direktur Politeknik Tiara Bunda

3. Rut Yohana Girsang, S.SiT., M.Tr.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan

4. Aninditya Azis, M.Tr.Keb Selaku Dosen Pembimbing Lahan.

5. Teman-teman satu angkatan dan keluarga yang sudah mendukung kelancaran


kuliah prodi pendidikan profesi bidan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat


untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Tangerang, 23 Februari 2023

Penulis

DAFTAR ISI

iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................7
1.4 Manfaat ................................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 2
2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir ............................................................................4
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru lahir......................................7
2.3 Landasan Hukum ................................................................................................16
BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................................18
3.1 Data Subjektif.......................................................................................................18
3.2 Data Objektif.........................................................................................................21
3.3 Analisa Data..........................................................................................................26
3.4 Penatalaksanaan .................................................................................................. 26
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................ 28
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................... 29
A. Kesimpulan.................................................................................................... 29
B. Saran............................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 32

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan bayi baru lahir merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan segera bayi lahir,

pada saat proses persalinan fokus asuhan ditujukan pada dua hal yaitu kondisi ibu dan

kondisi bayi, dalam kondisi optimal, memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk

bayi baru lahir merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir (Rosita, 2011). Salah

satu asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang berkualitas adalah pemberian ASI

Eksklusif, sebagaimana yang tercantum dalam Qur’an.

Surat Al-Baqarahayat 233 :

Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,

yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan

dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan

menurut kadar kesanggupan nya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena

anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.

Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu

disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan

pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa

Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Baqarah ayat 233).

Angka kematian ibu atau (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap

kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. AKI juga merupakan salah satu

target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan milenium yaitu tujuan kelima

yakni meningkatkan kesehatan ibu, dimana target 102/100.000 kelahiran hidup yang akan

1
di capai sampai tahun 2015 adalah mengurangi resiko jumlah kematian ibu (Kemenkes,

2015).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan diseluruh dunia lebih dari

500.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu

perempuan yang meninggal. Penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi

hidup masih terlalu lambat untuk mencapai target tujuan pembangun milenium (milenium

Development Goals/ MDG’s) pada 2015 (Kemenkes, 2015). Angka Kematian Bayi

(AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1.000

kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa

pelayanan maternal dan neonatal kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya untuk

menurunkan angka kematian bayi tersebut (Saragih,2010).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 Angka Kematian Bayi

(AKB) di dunia 54 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2014 menjadi 49 per kelahiran

hidup. Sedangkan berdasarkan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2014, Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 32 kematian

per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2014). Di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per

1.000 kelahiran hidup (SDKI,2012). Untuk kota Palembang, berdasarkan laporan

program anak, jumlah kematian bayi di tahun 2014 sebanyak 52 kematian bayi dari

29.235 kelahiran hidup (Profil Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, 2015). Penyebab

kematian antara lain adalah BBLR, down syndrome, infeksi neonatus, perdarahan

intrakranial, sianosis, kelainan jantung, respiratory distress syndrome, post op

hidrosefalus, dan lain sebagainya.

Kematian bayi lebih dari 50% terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan

pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi barulahir akan menyebabkan

kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.

2
Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang

selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia dan hipoglikemia dan menyebabkan

kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh

mengeras, dan keterlambatan tumbuh kembang (Prawirojardjo, 2010).

Upaya pemerintah yang sangat erat kaitannya dengan penurunan kematian anak,

terkenal dengan istilah GOBI FFF yaitu Growth Monitoring, Oral Rehidration, Breast

Feeding, Imuzation, Family Planning, FoodSupplemen, dan Female Education. Ketujuh

hal tersebut dilakukan baik dalam kegiatan posyandu, Pelayanan KIA, maupun di Pusat

Kesehatan Masyarakat. Growth monitoring adalah upaya melihat perkembangan berat

balita. Berat balita memang dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi kesehatannya.

Oral rehidration, atau pemberian cairan, baik buatan sendiri maupun yang sudah

tersedia berupa oralit. Hal ini untuk mengatasi penyakit diare yang merupakan salah satu

penyakit penyebab kematian bayi dan anak. Imunisasi, dilakukan untuk mencegah balita

terkena penyakit pada masa mendatang. Family Planning penting karena secara tidak

langsung, jumlah anak, jarak melahirkan akan berpengaruh terhadap perawatan anak

(Tri, 2005).

Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada bayi sehat

adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu untuk memberikan ASI karena ASI

mengandung kekebalan alami. Hal yang normal jika frekuensi BAB bayi yang mendapat

ASI menurun saat kolostrum yang bersifat pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi

dalam ASI sekitar usia 6 minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Berdasarkan hasil

penelitian Kurnia pada tahun 2013 tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan

status gizi bayi dinyatakan bahwa ASI merupakan makanan yang higienis, murah,

mudah diberikan, dan sudah tersedia bagi bayi. ASI menjadi satu-satunya makanan yang

dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya agar menjadi bayi yang sehat.

3
Komposisinya yang dinamis dan sesuai dengan kebutuhan bayi menjadikan ASI sebagai

asupan gizi yang optimal bagi bayi. Ibu yang memberikan ASI Eksklusif akan semakin

baik status gizi bayinya daripada ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi

yang berusia (Kurnia 2013).

Peran bidan dalam asuhan pada bayi baru lahir selain pemberian ASI eksklusif

adalah perawatan tali pusat. Menurut penelitian Hasbiah (2015), tentang lama lepas tali

pusat berdasarkan metode perawatan tali pusat bayi baru lahir rata-rata lama lepasnya

tali pusat dengan menggunakan kasa steril lebih cepat lepas dibandingkan dengan

menggunakan povidon iodine 10%, dikarenakan pada tali pusat yang dirawat dengan

menggunakan kasa steril lebih cepat mengering dan lepas. Pada perawatan dengan

menggunakan antiseptik povidon iodine 10% dapat menghilangkan flora disekitar

umbilikus dan menurunkan jumlah leukosit yang akan melepaskan tali pusat sehingga

dapat menunda atau memperlama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir. Pemberian

bethadine sebaiknya dikeringkan sehingga tidak menyebabkan tali pusat lembab dan

basah.

Dari hasil peninjauan tersebut maka perawatan bayi baru lahir sangatlah penting

dilakukan karena dengan perawatan yang baik akan mengurangi angka kematian bayi.

Maka penulis tertarik mengambil judul “asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

By.Ny”A” Usia 8 jam di Puskesmas Sindang Jaya ”.

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang diatas, makalah kami merumuskan masalah yaitu

bagaimana asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis yang dilakukan pada By.Ny”A”

Usia 8 jam di Puskesmas Sindang Jaya ?

4
1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari 2 yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan bayi baru lahir pada

By.Ny”A” Usia 8 jam dengan asuhan normal di Puskesmas Sindang Jaya sesuai

standar pelayanan kebidanan bayi baru lahir dengan menggunakan metode SOAP.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengumpulan data subjektif pada By.Ny”A” Usia 8 jam

di Puskesmas Sindang Jaya ”

b. Mampu melaksanakan pengumpulan data objektif pada By.Ny”A” Usia 8 jam

di Puskesmas Sindang Jaya ”

c. Mampu menganalisis dan menentukan diagnosa pada By.Ny”A” Usia 8 jam di

Puskesmas Sindang Jaya ”

d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara kontinyu dan

berkesinambungan (continuity of care) pada By.Ny”A” Usia 8 jam di

Puskesmas Sindang Jaya ”

e. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada By.Ny”A” Usia

8 jam di Puskesmas Sindang Jaya ”

1.4 Manfaat

1. Bagi Lahan Praktik

Pemeriksaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dapat digunakan sebagai

masukan bagi Puskesmas setempat dalam rangka pemberian penyuluhan oleh tenaga

kesehatan khususnya untuk bidan untuk menghimbau kepada masyarakat betapa

5
pentingnya melakukan asuhan pada bayi baru lahir dan sebagau bahan perbandingan

tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan keadaan normal.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan pengetahuan yang didapat di tempat praktik secara nyata

yang mungkin berbeda dari pengetahuan dan proses belajar pada pendidikan yang

dapat digunakan sebagai maksud dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

mahasiswa yang berguna dimasa mendatang dan sebagai reperensi tentang

pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal.

3. Bagi mahasiswa

Sebagai salah satu persyaratan untuk mengumpulkan tugas selama dinas di

Puskesmas Sindang Jaya dan juga sebagai sarana evaluasi dan pengetahuan serta

pengalaman untuk mendiagnosa dan memberikan asuhan kebidanan yang tepat

dengan menggunakan manejemen kebidanan.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


2.1.1 Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi Baru Lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Appearance
menangis kuat. Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 38°C) atau Color,
Pulse, Gremace, Activity,Respiration (APGAR) > 7 dan tanpa cacat bawaan
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Beralih
dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi (Rukiyah dan
Yulianti, 2010).

2.1.2 Tanda-tanda bayi baru lahir normal


Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa antara lain
Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke merah-merahan, Pulse (heart
rate) atau frekuensi jantung > 100x/menit, Gremace (reaksi terhadap rangsangan),
menangis atau batur/bersin, Activity (tonus otot), gerak aktif, Respiration (usaha
napas), bayi terlalu ingin (kurang dari 36°C). Segera setelah lahir, letakan bayi
diatas kain yang bersih dan kering yang sudah disiapkan diatas perut ibu.Apabila
tali pusat pendek, maka letakan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa
tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segara lakukan penilaian awal
pada bayi baru lahir antara lain :
a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat,
bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu penilaian tidak
ada pada bayi, bayi tidak dikatakan lahirnormal/fisiologis (Rukiyah dan
Yulianti, 2010). Pada saat diberi makanan hisapan kuat, tidak mengantuk
berlebihan, tidak muntah. Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada talipusat

7
seperti, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah, dapat
berkemih selama 24 jam, tinja lembek, hijau tua, tidak ada lendir atau darah
pada tinja, bayi tidak menggigil, tangisan kuat, tidak terdapat tanda : lemas,
terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus tidak bisa tenang, menangis
terus-menerus (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Tabel 2.1 Tanda APGAR

Nilai 0 1 2
Appearance Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
color (warna biru atau pucat normal merah muda, tangan dan kaki
kulit) tetapi tangan dan normal merah muda,
kaki kebiruan tidak ada sianosis

Pulse (heart Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit


rate)
Atau frekuensi
Jantung
Grimace Tidak ada respon Meringis atau Meringis atau bersin
(reaksi terhadap terhadap menangis lemah atau batuk saat
rangsangan) stimulasi ketika distimulasi stimukasi saluran
nafas
Activity Lemah atau tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif
(tonus otot) ada

Respiration Tidak ada Lemah atau tidak Menangis kuat,


(usaha nafas) teratur pernafasan baik dan
teratur
Sumber : (Rukiyah & Yulianti, 2010)

2.1.3 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal


a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b. Berat badan 2.500-4000 gram.

8
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.
h. Pernafasan 40-60 x/menit.
i. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan
baik.
q. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan
baik.
r. Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
dan penis yang berlubang.Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina
dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora. Eliminasi baik
yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna
hitam kecoklatan (Maryanti, 2011).

2.1.4 Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, dideteksi lebih
dini untuk segera dilakukan penganan agar tidak mengancam nyawa bayi.
Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut, antara lain pernafasan sulit
atau lebih dari 60 kali per menit, retraksi dinding dada saat inspirasi. Suhu terlalu
panas atau lebih dari 38°C atau terlalu dingin suhu kurang dari 36°C.

9
Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau sangat
kuning (terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan tanda bahaya bagi bayi
baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang lain yaitu pemberian ASI sulit
(hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah), tali pusat merah,
bengkak keluar cairan, bau busuk, berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai
dengan suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk,
pernafasan sulit.

Gangguan pada gastrointestinal bayi juga merupakan tanda bahaya, antara lain
mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran, urine tidak keluar dalam
24 jam pertama, muntah, terus menerus, distensi abdomen, faeses
hijau/berlendir/darah. Bayi menggigil atau menangis tidak seperti biasa, lemas,
mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus
menerus, mata bengkak dan mengeluarkan cairan juga termasuk tanda-tanda
bahaya pada bayi baru lahir (Muslihatun, 2010).

2.1.5 Rencana Asuhan Bayi Baru lahir


Menurut Muslihatun (2010), rencana asuhan pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut :

a. Minum Bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam waktu 30
menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit, kecuali apabila pemberian
minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi dirawat di rumah
sakit, upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan ASI.
b. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1 jam setelah lahir)
dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi yang diperlukan untuk
tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan efesien, mencegah berbagai
penyakit infeksi. Berikan ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi
tidak usah diberi apa-apa, biarkan bayi mengisap payudara ibu sebagai
stimulasi keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan
dapat sampai selama 4 hari pasca persalinan.

10
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :

1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang malam (minimal


8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan. Bila bayi melepaskan
isapan dari satu payudara, berikan payudara lain.
2) Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak melepaskan
isapan sebelum bayi selesai menyusu, tidak memberikan minuman lain
selain ASI, tidak menggunakan dot atau empeng.
3) Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6 bulan pertama.
4) Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan payudara ibu dengan
benar.
5) Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayi membuka
lebar, tampak rooting reflex, bayi melihat sekeliling dan bergerak.
6) Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh lurus
menghadap payudara, hidung dekat puting susu.
7) Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir, tunggu mulut bayi
terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting sehingga bibir bawah jauh
dibelakang areola.
8) Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu menyentuh payudara, mulut
terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut bayi lebih
luas dari pada di bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan kadang
berhenti.
9) Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila minum baik.
d. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-hari pertama
kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum adalah ekskresi
gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi dalam usus sejak masa janin,
yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna mekoneum adalah hijau kehitam-
hitaman, lembut, terdiri atas mucus sel epitel, cairan amnion yang tertelan,
asam lemak dan pigmen empedu. Mekoneum ini keluar pertama kali dalam
waktu 24 jam setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah
lahir. Mekoneum yang telah keluar 24 jam menandakan anus bayi baru lahir
telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar, bidan atau petugas harus mengkaji
kemungkinan adanya atresia ani dan megakolon. Warna feses bayi berubah

11
menjadi kuning pada saat berumur4-5 hari, bayi yang diberi ASI, feses menjadi
lebih lembut, berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu
formula, feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau. Warna feses akan
menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan. Frekuensi
BAB bayi sedikitnya satu kali dalam sehari. Pemberian ASI cenderung
membuat frekuensi BAB bayi menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi
ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB 5 kali
atau lebih dalam sehari.

c. Buang Air Kecil (BAK)


Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir. Hari
selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari. Pada awalnya volume urine
bayi sebanyak 20-30 ml/hari, meningkat menjadi 100-200 ml/hari pada akhir
minggu pertama.Warna urine keruh/merah muda dan berangsur-angsur jernih
karena intake cairan meningkat. Jika dalam 24 jam bayi tidak BAK, bidan atau
petugas kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.
d. Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan
waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur ringan dan
tidur lelap. Pada siang hari hanya 15%waktu digunakan bayi dalam keadaan
terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa
waktu yang 85% lainnya digunakan bayi untuk tidur.
e. Kebersihan Kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya infeksi.
Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi, keutuhan kullit harus
senantiasa dijaga. Verniks kaseosa bermanfaat untuk melindungi kulit bayi,
sehingga jangan dibersihkan pada saat memandikan bayi. Untuk menjaga
kebersihan kulit bayi, bidan atau petugas kesehatan harus memastikan semua
pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi selalu bersih dan
kering. Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24 jam pertama)
cenderung meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk menghindari terjadinya
hipotermi, sebaiknya memandikan bayi setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah
24 jam).
f. Perawatan Tali Pusat

12
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan tempat
koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa terjadi infeksi lokal. Perlu
perawatan tali pusat sejak manajemen aktif kala III pada saat menolong
kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan dalam keadaan terbuka dan
ditutupi kain bersih secara longgar. Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat
di bawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran/feses, maka tali pusat harus
dicuci dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan.
g. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami
kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau hal-hal yang tidak
diinginkan pada bayi, sebaiknya tidak membiarkan bayi sendiri tanpa ada yang
menunggu. Tidak membiarkan bayi sendirian dalam air atau tempat tidur, kursi
atau meja. Tidak memberikan apapun lewat mulut selain ASI karena bayi biasa
tersedak. Membaringkan bayi pada alas yang cukup keras pada punggung/sisi
badannya. Hati-hati menggunakan bantal dibelakang kepala dan ditempat
tidurnya karena dapat menutupi muka.
h. Pemijatan Bayi
Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkan otot bayi,
membuat bayi lebih sehat, membantu pertumbuhan bayi, meningkatkan
kesanggupan belajar, dan membuat bayi tenang.

Adapun cara pemijatan bayi yaitu :

1) Peregangan
Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama
dan tempelkan lutut sampai perutnya (Peringatan : Gerakan ini bisa
membuat membuang gas). Selain itu, pegang kedua kaki dan lututnya dan
putar dengan gerakan melingkar, kekiri dan ke kanan, untuk melemaskan
pinggulnya. Ini juga membuat menyembuhkan sakit perut.

2) Cara Pijat Kaki Bayi


Pegang kedua kaki bayi dengan satu tangan dan tepuk tepuk sepanjang
tungkainya dengan tangan yang lain. Usap turun naik dari jari-jari kakinya
sampai ke pinggul kemudian kembali. Kemudian, pijat telapak kakinya dan
tarik setiap jari jemarinya. Gunakan jempol Anda untuk mengusap bagian

13
bawah kakinya mulai dari tumit sampai ke kaki dan pijat di sekeliling
pergelangan kakinya dengan pijatan-pijatan kecil melingkar.

3) Cara Pijat Perut Bayi


Gunakan ujung jari tangan Anda, buat pijatan-pijatan kecil melingkar.
Gunakan pijatan I Love U. Gunakan 2 atau 3 jari yang membentuk huruf I-
L-U dari arah bayi. Bila dari posisi kita membentuk huruf I – L – U
terbalik. Berikut tahapan memijat:

 Urut kiri bayi dari bawah iga ke bawah (huruf I)


 Urut melintang dari kanan bayi ke kiri bayi, kemudian turun ke
bawah ( huruf L)
 Urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan atas bayi,
melengkung membentuk U dan turun lagi ke kiri bayi. Semua
gerakan berakhir di perut kiri bayi.
4) Cara Pijat Lengan Bayi
Pegang pergelangan tangan bayi dengan satu tangan dan tepuk-tepuk
sepanjang lengannya dengan tangan yang lain. Pijat turun naik mulai dari
ujung sampai ke pangkal lengan, kemudian pijat telapak tangannya dan
tekan, lalu tarik setiap jari. Ulangi pada lengan yang lain.

5) Cara Pijat Punggung Bayi


Telungkupkan bayi di atas lantai atai di atas kedua kaki Anda dan gerak-
gerakan kedua tangan Anda naik turun mulai dari atas punggungnya sampai
ke pantatnya. Lakukan pijatan dengan membentuk lingkaran kecil di
sepanjang tulang punggungnya. Lengkungkan jari-jemari anda seperti
sebuah garfu dan garuk punggungnya ke arah bawah.

6) Cara Pijat di Kepala dan Wajah Bayi


Angkat bagian belakang kepalanya dengan kedua tangan anda dan usap-
usap kulit kepalanya dengan ujung jari Anda. Kemudian, gosok-gosok daun
telingannya dan usap-usap alis matanya, kedua kelopak matanya yang
tertutup, dan mulai daripuncak tulang hidungnnya menyebrang ke kedua
pipinya. Pijat dagunya dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil.
i. Menjemur Bayi

14
Kita tahu bahwa sinar matahari pagi sangatlah baik bagi kesehatan. Hal
tersebut juga berlaku bagi bayi-bayi. Setelah dilahirkan, fungsi hatinya belum
sempurna dalam proses pengolahan bilirubin. Dimana kadar bilirubin dalam
darah si bayi sangat tinggi dan hal inilah yang menyebabkan bayi mengalami
suatu proses fisiologis yang menyebabkannya bayi kuning. Untuk
mengatasinya, ada cara alami untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan
menjemurnya dibawah matahari pagi. Sinar matahari pagi telah dipercaya
mampu memberikan efek kesehatan alami bagi tubuh. Salah satunya adalah
untuk menurunkan kadar bilirubin yang terlalu tinggi yang menjadi penyebab
bayi kuning pasca dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan penjemuran pada bayi
yang baru lahir di pagi hari adalah hal yang sangat penting.

Manfaat menjemur bayi adalah sebagiberikut :

 Dapat menurunkan kadar bilirubin dalam darah


 Membuat tulang bayi menjadi lebih kuat
 Untuk memberi efek kehangatan pada bayi
 Menghindarkan bayi dari stress.
j. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Hal penting dalam menciptakan hubungan saling percaya antara bidan dan
pasien antara lain :

1. Hak pasien untuk mengetahui informasi

2. Kewajiban moral

3. Menghilangkan cemas dan penderitaan pasien

4. Meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga

5. Memenuhi kebutuhan bidan

2.1.6 Jadwal Kunjungan Bayi Baru Lahir


a. 24 jam setelah pulang awal
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan berat badan
lahir dan berat badan pada saat pulang.

15
2) Jaga selalu kehangatan bayi
3) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya merawat tali
pusat.
b. 1 minggu setelah pulang

1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saatini dengan
berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan penambahan ulang BB
bayinya.
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
4) Kaji keadekuaatan suplai ASI 4 minggu setelah kelahiran
5) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan pengukuran pada
kelahiran dan pada usia 6 minggu.
6) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
7) Perhatikan nutrisi bayi
8) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi (Anggung, 2012).

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir memberikan asuhan aman, dan bersih segera setelah bayi baru
lahir merupakan bagian essensial dari asuhan pada bayi baru lahir.

1. Penilaian
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering yang sudah
disiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek, maka letakan bayi diantara kedua
kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segara
lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir.

a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?


b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan atau kah ada sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat, bergerak aktif, dan
warna kulit kemerahan. Apabila salah satu penilaian tidak ada pada bayi, bayi tidak
dikatakan lahir normal/fisiologis. (Rukiyahdan Yulianti, 2010).

2. Penanganan

16
Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukan penilaian, menjaga
bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran nafas (jika perlu), mengeringkan tubuh
bayi (kecuali telapak tangan), memantau tanda bahaya, memotong tali pusat,
melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan suntik vitamin K1 secara IM
(Intramuskular), dengan dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru lahir, memberikan
salep mata antibiotic tetrasiklin 1% pada kedua mata, melakukan pemeriksaan fisik
memberikan imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml secara IM (intramuskular) di paha kanan
anteroleteral, diberi kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1 (Sujianti, 2011).

3. Mekanisme kehilangan panas


Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :

a. Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada tubuh bayi sendiri karena setelah
lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
b. Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan permukaan yang
dingin.
c. Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin (misalnya melalui
kipas angina, hembusan udara, atau pendingin ruangan).
d. Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai
suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
4. Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belum sempurna. Oleh karena
itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi akan mengalami
hipotermia. Bayi dengan hipotermi sangat beresiko mengalami kesakitan berat atau
bahkan kematian. Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berasa dalam rungan
yang sangat hangat.

5. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada
bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat bayi
baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.
Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

17
a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan
bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c. Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting, dan benang tali
pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet
penghisap, pakai yang bersih dan baru.Jangan pernah menggunakan bola kakret
penghisap untuk lebih dari satu bayi.
d. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan
untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
e. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer,stetoskop dan benda-
benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih
(dekontaminasi dan cuci setiap kali digunakan).
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara dengan mandi
setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
g. Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih,
hangat dan sabun setiap hari.
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang-
orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya (Muslihatun, 2010).

1.3. Landasan Hukum


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PERS/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan, yaitu:

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan pelayanan yang


meliputi :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu

2. Pelayanan Kesehatan Anak

3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana

Pasal 11

18
1. Pelayanan kesehatan anak. Sebagaimana dimaksud pasal 9 huruf b diberikan pada bayi
baru lahir, bayi, anak balita dan anak pra sekolah.

2. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagai mana dimaksud pada ayat
(1) berwenang untuk :

a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan


hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada
masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat.
b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera rujuk.
c. Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
d. Pemberian Imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
f. Pemberian konseling dan penyuluhan.
g. Pemberian surat keterangan kelahiran dan
h. Pemberian surat keterangan kematian.

19
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

By.Ny”A” USIA 8 JAM

Pengkajian Dilakukan Pada :

a. Hari, Tanggal : Jumat, 23 Februari 2023


b. Pukul : 21:00 WIB
c. Tempat : Puskesmas Sindang Jaya
d. Pengkajian Oleh : Bidan

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Bayi : By.Ny”A”
Umur : 6 Jam
Tanggal Lahir : Minggu, 23 Februari 2023
Jam Lahir : 15:20 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
BBL : 2900 gram
PBL : 48 cm
Kelahiran : Spontan

Orang Tua
Nama Ibu : Ny”A” Nama Ayah : Tn”M”
Umur : 30 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : kp. Onom Alamat : kp. Onom

20
Riwayat Kehamilan
1. ANC :6x di Puskesmas
2. Riwayat Imunisasi TT : T2
3. Riwayat Penyakit Kehamilan : Tidak ada

B. Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : Spontan
Ditolong oleh : Bidan
Ketuban Pecah : Spontan
Kala I : 2 jam
Kala II : 15 menit
Tindakan Persalinan : Tidak ada
Kala III : 10 menit
Plasenta : Lengkap
Tali Pusat : Normal
Kala IV : 2 jam
Komplikasi : Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 134x/ menit
RR : 46x/ menit
Suhu : 36,80c
PB : 49 cm
BB : 3.100 gram

2. Keadaan Umum Secara Sistematis


 Kepala
Rambut : Hitam
Pembengkakan/benjolan : Tidak ada

21
Fontanel : Tidak ada
Sutura : Tidak menyatu
Caput succedaneum : Tidak ada
Cephal hematome : Tidak ada
Luka pada kepala : Tidak ada
 Muka
Keadaan : Normal
Warna : Kemerahan
 Mata
Keadaan : Simetris kiri dan kanan
Kotoran : Tidak ada
Sklera : Tidak Ikterik
Konjungtiva : Tidak Anemis
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Refleks labirin : Ada
 Hidung
Keadaan : Normal
Kesimetrisan : Simetris
Lubang hidung : Ada
 Mulut
Keadaan : Normal
Bibir : Normal
Palatum : Ada
Saliva : Ada
Refleks rooting : Ada
Refleks sucking : Ada
Refleks swallowing : Ada
 Telinga
Keadaan : Normal
Daun telinga : Ada
 Leher
Keadaan : Normal
Pergerakan : Aktif

22
Benjolan : Tidak ada
Refleks tonic Neck : Ada
 Dada
Keadaan : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Puting susu : Ada
Frekuensi dan bunyi nafas : Normal
Frekuensi dan bunyi jantung : Normal
 Abdomen
Keadaan : Normal
Bentuk : Normal
Tali pusat : Normal
Perdarahan : Tidak ada
 Kulit
Keadaan : Normal
Warna : Kemerahan
Tanda lahir : Tidak ada
 Genitalia
 Laki-laki
Keadaan : Tidak ada
Kesimetrisan : Tidak ada
Kebersihan : Tidak ada
Skrotum : Tidak ada
 Perempuan
Kebersihan : Bersih
Kesimetrisan : Simetris
Vagina : Ada
Klitoris : Ada
Uretra : Ada
Labiya minora : Ada
Labiya mayora : Ada
Pengeluaran : Ada
 Punggung dan anus
Gerakan pada panggul : Aktif

23
Tulang belakang : Normal
Anus : Ada
 Ekstremitas
 Bahu lengan dan tangan
Kesimetrisan : Simetris
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap 10 jari
Refleks grasping : Ada
 Tungkai dan kaki
Bentuk : Normal
Pergerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap 10 jari
Refleks Babinski : Ada
Refleks Walking : Ada

3. Pemeriksaan Khusus
No Kriteria 0-1 menit 1-5 menit 5-10 menit
1 Denyut jantung 2 2 2
2 Usaha bernafas 2 2 2
3 Tonus otot 1 2 2
4 Refleks 1 1 1
5 Warna kulit 2 1 2
Jumlah 8 8 9

4. Sistem syaraf
Refleks Moro : Ada

5. Pemeriksaan Antropometri
 Lingkar kepala
Circumferentia suboccipito Bregmatica : 32,5 cm
Circumferentia Fronto occipito : 35 cm
Circumferentia Mento occipito : 35 cm

24
DMO : 14cm
DFO : 13cm
 Lila : 12 cm
 Lingkar Dada : 35 cm

6. Eliminasi
 Urine
Frekuensi : Belum ada
Warna : Belum ada
 Mekonium
Warna : Belum ada
 Feaces
Frekuensi : Belum ada
Warna : Belum ada
Penyulit : Belum ada

Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi

Sidik Jempol Tangan Kiri Sidik Jempol Tangan kanan

25
III. ANALISA DATA
Diagnosa :

Neonatus Cukup Umur Sesuai Usia Kehamilan 8 Jam

IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
PB : 49 cm
BB : 3100 gram
Lingkar dada : 35 cm
Lila : 12 cm
Suhu : 36,80c
RR : 46x/ menit
Nadi : 134x/ menit
( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )

2. Memberitahu ibu untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah berkontak tubuh
dengan bayi.

( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melakukannya )

3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya

(ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )

4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sampai dengan
usia 6 bulan dan menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on
demand ).

(ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan dan mau melakukannya)

5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar.

(ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan )

6. Memberitahu ibu cara perawatan tali pusar.

26
( ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mau melakukan )

7. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti :

a. hipotermi
b. asfiksia
c. ikterus
d. tali pusat berwarna kemerahan
e. bayi tidak mau menyusu
f. bayi tidak BAK dan BAB selama 24 jam pertama
( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )

1. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dibawah jam 08:00 wib ± selama 15
menit.
( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melakukannya)

27
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan yang dilakukan pada By.Ny”A” sejak hari jumat 23 Februari 2023,
maka pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan mengenai “Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Baru Lahir By.Ny”A” Usia 8 jam di Puskesmas Sindang Jaya . By.Ny”A” telah
dilakukan pemeriksaan sesuai standar yang bertujuan untuk mendeteksi dini keadaan bayi
dan untuk memastikan bahwa By.Ny”A” dalam keadaan normal.

Pemeriksaan dilakukan mulai dari pemeriksaan umum yang meliputi keadaan umum
bayi, kesadaran, nadi, pernafasan, suhu, panjang badan, dan berat badan.semua pemeriksaan
sudah dilakukan dengan benar dan hasilnya By.Ny”A” sehat dan tidak mengalami kelainan
apapun.

Kemudian pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis yaitu pemeriksaan yang


dilakukan secara head to toe yaitu dimulai dari kepala, muka, mata, hidung, mulut, telinga,
leher, dada, abdomen, kulit, genetalia, punggung dan anus. Semua pemeriksaan yang
dilakukan secara sistematis atau head to toe ini sudah dilakukan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan dan hasilnya yaitu keadaan By.Ny”A” sehat dan semua refleks memberi
respons dengan sangat baik.

Selanjutnya pemeriksaan yang dilakukan secara khusus dan pemeriksaan sistem syaraf
yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui denyut jantung, usaha bernafas, tonus
otot, refleks, serta warna kulit. Hal ini penting dilakukan untu mengetahui perkembangan
bayi dan keaktifan dari bayi tersebut dalam pemeriksaan ini keadaan bayi sangat baik.

Kemudian pemeriksaan Antropomentri yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk


mengetahui ukuran lingkar kepala bayi, LiLA, dan lingkar dada pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui keadaan umum bayi, apabila ukuran antropomentri bayi tidak sesuai
dengan batas normal maka By.Ny”A” beresiko mengalami berbagai gangguan dalam tumbuh
kembangnya.

Setelah semua pemeriksaan data objektif dilakukan didapatkan By.Ny”A” dalam


keadaan baik. Pada pemeriksaan Bayi Baru Lahir yang dilakukan pada By.Ny”A” KIE yang
diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya, menganjurkan

28
ibu untuk meberikan ASI Ekslusif dengan teknik yang benar kepada bayinya atau secara on
demand karena pemberian ASI hingga umur 6 bulan sangat baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi dalam hal ini ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran dari bidan.

29
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir By.Ny”A” usia
8 jam di Puskesmas Sindang Jaya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Telah dilakukan pengkajian data subjektif secara komprehensif pada By.Ny”A” usia 8
jam di Puskesmas Sindang Jaya
2. Telah dilakukan pengkajian data objektif pada By.Ny”A” usia 8 jam di Puskesmas
Sindang Jaya
3. Telah dilakukan analisa data dan menegakkan diagnosa pada By.Ny”A” usia 8 jam di
Puskesmas Sindang Jaya
4. Telah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan data yang didapat pada By.Ny”A”
usia 8 jam di Puskesmas Sindang Jaya
5. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada By.Ny”A” usia 8 jam di
Puskesmas Sindang Jaya

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan pelayanan
yang lebih baik, oleh karena itu penulis menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi ibu
Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu, susui bayi setiap saat bayi ingin menyusu
atau 2 jam sekali

2. Bagi Tenaga Kesehatan


a. Sebaiknya dalam melakukan penanganan untuk kasus bayi gawat darurat bidan
menggunakan penilaian segera pada bayi seperti yang tertera dalam buku Acuan
Persalinan Normal (APN), karena jika bidan menggunakan penilaian APGAR di
khawatirkan bayi tidak akan mendapatkan pertolongan sesuai kebutuhan segera.
b. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi prematur di rumah dan
jadwal imunisasi bagi bayi.
3. Bagi Lahan Praktik

30
Diharapkan Lahan Praktik dapat menigkatkan pelayanan asuhan kebidanan pada bayi
baru klahir normal.

4. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan institusi pendidikan masih melakukan kerjasama dengan Puskesmas
Sindang Jaya karena banyak kasus yang ditemukan termasuk kasus mengenai bayi
baru lahir dan dalam pemberian asuhan kebidanan memerlukan berbagai sumber
kepustakaan untuk menambah pengetahuan dan materi tentang asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir prematur.

5. Bagi Masyarakat
Ibu hamil dan keluarga sebaiknya membaca dan mengerti isi buku KIA, karena dalama
buku KIA terdapat informasi penting dalam kehamilan, persalinan, nifas dan
perawatan bayi baru lahir. Sehingga diharapkan dapat mencegah hal-hal yang tidak di
inginkan.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Kepmenkes RI (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang


Standar Profesi Bidan. Jakarta. Kurnia, (2013).
2. Kementerian kesehatan RI (2016). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Kementerian Kesehatan dan JICA.
3. Kurnia, (2013). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Bayi.
4. Maryanti, dwi, dkk. (2011) Buku Ajaran Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: TIM.
5. Muslihatun, W. F (2010) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitrayama
6. Prawirohardjo, Sarwono. (2010) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakrarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
7. Soepardin, Suryani, Hajjah. (2008) Konsep Kebidanan. Jakarta: EG.
8. Vivian Nanny Lia, Dewi. (2013) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
9. Wijaya, M.A, (2010). Kondisi Angka KematianBalita Neonatal (AKN) Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL), Angka Kematian Ibu di
Indonesia.

32

Anda mungkin juga menyukai