Disusun Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) di Desa Panji Anom Bulan
April 2022.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Praktik Manajemen KIA Di Komunitas. Dalam menyelesaikan laporan ini
penyusun banyak mendapat bantuan dari beberapa pembimbing dan berbagai
sumber. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada:
1) Bapak dr. I Putu Novara Sona selaku Kepala Puskesmas Sukasada I yang telah
memberikan kami kesempatan untuk melakukan kegiatan Praktik Kebidanan
Komunitas di wilayah kerja Puskesmas Sukasada I.
2) Ibu Ni Nyoman Ayu Desy Sekarini, S.ST.,M.Keb selaku ketua Program Studi
DIII Kebidanan Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memberikan ijin
praktek kepada kami guna untuk pencapaian target dan selaku pembimbing
institusi yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
3) Ibu Ni Luh Putu Ayu Ariantini, A.Md.Keb selaku pembimbing praktek yang
telah memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata penulis mengharapkan saran dari pembaca karena penulis menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap agar laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Singaraja, 4 Mei 2022
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3 Tujuan ................................................................................................................4
1.4 Manfaat ..............................................................................................................4
BAB II ......................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................6
2.1 Prinsip Pengelolaan Program KIA .....................................................................6
2.2 Indikator Pemantauan.......................................................................................11
2.3 Pengumpulan, Pencatatan dan Pengolahan Data KIA .....................................17
2.4 Analisis, Penelusuran Data Kohort dan Rencana Tindak Lanjut .....................21
2.5 Pelembagaan PWS-KIA ...................................................................................22
2.6 Pelaksanaan dan Pelaporan PWS KIA .............................................................24
BAB III ..................................................................................................................27
LAPORAN HASIL ................................................................................................27
3.1 Gambaran Tempat Praktek/Desa......................................................................27
3.2 Hasil .................................................................................................................27
BAB IV ..................................................................................................................69
PEMBAHASAN ....................................................................................................69
BAB V....................................................................................................................72
PENUTUP ..............................................................................................................72
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................72
5.2 Saran .................................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................74
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu masalah utama dalam
bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia. Setiap tiga menit, anak
di bawah usia lima tahun meninggal. Selain itu, setiap jam seorang perempuan
meninggal karena melahirkan atau sebab, sebab yang berkaitan dengan kehamilan
(UNICEF,2012).
Dalam menentukan derajat kesehatan, terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan
angka harapan hidup saat lahir (WHO, 2016). Angka Kematian Bayi (AKB)
menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena
merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. Sedangkan Angka
Kesakitan Bayi menjadi indikator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak,
karena nilai kesakitan mencerminkan lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak
balita (WHO, 2012). Walaupun sudah banyak program pembangunan di Indonesia,
namun angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yang
disebabkan oleh karena komplikasi- komplikasi selama masa kehamilan dan yang
dapat berlanjut pada saat bersalin, nifas dan juga akan berdampak pada bayi yang
akan dilahirkan.
Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang
fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat
mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan masalah atau komplikasi
dan dapat menyebabkan kematian. Setiap tahun diperkirakan sekitar 200 ibu
mengalami komplikasi yang berakibat akan menghadapi kematian pada ibu dan
bayinya (Suririnah, 2007). Kehamilan memerlukan perawatan yang berkelanjutan
untuk dapat mendeteksi komplikasi.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020, jumlah kematian ibu
yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian
Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Jumlah ini
menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian.
1
Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan
oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110
kasus, dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus. Secara umum
Angka Kematian Ibu di Provinsi Bali dalam 5 tahun terakhir berada di bawah angka
nasional dan dibawah target yang ditetapkan 100 per 100.000 kelahiran hidup,
namun setiap tahunnya belum bisa diturunkan secara signifikan. Berdasarkan profil
kesehatan Kabupaten Buleleng Tahun 2020, Angka Kematian ibu di Kabupaten
Buleleng pada tahun 2020 adalah 64/100.000 KH, telah memenuhi target RPJMN
2020-2024 sebesar 183/100.000 KH. Adapun penyebab kematian ibu yakni
hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1 kasus, gangguan metabolik sebanyak 3
kasus, dan penyebab lainnya sebanyak 3 kasus.
Selain Angka Kematian Ibu, capaian pelayanan kesehatan dapat dinilai dengan
menggunakan indicator cakupan K1 dan K4. Target untuk K1 yaitu 100% dan K4
98%. Data dari Profil Kesehatan Kabupaten Buleleng (2020), jumlah sasaran ibu
hamil di Kabupaten buleleng sebanyak 10.927 sedangkan yang telah menerima
pelayanan sebanyak 12.259 ibu hamil, sehingga persentase cakupan kunjungan ibu
hamil K-1 di Kabupaten Buleleng sebesar 112,2%, angka ini menunjukkan
peningkatan dibandingkan tahun 2019. Jumlah kunjungan ibu hamil K4 selama
tahun 2020 adalah sebanyak 10.865, sehingga cakupan pelayanan K4 sebesar
99,4%. Pada tahun 2020 jumlah ibu yang persalinannya ditolong oleh tenaga
kesehatan di Kabupaten Buleleng sebanyak 10.948. Sementara itu, capaian cakupan
persalinan di fasilitas kesehatan pada tahun 2020 mencapai 105% dimana terdapat
10,943 ibu yang persalinannya dilakukan di fasilitas kesehatan. Angka tersebut
meningkat dibandingkan tahun 2019 yang hanya 99,4%. Hasil capaian pelayanan
ibu nifas di Kabupaten Buleleng pada tahun 2020 sebesar 103,9% yakni sebanyak
10.837 ibu mendapat pelayanan KF3.
Di wilayah kerja Puskesmas Sukasada I, yaitu pada Desa Panji Anom, dengan
jumlah penduduk 6,365 dan jumlah ibu hamil sebanyak 104, terdapat 5 faktor resiko
tinggi ibu hamil yang terdiri dari, 2 ibu hamil dengan usia ≥ 35 tahun, 2 ibu hamil
dengan multipara, dan 1 ibu hamil dengan anemia.
2
Prawirohardjo menyatakan penyebab utama kematian ibu (mortalitas) yaitu
disebabkan karena perdarahan, infeksi, hipertensi dalam kehamilan, partus macet
dan aborsi, sedangkan penyebab kesakitan ibu (morbiditas) dari ringan sampai berat
berupa komplikasi permanen atau menahun antara lain fistula, inkontensia urin dan
alvi, parut uterus, penyakit radang panggul, palsi dan sindrom Sheehan. Penyebab
utama kematian bayi (mortalitas) yaitu disebabkan karena asfiksia, trauma
kelahiran, infeksi, dan prematuritas, sedangkan penyebab kesakitan bayi
(morbiditas) yaitu antara lain kelainan bawaan hingga cacat (Prawirohadjo,
2014).Menurut Kementerian Kesehatan, penyebab utama kematian ibu adalah
hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum. Penyebab ini dapat
diminimalkan apabila kualitas antenatal care dilaksanakan dengan baik (Kemenkes
RI, 2016).Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat
antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang menderita
diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu (terlalu muda <20 tahun, terlalu tua
> 35 tahun, terlalu dekat jaraknya > 2 tahun, dan terlalu banyak anaknya > 3 orang).
Masalah ini diperberat dengan fakta masih adanya umur perkawinan pertama pada
usia yang amat muda (<20 tahun).
Salah satu upaya pemerintah yang saat ini sedang digalakkan untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada empat pilar Safe
Motherhood. Empat pilar tesebut yaitu: 1) Keluarga berencana, 2) Pelayanan
antenatal care, 3) Persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric essensial. Selain itu,
kebijakan pemerintah dalam menanggulangi kemungkinan faktor resiko agar
terdeteksi secara dini antara lain penggunaan buku KIA, P4K, dan Gerakan Sayang
Ibu. Usaha yang dapat dilakukan sebagai calon tenaga kesehatan adalah
menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan keluarga berencana yang sesuai dengan kewenangan bidan.
Sehingga diharapkan dengan berjalannya program tersebut dapat mencegah
kemungkinan terjadinya resiko dan upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) dapat tercapai serta dapat membantu seorang ibu
dalam proses kehamilan, persalinan dan nifas dalam batas noral dan aman. Upaya
lain yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan bayi yaitu dengan
3
mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu
dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta
diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan
adalah proses persalinan yang dimulai pada kala I sampai kala IV persalinan
(Kemenkes RI, 2016). Puskesmas Sukasada I juga melakukan upaya untuk
menekan angka kesakitan dan kematian akibat kehamilan dengan cara melakukan
skrining atau deteksi dini yang merupakan langkah awal dari perawatan ibu hamil.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memantau cakupan dan mutu pelayanan KIA di Desa Panji Anom
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Memantau pelayanan KIA secara individu melalui kohort
2) Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA Bulan April
3) Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA
4) Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target yang
ditetapkan
5) Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan ditangani secara
intensif berdasarkan besarnya kesenjangan
6) Merencanakan tindak lanjut
7) Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan KIA
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Mampu sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS-KIA).
1.4.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Mahasiswa
4
Mahasiswa dapat menerapkan teori dan menambah keterampilan asuhan
kebidanan, serta menambah wawasan mahasiswa dalam melakukan pendataan
pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA).
2) Bagi Institusi Pendidikan
Asuhan kebidanan ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
informasi awal bagi mahasiswa selanjutnya dan menambah kepustakaan pada
institusi pendidikan.
3) Bagi Tempat Penelitian
Dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan/bidan di
Puskesmas Sukasada I khususnya Puskesmas Pembantu Desa Panji Anom sebagai
tempat penelitian di dalam meningkatkan mutu pelayanan kebidanan terutama
dalam perawatan kesehatan pada perempuan.
4) Bagi Masyarakat
Asuhan kebidanan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber
informasi bagi masyarakat khususnya perempuan, sehingga dapat mencegah
komplikasi yang kemungkinan bisa terjadi pada perempuan.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Prinsip Pengelolaan Program KIA
Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan
pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut :
1) Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua
fasilitas kesehatan.
2) Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan
ke fasilitas kesehatan.
3) Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
4) Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
5) Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.
6) Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan
pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
7) Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
8) Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan.
9) Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.
2.1.1 Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan
(SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
(umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta
intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).
Dalam penerapannya terdiri atas:
6
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2) Ukur tekanan darah.
3) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4) Ukur tinggi fundus uteri.
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila diperlukan.
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8) Test laboratorium (rutin dan khusus).
9) Tatalaksana kasus.
10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
2.1.2 Pertolongan Persalinan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan
yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pada kenyataan
di lapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan dan
dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu secara bertahap
seluruh persalinan akan ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten dan diarahkan ke
fasilitas pelayanan kesehatan. Pada prinsipnya, penolong persalinan harus
memperhatikan hal hal sebagai berikut :
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar.
3. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
4. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
5. Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir.
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan pertolongan
persalinan adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan.
2.1.3 Pelayanan Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk
7
deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan
terhadap ibu nifas dan meningkatkan cakupan KB.
Pelayanan yang diberikan adalah, pemeriksaan tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu, pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus), pemeriksaan
lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya, pemeriksaan payudara dan anjuran
ASI eksklusif 6 bulan, pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali.
2.1.4 Pelayanan Kesehatan Neonatus
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Risiko terbesar kematian neonatus
terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama
kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan
untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Pelayanan
Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan
pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan menggunakan
pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi
dalam keadaan sehat, yang meliputi :
1) Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir
a) Perawatan Tali pusat
b) Melaksanakan ASI Eksklusif
c) Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1
d) Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik Pemberian Imunisasi
Hepatitis B-0
2) Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
a) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri
b) Pemberian Imunisasi Hepatitis B0
c) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
d) Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
2.1.5 Deteksi Dini Faktor Risiko dan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus Oleh
Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat
8
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi
kebidanan. Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal , tetapi tetap
mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh karenanya deteksi dini oleh
tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor risiko dan komplikasi, serta
penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam
penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkannya.
2.1.6 Penanganan Komplikasi Kebidanan
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi
kebidanan untuk mendapat penanganan definitive sesuai standar oleh tenaga
kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Diperkirakan
sekitar 15-20 % ibu hamil akan mengalami komplikasi kebidanan.
Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga
sebelumnya, oleh karenanya semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan
agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan ditangani. Untuk
meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan komplikasi kebidanan maka
diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu memberikan
pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara berjenjang mulai dari
polindes/poskesdes, puskesmas mampu PONED sampai rumah sakit PONEK 24
jam.
Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED
meliputi :
1) Pelayanan obstetri :
a) Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas.
b) Pencegahan dan penanganan Hipertensi dalam Kehamilan (pre-eklampsi
dan eklampsi)
c) Pencegahan dan penanganan infeksi.
d) Penanganan partus lama/macet.
e) Penanganan abortus.
f) Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi rujukan.
2) Pelayanan neonatus :
9
a) Pencegahan dan penanganan asfiksia.
b) Pencegahan dan penanganan hipotermia.
c) Penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR).
d) Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus
ringan sedang.
e) Pencegahan dan penanganan gangguan minum.
f) Stabilisasi komplikasi neonatus untuk dirujuk dan transportasi rujukan.
2.1.7 Pelayanan Neonatus Dengan Komplikasi
Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus
dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan
kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas, puskesmas
PONED, rumah bersalin dan rumah sakit pemerintah/swasta.
Diperkirakan sekitar 15% dari bayi lahir hidup akan mengalami komplikasi
neonatal. Hari Pertama kelahiran bayi sangat penting, oleh karena banyak
perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam
rahim kepada kehidupan di luar rahim. Bayi baru lahir yang mengalami gejala sakit
dapat cepat memburuk, sehingga bila tidak ditangani dengan adekuat dapat terjadi
kematian. Kematian bayi sebagian besar terjadi pada hari pertama, minggu pertama
kemudian bulan pertama kehidupannya. Kebijakan Departemen Kesehatan dalam
peningkatan akses dan kualitas penanganan komplikasi neonatus tersebut antara
lain penyediaan puskesmas mampu PONED dengan target setiap kabupaten/kota
harus mempunyai minimal 4 (empat) puskesmas mampu PONED.
2.1.8 Pelayanan Kesehatan Bayi
Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada
bayi sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi, serta
peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang.
2.1.9 Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual
berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana
10
terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan
mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini
stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan
rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi
sedini mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah yang lebih berat .
2.1.10 Pelayanan KB Berkualitas
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan
menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan
dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kematian Ibu dan menurunkan
tingkat fertilitas (kesuburan) bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak
lebih baik) serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan yang ingin mempunyai
anak. Pelayanan KB bertujuan untuk menunda (merencanakan) kehamilan. Bagi
Pasangan Usia Subur yang ingin menjarangkan dan/atau menghentikan kehamilan.
11
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun dapat diperoleh melalui proyeksi,
dihitung berdasarkan perkiraan jumlah ibu hamil dengan menggunakan rumus :
Angka kelahiran kasar (CBR) yang digunakan adalah angka terakhir CBR
kabupaten/kota yang diperoleh dari kantor perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS)
di kabupaten/kota. Bila angka CBR kabupaten/kota tidak ada maka dapat digunakan
angka terakhir CBR propinsi. CBR propinsi dapat diperoleh juga dari buku Data
Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2007 2011 (Pusat Data
Kesehatan Depkes RI, tahun 2007).
2.2.2 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (Cakupan K4)
Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada
trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui
cakupan pelayanan antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan
menepati waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu
hamil di suatu wilayah, di samping menggambarkan kemampuan manajemen
ataupun kelangsungan program KIA.
12
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛
𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
= 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Jumlah sasaran ibu nifas sama dengan jumlah sasaran ibu bersalin.
2.2.5 Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama (KN 1)
Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan
indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan pelayanan kesehatan neonatal.
13
Jumlah sasaran bayi bisa didapatkan dari perhitungan berdasarkan jumlah
perkiraan (angka proyeksi) bayi dalam satu wilayah tertentu dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Jumlah sasaran bayi = Crude Birth Rate x jumlah penduduk
2.2.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0 28 hari (KN Lengkap)
Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6 48 jam, 1 kali pada
hari ke 3 hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas
dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal.
14
Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan.
Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional kepada ibu hamil
bersalin dan nifas dengan komplikasi.
15
Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 4 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝑑𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
2.2.12 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Sakit yang dilayani dengan
MTBS
Adalah cakupan anak balita (umur 12 59 bulan) yang berobat ke Puskesmas
dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (MTBS) di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Jumlah anak balita sakit diperoleh dari kunjungan balita sakit yang datang
ke puskesmas (register rawat jalan di Puskesmas). Jumlah anak balita sakit yang
mendapat pelayanan standar diperoleh dari format pencatatan dan pelaporan
MTBS.
2.2.13 Cakupan Peserta KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate)
Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) dibandingkan dengan jumlah
pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
16
Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih
aktif memakai alokon terus-menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan
kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.
17
• Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan lengkap (KN lengkap)
• Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan faktor risiko/komplikasi yang
dideteksi oleh masyarakat
• Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani
• Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
• Jumlah bayi 29 hari 12 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sedikitnya
4 kali
• Jumlah anak balita (12-59 bulan) yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sedikitnya 8 kali
• Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
• Jumlah peserta KB aktif
2. Sumber data
Data sasaran berasal dari perkiraan jumlah sasaran (proyeksi) yang dihitung
berdasarkan rumus. Berdasarkan data tersebut, Bidan di Desa bersama dukun
bersalin/bayi dan kader melakukan pendataan dan pencatatan sasaran di wilayah
kerjanya.
Data pelayanan pada umumnya berasal dari :
• Register kohort ibu
• Register kohort bayi
• Register kohort anak balita
• Register kohort KB
2.3.2 Pencatatan Data
1. Data Sasaran
Data sasaran diperoleh sejak saat Bidan memulai pekerjaan di
desa/kelurahan. Seorang Bidan di desa/kelurahan dibantu para kader dan dukun
bersalin/bayi, membuat peta wilayah kerjanya yang mencakup denah jalan, rumah
serta setiap waktu memperbaiki peta tersebut dengan data baru tentang adanya ibu
yang hamil, neonatus dan anak balita.
Data sasaran diperoleh bidan di desa/kelurahan dari para kader dan dukun
bayi yang melakukan pendataan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi dan
anak balita dimana sasaran tersebut diberikan buku KIA dan bagi ibu hamil
18
dipasang stiker P4K di depan rumahnya. Selain itu data sasaran juga dapat diperoleh
dengan mengumpulkan data sasaran yang berasal dari lintas program dan fasilitas
pelayanan lain yang ada di wilayah kerjanya.
2. Data Pelayanan
Bidan di desa/kelurahan mencatat semua detail pelayanan KIA di dalam
kartu ibu, kohort Ibu, kartu bayi, kohort bayi, kohort anak balita, kohort KB, dan
buku KIA. Pencatatan harus dilakukan segera setelah bidan melakukan pelayanan.
Pencatatan tersebut diperlukan untuk memantau secara intensif dan terus menerus
kondisi dan permasalahan yang ditemukan pada para ibu, bayi dan anak di
desa/kelurahan tersebut, antara lain nama dan alamat ibu yang tidak datang
memeriksakan dirinya pada jadwal yang seharusnya, imunisasi yang belum
diterima para ibu, penimbangan anak dan lain lain.
Selain hal tersebut bidan di desa juga mengumpulkan data pelayanan yang
berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah
kerjanya.
2.3.3 Pengolahan Data
Setiap bulan Bidan di desa mengolah data yang tercantum dalam buku
kohort dan dijadikan sebagai bahan laporan bulanan KIA. Bidan Koordinator di
Puskesmas menerima laporan bulanan tersebut dari semua Bd. Desa dan
mengolahnya menjadi laporan dan informasi kemajuan pelayanan KIA bulanan
yang disebut PWS KIA. Informasi per desa/kelurahan dan per kecamatan tersebut
disajikan dalam bentuk grafik PWS KIA yang harus dibuat oleh tiap Bidan
Koordinator.
Langkah pengolahan data adalah:
1) Pembersihan data : melihat kelengkapan dan kebenaran pengisian formulir
yang tersedia.
2) Validasi : melihat kebenaran dan ketepatan data.
3) Pengelompokan : sesuai dengan kebutuhan data yang harus dilaporkan.
Hasil pengolahan data dapat disajikan dalam bentuk :
19
1) Narasi : dipergunakan untuk menyusun laporan atau profil suatu wilayah
kerja, misalnya dalam Laporan PWS KIA yang diserahkan kepada instansi
terkait.
2) Tabulasi : dipergunakan untuk menjelaskan narasi dalam bentuk lampiran.
3) Grafik : dipergunakan untuk presentasi dalam membandingkan keadaan
antar waktu, antar tempat dan pelayanan. Sebagian besar hasil PWS
disajikan dalam bentuk grafik.
4) Peta: dipergunakan untuk menggambarkan kejadian berdasarkan gambaran
geografis.
Puskesmas yang sudah menggunakan komputer untuk mengolah data KIA
maka data dari kartu-kartu pelayanan bidan di desa/kelurahan, dimasukkan ke
dalam komputer sehingga proses pengolahan data oleh bidan di desa/kelurahan
dan bidan koordinator Puskesmas akan terbantu dan lebih cepat.
2.3.4 Pembuatan Grafik PWS KIA
PWS KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang dipakai,
yang juga menggambarkan pencapaian tiap desa/kelurahan dalam tiap bulan.
Dengan demikian tiap bulannya dibuat 13 grafik, yaitu :
1. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-1 (K1).
2. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-4 (K4).
3. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn).
4. Grafik cakupan kunjungan nifas (KF).
5.Grafik deteksi faktor risiko/komplikasi oleh masyarakat.
6. Grafik penanganan komplikasi obsetrik (PK).
7. Grafik cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1).
8. Grafik cakupan kunjungan neonatal lengkap (KNL).
9. Grafik penanganan komplikasi neonatal (NK).
10. Grafik cakupan kunjungan bayi (KBy).
11. Grafik cakupan pelayanan anak balita (KBal).
12. Grafik cakupan pelayanan anak balita sakit (BS).
13. Grafik cakupan pelayanan KB (CPR).
20
Semuanya itu dipakai untuk alat pemantauan program KIA, sedangkan
grafik cakupan K4, PN, KF/KN, PK, NK, KBy, KBal dan grafik cakupan pelayanan
KB (CPR) seperti telah diuraikan dalam Bab III, dapat dimanfaatkan juga untuk alat
advokasi dan komunikasi lintas sektor.
21
1) Mengidentifikasi kasus/masalah secara individu selama masa hamil,
bersalin, masa nifas, neonatus, bayi dan balita. Masalah yang ditelusuri :
• Perkembangan kesehatan setiap ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus,
bayi dan anak balita
• Kesiapan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi setiap
ibu hamil
• Faktor risiko dan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, bayi
baru lahir dan anak balita
• Menilai kualitas pelayanan yang diberikan
• Kematian ibu dan bayi
2) Membangun perencanaan berdasarkan masalah yang spesifik
Seorang bidan harus mencatat setiap ibu hamil, bayi baru lahir (neonatus),
bayi dan anak balita, yang ada di desanya. Sehingga setiap bulan dia dapat
melakukan analisis dan penelusuran data di desanya. Bidan harus mengaitkan
data dari kohort ibu, kohort bayi dan kohort anak balita untuk pendataan sadaran
maupun cakupan pelayanan, jika jumlah sasaran bayi di wilayahnya tidak sesuai
dengan sasaran bayi, perlu ditelusuri apakah ada kematian, ada persalinan di
tolong tenaga kesehatan luar wilayah atau ada bayi baru pindah atau sebab yang
lain. Notifikasi risiko tinggi pada ibu hamil selain perlu lebih diperhatikan
ibunya juga bayinya, dalam tatalaksana dan renca tindak lanjut juga
memperhatikan bayinya, jia dideteksi gawat janin, prematur atau BBLR harus
disarankan persalinan di fasilitas yang memadai.
2.4.3 Rencana Tindak Lanjut
Bagi kepentingan program, analisis PWS KIA ditujukan untuk menghasilkan
suatu keputusan tindak lanjut teknis dan non-teknis bagi puskesmas. Keputusan
tersebut harus dijabarkan dalam bentuk rencana operasional jangka pendek untuk
dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi sesuai dengan spesifikasi daerah.
22
penyelenggaraan program KIA, di semua tingkatan administrasi pemerintah, baik
yang bersifat teknis program maupun yang bersifat koordinatif nonteknis dan lintas
sektoral.
2.5.1 Langkah langkah dalam pelembagaan PWS KIA
Dalam upaya pelembagaan PWS KIA dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Penunjukkan petugas pengolahan data di tiap tingkatan, untuk menjaga
kelancaran pengumpulan data.
2) Pemanfaatan pertemuan lintas program
Penyajian PWS KIA pada pertemuan teknis bulanan ditingkat puskesmas
(mini lokakarya) dan kabupaten/kota (pertemuan bulanan dinas kesehatan
kabupaten/kota), untuk menginformasikan hasil yang telah dicapai,
identifikasi masalah, merencanakan perbaikan serta menyusun rencana
operasional periode berikutnya. Pada pertemuan tersebut wilayah yang
berhasil diminta untuk mempresentasikan upayanya.
3) Pemantauan PWS KIA untuk meyakinkan lintas sektoral
PWS disajikan serta didiskusikan pada pertemuan lintas sektoral ditingkat
kecamatan dan kabupaten / kota, untuk mendapatkan dukungan dalam
pemecahan masalah dan agar masalah operasional yang dihadapi dapat
dipahami bersama, terutama yang berkaitan dengan motivasi dan
penggerakan masyarakat sasaran.
4) Pemanfaatan PWS KIA sebagai bahan Musrenbang desa dan
kabupaten/kota
Musrenbang adalah suatu proses perencanaan di tingkat desa dan
kabupaten/kota. Bidan di desa dapat memberikan masukan berdasarkan
hasil PWS KIA kepada tim musrenbang.
2.5.2 Pemanfaatan Indikator Pemantauan
Dalam upaya melibatkan lintas sektor terkait, khususnya para aparat setempat,
dipergunakan indikator indikator yang terpilih untuk menggambarkan wilayahnya
yaitu :
1) Cakupan K4, yang menggambarkan kualitas pelayanan KIA
23
2) Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN), yang menggambarkan
tingkat keamanan persalinan
3) Cakupan penanganan komplikasi kebidanan
4) Cakupan kunjungan nifas/neonatus
5) Cakupan penanganan komplikasi neonatus
6) Cakupan kunjungan bayi
7) Cakupan kunjungan balita
8) Cakupan pelayanan KB aktif
Penyajian indikator indikator tersebut kepada lintas sektor ditujukan sebagai
alat advokasi, informasi dan komunikasi dalam menyampaikan kemajuan maupun
permasalahan operasional program KIA, sehingga para aparat dapat memahami
program KIA dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan.
Indikator pemantauan ini dapat dipergunakan dalam berbagai pertemuan lintas
sektor di semua tingkat administrasi pemerintah secara berkala dan disajikan setiap
bulan, untuk melihat kemajuan suatu wilayah. Bagi wilayah yang cakupannya
masih rendah diharapkan lintas sektor dapat menindak lanjuti sesuai kebutuhan
dengan menggerakkan masyarakat dan menggali sumber daya setempat yang
diperlukan.
2.5.3 Pembinaan Melalui Supervisi
Supervisi yang terarah dan berkelanjutan merupakan sistem pembinaan yang
efektif bagi pelembagaan PWS. Dalam pelaksanaannya supervisi dilaksanakan
dengan pengisian checklist yang akan digunakan dalam supervisi ditingkat
puskesmas dan kabupaten, untuk kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti.
24
Pemantauan kegiatan PWS KIA dapat dilakukan melalui laporan kegiatan PWS
KIA bulanan dengan melihat kelengkapan data PWS KIA berikut dengan : 1. Hasil
Analisis indikator PWS KIA, antara lain : grafik hasil cakupan, hasil penelusuran
dll 2. Rencana tindak lanjut berupa jadwal rencana kegiatan.
Data PWS KIA yang dilaporkan dimasing masing tingkatan adalah :
1) Di tingkat Desa untuk dilaporkan ke Puskesmas setiap bulan
Register KIA
Rekapitulasi Kohort KB
2) Di tingkat puskesmas untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota
setiap bulan
LB 3 KIA
LB 3 Gizi
LB 3 Imunisasi
Rekapitulasi Kohort KB
3) Di tingkat kabupaten/propinsi untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Propinsi/Departemen Kesehatan setiap 3 bulan
Lampiran 1 berisi laporan pelayanan antenatal care
Lampiran 2 berisi laporan pelayanan persalinan dan nifas
Lampiran 3 berisi laporan sarana pelayanan kesehatan dasar
Lampiran 4 berisi laporan kematian ibu dan neonatal
Lampiran 5 berisi laporan sarana pelayanan kesehatan rujukan
Lampiran 6 berisi laporan pelayanan Antenatal yang terintegrasi dengan
program lain seperti PMTCT pada Ibu penderita HIV/AIDS dan malaria
dalam kehamilan
Lampiran 7 berisi laporan Keluarga Berencana
Lampiran 8 berisi laporan diagnosa dan tindakan pasien terhadap
perempuan dan anak yang mengalami kekerasan
Untuk mempermudah mendapatkan laporan dari tingkat bidan di desa,
Puskesmas, kabupaten, maupun propinsi, kini proses pencatatan, pengolahan dan
25
pelaporan dapat dilakukan secara komputerisasi yang prosesnya dimulai dari
tingkat bidan di desa.
Proses komputerisasi ini merupakan proses pengisian kartu ibu dan kartu bayi
secara langsung dari lapangan yang dilakukan oleh bidan di desa dan diserahkan
kepada data operator di tingkat puskesmas. Setelah data masuk di tingkat
Puskesmas dan di olah secara komputerisasi, Bidan di desa, Bidan koordinator dan
kepala Puskesmas dapat dengan mudah dan langsung melihat data secara cepat
setiap bulan dan menggunakan data tersebut untuk meningkatkan kualitas program
KIA.
Laporan yang keluar dari tingkat puskesmas akan diproses sedemikian rupa pula
untuk dapat menjadi konsumsi di tingkat kabupaten, propinsi dan pusat. Secara
lengkap proses operasional sistim komputerisasi dari PWS KIA ini dapat dilihat
pada modul operasional komputerisasi PWS KIA yang ada di dalam Software PWS
KIA.
26
BAB III
LAPORAN HASIL
3.1 Gambaran Tempat Praktek/Desa
Praktik Manajemen KIA di Komunitas ini dilaksanakan di Desa Panji Anom
Wilayah Kerja Puskesmas Sukasada I, yang ditempatkan di Puskesmas Pembantu
Panji Anom. Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Desa
Panji Anom.
Lokasi ini dipilih karena, pemukiman rumah masyarakat yang cukup jauh
dari pelayanan kesehatan dan akses jalan yang kurang memadai, sehingga perlu
diberikan pemberian kesehatan melalui kunjungan rumah agar masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai khususnya pelayanan kesehatan
ibu dan anak.
3.2 Hasil
3.2.1 Pelayanan Antenatal (Cakupan K1)
A. Data Sasaran Ibu Hamil
No Nama Jumlah Sasaran Data Pelayanan K1
Dusun Penduduk Ibu Maret April Komulatif Jan-Apr
(jiwa) 2022 2022 2022
1. Batupulu 1.160 19 0 4 8
2. Lebah 1.465 24 7 1 8
Siung
3. Pancoran 1.260 20 0 2 7
4. Abasan 2.480 40 3 3 11
5. Puskesmas 6.365 105 10 10 34
27
Dusun Cakupan K1 Komulatif
Lebah 7 1 8
Siung 𝑥 100% = 29,1% 𝑥 100% = 4,1% 𝑥 100% = 33,3%
24 24 24
Pancoran 0 2 7
𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 10% 𝑥 100% = 35%
20 20 20
Abasan 3 3 11
𝑥 100% = 7,5% 𝑥 100% = 7,5% 𝑥 100% = 27,5%
40 40 40
Puskesmas 10 10 34
𝑥 100% = 9,5% 𝑥 100% = 9,5% 𝑥 100% = 32,3%
105 105 105
28
Des-99,6%
Nov-91,3%
Okt-83%
Sep-74,7%
Ags-66,4%
Juli-51,9%
Juni-49,8%
Mei-41,5% 33,2%
April-33,2%
Mar-24,9%
Feb-16,6%
Jan-8,3%
Komulatif 42,1 33,3 35 27,5 32,3
%Bulan Ini 21 4,1 10 7,5 9,5
%Bulan Lalu 0 29,1 0 7,5 9,5
Trend ↑ ↓ ↑ ─ ─
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisis Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Kurang
Siung
Pancoran + + Baik
Abasan + + Kurang
E. Permasalahan
Dusun Status Dusun Masalah
Lebah Siung Kurang 1. Kurangnya pemahaman masyarakat
tentang pentingnya pemeriksaan di awal
kehamilan.
2. Jarak tempuh menuju pelayanan kesehatan
jauh, sehingga masyarakat enggan untuk
melakukan pemeriksaan ANC.
29
3. Kurangnya pemahaman masyarakat terkait
dengan program jaminan kesehatan dari
Pemerintah, dimana masyarakat masih
beranggapan jika melakukan pemeriksaan
akan mengeluarkan biaya yang besar.
Abasan Kurang 1. Kurangnya pemahaman masyarakat
tentang pentingnya pemeriksaan di awal
kehamilan.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat terkait
dengan program jaminan kesehatan dari
Pemerintah, dimana masyarakat masih
beranggapan jika melakukan pemeriksaan
akan mengeluarkan biaya yang besar.
30
3. Melakukan penyuluhan pada
calon ibu hamil tentang
pentingnya pemeriksaan di awal
kehamilan.
Jarak tempuh menuju pelayanan 1. Melakukan kunjungan rumah
kesehatan jauh, sehingga masyarakat ke setiap ibu hamil.
enggan untuk melakukan pemeriksaan 2. Bekerja sama dengan kader
ANC. untuk mengajak ibu hamil
datang ke posyandu untuk
pemeriksaan kehamilan.
3. Mengoptimalkan pelayanan
antenatal care di posyandu di
setiap dusun.
Kurangnya pemahaman masyarakat 1. Berkoordinasi dan bekerja sama
terkait dengan program jaminan dengan tokoh masyarakat dan
kesehatan dari Pemerintah, dimana kader unutk melakukan
masyarakat masih beranggapan jika penyuluhan.
melakukan pemeriksaan akan 2. Melakukan penyuluhan dengan
mengeluarkan biaya yang besar. masyarakat tentang program
jaminan kesehatan dari
Pemerintah.
31
mendapatkan pelayanan ANC sesuai
dengan standar (10T).
Lebah 1 1 6
Siung 𝑥 100% = 4,1% 𝑥 100% = 4,1% 𝑥 100% = 25%
24 24 24
Pancoran 4 4 13
𝑥 100% = 20% 𝑥 100% = 20% 𝑥 100% = 65%
20 20 20
Abasan 2 2 11
𝑥 100% = 5% 𝑥 100% = 5% 𝑥 100% = 27,5%
40 40 40
Puskesmas 10 10 43
𝑥 100% = 9,5% 𝑥 100% = 9,5% 𝑥 100% = 40,95%
105 105 105
32
C. Grafik PWS-KIA Cakupan K4
Rumus :
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 100
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Maka, target cakupan K4 per bulan :
98%
= 8,1%
12
Target cakupan K4 bulan Januari-April
8,1% x 4 = 32,4%
Des-97,2%
Nov-89,1%
Okt-81%
Sep-72,9%
Ags-64,8%
Juli-56,7%
Juni-48,6%
Mei-40,5% 32,4%
April-32,4%
Mar-24,3%
Feb-16,2%
Jan-8,1%
Komulatif 68,4 25 65 27,5 40,95
%Bulan Ini 15,7 4,1 20 5 9,5
%Bulan Lalu 15,7 4,1 20 5 9,5
Trend ─ ─ ─ ─ ─
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisis Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Kurang
Siung
Pancoran + + Baik
Abasan + + Kurang
33
E. Permasalahan
Dusun Status Dusun Masalah
Lebah Siung Kurang 1. Kurangnya pemahaman masyarakat
tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan, sehingga masyarakat hanya
akan melakukan pemeriksaan apabila
mengalami keluhan dan mendekati
persalinan.
2. Jarak tempuh menuju pelayanan kesehatan
jauh, sehingga masyarakat enggan untuk
melakukan pemeriksaan ANC.
3. Kurangnya pemahaman masyarakat terkait
dengan program jaminan kesehatan dari
Pemerintah, dimana masyarakat masih
beranggapan jika melakukan pemeriksaan
akan mengeluarkan biaya yang besar.
Abasan Kurang 1. Kurangnya pemahaman masyarakat
tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan, sehingga masyarakat hanya
akan melakukan pemeriksaan apabila
mengalami keluhan dan mendekati
persalinan.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat terkait
dengan program jaminan kesehatan dari
Pemerintah, dimana masyarakat masih
beranggapan jika melakukan pemeriksaan
akan mengeluarkan biaya yang besar.
34
F. Rencana Tindak Lanjut di Tingkat Puskesmas
1. Melakukan perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan PWS-KIA
(validasi data).
2. Mengusahakan ibu hamil untuk rutin kontrol ke tenaga kesehatan
3. Melakukan kunjungan rumah oleh bidan ke setiap rumah ibu hamil
4. Berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan kader agar ibu hamil periksa
ke tenaga kesehatan secara teratur.
5. Berkoordinasi dengan tokoh masyarakat untuk penyelenggaraan
penyuluhan.
G. Rencana Tindak Lanjut di Tingkat Bidan Desa
Masalah Rencana Tindak Lanjut
Kurangnya pemahaman masyarakat 1. Melakukan pendataan jumlah
tentang pentingnya pemeriksaan ibu hamil di setiap dusun.
kehamilan, sehingga masyarakat 2. Berkoordinasi dengan tokoh
hanya akan melakukan pemeriksaan masyaraakat, dan kader untuk
apabila mengalami keluhan dan penyelenggaraan penyuluhan.
mendekati persalinan. 3. Melakukan penyuluhan tentang
pentingnya melakukan control
rutin ke tenaga kesehatan serta
mengenai tanda bahaya selama
kehamilan.
Jarak tempuh menuju pelayanan 1. Melakukan kunjungan rumah
kesehatan jauh, sehingga masyarakat ke setiap ibu hamil.
enggan untuk melakukan pemeriksaan 2. Bekerja sama dengan kader
ANC. untuk mengajak ibu hamil
datang ke posyandu untuk
pemeriksaan kehamilan.
3. Mengoptimalkan pelayanan
antenatal care di posyandu di
setiap dusun.
35
Kurangnya pemahaman masyarakat 1. Berkoordinasi dan bekerja sama
terkait dengan program jaminan dengan tokoh masyarakat dan
kesehatan dari Pemerintah, dimana kader unutkp melakukan
masyarakat masih beranggapan jika penyuluhan.
melakukan pemeriksaan akan 2. Melakukan enyuluhan dengan
mengeluarkan biaya yang besar. masyarakat tentang program
jaminan kesehatan dari
Pemerintah.
36
B. Presentasi Capaian Pn Pada Bulan April Serta Komulatif Bulan Januari-April
2022
Rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛
𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
= 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Lebah 0 1 2
Siung 𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 4,3% 𝑥 100% = 8,6%
23 23 23
Pancoran 2 2 4
𝑥 100% = 10,5% 𝑥 100% = 10,5% 𝑥 100% = 21%
19 19 19
Abasan 4 4 15
𝑥 100% = 10,2% 𝑥 100% = 10,2% 𝑥 100% = 38,4%
39 39 39
Puskesmas 9 10 34
𝑥 100% = 9% 𝑥 100% = 10% 𝑥 100% = 34%
100 100 100
37
Des-94,8%
Nov-86,9%
Okt-79%
Sep-71,1%
Ags-63,2%
Juli-55,3%
Juni-47,4%
Mei-39,5% 31,6%
April-31,6%
Mar-23,7%
Feb-15,8%
Jan-7,9%
Komulatif 72,2 8,6 21 38,4 34
%Bulan Ini 16,6 4,3 10,5 10,2 10
%Bulan Lalu 16,6 0 10,5 10,2 9
Trend ─ ↑ ─ ─ ↑
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisis Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Cukup
Siung
Pancoran + + Kurang
Abasan + + Baik
E. Permasalahan
Dusun Status Dusun Masalah
Pancoran Kurang 1. Kepercayaan masyarakat yang masih
percaya dengan dukun beranak sebagai
penolong persalinan.
2. Adanya rumor di masyarakat jika bersalin
ditolong dengan tenaga kesehatan akan
dilakukan operasi sesar.
3. Kurangnya pemahaman masyarakat terkait
dengan program jaminan kesehatan dari
Pemerintah, dimana masyarakat masih
38
beranggapan jika melakukan persalinan
dibantu tenaga kesehatan akan
mengeluarkan biaya yang besar.
39
kesehatan akan dilakukan operasi penyelenggaraan penyuluhan
caesar. mengenai tanda bahaya dan
komplikasi persalinan.
2. Melakukan penyuluhan
mengenai tanda bahaya dan
komplikasi persalinan.
Kurangnya pemahaman masyarakat 1. Berkoordinasi dan bekerja sama
terkait dengan program jaminan dengan tokoh masyarakat dan
kesehatan dari Pemerintah, dimana kader unutk melakukan
masyarakat masih beranggapan jika penyuluhan.
melakukan persalinan dibantu tenaga 2. Melakukan penyuluhan dengan
kesehatan akan mengeluarkan biaya masyarakat tentang program
yang besar. jaminan kesehatan dari
Pemerintah.
40
hamil. 70% ibu hamil yang hadir
mengerti dengan materi penyuluhan
yang diberikan.
B. Presentasi Capaian KF3 Pada Bulan April Serta Komulatif Bulan Januari-April
2022
Rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑏𝑢 𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 3 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎
𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 = 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Batupulu 3 3 12
𝑥 100% = 16,6% 𝑥 00% = 16,6% 𝑥 100% = 66,6%
18 18 18
Lebah Siung 1 0 2
𝑥 100% = 4,3% 𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 8,6%
23 23 23
Pancoran 0 2 3
𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 10,5% 𝑥 100% = 15,7%
19 19 19
Abasan 3 4 15
𝑥 100% = 7,6% 𝑥 100% = 10,2% 𝑥 100% = 38,4%
39 39 39
Puskesmas 7 9 32
𝑥 100% = 7% 𝑥 100% = 9% 𝑥 100% = 32%
100 100 100
41
C. Grafik PWS-KIA Cakupan KF3
Rumus :
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 100
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Maka, target cakupan KF3 per bulan :
95%
= 7,9%
12
Target cakupan KF3 bulan Januari-April
7,9% x 4 = 31,6%
Des-94,8%
Nov-86,9%
Okt-79%
Sep-71,1%
Ags-63,2%
Juli-55,3%
Juni-47,4%
Mei-39,5% 31,6%
April-31,6%
Mar-23,7%
Feb-15,8%
Jan-7,9%
Komulatif 66,6 8,6 15,7 38,4 32
%Bulan Ini 16,6 0 10,5 10,2 9
%Bulan Lalu 16,6 4,3 0 7,6 7
Trend ─ ↓ ↑ ↑ ↑
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisis Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Jelek
Siung
Pancoran + + Cukup
Abasan + + Baik
42
E. Permasalahan
Dusun Status Dusun Masalah
Lebah Siung Jelek 1. Kurangnya pemahaman masyarakat
tentang pentingnya pemeriksaan pasca
persalinan, sehingga masyarakat merasa
tidak perlu untuk kontrol nifas dan
menganggap dirinya sehat karena sudah
bersalin.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat
tentang tanda bahaya masa nifas, sehingga
hanya akan melakukan pemeriksaan
apabila mengalami keluhan.
3. Jarak tempuh menuju pelayanan kesehatan
jauh, sehingga masyarakat enggan untuk
melakukan kunjungan nifas.
4. Kurangnya pemahaman masyarakat terkait
dengan program jaminan kesehatan dari
Pemerintah, dimana masyarakat masih
beranggapan jika melakukan pemeriksaan
akan mengeluarkan biaya yang besar.
43
G. Rencana Tindak Lanjut di Tingkat Bidan Desa
Masalah Rencana Tindak Lanjut
Kurangnya pemahaman masyarakat 1. Melakukan pendataan jumlah
tentang pentingnya pemeriksaan ibu nifas yang mendapatkan
pasca persalinan, sehingga pelayanan sebanyak 3 kali.
masyarakat merasa tidak perlu untuk 2. Berkoordinasi dengan tokoh
kontrol nifas dan menganggap dirinya masyaraakat, dan kader untuk
sehat karena sudah bersalin. penyelenggaraan penyukuhan
tentang pentingnya pemeriksaan
pasca persalinan.
3. Melakukan penyuluhan tentang
pentingnya pemeriksaan pasca
persalinan.
Kurangnya pemahaman masyarakat 1. Berkoordinasi dengan tokoh
tentang tanda bahaya masa nifas, masyaraakat, dan kader untuk
sehingga hanya akan melakukan penyelenggaraan penyuluhan
pemeriksaan apabila mengalami mengenai tanda bahaya masa
keluhan. nifas.
2. Melakukan penyuluhan
mengenai tanda bahaya masa
nifas.
Jarak tempuh menuju pelayanan 1. Melakukan kunjungan rumah ke
kesehatan jauh, sehingga masyarakat setiap ibu nifas.
enggan untuk melakukan kunjungan
nifas.
44
masyarakat masih beranggapan jika kader unutk melakukan
melakukan pemeriksaan akan penyuluhan.
mengeluarkan biaya yang besar. 2. Melakukan penyuluhan dengan
masyarakat tentang program
jaminan kesehatan dari
Pemerintah
45
B. Presentase Capaian KN1 pada Bulan April serta Komulatif Bulan Januari-April
2022
Rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑒𝑜𝑛𝑎𝑡𝑢𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎
6 − 48 𝑗𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟 𝑑𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 = 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Lebah 0 1 2
Siung 𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 4,7% 𝑥 100% = 9,5%
21 21 21
Pancoran 2 2 4
𝑥 100% = 11,1% 𝑥 100% = 11,1% 𝑥 100% = 22,2%
18 18 18
Abasan 4 4 15
𝑥 100% = 10,8% 𝑥 100% = 10,8% 𝑥 100% = 40,5%
37 37 37
Puskesmas 9 10 34
𝑥 100% = 9,4% 𝑥 100% = 10,5% 𝑥 100% = 35,7%
95 95 95
46
Des-99,6%
Nov-91,3%
Okt-83%
Sep-74,7%
Ags-66,4%
Juli-51,9%
Juni-49,8%
Mei-41,5% 33,2%
April-33,2%
Mar-24,9%
Feb-16,6%
Jan-8,3%
Komulatif 76,4 9,5 22,2 40,5 35,7
%Bulan Ini 17,6 4,7 11,1 10,8 10,5
%Bulan Lalu 17,6 0 11,1 10,8 9,4
Trend ─ ↑ ─ ─ ↑
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisis Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Cukup
Siung
Pancoran + + Kurang
Abasan + + Baik
E. Permasalahan
Dusun Status Dusun Masalah
Pancoran Kurang 1. Masih ada masyarakat yang bersalin tidak
ditolong oleh tenaga kesehatan sehingga
pelayanan KN 1 tidak terlaksana.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang
pentingnya pemeriksaan bayi baru lahir
47
F. Rencana Tindak Lanjut di Tingkat Puskesmas
1. Melakukan perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan PWS-KIA
(validasi data).
2. Mengusahakan ibu dan bayi datang ke tenaga kesehatan untuk melakukan
kontrol.
3. Melakukan kunjungan rumah oleh bidan ke setiap rumah ibu nifas dan
bayi.
4. Berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan kader agar ibu dan bayi
periksa ke tenaga kesehatan secara teratur.
5. Berkoordinasi dengan tokoh masyarakat untuk penyelenggaraan
penyuluhan.
G. Rencana Tindak Lanjut di Tingkat Bidan Desa
Masalah Rencana Tindak Lanjut
Masih ada masyarakat yang bersalin 1. Melakukan pendataan jumlah
tidak ditolong oleh tenaga kesehatan bayi yang mendapatkan
sehingga pelayanan KN 1 tidak pelayanan KN 1.
terlaksana. 2. Bekerjasama dengan tokoh
masyarakat dan kader untuk
mengajak masyarakat agar
bersalin di tolong oleh tenaga
kesehatan, melihat pentingnya
asuhan ibu dan bayi baru lahir.
Kurangnya pemahaman masyarakat 1. Berkoordinasi dengan tokoh
tentang pentingnya pemeriksaan bayi. masyarakat, dan kader untuk
penyelenggaraan penyuluhan
tentang pentingnya
pemeriksaan bayi baru lahir
(KN1)
2. Melakukan penyuluhan tentang
pentingnya pemeriksaan bayi
48
baru lahir dan menjelaskan
tentang tanda bahaya pada bayi
yang kemungkinan akan
menimbulkan komplikasi.
B. Presentase Capaian KNL pada Bulan April serta Komulatif Bulan Januari-April
2022
Rumus
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑒𝑜𝑛𝑎𝑡𝑢𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 3 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑘𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑜𝑛𝑎𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎
𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 = 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
49
Dusun Cakupan KNL Komulatif
Lebah 1 0 2
Siung 𝑥 100% = 4,7% 𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 9,5%
21 21 21
Pancoran 0 2 3
𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 11,1% 𝑥 100% = 16,6%
18 18 18
Abasan 3 4 15
𝑥 100% = 8,1% 𝑥 100% = 10,8% 𝑥 100% = 40,5%
37 37 37
Puskesmas 7 9 32
𝑥 100% = 7,3% 𝑥 100% = 9,5% 𝑥 100% = 33,6%
95 95 95
50
Des-97,2%
Nov-89,1%
Okt-81%
Sep-72,9%
Ags-64,8%
Juli-56,7%
Juni-48,6%
Mei-40,5% 32,4%
April-32,4%
Mar-24,3%
Feb-16,2%
Jan-8,1%
Komulatif 70,5 9,5 16,6 40,5 33,6
%Bulan Ini 17,6 0 11,1 10,8 9,5
%Bulan Lalu 17,6 4,7 0 8,1 7,3
Trend ─ ↓ ↑ ↑ ↑
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisis Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Jelek
Siung
Pancoran + + Cukup
Abasan + + Baik
E. Permasalahan
Dusun Status Dusun Masalah
Lebah Siung Jelek 1. Kepercayaan masyarakat tentang bayi yang
belum boleh keluar rumah sebelum pupus
pusar atau sebelum 7 hari setelah lahir
(KN2).
2. Masyarakat merasa tidak perlu untuk
melakukan kontrol bayinya sebanyak 3 kali
51
karena dirasa bayinya tidak mengalami
keluhan dan tidak ada kelainan.
52
mengalami keluhan dan tidak ada tentang pentingnya pemeriksaan
kelainan bayi baru lahir sedikitnya
sebanyak 3 kali.
2. Melakukan penyuluhan tentang
pentingnya pemeriksaan bayi
baru lahir sedikitnya sebanyak 3
kali.
53
Dusun Cakupan Faktor Resiko Komulatif
Lebah Siung 1 0 2
𝑥 100% = 20,8% 𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 41,6%
20%𝑥24 20%𝑥24 20%𝑥24
Pancoran 0 1 3
𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 25% 𝑥 100% = 75%
20%𝑥20 20%𝑥20 20%𝑥20
Abasan 0 2 5
𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 25% 𝑥 100% = 62,5%
20%𝑥40 20%𝑥40 20%𝑥40
Puskesmas 5 7 16
𝑥 100 = 23,8% 𝑥 100% = 33,3% 𝑥 100% = 76,1%
20%𝑥105 20%𝑥105 20%𝑥105
54
Des-60%
Nov-55%
Okt-50%
Sep-45%
Ags-40%
Juli-35%
Juni-30%
Mei-25% 20%
April-20%
Mar-15%
Feb-10%
Jan-5%
Komulatif 105,2 41,6 75 62,5 76,1
%Bulan Ini 52,6 0 25 25 33,3
%Bulan Lalu 26,3 20,8 0 0 23,8
Trend ↑ ↓ ↑ ↑ ↑
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisis Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Kurang
Siung
Pancoran + + Baik
Abasan + + Baik
E. Permasalahan
Dusun Status Dusun Masalah
Lebah Siung Kurang 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang faktor resiko pada ibu hamil,
bersalin dan nifas.
55
3. Melakukan kunjungan rumah oleh bidan ke setiap rumah bumil, bulin dan
bufas.
4. Berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan kader agar bumil, bulin dan
bufas periksa ke tenaga kesehatan secara teratur.
5. Berkoordinasi dengan tokoh masyarakat untuk penyelenggaraan
penyuluhan.
56
3.2.8 Jumlah Kasus Obstetric Yang Ditangani
A. Data Sasaran
No Nama Jumlah Sasaran Data Pelayanan
Dusun Penduduk Ibu Maret April Komulatif Jan-Apr
(jiwa) 2022 2022 2022
1. Batupulu 1.160 19 0 0 2
2. Lebah 1.465 24 0 0 3
Siung
3. Pancoran 1.260 20 0 0 2
4. Abasan 2.480 40 1 2 4
5. Puskesmas 6.365 105 1 2 12
Lebah Siung 0 0 3
𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 62,5%
20%𝑥24 20%𝑥24 20%𝑥24
Pancoran 0 0 2
𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 50%
20%𝑥20 20%𝑥20 20%𝑥20
Abasan 1 2 4
𝑥 100% = 12,5% 𝑥 100% = 25% 𝑥 100% = 50%
20%𝑥40 20%𝑥40 20%𝑥40
Puskesmas 1 2 12
𝑥 100 = 4,76% 𝑥 100% = 9,5% 𝑥 100% = 57,1%
20%𝑥105 20%𝑥105 20%𝑥105
57
C. Grafik PWS-KIA Cakupan Pelayanan Obstetric
Rumus :
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 100
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Maka, target cakupan pelayanan obstetric per bulan :
80%
= 6,6%
12
Target cakupan pelayanan obstetric bulan Januari-April
6,6% x 4 = 26,4%
Des-79,2%
Nov-72,6%
Okt-66%
Sep-59,4%
Ags-52,8%
Juli-46,2%
Juni-39,6%
Mei-33% 26,4%
April-26,4%
Mar-19.8%
Feb-13,2%
Jan-6,6%
Komulatif 52,6 62,5 50 50 57,1
%Bulan Ini 0 0 0 25 9,5
%Bulan Lalu 0 0 0 12,5 4,76
Trend ─ ─ ─ ↑ ↑
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisis Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Baik
Siung
Pancoran + + Baik
Abasan + + Baik
58
3.2.9 Jumlah Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani
A. Data Sasaran
No Nama Jumlah Sasaran Data Pelayanan
Dusun Penduduk Bayi Maret April Komulatif Jan-Apr
(jiwa) 2022 2022 2022
1. Batupulu 1.160 17 0 0 1
2. Lebah 1.465 21 0 0 1
Siung
3. Pancoran 1.260 18 0 0 1
4. Abasan 2.480 37 1 2 4
5. Puskesmas 6.365 95 1 2 9
Lebah Siung 0 0 1
𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 31,7%
15%𝑥21 15%𝑥21 15%𝑥21
Pancoran 0 0 1
𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 0% 𝑥 100% = 37%
15%𝑥18 15%𝑥18 15%𝑥18
Abasan 1 2 4
𝑥 100% = 18% 𝑥 100% = 36% 𝑥 100% = 72%
15%𝑥37 15%𝑥37 15%𝑥37
Puskesmas 1 2 9
𝑥 100 = 7,01% 𝑥 100% = 14,03% 𝑥 100% = 63,1%
15%𝑥95 15%𝑥95 15%𝑥95
59
C. Grafik PWS-KIA Cakupan Pelayanan Neonatus Komplikasi
Rumus :
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 100
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Maka, target cakupan neonatus komplikasi per bulan :
80%
= 6,6%
12
Target cakupan neonatus komplikasi bulan Januari-April
6,6% x 4 = 26,4%
Des-79,2%
Nov-72,6%
Okt-66%
Sep-59,4%
Ags-52,8%
Juli-46,2%
Juni-39,6%
Mei-33% 26,4%
April-26,4%
Mar-19.8%
Feb-13,2%
Jan-6,6%
Komulatif 39,2 31,7 37 72 63,1
%Bulan Ini 0 0 0 36 14,03
%Bulan Lalu 0 0 0 18 7,01
Trend ─ ─ ─ ↑ ↑
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisis Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Baik
Siung
Pancoran + + Baik
Abasan + + Baik
60
3.2.10 Jumlah Bayi 29 Hari-12 Bulan Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan
Sedikitnya 4 Kali
A. Data Sasaran
No Nama Jumlah Sasaran Data Pelayanan Bayi
Dusun Penduduk Bayi Maret April Komulatif Jan-Apr
(jiwa) 2022 2022 2022
1. Batupulu 1.160 17 3 3 13
2. Lebah 1.465 21 3 3 11
Siung
3. Pancoran 1.260 18 2 2 8
4. Abasan 2.480 37 3 3 12
5. Puskesmas 6.365 95 11 11 44
Lebah 3 3 11
Siung 𝑥 100% = 14,2% 𝑥 100% = 14,2% 𝑥 100% = 52,3%
21 21 21
Pancoran 2 2 8
𝑥 100% = 11,1% 𝑥 100% = 11,1% 𝑥 100% = 44,4%
18 18 18
Abasan 3 3 12
𝑥 100% = 8,1% 𝑥 100% = 8,1% 𝑥 100% = 32,4%
37 37 37
Puskesmas 11 11 44
𝑥 100% = 11,5% 𝑥 100% = 11,5% 𝑥 100% = 46,3%
95 95 95
61
C. Grafik Jumlah Bayi 29 Hari-12 Bulan Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan
Sedikitnya 4 Kali
Rumus :
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 100
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Maka, target cakupan Bayi per bulan :
95%
= 7,9%
12
Target cakupan Bayi bulan Januari-April
7,9% x 4 = 31,6%
Des-94,8%
Nov-86,9%
Okt-79%
Sep-71,1%
Ags-63,2%
Juli-55,3%
Juni-47,4%
Mei-39,5% 31,6%
April-31,6%
Mar-23,7%
Feb-15,8%
Jan-7,9%
Komulatif 76,4 52,3 44,4 32,4 46,3
%Bulan Ini 17,6 14,2 11,1 8,1 11,5
%Bulan Lalu 17,6 14,2 11,1 8,1 11,5
Trend ─ ─ ─ ─ ─
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisis Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Baik
Siung
Pancoran + + Baik
Abasan + + Baik
62
3.2.11 Jumlah Anak Balita (12 Bulan-59 Bulan) Yang Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Sedikitnya 8 Kali
A. Data Sasaran
No Nama Jumlah Data Pelayanan Balita
Dusun Penduduk Maret April Komulatif Jan-Apr
(jiwa) 2022 2022 2022
1. Batupulu 1.160 60 63 66
2. Lebah 1.465 69 72 75
Siung
3. Pancoran 1.260 77 80 82
4. Abasan 2.480 102 106 109
5. Puskesmas 6.365 308 321 332
Lebah Siung 69 72 75
𝑥 100% = 92% 𝑥 100% = 96% 𝑥 100% = 100%
75 75 75
Pancoran 77 80 82
𝑥 100% = 93,9% 𝑥 100% = 97,5% 𝑥 100% = 100%
82 82 82
63
C. Grafik PWS-KIA Jumlah Anak Balita (12 Bulan-59 Bulan) Yang Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Sedikitnya 8 Kali
Rumus :
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 100
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Maka, target cakupan Balita per bulan :
95%
= 7,9%
12
Target cakupan Balita bulan Januari-April
7,9% x 4 = 31,6%
Des-94,8%
Nov-86,9%
Okt-79%
Sep-71,1%
Ags-63,2%
Juli-55,3%
Juni-47,4% 31,6%
Mei-39,5%
April-31,6%
Mar-23,7%
Feb-15,8%
Jan-7,9%
Komulatif 100 100 100 100 100
%Bulan Ini 95,4 96 97,5 97,2 96,6
%Bulan Lalu 90,9 92 93,9 93,5 92,7
Trend ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisis Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Baik
Siung
Pancoran + + Baik
Abasan + + Baik
64
3.2.12 Jumlah Anak Balita Sakit Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai
Standar (MTBS)
A. Anak Balita Sakit Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar
(MTBS)
Rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑦𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑡𝑎𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎
𝑀𝑇𝐵𝑆 𝑑𝑖 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠 𝑑𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠
𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Lebah Siung 3 3 9
𝑥 100% = 33,3% 𝑥 100% = 33,3% 𝑥 100% = 100%
9 9 9
Pancoran 3 3 9
𝑥 100% = 33,3% 𝑥 100% = 33,3% 𝑥 100% = 100%
9 9 9
Abasan 4 5 11
𝑥 100% = 36,3% 𝑥 100% = 45,4% 𝑥 100% = 100%
11 11 11
Puskesmas 13 14 38
𝑥 100% = 34,2% 𝑥 100% = 36,8% 𝑥 100% = 100%
38 38 38
65
Des-84,96%
Nov-77,88%
Okt-70,8%
Sep-63,72%
Ags-56,64%
Juli-49,56%
Juni-42,48%
Mei-35,4% 31,6%
April-28,32%
Mar-21,24%
Feb-14,16%
Jan-7,08%
Komulatif 100 100 100 100 100
%Bulan Ini 33,3 33,3 33,3 45,4 36,8
%Bulan Lalu 33,3 33,3 33,3 36,3 34,2
Trend ─ ─ ─ ↑ ↑
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
C. Analisa Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Baik
Siung
Pancoran + + Baik
Abasan + + Baik
66
3.2.13 Jumlah Peserta KB Aktif
A. Jumlah Peserta KB Aktif
No Nama Jumlah Jumlah Data Pelayanan KB
Dusun Penduduk PUS Maret April Komulatif
(jiwa) 2022 2022 Jan-Apr 2022
1. Batupulu 1.160 290 125 145 270
2. Lebah 1.465 366 150 195 345
Siung
3. Pancoran 1.260 315 145 200 345
4. Abasan 2.480 620 210 420 620
5. Puskesmas 6.365 1591 630 960 1590
67
C. Grafik Jumlah Peserta KB Aktif
Rumus :
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 100
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Maka, target cakupan KB per bulan :
95%
= 7,9%
12
Target cakupan KB bulan Januari-April
7,9% x 4 = 31,6%
Des-94,8%
Nov-86,9%
Okt-79%
Sep-71,1%
Ags-63,2%
Juli-55,3%
Juni-47,4%
Mei-39,5% 31,6%
April-31,6%
Mar-23,7%
Feb-15,8%
Jan-7,9%
Komulatif 93,1 94,2 109,5 101,6 99,9
%Bulan Ini 50 53 63 67 60,3
%Bulan Lalu 43,1 40,9 46 33,3 39,5
Trend ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
Nama Desa Batupulu Lebah Pancoran Abasan PMS
Siung
D. Analisa Sederhana
Dusun Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan Status
Target Lalu Dusun
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
Batupulu + + Baik
Lebah + + Baik
Siung
Pancoran + + Baik
Abasan + + Baik
68
BAB IV
PEMBAHASAN
Desa Panji Anom yang terbagi atas 4 Dusun, yakni Dusun Batupulu, Lebah
Siung, Pancoran dan Abasan. Dari Hasil Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan
Ibu dan Anak (PWS-KIA) Di Desa Panji Anom pada Bulan April 2022, yang
dilakukan pendataan jumlah cakupan pelayanan antenatal K1, didapatkan jumlah
ibu hamil yang melakukan K1 di bulan April adalah 10 ibu hamil. Dilihat dari
grafik, dan dilakukan analisis sederhana di dapatkan hasil 2 Dusun dengan status
Baik dan 2 Dusun dengan status Kurang pada cakupan pelayanan K1. 2 Dusun
dengan status kurang pada cakupan pelayanan K1 dikarenakan kurangnya
pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan di awal kehamilan, jarak
tempuh menuju pelayanan kesehatan jauh, sehingga masyarakat enggan untuk
melakukan pemeriksaan ANC, dan kurangnya pemahaman masyarakat terkait
dengan program jaminan kesehatan dari Pemerintah, dimana masyarakat masih
beranggapan jika melakukan pemeriksaan akan mengeluarkan biaya yang besar.
Sudah dilakukan kunjungan rumah ke rumah ibu hamil agar ibu hamil mendapatkan
pelayanan ANC K1 sesuai dengan standar.
Pada Jumlah cakupan pelayanan antenatal K4, didapatkan 2 Dusun dengan
status Baik dan 2 Dusun dengan status Kurang. Hal ini disebabkan karena,
kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan,
sehingga masyarakat hanya akan melakukan pemeriksaan apabila mengalami
keluhan dan mendekati persalinan, jarak tempuh menuju pelayanan kesehatan jauh,
sehingga masyarakat enggan untuk melakukan pemeriksaan ANC, kurangnya
pemahaman masyarakat terkait dengan program jaminan kesehatan dari
Pemerintah, dimana masyarakat masih beranggapan jika melakukan pemeriksaan
akan mengeluarkan biaya yang besar. Sudah dilakukan kunjungan rumah ke rumah
ibu hamil agar ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC K4 sesuai dengan standar.
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terdapat 10 ibu
bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Terdapat 1 dusun dengan status
Kurang, yakni Dusun Pancoran. Hal ini disebabkan karena, kepercayaan
69
masyarakat yang masih percaya dengan dukun beranak sebagai penolong
persalinan, adanya rumor di masyarakat jika bersalin ditolong dengan tenaga
kesehatan akan dilakukan operasi sesar, dan kurangnya pemahaman masyarakat
terkait dengan program jaminan kesehatan dari Pemerintah, dimana masyarakat
masih beranggapan jika melakukan persalinan dibantu tenaga kesehatan akan
mengeluarkan biaya yang besar. Sudah dilakukan penyuluhan di Dusun Pancoran
dengan materi tanda bahaya dan komplikasi yang kemungkinan terjadi pada
persalinan, sehingga diharapkan ibu dapat bersalin di pelayanan kesehatan untuk
menghindari komplikasi pada ibu dan bayi.
Jumlah ibu nifas yang mendapatlan pelayanan KF3, masih tergolong sedikit,
dikarenakan terdapat 1 Dusun dengan status Jelek. Hal ini disebabkan karena,
kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan pasca
persalinan, sehingga masyarakat merasa tidak perlu untuk kontrol nifas dan
menganggap dirinya sehat karena sudah bersalin, kurangnya pemahaman
masyarakat tentang tanda bahaya masa nifas, sehingga hanya akan melakukan
pemeriksaan apabila mengalami keluhan, jarak tempuh menuju pelayanan
kesehatan jauh, sehingga masyarakat enggan untuk melakukan kunjungan nifas,
dan kurangnya pemahaman masyarakat terkait dengan program jaminan kesehatan
dari Pemerintah, dimana masyarakat masih beranggapan jika melakukan
pemeriksaan akan mengeluarkan biaya yang besar. Sudah dilakukan kunjungan
rumah pada setiap rumah ibu hamil, sehingga ibu hamil mendapatkan pelayanan
KF3.
Pada pelayanan KN1, masih terdapat 1 Dusun dengan status Kurang. Hal
ini disebabkan karena masih ada masyarakat yang bersalin tidak ditolong oleh
tenaga kesehatan sehingga pelayanan KN 1 tidak terlaksana dan kurangnya
pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan bayi baru lahir.
Cakupan pelayanan neonatus lengkap, masih terdapat 1 Dusun dengan
status jelek. Hal ini disebabkan karena, kepercayaan masyarakat tentang bayi yang
belum boleh keluar rumah sebelum pupus pusar atau sebelum 7 hari setelah lahir
(KN2) dan masyarakat merasa tidak perlu untuk melakukan kontrol bayinya
70
sebanyak 3 kali karena dirasa bayinya tidak mengalami keluhan dan tidak ada
kelainan.
Jumlah pelayanan neonatus dengan komplikasi, bayi dan balita sudah baik,
bayi dan balita sakit sudah diberikan pelayanan sesuai dengan standar MTBS.
Jumlah KB aktif sudah melebihi 50% dari jumlah pasangan usia subur di Desa
Panji Anom. Sehingga jumlah akseptor KB aktif harus tetap dipertahankan dan
pelayanan keluarga berencana tetap dipertahankan sesuai dengan standar
pelayanan yang ada.
Dari hasil pemantauan, tidak ada kesenjangan pelayanan KIA terhadap
standar pelayanan KIA. Dinilai dari pencapaian cakupan indicator KIA terhadap
target yang ditetapkan sudah sesuai dan tidak ada kesenjangan.
71
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari pemantauan wilayah setempat kesehatan
ibu dan anak di Desa Panji Anom yaitu, dengan penggunaan analisis sederhana
didapatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak sudah baik. Dari
hasil pemantauan, tidak ada kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar
pelayanan KIA. Dinilai dari pencapaian cakupan indicator KIA terhadap target
yang ditetapkan sudah sesuai dan tidak ada kesenjangan.
Rencana tindak lanjut di tingkat Bidan Desa meliputi, pendataan target
sasaran, berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan kader untuk penyelenggaraan
penyuluhan, berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan kader untuk mengajak
masyarakat agar melakukan pemeriksaan pada pelayanan kesehatan, melakukan
penyuluhan dengan masyarakat, dan melakukan kunjungan rumah ke setiap rumah
ibu hamil, ibu nifas, bayi dan balita agar mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar yang ditetapkan.
Dari rencana tindak lanjut di tingkat Bidan Desa, sudah terlaksana
pemberian penyuluhan tentang tanda bahaya dan komplikasi persalinan, dan sudah
melakukan kunjungan rumah ke beberapa ibu hamil, ibu nifas dan neonatus
sehingga masyarakat sudah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhannya.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Penulis
Diharapkan penyusun dalam melaksanakan praktek dilapangan khususnya
dalam memberikan asuhan kebidanan dan melakukan pendataan PWS-KIA sesuai
dengan teori yang di dapat dan tetap berpegang teguh pada standar pelayanan
asuhan kebidanan, serta penyusun untuk kedepannya diharapkan agar lebih
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan baik melalui membaca buku maupun
berdiskusi dengan dosen dan pembimbing praktek sehingga mampu memberikan
asuhan kebidanan khususnya di komunitas.
72
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan dapat memberikan bimbingan lebih efektif
dan menyediakan buku-buku sumber terbaru yang berhubumgan dengan asuhan
kebidanan di komunitas dan sumber terbaru PWS-KIA sehingga mahasiswa mampu
melakukan secara baik dan benar sesuai dengan teori.
5.2.3 Bagi Tempat Praktek
Para Ibu dan Bapak pegawai Puskesmas Sukasada I dan Bidan Desa
Puskesmas Pembantu Desa Panji Anom sudah memberikan pelayanan dengan
sangat baik kepada pasien. Diharapkan untuk tetap mempertahankan pelayanan
tersebut serta tetap untuk menjaga hubungan baik antara mahasiswa praktek, para
pegawai serta para pasien yang diasuh.
73
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA). Jakarta: Departemen Kesehatan.
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi
Baru Lahir Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kemenkes RI.
74
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI DIII KEBIDANAN
LEMBAR KONSULTASI
Hari/
Materi Konsultasi Hasil Konsultasi
Paraf
Tanggal
Mengetahui
Pembimbing Institusi
LEMBAR KONSULTASI
Hari/
Materi Konsultasi Hasil Konsultasi
Paraf
Tanggal
Mengetahui
Pembimbing Praktek