Anda di halaman 1dari 4

PANCASILA

“ HISTORI KULTURAL HUKUM”

OLEH

NAMA : KADEK DIAN WIDIARTINI


NIM : 2006091042

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


JURUSAN ILMU OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

SINGARAJA
TAHUN 2020
Historis Kultural Hukum
Dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945 dan secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, kemudian
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang
tubuh UUD 1945. Dalam sejarahnya, eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat negara
Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai
dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik
legitimasi ideologi negara Pancasila. gerakan reformasi berupaya untuk mengembalikan
kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang hal ini
direalisasikan melalui Ketetapan Sidang Istimewa MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang
Pencabutan P-4 dan sekaligus juga pencabutan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi
Orsospol di Indonesia. Ketetapan tersebut sekaligus juga mencabut mandat MPR yang
diberikan kepada Presiden atas kewenangan untuk membudayakan Pancasila melalui P-4 dan
asas tunggal Pancasila. Monopoli Pancasila demi kepentingan kekuasaan oleh penguasa
inilah yang harus segera diakhiri.
Pendidikan Pancasila berlandaskan landasan historis, landasan kultural dan landasan
yuridis atau hukum. Landasan-landasan inilah yang harus kita pahami dan kita jadikan
pedoman sebagai generasi muda. Banyak sekali pengorbanan yang telah dilakukan oleh para
pendiri negar untuk menjadikan pancasila sebagai dasar negara indonesia, maka sudah
menjadi tanggung jawab kita sebagai generasi muda untuk selalu mengkaji dan
mempertahankan pancasila sebagai dasar negara kita. Landasan-landasan pancasila antara
lain:
1. Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang mulai jaman
kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya penjajah. Bangsa Indonesia
berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka dan memiliki
suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup, di dalamnya
tersimpul ciri khas, sifat karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Oleh para
pendiri bangsa kita (the founding father) dirumuskan secara sederhana namun
mendalam yang meliputi lima prinsip (sila) dan diberi nama Pancasila. Dalam era
reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan hidup yang kuat
(nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat internasional. Hal
ini dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilainilai Pancasila
tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai
kausa materialis Pancasila.
2. Landasan Kultural
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada
bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila bukanlah merupakan hasil konseptual seseorang saja melainkan
merupakan suatu hasil karya bangsa Indonesia sendiri yang diangkat dari nilai-nilai
kultural yang dimiliki melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara. Oleh
karena itu generasi penerus terutama kalangan intelektual kampus sudah seharusnya
untuk mendalami serta mengkaji karya besar tersebut dalam upaya untuk melestarikan
secara dinamis dalam arti mengembangkan sesuai dengan tuntutan jaman.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan
bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan
diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang berkaitan dengan
substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk Peraturan Perundang-
Undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yang
sudah ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan
yang lebih rendah dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah,
peraturannya sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali
belum ada.
Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan
Tinggi diatur dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal
39 menyatakan : Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.
Demikian juga berdasarkan SK Mendiknas RI, No.232/U/2000, tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa,
pasal 10 ayat 1 dijelaskan bahwa kelompok Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi, yang
terdiri atas Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan.
Sebagai pelaksanaan dari SK tersebut, Dirjen Pendidikan Tinggi
mengeluarkan Surat Keputusan No.38/DIKTI/Kep/2002, tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK). Dalam pasal 3
dijelaskan bahwa kompetensi kelompok mata kuliah MPK bertujuan menguasai
kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai
manusia intelektual. Adapun rambu-rambu mata kuliah MPK Pancasila adalah terdiri
atas segi historis, filosofis, ketatanegaraan, kehidupan berbangsa dan bernegara serta
etika politik. Pengembangan tersebut dengan harapan agar mahasiswa mampu
mengambil sikap sesuai dengan hati nuraninya, mengenali masalah hidup terutama
kehidupan rakyat, mengenali perubahan serta mampu memaknai peristiwa sejarah,
nilai-nilai budaya demi persatuan bangsa.
Kita sebagai generasi penerus bangsa harus selalu menanamkan nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Karena nilai-nilai pancasila adalah mencerminkan jati diri
warga negara indonesia, selain itu perjuangan para pendiri negara untuk menjadikan
pancasila sebagai dasar negar indonesia sangatlah sulit sampai mereka rela kehilangan nyawa
mereka demi merdekanya negara indonesia ini. Landasan historis pancasila sebagai dasar
negara indonesia sangatlah panjang, dimulai dari zaman kerajaan kutai, sriwijaya, majapahit
hingga sekarang. Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila
sebelum di jadikan sebagai dasar negara indonesia sebenarnya telah dimiliki oleh bangsa
indonesia itu sendiri. Banyak generasi muda pada masa ini tidak mengamalkan nilai-nilai
historis pancasila, tidak hanya itu bahkan sekarang banyak anak muda yang tidak hafal
dengan bunyi dari pancasila itu sendiri padahal pancasila itu adalah cerminan dari bangsa
indonesia. Bagaimana cara mereka mengamalkan nilai-nilai pancasia itu sedangkan mereka
saja tidak hafal dengan bunyi dari pancasila itu sendiri.
Selain landasan historis pancasila juga terdapat landasan kultural yang berarti alturasi
yang ada di negara indonesia menjadi landasan untuk dijadikannya pancasila sebagai dasar
negara indonesia. Landasan kultural ini juga mencerminkan jadi diri dari bangsa indonesia itu
sendiri karena bangsa indonesia terdiri dari masyarakat yang trdiri dari berbagai suku, agama,
ras, budaya, dan bahasa yang berbeda-beda. Dari perbedaan inilah yang di jadikan suatu
persatuan yang utuh dan tidak akan muda terpecah belah. Seperti tulisan yang terdapat pada
pita yang di pegang oleh burung garuda yang bertuliskan bhineka tunggal ika yang artinya
walaupun kita berbeda-beda tetapi tetap satu jua, dari sanalah dijadikan sebagai alat
pemersatu bangsa indonesia. Akan tetapi masih saja ada oknum atau organisasi berusaha
keras untuk membuat perpecahan di negara indonesia itu sendiri. Salah satu contoh yang
membuat perpecahan di negara indonesia adalah adanya perbedaan suku, agama, ras, dan
budaya yang ada. Selain itu juga adanya seseorang yang saling menjelekkan agama membuat
perpecahan bangsa indonesia akan semakin mudah. Jika warga indonesia saling menjelekkan
suku, agama, ras, dan budaya itu maka bangsa indonesia akan mudah terpecah belah sehingga
mudah bagi negara lain untuk mengadu domba bangsa indonesia. Selain kedua landasan
tersebut juga terdapat landasan yuridis atau yang disebut dengan landasan hukum. Negara
indonesia adala negara hukum semua yang ada telah di atur dalam undang-undang yang
menjadi hukum di negara indonesia. Undang undang dasar 1945 menjadi dasar kuhum yang
ada di indonesia, semua yang ada di indonesia di ataur dan tercantum di dalam undang-
undang tersebut karena negara indonesia adalah negara yang berpegang teguh akan hukum.
Sebagai generasi penerus bangsa kita harus selalu mengamalkan nilai-nilai pancasila
di dlam diri kita, karena jika bukan kita siapa lagi yang akan menjaga tanah air kita ini.
Banyak generasi muda yang acuh tak acuh akan nilai-nilai pancasila mereka malah
terjerumus ke situasi yang bertentangan dengan nilai pancasila itu sendiri. Nilai historis,
kultural, dan yuridis atau nilai hukum harus selalu tetananm dalam diri kita sebagai generasi
muda. Dengan adanya nilai historis kita menjadi mengetahui bagaimana sejarah perjalanan
bangsa indonesia untuk menetapkan pancasila sebagai dasaer negara indonesia, dari masa
kerajaan kutai, sriwijaya dan majapahit sampai masa bangsa indonesia di jajah oleh bangsa
asing sampai sekarang pancasila sebagai dasar negara. Landasan kulturasi juga sangat penting
dalam menentukan dasar negara, alkulturasi yang ada di dalam negara indonesia sangatlah
beragam hingga pemerintah indonesia menemukan pancasila sebagai dasar negara indonesia
karena pancasila adalah ideologi pancasila sangat mencerminkan alkulturasi warga negara
indonesia ini. Selanjutnya yaitu landasan yuridis atau landasan hukum karenaa hukum sangat
penting bagi negara indonesia karena semua akan tunduk di depan hukum. Dari beberapa
penjelasan diatas maka landasan historis, landasan akulturasi, dan landasan yuridis atau
llandasan hukum sangat berperan dalam penetapan pancasila sebagai dasar negara indonesia.

Anda mungkin juga menyukai