Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA

“PROGRAM KB DI INDONESIA 2020-2021”

DISUSUN OLEH:
Tessalonika Hasda Sinaga (20041014)

DOSEN PENGAMPU:
Rika Andriyani, SST, M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
Universitas Hang Tuah Pekanbaru
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga tugas makalah dengan judul “Program KB di Indonesia tahun 2020-2021”
makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Tugas ini dibuat
dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan perempuan dan
perencanaan Keluarga.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
terkhusus kepada dosen pengampu mata kuliah yaitu ibu Rika Andriyani, SST, M.Kes.
Maka dari itu, kami penulis makalah ini mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak yang ikut membantu. Masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu kami mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca umtuk dapat
menyempurnakan makalah ini.

Pekanbaru, 25 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Evidence base................................................................................................................................. 3
1. Pengertian ................................................................................................................................... 3
2. Manfaat Evidence Based............................................................................................................. 3
B. Definisi Keluarga Berencana (KB) ................................................................................................ 3
C. Tujuan Keluarga Berencana (KB) .................................................................................................. 3
D. Perkembangan KB dan Pemakaiannya KB di Indonesia ............................................................... 4
1. Dasar pembentukan Organisasi KB ........................................................................................... 4
E. Jenis-jenis Kontrasepsi ................................................................................................................. 13
1. Jenis kontrasepsi ....................................................................................................................... 13
F. Logo BKKBN ............................................................................................................................... 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 22
B. Saran ............................................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, hal ini
dapat dilihat dari hasil sensus penduduk pada bulan September tahun 2020 yang menyatakan
bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 273.523.615, dengan laju pertumbuhan penduduk
dari tahun 2010-2020 sebesar 1,25% .Permasalahan ini diatasi oleh pemerintah melalui
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan mengeluarkan
program unggulan yaitu keluarga berencana yang bermaksud memberi jalan keluar pada
setiap keluarga untuk hidup sejahtera dengan memiliki 2 anak yang terjamin kehidupannya.
Dalam mengatasi masalah kependudukan, pemerintah membuat agenda prioritas dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) yaitu meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia melalui Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Salah satu
indikator keberhasilannya adalah menurunnya kebutuhan Keluarga Berencana (KB) yang
tidak terpenuhi (unmed need) Indonesia sebanyak 8,6 % pada tahun 2020 dan di targetkan
menjadi 7,4% pada tahun 2024 yang sebelumnya unmet need pada tahun 2019 dimana
sebelum pandemi terjadi sebanyak 9,9%. Jumlah unmet need Provinsi Sumatera Barat
mencapai 10,8% pada tahun 2020.
Menurut WHO, Unmed neet adalah mereka yang subur dan aktif secara seksual tetapi
tidak menggunakan metode kontrasepsi, dan melaporkan tidak menggunakan anak lagi atau
ingin menunda anak berikutnya. Tingginya angka unmet need masih menjadi salah satu
masalah dalam pelaksanaan program KB di Indonesia. Dampak dari tingginya angka unmet
need yaitu menyebabkan angka fertilitas tinggi. Apabila angka unmet need tinggi, hal ini
dapat menyebabkan jumlah kelahiran semakin besar dan tak terkendali. Indonesia menjadi
salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar. Hasil Survei oleh Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) pada 1 April-30 Mei 2020 melalui
kuisioner daring 34 provinsi di Indonesia menunjukan penurunan penggunaan alat
kontrasepsi, menurut hasil survei, prevalensi PUS yang tidak menggunakan KB selama
pandemi mengalami kenaikan dari 31,8% menjadi 35,2%. Artinya terjadi penurunan
prevalensi penggunaan alat/obat/cara KB sebesar 3,4%. Bila melihat besaran kenaikannya
prevalensi PUS yang tidak menggunakan kontrasepsi bisa di anggap kecil. Namun,
mengingat survei ini dilakukan dalam masa situasi pandemi, kemungkinan besar angka
tersebut akan meningkat.Pandemi COVID-19 berdampak pada pelaksanaan program KB
nasional dengan terjadinya penurunan drastis angka program KB, pada Maret 2020 tercatat
36 juta KB aktif sedangkan April 2020 menjadi 26 juta orang. Pemakaian kontrasepsi pada
masa pandemi dapat menghindari kehamilan dan melahirkan di masa pandemi dan
mengurangi resiko angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkan jika terpapar virus COVID-
19.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah adanya program KB di Indonesia?


2. Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam program KB?
3. Bagaimana gambaran program KB di Indonesia?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah dan pengertian KB


2. Untuk mengetahui peran dari pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan program KB
3. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program KB di Indonesia

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Evidence base

1. Pengertian
Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka evidence Base
dapat diartikan sebagai berikut: Evidence : Bukti, fakta Base : Dasar. Jadi evidence base
adalah: praktik berdasarkan bukti. Pengertian Evidence Base menurut sumber lain: The
process of systematically finding, appraising and using research findings as the basis for
clinical decisions. Evidence base adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan
menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis.Jadi
pengertian Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan
berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis .
Evidence Based Midwifery atau yang lebih dikenal dengan EBM adalah penggunaan
mutakhir terbaik yang ada secara bersungguh sungguh, eksplisit dan bijaksana untuk
pengambilan keputusan dalam penanganan pasien perseorangan (Sackett et al,1997).
Evidenced Based Midwifery (EBM) ini sangat penting peranannya pada dunia kebidanan
karena dengan adanya EBM maka dapat mencegah tindakan – tindakan yang tidak
diperlukan/tidak bermanfaat bahkan merugikan bagi pasien,terutama pada proses persalinan
yang diharapkan berjalan dengan lancar dan aman sehingga dapat menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi.

2. Manfaat Evidence Based


Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:
1) Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah
2) Meningkatkan kompetensi (kognitif)
3) Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan asuhan
yang bermutu
4) Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi

B. Definisi Keluarga Berencana (KB)


Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan.
Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan
keluarga. Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk
berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.

C. Tujuan Keluarga Berencana (KB)


Tujuan dari keluarga berencana adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran
4. Program Keluarga Berencana di Indonesia

3
D. Perkembangan KB dan Pemakaiannya KB di Indonesia
1. Dasar pembentukan Organisasi KB

Plato (427-347 SM) menyarankan agar pramata social dan pemerintah


sebaiknya di rencanakan dengan pertumbuhan penduduk yang stabil sehingga terjadi
keseimbangan antara jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Malthus ( 1766 – 1834 ) pada jaman industry sedang berkembang manusia
jangan terlalu banyak berkhayal bahwa dengan kemampuan tekhnologi mereka akan
dapat memenuhi segala kebutuhan karna pertumbuhan manusia laksana deret ukur,
sedangkan pertumbuhan dan kemampuan sumber daya alam untuk memenuhinya
berkembang dalam deret hitung. Dengan demikian dalam suatu saat, manusia akan
sulit untuk memenuhi segala kebutuhannya karna SDA yang sangat terbatas.
Pernyataan Malthus yang merupakan kekhawatiran terhadap pertumbuhan
penduduk telah muncul kepermukaan di Negara besar seperti : China, India, dan
termasuk Indonesia.
Tahun 1978, WHO dan UNICEF melakukan pertemuan di Alma Ata yang
memusatkan perhatian terhadap tingginya angka kemaatian Maternal perinatal. Dalam
pertemuan tersebut disepakati untuk menetapkan konsep primary Health Care yang
memberikan pelayanan antenatal, persalinan bersih dan aman, melakukan upaya
penerimaan keluarga berencana, dan meningkatka layanan rujukan.
Tahun 1984, population conference di Meksico, menekankan arti pentingnya
hubungan antara tingginya fertilitas dan interval yang pendek terhadap kesehatan dan
kehidupan Ibu dan perinatal.
Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan pendudukan di Indonesia sangat
mengkhawatirkan. Tanpa adanya usaha- usaha pencegahan perkembangan laju
peningkatan penduduk yang terlalu cepat, uasaha- usaha di bidang pembangunan
ekonomi dan social yang telah di laksanakan dengan maksimal akan tidak berfaedah.
Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat menyelamatkan nasib manusia di
muka bumi tercinta ini, masih terbuka peluang untuk meningkatkan kesehatan
reproduksi melalui gerakan yang lebih intensif pada pelaksanaan KB.
Tanpa gerakan KB yang makin intensif maka manusia akan terjebak pada
kemiskinan, kemelaratan, dan kebodohan yng merupakan malapetaka manusia yang
paling dahsyat dan mencekam. Gerakan Kb yang kita kenal sekarang bermula dari

4
kepeloporan bebe rapa orang tokoh, baik dalam maupun luar negri. Sejak saat itulah
berdirilah perkumpulan-perkumpulan KB diseluruh dunia termasuk Indonesia yang
mendirikan PKBI (perkumpulan warga berencana Indonesia)
1. Jejak-Jejak Pemikiran tentang Kependudukan dan Keluarga Berencana
Keluarga Berencana sebagai salah satu usaha untuk mengatasi masalah
kependudukan, pada umumnya orang berpendapat bahwa ide keluarga berencana
tersebut adalah suatu hal yang baru. Pendapat yang demikian ini adalah tidak benar,
sebab keluarga berencana (yang dimaksud disini mencegah kehamilan) sudah ada
sejak jaman dahulu. Memang di Indonesia adanya keluarga berencana masih baru
(abad XX) dibandingkan dengan negara-negara barat.
Dari uraian yang dikemukakan di atas timbullah pertanyaan “Kapankah
terjadinya tanggal sejarah permulaan didudukkannya alat kontrasepsi sebagai sarana
yang bersifat medis dan dilandasi keilmuan.
2. Peristiwa Bersejarah dalam Perkembangan KB di Indonesia
a. Pada bulan Januari 1967 diadakan symposium kontrasepsi di Bandung yang
diikuti oleh masyarakat luas melalui media masa
b. Pada bulan Februari 1967 diadakan kongres PKBI pertama yang mengharapka
agar KB sebagai program pemerintah segera dilaksanakan
c. Pada bulan April 1967 Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menganggap bahwa
sudah waktunya kegiatan KB dilancarkan secara resmi di Jakarta dengan
menyelenggarakan proyek KB DKI Jakarta Raya
d. Tanggal 16 agustus 1967 gerakan KB di Indonesia memasuki era peralihan pidato
pemimpin Negara selama orde lama. Organisasi pegerakan dilakukan oleh tenaga
suka rela dan beroperasi secara diam- diam karena kepala Negara waktu itu anti
terhadap KB , maka dalam orde baru gerakan KB di akui dan di masukan dalam
program pemeritah
e. Bulan Oktober 1968 berdiri lembaga KB nasional ( LKBN ) yang sifatnya semi
pemerintah yang dalam tugasnya di awasi dan di bombing oleh mentri Negara
kesejahteraan rakyat, merupakan kristalisasi dan kesungguhan pemerintah dalam
kebijakan KB
Peristiwa peristiwa bersejarah didalam perkembangan di Negara Indonesia
adalah masuknya program KB itu kedalam repelita I. adanya KUHP pasal 283 yang
melarang menyebarluaskan gagasan KB sehingga kegiatan penerangan dan pelayanan
masih dilakukan secara terbatas.

5
3. Tahap –Tahap program KB Nasional
Adapun tahap kebijakan pemerintah dalam penyelenggarakan program KB
Nasional di Indonesia adalah
a. Tahun 1970 – 1980 di kenal dengan Manajement For The People
1) Pemerintah lebih banyak berinisiatif
2) Partisipasi masyarakat rendah sekali
3) Terkesan kurang demokratif
4) Ada unsure pemaksaan
5) Berorientasi pada target
b. Tahun 1980 – 1990 terjadi perubahan pada Manajement With The People
1) Pemaksaan di kurangi
2) Di mulainya program safari pada awal 1980_an
c. Tahun 1985 – 1988 pemerintah menetapkan program KB Lingkaran Biru, dengan
kebijakan:
1) Masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang akan dipakainya meskipun masih
tetap dipilhkan jenis kontrasepsinya.
2) Dari 5 jenis kontrasepsi di pilihkan salah satu dari jenisnya
d. Tahun 1988 terjadi perkembangan kebijakan, pemerintah menerapkan program
Kb Lingkar Emas yaitu:
1) Pilih alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan pada peserta, asal jenis
kontrasepsi sudah terdapat di departemen kesehatan.
2) Masyarakat sudah mulai membayar sendiri untuk alat kontrasepsinya.
e. Tahun 1998 terjadi peningkatan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan
pendapatan kelurga ( Income Generating ) pada tanggal 29 juni 1994 presiden
Suharto di sidoarjho melaksanakan plesterisasi / lantainisasi rumah- rumah secara
gotong royong untuk keluarga presejahtera

4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KB di Indonesia


a. Sosial Ekonomi
Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk Indonesia
di pengaruhi oleh perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia.
Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena
berkaitan dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan.

6
Dengan suksesnya program KB maka perekonomiansuatu negara akan
lebih baik karen dengan anggota keluarga yang sedikit kebutuhan dapat lebih
tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin.
b. Budaya
Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode
kontrasepsi, faktor – faktor ini meliputi salah pengertian dalam masyarakat
mengenai berbagai metode, kepercayaan religius, serta budaya, tingkat pendidikan
persepsi mengenai resiko kehamilan dan status wanita.
c. Pendidikan
Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak
di gunakan oleh pasangan yang lebih berpendidikan. Dihipotesiskan bahwa wanita
berpendidikan menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela
untuk mengambil resiko yang terkait sebagai metode kontrasepsi.
d. Agama
Para akseptor wanita mungkin berpendapat bahwa perdarahan yang tidak
teratur yang disebabkan sebagian metode hormonal akan sangat menyulitksn
mereka selama haid mereka dilarang bersembahyang. Disebaagian masyarakat,
wanita hindu dilarang mempersiapkan makanan selama haid yang tidak teratur
dapat menjadi masalah.
e. Status Wanita
Status wanita dalam masyarakat dapat mempengaruhi kemampuan mereka
memperoleh dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi didaerah daerah yang
status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki pemasukan yang lebih
besar untuk membayar metode – metode yang lebih mahal serta memiliki lebih
banyak suara dalam mengambil keputusan. Juga di daerah yang wanitanya lebih
dihargai, mungkin hanya dapat sedikit pembatasan dalam memperoleh berbagai
metode, misalnya peraturan yang mengharuskan persetujuan suami sebelum
layanan KB dapat diperoleh.
5. Organisasi Organisasi KB di Indonesia
a. Organisasi non pemerintah yaitu PKBI ( Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia
Pada tahun 1953, sekelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai
golongan, khususnya dari kalangan kesehatan memulai prakarsa kegiatan KB,
kegiatan kelompok ini berkembang hingga berdirilah Perkumpulan Keluarga

7
Berencana Indonesia ( PKBI ). Pada tahun 1957 tepatnya pada tanggal23
Desember 1957 dengan Dr. R Soeharto sebagai ketua PKBI adalah pelopor
pergerakan keluarga berencana yang membantu masyarakat yang memerlukan
bantuan secara sukarela.
Tujuan dari PKBI adalah memperjuangkan terwujudnya keluarga sejahtera
melalui 3 macam usaha yaitu :
1) Mengatur kahamialn
2) Mengobati kemandulan
3) Memberi nasehat perkawinan
Pada tahun 1970 LKBN di bubarkan oleh pemerintah dan kemudian di
bentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ).
b. Organisasi pemerintah yaitu BKKBN ( Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional )
Keputusan presiden RI Nomor 8 tahun 1970 tentang BKKBN yaitu
Depkes sebagai unit pelaksanaan program KB. BKKBN yaitu badan resmi
pemerintah yang bertamnggung jawab penuh mengenai pelaksanaan program KB
di Indonesia. Keuntungan dari BKKBN adalah
1) Memungkinkan promram- program melepaskan diri pendekatan klinis yang
jangkauannya terbatas.
2) Memungkinkan besarnya peranan pakar – pakar non medis dalam
mensukseskan program keluarga berencana di Indonesia melalui pendekatan
ke masyarakat.
Sedangkan fungsi BKKBN adalah pengkoordinasi, perencana, perumus
kebijakan, pengawas pelaksana dan evaluasi. Pada waktu itu tujuan program
keluarga berencana adalah :
 Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak keluarga dan bangsa.
 Mengurangi angka kelahiran untuk menaikan taraf hidup rakyat dan bangsa.

Dalam perkembangan selanjutnya BKKBN mengembangkan lagi


kegiatannya menjadi program nasional kependudukan dan KB (KKB) yang pada
waktu ini mempunyai 2 tujuan :
 Tujuan demografis,yaitu mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk
berupa penurunan angka fertilitas dari 44 permil pada tahun 1979 menjadi 22
permil pada tahun 1990 atau 50 % dari keadaan pada tahun 1971.

8
 Tujuan normatif,yaitu dapatdihayati norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera (NKKBS) yang pada satu waktu akan menjadi falsafah hidup
masyarakat dan bangsa Indonesia.
c. BKKBN pusat
Melalui kepres no. 38 tahun 1978 tentang tugas pokok BKKBN. BKKBN
pusat berfungsi untuk mempersiapakn kebijakan umum dan mengkoordinasi
pelaksanaan program KB nasional dan kependudukan yang mendukungnya, baik
ditingkat pusat maupun daerah, serta mengkoordinasi penyelenggaraan
dilapangan.
d. BKKBN Prop. / Kab / Kota
Melalui surat keputusan Kep. BKKBN provinsi dan perwakilan BKKBN
kabupaten / Kota, BKKBN Provinsi ? Kabupaten / Kota berfungsi untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi BKKBN di provinsi dan kabupaten / Kota
yang antara lain :
 Menkoordinir penyelanggaraan KB di tingkat provinsi kabupaten / kota
 Mengadakan rapat koordinasi melibatkan pihak-pihak terkait.
 Mengadakan evaluasi pelaksanaan kegiatan program KB
 Menyusun dan pelaporan KB ke tingkat provinsi maupaun pusat
e. Tingkat Kecamatan
BKKBN tingkat kecamatan berfungsi:
 Mengkoordinasi penyelenggaraan KB tingkat kecamatan.
 Mengadakan rapat koordinasi melibatkan pihak-pihak terkait.
 Mengdakan evaluasi pelaksanaan program KB berdasarkan laporan dan
cakupan wilayah.
 Pelaporan pelaksanaan kegiatan program KB ke tingkat Kabupaten / Kota.
f. Tingkat desa (PPKBD / sub PPKBD)
Fungsi dari PPKBD / sub PPKBD yang berada di tingkat desa antara lain :
 Memberikan pelayanan kontrasepsi sederhana dan pil KB ulangan pada
peserta KB
 Membina kelestarian peserta KB
 Memberi nasehat-nasehat untuk peserta KB akibat efek samping bila perlu
merujuk
 Pencatatan dan pelaporan sederhana

9
 Memotivasi calon peserta KB baru
 Membantu PLKB di daerahnya
 Membantu penanggulangan isu-isu yang merugikan gerakan KB bersama
aparat yang berwenang
 Menerima, menyimpan dan menyalurkan alat kontrasepsi sederhana
g. Tingkat pos pelayanan terpadu (posyandu / pos kesehatan terpadu)
Petugas KB di tingkat posyandu berfungsi antara lain :
 Membantu petugas KB dalam pendataan peserta KB
 Membina kelestarian peserta KB dan penanggulangan isu-isu yang merugikan
program KB
 Melayani kontrasepsi sederhana dan pil ulang
 Pelayanan rujukan sesuai kemampuan
 Pencatatan dan pelaporan
 Membantu pelaksanaan kegiatan integrasi dengan kegiatan KIA, imunisasi,
konseling, upaya PKMD, upaya UPPKS,gizi dan penaggulangan diare
h. Kelompok-kelompok akseptor
Kelompok-kelompok akseptor berfungsi antara lain :
 Memberikan pelayanan KIE
 Memberikan alat kontrasepsi sederhana, pil ulangan
 Memotivasi dan penanggulangan isu-isu akibat pemakaian alat kontrasepsi
 Melakukan pencatatan
 Mengupayakan kemandirian ber KB bagi anggotanya
 Merujuk anggotanya yang mengalami kontrasepsi
i. Peserta KB
Peserta KB berfungsi :
 Menerima jasa pelayanan KB
 Meningkatkan kemandirian ber KB

6. Analisa SWOT Pemakaian KB


Akhir-akhir ini pemerintah disibukkan dengan masalah kependudukan yang
semakin hari semakin sulit untuk dicari jalan keluarnya. Membludaknya pertumbuhan
dari tahun ke tahun menyebabkan banyaknya pengangguran dan kriminal karena
lapangan pekerjaan yang kurang seimbang dengan laju pertumbuhan penduduknya,

10
dari sini muncul pertanyaan “Bagaimana menekan laju pertumbuhan penduduk?”.
Pertanyaan sederhana ini memang susah dicari jawabannya, karena banyaknya faktor
mulai faktor kepercayaan sampai faktor-faktor yang lain. Namun di beberapa tahun
terakhir ini pemerintah tampaknya telah menemukan formula yang tepat untuk
mencari jalan tengahnya, yaitu dengan cara Keluarga Berencana atau biasa disebut
KB.
A. Kekuatan
Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai banyak keuntungan. Salah
satunya adalah dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya
kanker uterus dan ovarium. Bahkan dengan perencanaan kehamilan yang aman,
sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya
menurunkan angka kematian maternal. Ini berarti program tersebut dapat
memberikan keuntungan ekonomi dan kesehatan.
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata,
salah satu contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan
ovarium, penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit menular
seksual, seperti HIV.
Meskipun penggunaan alat/obat kontrasepsi mempunyai efek samping dan
risiko yang kadang-kadang merugikan kesehatan, namun demikian benefit
penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut akan lebih besar dibanding tidak
menggunakan kontrasepsi yang memberikan risiko kesakitan dan kematian
maternal.
Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat
menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu
terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak
kelahiran mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi
pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga membantu remaja
mangambil keputusan untuk memilih kehidupan yang lebih balk dengan
merencanakan proses reproduksinya.
Program KB, bisa meningkatkan pria untuk ikut bertanggung jawab dalam
kesehatan reproduksi mereka dan keluarganya. Ini merupakan keuntungan
seseorang mengikuti program KB.
B. Kelemahan

11
Program KB ini dirasa dianggap kurang memadai, karena tidak semua
Posyandu di pedesaan dibekali dengan infrastruktur dan keahlian pemeriksaan
KB, ditambah lagi dengan kurangnya presentasi tentang pengetahuan KB di
daerah pedesaan, sehingga kebanyakan masyarakat Indonesia yang berdomisili di
pedesaan masih kurang pengetahuaannya tentang Program KB dan manfaatnya,
mereka masih beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki, padahal zaman
semakin maju dan harus diimbangi dengan pemikiran yang semakin maju pula.
C. Peluang
Program KB ini memberikan peluang yang cukup baik dalam hampir
semua sektor, sebagai contoh di sektor ekonomi, Indonesia akan memiliki jumlah
tenaga produktif yang tinggi. Penyebabnya adalah angka kematian yang rendah
dan angka kelahiran yang mengalami penurunan dari angka yang tinggi. Selain itu
ibu rumah tangga, yang sebelumnya tidak masuk ke dalam angkatan kerja, bisa
masuk ke angkatan kerja disebabkan jumlah anak yang menurun. Dengan jumlah
tenaga kerja yang tinggi dan depedency ratio yang ada pada titik terendah,
kesejahteraan masyarakat Indonesia bisa meningkat.
Selain itu jumlah anak yang berkurang membuat jumlah tabungan
masyarakat bertambah. Jumlah tabungan yang bertambah bisa digunakan sebagai
tambahan investasi sehingga akumulasi modal akan lebih cepat dalam kegiatan
ekonomi.
Dari sisi sosial, maka akan sedikit pengangguran. Penyebabnya adalah
perkembangan teknologi membutuhkan banyak tambahan tenaga kerja produktif,
sementara pertumbuhan yang cukup akan membuat berkurangnya pengangguran
dan angka kriminalitas.
D. Tantangan
Masyarakat masih kurang begitu meyakini manfaat program KB ini,
banyak yang masih memandang KB dalam sudut yang sempit, baik di kalangan
masyarakat maupun para tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Demikian pula pelayanan kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan
pemeriksaan kehamilan dan pelayanan IUD yang masih dianggap tabu karena
harus membuka aurat.
Selain itu, masih ada persepsi bahwa kematian ibu melahirkan adalah mati
sahid dan banyak anak akan membawa rezeki. Kendala lainnya, masih adanya
anggapan atau pengetahuan dari para tokoh agama bahwa KB hanya untuk

12
membatasi jumlah anak atau kelahiran saja, dan belum memahami manfaat KB
dalam kesehatan.
Tantangan berikutnya berasal dari sektor kesehatan, di sektor ini
pemerintah harus menambah dokter-dokter dan bidan-bidan untuk ditempatkan di
areal pedesaan, presentasi dan pendidikan pun tak luput dari tantangan pemerintah
selanjutnya. Karena dengan pembekalan terhadap masyarakat akan membuat
masyarakat bisa lebih yakin untuk melaksanakan program KB.

E. Jenis-jenis Kontrasepsi
1. Jenis kontrasepsi

1) Metode Alami
 Koitus Interuptus (Sanggama Terputus)
Metode ini dapat mencegah terjadinya pembuahan yang berujung pada
kehamilan.
1) Pengertian
Coitus Interruptus dapat diartikan sebagai senggama terputus atau dalam
artian penis dikeluarkan dari vagina sesaat sebelum ejakulasi
terjadi. Membutuhkan partisipasi yang besar dari pasangan Anda.
2) Cara kerja
Dengan cara ini diharapkan cairan sperma tidak akan masuk kedalam
rahim serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sperma dengan sel
telur yang dapat mengakibatkan terjadinya pembuahan.
3) Keuntungan
- Murah
- Tidak perlu repot-repot datang ke tenaga kesehatan
- Bisa digunakan oleh ibu yang mempunyai tekanan darah tinggi
4) Kerugian
- Faktor kegagalan cukup tinggi jika pasangan tidak bisa bekerja sama
dengan baik
 Sistem Kelender (Pantang Berkala/ogino-knaus )
1) Pengertian
Metode ini disebut juga dengan The Rhythm Method.

13
Jika cara ini jadi pilihan maka pengetahuan kita tentang masa subur
atau fertility awareness harus tinggi. kita harus mengetahui dengan tepat
masa subur atau saat yang paling memungkinkan kita mengalami
kehamilan.
Bila kita emang ingin menunda
kehamilan, maka pada saat tubuh memasuki
masa subur tundalah keinginan berhubungan
intim dengan pasangan. Atau kita tetap
melakukan hubungan seksual tapi
menggunakan kondom.
dianjurkan untuk memperhatikan terlebih dahulu siklus
mentruasi kita selama 3 bulan kalau perlu 6 bulan guna mendapatkan
perhitungan waktu siklus mentruasi yang tepat, secara umum masa "aman"
seorang wanita adalah 2 hari setelah mentruasi hingga 20 hari menjelang
mentruasi berikutnya buat yang memiliki siklus haid pendek.
Jika siklus menstruasi kita panjang, maka masa "aman" 2 hari
setelah haid hingga 16 hari menjelang menstruasi yang akan datang.
Namun perlu di ingat sebenarnya masa subur sangat sulit ditebak
dengan pasti jadi masih ada kemungkinan Anda mengalami "kebobolan"
 Metode Amenore Laktasi
1) Pengertian
Metode kontrasepsi yang digunakan dengan cara menyusui bayinya secara
eksklusif selama 6 bln tanpa tambahan makanan apapun dengan syarat ibu
belum kembali kesuburannya (menstruasi)
2) Efektifitas
Efektifitas MAL mencapai 98%
3) Cara Kerja
Cara kerja dari MAL yaitu menghambat ovulasi
4) Syarat yang boleh menggunakan MAL
- Klien yang belum mendapatkan haid setelah melahirkan
- Umur bayi kurang dari 6 bulan
- Menyusui Eksklusif
5) Keuntungan
- Murah

14
- Tidak perlu repot-repot datang ke tenaga kesehatan
- Tidak mengganggu hubungan seksual
- Tidak mengganggu produksi ASI
6) Kerugian
- Tidak bisa digunakan bila klien bekerja / berpisah dengan bayinya
lebih dari 6 jam
- Tidak bisa mencegah dari PMS (Penyakit Menular Seksual)

 Metode Perlindungan (Barrier)


a. Kondom
1) Pengertian
Kondom digunakan pada fenis pria untuk mencegah sperma bertemu sel
telur ketika terjadi ejakulasi.
2) Efektivitas
Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara
tepat dan benar.
3) Cara Kerja
Mencegah masuknya sperma ke alat kelamin wanita sampai
ke ovum
4) Keuntungan
- Mudah digunakan
- Tidak membutuhkan bantuan medis untuk memakai.
- Bisa menlindungi dari PMS
- Mudah didapat
- Tidak Merepotkan
5) Kerugian
- Kegagalan terjadi jika kondom bocor, robek
6) Efek Samping
- Kondom dapat tertinggal di dalam alat kelamin ibu
- Ibu bisa mengeluh keputihan yang banyak dan berbau
- Terjadi infeksi ringan
b. Spermatisida
1) Pengertian

15
Bahan atau subsansi yang dapat me-non-aktifkan sperma sebelum sperma
masuk ke rongga rahim.
Sediaannya ada dalam berbagai bentuk : cream, gel, busa, film,
suppositoria dan tablet. Umumnya mengandung bahan kimia yang
dinamakan nonoxynol-9, yang bisa membunuh sperma.

2) Efektitas
Efektifitasnya jika dipakai tanpa kombinasi sekitar 71 %, artinya dari 100,
yang gagal (menjadi hamil) sekitar 29% dalam pemakaiannya selama
setahun.
3) Efek Samping
- Iritasi vagina oleh spermatisida dapat meningkatkan risiko penyakit
menular seksual.
- Dapat menyebabkan infeksi di saluran kencing dan vagina.

c. Vagina Diafragma / Kap serviks ( cervical cap)


1) Pengertian
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan
menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang
vagina 6 jam sebelum senggama.
2) Cara Kerja
Diafragma atau cervical cap berguna untuk
menutupi uterus sehingga mencegah sperma membuahi sel telur
3) Efektifitas
Efektifitasnya alat kontrasepsi ini bisa menurun bila terlalu cepat dilepas
kurang dari 8 jam setelah senggama.
4) Keuntungan
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Bisa menghambat keluarnya darah haid

16
5) Kerugian
- Mahal
- Kegagalan Tinggi
- Harus ke tenaga kesehatan
- Tidak nyaman
6) Efek samping
- Resiko infeksi tinggi
d. IUD (Intrauterine Device) = AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim)
1) Pengertian
Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara
memasukkan alat yang terbuat dari tembaga
kedalam rahim.
2) Cara Kerja
- Menimbulkan reaksi keradangan lokal dalam endometrium kavum
uteri sehingga menghambat terjadinya penempelan sel telur yang telah
dibuahi ke dinding rahim.
- IUD diduga juga menghambat motilitas tuba sehingga memaksa
sperma "berenang" melawan arus.
3) Efektifitas
Efektivitasnya bisa mencapai 98%, layaknya seperti pil, IUD juga mudah
mengembalikan kesuburan Anda.
4) Keuntungan
- Bisa digunakan untuk metode jangka panjang
- Bisa digunakan untuk klien yang mempunyai tekanan darah tinggi
- Tidak mengganggu produksi ASI
5) Kerugian
- Mengganggu hubungan seksual
- Harus datang ke tenaga kesehatan untuk memasang, melepas, dan
kontrol
- Mahal
- Tidak bsa mencegah darib PMS
6) Efek Samping
- Amenorhea

17
- Spoting / perdarahan bercak
- Nyeri
2) Metode Hormonal
a. Pil KB
1) Jenis pil dan Pengertian
a) Minipil yaitu alat kontrasepsi jenis pil yang
hanya mengandung hormon
progesteron. Pil ini cocok untuk ibu
menyusui.
b) Pil Kombinasi yaitu alat kontrasepsi yang mengandung hormon
estrogen dan progesteron.
2) Cara Kerja
- Mencegah pelepasan sel telur
- Mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur
3) Efektifitas
Pil ini mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi (99%) bila digunakan
dengan tepat dan secara teratur.
4) Keuntungan
- Tidak mengganggu hubungan seksual
- Kesuburan cepat kembali
- Membuat menstruasi teratur,
- Mengurangi kram atau sakit saat menstruasi.
5) Kerugian
- Bisa menambah/mengurangi berat badan
- Harus selalu mengingat-ingat minum pil
- Tidak bisa mencegah dari PMS
6) Efek Samping
- Mual, muntah
- Amenorhea
- Spotting
b. Suntik KB
1) Pengertian

18
Alat kontrasepsi suntik yang hanya mengandung hormon progesteron yan
diberikan setian 3 bulan sekali / 12 minggu sekali.
2) Cara Kerja
- Mencegah pelepasan sel telur
- Mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur
3) Efektifitas
Efektifitasnya tinggi sekitar 99% bila digunakan secara teratur
4) Keuntungan
- Tidak mengganggu hubungan seksual
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Cocok digunakan bagi klien yang pelupa (lupa minum pil)
5) Kerugian
- Kesuburan lama kembali
- Tidak melindungi dari PMS
- Tidak boleh digunakan untuk wanita perokok
- Kegemukan
6) Efek Samping
- Amenorhea
- Spotting
c. Susuk KB Implant/ susuk KB
1) Pengertian
Alat kontrasepsi dengan cara
memasukkan tabung kecil di bawah
kulit pada bagian tangan yang
dilakukan oleh dokter Anda.
2) Cara Kerja
- Mengentalkan lendir serviks
- Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
- Menekan ovulasi
3) Efektifitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)
4) Jenis Implan
- Norplant : terdiri dari 6 batang dan lama kerja 5 tahun

19
- Implanont : terdiri dari 1 batang lama kerja 3 tahun
- Indoplant dan Jadena : terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun.
5) Keuntungan
- Daya guna tinggi
- Perlindungan jangka panjang
- Kesuburan cepat kembali
- Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
6) Kerugian
- Membutuhkan tindakan insisi
- Tidak melindungi dari PMS
- Tidak dapat menghentikan pemakaian sendiri
7) Efek Samping
- Amenorhea
- Spotting
- Ekspulsi
- Infeksi pada daerah insisi

3) Metode Kontrasepsi Permanen (Kontrasepsi Mantap=Kontap)


1) Pengertian
Saluran telur pada wanita disumbat dengan cara
diikat, dipotong atau dilaser.
Sterilisasi pada wanita ini juga bisa dilakukan
dengan pengangkatan rahim.
Cara kontrasepsi ini bersifat permanent.
Sedangkan pada kaum pria, sterilisasi dilakukan
dengan cara memotong saluran sperma.
Jika kita ingin jalani kontrasepsi ini, sebaiknya usia anak bungsu Anda telah
melewati masa balita. hal ini sekedar berjaga-jaga jika suatu saat Anda masih
berniat untuk hamil kembali.

20
F. Logo BKKBN

Logo BKKBN sebagai hasil dari adaptasi dari logo terdahulu bertujuan untuk
mempertegas eksistensi dan peran BKKBN dalam era masa kini yang penuh perubahan.
Sebagai lembaga yang berhubungan langsung dengan masyarakat, BKKBN sudah
selayaknya mempunyai semangat perubahan untuk mengikuti perkembangan masyarakat
yang dinamis dan terus berubah seiring perkembangan jaman.
Perubahan masyarakat yang mengarah pada berkembangnya multi-kulturalisme,
keragaman komunitas dan pola komunikasi yang partisipatif, haruslah menjadi acuan bagi
BKKBN untuk melangkah ke era baru. Semangat perubahan yang penuh dinamika dan
kekompakan ini diwujudkan dalam logo BKKBN yang menggambarkan keluarga dinamis
dan kompak dibawah naungan matahari biru yang menyiratkan sebuah fajar baru yang
cerah dan mengayomi.

Simbol Logo
Simbol adalah gambar sebuah keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan 2 orang anak
menyambut fajar baru, yang berarti masa depan yang cerah. Fajar baru disimbolkan
berupa garis lengkung yang melingkar di atasnya.

Tipografi Logo
Tipografi BKKBN tersusun dari B, K dan N yang menggunakan huruf kapital. Sedangkan
k dan b menggunakan huruf kecil sebagai penekanan pada kegiatan BKKBN yang
konsisten mengembangkan perencanaan keluarga. Huruf kecil melambangkan
egaliterisme, ramah dan dekat dengan keluarga Indonesia. Huruf besar melambangkan
formalitas dan wibawa dari lembaga ini.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program KB adalah Program yang diberlakukan pemerintah untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat.
Program KB mempunyai lebih banyak keuntungan daripada kerugiannya, maka
sebaiknya kita juga harus mendukung pemerintah untuk melaksanakan program KB
dengan cara pembicaraan santai kepada para tetangga, ikut berpartisipasi dalam rangka
penyuluhan program KB dari desa ke desa.
Pemerintah harus menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk mensukseskan
program KB, seperti pembenahan infrastruktur posyandu di pedesaan, penyuluhan
program KB dll, dan semua hal yang diperlukan setelah program KB ini sukses seperti
penyediaan lapangan pekerjaan, agar bisa menekan angka pengangguran di Indonesia.

B. Saran
1. Mengingat banyaknya keuntungan dan peluang yang timbul dari program KB, kita
sebagai putra bangsa harus turut mensukseskan program ini.
2. Pemerataan kesehatan dan pendidikan harus disiapkan oleh pemerintah agar program
KB ini cepat tercapai.
3. Lapangan pekerjaan pun juga harus dipenuhi untuk menekan angka pengangguran,
agar angka kriminalitas pun berkurang dan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat
yang maju dan bermutu.

22
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi. 2004. Keeluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV Muliasari.


Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Meilani, Niken.2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya.
http://911medical.blogspot.com/2008/04/artikel-makalah-tentang-kb-keluarga.html
http://web.ipb.ac.id/~tpb/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=19
Djami, Moudy EU, and Lotus Birth. "Isu Terkini dan Evidence Based dalam Praktik Kebidanan." Jurnal
Ilmiah Permata Medika Volume 2(2013).
Rahma, Andi Sitti. "GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG LOTUS BIRTH DI PUSKESMAS BARA-
BARAYA, PUSKESMAS MAMAJANG, DAN PUSKESMAS BATUA MAKASSAR." Alami Journal (Alauddin
Islamic Medical) Journal 3.1 (2019): 1-24.
Djami, Moudy EU, and Lotus Birth. "Isu Terkini dan Evidence Based dalam Praktik Kebidanan." Jurnal
Ilmiah Permata Medika Volume 2(2013).
FAJARINI, Septiana Putri. Asuhan Kebidanan Pada Ny D Umur 38 Tahun P3a0 Akseptor Keluarga
Berencana Implan Dengan Amenorea DiPuskesmas Ngoresan. 2014.
Septalia, Rendys, and Nunik Puspitasari. "Faktor yang memengaruhipemilihan metode kontrasepsi."
Jurnal biometrika dan kependudukan 5.2 (2016): 91-98.

23

Anda mungkin juga menyukai