Disusun oleh:
1. ARIF AGUNG BUDIYANTO (201902A003)
2. GALIH NURANI RISQI. (201902A011)
3. HERU BURHAN AMANU (201902A014)
4. JOKO SUSILO (201902A020)
KELOMPOK 1
Disetujui Oleh:
Ka. LPPM
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
dapat kami selesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini kami menyampaikan
ucapan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan serta
turut membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yaitu :
1. dr. Yudono selaku Kepala Dinas KesehatanKabupaten Ngawi.
2. drg. Ira Puspitasari selaku Kepala UPTD PuskesmasGeneng.
3. Dwy Ningsih, S.Ftr selaku Pembimbing Puskesmas.
4. Bapak Zainal Abidin S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES
Bhakti Husada MuliaMadiun.
5. Bapak Faqih Nafiul Umam, S. Kep., Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing.
6. Semua pihak yang telah membantu kegiatan KKN.
Ngawi, Februari2021
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL.........................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................7
LATAR BELAKANG ...............................................................................................................7
1.1 PERUMUSAN MASALAH.......................................................................................11
1.2 TUJUAN.....................................................................................................................11
1.3 MANFAAT ................................................................................................................12
BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................................................13
BAB III ANALISIS MASALAH.............................................................................................88
3.1 ANALISIS SITUASI ................................................................................................88
3.2 IDENTIFIKASI MASALAH ...................................................................................94
3.3 PRIORITAS MASALAH .......................................................................................104
3.4 PEMECAHAN MASALAH DAN ALTERNATIF SOLUSI ................................122
3.5 IMPLEMENTASI PROGRAM ..............................................................................129
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................................134
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................170
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................172
LAMPIRAN ...........................................................................................................................175
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat adalah sekelompok individu yang memiliki kepentingan
bersama dan memiliki budaya serta lembaga yang khas. Masyarakat juga bisa
dipahami sebagai sekelompok orang terorganisasi karena memiliki tujuan
bersama. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh
manusia. Sekalipun keluarga merupakan lingkungan sosial yang ideal guna
menumbuh kembangkan potensi yang ada pada setiap individu, dalam
kenyataannya keluarga sering kali menjadi wadah bagi munculnya berbagai
kasus penyimpangan sosial, dan kasus dalam bidang kesehatan.
Dalam RPJMN 2020 - 2024, Indonesia tetap memakai prevalensi TB
sebagai indikator dengan target, yaitu 272 per 100.000 penduduk (secara absolut
680.000 penderita). Hasil survey prevalensi TB 2018 - 2019 yang bertujuan
untuk menghitung prevalensi TB paru dengan konfirmasi bakteriologis pada
populasi yang berusia 15 tahun ke atas di Indonesia menghasilkan : 1).
Prevalensi TB paru smear positif per 100.000 penduduk umur 15 tahun ke atas
adalah 257 (dengan tingkat kepercayaan 95% 210 - 303) 2). Prevalensi TB paru
dengan konfirmasi bakteriologis per 100.000 penduduk umur 15 tahun ke atas
adalah 759 (dengan interval tingkat kepercayaan 95% 590 - 961) 3). Prevalensi
TB paru dengan konfirmasi bakteriologis pada semua umur per 100.000
penduduk adalah 601 (dengan interval tingkat kepercayaan 95% 466 - 758); dan
4). Prevalensi TB semua bentuk untuk semua umur per 100.000 penduduk adalah
660 (dengan interval tingkat kepercayaan 95% 523 - 813),diperkirakan terdapat
1.600.000 (dengan interval tingkat kepercayaan 1.300.000 - 2.000.000) orang
dengan TB di Indonesia.Tuberkulosis merupakan salah satu penyebab utama
kematian dimana sebagian besar infeksi terjadi pada orang antara usia 15 dan 54
tahun yang merupakan usia paling produktif, hal ini menyebabkan peningkatan
beban sosial dan keuangan bagi keluarga pasien.
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 menempati urutan kedua di
Indonesia dalam jumlah penemuan penderita TB sebanyak 27.193 penderita
(Kemenkes RI). Sedangkan sesuai data Puskesmas Geneng yang menderita TB
sebesar 105 orang.Berdasarkan pengertian diatas, terdapat beberapa
permasalahan yang terjadi di Puskesmas Geneng, yaitu adanya Penyakit Menular
dan Tidak Menular, Kesehatan Lingkungan.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah wahana bagi mahasiswa untuk
menerapkan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi pada masyarakat. Hal ini
searah dengan tujuan dan misi KKN yang merupakan pemberdayaan masyarakat
dimana masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam memajukan daerah
masing-masing bersama dengan mahasiswa. Tujuan dan misi KKN sebagai
pemberdayaan masyarakat menjadi dasar perumusan program kerja oleh
mahasiswa, sehingga program Kulia Kerja Nyata menjadi salah satu bagian dari
program pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi. Dengan demikian
perguruan tinggi, mahasiswa, serta masyarakat dapat berinteraksi dan
bekerjasama secara sinergis.
KKN diakui sebagai salah satu sarana untuk menerapkan tridharma
perguruan tinggi secara lebih komprehensif. Oleh karena itu, diharapkan KKN
dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik bagi masyarakat maupun
mahasiswa. KKN dapat memberdayakan masyarakat antara lain melalui
penerapan berbagai hasil penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna
kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Mahasiswa
pelaksana program KKN pun dapat memperoleh pengalaman nyata yang
didapatkan langsung dari masyarakat sehingga dapat memperkaya pengalaman
teoritis yang diperoleh di perguruan tinggi.
Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) bertujuan untuk memberikan
pengalaman kerja nyata di lapangan dalam bidang membentuk sikap mandiri
dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Selain itu, KKN
juga bertujuan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan taraf
pengetahuan dan keterampilan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraannya. KKN merupakan pengamalan pengetahuan dari multi disiplin
ilmu, dan diharapkan dapat berguna bagi kehidupan bermasyarakat pada
umumnya.
B. Perumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas
Geneng?
2. Bagaimana community diagnosis serta intervensi dari permasalahan-
permasalahan kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Geneng?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Geneng Kabupaten Ngawi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kuliah kerja nyata di wilayah kerja Puskesmas Geneng
antara lain sebagai berikut:
1) Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat mengenai penyakit
menular, penyakit tidak menular dan perilaku kesehatan masyarakat, antara
lain :
(1) TBC
(2) Merokok
(3) Hipertensi
(4) Angka Bebas jentik (ABJ)
(5) Rumah Sehat
(6) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
TINJAUAN TEORI
A. TUBERCULOSIS
1. Pengertian
organ tubuh mulai dari paru dan organ di luar paruseperti kulit, tulang,
persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering disebut dengan
2. Etiologi
oleh Robet Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan
cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-20 menit. Fraksi protein basil
5
6
mikobakterium tuberculosis yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil tipe
usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara
yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan
terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak ini. Perjalanan TBC setelah
3. Manifestasi Klinis
Menurut Wong (2008) tanda dan gejala tuberkulosisadalah:
a. Demam
b. Malaise
c. Anoreksia
h. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
7
i. Demam persisten
a. Pengkajian Keperawatan
anak dapat terjadi di usia berapa pun, namun usia paling umum
setengah paru-paru.
pleuritis.
malam.
9
atelektasis.
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Sputum Kultur
2) Skin test: mantoux, tine, and vollmer patch yaitu reaksi positif
B. Perilaku Merokok
adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat
(Istiqomah, 2003).
Seperti halnya perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya
lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman sebaya). Sari dkk (2003)
11
disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok
setengah bungkus rokok per hari, dengan adanya tambahan distres yang
menurut (Bustan, M.N., 2000) rokok aktif adalah asap rokok yang berasal
dari isapan perokok atu asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream).
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif (active
smoker) adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta
lingkungan sekitar.
Perokok pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang
perokok pasif dari pada perokok aktif. Asap rokok sigaret kemungkinan besar
Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok
pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon monoksida, empat kali
intensitas merokok membagi jumlah rokok yang dihisapnya setiap hari, yaitu:
rokok setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6-30 menit
yaitu 11-21 batang per hari dengan selang waktu 31-60 menit mulai
yaitu sekitar 10 batang per hari dengan selang waktu 60 menit dari
C. HIPERTENSI
dalam Arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,
angka kematian / mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua
fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukan fase darah
yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 menunjukan fase darah
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. Analisis Situasi
Puskesmas Geneng adalah salah satu organisasi yang bersifat fungsional.
Puskesmas Genengsebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Ngawi yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah Kecamatan Geneng. Puskesmas Geneng merupakan salah satu
Puskesmas yang ada di Kecamatan Geneng yang memiliki wilayah kerja 13
desa,yaitu DesaGeneng,Keraswetan,Keniten,Baderan,Klampisan,Sidorejo,
kasreman,kersikan,Dempel,kersoharjo,Klitik,Tepas,Tambakromo. Untuk
fasilitas perawatan Puskesmas Geneng melayani pasien umum, BPJS dan
Asuransi.
1. Identitas Puskesmas Geneng
Nama Puskesmas : Geneng
Alamat Puskesmas : JL. Raya maospati-ngawi No. 5
Desa/Kelurahan : Geneng
Kecamatan : Geneng
Kabupaten : Ngawi
Email : Geneng.pusk@gmail.com
2. Karakteristik Puskesmas
Letak Administrasi : Ibukota Kecamatan
Letak Geografis : Dataran Rendah
Letak Strategis : Perbatasan Kabupaten.
3. Jenis Puskesmas : Perawatan
Jumlah Bed :7
B. Identifikasi Masalah
1. Tahapan
Metode Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah survei dengan pendekatan Cross
sectional berdasarkan tahapan Community Diagnosis yaitu sebagai berikut :
1) Identifikasi Masalah
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan identifikasi masalah
kesehatan yang terjadi di puskesmas Geneng. Langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam metode survey adalah :
1) Menentukan responden survey
2) Melakukan pengambilan data
3) Melakukan pengolahan data dan analisis data
4) Mengananalisis antara hasil survey dengan prioritas masalah.
2. Kerangka akar faktor risiko masalah kesehatan
Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi faktor – faktor resiko
masalah kesehatan dengan membuat “Fishbone”. Berdasarkan Hasil
Brainstorming dari tiap – tiap anggota kelompok. Pembuatan Fishbone diawali
dengan adanya Brainstorming dari tiap – tiap anggota sehingga didapat
penyebab masalah yang sebanyak-banyaknya yang selanjutnya dijadikan
kerangka akar penyebab.Diperlukan proses penelusuran akar faktor resiko
masalah dengan cara sistematis fdan berdasar pada teori,data atau fakta atau
pikiran yang login berdasarkan konsep H.L.Blum. Teori H.L.Blum di
perngaruhi oleh empat faktor yaitu Perilaku,Lingkungan,Pelayanan Kesehatan,
dan faktor genetik.
11
3) Merokok
Dari hasil survey dan kuesioner di dapatkan bahwa 22 orang dari 207orang
mengkonsumsi rokok.
C. Prioritas Masalah
Prioritas masalah kegiatan dari 6 menjadi 3 prioritas masalah kesehatan
ditentukan dengan metode USG. Untuk lebih jelasnya pengertian urgency,
seriuosness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Urgency: Seberapa mendesak issue tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan issue tadi.
2. Seriuosness: Seberapa serius issue tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang muncul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan
issue tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain, jika masalah
penyebab issue tidak dipecahkan.
3. Growth: Seberapa kemungkinan issue tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab issue semakin memburuk jika dibiarkan.
No Skor
Masalah ∑
. 1 2 3 4 5 Bides
Rumah tangga
1. 2 1 2 2 2 2 11
sehat
Rumah yang
2. memenuhi syarat 2 2 2 1 1 2 10
kesehatan Nilai Kriteria
No. Masalah ∑ Ranking
Kasus Penderita U S5 G
3. 5 4 5 4 5 28
TB
1. Kasus Penderita TB 28 29 28 74 I
Angka Bebas
4. 4 3 4 4 4 4 23
Jentik Presentase merokok
2. 27 26 26 62 II
Presentase
5. 4 5 4 4 5 4 26
merokok
3. Penderita Hipertensi 24 25 25 35 III
Penderita
6. 4 4 4 4 5 4 25
Hipertensi
Tabel 3.16 Analisis prioritas masalah dengan metode USG
13
Perilaku :
1. Ingin menghilangkan
stress
2. Kebiasaan merokok
yang sudah dilakukan,
sulit atau malas untuk
berhenti.
3. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
bahaya merokok
Anggota
keluarga
merokok
Lingkungan:
Yankes :
1. Banyaknya promosi 1. Kurangnya
(iklan) tentang rokok penyuluhan tentang
2. Dipengaruhi teman atau bahaya merokok
orang disekitar dari tenaga
3. Karena suhu dingin kesehatan
4. Harga rokok yang 2. Kurangnya kerja
terjangkau sama antara Nakes
dan pemerintahan
desa untuk
mengurangi
kebiasaan merokok
Gambar 3.1Fishbone Anggota Keluarga yang Merokok
3. Hipertensi
Penyuluhan atau sosialisasi tentang Pencegahan Hipertensi pada lansia yang
menderita hipertensi. Penatalaksanaan non farmakologi merupakan
pengobatan tanpa obat- obatan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara
ini, perubahan tekanan darah diupayakan melalui pencegahan dengan
menjalani perilaku hidup sehat seperti :
1. Pembatasan asupan garam dan natrium
2. Menurunkan berat badan sampai batas ideal
3. Olahraga secara teratur
4. Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol
5. Mengurangi/ tidak merokok
6. menghindari stres
7. menghindari obesitas
Terapi herbal banyak tanaman obat atau herbal yang berpotensi dimanfaatkan
sebagai obat hipertensi antara lain daun seledri, buah mengkudu, bawang putih,
kayu manis, jahe dan lain sebagainya.
F. Implementasi Program
Masalah kesehatan yang ditemukan dalam Survei Mawas Diri
(SMD) kemudian dilakukan musyawarah untuk menentukan intervensi
masalah. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dilakukan sebagai sarana
penyadaran masyarakat akan keberadaan masalah dilingkungan sekitar
yang perlu dicari pemecahan masalahnya. Dari ketiga prioritas masalah di
atas, program yang telah dilakukan sebagai bentuk intervensi antara lain
1. Penyuluhan tentang TBC
Penyuluhan etika batuk tentang penyakit TBC, bagaimana tanda
gejalanya, bagaimana penularannya dan bagaimana
pencegahannya.
A. Penderita Tuberkulosis
Tuberculosis paru adalah penykit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Tuberkulosis (Mycobacterium Tuberculosis)
yang sebagian besar kuman Tuberkulosis menyerang paru-paru namun
dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Kuman tersebut berbentuk
batang yang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan. Oleh karena itu, disebut juga sebagai Basil Tahan Asam
(BTA) dan cepat mati jika terpapar sinar matahari langsung namun
dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab
(Muttaqin, 2012). Tuberculosis (TBC) adalah infeksius kronik yang
biasanya mengenai paruparu yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis. Bakteri ini ditularkan oleh droplet nucleus, droplet yang
ditularkan melalui udara dihasilkan ketika orang terinfeksi batuk,
bersin, berbicara atau bernyanyi (Priscilla, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis Paru
Kondisi social ekonomi, status gizi, umur, jenis kelamin dan faktor
toksis pada manusia merupakan faktor penting dari penyebab penyakit
tuberculosis yaitusebagai berikut (Naga, 2014) :
a. Faktor lingkungan Faktor lingkungan sangat berpengaruh
dalam penularan penyakit Tuberkulosis yaitu kaitannya dengan
kondisi rumah, kepadatan hunian, lingkungan perumahan, serta
lingkungan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk. Semua
faktor tersebut dapat memudahkan penularan penyakit
tuberculosis.
b. Faktor social ekonomi Pendapatan keluarga juga sangat
mempengaruhi penularan penyakit tuberculosis karena dengan
pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup
dengan layak seperti tidak mampu mengkonsumsi makanan
yang bergizi dan memenuhi syarat-syarat kesehatan.
c. Status gizi Kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi, dan
lain-lain (malnutrisi), akan mempengaruhi daya tahan tubuh
seseorang, sehingga rentan terhadap berbagai penyakit
termasuk tertular penyakit tuberculosis paru. Keadaan ini
merupakan faktor penting yang berpengaruh di negara miskin,
baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
d. Umur Penyakit tuberculosis paru ditemukan pada usia muda
atau usia produktif, dewasa, maupun lansia karena pada usia
produuktif orang yang melakukan kegiatan aktif tanpa menjaga
kesehatan berisiko lebih mudah terserang tuberkulosis. Dewasa
ini, dengan terjadinya transisi demografi akan menyebabkan
usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut
atau lebih dari 55 tahun, system 16 imunologis seseorang
menurun, sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit
termasuk penularan penyakit tuberculosis.
e. Jenis kelamin Menurut WHO penyakit tuberculosis lebih
banyak di derita oleh laki-laki dari pada perempuan, hal ini
dikarenakan pada laki-laki lebih banyak merokok dan minum
alcohol yang dapat menurunkan system pertahanan tubuh,
sehingga wajar jika perokok dan peminum beralkohol sering
disebut agen dari penyakit tuberculosis paru.
C. Penderita Hipertensi
Hipertensi disebabkan adanya perubahan struktur pada pembuluh
darah sehingga pembuluh darah menjadi lebih sempit dan dinding
pembuluh darah menjadi kaku. Kekakuan pembuluh darah disertai
dengan penyempitan dan kemungkinan terjadinya pembesaran plague
dapat menghambat peredaran darah, akibatnya tekanan darah dalam
sistem sirkulasi mengalami peningkatan.
Faktor risiko hipertensi yang umum diketahui antara lain usia,
jenis kelamin, tipe kepribadian, faktor genetik, obesitas, olah raga,
pola makan, gaya hidup, pola tidur, dan stress (Anggraini, 2014).
Semakin tua umur seseorang maka semakin besar risiko terkena
hipertensi. Rahajeng dan Tuminah (2009), menyebutkan bahwa pada
lansia umur di atas 60 tahun terjadi peningkatan risiko hipertensi
sebesar 2,18 kali dibandingkan dengan umur 55–59 tahun. Hal ini
terjadi karena pada usia tersebut arteri besar kehilangan kelenturannya
dan menjadi kaku, karena itu darah pada setiap denyut jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya
dan menyebabkan naiknya tekanan darah.
Beberapa faktor risiko yang termasuk dalam faktor risiko yang
tidak dapat dokontrol seperti genetik,usia, jenis kelamin, dan ras.
Sedangkan faktor risiko yang dapat dikontrol berhubungan dengan
faktor lingkungan berupa perilaku atau gaya hidup seperti obesitas,
kurang aktivitas, stres dan konsumsi makanan. Konsumsi makanan
yang memicu terjadinya hipertensi diantaranya adalah konsumsi
makanan asin, konsumsi makanan manis, konsumsi makanan
berlemak dan konsumsi minuman berkafein yaitu kopi atau teh.
Dari data sekunder penderita hipertensi memperoleh gap sebesar
70,6 %. Dan dari hasil USG yang telah dilakukan bahwa penderita
hipertensi menempati peringkat ketiga. Menurut kelompok kami
warga di wilayah kerja Puskesmas Geneng sebagian besar masyarakat
yang menderita hipertensi lebih banyak dengan jenis kelamin laki-
laki, penderita hipertensi rata-rata berusia 41-55 sebesar 24,52% dan
pada usia lebih dari 55 tahun sebesar 65,68%.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh di wilayah kerja
Puskesmas Genengdidapatkan berbagai macam permasalahan kesehatan
yaitu sebagai berikut :
1. Ditetapkan 3 prioritas masalah yaitu : penderita TBC, merokok,
dan penderita hipertensi
2. Penyebab dari masalah tersebut dapat disebabkan oleh perilaku,
lingkungan, pelayanan kesehatan dan hereditas atau genetic yang
menyebabkan warga di wilayah kerja Puskesmas Geneng ini
dapat berpengaruh secara cepat. Baik masalah merokok yang
sudah menjadi kebiasaan atau tradisi yang sulit untuk dihindarkan
ataupun masalah kesehatan hipertensi dan TB yang terjadi akibat
rendahnya pengetahuan masyarakat.
3. Dari masalah tersebut maka dapat diambil alternatif yang dapat
merubah kebiasaan dari masyarakat tersebut. Salah satu alternatif
yang dapat diambil yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang
bahaya merokok, hipertensi dengan memberikan alternatif
penurunan tekanan darah non medis yaitu dengan air rebusan
daun seledri dan penyuluhan tentang TB.
4. Intervensi yang dapat diberikan pada hipertensi dengan
melakukan senam hipertensi dan pembuatan air rebusan daun
seledri, melakukan pembagian stiker Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) untuk permasalahan merokok dan melakukan penyuluhan
etika batuk tentang penyakit TBC, bagaimana tanda gejalanya,
bagaimana penularannya dan bagaimana pencegahannya.
B. Saran
Saran untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Geneng antara lain adalah:
1. Bagi Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Geneng
a. Untuk mengurangi merokok dengan cara tidak merokok di
dalam rumah dan di dekat perokok pasif, terutama bayi, balita
dan ibu.
b. Untuk mengurangi angka kejadian hipertensi diharapkan
masyarakat dapat mengontrol pola makan dan menerapkan
intervensi pemberian air rebusan daun seledri.
c. Untuk pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup
mulut saat batuk, dan membuang dahak tidak sembarangan
tempat.
2. Bagi Puskesmas
a. Sebaiknya memperbaiki mutu pelayanan yang lebih inovaif
agar dapat menarik perhatian warga dan melakukan kegiatan
yang dapat menambah keakraban dan kepercayaan dari warga
sekitar.
b. Meningkatkan program penyuluhan secara berkesinambungan.
c. Diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan
terutama pemberian informasi tentang bahaya merokok,
hipertensi dan TB.
3. Bagi Mahasiswa
Semoga dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa STIKES BHM
Madiun, serta dapat dijadikan sebagai panduan KKN selanjutnya.
4. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Sebagai lahan pengabdian masyarakat dan penelitian dosen
maupun mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, D. (1998). Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan Dan Pasien. Jakarta: Sinar
Grafika.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Jakarta
Maharani, Amita. 2016. Evaluasi Data Pelaksanaan Rumah Tangga Berperilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Sigaluh 2
Kabupaten
Sugiarti, Enik. 2016. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada
Desa dengan Status ODF(Open Defecation Free) di Desa Gebangan
Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal Tahun 2015. Semarang [e-
skripsi/lib.unnes.ac.id] diakses pada 28 Februari 2021 pukul 22.13 WIB
Sulistiyorini, Nur Rahmaati, dkk. 2015. Share Social Work Jurnal: Partisipasi
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Lingkungan Margaluyu
Kelurahan Cicurug. Vol 5[e-journal/jurnal.unpad.ac.id] diakses pada 28
Februari 2021 pukul 19.47 WIB
Susanti, Rini. 2010. Pemetaan Persoalan Sistem Penyediaan Air Bersih untuk
Meningkatkan Kualitas Sistem Penyediaan Air Bersih di Kota
Sawahlunto.Lampung [e-journal/journals.itb.ac.id] diakses pada tanggal
28 Februari 2021 pukul 15.03 WIB
[e-book Promkes Kemenkes RI/promkes.kemkes.go.id] diakses pada 28 Februari
2021 pukul 22.07 WIB
LAMPIRAN
1. Penyuluhan TBC
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan, mengerti tentang penyakit Tuberkulosis paru
dan perawatannya
B. Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan penyuluhan, dapat :
1. Menjelaskan pengertian tuberkulosis paru dengan benar.
2. Menjelaskan penyebab tuberkulosis paru dengan benar.
3. Menjelaskan tanda dan gejala tuberkulosis paru dengan benar.
4. Menjelaskan proses penularan penyakit tuberkulosis paru.
C. Materi
1. Definisi tuberkulosis paru.
2. Penyebab tuberkulosis paru.
3. Tanda dan gejala tuberkulosis paru.
4. Proses penularan penyakit tuberkulosis paru.
D. Metode
Ceramah dan tanya jawab
E. Media
Leaflet
flip chart
F. Kegiatan penyuluhan
Tahap/Wakt Kegiatan
No Kegiatan Penyuluhan
u sasaran
Kegiatan
No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan
sasaran
G. Pengorganisasian
Pemberi materi : Arif Agung Budiyanto
Notulen : Galih Nurani Risqi
Observer : Heru Burhan Amanu
Fasilitator : Joko Susilo
H. Evaluasi
1. Struktur
Peserta hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Geneng
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya (SAP, leaflet, flip chart)
2. Proses
Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, peserta yang terlibat
aktif 60% dari yang hadir
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Hasil
Para peserta mengerti penjelasan yang telah diberikan
Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang
Lampiran Materi
TUBERKOLOSIS PARU
A. PENGERTIAN
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru-paru
yang disebabkan oleh Mycobakterium Tuberkulosis.
B. ETIOLOGI :
Jenis kuman berbentuk batang, ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-
0,6/um. Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid sehingga kuman tahan
terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia , fisik. Sifat lain dari kuman ini
adalah aerob yang menyukai daerah yang banyak oksigin, dalam hal ini lebih
menyenangi daerah yang tinggi kandunagn oksiginnya yaitu. daerah apikal
paru, daerah ini yang menjadi prediksi pada penyakit Tuberkulosis
C. PATOFISIOLOGI :
Penyakit ini dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel efektor
(makrofag), sedangkan limphosit (sel T) adalah sel imonoresponsifnya.
Imunitas ini biasanya melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi
oleh limfosit dan limfokin, respon ini disebut sebagai reaksi hipersensitifitas
( lambat). Basil Tuberkel yang mencapai permukaan alveolus akan diinhalasi
sebagai suatu unit (1-3 basil), gumpalan basil yang lebih besar cenderung
tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan
penyakit. Yang berada dialveolus dibagian bawah lobus atas paru basil tuberkel
ini membuat peradangan.
Leukosit polimorfonuklear nampak pada tempay tersebut dan mempagosit,
namun tidak membunuh basil. Hari-hari berikutnya leukosit diganti oleh
makrofag, alveoli yang terserang mengalami konsolidasi dan timbul gejala
pneumoni akut. Pneumoni selluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses
ini dapat berjalan terus, dan basil terus dipagosit atau berkembang biak di
dalam sel. Basil juga menyebar melalui kelenjar getah bening. Makrofag yang
mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk
sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan waktu 10-20
hari). Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan
seperti keju (nekrosis kaseosa) . Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan
granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan menimbulkan respon
berbeda. Jaringan granulasi akan lebih fibroblas membentuk jaringan parut dan
ahirnya membentuk suatu kapsul yang dikelilingi tuberkel..
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK:
Pemeriksaan fisik :
Laboratorium :
F. PENATALAKSANAAN :
Penyuluhan
Pencegahan
Pemberian obat-obatan :
1. OAT (obat anti tuberkulosa) :
2. Bronchodilatator
3. Expektoran
4. OBH
5. Vitamin
Fisioterapi dan rehabilitasi
Konsultasi secara teratur
Riwayat Keluarga :
Biasanya keluarga penderita ada yang mempunyai kesulitan yang sama (penyakit
yang sama)
Riwayat lingkungan :
Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman padat, ventilasi rumah
yang kurang, jumlah anggauta keluarga yang banyak.
Aspek Psikososial :
Merasa dikucilkan
Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri.
Biasanya pada keluarga yang kurang mampu.
Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu
yang lama dan biaya yang bayak.
Masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien.
Tidak bersemangat, putus harapan.
2. Bahaya Merokok
A. PENDAHULUAN
Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu. Merokok menjadi salah
satu perilaku menghisap rokok yang diminati oleh kaum laki-laki hal ini
didukung dengan laporan jumlah perokok yang naik tiap tahunnya
menurut WHO memperkirakan ada lebih dari 1,1 miliar perokok di seluruh
dunia (80%) dari anggota yang tinggal di negara-negara berpenghasilan
rendah sampai menengah.
Angka prevalensi perokok di Indonesia menjadi salah satu tertinggi
di dunia 46,% laki-laki dan 3,1% perempuan. Jumlah perokok mencapai
62,8% diantaranya berasal dari kalangan ekonomi bawah. Sedangkan
untuk di wilayah kerja puskesmas Geneng mencapai persentase 71,7%
yang didominasi kalangan usia remaja hingga dewasa. Kebiasaan merokok
pada kaum remaja sangat terkait dengan pergaulan dan lingkungan.
Beberapa alasan yang diberikan adalah merokok dianggap bergaya, dari
gambar-gambar bintang top film. Selain itu, orang dewasa yang
melambangkan otoritas.
Selain itu, merokok juga memberikan dampak buruk bagi yang
menghirup asap hasil pembakaran atau sering kita kenal dengan perokok
pasif yang rentang terkena penyakit 4x lebih berbahaya daripada perokok
aktif. Kebiasan merokok lama-kelamaan akan menyebabkan masalah
kesehatan misalnya gangguan sistem saraf, penyakit hipertensi, penyakit
stroke, kanker paru hingga berujung merenggut nyawa.
Disisi lain, terdapat tanaman penangkal asap rokok yang mampu
menyerap zat-zat berbahaya misalnya karbondioksida. Hal ini menjadi
kunci untuk menjaga kualitas udara agar tidak bercampur dengan asap
hasil pembakaran dari rokok. Tanaman penangkal asap rokok sangatlah
beragam tetapi yang sering ditemukan dan mudah beradapatasi dengan
lingkungan adalah lidah mertua .
Berdasarkan ulasan pendahuluan diatas, kami mengambil
intervensi program BAKO (Asbak Anti Asap Rokok) dan penyuluhan
bahaya asap rokokdikalanganorangdewasakhususnyabapak-
bapakdansimulasipenanaman lidah mertua sebagai tanaman penangkal
asap rokok.
B. TUJUANKEGIATAN
i. Tujuan Umum
Setelah diadakan penyuluhan warga dapat memahami tentang Bahaya
Merokok di dalam rumah sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran warga dalam meminimalisir asap rokok yang ada di rumah.
ii. Tujuan Khusus
b. Peserta dapat mengetahui pengertianmerokok
c. Peserta dapat mengetahui bahaya darimerokok
d. Peserta dapat mengetahui tanaman penangkal asaprokok
Kegiatan
Langkah-
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
langkah
a. Menjawab
a. Pembukaan
salam
b. Perkenalan
1. Pengantar ± 10 Menit b. Mendengarkan
c. Menjelaskan
maksud dan
maksud dantujuan
tujuan
2. Penyajian ± 30 Menit a. Menjelaskan a. Menyimak
tentang penjelasan
merokok
b. Menjelaskan
tentang bahaya
dari merokok
c. Menjelaskan
tentang dampak
asap rokok bagi
kesehatan
d. Menjelaskan
tentang tanaman
penangkal asap
rokok
Tanya Jawab dan
3. Evaluasi ± 15 Menit Diskusi
Menyimak
Memberi salam
4. Penutup ± 5 Menit Menjawab salam
penutup
Lampiran Materi
Bahaya Merokok
2. Spider Plant
3.Sansevieria / LidahMertua
Tanaman ini mampu
menyerap 107 jenis racun
termasuk polusi udara, asap
rokok hingga radiasi nuklir.
Sehingga sangat cocok
dijadikan tanaman penyegar
ruangan maupun di luar
ruangan. Manfaat lainnya
adalah mempunyai
kemampuan beradaptasi yang
tinggi terhadap lingkungan,
jadi perawatan tumbuhan ini
sangat mudah.
4. SriRejeki
I. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi
di Negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di
Indonesia. Tekana darah tinggi juga meruoakan factor resiko penting penyakit
jantung koroner. Pada beberapa penelitian di Indonesia, bahwa prevalensi
hipertensi berkisar antara 10% (Supari, 2011).
Peningkatan tekanan darah arteri dapat meninglatkan resiko terjadinya
gagal ginjal, penyakit jantung, pengerasan dinding arteri yang biasa disebut
arterosklerosis juga terjadinya stroke. Kompliklasi ini sering berakhir menjadi
kerusakan atau kematian. Oleh sebab itu diagnosis dari hipertensi harus dideteksi
sedini mungkin untuk menghjindari berbagai komplikasi tersebut ( cunha, 2020).
Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
yang ada di Indonesia maupun di beberapa Negara yang ada di dunia.
Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di Negara
berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan
menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi didasarkan pada angka
penderita hipertensi saat ini dan opertambahan penduduk saat kini ( armilawaty ,
2007).
Seledri adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai
bumbu masakan. Seledri sudah lama dikenal sebagai obat hipertensi, batan dan
daun hijau ini memiliki efek penurunan tekanaan darah ( setiawan, 2008).
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. Media
1. Alat
a. Leaflet
b. LCD
2. Pengorganisasian Kelompok
a. Moderator :Arif Agung Budiyanto
b. Penyaji : Galih Nurani Risqi
c. Fasilitator : Heru Burhan Amanu
d. Observer : Joko Susilo
Uraian Tugas
A. Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3) Menjelaskan tujuan dan topik
4) Menjelaskan kontrak waktu
5) Mengarahkan jalannya penyuluhan pada penyaji
6) Mengarahkan alur diskusi
7) Memimpin jalannya diskusi
8) Menutup acara
B. Penyaji.
Mempresentasikan materi untuk penyuluhan.
C. Fasilitator
1) Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
2) Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.
D. Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
VI. Proses Pelaksanaan
HIPERTENSI
A. Pengertian
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan
hipertensi.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1990) Hipertensi didefinisikan
sebagai suatu peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas
140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Peninggian tekanan darah
yang terus menerus yang merupakan gejala klinis karena hal tersebut dapat
menunjukkan keadaan seperti hypertensi heart disease arteriole nefrosclerosis.
Jadi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang lebih
dari 140/90 mmHg.
B. Penyebab Hipertensi
1. Asupan garam yang tinggi
2. Strees psikologis
3. Faktor genetik (keturunan)
4. Kurang olahraga
5. Pola hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol
6. Pola Makan (kolesterol tinggi) menyebabkan penyempitan pembuluh
darah
7. Faktor Usia
8. Kegemukan
C. Tanda dan Gejala Hipertensi
Adapun tanda-tanda gejala pada hipertensi antara lain
1. Kepala pusing
2. Gemetar
3. Sering marah - marah
4. Jantung berdebar-debar
5. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
6. Keringat berlebihan
7. Gangguan penglihatan
8. Rasa berat ditekuk
9. Sukar tidur
D. Pencegahan Hipertensi
1. Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2. Diet hipertensi
3. Menjaga keseimbangan berat badan
4. Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan kurangi/hentikan merokok
5. Istirahat yang cukup
6. Hindari strees
7. Olahraga yang teratur
E. Komplikasi Hipertensi
1. Gangguan jantung
2. Stroke
3. Gagal ginjal
4. Gangguan penglihatan
5. Gangguan otak
F. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Perubahan gaya hidup
Mengurangi konsumsi garam
Melakukan olahraga secara teratur dan dinamik ( jalan kaki, senam,
jogging, bersepeda, maupun berkebun)
Menghentikan kebiasaan merokok
Mengurangi kebiasaan minum kopi
Menjaga kestabilan berat badan
Menghindari stres
2. Pengaturan diet
a. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie,
tapioca, nasi
Sumber protein nabati seperti tahu, temped an kacang-kacangan
Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang,
melon, tomat, dll
b. Makanan yang dibatasi
Garam dapur
Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, asinan
Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol