Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.NY.

“N” DENGAN PEMBERIAN


IMUNISASI POLIO 0 DI RUANG POLIKLINIK TERPADU RSUD
PALEMBANG BARI TAHUN 2023

Disusun Oleh
Kelompok 1:

1. Adetri Rizki 21012124


2. Dea Armita 21012127
3. Dehtri Julianti 21012128
4. Desta Sari 21012129
5. Devi Dian J 21012130
6. Dike Marsela 21012131
7. Dila Setiawati 21012132
8. Dilian Valentine 21012133

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES BUDI MULIA SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Sholawat beserta salam mahabbah semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan sebagai penyempurna
seluruh risalah-Nya.

Tidak lupa pula pada kesempatan kali ini penulis menghanturkan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
pembuatan laporan ini:

1. Ibu Makiani,SH, MM, Mars selaku Direktur RSUD Palembang Bari


2. Bapak Dr. Alfarobi, M. Kes selaku Wakil Direktur Umum RSUD Palembang
Bari
3. Ibu Juliana Widyastuti Wahyuningsih, SKM. M. Kes selaku Direktur Stikes
Budi Mulia Sriwijaya Palembang
4. Ibu Leny, SST, M. Kes selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan Stikes
Budi Mulia Sriwijaya Palembang
5. Bapak Bembi Farizal, S. ST. Pi., MM sebagai Kepala Bagian Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) Rumah Sakit Umum Daerah Bari
6. Ibu Beti Maryani, SKM., M. Kes sebagai Ka Tim Kerjasama dan Pendidikan
Rumah Sakit Umum Palembang Bari
7. Ibu Farida Andriani, SST., M. Kes selaku sub koordinator Sumber Daya
Pelayanan Keperawatan
8. Ibu Aswida Anggraini S.kep ,Ners sebagai Kepala Ruangan Instalasi Rawat
Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari
9. Ibu Bdn. Farida Andriani, SST., M. Kes ,Ibu Puasawati Br. Silalahi, SST dan
Ibu Bdn. Sri Yuli Ekayanti, SST selaku Pemimbing Klinik Bagian Kebidanan
RSUD Palembang Bari
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan serta motivasi yang tidak isa
disebutkan satu persatu

Akhir kata penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah seminar ini. Untuk
itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangan penulis harapkan.

Palembang, 04 November 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................ivBAB 1 PENDAHULUAN
.................................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang............................................................................................1
1.2.Tujuan..........................................................................................................2
1.2.1.Tujuan Umum.....................................................................................2
1.2.2.Tujuan Khusus....................................................................................2

1.3.Waktu dan Tempat......................................................................................3


1.4.Manfaat........................................................................................................3
1.4.1.Manfaat Bagi Institusi........................................................................3
1.4.2.Manfaat Bagi Mahasiswa...................................................................3
1.4.3.Manfaat Bagi Lahan Praktek..............................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................4
2.1.Definisi Imunisasi..................................................................................4
2.2.Tujuan Imunisasi...................................................................................4
2.3.Manfaat Imunisasi.................................................................................5
2.4.Jenis-Jenis Imunisasi.............................................................................6
2.5.Jenis-JenisImunisasiSebelumBerusiaSatuTahun...................................6

BAB III TINJAUAN KHUSUS..........................................................................15


3.1. INTERPRETASI DATA DASAR.....................................................19
3.2. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL...............19
3.3. RENCANA TINDAKAN...................................................................19
3.4 IMPLEMENTASI...............................................................................20
3.5. EVALUASI........................................................................................21
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN IMUNISASI........................................22
5.1. Kesimpulan.........................................................................................25
5.2. Saran....................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................27
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Imunisasi atau vaksinasi adalah cara sederhana, aman, dan efektif untuk
melindungi seseorang dari penyakit berbahaya, sebelum bersentuhan dengan agen
penyebab penyakit. Menurut laporan terakhir menyebutkan bahwa terdapat 20 juta
anak belum mendapatkan pelayanan imunisasi untuk balita di seluruh dunia secara
rutin setiap tahun (World Health Organization 2020).
Tingginya jumlah anak yang belum mendapatkan imunisasi mengakibatkan
beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian, yang
seharusnya dapat dicegah dengan vaksin. Sedangkan, menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, imunisasi
adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (World Health
Organization, 2019).
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 menunjukan
cangkupan imunisasi dasar lengkap dindonesia meningkat dibandingkan capaian
imunisasi pada tahun 2012 cangkupan imunisasi campak meningkat menjadi 87%
pada SDKI 2027 Dibanding pada SDKI 2012 sebsar 80%. Imunisasi polio menjadi
83% pada SDKI 2017 meningkat dibandingkan pada SDKI 2012 76% . Imunisasi
DPT juga mengalami peningkatan dari 72% pada SDKI 2017 capaian imunisasi
BCG juga meningkat menjadi 91% pada SDKI 2017 dibandingkan pada SDKI
2012 sebesar 89% . Capaian imunisasi dasar lengkap pada SDKI ini masih 70% dan
belum mencapai target pemerintah yaitu 92% , beberapa alasan yang menyebabkan
bayi tidak mendapatkan imunisasi yaitu karena takut panas, tempat imunisasi jauh,
sibuk, dan tidak tahu tempat imunisasi.
Pada tahun 2018 Sumatera Selatan menjadi salah satu provinsi dengan capaian
tertinggi untuk realisasi program imunisasi dasar lengkap Sumatera Selatan sebesar
99,3%. Persentase desa yang mencapai UCI (Universal Child Immunization) di
Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 sebesar 94,6% (yaitu 3.059 desa UCI
dari 3.265 desa yang ada). Jika dibandingkan dengan indikator RPJMN/Renstra
2015-2019 dimana target tahun 2018 adalah sebesar 88%, maka angka ini berarti
sudah mencapai target (BPS Sumsel 2020).
Menurut data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan kabupaten/kota
menunjukkan bahwa pada tahun 2017 desa/kelurahan UCI di Provinsi Sumatera
Selatan ada 6 kabupaten/kota yang sudah mencapai UCI 100%, yaitu Kabupaten
Ogan Komering Ilir, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Muratara, Kota
Prabumulih, Kota Pagaralam, dan Kota Lubuk Linggau. Sedangkan 9 Kabupaten
yang lain sudah diatas 88% (Profil Dinkes Prov Sum-Sel, 2018). Pada tahun 2019
cakupan imunisasi dasar di Sumatera Selatan sudah memenuhi target yaitu 102,9%.
Dengan persentase imunisasi BCG 88,68% DPT 61,30%, Hepatitis 62,26%, Polio
64,35%, Campak 66,45% (BPS Prov Sum-Sel, 2020).

1.2. TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa memperoleh pemahaman dan


pengetahuan mengenai imunisasi serta layaknya dalam memberikan layanan
imunisasi sesuai dengan standar pelayanan dilahan praktik untuk masyarakat.

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa memahami imunisasi
2. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan
imunisasi di lahan praktik
3. Agar mahasiswa bisa mengidentifikasi data subjektif mengenai imunisasi
4. Agar mahasiswa bisa mengidentifikasi data objektif mengenai imunisasi
5. Agar mahasiswa bisa menganalisa data mengenai imunisasi
6. Agar mahasiswa dapat melakukan penatalaksanaan imunisasi yang benar
7. Agar mahasiswa dapat menginterprestasikan mengenai imunisasi
8. Agar mahasiswa dapat mengevaluasi masalah imunisasi
9. Agar mahasiswa dapat mendokumentasikan masalah imunisasi

1.3. Waktu dan Tempat


Waktu Pelaksanaan : 03- November – 2023
Pukul : 10.15 WIB
Tempat Pelaksanaan : Ruang Poliklinik Terpadu RSUD PALEMBANG BARI,
Jl. Panca Usaha No. 1, 5 ulu Kota Palembang, Sumsel
30254.

1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Bagi Institusi
Agar institusi pendidikan mampu menghasilkan mahasiswa yang
berkompeten dalam memberikan pelayanan imunisasi.
1.4.2. Manfaat Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa mampu memahami, mempraktikan, dan dapat
memberikan pelayanan imunisasi yang baik dan benar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
1.4.3. Manfaat Bagi Lahan Praktek
Agar RSUD Palembang Bari dapat mempertahankan pelayanan imunisasi
yang telah ada.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1.1. Definisi Imunisasi


Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu, sehingga bila suatu saat
terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain TBC, difteri, tetanus, hepatitis B,
pertusis, campak, rubella, polio, radang selaput otak, dan radang paru-paru. Anak
yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya
tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian (Permenkes RI, 2017).
Polio adalah penyakit yang terjadi akibat paparan virus pada system syaraf
pusat. Dampaknya menyebabkan otot lumpuh, bahkan caat permanen. Pemberian
vaksin pada anak diberikan sebanyak 4 kali. Dosis pemberiannya saat Si kecil
berusia 0-1 bulan. Kemudian selanjutnya saat usia 2,3 dan 4 bulan berturut-turut.
Kemudian vaksin anak (booster) polio akan anak dapatkan saat anak menginjak
usia 18 bulan (IDAI 2023).
1.2. Tujuan Imunisasi
Menurut (Musbikin, 2006), Tujuan pemberian imunisasi adalah membentuk
kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit terutama polio, cacar, gondok, rubella,
pertusis, difteri, tatanus, infeksi Haemophilus dan hepatitis B dengan memberikan
vaksin pada bayi (Nurjanah dkk., 2013). Menurut (Surya, 2004), Jadwal pemberian
imunisasi pada bayi dimulai dari umur 0 bulan, Imunisasi DPT dilakukan tiga kali,
DPT pertama diberikan saat bayi berusia dua bulan, DPT kedua saat bayi berusia
empat bulan dan DPT ketiga pada saat bayi berusia enam bulan. Imunisasi polio
untuk menghindari anak dari penyakit kelumpuhan, diberikan tiga kali pada saat
bayi berusia dua bulan, empat bulan dan enam bulan. Imunisasi campak diberikan
setelah bayi berusia sembilan bulan. Imunisasi hepatitis B diberikan dua kali pada
saat bayi baru lahir dan usia 1 bulan (Nurjanah, dkk., 2013).
Imunisasi harus diberikan pada bayi yang kondisi tubuhnya sehat, tidak
dibenarkan diberikan pada bayi yang sedang menderita penyakit ataupun bayi
sedang menderita panas tinggi. Batas aman suhu badan anak yang akan mendapat
imunisasi harus berkisar 37oCelcius (Achmadi, 2006). Tujuan dari pemberian
imuniasi, antara lain :
1. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan
penyakit tertentu di dunia.
2. Melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya
bagi bayi dan anak.
3. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu.
4. Menurunkan morbiditas, mortalitas dan cacat serta bila mungkin didapat
eradikasi sesuatu penyakit dari suatau daerah atau negeri.
5. Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya .
6. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan
penyakit pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan
penyakit tertentu dari dunia seperti pada imuniasi cacar (Agustiningrum,
2019).

1.3. Manfaat Imunisasi


Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan menurunkan
angka kesakitan dan kematian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi
dapat dirasakan oleh :
a. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat
atau kematian.
b. Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga sejahtera apabila orang tua yakin bahwa
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Hal ini mendorong
penyiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan berkualitas.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan Negara (Proverati 2010).

1.4. Jenis-Jenis Imunisasi


Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan efek-efek
yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu:
1. Imunisasi aktif
Merupakan suatu pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin)
agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu
ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat
mengenali dan merespon.
2. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian
zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi
yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu
melalui placenta) atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang
sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi (Atikah, 2010).

1.5. Jenis-Jenis Imunisasi Sebelum Berusia Satu Tahun


Adapun jenis-jenis imunisasi dasar lengkap yang diberikan pada bayi sebelum
berusia satu tahun, yaitu :
A. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B yaitu penyakit
infeksi yang dapat merusak hati. Efek samping imunisasi umumnya tidak ada,
jika pun terjadi yaitu berupa keluhan nyeri pada tempat suntikan yang disusul
demam dan pembengkakan, reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.
Kontra-indikasi imunisasi hepatitis B yaitu tidak dapat diberikan pada anak yang
menderita sakit berat (Maryunani, 2010 : 221-222).

B. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC), yaitu penyakit paru-paru
yang sangat menular. Efek samping umumnya tidak ada, namun pada beberapa
anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian
bawah dan biasanya akan sembuh sendiri. Kontra-indikasi imunisasi BCG yaitu
tidak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukan uji
mantoux positif atau pada anak yang mempunyai penyakit kulit yang
berat/menahun.

C. Imunisasi DPT-HB-Hib
Imunisasi DPT-HB-Hib merupakan imunisasi yang diberikan untuk
mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis, tetanus, pneumonia (radang
paru), dan meningitis (radang selaput otak). Efek samping biasanya berupa
bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat
timbul. Kontra-indikasi imunisasi yaitu tidak dapat diberikan pada anak yang
mempunyai penyakit atau kelainan saraf baik bersifat keturunan atau bukan,
seperti epilepsy, menderita kelainan saraf, anak yang sedang demam/sakit keras
dan yang mudah mendapatkan kejang dan mempunyai sifat alergi, seperti eksim
atau asma.

D. Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah program vaksinasi yang bertujuan untuk
melindungi individu dari penyakit polio atau poliomielitis. Polio adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus poliovirus, dan dapat menyebabkan kelumpuhan
permanen atau bahkan kematian. Imunisasi polio menggunakan vaksin polio
untuk meningkatkan Imunisasi polio adalah program vaksinasi yang bertujuan
untuk melindungi individu dari penyakit polio atau poliomielitis. Polio adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus poliovirus, dan dapat menyebabkan
kelumpuhan permanen atau bahkan kematian. Imunisasi polio menggunakan
vaksin polio untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.

E. Imunisasi Campak
Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Efek samping mungkin terjadi
demam ringan dan terdapat efek kemerahan/bercak merah pada pipi di bawah
telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan, kemungkinan terdapat
pembengkakan pada tempat penyuntikan. Kontra-indikasi imunisasi campak
yaitu pada anak dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam, gangguan
kekebalan, TBC tanpa pengobatan, kekurangan gizi berat, penyakit keganasan,
serta pada anak dengan kerentanan tinggi terhadap protein telur, kanamisin, dan
eritromisin (antibiotik).

F. Imunisasi Polio
1. Definisi
a. Imunisasi Polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan terhadap penyakit poliomielitis, yaitu penyakit radang yang
menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh kaki.
b. Imunisasi Polio adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomielitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan
pada anak (kandungan vaksin polio adalah virus yang dilemahkan).
2. Pemberian Imunisasi
AImunisasi penting untuk mencatat bahwa dalam beberapa program
imunisasi, dosis pertama vaksin polio (Polio 1) dapat diberikan pada usia
bayi yang sangat muda, sering kali pada beberapa bulan pertama
kehidupan. Imunisasi polio biasanya disertakan dalam jadwal imunisasi
rutin yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan setempat atau
organisasi kesehatan dunia.
Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan, mengingat adanya
imunisasi polio massal atau Pekan Imunisasi Nasional. Tetapi jumlah dosis
yang berlebihan tidak akan berdampak buruk, karena tidak ada istilah
overdosis dalam imunisasi

2. Usia Pemberian Imunisasi


Waktu pemberian polio adalah pada umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir
(0 bulan), dan berikutnya pada usia bayi 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan.
Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin
DPT.

3. Cara Pemberian Imunisasi


Cara pemberian imunisasi polio melalui oral/mulut (Oral Poliomyelitis
Vaccine/OPV). Di luar negeri, cara pemberian imunisasi polio ada yang
melalui suntikan (disebut Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV).

4. Efek Samping Imunisasi


Hampir tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja yang
mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasus-nyapun sangat jarang

5. Kontra-Indikasi Imunisasi
Sebaiknya pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah,
seperti demam tinggi (di atas 38 ˚C) ditangguhkan. Pada anak yang
menderita penyakit gangguan kekebalan tidak diberikan imunisasi polio.
Demikian juga anak dengan penyakit HIV/AIDS, penyakit kanker atau
keganasan, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi
umum, untuk tidak diberikan imunisasi polio.

6. Tujuan
Dengan memberikan vaksin polio pada dosis pertama, tujuannya adalah
untuk membangun respons kekebalan pertama pada bayi terhadap virus polio
dan memulai proses perlindungan jangka panjang terhadap penyakit tersebut.
Jadwal dan jenis vaksin yang digunakan dapat bervariasi, jadi penting untuk
mengikuti pedoman imunisasi yang berlaku di wilayah Anda. Orang tua atau
wali anak sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan
setempat untuk informasi yang lebih spesifik dan tepat sesuai dengan kebijakan
kesehatan di daerah mereka.

a. Penyakit Yang Dapat Dicegah Imunisasi


Menurut buku ajar imunisasi yang disusun oleh pusat pendidikan dan
pelatihan tenaga kesehatan (2014), dijelaskan bahwa terdapat beberapa penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu sebagai berikut :
1. Tuberculosis (TBC)
2. Difter
3. Pertusis
4. Tetanus
5. Hepatitis B
6. Campak
7. Rubella
8. Poliomielitis
9. Radang Selaput Otak
10. Radang Paru-Paru
b. Imunisasi Di Indonesia
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran jumlah
penerima imunisasi, kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin pada
sasaran. Pelaksaan program imunisasi dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan
pemerintah dan swasta. Institusi swasta dapat memberikan pelayanan imunisasi
sepanjang memenuhi persyaratan perijinan yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan. Di Indonesia pelayanan imunisasi dasar/ imunisasi
rutin dapat diperoleh pada :
1. Pusat pelayanan yang dimiliki oleh pemerintah, seperti Puskesmas,
Posyandu, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit atau Rumah Bersalin
2. Pelayanan di luar gedung, namun diselenggarakan oleh pemerintah
misalnya pada saat diselenggarakan program Bulan Imunisasi Anak
Sekolah, pekan Imunisasi Nasional, atau melalui kunjungan dari rumah
ke rumah.
3. Imunisasi rutin juga dapat diperoleh pada bidan praktik swasta, dokter
praktik swasta atau rumah sakit swasta.

c. Jadwal Imunisasi Menurut IDAI 2023


Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun 2023 merupakan
pembaruan jadwal rekomendasi tahun 2017 :
Gambar 2.1

d. Jenis Penyelenggaraan Imunisasi Program Di Indonesia


Imunisasi program adalah Imunisasi yang diwajibkan kepada
seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat
dicegah dengan Imunisasi. Imunisasi program terdiri dari imunisasi rutin,
imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus (Permenkes RI 12, 2017).
1. Imunisasi Rutin
Imunisasi rutin merupakan imunisasi yang dilaksanakan secara
terus menerus dan berkesinambungan yang terdiri dari imunisasi
dasar dan imunisasi lanjutan (Permenkes RI 12, 2017).
2. Imunisasi Dasar
Imunisasi dasar merupakan imunisasi awal yang diberikan
kepada bayi sebelum berusia satu tahun. Pada kondisi ini, diharapkan
sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal. Setiap bayi (usia 0-
11 bulan) diwajibkan untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang
terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-HiB, 4
dosis polio tetes, dan 1 dosis campak/MR (Kemenkes RI, 2018).
3. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menjamin terjaganya tingkat imunitas pada anak baduta, anak usia
sekolah, dan wanita usia subur (Permenkes RI 12, 2017)

4. Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan merupakan jenis Imunisasi tertentu yang
diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena
penyakit sesuai dengan kajian epidemiologis pada periode waktu
tertentu (Kemenkes RI, 2018).

5. Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus dilaksanakan untuk melindungi seseorang dan
masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu seperti
persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan
menuju atau dari negara endemis penyakit tertentu, dan kondisi kejadian
luar biasa/wabah penyakit tertentu (Kemenkes RI, 2018).

e. Pelayanan Kesehatan Imunisasi Di Indonesia


Pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem terdiri dari subsistem
pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan sebagainya dan masing-masing subsistem terdiri sub-
subsistem lagi (Notoatmodjo, 2011 : 100). Jenis pelayanan kesehatan
dasar menurut PMK RI no 43 tahun 2016, terdiri dari pelayanan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, balita, pada usia
pendidikan dasar, pada usia produktif, pada usia lanjut, penderita
hipertensi, penderita DM, orang dengan gangguan jiwa berat, orang
dengan TB, dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV.
Pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada bayi dan balita salah
satunya yaitu pemberian imunisasi dasar lengkap. Untuk pelayanan
imunisasi dasar dapat diperoleh di sarana Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKMB) maupun di sarana pelayanan
kesehatan non UKBM.

1. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


Menurut PMK nomor 65 tahun 2013, UKBM adalah wahana
pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama masyarakat
dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor, dan lembaga
terkait lainnya. Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya
fasilitasi yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah
yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat.
a. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
b. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
c. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
2. Non Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (Non UKBM)
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Pustu
d. Dokter Praktek
e. Bidan Praktek
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “N” DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI


POLIO 0 DI RUANG POLIKLINIK RSUD PALEMBANG BARI TAHUN 2023

PENGKAJIAN DATA

A. Data Subjektif
1. Identitas Bayi
a) Nama : By. Ny. “N”
b) Umur : 3 Hari
c) Jenis Kelamin : Perempuan

2. Identitas Orang Tua

a. Nama Ibu : Ny. “N” Nama Ayah : Tn “H”


b. Umur : 33 Tahun Umur : 38 Tahun
c. Agama : Islam Agama : Islam
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
e. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
f. Alamat : Jl. Silaberati

3. Alasan datang/keluhan utama


Ibu mengatakan ingin imunisasi pada bayinya

4. Riwayat Kelahiran
a) Tanggal Lahir : 01 November 2023
b) Jenis Persalinan : Spontan
c) Penolong : Bidan
d) BBL : 3.600 gr PB : 50 cm
e) LK : 33 cm
f) Komplikasi : Tidak Ada
g) Laktasi : Asi Ekslusif

5. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat ini bayi dalam keadaan sehat (tidak panas, tidak batuk,
tidakdemam, tidak pilek dan tidan diare)
b) Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan bayi belum pernah sakit
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular,
menurun maupun menahun (TBC, penyakit menular seksual,
diabetes, hipertensi dan jantung).

6. Riwayat Imunisasi

Jenis Pemberian Fe/ Tanggal Pemberian


Ket
Imunisasi 0 1 2 3 4 9
HB0 1/11/23 - - - - - -
Polio-0 3/11/23 - - - - - -

7. Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Jenis : ASI
Keluhan : Tidak Ada
Porsi : ASI 2-3 jam sekali/ setiap bayi mau
b. Eliminasi BAK
-Frekuensi B A K : 7-8x/hari
Warna : Kuning cerah
-Frekuensi B A B : 1-3x/hari
Warna : Cokelat kehitaman
Konsistensi : Lembek
c. Istirahat
Tidur Siang : 2-4 Jam
Tidur Malam : 8-10 Jam
d. Aktivitas
Ibu mengatakan By. Ny “N” berinteraksi dengan keluarganya,
saudaranya dengan senyuman dan gerakan aktifnya.
e. Hygiene
Mandi : 2x sehari
Ganti Pakaian : 2-3 kali sehari/bila kotor
Keramas : 1-2x seminggu//bila kotor
8. Data sosial budaya
a. Pandangan keluarga terhadap kesehatan ibu mengatakan bahwa
keluarga sangat memperhatikan pentingnya kesehatan khusunya
kesehatan sang anak
b. Keadaan lingkungan
Ibu mengatakan sekitar lingkungannya bersih,nyaman dan jauh
dari pabrik besar
c. Pengasuhan anak oleh Ibu mengatakan pengasuh anaknya
adalah ibunya bersama dengan keluarganya
B. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, suhu 36,3 ˚C, nadi
120x/menit, Berat badan 3.600 gr, Panjang badan 50 cm.
1. Pemeriksaan Fisik
- Kepala
-Bentuk kepala : Simetris
-Rambut : Rambut bersih,
-Kulit kepala : Bersih
- Muka : Simetris dan tidak ada kelainan pada wajah
- Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
- Hidung : tidak ada polip
- Telinga : Simetris dan tidak ada serumen
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
- Dada : Simetris, pernafasan teratur, tidak ada retraksi
dinding dada
- Abdomen : Perut bulat dan tidak ada pembengkakan
- Genetalia : Tidak ada kelainan
- Ekstremitas
Atas : Simetris, gerakan aktif dan bebas
Bawah : Simetris, tidak odem, tidak ada kelainan dan
gerakan aktif
-Anus : Tidak ada kelainan, tidak ada hemoroid

2. Pemeriksaan Penunjang
1. Tidak dilakukan
3.1 INTERPRETASI DATA DASAR
1. Diagnosa Kebidanan
By. Ny. “N” umur 3 hari, jenis kelamin perempuan dengan imunisasi
Polio 0.
2. Data Dasar Subjektif
-Ibu mengatakan ingin mengimunisasi bayinya
-Ibu mengatakan bayinya berumur 3 hari dengan keadaan sehat
3. Data Objektif
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,3˚C
Nadi : 120x/menit
Pernafasan :40x/menit
- Berat Badan : 3.600 gram
- Lingkar Kepala : 33 cm
Bayi tampak sehat dan gerakannya aktif Imunisasi yang telah didapatkan
Polio 0
4. Masalah
-Tidak Ada

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Tidak Ada

3.3 RENCANA TINDAKAN


Tanggal : 03 November 2023
Jam : 10.15 WIB
1. Beri tahu ibu keadaan bayinya
2. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya imunisasi Polio 0
3. Siapkan alat dan memposisikan bayi
4. Teteskan Vaksin Polio 0 (2 tetes) pada bayi secara oral
5. Berikan antiseptic yang sesuai untuk mengatasi demam pada bayi
6. Beritahu ibu jadwal imunisasi selanjutnya
7. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASInya tanpa makanan
pendamping apapun sampai usia 6 bulan
8. Dokumentasi tindakan dalam buku KIA dan register imunisasi
3.4 IMPLEMENTASI
Tanggal : 03 Nov 2023
Jam : 10.15 WIB
1. Memberi tahu ibu bahwa keadaan bayinya baik dan sehat
2. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya imunisasi Polio 0
3. Menyiapkan alat aksin polio tetes
4. Meneteskan vaksin polio 2 tetes pada bayi

5. Memberitahu ibu jadwal imunisasi selanjutnya

6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa makanan

tambahan
7. Memberi tahu ibu bahwa keadaan bayinya baik dan sehat

8. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya imunisasi Polio

9. Menyiapkan alat
- Alat pengukur Panjang bayi
- Alat pengukur berat badan bayi
- Vaksin Polio
10. Meneteskan vaksin polio 2 tetes pada bayi
11. Memberitahu ibu jadwal imunisasi selanjutnya
12. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan
13. Mendokumentasikan tindakan dalam buku KIA dan register imunisasi.
3.5 EVALUASI
Tanggal : 3 Nov 2023
Jam : 10.20 WIB
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,3˚C
Nadi : 120x/menit
Pernafasan : 40x/menit
Ibu sudah mengerti bahwa keadaan bayinya sehat
4. Ibu sudah mengerti tentang pentingnya imunisasi Polio
5. Alat imunisasi sudah siap
6. Bayi sudah diberikan imunisasi Polio 0
7. Ibu bersedia memberikan ASInya selama 6 bulan tanpa makanan tambahan
8. Ibu sudah mengerti kapan jadwal imunisasi selanjutnya
9. Tindakan sudah didokumentasikan dalam buku KIA dan register imunisasi
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis mencoba menyajikan pembahasan dengan


membandingkan antara praktek dengan teori manajemen Asuhan Kebidanan
Bayi Sehat dengan Imunisasi Polio yang diterapkan pada By.Ny. “N”, usia
3 hari.
Pembahasan yang dibuat hanya untuk mempermudah pembaca,
penulis mengelompokkan sesuai dengan langkah - langkah manajemen
kebidanan yang meliputi : pengkajian data (data subyektif dan obyektif),
interpretasi data dasar (diagnosa dan data dasar), masalah/diagnosa
potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
4.1 Pengkajian
Pada langkah awal dilakukan pengkajian data secara subyektif dan
obyektif, dari kedua pengkajian tersebut tidak ditemukan kesenjangan
dikarenakan klien kooperatif saat dilakukan pemeriksaan, sehingga pada
pengumpulan data secara subyektif terasa lebih mudah. Kemudian pemeriksaan
obyektif yang dilakukan secara langsung pada klien yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan juga berlangsung dengan benar karena klien sangat mendukung untuk
dilakukan pemeriksaan.
4.2 Interpretasi data dasar
Pada interpretasi data dasar penulis menyimpulkan bahwa diantara data
dasar dan data obyektif tidak terjadi kesenjangan karena dari kedua data tersebut
bersangkutan seperti dari data subyektif “ibu mengatakan bahwa hari ini ia ingin
mengimunisasikan anaknya yaitu imunisasi Polio 0”. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa diagnosa yang didapat “Asuhan Kebidanan pada By. Ny. “N”
dengan pemberian Imunisasi Polio 0, di Ruang Poliklinik Terpadu RSUD
Palembang Bari Tahun 2023”
4.3 Interpretasi Data Dasar
Pada interpretasi data dasar penulis menyimpulkan bahwa diantara data
dasar dan data obyektif tidak terjadi kesenjangan karena dari kedua data tersebut
bersangkutan seperti dari data subyektif “ibu mengatakan bahwa hari ini ia ingin
mengimunisasikan anaknya yaitu imunisasi Polio”. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa diagnosa yang didapat “Asuhan Kebidanan pada By. Ny. “N”
dengan pemberian Imunisasi Polio 0, di Ruang Poliklinik Terpadu RSUD
Palembang Bari”.
4.3.1 Diagnosa / masalah potensial
Tidak terdapat diagnosa/masalah potensial pada asuhan
kebidanan yang diberikan, karena memang tidak ada yang
menunjukkan sebuah masalah/ diagnosa yang mungkin akan
terjadi dari kasus tersebut. Dan juga ibu memang tidak
mengeluhkan sesuatu, hanya ingin mendapatkan imunisasi, dan
memantau perkembangan anaknya.
4.3.2 Identifikasi tindakan segera
Dikarenakan pada kasus tidak terdapat masalah/diagnosa
potensial maka tidak ada tindakan lanjut untuk kasus ini. Karena
kebutuhan segera bergantung pada ada tidaknya masalah potensial.
4.3.3 Rencana Tindakan
Merencanakan tindakan selanjutnya untuk memberikan asuhan
kebidanan. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan karena rencana
asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan kasus yang ada yaitu
pemberian imunisasi polio 0.
4.4 Implementasi
Pada langkah ini, dari rencana tindakan yang dibuat maka dijadikan
penerapannya dan penulis tidak menemukan kesenjangan karena asuhan (Rencana
Tindakan) yang dibuat telah ditetapkan semua pada langkah implementasinya.
Dalam intervensi dan implementasi langkah pemberian imunisasi Polio 0 tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Dalam teori disebutkan pemberian
imunisasi polio 0 yaitu dengan memberikan 2 tetes imunisasi polio langsung
melalui oral bayi, langkah ini telah dilakukan dalam praktek pemberian obat anti
piretik ditujukan agar bayi memperoleh kekebalan terhadap penyakit polio yang
dapat menyebar melalui infeksi virus.

4.5 Evaluasi
Setelah mendapatkan penjelasan dari bidan, ibu dapat mengerti dan merasa
senang dengan saran yang telah diberikan, kemudian pelayanan yang diberikan
yaitu menganjurkan ibu untuk kembali jika ada keluhan dan kunjungan ulang
untuk imunisasi lanjutan sesuai jadwal imunisasi menurut IDAI. Jadi pada
evaluasi tidak terdapat kesenjangan karena ibu dapat mengerti dan merasa puas
dengan asuhan yang diberikan.
Maka dalam pembahasan yang penulis susun secara urut dalam metode 7
langkah varney asuhan kebidanan tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan
teori yang dibuat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN IMUNISASI

5.1. Kesimpulan
Imunisasi merupakan pemberian antigen virus atau bakteri kedalam tubuh
agar tubuh dapat membuat suatu zat untuk mencegah penyakit tertentu . sedangkan
yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai untuk memerasang pembentukan
zat anti yang dimaksukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin
BSG,DPT,CAMPAK,dan melalui mulut seperti POLIO. Tujuan imunisasi untuk
memberikan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan untuk menurunkan angka kejadian
penyakit dan angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasii
( PD3I ). Pada saat ini penyakit penyakit tersebut adalah disentri,tetanus,batuk rejan
(pertusis), cacar (measles),polio,dan tuberculosis.

Maka dari itu kesehataan sehat ,baik secara fisik,mental,spiritual maupun


sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis , kesehataan merupakan salah satu unsur sangat penting bagi kemajuan
suatu negara memiliki tujuan dalam Upaya pelayanan kesehataan utuk
meningkatkan derajat kesehataan yang layak dan modern .negara juga membuat
peraturan hukum yang mengatur tentang hak, kewajiban, fungsi,dan tanggung
jawab para pihak terkait dalam bidang kesehataan.

Strategi yang dilakukan pemerintah dalam penyelenggara imunisasi adalah


meninggkatkan cakupan imunisasi guna menurunkan angka kesakitan,dan kematian
bayi, msyarakat bisa mendapatkan akses pelayanan imunisasi secara gratis apabila
melakukan difasilitas pemerintah. Untuk menjaga kualitas pelayanan
imunisasi,pemerintah melakukan pengawasaan dan pembinaan Bersama dendan
BPOM terkait pelayanan vaksin.peraturan mentri kesehataan nomor 12 tahun 2017
tentang penyelenggara imunisasi telah ditetapkan untuk menjadi pedoman
melaksanakan pemberian imunisasi di lingkungan pemerintah, swasta dan maupun
Masyarakat, mengeupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi dengan
melibatkan berbagai sektor terkait serta mengupayakan pelayanan berkualitas.

5.2. Saran
5.2.1 Bagi Lahan Praktik
Diharapkan agar RSUD Palembang BARI dapat mempertahankan
kualitas pelayanan imunisasi yang ada.
5.2.2 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang imunisasi dan lebih
optimal dalam mengaplikasikan ilmu yang ada
5.2.3 Bagi Institusi
Diharapkan kampus dapat memfasilitasi kelengkapan alat imunisasi agar
mahasiswa dapat belajar mempraktikan atau mengaplikasikan tindakan
imunisasi secara benar.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2023. Pentingnya


Imunisasi Dasar Lengkap untuk Anak Indonesia

IDAI. Diakses pada 2023. Imunisasi Penting untuk Mencegah Penyakit Berbahaya

IDAI, Diakses pada 2023. Apakah Vaksin Aman Bagi Anak?


ĮDAI. Diakses pada 2023. Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya

IDAI. Diakses pada 2023. Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023 Child Healthy. Diakses
pada 2023. Missed Vaccines: What to Do When Your Child's Immunisation Schedule
Gets Delayed.

Anda mungkin juga menyukai