Anda di halaman 1dari 9

Dinamika Penduduk: Pengertian, Faktor, Unsur

Setiap manusia yang tinggal atau hidup di bumi tidak bisa dilepaskan dari yang namanya
ruang atau wilayah untuk ditinggali atau ditempati. Setiap wilayah yang ditempati oleh
manusia akan memiliki permasalahannya sendiri. Meskipun setiap permasalah pada suatu
wilayah sering muncul, tetapi manusia akan selalu mencari solusi terbaiknya. Hal ini
dikarenakan manusia adalah makhluk hidup yang berakal.

Berbicara tentang penduduk memang tak ada habisnya akan selalu ada yang menarik untuk
diperbincangkan. Sudah menjadi hal umum kalau keanekaragaman penduduk yang satu
dengan penduduk lainnya berbeda. Perbedaan yang dimaksud, seperti ras, jenis kelamin,
agama, pendidikan, dan lain-lain. Semua keragaman itu akan memengaruhi pertumbuhan dan
pergerakan penduduk di dalam suatu wilayah.

Selain itu, perkembangan atau pertumbuhan penduduk sangat dipengaruhi oleh perpindahan
penduduk, kematian, dan kehidupan. Hal-hal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan penduduk pada suatu wilayah berbeda. Maka dari itu, pertumbuhan penduduk
pada suatu wilayah juga berbeda-beda.

Pertumbuhan dan pergerakan manusia ini disebut juga dengan dinamika penduduk.
Dinamika  penduduk merupakan sebuah fenomena yang bisa menimbulkan permasalahan-
permasalahan di dalamnya. Dengan kata lain, dinamika penduduk sangat memengaruhi
kehidupan penduduk itu sendiri.

Pengertian Dinamika Penduduk


Dinamika penduduk berasal dari dua kata yaitu dinamika dan penduduk. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dinamika adalah gerak (dari dalam) atau tenaga yang
menggerakkan atau semangat. Sedangkan penduduk menurut KBBI berarti orang atau orang-
orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negeri, pulau, dan sebagainya).

Berdasarkan pengertian dua kata dinamika dan penduduk, maka

Dinamika penduduk adalah suatu pergerakan dan pertumbuhan


orang atau orang-orang yang dipengaruhi berbagai macam hal yang
terjadi di suatu wilayah dan terjadi dari waktu ke waktu.
Dalam pertumbuhannya, penduduk di suatu wilayah akan berbeda dengan wilayah lainnya.
Ada wilayah yang mengalami pertumbuhan penduduk dengan cepat, sehingga menyebabkan
kepadatan penduduk dan ada juga wilayah yang pertumbuhan penduduknya tidak begitu
cepat, sehingga bisa menyebabkan kekurangan penduduk.

Kepadatan penduduk atau kekurangan penduduk akan sangat memengaruhi pertumbuhan


suatu wilayah, baik itu dari segi kesehatan, segi ekonomi, segi pendidikan, segi pendapatan,
dan lain-lain. Oleh karena itu, setiap wilayah sudah seharusnya memiliki data kependudukan
yang baik dan jelas agar pertumbuhan suatu wilayah bisa berjalan dengan optimal dan mudah
untuk menemukan solusi dari permasalahan yang sedang terjadi.

Maka dari itu, suatu wilayah memiliki lembaga kependudukan yang dapat menghitung
jumlah penduduk.

Sumber Data Kependudukan


Dalam mencari tahu jumlah penduduk biasanya suatu wilayah ( pemerintah) akan melakukan
pengumpulan data penduduk dengan cara sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survei
penduduk.

1. Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah perhitungan atau pengumpulan data penduduk, tingkat ekonomi,
dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam kurun waktu tertentu. Biasanya
sensus penduduk dilakukan sepuluh tahun sekali di tahun-tahun yang berakhiran angka nol,
seperti 2020, 2010, 2000, dan seterusnya.

Adanya sensus penduduk yang dilakukan oleh pemerintah, maka kebutuhan dan kepentingan
negara dan keadaan keuangan negara dapat digunakan sebaik mungkin.

2. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah suatu kegiatan yang berupa pendaftaran atau pendataan yang
dilakukan oleh pemerintahan dengan tujuan untuk mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi
di lingkungan masyarakat dan dapat memengaruhi kehidupan masyarakat itu sendiri.

Berbeda dengan sensus penduduk, registrasi penduduk akan terus dilakukan selama ada
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di
masyarakat sangat banyak, seperti kelahiran, kematian, perceraian, perkawinan, perpindahan
tempat tinggal, dan pengangkatan anak atau adopsi. Bagi setiap penduduk yang menagalami
peristiwa-peristiwa tersebut perlu melaporkannnya atau mendaftarkannya ke lembaga
pemerintahan yang mencatat data kependudukan. Dengan begitu, negara akan mendapatkan
data kependudukan yang tepat.
3. Survei Penduduk
Survei penduduk adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menyempurnakan hasil sensus
penduduk dan registrasi penduduk. Mengapa hasil sensus penduduk dan registrasi penduduk
harus disempurnakan? Karena kedua kegiatan tersebut memiliki keterbatasan dalam
memberikan informasi atau bisa dikatakan informasi yang diberikan dari kedua kegiatan
tersebut perlu dilengkapi.

Di Indonesia, Biro Pusat Statistik sudah pernah mengadakan survei-survei kependudukan,


seperti Survei Ekonomi Nasional, Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), dan
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS).

Meskipun survei penduduk memiliki sifat yang terbatas, tetapi tetap memberikan informasi
yang lengkap, luas, dan lebih mendalam. Pada umumnya, survei penduduk yang dilakukan
oleh pemerintahan menggunakan sistem sampel.

Faktor-Faktor Dinamika Penduduk


Dinamika penduduk dapat dikatakan sebagai suatu fenomena yang pasti terjadi di setiap
negara. Dinamika penduduk tidak terjadi begitu saja, tetapi ada beberapa faktor yang
menyebabkan fenomena itu terjadi, seperti kelahiran, kematian, dan migrasi.

1. Kelahiran (natalitas)
Faktor kelahiran ini dapat dikenal dengan istilah natalitas. Kelahiran adalah keluarnya bayi
dari rahim seorang ibu yang biasanya tanda-tanda kehidupannya ditandai dengan suara
tangisan dan denyut jantung bayi.

Faktor ini dapat memengaruhi terjadinya dinamika penduduk karena jumlah penduduk
menjadi bertambah. Namun, jika ketika ibu melahirkan tidak terdapat tanda-tanda kehidupan
dari bayi (lahir mati), maka jumlah penduduk tidak bertambah atau bisa dikatakan bahwa
kelahiran tersebut belum termasuk ke dalam angka kelahiran. Dalam mengategorikan angka
kelahiran biasanya dengan memperlihatkan bayi yang lahir dari 1000 penduduk per tahun.
Angka kelahiran dalam faktor dinamika penduduk dibagi menjadi tiga jenis, yaitu angka
kelahiran tinggi, angka kelahiran sedang, dan angka kelahiran rendah.

a. Angka kelahiran tinggi


Angka kelahiran pada suatu wilayah dapat dikatakan tinggi, jika angka kelahirannya sekitar
> 30 per tahun. Angka kelahiran yang tinggi menandakan bahwa dinamika penduduk bisa
terjadi dengan cepat.
b. Angka kelahiran sedang
Angka kelahiran pada suatu wilayah dapat dikatakan sedang, jika angka kelahirannya sekitar
20 sampai 30 per tahun. Angka kelahiran dengan tingkat sedang menandakan bahwa
terjadinya dinamika penduduk tidak begitu cepat dan tidak begitu lama.

c. Angka kelahiran rendah


Angka kelahiran pada suatu wilayah dapat dikatakan rendah, jika angka kelahiran sekitar <
20 per tahun. Angka kelahiran yang rendah menandakan bahwa dinamika penduduk bisa
terjadi dengan lambat.

Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran 


1. Melakukan perkawinan di usia muda.

2. Masih mempercayai bahwa “banyak anak banyak rejeki”

3. Masih beranggapan bahwa anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

Faktor-Faktor Pennghambat Kelahiran


1. Adanya pembatasan jumlah anak dengan program Keluarga Berencana (KB).

2. Adanya anggapan bahwa banyak anak berarti beban keluarga semakin banyak.

3. Usia perkawinan yang ditunda dengan alasan ingin berkarir terlebih dahulu atau
menyelesaikan pendidikan.

4. Tunjangan anak bagi pegawai negeri dibatasi hanya sampai anak kedua saja.

2. Kematian (mortalitas)
Faktor kematian ini dapat dikenal dengan istilah mortalitas. WHO mengatakan bahwa
mortalitas adalah suatu peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan manusia secara
permanen yang bisa terjadi setelah kelahiran. Peristiwa kematian ini bisa terjadi pada siapa
saja, mulai dari yang mudah hingga yang tua. Selain itu, kematian bisa terjadi kapan saja dan
di mana saja.

Jika kelahiran dapat dikatakan sebagai fenomena bertambahnya jumlah penduduk, maka
kematian dapat dikatakan sebagai fenomena berkurangnya jumlah penduduk. Berkurangnya
penduduk dapat memengaruhi pertumbuhan penduduk, sekaligus menjadi tolok ukur
kesehatan masyarakat pada suatu wilayah.
Dengan kata lain, banyaknya angka kematian pada suatu wilayah menandakan bahwa tingkat
kesehatan di wilayah tersebut kurang baik.

Untuk mengelompokkan angka kematian dapat dilakukan dengan menghitung jumlah angka
kematian dari 1000 penduduk per tahun. Oleh karena itu, angka kematian dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu angka kematian tinggi, angka kematian sedang, dan angka kematian rendah.

a. Angka kematian tinggi


Angka kematian pada suatu wilayah dapat dikatakan tinggi, jika angka kematian sekitar > 18
per tahun. Angka kematian yang tinggi bisa memengaruhi terjadinya dinamika penduduk
dengan lambat.

b. Angka kematian sedang


Angka kematian pada suatu wilayah dapat dikatakan sedang, jika angka kematian sekitar 14-
18 per tahun. Angka kematian yang sedang bisa memengaruhi terjadinya dinamika penduduk
dengan tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat.

c. Angka kematian rendah


Angka kematian pada suatu wilayah dapat dikatakan rendah, jika angka kematian sekitar 9-
13 per tahun. Angka kematian rendah dapat memengaruhi terjadinya dinamika penduduk
dengan cepat.

Faktor-Faktor Pendukung Kematian


1. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih sangat rendah.

2. Bencana alam yang merenggut banyaknya korban jiwa.

3. Pembunuhan yang disebabkan karena banyak hal, seperti dendam, perampokan, dan lain-
lain.

4. Kecelakaan lalu lintas.

Faktor-Faktor Penghambat Kematian 


1. Tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan.

2. Fasilitas kesehatan sangat lengkap.

3. Persiapan yang matang ketika menghadapi bencana alam.


4. Kepercayaan agama yang tinggi, sehingga tingkat kriminalitas berkurang.

5. Tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan.

3. Migrasi (perpindahan)
Faktor terakhir yang dapat memenagruhi dinamika penduduk pada suatu wilayah adalah
migrasi. Migrasi sering dikenal juga sebagai perpindahan. Perpindahan yang dimaksud
adalah adanya penduduk yang berpindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Migrasi ini bisa menumbuhkan penduduk pada suatu wilayah dan bisa juga menurunkan
penduduk pada suatu wilayah. Biasanya, penduduk yang melakukan migrasi memiliki
tujuannya masing-masing dan berusaha akan menetap di wilayah yang baru.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa migrasi penduduk adalah


perpindahan tempat tinggal dari suatu unit administrasi ke unit administrasi lainnya.

Migrasi dibagi menjadi lima jenis, yaitu emigrasi, remigrasi, imigrasi, urbanisasi, dan
transmigrasi.

a. Emigrasi
Emigrasi adalah suatu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain dan menetap
di negara baru tersebut.

b. Remigrasi
Remigrasi adalah penduduk yang kembali ke negara asal setelah beberapa tahun tinggal di
negara lain.

c. Imigrasi
Imigrasi adalah penduduk dari luar negeri yang masuk ke negara tertentu dan menetap di
negara tersebut.

d. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang terjadi dalam satu negara.

e. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau yang jumlahnya lebih
sedikit yang terjadi dalam satu negara.
Faktor-Faktor Penyebab Migrasi
Migrasi penduduk bisa terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu

1. Lowongan pekerjaan yang semakin menipis.

2. Sulit beradaptasi di daerah asalnya.

3. Terjadi bencana alam yang menyebabkan wilayah tersebut tak bisa ditempati.

4. Adanya tekanan dalam bermasyarakat.

5. Peluang kerja lebih besar, sehingga kehidupan sosial ekonomi terjamin.

Dampak Dinamika Penduduk


Tak bisa dipungkiri bahwa semakin banyaknya jumlah penduduk pada suatu wilayah, maka
akan semakin banyak dampak yang akan muncul. Dampak-dampak dinamika penduduk
sebagai berikut.

1. Rendahnya Tingkat Pendidikan


Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin cepat dan angka kematian bergerak lambat
menyebabkan penduduk kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang pantas. Tingkat
pendidikan yang rendah bisa mengakibatkan terjadinya keterlambatan dalam pembangunan
terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tingkat pendidikan yang rendah menandakan bahwa kualitas pendidikan penduduk pada
suatu wilayah sangat rendah. Banyaknya jumlah penduduk anak-anak membuat fasilitas
pendidikan di suatu wilayah tak mampu menampungnya, sehingga banyak anak-anak yang
terpaksa tidak menempuh pendidikan. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan bisa
disebabkan karena kemampuan ekonomi masyarakat rendah, sehingga harus membantu
orang tua bekerja.

2. Rendahnya Tingkat Kesehatan


Kesehatan masyarakat sudah menjadi kebutuhan hidup yang harus dimiliki oleh setiap
penduduk. Banyaknya penduduk yang sehat di suatu wilayah membuktikan bahwa
kesejahteraan penduduk tersebut terjamin.

Akan tetapi, dengan adanya dinamika penduduk pada suatu wilayah mengakibatkan tingkat
kesehatan penduduk semakin rendah. Hal ini terjadi karena fasilitas kesehatan belum
memadai untuk menampung banyaknya pasien yang sakit. Selain itu, lingkungan yang
semakin kotor dan air bersih sulit didapatkan membuat kesehatan penduduk menurun.

3. Kesejahteraan Penduduk Semakin Rendah


Setiap penduduk yang tinggal di suatu negara seharusnya mendapatkan kesejahteraan.
Kesejahteraan yang dimiliki oleh setiap penduduk, maka roda perekonomian akan berjalan
dengan baik.

Akan tetapi, pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin cepat dan angka kematian
bergerak lambat menandakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi rendah.
Tingkat kesejahteraan penduduk yang menurun bisa dapat dilihat melalui pendapatan
penduduk yang sangat kecil.

Rendahnya kesejahteraan penduduk disebabkan karena adanya dinamika penduduk, sehingga


banyak penduduk yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan kata
lain, dinamika penduduk bisa menyebabkan angka pengangguran meningkat. Penduduk yang
tidak mendapatkan pekerjaan akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

4. Kondisi Alam yang Semakin Rusak


Manusia sangat bergantung pada kondisi alam yang ada karena kondisi alam yang sehat dan
baik akan memberikan kesehatan pada manusia. Selain itu, kondisi alam yang baik bisa
dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi setiap penduduk.

Namun, penduduk yang sering menggunakan sumber daya alam bisa menyebabkan kondisi
alam terganggu. Kondisi alam yang terganggu bisa membuat kesejahteraan penduduk
menurun dan kesehatan penduduk juga menurun.

Bukan hanya itu, pertumbuhan penduduk yang semakin cepat bisa membuat tempat untuk
bercocok tanam semakin sedikit karena banyaknya lahan yang dijadikan perumahan. Hal
seperti ini bisa membuat penyerapan air semakin berkurang, tetapi penggunaan air tanah
semakin bertambah.

5. Persebaran Penduduk Tidak Merata


Dalam suatu wilayah pasti memiliki keterbatasan atau kemampuan dalam menampung
penduduk yang menetap di wilayah tersebut. Oleh sebab itu, penduduk akan mencari tempat
yang lebih layak untuk bertahan hidup, maka terjadilah peresebaran penduduk itu.
Persebaran penduduk yang tidak merata membuat pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah
menjadi tidak merata. Bukan hanya pertumbuhan ekonomi saja, tetapi fasilitas pendidikan,
fasilitas kesehatan juga tidak merata, sehingga terjadi kesenjangan sosial antar wilayah.

Kesimpulan
Terjadinya dinamika penduduk pada suatu wilayah terjadi karena disebabkan oleh tiga hal,
yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Dinamika penduduk banyak sekali memunculkan
persamalahan-permasalahan baru yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Oleh karena
itu, pemerintahan harus bergerak dengan cepat supaya permasalahan yang muncul dari
dinamika penduduk dapat diselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai