Setiap manusia yang tinggal atau hidup di bumi tidak bisa dilepaskan dari yang namanya
ruang atau wilayah untuk ditinggali atau ditempati. Setiap wilayah yang ditempati oleh
manusia akan memiliki permasalahannya sendiri. Meskipun setiap permasalah pada suatu
wilayah sering muncul, tetapi manusia akan selalu mencari solusi terbaiknya. Hal ini
dikarenakan manusia adalah makhluk hidup yang berakal.
Berbicara tentang penduduk memang tak ada habisnya akan selalu ada yang menarik untuk
diperbincangkan. Sudah menjadi hal umum kalau keanekaragaman penduduk yang satu
dengan penduduk lainnya berbeda. Perbedaan yang dimaksud, seperti ras, jenis kelamin,
agama, pendidikan, dan lain-lain. Semua keragaman itu akan memengaruhi pertumbuhan dan
pergerakan penduduk di dalam suatu wilayah.
Selain itu, perkembangan atau pertumbuhan penduduk sangat dipengaruhi oleh perpindahan
penduduk, kematian, dan kehidupan. Hal-hal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan penduduk pada suatu wilayah berbeda. Maka dari itu, pertumbuhan penduduk
pada suatu wilayah juga berbeda-beda.
Pertumbuhan dan pergerakan manusia ini disebut juga dengan dinamika penduduk.
Dinamika penduduk merupakan sebuah fenomena yang bisa menimbulkan permasalahan-
permasalahan di dalamnya. Dengan kata lain, dinamika penduduk sangat memengaruhi
kehidupan penduduk itu sendiri.
Maka dari itu, suatu wilayah memiliki lembaga kependudukan yang dapat menghitung
jumlah penduduk.
1. Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah perhitungan atau pengumpulan data penduduk, tingkat ekonomi,
dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam kurun waktu tertentu. Biasanya
sensus penduduk dilakukan sepuluh tahun sekali di tahun-tahun yang berakhiran angka nol,
seperti 2020, 2010, 2000, dan seterusnya.
Adanya sensus penduduk yang dilakukan oleh pemerintah, maka kebutuhan dan kepentingan
negara dan keadaan keuangan negara dapat digunakan sebaik mungkin.
2. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah suatu kegiatan yang berupa pendaftaran atau pendataan yang
dilakukan oleh pemerintahan dengan tujuan untuk mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi
di lingkungan masyarakat dan dapat memengaruhi kehidupan masyarakat itu sendiri.
Berbeda dengan sensus penduduk, registrasi penduduk akan terus dilakukan selama ada
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di
masyarakat sangat banyak, seperti kelahiran, kematian, perceraian, perkawinan, perpindahan
tempat tinggal, dan pengangkatan anak atau adopsi. Bagi setiap penduduk yang menagalami
peristiwa-peristiwa tersebut perlu melaporkannnya atau mendaftarkannya ke lembaga
pemerintahan yang mencatat data kependudukan. Dengan begitu, negara akan mendapatkan
data kependudukan yang tepat.
3. Survei Penduduk
Survei penduduk adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menyempurnakan hasil sensus
penduduk dan registrasi penduduk. Mengapa hasil sensus penduduk dan registrasi penduduk
harus disempurnakan? Karena kedua kegiatan tersebut memiliki keterbatasan dalam
memberikan informasi atau bisa dikatakan informasi yang diberikan dari kedua kegiatan
tersebut perlu dilengkapi.
Meskipun survei penduduk memiliki sifat yang terbatas, tetapi tetap memberikan informasi
yang lengkap, luas, dan lebih mendalam. Pada umumnya, survei penduduk yang dilakukan
oleh pemerintahan menggunakan sistem sampel.
1. Kelahiran (natalitas)
Faktor kelahiran ini dapat dikenal dengan istilah natalitas. Kelahiran adalah keluarnya bayi
dari rahim seorang ibu yang biasanya tanda-tanda kehidupannya ditandai dengan suara
tangisan dan denyut jantung bayi.
Faktor ini dapat memengaruhi terjadinya dinamika penduduk karena jumlah penduduk
menjadi bertambah. Namun, jika ketika ibu melahirkan tidak terdapat tanda-tanda kehidupan
dari bayi (lahir mati), maka jumlah penduduk tidak bertambah atau bisa dikatakan bahwa
kelahiran tersebut belum termasuk ke dalam angka kelahiran. Dalam mengategorikan angka
kelahiran biasanya dengan memperlihatkan bayi yang lahir dari 1000 penduduk per tahun.
Angka kelahiran dalam faktor dinamika penduduk dibagi menjadi tiga jenis, yaitu angka
kelahiran tinggi, angka kelahiran sedang, dan angka kelahiran rendah.
3. Masih beranggapan bahwa anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
2. Adanya anggapan bahwa banyak anak berarti beban keluarga semakin banyak.
3. Usia perkawinan yang ditunda dengan alasan ingin berkarir terlebih dahulu atau
menyelesaikan pendidikan.
4. Tunjangan anak bagi pegawai negeri dibatasi hanya sampai anak kedua saja.
2. Kematian (mortalitas)
Faktor kematian ini dapat dikenal dengan istilah mortalitas. WHO mengatakan bahwa
mortalitas adalah suatu peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan manusia secara
permanen yang bisa terjadi setelah kelahiran. Peristiwa kematian ini bisa terjadi pada siapa
saja, mulai dari yang mudah hingga yang tua. Selain itu, kematian bisa terjadi kapan saja dan
di mana saja.
Jika kelahiran dapat dikatakan sebagai fenomena bertambahnya jumlah penduduk, maka
kematian dapat dikatakan sebagai fenomena berkurangnya jumlah penduduk. Berkurangnya
penduduk dapat memengaruhi pertumbuhan penduduk, sekaligus menjadi tolok ukur
kesehatan masyarakat pada suatu wilayah.
Dengan kata lain, banyaknya angka kematian pada suatu wilayah menandakan bahwa tingkat
kesehatan di wilayah tersebut kurang baik.
Untuk mengelompokkan angka kematian dapat dilakukan dengan menghitung jumlah angka
kematian dari 1000 penduduk per tahun. Oleh karena itu, angka kematian dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu angka kematian tinggi, angka kematian sedang, dan angka kematian rendah.
3. Pembunuhan yang disebabkan karena banyak hal, seperti dendam, perampokan, dan lain-
lain.
3. Migrasi (perpindahan)
Faktor terakhir yang dapat memenagruhi dinamika penduduk pada suatu wilayah adalah
migrasi. Migrasi sering dikenal juga sebagai perpindahan. Perpindahan yang dimaksud
adalah adanya penduduk yang berpindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Migrasi ini bisa menumbuhkan penduduk pada suatu wilayah dan bisa juga menurunkan
penduduk pada suatu wilayah. Biasanya, penduduk yang melakukan migrasi memiliki
tujuannya masing-masing dan berusaha akan menetap di wilayah yang baru.
Migrasi dibagi menjadi lima jenis, yaitu emigrasi, remigrasi, imigrasi, urbanisasi, dan
transmigrasi.
a. Emigrasi
Emigrasi adalah suatu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain dan menetap
di negara baru tersebut.
b. Remigrasi
Remigrasi adalah penduduk yang kembali ke negara asal setelah beberapa tahun tinggal di
negara lain.
c. Imigrasi
Imigrasi adalah penduduk dari luar negeri yang masuk ke negara tertentu dan menetap di
negara tersebut.
d. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang terjadi dalam satu negara.
e. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau yang jumlahnya lebih
sedikit yang terjadi dalam satu negara.
Faktor-Faktor Penyebab Migrasi
Migrasi penduduk bisa terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
3. Terjadi bencana alam yang menyebabkan wilayah tersebut tak bisa ditempati.
Tingkat pendidikan yang rendah menandakan bahwa kualitas pendidikan penduduk pada
suatu wilayah sangat rendah. Banyaknya jumlah penduduk anak-anak membuat fasilitas
pendidikan di suatu wilayah tak mampu menampungnya, sehingga banyak anak-anak yang
terpaksa tidak menempuh pendidikan. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan bisa
disebabkan karena kemampuan ekonomi masyarakat rendah, sehingga harus membantu
orang tua bekerja.
Akan tetapi, dengan adanya dinamika penduduk pada suatu wilayah mengakibatkan tingkat
kesehatan penduduk semakin rendah. Hal ini terjadi karena fasilitas kesehatan belum
memadai untuk menampung banyaknya pasien yang sakit. Selain itu, lingkungan yang
semakin kotor dan air bersih sulit didapatkan membuat kesehatan penduduk menurun.
Akan tetapi, pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin cepat dan angka kematian
bergerak lambat menandakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi rendah.
Tingkat kesejahteraan penduduk yang menurun bisa dapat dilihat melalui pendapatan
penduduk yang sangat kecil.
Namun, penduduk yang sering menggunakan sumber daya alam bisa menyebabkan kondisi
alam terganggu. Kondisi alam yang terganggu bisa membuat kesejahteraan penduduk
menurun dan kesehatan penduduk juga menurun.
Bukan hanya itu, pertumbuhan penduduk yang semakin cepat bisa membuat tempat untuk
bercocok tanam semakin sedikit karena banyaknya lahan yang dijadikan perumahan. Hal
seperti ini bisa membuat penyerapan air semakin berkurang, tetapi penggunaan air tanah
semakin bertambah.
Kesimpulan
Terjadinya dinamika penduduk pada suatu wilayah terjadi karena disebabkan oleh tiga hal,
yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Dinamika penduduk banyak sekali memunculkan
persamalahan-permasalahan baru yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Oleh karena
itu, pemerintahan harus bergerak dengan cepat supaya permasalahan yang muncul dari
dinamika penduduk dapat diselesaikan.