Anda di halaman 1dari 12

Dinamika Kependudukan Indonesia – Materi Geografi Kelas 11

Daftar Isi
 Apa Itu Dinamika Kependudukan?
 Sumber Data Kependudukan
 Faktor Dinamika Kependudukan
 Rumus-Rumus dalam Dinamika Kependudukan
 Mobilitas Kependudukan Indonesia
 Masalah Kependudukan Indonesia

Apa Itu Dinamika Kependudukan?

Sebelum jauh membahas tentang dinamika kependudukan, alangkah baiknya kita tau


dulu apa itu penduduk. Nah, berdasarkan UUD 1945 pasal 14 ayat 1, penduduk adalah tiap-
tiap orang yang bertempat kedudukan di dalam daerah Negara Indonesia selama 1 tahun
berturut-turut.

Jadi, bukan hanya mereka yang secara hukum menjadi WNI, melainkan juga WNA yang
tinggal di Indonesia.

Udah tau ‘kan definisi pengertian penduduk? Sekarang kita bahas pengertian dinamikanya.
Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh
beberapa faktor. 

Dinamika kependudukan di Indonesia (sumber gambar: unsplash.com/ryoji_iwata)


Penduduk termasuk dalam bahasan Antroposfer. Saat mempelajari Antroposfer, maka kamu
akan menemukan tiga bahasan penting, yaitu demografi, mobilitas, dan masalah
kependudukan.

Demografi mempelajari tentang sensus penduduk, kuantitas dan kualitas kependudukan.

Selanjutnya ada mobilitas, yang akan membahas tentang transmigrasi dan urbanisasi.
Terakhir, ada masalah kependudukan di Indonesia.

Sumber Data Kependudukan


Sensus Penduduk

Pasti kamu udah gak asing dengan sensus penduduk ‘kan? Itu lho pendataan penduduk yang


biasanya dilakukan oleh petugas dengan datang ke rumah-rumah, namun tahun lalu
sensus udah mulai dilakukan secara daring lho.

Jadi, sensus penduduk adalah pencacahan jiwa setiap 10 tahun sekali oleh Badan Pusat
Statistik (BPS).

Tentu saja, sensus penduduk sangat membantu untuk mengetahui dinamika kependudukan


Indonesia.

Dengan begitu, kamu bisa tau nih jumlah penduduk di Indonesia itu ada berapa sih? Dan usia
yang paling banyak di Indonesia itu di kisaran berapa ya?

Pengumpulan data sensus bisa dilakukan dengan dua cara lho, yaitu de facto dan de jure.
Perbedaannya terletak pada perhitungannya. 

 de facto adalah perhitungan dari setiap orang yang berada dalam wilayah sensus. Mau
itu penduduk asli wilayah yang sedang melaksanakan sensus ataupun bukan akan
tetap masuk dalam perhitungan tersebut dengan cara de facto.

 de jure adalah perhitungan penduduk yang benar-benar bertempat tinggal di dalam


wilayah sensus. Jadi, kalau bukan penduduk asli daerah situ tidak akan masuk
perhitungan sensus dengan cara de jure.

Coba cermati lagi deh biar kamu paham dulu perbedaannya sebelum lanjut ke bahasan
berikutnya. Kalau tadi kita bicara tentang cara pengumpulan data, sekarang ada juga nih cara
pencatatan datanya, yaitu householder dan canvasser.

 Cara pertama adalah householder dimana data tersebut diisi oleh kepala keluarga.

 Cara kedua adalah canvasser dimana data diisi oleh petugas sensus.

Survei Penduduk
Sebelumnya, kita udah bahas tentang sensus penduduk. Ternyata, selain itu ada juga lho yang
namanya survei penduduk.

Apa itu survei penduduk? Survei penduduk adalah pencacahan yang ditujukan hanya
sebagian penduduk untuk topik tertentu.

Survei ini juga gak terpaku pada waktu tertentu seperti pada sensus penduduk yang dilakukan
setiap 10 tahun sekali ya, guys.

Misalnya, Survei Angkatan Kerja Nasional. Survei tersebut hanya fokus kepada penduduk
yang angkatan kerja, gak meneliti penduduk yang produktif dan non produktif, dll.

Registrasi

Registrasi merupakan proses pencatatan, misalnya kelahiran, kematian, perkawinan,


perceraian, dan migrasi yang dilakukan oleh pemerintah.

Contohnya adalah pencatatan data kelahiran yang dilakukan oleh kelurahan setempat.

Faktor Dinamika Kependudukan

Kelahiran merupakan faktor yang mempengaruhi dinamika kependudukan Indonesia (sumber


gambar: pixabay.com/Free-Photos)

Kelahiran (Natalitas)

Faktor pertama dalam dinamika kependudukan Indonesia adalah kelahiran. Nah, kelahiran


terbagi lagi menjadi dua, yaitu pro-natalitas dan anti-natalitas.

Apa sih maksud dari keduanya? Begini, guys, kalau pro natalitas itu berarti yang mendukung
kelahiran. Sedangkan, anti natalitas berarti faktor-faktor yang menghambat kelahiran.

Pertama, kita bahas terlebih dahulu tentang pro natalitas. Berikut ini merupakan faktor-faktor
yang mendukung kelahiran.
1. Pernikahan usia muda. Adanya pernikahan usia muda tentu membuka kesempatan
memiliki anak juga lebih lama, karena rentang usia dari muda sampai tidak
produktifnya panjang. Sehingga, dapat meningkatkan angka kelahiran.

2. Mitos yang beredar di masyarakat. Misalnya banyak anak banyak rezeki. Adanya
mitos seperti itu dapat meningkatkan kelahiran anak.

3. Kebutuhan tenaga kerja. Dengan adanya anak, maka kemungkinan anak tersebut
bisa meningkatkan perekonomian keluarga setelah dewasa dan bekerja.

4. Keinginan memperoleh anak dengan jenis kelamin tertentu. Kalau ini sih banyak


ya kasusnya, ketika ada pasangan suami istri yang hanya memiliki anak laki-laki,
kemudian ingin adanya anak perempuan. Maka, mereka akan merencanakan untuk
memiliki anak lagi. Itulah yang membuat tingkat kelahiran meningkat.

Hal-hal di atas bisa meningkatkan angka kelahiran di Indonesia. Kalau ada yang
meningkatkan, berarti ada yang menghambat donk?

Yap, betul sekali. Faktor yang menghambat tingkat kelahiran disebut anti natalitas. Berikut
ini merupakan faktor-faktor yang menghambat kelahiran.

1. Program KB (Keluarga Berencana). Program ini milik pemerintah dengan tujuan


untuk membatasi jumlah anak yang dimiliki dalam satu keluarga. Tentu saja hal ini
juga menghambat tingkat kelahiran.

2. Pembatasan usia pernikahan. Kebalikan dari pernikahan usia dini, pembatasan usia


pernikahan tentu bisa menghambat tingkat kelahiran. Hal ini karena rentang waktu
yang diperlukan untuk merencanakan kehamilan terbatas.

3. Asumsi anak beban keluarga. Dengan memiliki asumsi seperti ini, seperti dengan
memiliki anak tentu akan memiliki beban/tanggungan untuk pendidikan di masa
depannya, ribet, dll.

4. Pembatasan tunjangan anak dari tempat kerja orang tua. Ada beberapa


perusahaan atau tempat kerja yang membatasi tunjangan untuk anak, misalnya untuk
dua anak saja. Hal itu akan mempengaruhi perencanaan untuk memiliki anak lagi,
sehingga akan menghambat tingkat kelahiran.
Kematian (Mortalitas)

Faktor selanjutnya dari dinamika kependudukan adalah kematian atau mortalitas. Sama
halnya dengan natalitas. Mortalitas juga ada pro mortalitas dan anti mortalitas. Pertama, kita
akan membahas tentang pro mortalitas terlebih dahulu, yaitu faktor-faktor yang mendukung
tingkat kematian.

1. Sarana kesehatan yang kurang memadai. Tentu saja hal ini akan meningkatkan
kematian.

2. Rendahnya kesadaran akan pentingnya kesehatan. Dengan masih banyaknya


penduduk yang kurang menyadari akan pentingnya kesehatan, maka tidak akan
memperhatikan kesehatan seperti memakan makanan yang tidak bergizi atau
lingkungan yang kotor. Hal itu dapat mendatangkan berbagai penyakit dan
meningkatkan kematian.

3. Bencana alam. Terjadinya bencana alam hingga menyebabkan korban tentu akan
meningkatkan kematian.

4. Peperangan. Yap, peperangan jelas memakan banyak korban.

Di sisi lain ada juga faktor-faktor yang menghambat kematian atau anti mortalitas. Dengan
kata lain, faktor-faktor ini mendukung harapan hidup.

1. Fasilitas kesehatan yang memadai. Lengkapnya fasilitas kesehatan yang didukung


dengan teknologi modern akan memudahkan proses penyembuhan penduduk yang
sakit dan membantu pemeriksaan kesehatan. Hal ini dapat menurunkan tingkat
kematian.

2. Lingkungan yang bersih dan teratur. Hal ini akan membuat lingkungan sehat,
karena jauh dari bibit penyakit, seperti nyamuk penyebab demam berdarah dan virus.

3. Tingginya tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan. Semakin banyak


penduduk yang sadar pentingnya kesehatan, maka akan membuat kehidupannya lebih
teratur seperti rajin berolahraga dan memakan makanan yang bergizi.
Rumus-Rumus dalam Dinamika Kependudukan

Oh, ada rumusnya juga ya? Aku kira gak ada perhitungannya hmmm. Eitss… jangan


pesimis gitu donk.

Perhitungan yang terdapat dalam Ilmu Geografi simpel kok, guys, yang penting kamu paham
dulu. Selama kamu paham konsepnya, kamu bisa lebih lancar menaklukan berbagai
perhitungannya.

Crude Birth Rate (CBR) atau Angka Kelahiran Kasar

Rumus ini digunakan untuk menentukan angka kelahiran kasar, yaitu angka yang
menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu, biasanya untuk setiap 1.000
penduduk. 

Perhitungan ini tidak memperhatikan usia dan jenis kelamin, guys.

Rumus:

CBR = B/P x k

Keterangan:

B: jumlah bayi yang lahir pada periode tertentu.

P: jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note: 

Tinggi = > 30 jiwa

Sedang = 20 – 30 jiwa
Rendah = < 20 jiwa

Age Specific Birth Rate (ASBR) atau Angka Kelahiran Spesifik

Rumus ini juga digunakan untuk menentukan angka kelahiran, namun lebih spesifik. Nah,
dalam perhitungan ini mempertimbangkan kategori umur.

Rumus:

ASBRx = Bx/Px x k

Keterangan:

Bx: jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur x pada tahun tertentu.

Px: jumlah penduduk wanita kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama.

x: kelompok umur (15-19, 20-27, dst)

k: konstanta, biasanya 1.000

Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar

Rumus ini digunakan untuk menghitung angka kematian kasar. Kalau tadi CBR adalah angka
kelahiran kasar, nah ini kebalikannya, guys.

Rumus:

CDR = D/P x k

Keterangan:

D: jumlah kematian dalam periode tertentu.


P: jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note: 

Tinggi = > 20 jiwa

Sedang = 10 – 20 jiwa

Rendah = < 10 jiwa

Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Spesifik

Rumus ini digunakan untuk menentukan angka kematian secara spesifik.

Rumus:

ASDRx = Dx/Px x k

Dx: jumlah penduduk yang meninggal dari kelompok umur tertentu pada tahun tertentu.

Px: jumlah penduduk dari kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama.

x: kelompok umur (15-19, 20-27, dst).

k: konstanta, biasanya 1.000.

Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi

Rumus ini digunakan untuk menghitung angka kematian bayi sebelum ulang tahun pertama
mereka (0-11 bulan) setiap 1.000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu.
Kita perlu menghitung angka kematian bayi untuk melihat apakah kualitas kependudukan di
daerah tertentu baik atau buruk.

Rumus:

IMR = Do/B x k

Keterangan:

Do: jumlah kematian bayi di bawah 1 tahun pada tahun tertentu.

B: jumlah kelahiran hidup dalam tahun yang sama.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note:

Tinggi = > 75 jiwa

Sedang = 35 – 75 jiwa

Rendah = < 35 jiwa

Cara Menghitung Pertumbuhan Penduduk

Rumus ini untuk menghitung besarnya perubahan jumlah penduduk suatu wilayah selama
periode tertentu dengan memperhatikan faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.

Rumus:

PPt = (L-M) + (I-E)

atau rumus berikut untuk menentukan persentase,

%PPt = PPt/Po x 100%


Keterangan:

L: jumlah kelahiran.

M: jumlah kematian.

I: jumlah imigrasi (penduduk yang masuk).

E: jumlah emigrasi (penduduk yang keluar).

Po: jumlah penduduk tahun awal.

Mobilitas Kependudukan Indonesia

Setelah mempelajari demografi, sekarang kita masuk ke pembahasan mobilitas. Apa itu
mobilitas kependudukan?

Mobilitas kependudukan adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah


lainnya. Nah, mobilitas sendiri juga terbagi menjadi mobilitas permanen dan non permanen.

Paspor digunakan untuk mobilitas antar negara (sumber gambar: bbc.com)

Mobilitas Permanen

Mobilitas permanen memiliki sifat yang perpindahannya tetap atau dalam jangka waktu yang
sangat lama. Ada cakupan internal dan eksternal.

Untuk yang cakupan internal itu lebih kepada perpindahan domestik, seperti urbanisasi,
ruralisasi, dan transmigrasi.

 Urbanisasi: perpindahan dari desa menuju kota.

 Ruralisasi: perpindahan dari kota menuju desa.

 Transmigrasi: perpindahan dari satu daerah ke daerah lain (perpindahan umum).


Kemudian, ada cakupan yang eksternalnya nih, seperti emigrasi, imigrasi, dan remigrasi.

 Emigrasi: keluarnya penduduk ke negara lain.

 Imigrasi: masuknya penduduk dari negara lain.

 Remigrasi: pemulangan suatu warga negara ke negara asalnya.

Mobilitas Non Permanen

Mobilitas ini memiliki sifat yang perpindahannya tidak tetap atau dalam waktu singkat.

 Komutasi (komuter): penduduk yang keluar dari daerah asalnya untuk waktu yang
sebentar dan dengan tujuan tertentu. Misalnya, kamu asli orang Depok, tapi kerja atau
sekolah di Jakarta. Kata kuncinya adalah pulang pergi (PP), karena hanya sebentar,
pergi pagi, pulang sore.

 Sirkulasi (sirkuler): penduduk yang asli dari Padang, tapi punya kost di Jakarta,
karena bekerja atau sekolah. Nah, ‘kan gak mungkin kalau PP. Jadi, kamu akan
menginap di daerah lain.

Masalah Kependudukan Indonesia

Terakhir, kita akan masuk ke masalah kependudukan. Di pembahasan kali ini juga ada
sangkut pautnya dengan kebijakan mengenai dinamika kependudukan Indonesia. Apa aja
sih permasalahannya?

Meningkatnya Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Jumlah dan pertumbuhan penduduk yang terus melonjak dapat menyebabkan sulitnya
penanganan penyakit dan kebutuhan yang terus meningkat.

Kualitas Penduduk Rendah


Pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak disertai dengan kualitas penduduknya, seperti
tingkat pendidikan dan kesejahteraan perekonomiannya.

Beban Ketergantungan Tinggi

Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, maka beban ketergantungannya kepada negara juga
tinggi, misalnya lowongan kerja, dan ketergantungan berbagai bantuan dari pemerintah.

Penyebaran Penduduk yang Tidak Merata

Coba deh kamu perhatikan, bahwa pulau Jawa memiliki persebaran dan kepadatan penduduk
yang tinggi dibandingkan dengan pulau lainnya.

Nah, demikian penjelasan mengenai dinamika kependudukan Indonesia. Semoga penjelasan


di atas bermanfaat untuk kamu ya.

Anda mungkin juga menyukai