Dinamika penduduk adalah suatu pergerakan dan pertumbuhan orang atau orang-orang yang
dipengaruhi berbagai macam hal yang terjadi di suatu wilayah dan terjadi dari waktu ke waktu.
Dalam pertumbuhannya, penduduk di suatu wilayah akan berbeda dengan wilayah lainnya. Ada wilayah
yang mengalami pertumbuhan penduduk dengan cepat, sehingga menyebabkan kepadatan penduduk
dan ada juga wilayah yang pertumbuhan penduduknya tidak begitu cepat, sehingga bisa menyebabkan
kekurangan penduduk.
Kepadatan penduduk atau kekurangan penduduk akan sangat memengaruhi pertumbuhan suatu
wilayah, baik itu dari segi kesehatan, segi ekonomi, segi pendidikan, segi pendapatan, dan lain-lain. Oleh
karena itu, setiap wilayah sudah seharusnya memiliki data kependudukan yang baik dan jelas agar
pertumbuhan suatu wilayah bisa berjalan dengan optimal dan mudah untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang sedang terjadi. Maka dari itu, suatu wilayah memiliki lembaga kependudukan yang
dapat menghitung jumlah penduduk.
Dinamika penduduk dapat dikatakan sebagai suatu fenomena yang pasti terjadi di setiap negara.
Dinamika penduduk tidak terjadi begitu saja, tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena
itu terjadi, seperti kelahiran, kematian, dan migrasi.
1. Kelahiran (natalitas)
Faktor kelahiran ini dapat dikenal dengan istilah natalitas. Kelahiran adalah keluarnya bayi dari rahim
seorang ibu yang biasanya tanda-tanda kehidupannya ditandai dengan suara tangisan dan denyut
jantung bayi.
Faktor ini dapat memengaruhi terjadinya dinamika penduduk karena jumlah penduduk menjadi
bertambah. Namun, jika ketika ibu melahirkan tidak terdapat tanda-tanda kehidupan dari bayi (lahir
mati), maka jumlah penduduk tidak bertambah atau bisa dikatakan bahwa kelahiran tersebut belum
termasuk ke dalam angka kelahiran.
Kematian (mortalitas)
Faktor kematian ini dapat dikenal dengan istilah mortalitas. WHO mengatakan bahwa mortalitas adalah
suatu peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen yang bisa terjadi
setelah kelahiran. Peristiwa kematian ini bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari yang mudah hingga yang
tua. Selain itu, kematian bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Jika kelahiran dapat dikatakan sebagai fenomena bertambahnya jumlah penduduk, maka kematian
dapat dikatakan sebagai fenomena berkurangnya jumlah penduduk. Berkurangnya penduduk dapat
memengaruhi pertumbuhan penduduk, sekaligus menjadi tolok ukur kesehatan masyarakat pada suatu
wilayah.
Dengan kata lain, banyaknya angka kematian pada suatu wilayah menandakan bahwa tingkat kesehatan
di wilayah tersebut kurang baik.
Untuk mengelompokkan angka kematian dapat dilakukan dengan menghitung jumlah angka kematian
dari 1000 penduduk per tahun. Oleh karena itu, angka kematian dibagi menjadi tiga jenis, yaitu angka
kematian tinggi, angka kematian sedang, dan angka kematian rendah.
a.Angkatian tinggi
Angka kematian pada suatu wilayah dapat dikatakan tinggi, jika angka kematian sekitar > 18 per tahun.
Angka kematian yang tinggi bisa memengaruhi terjadinya dinamika penduduk dengan lambat.
Angka kematian pada suatu wilayah dapat dikatakan sedang, jika angka kematian sekitar 14-18 per
tahun. Angka kematian yang sedang bisa memengaruhi terjadinya dinamika penduduk dengan tidak
terlalu cepat atau tidak terlalu lambat.
Angka kematian pada suatu wilayah dapat dikatakan rendah, jika angka kematian sekitar 9-13 per tahun.
Angka kematian rendah dapat memengaruhi terjadinya dinamika penduduk dengan cepat.
Faktor terakhir yang dapat memenagruhi dinamika penduduk pada suatu wilayah adalah migrasi.
Migrasi sering dikenal juga sebagai perpindahan. Perpindahan yang dimaksud adalah adanya penduduk
yang berpindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Migrasi ini bisa menumbuhkan penduduk pada suatu wilayah dan bisa juga menurunkan penduduk pada
suatu wilayah. Biasanya, penduduk yang melakukan migrasi memiliki tujuannya masing-masing dan
berusaha akan menetap di wilayah yang baru.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa migrasi penduduk adalah perpindahan tempat
tinggal dari suatu unit administrasi ke unit administrasi lainnya.
Migrasi dibagi menjadi lima jenis, yaitu emigrasi, remigrasi, imigrasi, urbanisasi, dan transmigrasi.
a. Emigrasi
Emigrasi adalah suatu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain dan menetap di negara
baru tersebut.
b. Remigrasi
Remigrasi adalah penduduk yang kembali ke negara asal setelah beberapa tahun tinggal di negara lain.
c. Imigrasi
Imigrasi adalah penduduk dari luar negeri yang masuk ke negara tertentu dan menetap di negara
tersebut.
d. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang terjadi dalam satu negara.
e. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau yang jumlahnya lebih sedikit yang
terjadi dalam satu negara
Tak bisa dipungkiri bahwa semakin banyaknya jumlah penduduk pada suatu wilayah, maka akan
semakin banyak dampak yang akan muncul. Dampak-dampak dinamika penduduk sebagai berikut.
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin cepat dan angka kematian bergerak lambat menyebabkan
penduduk kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang pantas. Tingkat pendidikan yang rendah bisa
mengakibatkan terjadinya keterlambatan dalam pembangunan terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Tingkat pendidikan yang rendah menandakan bahwa kualitas pendidikan penduduk pada suatu wilayah
sangat rendah. Banyaknya jumlah penduduk anak-anak membuat fasilitas pendidikan di suatu wilayah
tak mampu menampungnya, sehingga banyak anak-anak yang terpaksa tidak menempuh pendidikan.
Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan bisa disebabkan karena kemampuan ekonomi masyarakat
rendah, sehingga harus membantu orang tua bekerja.
2. RendahnyaKesehatan
Kesehatan masyarakat sudah menjadi kebutuhan hidup yang harus dimiliki oleh setiap penduduk.
Banyaknya penduduk yang sehat di suatu wilayah membuktikan bahwa kesejahteraan penduduk
tersebut terjamin.
Akan tetapi, dengan adanya dinamika penduduk pada suatu wilayah mengakibatkan tingkat kesehatan
penduduk semakin rendah. Hal ini terjadi karena fasilitas kesehatan belum memadai untuk menampung
banyaknya pasien yang sakit. Selain itu, lingkungan yang semakin kotor dan air bersih sulit didapatkan
membuat kesehatan penduduk menurun.
Setiap penduduk yang tinggal di suatu negara seharusnya mendapatkan kesejahteraan. Kesejahteraan
yang dimiliki oleh setiap penduduk, maka roda perekonomian akan berjalan dengan baik.
Akan tetapi, pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin cepat dan angka kematian bergerak lambat
menandakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi rendah. Tingkat kesejahteraan
penduduk yang menurun bisa dapat dilihat melalui pendapatan penduduk yang sangat kecil.
Rendahnya kesejahteraan penduduk disebabkan karena adanya dinamika penduduk, sehingga banyak
penduduk yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan kata lain, dinamika
penduduk bisa menyebabkan angka pengangguran meningkat. Penduduk yang tidak mendapatkan
pekerjaan akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Manusia sangat bergantung pada kondisi alam yang ada karena kondisi alam yang sehat dan baik akan
memberikan kesehatan pada manusia. Selain itu, kondisi alam yang baik bisa dijadikan sebagai sumber
penghasilan bagi setiap penduduk.
Namun, penduduk yang sering menggunakan sumber daya alam bisa menyebabkan kondisi alam
terganggu. Kondisi alam yang terganggu bisa membuat kesejahteraan penduduk menurun dan
kesehatan penduduk juga menurun.
Bukan hanya itu, pertumbuhan penduduk yang semakin cepat bisa membuat tempat untuk bercocok
tanam semakin sedikit karena banyaknya lahan yang dijadikan perumahan. Hal seperti ini bisa membuat
penyerapan air semakin berkurang, tetapi penggunaan air tanah semakin bertambah.
Persebaran penduduk yang tidak merata membuat pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah menjadi
tidak merata. Bukan hanya pertumbuhan ekonomi saja, tetapi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan
juga tidak merata, sehingga terjadi kesenjangan sosial antar wilayah.
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau
berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah. Oleh sebab itu, pertumbuhan penduduk yang ada di
wilayah A bisa saja berbeda dengan pertumbuhan penduduk yang ada di wilayah B, sehingga
perencanaan pembangunan antara wilayah A dan wilayah B juga berbeda-beda.
Dengan demikian, pertumbuhan penduduk yang dapat berubah dengan adanya angka kelahiran, angka
kematian, dan perpindahan penduduk merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap
negara agar sistem ketatanegaraan dapat berjalan dengan optimal.
Pertumbuhan penduduk dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan
penduduk non alami, dan pertumbuhan penduduk total. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut
tentang jenis-jenis pertumbuhan penduduk tersebut.
Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang terjadi atau didapatkan dari hasil
selisih antara angka kelahiran dengan angka kematian yang terjadi dalam satu tahun. Untuk menghitung
pertumbuhan penduduk alami, biasanya dinyatakan dalam bentuk satu per seribu. Pada dasarnya,
pertumbuhan penduduk alami sudah bisa kita lihat pada lingkungan terdekat kita, seperti dalam
lingkungan RT atau RW. Apakah lebih banyak angka kelahiran atau lebih banyak angka kematian.
P=L–M
Keterangan:
Jenis kedua dari pertumbuhan penduduk adalah pertumbuhan penduduk non alami. Pertumbuhan
penduduk non alami adalah jumlah pertumbuhan penduduk yang didapatkan dari selisih penduduk yang
akan melakukan migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar (emigrasi). Maka dari itu, pertumbuhan
penduduk juga dikenal dengan istilah pertumbuhan penduduk migrasi. Biasanya penghitungan jumlah
pertumbuhan penduduk non alami dilakukan setiap satu tahun sekali.
P=I–E
Keterangan
I: Imigrasi dalam satu tahun (penduduk yang masuk pada suatu wilayah atau negara dengan tujuan
menetap)
E: Emigrasi dalam satu tahun (penduduk yang pindah atau meninggalkan suatu negara atau wilayah)
P = (L – M) + (I – E)
Keterangan :
E: Emigrasi dalam satu tahun (penduduk yang pindah atau meninggalkan suatu negara atau wilayah)
KEPADATAN PENDUDUK
Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan. Secara umum, tingkat
kepadatan penduduk (population density) adalah perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan
luas daerah berdasarkan satuan luas tertentu.
Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kepadatan
penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.
Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bekerja di sektor
pertanian dengan luas lahan pertanian. Istilah lain untuk kepadatan penduduk agraris adalah kepadatan
penduduk netto.
Sementara itu, kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan jumlah penduduk total, baik yang
berprofesi sebagai petani maupun yang bukan berprofesi sebagai petani, dengan luas lahan pertanian.
Kepadatan penduduk aritmatik adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah per
kilometer persegi. Kepadatan penduduk aritmatik juga dikenal dengan istilah kepadatan penduduk
secara umum. Kepadatan penduduk aritmatik merupakan perbandingan antara jumlah penduduk total –
tanpa memandang mata pencaharian – dengan luas wilayah, baik wilayah lahan pertanian ataupun
tidak.
Kepadatan penduduk ekonomi adalah jumlah penduduk pada suatu wilayah berdasarkan kemampuan
wilayah yang bersangkutan tersebut.
Contoh emigrasi adalah ketika warga negara Indonesia bermigrasi dan menetap di negara Australia
untuk kuliah.
Contohnya adalah seorang duta besar yang ditugaskan ke negara asing kemudian kembali ke Indonesia
setelah tugasnya selesai. (remigrasi)
Penyebab Migrasi
Drs. Sugiharyanto, M.Si dalam buku Geografi dan Sosiologi 2 menjelaskan, ada beberapa hal yang
menyebabkan penduduk melakukan migrasi. Penyebab migrasi meliputi:
1. Bencana Alam
Bencana alam seperti banjir, gunung meletus, gempa, dan wabah penyakit dapat mendorong penduduk
untuk melakukan migrasi ke daerah yang aman. Contohnya, banyak penduduk Aceh yang tidak ingin
tinggal di Aceh setelah bencana alam tsunami. Mereka dapat berpindah ke daerah lain yang dianggap
lebih aman untuk melanjutkan kehidupan.
2. Ekonomi
Seseorang yang berada dalam kesulitan ekonomi pada suatu daerah tempat tinggalnya mendorong
terjadinya migrasi ke daerah lain untuk memperbaiki kondisi ekonomi.
1. Agama
Kebebasan beribadah sesuai agama yang dianut dan sikap saling menghargai antar umat beragama
merupakan modal seseorang untuk tetap bertahan dalam lingkungan masyarakat yang heterogen.
Apabila kehidupan beragama tidak terjamin bagi kelangsungan dan keamanannya, maka hal itu akan
mendorong seseorang melakukan migrasi.
2. Politik
Kondisi politik yang memanas di suatu daerah dapat menyebabkan perbuatan anarkis. Akibatnya,
penduduk daerah tersebut merasa ingin pindah ke daerah lain yang lebih aman.
Selain itu, terdapat faktor pendorong migrasi seperti ketersedian sumber daya, lapangan kerja, sarana
pendidikan, stabilitas dan keamanan, serta alasan pekerjaan.
MOBILITAS PENDUDUK
Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah geografis ke wilayah lain dalam
kurun waktu tertentu. Mobilitas merupakan kata dari bahasa latin yaitu mobilis yang mempunyai arti
mudah dipindahkan, banyak gerak, atau bergerak.
Mobilitas penduduk adalah gerak perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Gejala
mobilitas penduduk merupakan gejala alamiah yang terjadi sebagai respon manusia terhadap situasi dan
kondisi yang dihadapi.
MOBILITAS PERMANEN
Jenis mobilitas ini juga sering disebut dengan migrasi. Migrasi sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu
migrasi internasional dan migrasi internal.
Seperti namanya, migrasi internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
Jenis migrasi ini terbagi lagi menjadi tiga jenisi:
Emigrasi: Keluarnya penduduk dari suatu negara ke ke negara lain dengan tujuan menetap di negara
tujuan. Penduduk yang melakukan kegiatan emigrasi disebut dengan emigran.
Imigrasi: Masuknya penduduk ke suatu negara dari negara lain yang bertujuan untuk tinggal di negara
tujuan. Penduduk yang melakukan imigrasi dikenal dengan imigran.
Remigrasi atau repatriasi: Perpindahan penduduk yang kemudian kembali lagi ke negara asal. Contohnya
seperti seseorang yang tinggal di Korea Selatan pada tahun 1990 kemudian kembali lagi ke Indonesia
pada 2021 untuk seterusnya.
Untuk migrasi internal terjadi saat penduduk berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam satu
wilayah negara. Pola migrasi dalam negeri atau nasional bisa dibagi menjadi:
Transmigrasi: Perpindahan penduduk dari wilayah yang padat penduduk menuju ke daerah yang jarang
penduduknya.
Urbanisasi: Perpindahan penduduk dari desa atau kota kecil menuju ke kota besar.
Ruralisasi: Perpindahan penduduk dari kota besar ke kota kecil atau desa. Hal ini bisa terjadi karena
kesempatan kerja di kota sangat kecil.
Mobilitas non-permanen
Macam mobilitas penduduk ini merupakan jenis perpindahan penduduk dimana masyarakat berpindah
dari suatu wilayah ke wilayah lain namun tidak bertujuan untuk menetap di wilayah tujuan.
Singkatnya mobilitas non-permanen adalah perpindahan penduduk yang bersifat sementara dengan
durasi waktu tertentu, seperti harian, mingguan, bulanan, atau lebih.
Sirkulasi: Perpindahan penduduk yang tidak permanen namun ada durasi dimana mereka menginap di
tempat tujuan. Jenis mobilitas penduduk ini juga bisa disebut mobilitas musiman.
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61f0c7e03f3bb/migrasi-adalah-perpindahan-penduduk-pahami-
penyebab-dan-macamnya
https://www.gramedia.com/literasi/dinamika-penduduk/
https://www.gramedia.com/literasi/pertumbuhan-penduduk/
https://www.ruangguru.com/blog/jenis-dan-dampak-kepadatan-penduduk
https://amp.kontan.co.id/news/mobilitas-penduduk-ini-pengertian-dan-macam-macam-perpindahan-
masyaraka
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/04/29/03000011/jenis-jenis-mobiltas-penduduk