Anda di halaman 1dari 51

A.

Pengertian Dinamika Penduduk


Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk.Perubahan
perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal.Dinamika atau
perubahan lebih cenderung pada perkembangan jumlah penduduk suatu
Negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk tersebut dapat diketahui
melalui sensus, registrasi dan survey penduduk. Sensus pertama
dilaksanakan pada tahun 1930 pada zaman Hindia Belanda. Sedangkan
sensus yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dimulai pada tahun
1961,1971, 1980, 1990, 2000, dan yang terakhir tahun 2010.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu factor yang penting dalam
masalah social ekonomi dan masalah penduduk. Jumlah penduduk akan
berpengaruh terhadap kondisi social ekonomi suatu daerah.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu
bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah
penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
- Kelahiran (natalitas)
- Kematian (mortalitas)
- Migrasi (perpindahan)
Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan
penduduk Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kelahiran dan kematian. Faktor yang menunjang dan
menghambat kelahiran (natalitas) di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Kelahiran (fertilitas)
Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak
bayi-bayi yang yang meninggal beberap saat kelahiran tidak dicatatkan
dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai
lahir mati.
Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam suatu kelompok penduduk
tergantung pada struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi,
pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta
pembangunan ekonomi.
Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :
- Kawin usia muda
- Pandangan banyak anak banyak rezeki
- Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
- Anak merupakan penentu status social
- Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :
-Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
-Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan
-Semakin banyak wanita karir.

Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :


- Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk
- Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 40 per 1000 penduduk
- Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk
b. Kematian (mortalitas)
Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar(crude death
rate) dan tingkat kematian khusus(age specific death rate).
Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah banyaknya orang yang
meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun
tersebut.
Tingkat kematian khusus (age specific death rate) dipengaruhi oleh
beberapa factor, antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan.
Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di
Indonesia, adalah sebagai berikut :
Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
- Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
- Fasilitas kesehatan yang belum memadai
- Keadaan gizi penduduk yang rendah
- Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
- Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan
Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
-Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
-Fasilitas kesehatan yang memadai
-Meningkatnya keadaan gizi penduduk
-Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
Penggolongan angka kelahiran kasar :
- angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
- angka kematian sedang, apabila antara 10 20 per 1000 penduduk
- angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk
c. Migrasi Penduduk
Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang
menguntungkan. Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang
menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung
penduduk di daerah tersebut.
Yang perlu diperhatikan seorang migran dalam menentukan keputusan
untuk pindah ke daerah lain yaitu factor persediaan sumber daya alam,
factor lingkungan social budaya, factor potensi ekonomi. Dengan
mengetahui factor-faktor dimuka, setidaknya terhindar dari akibat
negative.
Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau
lambat dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat
bentuk piramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah
penduduk anank-anak, dewasa, dan orang tua pada wilayah yang

bersangkutan.
Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk
pyramida yang berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu
piramida penduduk muda, piramida stasioner, dan piramida penduduk
tua.
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk
adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas
penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme
baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk
permanen (menetap).Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain
dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan
untuk menetap.
Jenis-jenis Migrasi:
Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke
negara lainnya.
1) Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain
dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran
2) Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain.
Orang yang melakukan emigrasi disebut emigrant
3) Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya
Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu
Negara.
1) Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan
menetap.
2) Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat
penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik
Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun
1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.
1. Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan
tujuan tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah
yang terkena pembangunan proyek
2. Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan
oleh seseorang atas kemauan dan biaya sendiri
3. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang
lain dalam propinsi atau pulau yang sama
4. Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai
oleh pemerintah
5. Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan
menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Selain jenis
migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut
evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi
karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan
sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.

Salam ipapedia, Jumlah penduduk terutama di Indonesia selalu dan selalu


bertambah ini berdampak pada kepadatan populasi yang terus meningkat. Apa
pengaruhnya kepada daya dukung lingkungan? Daya dukung lingkungan yang
terbatas menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya alam, terjadinya
pencemaran, dan timbul persaingan untuk mendapatkan sumber daya alam. Tidak
hanya itu, pertambahan penduduk yang tinggi apabila tidak diikuti dengan
pertumbuhan ekonomi yang seimbang akan berakibat kepada sumber daya manusia
yang berkualitas rendah. Perlu adanya upaya untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk agar permasalahan yang timbul dapat ditekan sekecil mungkin.
Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu daerah dari waktu
ke waktu. Sedangkan dinamika penduduk yang sering menunjukkan kecenderungan
bertambah yang disebut pertumbuhan penduduk. Dinamika penduduk dipengaruhi
oleh berbagai hal antara lain:
1. Kelahiran.
Angka kelahiran di suatu daerah dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut.
Angka kelahiran =

Jumlah bayi dalam 1 tahun


Jumlah kelahiran

x 1.000

Ada kriteria atau penggolongan angka kelahiran, yaitu sebagai berikut:


1. Jika angka kelahiran menunjukkan lebih dari 30, maka angka kelahiran di
tempat tersebut tergolong tinggi.
2. Jika angka kelahiran menunjukkan angka 20 30, maka angka kelahiran di
tempat tersebut tergolong sedang.
3. Jika angka kelahiran menunjukkan angka kurang dari 20, maka angka
kelahiran di tempat tersebut tergolong rendah.
Disini saya contohkan misalkan selama tahun 2009 di desa X terdapat kelahiran
sebanyak 145 jiwa. Data jumlah penduduk pada akhir tahun 2008 berjumlah 2.500
jiwa. Maka kriteria angka kelahiran di desa X pada tahun 2009 dapat ditentukan
sebagai berikut.
Jumlah kelahiran tahun 2009 adalah 145 jiwa.
Jumlah penduduk akhir tahun 2008 adalah 2.500 jiwa.
145
Angka kelahiran =
2500

x 1000 = 58

Dari perhitungan diatas, karena angka kelahiran di atas 30, maka angka kelahiran di
desa X pada tahun 2009 tergolong tinggi.
2. Kematian / Mortalitas

Angka kematian atau mortalitas menunjukkan jumlah kematian per 1.000 penduduk
di suatu daerah setiap tahun. Angka kematian di suatu tempat dapat dihitung
berdasarkan rumus berikut.
Jumlah penduduk meninggal dalam 1 tahun
Angka kematian =
x 1.000
Jumlah penduduk
Sedangkan kriteria atau penggolongan angka kematian adalah:
1. Jika angka kematian menunjukkan lebih dari 18, maka angka kematian di
tempat tersebut tergolong tinggi.
2. Jika angka kematian menunjukkan angka 1418, maka angka kematian di
tempat tersebut tergolong sedang.
3. Jika angka kematian menunjukkan angka kurang dari 14, maka angka
kematian di tempat tersebut tergolong rendah.
Saya contohkan lagi misalnya selama tahun 2010 di desa Y terdapat kematian
sejumlah 45 jiwa. Data statistik menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa Suka
Rajin pada akhir tahun 2009 berjumlah 2.500 jiwa. Maka kriteria angka kematian di
desa Y pada tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut.
Jumlah kematian tahun 2010 adalah 45 jiwa.
Jumlah penduduk akhir tahun 2009 adalah 2.500 jiwa.
45
Angka kematian =
2500

x 1000 = 18

Jadi, angka kematian di desa Y pada tahun 2010 termasuk golongan sedang.
3. Perpindahan / Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Migrasi
terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
1. Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari dalam negeri ke luar negeri untuk
menetap.
2. Imigrasi adalah perpindahan penduduk negara lain ke negara tertentu untuk
menetap.
3. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain
dalam suatu negara.
4. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya suatu migrasi yaitu:
1. Faktor keamanan.

2. Faktor ekonomi, seperti kemudahan mencari lahan pekerjaan dan biaya hidup
yang murah.
3. Faktor kelengkapan sarana dan prasarana, seperti sarana pendidikan,
hiburan, dan sarana pemenuhan kebutuhan komunikasi dan transportasi.
4. Pertumbuhan Penduduk
Dinamika penduduk yang menunjukkan peningkatan jumlah penduduk disebut
pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk ini tentunya sangat dipengaruhi
oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Kelahiran dan imigrasi akan menambah
pertumbuhan penduduk, sedangkan kematian dan emigrasi akan mengurangi
pertumbuhan penduduk. Untuk menentukan jumlah penduduk di suatu negara
dengan mengadakan sensus penduduk, dengan cara ini jumlah penduduk, jumlah
kelahiran, dan kematian akan tercatat. Nah, ntuk memudahkan perhitungan,
pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
P = (L M) + (I E)
Dimana:
P = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi
E = jumlah emigrasi
Disini misalnya selama tahun 2008 di desa Z terdapat data jumlah kelahiran 120
sebanyak jiwa, sedangkan jumlah kematian sebanyak 13 jiwa, pendatang 23 jiwa, dan
yang mengajukan perpindahan penduduk berjumlah 15 jiwa. Maka pertumbuhan
penduduk desa Z selama tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut.
Pertumbuhan penduduk = (L M) + (I E)
= (120 13) + (23 15)
= 115
Dari perhitungan diatas, dapatlah kita simpulkan bahwa pertumbuhan penduduk
desa Z pada tahun 2008 adalah 115 jiwa.
Untuk pertumbuhan penduduk Indonesia tergolong tingi. Bahkan Indonesia
termasuk dalam sepuluh negara berpenduduk terbanyak dimana jumlah penduduk
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Nah, hal ini tentunya
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan berbagai sumber daya seperti tanah,
air, mineral, dan energi. Menyikapi hal tersebut, diperlukan upaya pengendalian
pertumbuhan jumlah penduduk dan pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana.
5. Kepadatan Penduduk
Perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ditempati disebut
kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh angka kelahiran dan
angka kematian. Jika angka kelahirannya tinggi maka kepadatan penduduk akan
meningkat, apalagi bila diikuti tingkat imigrasi yang tinggi. Hal ini dapat
menyebabkan ledakan penduduk, yaitu keadaan di mana pertumbuhan penduduk
sangat pesat melebihi daya dukung alam yang dimiliki oleh negara tersebut, dan

untuk menghitung kepadatan penduduk yang menempati area atau luasan wilayah
tertentu dalam suatu kurun waktu
digunakan rumus sebagai berikut.
Kepadatan penduduk =

Jumlah penduduk
Luas wilayah (KM2)

Di masing-masing daerah memiliki kepadatan penduduk yang berbeda-beda. Di


Indoensia sendiri, pulau yang paling padat penduduknya adalah Pulau Jawa.
Kepadatan dan persebaran penduduk yang tidak merata dapat menyebabkan
terjadinya kesenjangan pem-bangunan. Dan program transmigrasi adalah salah satu
upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia memeratakan jumlah persebaran
penduduk.
Jumlah penduduk pada suatu wilayah atau negara selalu berubah-ubah.
Perubahan jumlah penduduk tersebut dinamakan dinamika kependudukan.
Jumlah penduduk suatu negara dari tahun ke tahun pada umumnya selalu
bertambah. Jarang kita jumpai ada negara yang memiliki jumlah penduduk yang
tetap,
apalagi
berkurang.
Termasuk
negara
kita,
Indonesia.
Dinamika kependudukan atau perubahan jumlah penduduk ditentukan oleh 3
(tiga) faktor, yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan
penduduk (migrasi). Kelahiran bersifat menambah, kematian bersifat
mengurangi, sedangkan migrasi dapat bersifat menambah karena migrasi masuk
dan dapat pula bersifat mengurangi karena migrasi keluar. Ketiga faktor ini
termasuk dalam faktor demografi. Demografi adalah ilmu yang mempelajari
tentang susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk. Pertumbuhan penduduk
Indonesia terutama ditentukan oleh faktor angka kelahiran dan angka kematian,
karena angka migrasi masuk dan migrasi keluar yang ada di Indonesia masih
terlalu
kecil.
Selain unsur dinamika penduduk yang bersifat demografi, ada pula unsur
dinamika penduduk nondemografi, yaitu tingkat kesehatan dan tingkat
pendidikan penduduk. Tingkat kesehatan penduduk mempengaruhi tingkat
kematian. Semakin tinggi tingkat kesehatan penduduk semakin rendah tingkat
kematian penduduk. Sedangkan bila semakin tinggi tingkat pendidikan
penduduk, maka akan semakin tinggi tingkat kesehatan penduduk.

Bab 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah
yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat
istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh
sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang
berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa
tidak mengtehaui tentang permasalaan penduduk yang ada. Kebanyakan dari
mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu
suku yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu
mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.
Dan kebanyakan dari mereka tidak mau ikut campur tentang masalah
kependudukan yang ada di Indonesia. Dan Indonesia pun terpuruk akibat

permasalahan penduduk yang dihadapi. Dan bagaimana generasi muda mau


menyikapi hal tersebut.

B. PERMASALAHAN
1. Permasalahan kependudukan di Indonesia, dampak dan upaya
mengatasinya
2. macam pertumbuhan penduduk dan faktor-faktor yang
mampengaruhinya
3. jenis-jenis migrasi dan faktor penyebabnya
4. dampak-dampak migrasi dan upaya penanggulangannya

Bab 2 PEMBAHASAN
1. Permasalahan Kependudukan di Indonesia, dampak dan
upaya mengatasinya
masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap
negara di dunia ini. Secara umum, masalah kependududkan berbagai negara dapat
dibedakan menjadi dua,yaitu dalam hal kuantitas dan kualitas pendudukmya.
Kuantitas penduduk adalah jumlah penduduk yang menempati suatu wilayah
tertentu. Kuantitas atau jumlah penduduk dapat diketahui melalui beberapa cara
diantaranya melalui sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survey penduduk.
Data tentang kualitas dan kuantitas penduduk tersebut dapat diketahui melalui
beberap cara, diantaranya melalui metode sensus,registrasi dan survei penduduk
1. Sensus Penduduk
Sensus adalah perhitungan jumlah penduduk, ekonomi, dan sebagainya yang
dilakukan oleh pemerintah dalam jangka watu tertentu, dilakuakan secara serentak,
dan bersifat menyeluruh dalam suatu batas untuk kepentingan demografi negara
yang bersangkutan. Pada pelaksanaannya, metode pencatatan atau sensus yang
digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu metode house-holder dan metode
canvaser
a.

Metode Householder
Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan
diserahkan kepada penduduk atau responden, sehingga penduduk diberi daftar
pertanyaan untuk diisi dan akan diambil kembali beberapa waktu kemudian. Metode
semacam ini hanya dapat dilakukan pada derah yang tingakat pendidikan
penduduknya relatif tinggi, karena mampu memahami dan menjawab pertanyaan
yang diserahkan kepada mereka.

b. Metode canvaser

Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan


dilakuakan oleh petugas sensus dengan cara mendatangi dan mewawancarai
penduduk atau responden secara langsung. Petugas sensus mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sesuai daftar dan penduduk yang ditatangi menjawab secara
lisan sesuai dengan keadaan atau kondisi yang sebenarnya.
Adapun berdasarkan status tempat tinggal penduduknya, sensus dapat
dibedakan menjadi sensus se facto dan sensus de jure
a.

Sensus De Facto
Pada metide ini, pencatatan dilakukan oleh petugas pada setiap orang yang
ada di daerah tersebut pada saat sensus diadakan. Metode sensus ini tidak
membedakan antara penduduk asli yang mennetap ataupun penduduk yang hanya
tinggal sementara waktu.
b. Sensus De Jure

Pada metode ini, pencatatan penduduk dilakukan oleh petugas hanya untuk
penduduk yang secara resmi tercatat dan tinggal sebagai penduduk di daerah
tersebut pada saat dilakukannya sensus, sehingga dapat dibedakan antara
penduduk asli yang menetap dan penduduk yang hanya tinggal untuk sementara
waktu atau yang belum terdaftar sebagai penduduk setempat. Dengan
menggunakan sensus de jure, penduduk yang belum secara resmi tercatat sebagai
penduduk di daerah tersebut tidak disertakan dalam perhitungan.
Di indonesia, pada umumnya sensus penduduk dilakukan dengan metode
cansaver dengan mengombinasi anatar sensus de facto dengan sensus de jure.
Bagi mereka yang bertempat tinggal tetap memakai cara de jure, sedangkan untuk
yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah dengan cara de facto.
Sensus penduduk perlu dilakukan agar pemerintah memiliki data
kependudukan yang ud to date (sesuai perkembangan zaman), sehingga
pemerintah dapat :
Mengetahui perkembangan jumlah penduduk,
Mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk,
Mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk,
Mengetahui komposisi penduduk(berdasarkan jenis kelamin, tingakat pendidikan,
umur, mata pencaharian, dan sebagainya),
Mengetahui arus migrasi, serta
Merencanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial sesuai dengan kondisi
kependudukan daerah.

2. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
setempat mengenai data kelahiran, kematian, migrasi, dan pernikahan. Tujuan
registrasi penduduk yaitu sebagai suatu catatan resmi dari peristiwa tertentu dan
sebagai sumber yang berharga bagi penyusunan yang langsung dapat digunakan
dalam proses perencanaan kemasyarakatan.
3. Survei Penduduk

Survei penduduk adalah penelitian ilmiah yang dilakukan hanya terhadap


contoh atau sampelnya saja yang mewakili keseluruhan. Pada umumnya suevei
penduduk ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi kusus.
Mengingat pelaksanaan sensus yang dilakukan hanya tiap 10 tahun, maka
untuk memperoleh data yang up to date dengan segera, pemerintah mengadakan
perhitungan penduduk di luar jadwal sensus, misalnya dengan melakukan Survai
Penduduk Antarsensus (Supas) dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).
Jenis jenis penncatatan penduduk tersebut pada dasarnya untuk mengetahui
permasalahan kependudukan dari segi Kuantitas dan kualitas penduduk.
1. Kuantitas Penduduk
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kuantitas adalah masalah
kependudukan dalam hal jumlah. Permasalahan yang terkait dengan kuantitas
penduduk, dampak, dan upaya penanggulangannya, secara singkat diuraikan
berikut ini.
a. Jumlah Penduduk
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar
(mencapai 203.456.000 berdasarkan sensus penduduk tahun 2000), maka tidak
heran jika Indonesia dianggap sebagai pasar yang menjanjikan bagi kalangan dunia
usaha. Sebenarnya, jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal
dasar pembangunan. Akan tetapi, hal tersebut dapat terjadi jika sumber daya
manusia yang ada merupakan sumber daya manusia yang berkualitas; namun jika
sumber daya manusia yang berkualitas tersebut jumlahnya terbatas, maka
banyaknya jumlah penduduk merupakan kendala dalam melaksanakan
pembangunan. Hal ini dikarenakan tingginya tingkat ketergantungan dari manusia
yang tidak produktif terhadap manusia yang produktif. Indonesia telah mengadakan
sensus sebanyak
lima kali sejak tahun 1945 hingga tahun 2000. Perkembangan jumlah penduduk
sejak sensus pertama hingga terakhir (2000) dapat dilihat pada tabel di samping.
Saat ini, besarnya jumlah penduduk Indonesia menempati urutan pertama di antara
negara-negara ASEAN, menempati urutan ke tiga di Benua Asia setelah RRC dan
India, serta menempati urutan
ke empat dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Perhatikan tabel berikut!
Kenaikan jumlah penduduk di tiap negara tersebut secara otomatis memengaruhi
banyaknya jumlah penduduk dunia. Kondisi ini merupakan bentuk dinamika
penduduk dunia.
1 ) Dampak
Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun ke tahun tentunya
menimbulkan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi Indonesia. Beberapa
dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara
lain:
a) meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial;
b) meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan
dan peluang kerja;
c) meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing);

serta
d) meningkatnya angka kriminalitas.
2 ) Upaya Penanggulangan
Berikut ini beberapa kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam
upaya mengatasi masalah jumlah penduduk.
a) Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional,
dengan cara memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan,
mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis
anggapan yang salah tentang anak.
b) Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta
menetapkan tentang batas usia nikah.
c) Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.
b . Pertumbuhan Penduduk
Seperti halnya negara-negara berkembang pada umumnya, negara kita senantiasa
mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hal ini berarti
Indonesia mengalami laju pertumbuhan penduduk. Namun, jika diperhatikan, laju
pertumbuhan penduduk Indonesia
dari periode ke periode cenderung mengalami penurunan.
1 ) Dampak
Permasalahan kependudukan yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk
memiliki kesamaan dengan permasalahan yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah
penduduk.
2 ) Upaya Penanggulangan
Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan
penduduk antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor
Keluarga Berencana.
b) Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga
keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
c) Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun
menjadi 9 tahun.
c . Persebaran/Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan
penduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya tinggal di Pulau
Jawa yang hanya memiliki luas 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara
umum, tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai
perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang
ditempati berdasarkan satuan luas tertentu. Kepadatan penduduk dapat dibedakan
menjadi tiga macam, berikut ini.
1) Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian
Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan
penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.

a) Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang


bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian.
b) Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk
total
(baik ataupun tidak) yang bermata pencaharian sebagai petani dengan luas
lahan pertanian.
2) Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik)
Kepadatan aritmatik merupakan perbandingan antara jumlah penduduk total (tanpa
memandang mata pencaharian) dengan luas wilayah (baik lahan pertanian ataupun
tidak). Untuk perhitungan kependudukan di Indonesia, kita menggunakan
perhitungan kepadatan penduduk umum (aritmatik).
3) Kepadatan Penduduk Ekonomi
Kepadatan penduduk ekonomi adalah besarnya jumlah penduduk pada suatu
wilayah didasarkan atas kemampuan wilayah yang bersangkutan. Kepadatan
penduduk di tiaptiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal ini tentu saja
menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan ini terkait dengan
penyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas keamanan,
serta pemerataan pembangunan. Kepadatan penduduk berdasarkan provinsi dan
pulau dapat dilihat pada WWW.DATAST
ATISTIK-INDONESIA.COM
Tabel 2.5 Perbandingan Kepadatan Penduduk Indonesia Tiap Provinsi Tahun 1990 2005
Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui ada
tidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk mengetahui pusat-pusat
aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat
kegiatan ekonomi maupun budaya. Informasi-informasi tersebut pada akhirnya akan
digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan di tiap-tiap daerah.
1 ) Dampak
Pemusatan penduduk pada daerah tertentu (terutama di kawasan perkotaan dan
pusat-pusat kegiatan) akan menimbulkan berbagai permasalahan kependudukan,
antara lain:
a) munculnya kawasan-kawasan kumuh kota dengan rumah-rumah yang tidak layak
huni.
b) sulitnya persaingan di dunia kerja, sehingga menyebabkan merebaknya sektorsektor informal, seperti pedagang kaki lima, pengamen, dan sebagainya yang
terkadang keberadaannya dapat mengganggu ketertiban;
c) turunnya kualitas lingkungan; serta
d) terganggunya stabilitas keamanan.
2 ) Upaya Penanggulangannya
Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi dampak
ketidakmerataan penduduk meliputi hal-hal berikut ini.

a) Melaksanakan program transmigrasi.


b) Melaksanakan program pemerataan pembangunan dengan cara mendistribusikan
perusahaan atau industri di pinggir kota (dekat kawasan pedesaan) di pulau-pulau
selain Pulau Jawa.
c) Melengkapi sarana dan prasarana sosial masyarakat hingga ke pelosok desa,
sehingga pelayanan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat desa dapat dipenuhi
sendiri dan dapat mencegah atau mengurangi arus urbanisasi.
2. Kualitas Penduduk
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah masalah
kependudukan dalam hal mutu kehidupan dan kemampuan sumber daya
manusianya. Di Indonesia, masalah kualitas penduduk yang terjadi, antara lain,
dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas sumber daya
manusia, rendahnya taraf kesehatan sehingga kesemuanya itu pada akhirnya
mengarah pada rendahnya pendapatan perkapita masyarakatnya.
a. Masalah Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi
tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih
tergolong relatif rendah. Akan tetapi, tingkat pendidikan masyarakat tersebut
senantiasa diupayakan untuk selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun. Perhatikan
tabel berikut!
Hal-hal yang memengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di negara Indonesia,
antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
1) Kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan, sehingga mereka
tidak perlu sekolah terlalu tinggi (khususnya untuk anak perempuan).
2) Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita, sehingga orang tua tidak mampu
menyekolahkan anaknya lebih lanjut atau bahkan tidak disekolahkan sama sekali.
3) Kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di pedesaan
dan daerah-daerah terpencil.
4) Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam mengusahakan
program pendidikan yang terjangkau masyarakat.
1 ) Dampak
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berdampak pada kemampuan
penduduk tersebut dalam memahami dan menghadapi kemajuan zaman, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Penduduk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah
memahami dan beradaptasi dalam menghadapi perkembangan zaman, sehingga
mereka akan lebih produktif dan inovatif.
2 ) Upaya Penanggulangan
Untuk menyikapi hal-hal tersebut, pemerintah telah mengambil beberapa upaya
dalam memperluas dan meratakan kesempatan memperoleh pendidikan,

diantaranya dengan jalan berikut ini.


a) Menggalakkan program wajib belajar 9 tahun.
b) Mendorong kesadaran masyarakat yang mampu atau badan-badan usaha untuk
menjadi orang tua asuh bagi anak-anak kurang mampu.
c) Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi, khususnya bagi siswa berprestasi
yang kurang mampu.
d) Membuka jalur-jalur pendidikan alternatif atau nonformal (seperti kursus-kursus
keterampilan) sehingga dapat memperkaya kemampuan atau kualitas seseorang.
e) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana belajar mengajar
hingga ke pelosok daerah.
Pengembangan sistem pendidikan nasional saat ini telah dipertegas dalam UndangUndang No 2 Tahun 1989, sehingga diharapkan mampu mempertegas arah
pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam upaya mencerdaskan bangsa.
b . Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk suatu negara.
Dalam hal ini, tingkat kesehatan dapat diindikasikan
dari angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, ketercukupan gizi
makanan, dan usia harapan hidup.
1) Angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi, meskipun terus menurun
dari tahun ke tahun. Pada tahun 1971, angka kematian bayi mencapai 218 tiap
1.000 kelahiran, akan tetapi pada tahun 1990, angka kematian bayi telah menurun
menjadi 8 tiap 1.000 kelahiran. Menurunnya angka kematian bayi ini didukung oleh
meningkatnya derajat kesehatan dan gizi ibu. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap
angka kematian ibu melahirkan yang cenderung menurun dari tahun ke tahun.
2) Tingkat ketercukupan gizi masyarakat juga mulai meningkat. Saat ini,
pemerintah melalui Departemen Kesehatan menetapkan standar ketercukupan gizi,
yaitu 2.400 kalori/hari/kepala keluarga. Artinya, suatu keluarga dikatakan sejahtera
jika mampu memenuhi angka ketercukupan kalori tersebut.
3) Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata umur yang dapat dicapai
penduduk suatu negara. Angka ini di Indonesia cenderung mengalami peningkatan,
dari 45,73 tahun pada tahun 1971 menjadi 65,43 tahun pada tahun 2000. Akan
tetapi, angka tersebut masih tergolong relatif rendah, karena negaranegara lain
dapat mencapai 70 bahkan lebih dari 80 tahun.
1 ) Dampak
Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat akan memunculkan serangkaian dampak
yang berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia. Generasi yang tidak
ketercukupan gizi tentu akan memiliki kondisi fisik dan psikis yang kurang bila
dibandingkan dengan generasi yang terpenuhi gizinya. Kondisi ini tentu sangat
berpengaruh pada pola pikir, ketahanan belajar, dan kreatifitasnya.
2 ) Upaya Penanggulangan
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan taraf
kesehatan masyarakatnya ditempuh melalui langkah-langkah, berikut ini.
a) Menjalin kerja sama dengan badan kesehatan dunia (WHO) dalam mengadakan
program kesehatan, misalnya pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional, standarisasi
obat dan makanan, serta peningkatan gizi masyarakat.
b) Melaksanakan program peningkatan kualitas lingkungan, baik dengan

kemampuan sendiri ataupun melalui kerja sama dengan luar negeri (misalnya
dengan menjalin kerja sama dengan badan pembangunan dunia/UNDP). Salah satu
contoh program peningkatan kualitas lingkungan yang telah dan masih dilakukan
adalah Kampoong Improvement Programme (KIP).
c) Menggiatkan program pemerataan kesehatan dengan cara melengkapi sarana
dan prasarana kesehatan yang meliputi tenaga medis, obat-obatan, dan alat-alat
penunjang medis lainnya hingga ke pelosok desa.
d) Menghimbau penggunaan dan penyediaan obat-obat generik bermutu sehingga
dapat terjangkau oleh masyarakat.
e) Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, misalnya melalui program
asuransi kesehatan keluarga miskin (Askeskin) untuk keluarga miskin (prasejahtera).
c . Rendahnya Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah banyaknya pendapatan kotor nasional dalam satu
tahun dibagi jumlah penduduk. Pendapatan perkapita mencerminkan tingkat
kemakmuran suatu negara. Pendapatan perkapita negara Indonesia masih
tergolong rendah, data tahun 2002 menyebutkan pendapatan perkapita Indonesia
mencapai 2.800 dollar Amerika Serikat. Di antara negara-negara anggota ASEAN
saja, Indonesia menempati urutan keenam setelah Singapura, Brunei Darussalam,
Malaysia, Thailand, dan Filipina. Keadaan ini menggambarkan bahwa tingkat
kehidupan masyarakat Indonesia masih didominasi masyarakat miskin atau
masyarakat prasejahtera dengan tingkat penghasilan yang relatif rendah. Kondisi
semacam ini dapat disebabkan keadaan sumber daya alam yang tidak merata di tiap
daerah, ataupun karena ketidakseimbangan sumber daya manusia yang ada di tiap
daerah.
1 ) Dampak
Rendahnya pendapatan perkapita akan berdampak pada kelangsungan
pelaksanaan pembangunan suatu negara. Beberapa rencana pembangunan akan
sulit diwujudkan karena pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk
membiayai pelaksanaan pembangunan. Akibatnya keadaan negara menjadi statis,
tidak berkembang karena tidak mengalami kemajuan.
2 ) Upaya Penanggulangan
Untuk mengatasi rendahnya tingkat pendapatan penduduk, pemerintah telah
melakukan beberapa langkah, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a) Memberikan subsidi keluarga miskin melalui berbagai program sosial.
b) Memberi keringanan biaya pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat kurang
mampu.
c) Meningkatkan standar upah buruh atau upah minimum kota.
d) Memberikan modal atau pinjaman lunak dan pelatihan kepada para pengusaha
mikro dan pengusaha kecil agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang.
e) Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial, misalnya penyediaan
air bersih, WC umum, perbaikan lingkungan, ataupun sarana sanitasi lainnya.
Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keadaan penduduk sangat
memengaruhi dinamika pembangunan dalam suatu negara. Hal ini dikarenakan

penduduk merupakan titik sentral dari seluruh kebijakan dan program pembangunan
yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah. Dengan kata lain, dalam konsep
pembangunan, penduduk adalah subjek dan sekaligus objek pembangunan.
Sebagai subjek pembangunan, manusia bertindak sebagai pelaku dan pelaksana
pembangunan. Adapun sebagai objek pembangunan, penduduk merupakan sasaran
pembangunan. Permasalahan penduduk di Indonesia baik dari jumlah penduduk
(kuantitas) maupun mutu (kualitas) merupakan suatu masalah yang dilematis dan
kontradiktif. Di satu sisi jumlah penduduk yang besar merupakan modal dan potensi
yang dapat meningkatkan produksi nasional apabila dapat dibina dan dikerahkan
sebagai tenaga kerja yang efektif sehingga sangat menguntungkan bagi usaha
pembangunan di segala bidang. Sebaliknya penduduk dengan mutu dan kualitas
yang rendah yang tidak mampu bersaing karena minimnya kesempatan kerja yang
tersedia, akan menjadi beban dan penghambat pembangunan. Oleh karena itu,
sebagai subjek pembangunan, penduduk harus terus dibina dan dikembangkan
sehingga mampu menjadi motor penggerak dan modal dasar pembangunan. Selain
itu, pembangunan juga harus dikembangkan dengan memperhitungkan kondisi dan
kemampuan penduduk sehingga penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika
pembangunan.
2. Macam Pertumbuhan Penduduk dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya
1. Macam-macam pertumbuhan penduduk
a.

Pertumbuhan Penduduk Alami


Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari
selisih kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung
menggunakan rumus berikut ini
Pa = L M
Keterangan :
Pa = Pertumbuhan penduduk alami
L = Jumlah kelahiran
M = Jumlah kematian

b. Pertumbuhan Penduduk Migrasi


Pertumbuhsn penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari
selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat
dihitung menggunakan rumus berikut ini.
Pm = I E
Keterangan :
Pm = Pertumbuhan
penduduk migrasi
I = Jumlah migrasi
E = Jumlah emigrasi

c.

Pertumbuhan Penduduk Total


Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh
faktor kelahiran,kematian, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat
diitung dengan rumus berikut ini.
P = (L M) + (I E )
Keterangan :
P = Pertumbuhan
penduduk total
L = Jumlah kelahiran
M = Jumlah kematiaan
I = Jumlah imigrasi
E = Jumlah emgrasi

2.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan


Penduduk
Pertumbuhan penduduk suatu negara secara umum dipengaruhi oleh faktorfaktor demografis(yang meliputi kelahiran, kematian dan migrasi) serta faktor
nondemografi (seperti kesehatan dan tinggkat pendidikan). Berikut ini dibahas
faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran,
kematian dan migrasi

A. Kelahiran (Natalitas/Fertilitas)
Secara umum angka kelahiran
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Angka kelahiran kasar ( Crude Birth Rate )


Angka kelahiran kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi
setiap 1.000 penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
CBR = x 1000
Keterangan :
CBR : Crude Birth Rate (Anka Kelahiran Kasar)
L
: Jumlah kelahiran selama 1 tahun
P
: jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1000 : Konstanta
Keriterian angka kelahiran kasar (CBR) di bedakan menjadi tiga macam.
CBR< 20, termasuk kriteria rendah
CBR antara 20-30, termasuk kriteria sedang
CBR > 30, termasuk kriteria tinggi
2. Angka kelahiran khusus ( Age Specific Birth Rate )

Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi
setiap 1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. ASBR dapat dihitung
dengan rumus berikut ini.
ASBR = x 1000
Keterangan :
ASBR : Angka kelahiran khusus
Li
: Jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
Pi
: Jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
1.000 : Konstanta
3. Angka kelahiran umum ( General Fertility Rate )
Anka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap
1000 wanita yang berusia 15-49 tahun dalam satu tahun.GFR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini.
GFR = x 1.000
Keterangan :
GFR
: Angaka Kelahiran Umum
L
: Jumlah kelahiran selama 1 tahun
W(15-49)
: Jumlah penduduk wanita yang berusia 15-49 tahun pada
pertengahan tahun
1000
: Konstanta

B. Angka Kematian (Mortalitas)


Angka kematian dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Angka kematian kasar ( Crude Death Rate )
Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap
1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. CBR dapat dihitung menggunakan rumus
berikut ini
CDR = x 1.000
Keterangan :
ASDR : Angka kematian kasar
M
: Jumlah kematian selama satu tahun
P
: Jumlah penduduk pertengahan tahun
1.000 : Konstanta
Keriterian angka kematian kasar (CDR) di bedakan menjadi tiga macam.
- CDR< 10, termasuk kriteria rendah
- CDR antara 10-20, termasuk kriteria sedang
- CDR > 20, termasuk kriteria tinggi
2. Angka kematian khusus ( Age Specific Death Rate )
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap
1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. ASDR dapat
dihitung menggunakan rumus berikut ini
ASDR = x 1.000
Keterangan :
ASDR : Angka kematian khusus
Mi
: Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
Pi
: Jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1000 : Konstanta

3. Angka kematian bayi ( Infant Mortality Rate )


Anka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi(anak
yang umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu
tahun. IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
IMR = x 1.000
Keterangan :
Keriterian angka kematian bayi di bedakan menjadi berikut ini
- IMR< 75, termasuk kriteria rendah
IMR antara 35-75, termasuk kriteria sedang
IMR antara 75-125, termasuk kriteria tinggi
IMR > 125 , termasuk kriteria sangat tinggi

C. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk.
1.
Migrasi Keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah meuju wilayah lain
dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2.
Migrasi Masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilaya
dengan tujuan menetap di wilayah tujuan.

3. Jenis-jenis Migrasi dan Faktor penyebabnya


Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk
adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk
ada yang bersifat permanen dan ada pula yang bersifat non permanen. Migrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di lokasi geografis
yang berbeda dengan tujuan menetap. Berdasarkan jangkauan kepindahannya,
migrasi dapat dibedakan menjadi migrasi lokal atau nasional dan migrasi
internasional
1. Migrasi Lokal/Nasional
Migrasi lokal/nasional adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke
daerah lain dalam satu negara. Bentuk-bentuk migrasi lokal dapat dibedakan,
menjadi berikut ini.
a.

Sirkulasi
Sirkulasi merupakan bentuk perpindahan penduduk tidak menetap, namun
ada juga yang menetap atau tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan.
Berdasarkan intensitas waktunya, sirkulasi dapat dibedakan menjadi sirkulasi harian,
mingguan, atau bulanan.

b. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu pulau.
Urbanisasi pada umumnya bersifat menetap, sehingga dapat memengaruhi jumlah
penduduk kota yang dituju ataupun jumlah penduduk di desa yang ditinggalkan.
c.

Ruralisasi

Ruralisasi adalah kebalikan dari urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari


kota ke desa. Ruralisasi pada umumnya banyak dilakukan oleh mereka yang dulu
pernah melakukan urbanisasi, namun banyak juga pelaku ruralisasi yang merupakan
orang kota asli.
d. Transmigrasi
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari daerah atau pulau yang padat
penduduknya ke daerah (pulau) yang berpenduduk jarang. Pelaku transmigrasi
disebut dengan transmigran. Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi dapat
dibedakan, menjadi
1. Transmigrasi umum
2. Transmigrasi spontan
3. Transmigrasi sektoral
4. Transmigrasi bedol desa
2.

Migrasi Internasional

Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk antarnegara. Migrasi


internasional terjadi karena beberapa hal, antara lain, karena terjadi peperangan,
bencana alam, atau untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Migrasi internasional
dapat dibedakan menjadi dua :
a.

imigrasi masuknya penduduk dari luar negeri ke dalam negeri untuk tujuan
menetap. Pelaku imigrasi disebut dengan imigran.
b. Emigrasi yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri untuk tujuan
menetap. Pelaku emigrasi disebut dengan emigran.

4. Dampak-Dampak Migrasi dan Upaya


Penanggulangannya
1. Sirkulasi
A. Dampak Positif Sirkulasi
1) Terjadi penyerapan tenaga kerja dari luar daerah.
2) Memperoleh tenaga kerja dengan upah yang relatif lebih murah.
3) Adanya arus para penglaju dapat meningkatkan sarana dan prasarana
transportasi.
4) Terjadi pemerataan pendapatan.
B. Dampak Negatif Sirkulasi
1) Menimbulkan kenaikan volume lalu lintas dan angkutan pada jam-jam atau harihari tertentu, misalnya di pagi dan sore hari atau pada awal pekan dan akhir pekan.
2) Mengurangi peluang kerja bagi masyarakat atau penduduk asli.
3) Beban kota atau daerah yang didatangi semakin berat karena terjadinya kenaikan
jumlah penduduk (khususnya di siang hari) sehingga kota atau daerah tersebut
terasa lebih padat.

2.

Urbanisasi
A. Dampak Positif Urbanisasi
1) Mengurangi angka pengangguran di daerah pedesaan.
2) Masyarakat desa yang bekerja di kota dapat meningkatkan kesejahteraan
keluarganya.
3) Para pelaku urbanisasi dapat menularkan pengalaman kerjanya di desa, misalnya
dengan membuka usaha sendiri di desanya.
B. Dampak Negatif Urbanisasi
1) Desa kehilangan tenaga kerja, khususnya generasi muda sebagai tenaga
penggerak pembangunan.
2) Peluang kerja di kota menjadi semakin sempit karena sebagian telah diisi oleh
tenaga kerja dari luar daerah.
3) Merebaknya kawasan-kawasan kumuh di kota.
4) Meningkatkan kesenjangan sosial masyarakat kota.
5) Merebaknya sektor-sektor informal, seperti PKL, yang dapat mengurangi
keindahan kota.
6) Peningkatan jumlah penduduk di kota menuntut penyediaan sarana dan
prasarana sosial.
7) Meningkatkan angka kriminalitas di kota karena dampak pengangguran.
3.

Transmigrasi
A. Dampak Positif Transmigrasi

1) Memeratakan kepadatan penduduk.


2) Meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
3) Merangsang pembangunan di daerah baru.
4) Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa melalui pembauran antarsuku
bangsa.
B.

Dampak Negatif Transmigrasi

1) Berkurangnya areal hutan untuk lahan permukiman.


2) Terganggunya habitat hewan liar di daerah tujuan transmigrasi.
3) Pada beberapa kasus, pelaksanaan transmigrasi terkadang menimbulkan
kecemburuan sosial antara penduduk asli dengan para pendatang.

Bab III PENUTUP


A. KESIMPULAN

Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dialami oleh setiap negara
di dunia, yaitu secara garis besar dapat dibedakan menjadi masalah yang berkaitan
dengan kuantitas penduduk dan masalah yang berkaitan dengan kualitas penduduk.

B. Saran
Permasalahan kependudukan di Indonesia sangatlah ko,pleks baik masalahmasalah yang berkaitan dengan kuantitas penduduk maupun masalah-masalah
yang berkaitan dengan kualitas penduduk. Sejauh ini pemerintah kita sudah
berupaya untuk mengatasi berbagai masalah tersebut meskipun belum sepenuhnya
berasil dengan maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut kita sebagai generasi muda
yang merupakan bagian dari penduduk Indonesia hendaknya terus mengasah diri
agar kelak tidak menjadi beban negara tetapi dapat menjadi bagian dari sumber
daya manusia yang berkualitas yang mampu menjadi motor penggerak
pembangunan.

DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Konsep Kependudukan
Dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dunia menyebabkan jumlah
penduduk menigkat dengan cepat dan dibeberapa bagian dunia telah terjadikemiskinan
dan kekurangan pangan. Sehingga muncul beberapa kelompok aliran/teori tentang
kependudukan, yaitu :
A. Aliran Malthusian (Thomas Robert Malthus)
Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan, yaitu
:
1) Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan akan
berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian
dari permukaan bumi.
2) Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan
makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan
penduduk (deret ukur)
B. Aliran Neo Malthusian (Garreth Hardin Dan Paul Ehrlich)
Pada abad 1920, Teori Malthus kembali diperdebatkan, muncul kelompok aliran Neo
Malthusian yang menyokong teori Malthus. Namun, menurut aliran Neo Malthus,
mengurangi jumlah penduduk tidak hanya dengan moral restrain saja, tapi lebih
ditekankan pada Preventive check. Misalnya penggunaan alat kontrasepsi untuk
mengurangi kelahiran. Aliran Neomalthusian memiliki kesamaan konsep dasar dengan
Malthusian yaitu percaya bahwa pertumbuhan penduduk pasti akan terjadi dan
berdampak negatif pada manusia walaupun tidak secara persis setuju dengan argumen
argumen aliran Malhusian, beberapa argumen Malthus dianggap tidak rasional oleh
karena itu aliran ini lebih ekstrim dalam melakukan tindakan tindakan untuk mengurangi
jumlah penduduk, misalnya: aborsi, legalitas homoseksual, hukuman mati.

Sumber Data Kependudukan


A. Sensus Penduduk

Data
sensus
yang
dikumpulkan
meliputi
karakteristik
demografi,
ketenagakerjaan, dan sosial budaya. Karakteristik demografi yang dikumpulkan adalah
mengenai kelahiran, kematian, dan migrasi, serta riwayat kelahiran dan kematian
anak dari wanita pernah kawin. Data yang dihimpun pada bidang ketenagakerjaan
mencakup lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Sedangkan data
sosial budaya mencakup tingkat pendidikan, kondisi tempat tinggal, dan kegiatan
penduduk lanjut usia (lansia).
Data-data yang diperoleh dari sensus tersebut digunakan untuk perencanaan
pembangunan di berbagai bidang. Hal tersebut sangat berperan penting untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan, baik di bidang kependudukan, sosial
budaya, dan ketenagakerjaan.
Berdasarkan tempat tinggal penduduk, sensus dibedakan menjadi:
1. De facto,
Sensus de facto yaitu cara menghitung jumlah penduduk terhadap warga yang
ditemukan pada saat pencacahan berlangsung, walaupun orang tersebut bukan
warga asli pada wilayah yang sedang diadakan sensus.
2. De jure,
Sensus de jure dilakukan dengan cara melakukan penghitungan terhadap
warga penduduk asli dari daerah yang sedang dilakukan sensus. Jadi,
andaikataditemukan orang yang bukan asli penduduk di sana pada saat sensus,
maka tidak dimasukkan dalam penghitungan. Untuk membedakan antara
penduduk asli dan bukan asli ialah dari kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
atau Kartu Keluarga (KK).

Berdasarkan metode pengisiannya, sensus dibedakan menjadi:


1. Metode Canvasser,
yaitu pelaksanaan sensus di mana petugas mendatangi tempat tinggal penduduk
dan mengisi daftar pertanyaan. Keunggulan metode ini, data yang diperoleh lebih
terjamin kelengkapannya dan penduduk sulit untuk memalsukan data. Sedangkan
kekurangannya adalah waktu yang diperlukan lebih lama karena jumlah petugas yang
terbatas dan wilayah yang luas.
2. Metode Householder,
yaitu pelaksanaan sensus di mana pengisian daftar pertanyaan dilakukan oleh
penduduk sendiri. Kelebihan cara ini adalah waktu yang diperlukan lebih cepat karena
petugas tidak harus mendata satu per satu penduduk. Daftar pertanyaandapat
dikirimkan atau dititipkan pada aparat desa. Sedangkan kekurangannya adalah data
yang diperoleh kurang terjamin kebenarannya karena ada kemungkinan penduduk tidak
mengisi data sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Keunggulan dan kelemahan sensus de jure
Keunggulan pelaksanaan sensus de jure, diantaranya sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk yang tercatat adalah penduduk yang betulbetul memiliki bukti
kependudukan secara sah dalam sistem pemerintahan.
2. Pelaksanaan sensus tidak harus bersamaan waktunya dan serempak karena hanya
penduduk yang memiliki bukti kependudukan yang disensus.
3. Kemungkinan terjadinya pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang
sama dapat dihindari.
Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de jure, diantaranya sebagai berikut:

1. Penduduk yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan (KTP) tidak akan tercatat
sebagai penduduk meskipun orang tersebut lahir dan tinggal di tempat tersebut.
2. Jumlah penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang
sebenarnya.
3. Data hasil sensus apabila digunakan untuk kepentingan perencanaan yang
berkaitan dengan layanan publik tidak akurat.
Keunggulan dan kelemahan sensus de facto
Keunggulan pelaksanaan sensus de facto, diantaranya sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk yang tercatat adalah jumlah riil di suatu tempat.
2. Dilakukan secara serempak di setiap daerah sehingga data cepat terkumpul dan
lebih cepat diolah.
3. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan yang
berkaitan dengan layanan publik.
Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de facto, diantaranya sebagai berikut:
1. Kemungkinan pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang sama dapat
terjadi.
2. Untuk negara kepulauan yang luas diperlukan petugas dan dana yang cukup besar
karena harus dilakukan secara serempak.
3. Bagi daerah yang mobilitas penduduknya sangat dinamis, seperti di laut, pesawat,
kereta, atau kendaraan lainnya kemungkinan tidak tercatat.
Tujuan sensus penduduk
Tujuan sensus penduduk antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui perubahan penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu periode.
2. Mengetahui jumlah, sebaran, dan kepadatan penduduk pada setiap wilayah.
3. Mengetahui berbagai informasi tentang kependudukan, seperti angka kelahiran,
kematian, migrasi, dan berbagai faktor yang me mengaruhinya.
4. Sebagai sumber data dalam perencanaan dan penentuan kebijakan
pembangunan nasional.

B.

Survey Penduduk
Survei adalah salah satu metode menjaring data penduduk dalam beberapa
peristiwa demografi atau ekonomi dengan tidak menghitung seluruh responden yang
ada di suatu negara, melainkan dengan cara penarikan sampel (contoh daerah)
sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara tersebut. Sudah barang
tentu sebelum menetapkan kawasan sampel itu, ditentukan dulu kriteria apa saja
yang bisa dijadikan syarat suatu wilayah bisa ditetapkan sebagai kawasan sampel
survei. Setelah ditetapkan sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara
tersebut, baru dilakukan penghitungan terhadap seluruh responden yang ada di
kawasan sampel survei itu. Proses penjaringan data tentu akan disesuaikan dengan
kebutuhan survei.
Berikut ini contoh survei yang biasa dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
di Indonesia:
1. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS), dilakukan untuk menjaring data
mengenai keadaan sosial dan ekonomi penduduk Indonesia secara keseluruhan, dengan
cara mengambil sampel penelitian pada wilayah-wilayah yang bisa mewakili karakteristik
rakyat Indonesia. Hasil yang diperolehnya nanti akan mewakili rakyat Indonesia secara
keseluruhan.
2. Survei Penduduk Antar-Sensus (SUPAS), dilakukan untuk mendapatkan angka jumlah
penduduk Indonesia secara keseluruhan dan biasanya dijadikan bahan rujukan dari
representasi jumlah penduduk Indonesia dalam setiap kurun waktu tertentu.

Berdasarkan tipenya, survei demografi dapat dikelompokkan ke dalam tiga


jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Survei bertahap tunggal (single round surveys)
Survei ini adalah survei untuk menjaring data berbagai peristiwa demografi
seperti kelahiran, kematian, dan migrasi dengan cara mengajukan pertanyaan
kepada responden mengenai berbagai kejadian demografi yang dialami di masa lalu
dalam periode tertentu.
2. Survei bertahap ganda (multiround surveys)
Survei ini dilakukan oleh petugas pencacah jiwa di lapangan dengan melakukan
kunjungan kepada responden tertentu berulang-ulang untuk mencatat berbagai peristiwa
demografi yang terjadi, seperti kelahiran, kematian, atau migrasi. Tentunya kunjungan itu
dilakukan dalam kurun waktu tertentu, apakah per tahun, per dua tahun, per tiga tahun,
dan seterusnya.
3. Survei bertipe kombinasi
Survei ini dilakukan dengan cara menggabungkan cara survei tahap tunggal atau
ganda dengan cara registrasi. Seperti yang diketahui, registrasi adalah proses
pencatatan peristiwa demografi yang diambil dari beberapa peristiwa penting yang
terjadi. Hasil dari registrasi ini kemudian digabungkan dan sekaligus dilakukan kros cek
dengan hasil kedua jenis tipe survei di atas, yaitu survei tunggal dan ganda.
C.

Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan dari kejadian
penting yang dialami oleh manusia, seperti data perkawinan, perceraian,
perpindahan penduduk, dan kejadian-kejadian penting lainnya yang tertulis. Semua
catatan itu pada akhirnya dikumpulkan dan dipergunakan sebagai sumber data
resmi dalam penghitungan semua peristiwa demografi. Registrasi penduduk
didasarkan pada keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977, ditujukan untuk
membangun sistem pencatatan yang berlaku menyeluruh dan seragam di wilayah
Indonesia. Walaupun mungkin saja terjadi bias pada data demografi yang terkumpul
itu, karena bisa saja terjadi kesalahan penulisan data oleh responden tertentu.
Cakupan data yang diperoleh pada registrasi penduduk sangat bergantung
pada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian vital yang terjadi dalam
keluarga. Di negara-negara maju, pengumpulan data melalui registrasi umumnya
tidak menemui masalah danhambatan. Sebaliknya di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, umumnya data yang dicakup masih kurang lengkap karena
banyak peristiwa yang tidak dilaporkan dan data kurang rinci sehingga kurang
memadai untuk berbagai analisis kependudukan.

Komposisi Penduduk
A.

Piramida Penduduk
Struktur penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dinamakan piramida
penduduk. Piramida penduduk pada umumnya disajikan dalam bentuk grafik batang
yang meng gambarkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap kelompok
usia tertentu. Rentang interval umur yang umumnya digunakan adalah lima tahun (usia
0-4, 5-9, 10-14, 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64, 6569, 70-74, 75 tahun lebih).
Berdasarkan kecenderungan bentuknya, komposisi penduduk berdasarkan usia dan
jenis kelamin diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Komposisi penduduk muda (Ekspansif),

a)
b)
c)
d)
2.
a)
b)
c)
d)
3.
a)
b)
c)
d)
e)
f)

dengan bentuk piramida penduduk menyerupai kerucut. Ciri-ciri komposisi penduduk


ekspansif antara lain sebagai berikut:
Jumlah penduduk usia muda (019 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.
Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
Sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia,
Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.
Komposisi penduduk dewasa (Stasioner),
dengan bentuk piramida penduduk menyerupai batu nisan. Ciri-ciri komposisi penduduk
stasioner antara lain sebagai berikut:
Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang.
Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan angka kematian
relatif lebih rendah.
Pertumbuhan penduduk kecil.
Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
Komposisi penduduk tua (Konstruktif),
dengan bentuk piramida penduduk menyerupai guci terbalik. Ciri-ciri komposisi
penduduk konstruktif antara lain sebagai berikut:
Jumlah penduduk usia muda (019 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat
kecil.
Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa.
Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk
sebagian mencapai tingkat negatif.
Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
Contoh Bentuk-bentuk Piramida Penduduk

B.

Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)


Sex ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan. Adanya perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan
jumlah
penduduk wanita dapat digunakan untuk memperkirakan atau
memprediksi
keadaan jumlah penduduk di masa datang. Kemungkinan terjadinya ledakan
penduduk akan lebih besar, kalau jumlah penduduk wanita lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
Untuk mengetahui sex ratio suatu wilayah digunakan rumus sebagai berikut:

Peta sex ratio setiap provinsi di Indonesia hasil sensus 2010

C.

Angka Beban Ketergantungan(dependency ratio)


Menurut Pof. H.R. Bintarto rasio ketergantungan (dependency ratio) atau angka
beban ketergantungan adalah suatu angka yang menunjukkan besar beban
tanggungan kelompok usia produktif atas penduduk usia nonpoduktif. Usia produktif
adalah usia penduduk antara 15 tahun sampai 59 tahun. Disebut produktif karena
pada usia ini diperkirakan orang ada pada rentang usia masih bisa bekerja, baik di
sektor swasta maupun sebagai Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan usia tidak produktif
adalah usia penduduk yang ada di rentang 60 tahun keatas. Pertimbangannya,
bahwa pada usia ini penduduk dipandang sudah tidak produktif lagi bekerja atau
tidak diperkenankan lagi bekerja, baik di sektor swasta ataupun sebagai pegawai
negeri.
Angka ketergantungan dapat memberikan informasi kepada kita berapa besar
setiap orang yang sudah bekerja menanggung beban orang yang belum atau tidak

bekerja. Dengan melihat angka atau indeks dari beban tanggungan ini, kita bisa
melihat seberapa besar kemakmuran yang dimiliki oleh suatu negara atau wilayah.
Rumus yang digunakan dalam melakukan perhitungan angka beban tanggungan
adalah sebagai berikut:
atau

a)
b)
c)

Tinggi rendahnya angka ketergantungan dapat dibedakan menjadi tiga


golongan, yaitu:
Rendah
: < 30
Sedang
: 31 - 40
Tinggi
: > 41

Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Terdapat beragam
faktor yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk. Misalnya, peperangan, wabah
penyakit atau epidemi, kelaparan, dan bencana alam. Di lain pihak, kestabilan negara,
peningkatan gizi, dan kesehatan dapat mengakibatkan jumlah penduduk cenderung naik.
Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu dalam
suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk. Sehingga pertumbuhan
penduduk dapat diartikan suatu keadaan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh
berbagai variabel. Variabel yang sangat berpengaruh terhadap angka pertumbuhan ini
adalah kelahiran, kematian, dan migrasi.
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pertumbuhan Penduduk Alami (Natural Increase)
Pertumbuhan penduduk alami merupakan kenaikan atau
penurunan jumlah
penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran dan kematian.
Untuk menghitung kenaikan atau penurunan jumlah penduduk akibat pertumbuhan
penduduk alami digunakan rumus sebagai berikut:
Adapun persentase pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L
= jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
% = persentase pertumbuhan penduduk alami
2. Pertumbuhan Penduduk Migrasi Atau Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk totalmerupakan kenaikan atau penurunan jumlah
penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran, kematian, dan migrasi (imigrasi
dan emigrasi).Untuk menghitung kenaikan atau penurunan jumlah penduduk akibat
pertumbuhan penduduk total digunakan rumus sebagai berikut:

Adapun persentase pertumbuhan


menggunakan rumus sebagai berikut:

penduduk

total

dapat

dihitung

Keterangan:
I
= jumlah imigrasi (penduduk yang masuk ke suatu wilayah)
E
= jumlah emigrasi (penduduk yang keluar atau meninggalkan suatu

1)

dengan

wilayah)

Ada 3 klasifikasi pertumbuhan penduduk, yaitu sebagai berikut:


Pertumbuhan penduduk termasuk cepat, bila pertumbuhan 2% lebih dari jumlah
penduduk tiap tahun.

2)
3)

Pertumbuhan penduduk sedang, bila pertumbuhan itu antara 1% - 2%.


Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2000-2010

A.

a)
b)
c)
d)
e)

a)
b)
c)
d)
e)

1)

Pertumbuhan penduduk termasuk lambat, bila pertumbuhan <1%.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Kelahiran (Fertilitas/Natalitas)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan riilseorang wanita untuk
melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlahbayi yang dilahirkan. Kelahiran
menyebabkan bertambahnya jumlahpenduduk.Ada beberapa faktor yang mendukung
kelahiran (pronatalitas) dan yang menghambat (antinatalitas).
Faktor-faktor Pronatalitas
Faktor-faktor pronatalitas antara lain sebagai berikut:
Kawin dalam usia muda atau di bawah umur, artinya kalau seorang wanita sudah kawin
dalam usia muda, kesempatan reproduksi (melahirkan) lebih lama. Jadi, kesempatan
mempunyai anak lebih banyak.
Rendahnya tingkat kesehatan. Banyaknya bayi yang meninggal menyebabkan orang tua
ada kecenderungan mempunyai banyak anak. Jadi, bila ada yang meninggal masih ada
cadangannya.
Suatu anggapan: banyak anak banyak rezeki. Ini sebenarnya suatu mitos, yakni
anggapan yang keliru.
Jaminan untuk hari tua ada yang merawat.
Masa-masa damai.
Faktor-faktor Antinatalitas
Faktor-faktor antinatalitas antara lain sebagai berikut.
Adanya ketentuan batas umur menikah. Di Indonesia, untuk wanita ditetapkan minimal
umur 16 tahun, sedangkan untuk laki-laki batas minimal 19 tahun.
Adanya program pemerintah yang membatasi kelahiran. Di Indonesia, dengan program
KB yang mulai dicanangkan padatahun 1970, dengan semboyan Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS), 2 anak cukup.
Adanya anggapan sebagian orang tua orang tua modern bahwa anak mau tidak mau
menjadi beban orang tua, lebih-lebih banyak anak.
Adanya pembatasan tunjangan anak, terutama bagi pegawai negeri.
Masa-masa perang.

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)


Angka kelahiran kasar merupakan penentuan tingkat kelahiranbayi tanpa
membeda-bedakan golongan dan umur dalam satutahun dari setiap 1.000 orang
penduduk suatu wilayah. Angkakelahiran seperti ini dapat dihitung menggunakan rumus
berikut:

Keterangan:
CBR
= angka kelahiran kasar
B
= jumlah bayi yang lahir hidup
P
= jumlah penduduk
k
= konstanta, nilainya 1.000
2)

Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate= GFR)


Angka kelahiran umum, yaitu angka yang menunjukkan jumlah komposisi bayi lahir
hidup dari setiap seribu penduduk wanita usiareproduksi dalam periode tahun tertentu.
Adapun yang dimaksud dengan usia reproduksi adalah usia di mana wanita sudah
berpotensi untuk melahirkan, yaitu antara umur 1549 tahun. Untuk menghitung angka
kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan
GFR
= angka kelahiran umum
B
= jumlah bayi yang lahir hidup
Pf (15-49)= jumlah penduduk wanita usia reproduksi
k
= konstanta, nilainya 1.000

3)

Angka Kelahiran Menurut Kelompok Usia


(Age Specific Fertility Rate=ASFR)
Perhitungan angka kelahiran yang mempertimbangkan umur dan jenis kelamin
disebut angka kelahiran menurut kelompok umur atau Age Specific Fertility Rate(ASFR).
ASFR menunjukkan jumlah kelahiran dari setiap seribu wanita pada kelompok umur
tertentu selama setahun. Dalam demografi, interval usia yang biasa digunakan adalah
lima tahun. Kelompok-kelompok umur dalam usia reproduksi adalah 1519, 2024, 25
29, 3034, 3539, 4044, dan 4549 tahun.
Untuk menghitung angka kelahiran menurut kelompok usia digunakan rumus sebagai
berikut:
atau
Keterangan:
ASFRx = angka kelahiran menurut kelompok usia
Bx
= jumlah bayi yang lahir hidup dari penduduk wanita
kelompok usiatertentu
Px
= Jumlah penduduk wanita kelompok umur x tahun
Pf
= jumlah penduduk wanita usia subur pada kelompok umur
tertentu
k
= konstanta, nilainya 1.000
Dari ketiga angka kelahiran di atas, tingkat akurasi paling tinggi adalah angka
kelahiran menurut kelompokusia. Hal ini dikarenakan dalam perhitungannya
mempertimbangkan faktor jenis kelamin, usia reproduksi perkelompok umur, dan
banyaknya bayi yang lahir dari tiap penduduk wanita tiap kelompok umur dalam usia
reproduksi.

B. Kematian (Mortalitas)
Kematian atau mortalitas adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara
permanen. Secara demografis mortalitas adalah angka yang memberikan gambaran
mengenai jumlah penduduk yang meninggal dunia dalam waktu tertentu dalam tiap
seribu penduduk.Secara otomatis, kematian akan menyebabkan jumlah penduduk
berkurang. Seseorang tidak akan mengetahui kapan ia mati. Kadang kematian terjadi
saat manusia masih bayi, ketika umur dewasa, atau sudah tua. Tinggi rendahnya tingkat
kematian ditunjukkan oleh jumlah kematian penduduk dalam setahun.
Tingkat kematian dalam setiap wilayah berbeda-beda, sesuai dengan karakter
wilayah masing-masing. Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat kematian, yaitu:

Faktor yang mendukung kematian (promortalitas)


a) Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
b) Fasilitas kesehatan masih kurang memadai.

c)

Faktor kecelakaaan. Faktor ini insidental, tapi sering terjadi, sepertikecelakaan lalu lintas
darat, laut, atau udara.
d) Bencana alam. Bencana alam memberikan pengaruh yang besar dalammenambah
angka kematian.
e) Peperangan. Terjadinya peperangan dapat juga meningkatkan angka kematiandi suatu
wilayah.

Faktor yang menghambat kematian (antimortalitas)


Ada beberapa hal yang dapat menghambat lajunya angka kematian, di
antaranyasebagai berikut.
a) Fasilitas kesehatan lengkap.
b) Lingkungan yang bersih dan teratur serta sanitasi yang baik.
c) Adanya larangan agama. Setiap agama melarang umatnya saling membunuhdan saling
berperang, kecuali hanya untuk mempertahankan diri.

1)

Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate = CDR)


Angka kematian kasar menunjukkan banyaknya jumlah penduduk yang meninggal
dunia dari tiap-tiap seribu penduduk dalam satu tahun. Untuk menghitung angka
kematian kasar pada suatu wilayah digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan
CDR = angka kematian kasar
D
= jumlah penduduk yang meninggal dunia
P
= jumlah penduduk
k
= konstanta, nilainya 1.000
2)

Angka Kematian Menurut Usia (Age Spesific Death Rate = ASDR)


Angka kematian khusus menurut umur adalah banyaknya angka kematian
padakelompok umur tertentu setiap 1.000 penduduk dalam setahun. Dalammenentukan
kelompok umur disesuaikan dengan tujuan, bisa perlima tahun, persepuluh tahun, dan
seterusnya. Rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:
ASDR = angka kematian menurut kelompok usia
Dx
= jumlah penduduk yang meninggal pada kelompok
usia tertentu
Px
= jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu
k
= konstanta, nilainya 1.000

3)

Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)

Angka kematian bayi menunjukkan jumlah bayi meninggal dunia dari seribu bayi
yang lahir hidup pada periode tahun tertentu. Infant mortalitymerupakan salah satu
indikasi kualitas penduduk, yaitu berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu dan anak,
pemenuhan gizi keluarga, dan kesiapan fisik saat proses persalinan. Perhitungan angka
kematian bayi ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
IMR
= angka kematian bayi
Do
= jumlah kematian bayi
B
= jumlah kelahiran hidup
Grafik tren pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1930 - 2010

C. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan
tujuan untuk menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran sirkuler (migrasi
musiman) adalah orang yang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di
tempat tujuan.
Migran sirkuler biasanya adalah orang yang masih mempunyai keluarga atau ikatan
dengan tempat asalnya seperti kuli bangunan, dan pengusaha warung tegal, yang
sehari-harinya mencari nafkah di kota dan pulang ke kampungnya setiap bulan atau
beberapa bulan sekali. Migran ulang-alik (commuter) adalah orang yang pergi
meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur, (misal setiap hari atau setiap minggu),
pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau untuk kegiatan-kegiatan
lainnya, dan pulang ke tempat asalnya secara teratur pula (misal pada sore atau malam
hari atau pada akhir minggu). Migran ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah
penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada waktu tertentu, misalnya pada siang hari.
1. Jenis-jenis Migrasi
Ada beberapa jenis migrasi yang kiranya perlu diketahui, diantaranya yaitu:
a) Migrasi masuk (In Migration)
Adalah masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)
b) Migrasi keluar (Out Migration)
Adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin)
c) Migrasi neto ( Net Migration )
Adalah selisih antara jumlah migrasi yang keluar dengan masuk. Jika migrasiyang
masuk lebih besar daripada migrasi yang keluar maka disebut migrasi neto positif
sedangkan jika migrasi keluar lebih besar dari pada migrasi masuk disebut migrasi neto
negatif.
d) Migrasi Bruto
Adalah umlah migrasi masuk dan keluar
e) Migrasi total (Total Migration)
Adalah seluruh kejadian migrasi,mencakup migrasi semasa hidup (Life time
Migration) dan migrasi pulang (return migration)
f) Migrasi Internasional (International migration)
Adalah perpindahan penduduk dari suatu negara kenegara lain
g) Migrasi semasa hidup (Life Time Migration)

Adalah migrasi berdasarkan tempat kelahiran


h) Migrasi parsial (Partial migration)
Adalah jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal atau dari
daerah asal ke daerah tujuan.
i) Arus migrasi (migration stream)
Adalah jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke
daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
j) Urbanisasi (urbanization)
Adalah bertambahnya proposisi penduduk yang berdiam di daerah kota yang disebabkan
oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan atau akibat dari perluasan kota.
k) Transmigrasi (Transmigration)
Adalah pemindahan dan/kepindahan penduduk dari suatu tempat untuk menetap di
tempat lain yang tetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia guna kepentingan
pembangunan negara atau karena alasan alasan yang di pandang berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam undang Undang No. 3 Tahun 1972.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi

a)
b)
c)
d)
e)
f)

a)
b)
c)
d)
e)
f)

Ada2 pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan


migrasi, yaitu faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors).
Faktor pendorong (di tempat asal):
Sumber daya alam yg semakin berkurang,
Menyempitnya lapangan pekerjaan karena masuknya teknologi,
Adanya takanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan lain-lain,
tidak cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal,
Alasan pekerjaan atau perkawinan yg menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir
pribadi,
Bencana alam atau adanya wabah penyakit.
Faktor-faktor penarik (dari tempat tujuan)
Adanya rasa superior di tempat yg baruatau kesempatan memasuki lapangan
pekerjaan,
Kesempatan mendapatkan pendapatan lebih baik (alasan ekonomi),
Kesempatan mendapatkan pendidikan,
Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yg menyenangkan (iklim, perumahan, sekolah
dan fasilitas lainnya),
Tarikan dari orang yg diharapkan sebagai tempat berlindung,
Adanya aktifitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa atau kota
kecil.

3. Perhitungan angka migrasi


1) Angka mobilitas :
Adalah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara local (mover) dalam suatu
jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk :

Keterangan:
m
= angka mobilitas
M
= jumlah mover
P
= Penduduk
k
= 1000
Dalam kenyataan
pindah secara lokal ini.

sulit

untuk

mengetahui

jumlah

penduduk

yang

2) Angka Migrasi Masuk


Adalah angka yang menunjukkan banyaknya migrant yang masuk per 1000 orang
penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun.
Keterangan:
Mi
= angka migrasi masuk
I
= jumlah migrasi masuk (inmigration)
P
= penduduk pertengahan tahun
3) Angka Migrasi Keluar
Adalah angka yang menunjukkan banyaknya migrant yang keluar per 1000 orang
penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun.
Keterangan:
MO
= angka migrasi keluar
O
= jumlah migrasi keluar (out migration)
P
= penduduk pertengahan tahun

4) Angka Migrasi Netto


Adalah selisih migran masuk dan keluar ke dan dari suatu daerah per
1000 penduduk dalam satu tahun.
Keterangan:
Mn
= angka migrasi neto
O
= jumlah migrasi keluar (out migration)
I
= jumlah migrasi masuk (inmigration)
P
= penduduk pertengahan tahun
5) Angka Migrasi Bruto
Adalah angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan yaitu jumlah
migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah
penduduk tempat tujuan.
Keterangan:
Mg = angka migrasi bruto
P1= penduduk di tempat tujuan
P2= penduduk di tempat asal

Proyeksi Jumlah Penduduk


Dalam perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan kesejahteraan
rakyat sering dibutuhkan data jumlah penduduk pada waktu mendatang. Untuk
mengetahui jumlah penduduk suatu wilayah pada waktu mendatang dapat diperoleh
dengan menggunakan metode matematika yang dikenal dengan rumus proyeksi jumlah
penduduk.

Rumus-rumus proyeksi jumlah penduduk sebagai berikut:


1. Rumus Aritmatika
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menganggap pertumbuhan penduduk
setiap tahun adalah sama.
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r
= Angka pertumbuhan penduduk.

= Jangka waktu dalam tahun.

2. Rumus Geometrik
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menggunakan dasar bunga majemuk
pertumbuhan penduduk (bunga berbunga).
Dimana 1 = bilangan konstanta geometris
3. Rumus Eksponensial
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menganggap bahwa
pertumbuhan penduduk konstan dan kontinu setiap hari.
Dimana e (bilangan eksponensial) = 2,7182818

terjadi

Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan unit
wilayah. Kepadatan penduduk ini menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap
km2 dalam suatu wilayah.Pengukuran kepadatan penduduk suatu wilayah dapat
dibedakanmenjadi empat, yaitu sebagai berikut:
1. Kepadatan penduduk aritmatik
Kepadatan penduduk aritmatik ialah kepadatan penduduk per satuanluas, dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
2.

Kepadatan fisiologis
Kepadatan penduduk
tanahpertanian.

fisiologis

ialah

jumlah

penduduk

tiap

kilometer

persegi

3.

Kepadatan penduduk agraris


Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk petani tiap kilometer persegi
tanah pertanian.

4.

Kepadatan penduduk ekonomi


Kepadatan penduduk ekonomi adalah jumlah penduduk pada suatuwilayah didasarkan
atas kemampuan wilayah yang bersangkutan.Kemampuan wilayah yang dimaksud
adalah kapasitas produksiwilayah tersebut. Pengukuran kapasitas produksi suatu wilayah
sulitditentukan sehingga pengukuran kepadatan ini jarang digunakan.

MASALAH KEPENDUDUKAN
Permasalahan Kependudukan di Indonesia
1.
a.

Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif


Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan
pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah
penduduk yang besar:
Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.

b.

Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar,
yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan
kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat
seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman
kumuh.
Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta
fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit
diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk
mengatasi masalah ini.
Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun
ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 1971 pertumbuhan penduduk
sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 1990
sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 2000 sebesar 1,6% pertahun dan periode
2000-2010 sebesar 1,49%.

c.

a)
b)
c)
d)
2.
a.

Persebaran Penduduk Tidak Merata


Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau,
provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura
yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang
60% penduduk Indonesia. Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura
tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun
1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan
Kalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah
penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya
28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk
Indonesia.
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin
sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya
banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber
daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada
kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam
melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan
negara.
Persebaran
penduduk
antara
kota
dan
desa
juga
mengalami
ketidakseimbangan.Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus
mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan
terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas.Pemusatan
penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar
lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:
Munculnya permukiman liar.
Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh
masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.
Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
Tingkat Pendidikan yang Rendah

Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk


Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk
adalah dengan melihat:

Angka Kematian

Angka Harapan Hidup


Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang
rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk
yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan
penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli
pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat
menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
b. Tingkat Pendidikan yang Rendah

Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat


pendidikannya relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju,
demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Tingkat pendidikan
bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara.
Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat
pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi
di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur.
Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi
beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus
dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang
dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap
kesejahteraan penduduk.
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:
Pendapatan perkapita penduduk rendah, sehingga orang tua/penduduk tidak mampu
sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.
Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada seperti
jumlah kelas, guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak semua anak usia sekolah
tertampung belajar di sekolah.
Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga
banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya.
Dampak yang ditimbulkan akibat dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap
pembangunan adalah :
Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari
negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia
besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan
dalam pembangunan.

Perumahan kumuh sebagai dampak permasalahan kependudukan

Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal


yang baru. Hal ini tampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil
pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena
ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini
apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
c.

Tingkat Pendapatan(Kemakmuran)yang Rendah


Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup
di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5juta penduduk Indonesia hidup di
bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran
berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin
tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam

tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang
kaya sumber daya alam.
Dengan pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak
mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai
manusia yang sejahtera.Pendapatan per kapita rendah juga berakibat
kemampuan membeli (daya beli) masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil industri
harus disesuaikan jenis dan harganya. Bila hasil industri terlalu mahal tidak akan
terbeli oleh masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan industri sulit berkembang
dan mutu hasil industri sulit ditingkatkan.Penduduk yang mempunyai pendapatan
perkapita rendah juga mengakibatkan kemampuan menabung menjadi
rendah.Bila kemampuan menabung rendah, pembentukan modal menjadi lambat,
sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar.

Upaya Mengatasi Permasalahan Kependudukan di Indonesia


1. Upaya mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yang besar dan cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun
ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 1971 pertumbuhan penduduk
sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 1990
sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 2000 sebesar 1,6% pertahun.Penurunan
pertumbuhan penduduk ini tentunya cukup menggembirakan, hal ini didukung oleh
pelaksanaan program keluarga berencana di seluruh tanah air.
Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam
keluarga, demi kesejahteraan keluarga.Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan
mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.
Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota
keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.Dari uraian di atas
jelaslah bahwa Program Keluarga Berencana mempunyai dua tujuan pokok yaitu:

a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi


kemampuan peningkatan produksi.

b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.


2. Upaya mengatasi masalah penyebaran penduduk yang tidak merata

a)
b)
c)

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk
meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.Upaya-upaya tersebut adalah:
Pemerataan pembangunan.
Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah
pedesaan.
Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program
transmigarasi.Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
Peningkatan taraf hidup transmigran.
Pengolahan sumber daya alam.
Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.

3. Upaya mengatasi masalah rendahnya kualitas kesehatan

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk


Indonesia yaitu:
Melaksanakan program perbaikan gizi.
Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta
melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.
Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Penyediaan air bersih.
Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),

4. Upaya mengatasi masalah rendahnya kualitas pendidikan

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)

Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah


pendidikan. Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.
Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai tahun
ajaran 1994/1995.
Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di
sekolahnya.
Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.
Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan
dan ketrampilan.
Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia.
Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik
pemerintah
Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga
pemerintah

5. Upaya mengatasi masalah rendahnya tingkat pendapatan penduduk


Masih rendahnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, terutama disebabkan
oleh:

Pendapatan/penghasilan negara masih rendah, walaupun Indonesia kaya sumber


daya alam tetapi belum mampu diolah semua untuk peningkatan kesejahteraan
penduduk.

Jumlah penduduk yang besar dan pertambahan yang cukup tinggi setiap
tahunnya.

Tingkat teknologi penduduk masih rendah sehingga belum mampu mengolah


semua sumber daya alam yang tersedia.

Oleh karena itu upaya menaikan pendapatan perkapita, pemerintah melakukan


usaha:
a) Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
b) Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumber
daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
c)

Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB dan


peningkatan pendidikan.

d)

Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian,


perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)

e)

Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.

f)

Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya


usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
g) Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak
menyerap tenaga kerja.
h) Penyederhanaan birokrasi dalamperizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas
umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

Referensi:
BUKU
Anjayani, Eni., dkk. Geografi untuk Kelas XI SMA/MA. Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Badan Pusat Statistik. 2010.Hasil Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Badan
Pusat Statistik: Republik Indonesia
_________________________. 2013.Poyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2010-2035. Jakarta:
Badan Pusat Statistik: Republik Indonesia
BKKBN. 2013. Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia tahun 2013. Jakarta:
BKKBN
Soegimo, Dibyo., dkk. 2009. Geografi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Sumardi., dkk. 2009. Geografi 2 Lingkungan Fisik dan Sosial, Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Utoyo, Bambang. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI. Jakarta: Pusbuk
Depdiknas
Yosepana, Sandra. Belajar Efektif Geografi untuk Kelas XI SMA. Jakarta: Pusbuk Depdiknas
ARTIKEL, INTERNET DAN LAINNYA
http://bumiindonesiapertiwi.blogspot.com/2013/07/permasalahan-kependudukan-diindonesia_3.html
http://bumiindonesiapertiwi.blogspot.com/2013/07/upaya-upaya-mengatasipermasalahan_3.html
http://sabangsampaimeraoke.wordpress.com/masalah-kependudukan-dan-solusinya/
http://mutiahand.blogspot.com/2013/10/masalah-kependudukan-dan-upaya.html

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar Negara-negara berkembang di

dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu Negara berkembang
adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Indonesia merupakan slah satu Negara dengan
jumlah penduduk yang terbanyak. Hal ini dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang
semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal
sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi
dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk.
Dibanding dengan negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati
urutan ketiga dalam jumlah penduduk setelah Cina dan India. Indonesia merupakan negara
yang sedang membangun dengan mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius
disertai dengan, yaitu jumlah penduduk yang sangat besar disertai dengan tingkat
pertumbuhan yang relatif tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah
penduduk bukan hanya merupakan modal , tetapi juga akan merupakan beban dalam
pembangunan. .
Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan
masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas,
mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah
tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat
mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan ksesejahteraan
masyarakat yang tepat pada sasarannya.
Dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi tersebut akan melahirkan beragam masalah
dalam kehidupan. Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan di Indonesia adalah
masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur
umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta
menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha
perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai
keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan
perkembangan produksi dan jasa.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari penduduk ?
2. Bagaimana dinamika kependudukan di Indonesia?
3. Faktor-faktor demografi apa yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk ?
4. Bagaimana konsep transisi demografis dalam konsep kependudukan?
C. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari penduduk
2. Untuk mengetahui dinamika kependudukan di Indonesia
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi laju pertumbuhan
penduduk
4. Untuk mengetahui konsep transisi demografis.

D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai Konsep
kependudukan Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDUDUK
Penduduk adalah Orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu daerah. Dengan
kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah tersebut. Misalkan bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah
kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu
Pada hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada komposisi
penduduk. Pengertian ini mempunyai arti yang sangat luas, tidak hanya meliputi pengertian
umur, jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga klasifikasi tenaga kerja dan watak ekonomi,
tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi
frekuensi. Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi
memilih tinggal di daerah lain.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi
pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data kalahiran dan
kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan penduduk.
Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek perilaku
manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi. Demografi banyak digunakan
dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengencer
hingga pelanggan potensial. Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari
dianmika kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian,
migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan
atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama,
atau etnisitas tertentu.
B. DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari
waktu ke waktu. pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar.
Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah
dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah
mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk
meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar

dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke luar.


Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut selalu terjadi dan
dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut sebagai Perkembangan Kependudukan.
Perkembangan kependudukan terjadi akibat adanya perubahan yang terjadi secara mauoun
karena perilaku yang terkait dengan upaya memenuhi kebutuhannya. Perubahan alami
tersebut adalah karena kematian dan kelahiran. Sedangkan yang terkait dengan upaya
pemenuhan kebutuhan adalah migrasi atau pindahan tempat tinggal.
Setiap perubahan yang diakibatkan salah satu faktor perubahan penduduk tersebut akan
berdampak pada keseluruhan, misalnya jumlah menurut umur penduduk dan jenis kelamin
penduduk. Hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan adalah :
1. Indikator
Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai keadaan atau
perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam demografi terdiri dari
beberapa hal, yaitu :
a. Jumlah penduduk
b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan, agama,
pekejaan, dan lain-lain
c. Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk
2. Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Ada dua macam pengukuran,
yaitu :
a. Angka Absolut
b. Angka Relatif
Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa di samping jumlah absolutnya yang tetap
tinggi, persoalan kependudukan di Indonesia meliputi persebaran serta kualitas penduduk
dipandang dari sudut sumberdaya manusia secara keseluruhan.
Pemahaman terhadap dinamika penduduk sangat penting dalam demografi. Manfaat dari
memahami dinamika penduduk adalah sebagai berikut.
1) Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu.
2) Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan yang akan datang.
3) Mempelajari hubungan sebab akibat keadaan penduduk dengan aspek kehidupan lain
misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain.
4) Merancang antisipasi menghadapi perkembangan kependudukan yang terjadi baik hal yang
menguntungkan maupun merugikan.
C. FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFIK YANG MEMPENGARUHI LAJU
PERTUMBUHAN PENDUDUK
1. ANGKA KELAHIRAN (fertilitas)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang wanita secara riil untuk
melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan. Tinggi
rendahnya kelahiran erat hubungannya dan tergantung Pada struktur umur, banyaknya
kelahiran, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan,
status pekerjaan, serta pembangunan.

Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah :


1) Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran
pertahun di satu tempat per seribu penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
Keterangan :
Cbr : crude birth rate (angka kelahiran kasar)
L : jumlah kelahiran selama 1 tahun
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000 : konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar (cbr) di bedakan menjadi tiga macam.
cbr 30, termasuk kriteria tinggi
2) Angka kelahiran khusus (age specific birth rate/asbr)
Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap
1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. asbr dapat dihitung dengan rumus
berikut ini.
keterangan :
asbr: angka kelahiran khusus
li : jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
pi : jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
1.000 : konstanta
3) angka kelahiran umum (general fertility rate/gfr)
Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap 1.000
wanita yang berusia 15 49 tahun dalam satu tahun. gfr dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut ini.
keterangan :
gfr = angka kelahiran umum
l = jumlah kelahiran selama satu tahun
w(15 49) = jumlah penduduk wanita umur 15 49 tahun pada pertengahan tahun.
1.000 = konstanta besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
Berikut ini faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran.
A. faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
1) anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
2) sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.
3) pernikahan usia dini (usia muda).
4) adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan dengan
anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan berusaha
untuk mempunyai anak laki-laki.

5) adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki
anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
B. Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)
1) adanya program keluarga berencana (kb).
2) kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
3) adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi pns.
4) adanya uu perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
5) penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
6) adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak
2. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka kematian kasar, angka kematian
khusus, dan angka kematian bayi.
a. Angka kematian kasar (crude death rate/cdr)
Aangka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000
penduduk dalam waktu satu tahun. cbr dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ini.
keterangan :
asdr = angka kematian kasar
m = jumlah kematian selama satu tahun
p = jumlah penduduk pertengahan tahun
1.000 = konstanta
kriteria angka kematian kasar (cdr) dibedakan menjadi tiga macam.
cdr kurang dari 10, termasuk kriteria rendah
cdr antara 10 20, termasuk kriteria sedang
cdr lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi
b. Angka kematian khusus (age specific death rate/asdr)
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000
penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. asdr dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini.
Keterangan :
Asdr = angka kematian khusus
Mi = jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
Pi = jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1.00 = konstanta
c. Angka kematian bayi (infant mortality rate/imr)
Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak yang
umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu tahun.
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor penghambat.
1) faktor pendorong kematian (promortalitas)

(a) adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
(b) adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
(c) kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
(d) adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
(e) tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
2) faktor penghambat kematian (antimortalitas)
(a) tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
(b) negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
(c) adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat
diobati.
(d) adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan tindakan
bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut.
3. MIGRASI
Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka pertumbuhan penduduk.
Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan telah melakukan migrasi apabila
orang tersebut telah melewati batas administrasi wilayah lain.
Jenis-jenis migrasi
a. Transmigrasi; Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap
ke daerah lain di dalam wilayah republik indonesia.
b. Urbanisasi; Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota besar
c. Emigrasi; perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar negeri.
d. Imigrasi; Perpindahan penduduk dari luar negeri dan menetap di dalam negeri.
e. Re-emigrasi (kembali ke tempat asal)
1) migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dan
bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2) migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan
tujuan menetap di wilayah tujuan. Migrasi keluar adalah orang yang melakukan migrasi
ditinjau dari daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk adalah orang yang melakukan migrasi
ditinjau dari daerah tujuannya.
Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ketempat lain dengan tujuan
untuk menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih. Terdapat beberapa kriteria migran
diantaranya:
a. Migran seumur hidup (life time migrant)
b. Migran Risen (recent migrant)
c. Migran total (total m igrant)
4. Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan (Depedency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk
berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan
dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurutr usia
yakni rasio ketergantungan muda dan rasio ketergantungan tua.
Rasio ketergantungan merupakan indicator demografi yang sangat penting. Semakin
tingginya presentase dependency ratio menunjukan semakin tingginya beban yang harus
ditanggung penduduk yang produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan presentase

dependency ratio yang semakin rendah menunjukan semakin rendahnya beban yang
ditanggung penduduk yang produktif untuk memembiayai penduduk yang belum produktif
dan tidak produktif lagi.
Rasio ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah pnduduk usia belum
produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan
jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Dimana
RK Total = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RK Muda = Rasio Ketergantungan Panduduk Usia Muda
RK Tua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P (0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P (65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P (15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64)
5. Angka Perkawinan Umum
Angka perkawinan umum (APU) menunjukan proporsi penduduk yang berstatus kawin
terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada pertengahan tahun untuk satu tahun
tertentu.
Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada keadaan dimana seorang laki-laki dan seorang
perempuan hudup bersama dalam kurun waktu yang lama. Dalam hal ini hidup bersama dapat
dikukuhkan dengan perkawinan yang syah sesuai dengan undang-undang atau peraturan
hukum yang ada (Perkawinan de jure) ataupun tanpa pengesahan perkawinan (de facto).
Tetapi untuk keperluan studi demografi, badan pusat statistic mendefinisikan seseorang
berstatus kawin apabila mereka terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan baik yang
tinggal bersama maupun terpisah yang menikah secara syah maupun yang hidup bersama
yang oleh masyarakat disekelilingnya dianggap syah sebagai suami isteri (BPS, 200).
Indikator perkawinana berguna bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program
kependudukan terutama dalam pengembangan program-program peningkatan kualitas
keluarga dan perencanaan keluarga.
6. Pengaruh Program KB
Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam analisa keluarga berencana (KB)
beserta definisinya.
a. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-49 tahun.
b. Pemakai alat/cara KB adalah seseorang yang sedang atau pernah memakai alat/cara KB.
c. Pernah memakai alat/cara KB (ever user) adalah seseorang yang pernah memakai alat/cara
KB.
d. Pemakai alat/cara KB aktif (Current User) adalah seseorang yang sedang memakai
alat/cara KB.
e. Alat/cara KB adalah alat/cara yang digunakan untuk mengatur kelahiran.
Kebutuhan KB yang tidak dipenuhi (Unment need) adalah presentase perempuan usia subur
yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak
memakai alat/cara KB.

D. TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar. Perubahan
atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran tinggi,
menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.
A. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami tingkat
kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga kesehatan dan
gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian penyakit tinggi
sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan).
B. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi,
misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin
membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan
semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian
menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju
pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai
1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
C. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka sikap
terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka turunnya tingkat
kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk menjadi
tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk indonesia
periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.
D. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang
menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau
tanpa pertumbuhan. Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan
peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb.
Menurut blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana khususnya phase
2 dan 3 adalah phase transisi.
Tahap-tahap dalam transisi demografi
1. Tahap stasioner tinggi
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: tinggi
Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
2. Tahap awal perkembangan
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat

Contoh: india sebelum pd ii


3. Tahap akhir perkembangan
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: menurun
Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: australia, selandia baru tahun 30an
4. Tahap stasioner rendah
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: perancis sebelum pd ii
5. Tahap menurun
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negative
Contoh: jerman timur & barat tahun 75
Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara-negara
berkembang. Bila di eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan sosio
ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-negara berkembang lebih
karena pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan
perhatian pemerintah, modernisasi, pembangunan.
E. Masalah Kependudukan di Indonesia
Masalah kependudukan merupakan masalah yang serius, tidak saja bagi negara-negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara maju. Masalah
kependudukan dewasa ini sudah menjadi masalah besar bagi dunia secara keseluruhan
disamping masalah ekonomi secara global. Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan
kontrol untuk mengatur jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menimbulkan
problema sosial dan ekonomi dengan segala akibatnya. Pertambahan penduduk yang besar
dari tahun ke tahun memerlukan investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan,
perumahan dan sebagainya.
Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan distribusi yang
tidak merata. Hal ini dibarengi dengan masalah lain yang lebih spesifik, yaitu angka fertilitas
dan angka mortalitas yang relatif tinggi.
Indonesia adalah negara yang mempunya banyak penduduk, Jumlah penduduk Indonesia
menempati urutan pertama negara di kawasan Asia Tenggara sedangkan menempati urutan
ke-5 . Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 (215,27 ju ta jiwa), setelah Cina
(1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa). Sebagai negara yang sedang berkembang
Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan yang cukup serius dan harus segera
diatasi agar tidak terjadi ledakan penduduk. Faktor terjadinya ledakan penduduk antara lain
adalah :
1. Jumlah penduduk yang besar.

2. Pertumbuhan penduduk yang cepat.


3. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
Menurut saya dalam menanggapi masalah ini, Pemerintah harus dapat menjamin
terpenuhinya kebutuhan hidupnya dan juga menyediakan lapangan kerja, sarana dan
prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana
yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran
serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini. Peran serta swasta yang telah dilakukan
antara lain pembangunan pabrik/industri, sekolah swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.
F. Pertumbuhan Penduduk Indonesia dan Permasalahannya
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan per waktu
unit untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi
selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan
demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan
penduduk dunia.
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana
jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan
populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam
populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus:
P = Poekt
Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai.
Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika
dimulainya periode. Yang merupakan:
G. Persebaran Kepadatan Penduduk dan Permasalahannya
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah
atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.
Kepadatan ppenduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata ppenduduk pada
setiap Km2 pada suatu wilayah negara.
Faktor-faktor yang memppengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah
atau negara sebagai berikut:
1. Faktor Fisiografis
2. Faktor Biologis
3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Kepadatan penduduk aritmatik sangat mudah dalam perhitungannya.
Data kepadatan penduduk aritmatik sangat bermanfaat. Contohnya adalah dengan diketahui
tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah, maka dapat digunakan untuk perencanaan
penyediaan fasilitas sosial. Jika pada suatu daerah memiliki kepadatan penduduk aritmatik
yang rendah, maka penyediaan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas dapat digabung dengan
daerah yang berdekatan.
2. Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain tidak seimbang.
Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan provinsi yang lain juga

tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran penduduk tidak merata. Sebagian besar
penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura. Padahal, luas wilayah pulau
Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah negara Indonesia. Akibatnya, pulau
Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sedangkan di daerahdaerah lain tingkat penduduknya rendah. Provinsi yang paling padat penduduknya adalah
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung
kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak
sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau
lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra.
Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila
kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat pada
terjadinya tekanan=tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya
tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter sebut dalam mendukung
kehidupan.
H. Struktur Umur Penduduk dan Permasalahannya
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat digambarkan dalam
bentuk piramida penduduk. Piramida penduduk adalah cara penyajian lain dari struktur umur
penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida
penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk
perempuan menurut umur.
Kegunaan Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok
umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah perkembangan
penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa yang akan datang. Struktur
umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran, kematian dan migrasi masa lalu.
Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan perkembangan penduduk di
masa yang akan datang. Indonesia telah mengalami perubahan bentuk piramida yang
disebabkan oleh penurunan kelahiran dan penurunan kematian bayi beberapa dekade yang
lalu. Dalam hal ini dapat diidentifikasi 3 macam bentuk piramida penduduk secara umum,
yaitu:
1. Piramida penduduk yang mempunyai dasar lebar menunjukkan terjadinya kelahiran yang
tinggi diwaktu-waktu yang lalu.
2. Piramida penduduk yang berbentuk kerucut menunjukkan kelahiran besar di waktu yang
lalu tetapi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi penduduk yang dapat hidup terus
keusia dewasa dan menjadi tua lebih sedkit.
3. Piramida penduduk dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih kecil dan dengan
ujung atas yang membesar menunjukkan bahwa beberapa waktu yang lalu telah terjadi
jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat kematian bayi menurun sehingga jumlah
bayi yang lahir dan tetap hidup mencapai usia dewasa lebih banyak dari jumlah sebelumnya.
Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur umur
penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar penduduk (baik
balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia) sekaligus melihat potensi tenaga
kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus

diciptakan.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam piramida penduduk adalah hasil Sensus
Penduduk (SP). Untuk membuat piramida penduduk berdasarkan data SP, data yang
dibutuhkan adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur 5 tahunan :
0-4; 5-9; 10-14; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-44; 45-49; 50-54; 55-59; 60-64; 6569; 70-74; 75 tahun ke atas.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan suatu
negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Dengan
persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk membantu mengurangi berbagai
beban sosial, ekonomi dan lingkungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan
penduduk yang semakin meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata
juga dimaksudkan untuk membuka dan mengembangkan wilayah baru guna memperluas
lapangan kerja dan memanfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah
penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan derajat
hidup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian hasil
pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang
berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru.
B. Saran
Saran yang saya berikan dalam makalah ini adalah sebaiknya topic permasalahan dibatasi
karena materi konsep kependudukan sngat luas sekali.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia .com
http://warnawarnidina.blogspot.com/2010/10/kependudukan-dan-mobilitas-sosial.html
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/83/115/
http://www.hprory.com/transisi-demografi/

Anda mungkin juga menyukai