bersangkutan.
Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk
pyramida yang berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu
piramida penduduk muda, piramida stasioner, dan piramida penduduk
tua.
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk
adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas
penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme
baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk
permanen (menetap).Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain
dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan
untuk menetap.
Jenis-jenis Migrasi:
Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke
negara lainnya.
1) Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain
dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran
2) Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain.
Orang yang melakukan emigrasi disebut emigrant
3) Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya
Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu
Negara.
1) Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan
menetap.
2) Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat
penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik
Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun
1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.
1. Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan
tujuan tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah
yang terkena pembangunan proyek
2. Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan
oleh seseorang atas kemauan dan biaya sendiri
3. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang
lain dalam propinsi atau pulau yang sama
4. Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai
oleh pemerintah
5. Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan
menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Selain jenis
migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut
evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi
karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan
sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.
x 1.000
x 1000 = 58
Dari perhitungan diatas, karena angka kelahiran di atas 30, maka angka kelahiran di
desa X pada tahun 2009 tergolong tinggi.
2. Kematian / Mortalitas
Angka kematian atau mortalitas menunjukkan jumlah kematian per 1.000 penduduk
di suatu daerah setiap tahun. Angka kematian di suatu tempat dapat dihitung
berdasarkan rumus berikut.
Jumlah penduduk meninggal dalam 1 tahun
Angka kematian =
x 1.000
Jumlah penduduk
Sedangkan kriteria atau penggolongan angka kematian adalah:
1. Jika angka kematian menunjukkan lebih dari 18, maka angka kematian di
tempat tersebut tergolong tinggi.
2. Jika angka kematian menunjukkan angka 1418, maka angka kematian di
tempat tersebut tergolong sedang.
3. Jika angka kematian menunjukkan angka kurang dari 14, maka angka
kematian di tempat tersebut tergolong rendah.
Saya contohkan lagi misalnya selama tahun 2010 di desa Y terdapat kematian
sejumlah 45 jiwa. Data statistik menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa Suka
Rajin pada akhir tahun 2009 berjumlah 2.500 jiwa. Maka kriteria angka kematian di
desa Y pada tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut.
Jumlah kematian tahun 2010 adalah 45 jiwa.
Jumlah penduduk akhir tahun 2009 adalah 2.500 jiwa.
45
Angka kematian =
2500
x 1000 = 18
Jadi, angka kematian di desa Y pada tahun 2010 termasuk golongan sedang.
3. Perpindahan / Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Migrasi
terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
1. Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari dalam negeri ke luar negeri untuk
menetap.
2. Imigrasi adalah perpindahan penduduk negara lain ke negara tertentu untuk
menetap.
3. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain
dalam suatu negara.
4. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya suatu migrasi yaitu:
1. Faktor keamanan.
2. Faktor ekonomi, seperti kemudahan mencari lahan pekerjaan dan biaya hidup
yang murah.
3. Faktor kelengkapan sarana dan prasarana, seperti sarana pendidikan,
hiburan, dan sarana pemenuhan kebutuhan komunikasi dan transportasi.
4. Pertumbuhan Penduduk
Dinamika penduduk yang menunjukkan peningkatan jumlah penduduk disebut
pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk ini tentunya sangat dipengaruhi
oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Kelahiran dan imigrasi akan menambah
pertumbuhan penduduk, sedangkan kematian dan emigrasi akan mengurangi
pertumbuhan penduduk. Untuk menentukan jumlah penduduk di suatu negara
dengan mengadakan sensus penduduk, dengan cara ini jumlah penduduk, jumlah
kelahiran, dan kematian akan tercatat. Nah, ntuk memudahkan perhitungan,
pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
P = (L M) + (I E)
Dimana:
P = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi
E = jumlah emigrasi
Disini misalnya selama tahun 2008 di desa Z terdapat data jumlah kelahiran 120
sebanyak jiwa, sedangkan jumlah kematian sebanyak 13 jiwa, pendatang 23 jiwa, dan
yang mengajukan perpindahan penduduk berjumlah 15 jiwa. Maka pertumbuhan
penduduk desa Z selama tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut.
Pertumbuhan penduduk = (L M) + (I E)
= (120 13) + (23 15)
= 115
Dari perhitungan diatas, dapatlah kita simpulkan bahwa pertumbuhan penduduk
desa Z pada tahun 2008 adalah 115 jiwa.
Untuk pertumbuhan penduduk Indonesia tergolong tingi. Bahkan Indonesia
termasuk dalam sepuluh negara berpenduduk terbanyak dimana jumlah penduduk
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Nah, hal ini tentunya
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan berbagai sumber daya seperti tanah,
air, mineral, dan energi. Menyikapi hal tersebut, diperlukan upaya pengendalian
pertumbuhan jumlah penduduk dan pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana.
5. Kepadatan Penduduk
Perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ditempati disebut
kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh angka kelahiran dan
angka kematian. Jika angka kelahirannya tinggi maka kepadatan penduduk akan
meningkat, apalagi bila diikuti tingkat imigrasi yang tinggi. Hal ini dapat
menyebabkan ledakan penduduk, yaitu keadaan di mana pertumbuhan penduduk
sangat pesat melebihi daya dukung alam yang dimiliki oleh negara tersebut, dan
untuk menghitung kepadatan penduduk yang menempati area atau luasan wilayah
tertentu dalam suatu kurun waktu
digunakan rumus sebagai berikut.
Kepadatan penduduk =
Jumlah penduduk
Luas wilayah (KM2)
Bab 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah
yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat
istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh
sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang
berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa
tidak mengtehaui tentang permasalaan penduduk yang ada. Kebanyakan dari
mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu
suku yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu
mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.
Dan kebanyakan dari mereka tidak mau ikut campur tentang masalah
kependudukan yang ada di Indonesia. Dan Indonesia pun terpuruk akibat
B. PERMASALAHAN
1. Permasalahan kependudukan di Indonesia, dampak dan upaya
mengatasinya
2. macam pertumbuhan penduduk dan faktor-faktor yang
mampengaruhinya
3. jenis-jenis migrasi dan faktor penyebabnya
4. dampak-dampak migrasi dan upaya penanggulangannya
Bab 2 PEMBAHASAN
1. Permasalahan Kependudukan di Indonesia, dampak dan
upaya mengatasinya
masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap
negara di dunia ini. Secara umum, masalah kependududkan berbagai negara dapat
dibedakan menjadi dua,yaitu dalam hal kuantitas dan kualitas pendudukmya.
Kuantitas penduduk adalah jumlah penduduk yang menempati suatu wilayah
tertentu. Kuantitas atau jumlah penduduk dapat diketahui melalui beberapa cara
diantaranya melalui sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survey penduduk.
Data tentang kualitas dan kuantitas penduduk tersebut dapat diketahui melalui
beberap cara, diantaranya melalui metode sensus,registrasi dan survei penduduk
1. Sensus Penduduk
Sensus adalah perhitungan jumlah penduduk, ekonomi, dan sebagainya yang
dilakukan oleh pemerintah dalam jangka watu tertentu, dilakuakan secara serentak,
dan bersifat menyeluruh dalam suatu batas untuk kepentingan demografi negara
yang bersangkutan. Pada pelaksanaannya, metode pencatatan atau sensus yang
digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu metode house-holder dan metode
canvaser
a.
Metode Householder
Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan
diserahkan kepada penduduk atau responden, sehingga penduduk diberi daftar
pertanyaan untuk diisi dan akan diambil kembali beberapa waktu kemudian. Metode
semacam ini hanya dapat dilakukan pada derah yang tingakat pendidikan
penduduknya relatif tinggi, karena mampu memahami dan menjawab pertanyaan
yang diserahkan kepada mereka.
b. Metode canvaser
Sensus De Facto
Pada metide ini, pencatatan dilakukan oleh petugas pada setiap orang yang
ada di daerah tersebut pada saat sensus diadakan. Metode sensus ini tidak
membedakan antara penduduk asli yang mennetap ataupun penduduk yang hanya
tinggal sementara waktu.
b. Sensus De Jure
Pada metode ini, pencatatan penduduk dilakukan oleh petugas hanya untuk
penduduk yang secara resmi tercatat dan tinggal sebagai penduduk di daerah
tersebut pada saat dilakukannya sensus, sehingga dapat dibedakan antara
penduduk asli yang menetap dan penduduk yang hanya tinggal untuk sementara
waktu atau yang belum terdaftar sebagai penduduk setempat. Dengan
menggunakan sensus de jure, penduduk yang belum secara resmi tercatat sebagai
penduduk di daerah tersebut tidak disertakan dalam perhitungan.
Di indonesia, pada umumnya sensus penduduk dilakukan dengan metode
cansaver dengan mengombinasi anatar sensus de facto dengan sensus de jure.
Bagi mereka yang bertempat tinggal tetap memakai cara de jure, sedangkan untuk
yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah dengan cara de facto.
Sensus penduduk perlu dilakukan agar pemerintah memiliki data
kependudukan yang ud to date (sesuai perkembangan zaman), sehingga
pemerintah dapat :
Mengetahui perkembangan jumlah penduduk,
Mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk,
Mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk,
Mengetahui komposisi penduduk(berdasarkan jenis kelamin, tingakat pendidikan,
umur, mata pencaharian, dan sebagainya),
Mengetahui arus migrasi, serta
Merencanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial sesuai dengan kondisi
kependudukan daerah.
2. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
setempat mengenai data kelahiran, kematian, migrasi, dan pernikahan. Tujuan
registrasi penduduk yaitu sebagai suatu catatan resmi dari peristiwa tertentu dan
sebagai sumber yang berharga bagi penyusunan yang langsung dapat digunakan
dalam proses perencanaan kemasyarakatan.
3. Survei Penduduk
serta
d) meningkatnya angka kriminalitas.
2 ) Upaya Penanggulangan
Berikut ini beberapa kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam
upaya mengatasi masalah jumlah penduduk.
a) Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional,
dengan cara memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan,
mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis
anggapan yang salah tentang anak.
b) Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta
menetapkan tentang batas usia nikah.
c) Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.
b . Pertumbuhan Penduduk
Seperti halnya negara-negara berkembang pada umumnya, negara kita senantiasa
mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hal ini berarti
Indonesia mengalami laju pertumbuhan penduduk. Namun, jika diperhatikan, laju
pertumbuhan penduduk Indonesia
dari periode ke periode cenderung mengalami penurunan.
1 ) Dampak
Permasalahan kependudukan yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk
memiliki kesamaan dengan permasalahan yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah
penduduk.
2 ) Upaya Penanggulangan
Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan
penduduk antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor
Keluarga Berencana.
b) Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga
keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
c) Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun
menjadi 9 tahun.
c . Persebaran/Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan
penduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya tinggal di Pulau
Jawa yang hanya memiliki luas 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara
umum, tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai
perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang
ditempati berdasarkan satuan luas tertentu. Kepadatan penduduk dapat dibedakan
menjadi tiga macam, berikut ini.
1) Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian
Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan
penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.
kemampuan sendiri ataupun melalui kerja sama dengan luar negeri (misalnya
dengan menjalin kerja sama dengan badan pembangunan dunia/UNDP). Salah satu
contoh program peningkatan kualitas lingkungan yang telah dan masih dilakukan
adalah Kampoong Improvement Programme (KIP).
c) Menggiatkan program pemerataan kesehatan dengan cara melengkapi sarana
dan prasarana kesehatan yang meliputi tenaga medis, obat-obatan, dan alat-alat
penunjang medis lainnya hingga ke pelosok desa.
d) Menghimbau penggunaan dan penyediaan obat-obat generik bermutu sehingga
dapat terjangkau oleh masyarakat.
e) Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, misalnya melalui program
asuransi kesehatan keluarga miskin (Askeskin) untuk keluarga miskin (prasejahtera).
c . Rendahnya Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah banyaknya pendapatan kotor nasional dalam satu
tahun dibagi jumlah penduduk. Pendapatan perkapita mencerminkan tingkat
kemakmuran suatu negara. Pendapatan perkapita negara Indonesia masih
tergolong rendah, data tahun 2002 menyebutkan pendapatan perkapita Indonesia
mencapai 2.800 dollar Amerika Serikat. Di antara negara-negara anggota ASEAN
saja, Indonesia menempati urutan keenam setelah Singapura, Brunei Darussalam,
Malaysia, Thailand, dan Filipina. Keadaan ini menggambarkan bahwa tingkat
kehidupan masyarakat Indonesia masih didominasi masyarakat miskin atau
masyarakat prasejahtera dengan tingkat penghasilan yang relatif rendah. Kondisi
semacam ini dapat disebabkan keadaan sumber daya alam yang tidak merata di tiap
daerah, ataupun karena ketidakseimbangan sumber daya manusia yang ada di tiap
daerah.
1 ) Dampak
Rendahnya pendapatan perkapita akan berdampak pada kelangsungan
pelaksanaan pembangunan suatu negara. Beberapa rencana pembangunan akan
sulit diwujudkan karena pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk
membiayai pelaksanaan pembangunan. Akibatnya keadaan negara menjadi statis,
tidak berkembang karena tidak mengalami kemajuan.
2 ) Upaya Penanggulangan
Untuk mengatasi rendahnya tingkat pendapatan penduduk, pemerintah telah
melakukan beberapa langkah, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a) Memberikan subsidi keluarga miskin melalui berbagai program sosial.
b) Memberi keringanan biaya pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat kurang
mampu.
c) Meningkatkan standar upah buruh atau upah minimum kota.
d) Memberikan modal atau pinjaman lunak dan pelatihan kepada para pengusaha
mikro dan pengusaha kecil agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang.
e) Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial, misalnya penyediaan
air bersih, WC umum, perbaikan lingkungan, ataupun sarana sanitasi lainnya.
Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keadaan penduduk sangat
memengaruhi dinamika pembangunan dalam suatu negara. Hal ini dikarenakan
penduduk merupakan titik sentral dari seluruh kebijakan dan program pembangunan
yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah. Dengan kata lain, dalam konsep
pembangunan, penduduk adalah subjek dan sekaligus objek pembangunan.
Sebagai subjek pembangunan, manusia bertindak sebagai pelaku dan pelaksana
pembangunan. Adapun sebagai objek pembangunan, penduduk merupakan sasaran
pembangunan. Permasalahan penduduk di Indonesia baik dari jumlah penduduk
(kuantitas) maupun mutu (kualitas) merupakan suatu masalah yang dilematis dan
kontradiktif. Di satu sisi jumlah penduduk yang besar merupakan modal dan potensi
yang dapat meningkatkan produksi nasional apabila dapat dibina dan dikerahkan
sebagai tenaga kerja yang efektif sehingga sangat menguntungkan bagi usaha
pembangunan di segala bidang. Sebaliknya penduduk dengan mutu dan kualitas
yang rendah yang tidak mampu bersaing karena minimnya kesempatan kerja yang
tersedia, akan menjadi beban dan penghambat pembangunan. Oleh karena itu,
sebagai subjek pembangunan, penduduk harus terus dibina dan dikembangkan
sehingga mampu menjadi motor penggerak dan modal dasar pembangunan. Selain
itu, pembangunan juga harus dikembangkan dengan memperhitungkan kondisi dan
kemampuan penduduk sehingga penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika
pembangunan.
2. Macam Pertumbuhan Penduduk dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya
1. Macam-macam pertumbuhan penduduk
a.
c.
2.
A. Kelahiran (Natalitas/Fertilitas)
Secara umum angka kelahiran
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi
setiap 1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. ASBR dapat dihitung
dengan rumus berikut ini.
ASBR = x 1000
Keterangan :
ASBR : Angka kelahiran khusus
Li
: Jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
Pi
: Jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
1.000 : Konstanta
3. Angka kelahiran umum ( General Fertility Rate )
Anka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap
1000 wanita yang berusia 15-49 tahun dalam satu tahun.GFR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini.
GFR = x 1.000
Keterangan :
GFR
: Angaka Kelahiran Umum
L
: Jumlah kelahiran selama 1 tahun
W(15-49)
: Jumlah penduduk wanita yang berusia 15-49 tahun pada
pertengahan tahun
1000
: Konstanta
C. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk.
1.
Migrasi Keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah meuju wilayah lain
dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2.
Migrasi Masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilaya
dengan tujuan menetap di wilayah tujuan.
Sirkulasi
Sirkulasi merupakan bentuk perpindahan penduduk tidak menetap, namun
ada juga yang menetap atau tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan.
Berdasarkan intensitas waktunya, sirkulasi dapat dibedakan menjadi sirkulasi harian,
mingguan, atau bulanan.
b. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu pulau.
Urbanisasi pada umumnya bersifat menetap, sehingga dapat memengaruhi jumlah
penduduk kota yang dituju ataupun jumlah penduduk di desa yang ditinggalkan.
c.
Ruralisasi
Migrasi Internasional
imigrasi masuknya penduduk dari luar negeri ke dalam negeri untuk tujuan
menetap. Pelaku imigrasi disebut dengan imigran.
b. Emigrasi yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri untuk tujuan
menetap. Pelaku emigrasi disebut dengan emigran.
2.
Urbanisasi
A. Dampak Positif Urbanisasi
1) Mengurangi angka pengangguran di daerah pedesaan.
2) Masyarakat desa yang bekerja di kota dapat meningkatkan kesejahteraan
keluarganya.
3) Para pelaku urbanisasi dapat menularkan pengalaman kerjanya di desa, misalnya
dengan membuka usaha sendiri di desanya.
B. Dampak Negatif Urbanisasi
1) Desa kehilangan tenaga kerja, khususnya generasi muda sebagai tenaga
penggerak pembangunan.
2) Peluang kerja di kota menjadi semakin sempit karena sebagian telah diisi oleh
tenaga kerja dari luar daerah.
3) Merebaknya kawasan-kawasan kumuh di kota.
4) Meningkatkan kesenjangan sosial masyarakat kota.
5) Merebaknya sektor-sektor informal, seperti PKL, yang dapat mengurangi
keindahan kota.
6) Peningkatan jumlah penduduk di kota menuntut penyediaan sarana dan
prasarana sosial.
7) Meningkatkan angka kriminalitas di kota karena dampak pengangguran.
3.
Transmigrasi
A. Dampak Positif Transmigrasi
Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dialami oleh setiap negara
di dunia, yaitu secara garis besar dapat dibedakan menjadi masalah yang berkaitan
dengan kuantitas penduduk dan masalah yang berkaitan dengan kualitas penduduk.
B. Saran
Permasalahan kependudukan di Indonesia sangatlah ko,pleks baik masalahmasalah yang berkaitan dengan kuantitas penduduk maupun masalah-masalah
yang berkaitan dengan kualitas penduduk. Sejauh ini pemerintah kita sudah
berupaya untuk mengatasi berbagai masalah tersebut meskipun belum sepenuhnya
berasil dengan maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut kita sebagai generasi muda
yang merupakan bagian dari penduduk Indonesia hendaknya terus mengasah diri
agar kelak tidak menjadi beban negara tetapi dapat menjadi bagian dari sumber
daya manusia yang berkualitas yang mampu menjadi motor penggerak
pembangunan.
DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Konsep Kependudukan
Dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dunia menyebabkan jumlah
penduduk menigkat dengan cepat dan dibeberapa bagian dunia telah terjadikemiskinan
dan kekurangan pangan. Sehingga muncul beberapa kelompok aliran/teori tentang
kependudukan, yaitu :
A. Aliran Malthusian (Thomas Robert Malthus)
Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan, yaitu
:
1) Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan akan
berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian
dari permukaan bumi.
2) Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan
makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan
penduduk (deret ukur)
B. Aliran Neo Malthusian (Garreth Hardin Dan Paul Ehrlich)
Pada abad 1920, Teori Malthus kembali diperdebatkan, muncul kelompok aliran Neo
Malthusian yang menyokong teori Malthus. Namun, menurut aliran Neo Malthus,
mengurangi jumlah penduduk tidak hanya dengan moral restrain saja, tapi lebih
ditekankan pada Preventive check. Misalnya penggunaan alat kontrasepsi untuk
mengurangi kelahiran. Aliran Neomalthusian memiliki kesamaan konsep dasar dengan
Malthusian yaitu percaya bahwa pertumbuhan penduduk pasti akan terjadi dan
berdampak negatif pada manusia walaupun tidak secara persis setuju dengan argumen
argumen aliran Malhusian, beberapa argumen Malthus dianggap tidak rasional oleh
karena itu aliran ini lebih ekstrim dalam melakukan tindakan tindakan untuk mengurangi
jumlah penduduk, misalnya: aborsi, legalitas homoseksual, hukuman mati.
Data
sensus
yang
dikumpulkan
meliputi
karakteristik
demografi,
ketenagakerjaan, dan sosial budaya. Karakteristik demografi yang dikumpulkan adalah
mengenai kelahiran, kematian, dan migrasi, serta riwayat kelahiran dan kematian
anak dari wanita pernah kawin. Data yang dihimpun pada bidang ketenagakerjaan
mencakup lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Sedangkan data
sosial budaya mencakup tingkat pendidikan, kondisi tempat tinggal, dan kegiatan
penduduk lanjut usia (lansia).
Data-data yang diperoleh dari sensus tersebut digunakan untuk perencanaan
pembangunan di berbagai bidang. Hal tersebut sangat berperan penting untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan, baik di bidang kependudukan, sosial
budaya, dan ketenagakerjaan.
Berdasarkan tempat tinggal penduduk, sensus dibedakan menjadi:
1. De facto,
Sensus de facto yaitu cara menghitung jumlah penduduk terhadap warga yang
ditemukan pada saat pencacahan berlangsung, walaupun orang tersebut bukan
warga asli pada wilayah yang sedang diadakan sensus.
2. De jure,
Sensus de jure dilakukan dengan cara melakukan penghitungan terhadap
warga penduduk asli dari daerah yang sedang dilakukan sensus. Jadi,
andaikataditemukan orang yang bukan asli penduduk di sana pada saat sensus,
maka tidak dimasukkan dalam penghitungan. Untuk membedakan antara
penduduk asli dan bukan asli ialah dari kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
atau Kartu Keluarga (KK).
1. Penduduk yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan (KTP) tidak akan tercatat
sebagai penduduk meskipun orang tersebut lahir dan tinggal di tempat tersebut.
2. Jumlah penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang
sebenarnya.
3. Data hasil sensus apabila digunakan untuk kepentingan perencanaan yang
berkaitan dengan layanan publik tidak akurat.
Keunggulan dan kelemahan sensus de facto
Keunggulan pelaksanaan sensus de facto, diantaranya sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk yang tercatat adalah jumlah riil di suatu tempat.
2. Dilakukan secara serempak di setiap daerah sehingga data cepat terkumpul dan
lebih cepat diolah.
3. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan yang
berkaitan dengan layanan publik.
Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de facto, diantaranya sebagai berikut:
1. Kemungkinan pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang sama dapat
terjadi.
2. Untuk negara kepulauan yang luas diperlukan petugas dan dana yang cukup besar
karena harus dilakukan secara serempak.
3. Bagi daerah yang mobilitas penduduknya sangat dinamis, seperti di laut, pesawat,
kereta, atau kendaraan lainnya kemungkinan tidak tercatat.
Tujuan sensus penduduk
Tujuan sensus penduduk antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui perubahan penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu periode.
2. Mengetahui jumlah, sebaran, dan kepadatan penduduk pada setiap wilayah.
3. Mengetahui berbagai informasi tentang kependudukan, seperti angka kelahiran,
kematian, migrasi, dan berbagai faktor yang me mengaruhinya.
4. Sebagai sumber data dalam perencanaan dan penentuan kebijakan
pembangunan nasional.
B.
Survey Penduduk
Survei adalah salah satu metode menjaring data penduduk dalam beberapa
peristiwa demografi atau ekonomi dengan tidak menghitung seluruh responden yang
ada di suatu negara, melainkan dengan cara penarikan sampel (contoh daerah)
sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara tersebut. Sudah barang
tentu sebelum menetapkan kawasan sampel itu, ditentukan dulu kriteria apa saja
yang bisa dijadikan syarat suatu wilayah bisa ditetapkan sebagai kawasan sampel
survei. Setelah ditetapkan sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara
tersebut, baru dilakukan penghitungan terhadap seluruh responden yang ada di
kawasan sampel survei itu. Proses penjaringan data tentu akan disesuaikan dengan
kebutuhan survei.
Berikut ini contoh survei yang biasa dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
di Indonesia:
1. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS), dilakukan untuk menjaring data
mengenai keadaan sosial dan ekonomi penduduk Indonesia secara keseluruhan, dengan
cara mengambil sampel penelitian pada wilayah-wilayah yang bisa mewakili karakteristik
rakyat Indonesia. Hasil yang diperolehnya nanti akan mewakili rakyat Indonesia secara
keseluruhan.
2. Survei Penduduk Antar-Sensus (SUPAS), dilakukan untuk mendapatkan angka jumlah
penduduk Indonesia secara keseluruhan dan biasanya dijadikan bahan rujukan dari
representasi jumlah penduduk Indonesia dalam setiap kurun waktu tertentu.
Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan dari kejadian
penting yang dialami oleh manusia, seperti data perkawinan, perceraian,
perpindahan penduduk, dan kejadian-kejadian penting lainnya yang tertulis. Semua
catatan itu pada akhirnya dikumpulkan dan dipergunakan sebagai sumber data
resmi dalam penghitungan semua peristiwa demografi. Registrasi penduduk
didasarkan pada keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977, ditujukan untuk
membangun sistem pencatatan yang berlaku menyeluruh dan seragam di wilayah
Indonesia. Walaupun mungkin saja terjadi bias pada data demografi yang terkumpul
itu, karena bisa saja terjadi kesalahan penulisan data oleh responden tertentu.
Cakupan data yang diperoleh pada registrasi penduduk sangat bergantung
pada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian vital yang terjadi dalam
keluarga. Di negara-negara maju, pengumpulan data melalui registrasi umumnya
tidak menemui masalah danhambatan. Sebaliknya di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, umumnya data yang dicakup masih kurang lengkap karena
banyak peristiwa yang tidak dilaporkan dan data kurang rinci sehingga kurang
memadai untuk berbagai analisis kependudukan.
Komposisi Penduduk
A.
Piramida Penduduk
Struktur penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dinamakan piramida
penduduk. Piramida penduduk pada umumnya disajikan dalam bentuk grafik batang
yang meng gambarkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap kelompok
usia tertentu. Rentang interval umur yang umumnya digunakan adalah lima tahun (usia
0-4, 5-9, 10-14, 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64, 6569, 70-74, 75 tahun lebih).
Berdasarkan kecenderungan bentuknya, komposisi penduduk berdasarkan usia dan
jenis kelamin diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Komposisi penduduk muda (Ekspansif),
a)
b)
c)
d)
2.
a)
b)
c)
d)
3.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
B.
C.
bekerja. Dengan melihat angka atau indeks dari beban tanggungan ini, kita bisa
melihat seberapa besar kemakmuran yang dimiliki oleh suatu negara atau wilayah.
Rumus yang digunakan dalam melakukan perhitungan angka beban tanggungan
adalah sebagai berikut:
atau
a)
b)
c)
Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Terdapat beragam
faktor yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk. Misalnya, peperangan, wabah
penyakit atau epidemi, kelaparan, dan bencana alam. Di lain pihak, kestabilan negara,
peningkatan gizi, dan kesehatan dapat mengakibatkan jumlah penduduk cenderung naik.
Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu dalam
suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk. Sehingga pertumbuhan
penduduk dapat diartikan suatu keadaan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh
berbagai variabel. Variabel yang sangat berpengaruh terhadap angka pertumbuhan ini
adalah kelahiran, kematian, dan migrasi.
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pertumbuhan Penduduk Alami (Natural Increase)
Pertumbuhan penduduk alami merupakan kenaikan atau
penurunan jumlah
penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran dan kematian.
Untuk menghitung kenaikan atau penurunan jumlah penduduk akibat pertumbuhan
penduduk alami digunakan rumus sebagai berikut:
Adapun persentase pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L
= jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
% = persentase pertumbuhan penduduk alami
2. Pertumbuhan Penduduk Migrasi Atau Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk totalmerupakan kenaikan atau penurunan jumlah
penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran, kematian, dan migrasi (imigrasi
dan emigrasi).Untuk menghitung kenaikan atau penurunan jumlah penduduk akibat
pertumbuhan penduduk total digunakan rumus sebagai berikut:
penduduk
total
dapat
dihitung
Keterangan:
I
= jumlah imigrasi (penduduk yang masuk ke suatu wilayah)
E
= jumlah emigrasi (penduduk yang keluar atau meninggalkan suatu
1)
dengan
wilayah)
2)
3)
A.
a)
b)
c)
d)
e)
a)
b)
c)
d)
e)
1)
Keterangan:
CBR
= angka kelahiran kasar
B
= jumlah bayi yang lahir hidup
P
= jumlah penduduk
k
= konstanta, nilainya 1.000
2)
Keterangan
GFR
= angka kelahiran umum
B
= jumlah bayi yang lahir hidup
Pf (15-49)= jumlah penduduk wanita usia reproduksi
k
= konstanta, nilainya 1.000
3)
B. Kematian (Mortalitas)
Kematian atau mortalitas adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara
permanen. Secara demografis mortalitas adalah angka yang memberikan gambaran
mengenai jumlah penduduk yang meninggal dunia dalam waktu tertentu dalam tiap
seribu penduduk.Secara otomatis, kematian akan menyebabkan jumlah penduduk
berkurang. Seseorang tidak akan mengetahui kapan ia mati. Kadang kematian terjadi
saat manusia masih bayi, ketika umur dewasa, atau sudah tua. Tinggi rendahnya tingkat
kematian ditunjukkan oleh jumlah kematian penduduk dalam setahun.
Tingkat kematian dalam setiap wilayah berbeda-beda, sesuai dengan karakter
wilayah masing-masing. Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat kematian, yaitu:
c)
Faktor kecelakaaan. Faktor ini insidental, tapi sering terjadi, sepertikecelakaan lalu lintas
darat, laut, atau udara.
d) Bencana alam. Bencana alam memberikan pengaruh yang besar dalammenambah
angka kematian.
e) Peperangan. Terjadinya peperangan dapat juga meningkatkan angka kematiandi suatu
wilayah.
1)
Keterangan
CDR = angka kematian kasar
D
= jumlah penduduk yang meninggal dunia
P
= jumlah penduduk
k
= konstanta, nilainya 1.000
2)
Keterangan:
ASDR = angka kematian menurut kelompok usia
Dx
= jumlah penduduk yang meninggal pada kelompok
usia tertentu
Px
= jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu
k
= konstanta, nilainya 1.000
3)
Angka kematian bayi menunjukkan jumlah bayi meninggal dunia dari seribu bayi
yang lahir hidup pada periode tahun tertentu. Infant mortalitymerupakan salah satu
indikasi kualitas penduduk, yaitu berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu dan anak,
pemenuhan gizi keluarga, dan kesiapan fisik saat proses persalinan. Perhitungan angka
kematian bayi ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
IMR
= angka kematian bayi
Do
= jumlah kematian bayi
B
= jumlah kelahiran hidup
Grafik tren pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1930 - 2010
C. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan
tujuan untuk menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran sirkuler (migrasi
musiman) adalah orang yang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di
tempat tujuan.
Migran sirkuler biasanya adalah orang yang masih mempunyai keluarga atau ikatan
dengan tempat asalnya seperti kuli bangunan, dan pengusaha warung tegal, yang
sehari-harinya mencari nafkah di kota dan pulang ke kampungnya setiap bulan atau
beberapa bulan sekali. Migran ulang-alik (commuter) adalah orang yang pergi
meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur, (misal setiap hari atau setiap minggu),
pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau untuk kegiatan-kegiatan
lainnya, dan pulang ke tempat asalnya secara teratur pula (misal pada sore atau malam
hari atau pada akhir minggu). Migran ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah
penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada waktu tertentu, misalnya pada siang hari.
1. Jenis-jenis Migrasi
Ada beberapa jenis migrasi yang kiranya perlu diketahui, diantaranya yaitu:
a) Migrasi masuk (In Migration)
Adalah masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)
b) Migrasi keluar (Out Migration)
Adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin)
c) Migrasi neto ( Net Migration )
Adalah selisih antara jumlah migrasi yang keluar dengan masuk. Jika migrasiyang
masuk lebih besar daripada migrasi yang keluar maka disebut migrasi neto positif
sedangkan jika migrasi keluar lebih besar dari pada migrasi masuk disebut migrasi neto
negatif.
d) Migrasi Bruto
Adalah umlah migrasi masuk dan keluar
e) Migrasi total (Total Migration)
Adalah seluruh kejadian migrasi,mencakup migrasi semasa hidup (Life time
Migration) dan migrasi pulang (return migration)
f) Migrasi Internasional (International migration)
Adalah perpindahan penduduk dari suatu negara kenegara lain
g) Migrasi semasa hidup (Life Time Migration)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Keterangan:
m
= angka mobilitas
M
= jumlah mover
P
= Penduduk
k
= 1000
Dalam kenyataan
pindah secara lokal ini.
sulit
untuk
mengetahui
jumlah
penduduk
yang
2. Rumus Geometrik
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menggunakan dasar bunga majemuk
pertumbuhan penduduk (bunga berbunga).
Dimana 1 = bilangan konstanta geometris
3. Rumus Eksponensial
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menganggap bahwa
pertumbuhan penduduk konstan dan kontinu setiap hari.
Dimana e (bilangan eksponensial) = 2,7182818
terjadi
Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan unit
wilayah. Kepadatan penduduk ini menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap
km2 dalam suatu wilayah.Pengukuran kepadatan penduduk suatu wilayah dapat
dibedakanmenjadi empat, yaitu sebagai berikut:
1. Kepadatan penduduk aritmatik
Kepadatan penduduk aritmatik ialah kepadatan penduduk per satuanluas, dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
2.
Kepadatan fisiologis
Kepadatan penduduk
tanahpertanian.
fisiologis
ialah
jumlah
penduduk
tiap
kilometer
persegi
3.
4.
MASALAH KEPENDUDUKAN
Permasalahan Kependudukan di Indonesia
1.
a.
b.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar,
yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan
kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat
seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman
kumuh.
Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta
fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit
diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk
mengatasi masalah ini.
Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun
ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 1971 pertumbuhan penduduk
sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 1990
sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 2000 sebesar 1,6% pertahun dan periode
2000-2010 sebesar 1,49%.
c.
a)
b)
c)
d)
2.
a.
Angka Kematian
tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang
kaya sumber daya alam.
Dengan pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak
mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai
manusia yang sejahtera.Pendapatan per kapita rendah juga berakibat
kemampuan membeli (daya beli) masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil industri
harus disesuaikan jenis dan harganya. Bila hasil industri terlalu mahal tidak akan
terbeli oleh masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan industri sulit berkembang
dan mutu hasil industri sulit ditingkatkan.Penduduk yang mempunyai pendapatan
perkapita rendah juga mengakibatkan kemampuan menabung menjadi
rendah.Bila kemampuan menabung rendah, pembentukan modal menjadi lambat,
sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar.
a)
b)
c)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk
meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.Upaya-upaya tersebut adalah:
Pemerataan pembangunan.
Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah
pedesaan.
Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program
transmigarasi.Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
Peningkatan taraf hidup transmigran.
Pengolahan sumber daya alam.
Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
Jumlah penduduk yang besar dan pertambahan yang cukup tinggi setiap
tahunnya.
d)
e)
Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.
f)
Referensi:
BUKU
Anjayani, Eni., dkk. Geografi untuk Kelas XI SMA/MA. Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Badan Pusat Statistik. 2010.Hasil Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Badan
Pusat Statistik: Republik Indonesia
_________________________. 2013.Poyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2010-2035. Jakarta:
Badan Pusat Statistik: Republik Indonesia
BKKBN. 2013. Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia tahun 2013. Jakarta:
BKKBN
Soegimo, Dibyo., dkk. 2009. Geografi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Sumardi., dkk. 2009. Geografi 2 Lingkungan Fisik dan Sosial, Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Utoyo, Bambang. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI. Jakarta: Pusbuk
Depdiknas
Yosepana, Sandra. Belajar Efektif Geografi untuk Kelas XI SMA. Jakarta: Pusbuk Depdiknas
ARTIKEL, INTERNET DAN LAINNYA
http://bumiindonesiapertiwi.blogspot.com/2013/07/permasalahan-kependudukan-diindonesia_3.html
http://bumiindonesiapertiwi.blogspot.com/2013/07/upaya-upaya-mengatasipermasalahan_3.html
http://sabangsampaimeraoke.wordpress.com/masalah-kependudukan-dan-solusinya/
http://mutiahand.blogspot.com/2013/10/masalah-kependudukan-dan-upaya.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar Negara-negara berkembang di
dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu Negara berkembang
adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Indonesia merupakan slah satu Negara dengan
jumlah penduduk yang terbanyak. Hal ini dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang
semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal
sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi
dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk.
Dibanding dengan negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati
urutan ketiga dalam jumlah penduduk setelah Cina dan India. Indonesia merupakan negara
yang sedang membangun dengan mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius
disertai dengan, yaitu jumlah penduduk yang sangat besar disertai dengan tingkat
pertumbuhan yang relatif tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah
penduduk bukan hanya merupakan modal , tetapi juga akan merupakan beban dalam
pembangunan. .
Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan
masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas,
mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah
tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat
mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan ksesejahteraan
masyarakat yang tepat pada sasarannya.
Dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi tersebut akan melahirkan beragam masalah
dalam kehidupan. Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan di Indonesia adalah
masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur
umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta
menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha
perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai
keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan
perkembangan produksi dan jasa.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari penduduk ?
2. Bagaimana dinamika kependudukan di Indonesia?
3. Faktor-faktor demografi apa yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk ?
4. Bagaimana konsep transisi demografis dalam konsep kependudukan?
C. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari penduduk
2. Untuk mengetahui dinamika kependudukan di Indonesia
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi laju pertumbuhan
penduduk
4. Untuk mengetahui konsep transisi demografis.
D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai Konsep
kependudukan Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDUDUK
Penduduk adalah Orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu daerah. Dengan
kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah tersebut. Misalkan bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah
kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu
Pada hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada komposisi
penduduk. Pengertian ini mempunyai arti yang sangat luas, tidak hanya meliputi pengertian
umur, jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga klasifikasi tenaga kerja dan watak ekonomi,
tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi
frekuensi. Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi
memilih tinggal di daerah lain.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi
pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data kalahiran dan
kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan penduduk.
Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek perilaku
manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi. Demografi banyak digunakan
dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengencer
hingga pelanggan potensial. Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari
dianmika kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian,
migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan
atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama,
atau etnisitas tertentu.
B. DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari
waktu ke waktu. pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar.
Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah
dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah
mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk
meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar
5) adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki
anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
B. Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)
1) adanya program keluarga berencana (kb).
2) kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
3) adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi pns.
4) adanya uu perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
5) penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
6) adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak
2. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka kematian kasar, angka kematian
khusus, dan angka kematian bayi.
a. Angka kematian kasar (crude death rate/cdr)
Aangka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000
penduduk dalam waktu satu tahun. cbr dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ini.
keterangan :
asdr = angka kematian kasar
m = jumlah kematian selama satu tahun
p = jumlah penduduk pertengahan tahun
1.000 = konstanta
kriteria angka kematian kasar (cdr) dibedakan menjadi tiga macam.
cdr kurang dari 10, termasuk kriteria rendah
cdr antara 10 20, termasuk kriteria sedang
cdr lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi
b. Angka kematian khusus (age specific death rate/asdr)
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000
penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. asdr dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini.
Keterangan :
Asdr = angka kematian khusus
Mi = jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
Pi = jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1.00 = konstanta
c. Angka kematian bayi (infant mortality rate/imr)
Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak yang
umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu tahun.
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor penghambat.
1) faktor pendorong kematian (promortalitas)
(a) adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
(b) adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
(c) kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
(d) adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
(e) tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
2) faktor penghambat kematian (antimortalitas)
(a) tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
(b) negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
(c) adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat
diobati.
(d) adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan tindakan
bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut.
3. MIGRASI
Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka pertumbuhan penduduk.
Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan telah melakukan migrasi apabila
orang tersebut telah melewati batas administrasi wilayah lain.
Jenis-jenis migrasi
a. Transmigrasi; Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap
ke daerah lain di dalam wilayah republik indonesia.
b. Urbanisasi; Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota besar
c. Emigrasi; perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar negeri.
d. Imigrasi; Perpindahan penduduk dari luar negeri dan menetap di dalam negeri.
e. Re-emigrasi (kembali ke tempat asal)
1) migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dan
bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2) migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan
tujuan menetap di wilayah tujuan. Migrasi keluar adalah orang yang melakukan migrasi
ditinjau dari daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk adalah orang yang melakukan migrasi
ditinjau dari daerah tujuannya.
Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ketempat lain dengan tujuan
untuk menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih. Terdapat beberapa kriteria migran
diantaranya:
a. Migran seumur hidup (life time migrant)
b. Migran Risen (recent migrant)
c. Migran total (total m igrant)
4. Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan (Depedency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk
berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan
dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurutr usia
yakni rasio ketergantungan muda dan rasio ketergantungan tua.
Rasio ketergantungan merupakan indicator demografi yang sangat penting. Semakin
tingginya presentase dependency ratio menunjukan semakin tingginya beban yang harus
ditanggung penduduk yang produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan presentase
dependency ratio yang semakin rendah menunjukan semakin rendahnya beban yang
ditanggung penduduk yang produktif untuk memembiayai penduduk yang belum produktif
dan tidak produktif lagi.
Rasio ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah pnduduk usia belum
produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan
jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Dimana
RK Total = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RK Muda = Rasio Ketergantungan Panduduk Usia Muda
RK Tua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P (0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P (65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P (15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64)
5. Angka Perkawinan Umum
Angka perkawinan umum (APU) menunjukan proporsi penduduk yang berstatus kawin
terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada pertengahan tahun untuk satu tahun
tertentu.
Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada keadaan dimana seorang laki-laki dan seorang
perempuan hudup bersama dalam kurun waktu yang lama. Dalam hal ini hidup bersama dapat
dikukuhkan dengan perkawinan yang syah sesuai dengan undang-undang atau peraturan
hukum yang ada (Perkawinan de jure) ataupun tanpa pengesahan perkawinan (de facto).
Tetapi untuk keperluan studi demografi, badan pusat statistic mendefinisikan seseorang
berstatus kawin apabila mereka terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan baik yang
tinggal bersama maupun terpisah yang menikah secara syah maupun yang hidup bersama
yang oleh masyarakat disekelilingnya dianggap syah sebagai suami isteri (BPS, 200).
Indikator perkawinana berguna bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program
kependudukan terutama dalam pengembangan program-program peningkatan kualitas
keluarga dan perencanaan keluarga.
6. Pengaruh Program KB
Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam analisa keluarga berencana (KB)
beserta definisinya.
a. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-49 tahun.
b. Pemakai alat/cara KB adalah seseorang yang sedang atau pernah memakai alat/cara KB.
c. Pernah memakai alat/cara KB (ever user) adalah seseorang yang pernah memakai alat/cara
KB.
d. Pemakai alat/cara KB aktif (Current User) adalah seseorang yang sedang memakai
alat/cara KB.
e. Alat/cara KB adalah alat/cara yang digunakan untuk mengatur kelahiran.
Kebutuhan KB yang tidak dipenuhi (Unment need) adalah presentase perempuan usia subur
yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak
memakai alat/cara KB.
D. TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar. Perubahan
atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran tinggi,
menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.
A. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami tingkat
kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga kesehatan dan
gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian penyakit tinggi
sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan).
B. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi,
misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin
membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan
semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian
menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju
pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai
1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
C. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka sikap
terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka turunnya tingkat
kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk menjadi
tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk indonesia
periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.
D. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang
menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau
tanpa pertumbuhan. Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan
peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb.
Menurut blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana khususnya phase
2 dan 3 adalah phase transisi.
Tahap-tahap dalam transisi demografi
1. Tahap stasioner tinggi
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: tinggi
Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
2. Tahap awal perkembangan
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran penduduk tidak merata. Sebagian besar
penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura. Padahal, luas wilayah pulau
Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah negara Indonesia. Akibatnya, pulau
Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sedangkan di daerahdaerah lain tingkat penduduknya rendah. Provinsi yang paling padat penduduknya adalah
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung
kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak
sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau
lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra.
Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila
kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat pada
terjadinya tekanan=tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya
tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter sebut dalam mendukung
kehidupan.
H. Struktur Umur Penduduk dan Permasalahannya
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat digambarkan dalam
bentuk piramida penduduk. Piramida penduduk adalah cara penyajian lain dari struktur umur
penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida
penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk
perempuan menurut umur.
Kegunaan Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok
umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah perkembangan
penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa yang akan datang. Struktur
umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran, kematian dan migrasi masa lalu.
Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan perkembangan penduduk di
masa yang akan datang. Indonesia telah mengalami perubahan bentuk piramida yang
disebabkan oleh penurunan kelahiran dan penurunan kematian bayi beberapa dekade yang
lalu. Dalam hal ini dapat diidentifikasi 3 macam bentuk piramida penduduk secara umum,
yaitu:
1. Piramida penduduk yang mempunyai dasar lebar menunjukkan terjadinya kelahiran yang
tinggi diwaktu-waktu yang lalu.
2. Piramida penduduk yang berbentuk kerucut menunjukkan kelahiran besar di waktu yang
lalu tetapi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi penduduk yang dapat hidup terus
keusia dewasa dan menjadi tua lebih sedkit.
3. Piramida penduduk dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih kecil dan dengan
ujung atas yang membesar menunjukkan bahwa beberapa waktu yang lalu telah terjadi
jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat kematian bayi menurun sehingga jumlah
bayi yang lahir dan tetap hidup mencapai usia dewasa lebih banyak dari jumlah sebelumnya.
Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur umur
penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar penduduk (baik
balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia) sekaligus melihat potensi tenaga
kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus
diciptakan.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam piramida penduduk adalah hasil Sensus
Penduduk (SP). Untuk membuat piramida penduduk berdasarkan data SP, data yang
dibutuhkan adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur 5 tahunan :
0-4; 5-9; 10-14; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-44; 45-49; 50-54; 55-59; 60-64; 6569; 70-74; 75 tahun ke atas.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan suatu
negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Dengan
persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk membantu mengurangi berbagai
beban sosial, ekonomi dan lingkungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan
penduduk yang semakin meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata
juga dimaksudkan untuk membuka dan mengembangkan wilayah baru guna memperluas
lapangan kerja dan memanfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah
penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan derajat
hidup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian hasil
pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang
berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru.
B. Saran
Saran yang saya berikan dalam makalah ini adalah sebaiknya topic permasalahan dibatasi
karena materi konsep kependudukan sngat luas sekali.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia .com
http://warnawarnidina.blogspot.com/2010/10/kependudukan-dan-mobilitas-sosial.html
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/83/115/
http://www.hprory.com/transisi-demografi/