1. Kenapa hewan dari spesies yang sama, memiliki ciri yang berbeda berdasarkan daerah teritorialnya?
2. Macam-macam habitat beserta contohnya.
Jawaban
1. Hewan dari spesise yang sama, namun memiliki ciri yang berbeda berdasarkan teritorialnya, yaitu:
A. Burung murai batu (Copsychus malabaricus) kawasan pesisir
Memiliki postur yang ramping, ekor sedang namun sebagian besar,
tidak memiliki ekor putih, suaranya isian alam agak kurang karena hidupnya di daerah pesisir, memiliki temprament dan mental yang sangat bagus mungkin ini yang menyebabkan lebih mudah beradaptasi dengan manusia dan lebih cepat bunyi biasanya murai batu yang berasal dari kawasan pesisir tidak terlalu besar dan bulu dada yang kurang tebal, tetapi memiliki fisik yang lebih lincah dan kuat
B. Burung murai batu (Copsychus malabaricus) kawasan pegunungan
Memiliki postur rata-rata jumbo dan ekor yang bervariasi, namun
murai batu dari kawasan ini terkenal galak dan ganas, isian alam murai batu daerah ini luar biasa apalagi kalau bisa mendapatkan yang lebih mudah di hutan untuk di master. Banyak murai batu yang bermigrasi dari wilayah yang satu ke wilayah lainnya, maka tidak bisa kita mengatakan kalau murai batu yang ekor hitam hanya ada di satu wilayah saja C. Burung murai batu (Copsychus malabaricus) kawasan air terjun
Memiliki karakter yang tenang dan pandangan yang teduh,
memiliki suara alam yang khas yaitu menderu dan mendesir, posturnya rata-rata ramping dan warna bulunya agak pudar dan mengkilap. Biasanya sebelum bunyi ada intronya dulu.
2. Penjelasan habitat dari macam-macam habitat
Berdasarkan variasi habitat menurut ruang,dapat dikenal 4 macam habitat.
1. Habitat yang konstan,yaitu suatu habitat yang kondisinya terus-menerus
relatip baik atau kurang baik. 2. Habitat yang bersifat memusim,yaitu suatu habitat yang kondisinya secara relative teratur berganti-ganti antara baik dan kurang baik. 3. Habitat yang tidak menentu,yaitu suatu habitat yang mengalami suatu priode dengan kondisi baik yang lamanya berfariasi ,sehingga kondisinya tidak dapat diramalkan. 4. Habitat yang efemeral,yaitu suatu habitat yang mengalami priode kondisi baik yang berlangsung relative singkat,diikuti oleh suatu priode dengan kondisi yang kurang baik yang berlangsung relative lama sekali. Berdasarkan variasi kondisi habitatmenurut ruang, habitat dapat diklasifikasi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Habitat yang bersinambung,yaitu apabila suatu habitat bengandung area dengan kondisi baik yang luas sekali,yang melebihi luas area yang dapat di jelajahi populasi hewan pengaruhinya .Sehingga contoh yang luas sebagai habitat dari populasi rusa yang berjumlah 10 ekor. 2. Habitat yang berputus-putus,merupakan suatu habitat yang mengandung area dengan kondisi baik letaknya berselang-seling dengan area yang berkondisi kurang baik,hewan penghuninya dengan mudah dapat menyebardari area berkondisi baik yang satu ke yang lainnya. 3. Habitat yang terisolasi, merupakan suatu habitat yang mengandung area terkondisi baik yang terbatas luasnya dan letaknya terpisah jauh dariarea berkondisi baik yang lain, sehingga hewan-hewan tidak dapat menyebar untuk mencapainya, kecuali bila didukung oleh faktor-faktor kebetulan. Misal suatu pulau kecil yang di huni oleh populasi rusa. Jika makanan habis rusa tersebut tidak dapat berpindah ke pulau lain. Pulau kecil tersebut merupakan bukan habitat terisolasi bagi suatu populasi burung yang dapat dengan mudah pindah ke pulau lainnya, tetapi lebih cocok disebut habitat yang terputus.
Makrohabitat dan mikrohabitat : Beberapa istilah seperti
makrohabitat dan mikrohabitat penggunaannya tergantung dan merujuk pada skala apa studi yang akan dilakukan terhadap satwa menjadi pertanyaan. (Johnson, 1980). Dengan demikian makrohabitat dan mikrohabitat harus ditentukan untuk masing-masing studi yang berkenaan dengan spesies spesifik. Secara umum, macrohabitat merujuk pada ciri khas dengan skala yang luas seperti zona asosiasi vegetasi (Block and Brennan, 1993) yang biasanya disamakan dengan level pertama seleksi habitat menurut Johnson. Mikrohabitat biasanya menunjukkan kondisi habitat yang sesuai, yang merupakan faktor penting pada level 2-4 dalam hierarkhi Johnson. Oleh sebab itu merupakan hal yang tepat untuk menggunakan istilah mikrohabitat dan makrohabitat dalam sebuah pandangan relatif, dan pada skala penerapan yang ditetapkan secara eksplisit.
Contoh makrohabitat dan mikrohabitat : Organisme penghancur
(pembusuk) daun hanya hidup pada lingkungan sel-sel daun lapisan atas fotosintesis, sedangkan spesies organisme penghancur lainnya hidup pada sel-sel daun bawah pada lembar daun yang sama hingga mereka hidup bebas tidak saling mengganggu. Lingkungan sel-sel dalam selembar daun di atas disebut mikrohabitat sedangkan keseluruhan daun dalam lingkungan makro disebut makrohabitat.