A. Latar Belakang
Jumlah penduduk di dunia selalu mengalami perubahan. Pertumbuhan penduduk
dunia mulai meningkat sejak revolusi hijau dan semakin cepat sejak revolusi industri.
Pertumbuhan penduduk Indonesia meningkat pesat sejak kemerdekaan. Pertumbuhan
enduduk yang cepat berakibat pada penyediaan kebutuhan hidup, dan seringkali
mengakibatkan dampak sosial ekonomi yang tidak diinginkan (Mahanal dkk, 1995). Dari
hasil sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia adalah 179,4 juta. Dibanding
dengan jumlah sensus tahun 1980 maka akan terlihat peningkatan penduduk Indonesia ratarata 1,98% pertahun. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 1995 sebanyak 195,3 juta jiwa (Sanusi, 2003).
Hubungan antara masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup sangat
kompleks dan sangat majemuk sifatnya, karena di dalamnya tercakup banyak sekali faktorfaktor, misalnya saja dampak teknologinya, pola konsumsinya, dan faktor-faktor sosial,
ekonomi, serta politiknya. Kepadatan penduduk yang tinggi akan memberikan tekanan pada
daya dukung alam lingkungannya. Manakala tekanan tersebut melampaui batas kemampuan
daya dukung alam lingkungan maka akan merusak lingkungan hidupnya.
Sebaliknya, suatu lingkungan hidup yang terpelihara kelestariannya akan sangat
menunjang bagi kelangsungan hidup suatu masyarakat. Dengan jumlah penduduk yang terus
bertambah, sementara lahan untuk pertanian dan pemukiman sangat terbatas, memungkinkan
timbulnya lapar tanah. Lapar tanah untuk pertanian sangat terasa di Jawa yang jumlah
penduduknya hanya 60% dari seluruh penduduk Indonesia. Sedangkan sawah-sawah kelas
satu di pinggiran kota dan di sepanjang jalan ekonomi menciut akibat perluasan daerah
pemukiman serta kegiatan industri.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dinamika populasi penduduk
2. Mengetahui faktor penentu dinamika populasi kependudukan
3. Mengetahui kaitan dinamika penduduk dan masalah lingkungan
4. Mengetahui Pengertian densitas kependudukan
5. Mengetahui kriteria densitas kependudukan, hubungan densitas dan masalah
lingkungan
6. Mengetahui solusi densitas kependudukan
C. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
lingkungan ?
6. Bagaimana solusi densitas kependudukan ?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dinamika Populasi Penduduk.
Dinamika populasi adalah penduduk yang selalu mengalami perubahan jumlah dari
waktu ke waktu. Jumlah penduduk di suatu wilayah bersifat dinamis, maksudnya senantiasa
berubah, adakalanya menurun dan adakalanya menaik. Di Indonesia, jumlah penduduknya
terus meningkat. Dinamika populasi dapat juga disebabkan oleh imigrasi dan emigrasi. Hal
ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnya hewan dan manusia (Kurnia, R.
2006).
Menurut McNaughton & Larry (1990) Populasi meruapakan kumpulan dari kelompok
organisme terdiri dari spesies dalam suatu daerah, suatu populasi terdiri dari unit- unit yang
membangun populasi. Dinamika adalah suatu kumpulan dari dua atau lebih individu dimana
perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain. Sedangkan populasi adalah
kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Dinamika Populasi adalah perubahan populasi dari waktu ke waktu.
Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah tertentu
dari waktu ke waktu. pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar.
Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah
dari waktu ke waktu (Siregar, Sitepu & Ariswoyo. 2013).
B. Faktor Penentu Dinamika Populasi Kependudukan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan
maupun penurunannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu
kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk(migrasi).Kelahiran
dan kematian dinamakan faktor alami.
Perpindahan penduduk merupakan faktor non alami.Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat
menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat mengurangi
penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).
Menurut McNaughton & Larry (1990) faktor-faktor yang memepengaruhi dinamika
populasi kependudukan adalah sebagai berikut :
a. Angka Kelahiran (Natalitas)
Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak bayi-bayi yang
yang meninggal beberap saat kelahiran tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau
kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati. Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam
suatu kelompok penduduk tergantung pada struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi,
pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi.
Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :
- Kawin usia muda
- Pandangan banyak anak banyak rezeki
- Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
- Anak merupakan penentu status social
- Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :
- Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
c. Migrasi Penduduk
Migrasi merupakan kegiatan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang
menguntungkan. Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan tersebut
menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut. Yang
perlu diperhatikan seorang migran dalam menentukan keputusan untuk pindah ke daerah lain
yaitu factor persediaan sumber daya alam, factor lingkungan social budaya, factor potensi
ekonomi. Dengan mengetahui factor-faktor dimuka, setidaknya terhindar dari akibat
negative. Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dilihat
dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan
diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anank-anak, dewasa, dan orang tua pada
wilayah yang bersangkutan. Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan
menunjukkan bentuk pyramida yang berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu
sebagai berikur, piramida penduduk muda, dan piramida stasioner, serta piramida penduduk
tua.
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah
perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang
bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan
ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut
migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dan dengan
melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap atau tidak
berpindah. Penduduk pindah (urbanisasi, transmigrasi, dan emigrasi). Penduduk pindah
terdiri dari perpindahan dari desa ke kota (urbanisasi), perpindahan penduduk dari yang padat
ke daerah/pulau yang kurang padat didalam suatu negara (transmigrasi), dan perpindahan
penduduk dari dalam negeri ke luar negeri (emigrasi). Penduduk pindah umumnya disebut
emigran.
C. Kaitan Dinamika Penduduk Dan Masalah Lingkungan
Fisis determinisme
Manusia bergantung dengan lingkungan dan lingkungan merupakan pengatur
kehidupan manusia.
Human determinisme
Manusia memanfaatkan alam dengan sebesar-besarnya. Jika hal ini dibiarkan maka
akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Dinamika penduduk yang terjadi maka
akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Seperti halnya pertumbuhan penduduk
dengan kebutuhan yang semakin kompleks mendorong eksploitasi alam yang berlebih
prinsipnya
manusia
memanfaatkan
lingkungan
dengan
tetap
menjaga
sangat kasar, baik tempat yang dapat dihuni maupun tidak dapat dapat dihuni
disamakan/ dihitung. Kepadatan penduduk ini diperoleh dengan rumus.
KPAr = jumlah penduduk (jiwa)
Luaswilayah (km2)
2. Kepadatan pendudu kagraris
Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk
yang mempunyai aktivitas penduduk di sector pertanian dengan luas lahan yang dapat
diolah untuk pertanian. Kepadatan penduduk jenis ini biasanya diperuntukkan dalam
kepentingan teknis yaitu untuk mengetahui rata-rata tanah yang dimiliki petani. Contoh
pemanfaatan penghitungan kepadatan ini untuk mengetahui kesejahteraan petani.
Kepadatan penduduk ini diperoleh dengan rumus :
KPAg = jumlah penduduk di sector pertanian (jiwa)
Luas lahan pertanian yang dapat diolah (km2)
3. Kepadatan penduduk fisiologis
Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk
dan luas lahan pertanian. Kepadatan jenis ini biasanya untuk mengukur kemampuan
produksi pertanian dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Kepadatan
penduduk ini diperoleh dengan rumus :
KPF = jumlah penduduk (jiwa)
beberapa dampak akibat kepadatan penduduk yang tidak seimbang dengan kelestarian
lingkungan :
1. Ketersediaan Air Bersih
Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia
sepanjang masa. Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan peningkatan
kebutuhan air. Pada umumnya, kebutuhan air diperkotaan dipenuhi oleh PAM
(Perusahaan Air Minum) yang mengalirkan air sampai ke rumah-rumah penduduk.
Akan tetapi, makin padatnya penduduk menyebabkan daerah peresapan air hujan
makin berkurang. Jika proses kehilangan air dibiarkan berlangsung terus, pada suatu
saat akhirnya kandungan air tanah sedemikian rendahnya sehhingga energi
potensialnya sangat tinggi dan mengakibatkan tanaman tidak mampu menggunakan
air tanah tersebut (Islami dkk, 1995). Sedangkan tanaman diperlukan dalam hal
ketersediaan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup.
Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat
digunakan secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat
menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam
industri, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya.
Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti juga meningkatkan produksi dalam
industri sehingga akan semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
Pembuatan sumur artesis untuk keperluan industri dan kompleks perumahan
mengakibatkan sumur-sumur tradisional mengering. Selain itu, kawasan pemukiman
padat penduduk sering hanya menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah
serapan air hujan. Kawasan yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air
tidak dapat meresap ke lapisan tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir
begitu saja melalui permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin
lama semakin berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih.
2. Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan
untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan
sebagainya. Untuk mengatasi
dilakukan
dengan
dengan
masalah
lingkunagn
adalah
Fisis
DAFTAR RUJUKAN
Burnie, David. 2005. Bengkel Ilmu Ekologi. Jakarta: Erlangga
Hasnida.
2002.
Crowding
(Kesesakan)
dan
Density
(Kepadatan).
(Online),
Sibolga. Saintia
Oleh Kelompok 3
Gizella Ayu Wilantika
Diah Ajeng Mustikarini