Anda di halaman 1dari 14

KARYA TULIS ILMIAH

“DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN”

DISUSUN OLEH:

NAMA : TIA APRIYANTI

KELAS/PRODI : A 315 / MANAJEMEN

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS PAMULANG

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
karena Bimbingan – Nya maka saya dapat menyelesaikan sebuah karya tulis ilmiah dengan judul
“Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan”

Harapan saya semoga karya ilmiah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya ilmiah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Karya ilmiah ini, saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pamulang, 07 Novemberer 2019

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………………………. i

Kata Pengantar……………………………..……………………………………………………… ii

Daftar isi ………………….……………………………………………………….............……… iii

Bab 1

Pendahuluan……………….………………………………………….........……………………… 1

Latar Belakang………………………………………………………………………………………..1

Rumusan Masalah……………………..………………………………………………………….2

Tujuan…………….………………………….………………………………….……………...………. 2

Manfaat……….……………………………….…………………………………………...…….……. 2

Bab 2

Pembahasan……………..…………………………………………………… …………………… 3

Pengaruh globalisasi terhadap pendidikan…………………..…………………..3

Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik..…......................…. 5

Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi………..…….......................…… 5

Pentingnya Globalisasi Pada Pendidikan……………………………..…….…… 6

Elemen Yang Bisa Menghadapi Globalisasi Pada Pendidikan…….…6

Bab 3

Penutup……………………………………………………………………………………....………. 10

Kesimpulan…..……………………………………………………………………………………… 10

Saran…………………………………………………………………………………………………..… 10

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………11

iii

BAB 1

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah
universal. Lalu arti Globalisasi adalah suatu proses yang mendunia, tidak kenal batas ruang dan
waktu. Proses globalisasi berlangsung melalui 2 dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi,
dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor
pendukung utama dalam globalisasi. Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat
dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu
globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin cepatnya arus globalisasi dunia
membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesia mulai
melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah –
sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa asing seperti
bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai
jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta yang membuka program kelas internasional.

Salah satu dari globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa
Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan
kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat
Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati
pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu
saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semua
kalangan masyarakat. Hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan.
Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin
terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret
mereka dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah –
sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan
untuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu
kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial.

Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam
masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari
sekarang.

2. RUMUSAN MASALAH
Secara umum, rumusan masalah pada “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan” ini dapat
dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut :

1 .Apa dampak dari globalisasi untuk dunia pendidikan?

Apa Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi?

Bagaimana cara penyesuaian pendidikan di Indonesia pada era globalisasi?

Mengapa Globalisasi penting bagi pendidikan?

Siapa yang bisa menghadapi arus globalisasi dalam dunia pendidikan?

3.TUJUAN

1.Bagi Penulis

Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen bahasa indonesia.
Lalu, bagi saya pribadi karya ilmiah ini juga bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi
pelajar, baik dalam belajar maupun kehidupan.

2. Bagi Pembaca

Karya ilmiah ini dimaksudkan untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan
dan menambah ilmu pengetahuan mengenai globalisasi. Pembaca bisa juga digunakan karya
ilmiah ini untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta
sumber daya manusia yang unggul.

3. MANFAAT

Untuk memperluas wawasan, dan semakin canggihnya ilmu pengetahuan. Selain itu, kita bisa
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman sekarang, agar tidak kalah terhadap pendidikan
terhadap Negara lain.

BAB 2

PEMBAHASAN
1. Pengaruh Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era
pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka
peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk
menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu
pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan
agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan.

Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang
dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan dampak
positif dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poin-poin
berikut:

1.Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia:

1.Pengajaran Interaktif Multimedia

Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia
pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis
teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang
kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana
sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi.

2. Perubahan Corak Pendidikan

Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma
pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan
pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik
sekolahnya.

Kemudahan Dalam Mengakses Informasi Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari
melambungnya globalisasi seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai
informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang
berjuauhan tempat tinggalnya.

2.Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia:


1.Komersialisasi Pendidikan

Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah


dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah
tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan
Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa
depan.

Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan
Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa
mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang saham.(John
Micklethwait, 2007:166).

2. Bahaya Dunia Maya

Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat
memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang
berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme,
kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan
pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti
viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu
diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui
seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya
pada proses belajar mengajar.

2. Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik


Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini adalah sistem
pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20
tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15
yang berbunyi : Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
advokasi, kagamaan, dan khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu
pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti
telah gagal melahirkan manusia yang sholeh yang berkepribadian sekaligus mampu menjawab
tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi.

Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai
sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu
terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan ilmu agama.

Banyak lulusan pendidikan umum yang ‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya,
mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai ilmu agama dan
kepribadiannya pun bagus, tetapi buta dari segi sains dan teknologi. Sehingga, sektor-sektor
modern diisi orang-orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianya sendiri,
karena tidak mampu terjun ke sektor modern.

3. Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi


Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap menghadapi globalisasi.
Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kita
harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat
besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional. Inilah salah
satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif dan tangguh.
Kedua, dunia pendidikan kita menghadapi banyak kendala dan tantangan. Namun dari uraian di
atas, kita optimis bahwa masih ada peluang. Ketiga, alternatif yang ditawarkan di sini adalah
penguatan fungsi keluarga dalam pendidikan anak dengan penekanan pada pendidikan informal
sebagai bagian dari pendidikan formal anak di sekolah.

Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam
pendidikan anak akan membuat kita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan kesalahan
dunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain dalam masyarakat, karena
mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas sektoral. Semakin besar kuantitas individu
dan keluarga yang menyadari urgensi peranan keluarga ini, kemudian mereka membentuk
jaringan yang lebih luas untuk membangun sinergi, maka semakin cepat tumbuhnya kesadaran
kompetitif di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampu bersaing di atas gelombang globalisasi
ini.
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy
(strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak
dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas,
dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun 2020
bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih
bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam globalisasi.

4. Pentingnya Globalisasi Pada pendidikan


Karena Globalisasi sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang didalamnya terdapat
proses mempengaruhi dalam segala bidang terutama dalam ranah pendidikan, yang berimbas
pada nlai-nilai moral, sosial, budaya dan kepribadian yang dapat berdampak positif dan negatif.
Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat
global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses
pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komperehensif dan
fleksibel. Dan dalam merespon globalisasi, kita hendaknya tidak terjebak ke dalam sikap-sikap
ekstrem, mendukung dan menerimanya tanpa reserve atau menolaknya mentah-mentah. Akan
tetapi, hendaknya kita bisa bersikap lebih kritis dan kreatif dengan melakukan penelaahan
terhadap setiap sisi dari globalisasi.

5 .Elemen Yang Bisa Menghadapi Globalisasi Pada Pendidikan

1. Pendidik (Guru)
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

6
Disamping itu, di era global saat ini dituntut adanya fungsi dari keberadaan guru sebagai
tenaga professional, yang mampu meningkatkan martabat serta mampu melaksanakan system
pendidikan nasional dan mewujudkan pendidikn nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa. Maka dari itu, masalah guru
merupakan topik yang tidak pernah habis dibahas dan selalu aktual seiring dengan perubahan
zaman dan pengaruh globalisasi dalam pendidikan, karena permasalahan guru sendiri dan dunia
pendiidkan yang menyangkutnya selalu diperbincangkan.

Pada dasarnya persoalan etika dan moral anak bangsa, bukan hanya permasalahan guru
namun jika yang dituju adalah moral peserta didik (siswa), maka tidak ada alasan untuk guru
dilibatkan. Guru sebagai pengajar dan pendidik, memang tidak hanya harus membina para
murid segi kognitif dan psikomotoriknya demi peningkatan nilai angka. Akan tetapi, seorang
guru sangat dituntut agar apa yang ia kerjakan dipraktekan oleh para muridnya dalam
kehidupan.

Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan juga
kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak terbatas pada pengajaran mata pelajaran, tapi yang
paling penting adalah pencetakan karakter murid. Tantangan persoalan ini memang sangat sulit
bagi seorang guru karena keterbatasan kontrolling pada murid kerap membuatnya kecolongan.

Disamping itu, dalam menghadapi era globalisasi guru dituntut meningkatkan


profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik. Guru juga harus siap menghadapi kata kunci
dunia pendidikan, seperti: kompetisi, transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi. Dengan
demikian kualitas mutu pendidikan harus sangat diperhatikan oleh para guru untuk
menyelamatkan profesinya.

Untuk itu dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa mengembangun tiga
intelegensi dasar siswa. Yaitu: intelektual, emosional, dan moral. Tiga unsur itu harus
ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya agar terpatri dalam dirinya. Kemudian system
pembelajaran yang kreatif dan inovatif juga menjadi penting bagi guru, sehingga dapat
megembangkan seluruh potensi diri siswa, dan memunculkan keinginan bagi siswa untuk maju
yang diikuti ketertarikan untuk menemukan hal-hal baru pada bidang yang diminati melalui
belajr mandiri (self study) yang kuat. Dengan perkembangan bidang teknologi informasi
semakin mendorong dalam kemajuan bidang ilmu pengetahuan, sehingga dunia pendidikan
harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin.

2. Peserta Didik (Siswa)


Selain tugas utama seorang siswa yaitu belajar, seorang siswa juga harus mampu memilah
dan memilih segala pengaruh yang masuk dalam dirinya, baik itu pengaruh dari teman
sebayanya, lingkungannya, maupun media masa. Dampak dari pengaruh globalisasi terhadap
siswa akan sangat mungkin berdampak negativ dan menghancurkan dirinya jika tidak segera
ditanggulangi. Baik pengaruh positif maupun negatif dari globalisasi akan sangat terlihat jelas
bagi siswa dalam perilaku dan tingkah lakunya sehari-hari. Hal itu dikarenakan mereka masih
dalam masa-masa labil, dan masa-masa dimana selalu ingin mencoba sesuatu hal yang
dianggap baru. Hal ini yang perlu diperhatikan bagi orang-rang dewasa yang ada disekitarnya.

Akses internet yang terbuka seluas-luasnya akan berdampak buruk bagi siswa jika digunakan
untuk mengakses video porno, maupun gambar-gambar lainnya yang tidak sepantasnya mereka
akses. Namun akan sangat baik jika akses interet digunakan oleh mereka untuk mencari
informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya karena dunia ini akan terasa sempit melaui
dunia maya. Dua hal yang saling kontradiktif namun sangat dekat sekali, sehingga tidak jarang
yang menyalahgunkan dalam pemanfaatan kemajuan teknologi bagi siswa.

Maka dari itu tiga unsur dasar bagi siswa, yaitu intelektual, emosional, dan moral sangat
penting untuk mereka miliki. Intelektual murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus
globalisasi dan tidak ketinggalan zaman, apalagi sampai terbawa arus. Selain itu, dimensi
emosional dan spiritual siswa juga harus terdidik dengn baik, agar bisa melahirkan perilaku yang
baik dan bisa bertahan diantara pengaruh demoralisasi di era globalisasi dengan prinsip
spiritualnya.

3. Orang Tua
Orang tua atau keluarga dianggap sebagai pendidikan pertama bagi anak sebelum mereka
dikenalkan dengan dunia luar. Pengaruh keluarga juga sangat besar dalam pertumbuhan
seorang anak, karena disamping mempunyai kedekatan secara emosional, mereka juga
mempunyai tingkat kebersamaan yang lebih karena tinggal dalam satu atap atau satu rumah.

Peran orang tua untuk mencari tau segala kegiatan yang dilakukan oleh anak-anaknya sangat
penting, dimana jika keluarga sedikit mengbaikan itu maka akan berdampak pada kepribadian
dan perilaku anak-anaknya yang tidak terkontrol. Orang tua terkadang memberikan sepenuhnya
kepada sekolah dalam mendidik dan mengembangkan potensi anak, padahal tidak sampai disitu
saja karena kontrol dari sekolah terbatas hanya dalam jam pelajaran sekolah.

Mencari tahu segala kegiatan anak tidak harus dengan mengikutinya setiap detik dan setiap
waktu. Namun bisa dilakukan dengan banyak hal dan cara, seperti dengan memberikan
perhatian, menanyakan dengan siapa teman bermain, menanyakan keadaan anak kepada guru-
guru nya di sekolah, dan lain sebagainya.

Hal seperti ini sangat mudah dilakukan, namun terkadang orang tua sibuk dengan kegiatannya
masing-masing bahan tidak mau tahu sehingga anak seringkali terabaikan.

Sumber:
(https://anggaradian.wordpress.com/2011/12/30/pengaruh-globalisasi-terhadap-pendidikan-di-
indonesia/)

BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang telah menjadi bahasan
dalam karya ilmiah ini. Tentu juga karya ilmiah ini banyak kesalahan karena terbatasnya
pengetahuan saya (penulis) serta rujukan atau referensi yang saya(penulis) peroleh. Saya
berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan lugas dari pembaca untuk
kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

2. Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk:
1. Masyarakat agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam hal pendidikan
sehingga pendidikan berjalan dengan lancar.

2. Pemerintah harus menganggarkan dana yang cukup untuk keperluan pendidikan dan
menambah beasiswa bagi guru untuk training.

10

DAFTAR PUSTAKA

(https://anggaradian.wordpress.com/2011/12/30/pengaruh-globalisasi-terhadap-
pendidikan-di-indonesia/)

(www.seocontoh.com/2014/03/contoh-karya-ilmiah-tentang-pendidikan.html)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi)
11

Anda mungkin juga menyukai