Disusun oleh :
KELOMPOK 8
Ari Akbar NPM : 201643500277
Abil Fidha Ismail NPM : 201643500307
Tegar M. Siddiq NPM : 201643500205
Franc Oktaviano NPM : 201643500273
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu waTa'ala yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta
salam semoga tercurahabadikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa
Sallam, Keluarga, Sahabat, dan kepada orang-orang yang mengikuti beliau. Karena
berkat Qudrah dan iradahnya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
“Team Leadership”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar.
Didalam menyusun makalah ini, kami telah berusaha dengan segenap tenaga
dan pikiran, namun tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Tim Penyusun
ii
DAFAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sedangkan tujuan dibuatnya makalah ini adalah memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Keragaman adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik. Keragaman
budaya daerah memang memperkaya khazanah budaya dan menjadi modal yang
berharga untuk membangun Indonesia yang multicultural. Namun, kondisi aneka
budaya itu sangat berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur bagi konflik
dan kecemburuan sosial.
Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu fase
disharmoni dan fase disintegrasi. Disharmoni menunjuk pada adanya perbedaan
pandangan tentang tujuan, nilai, norma, dan tindakan antarkelompok. Disintegrasi
merupakan fase dimana sudah tidak dapat lagi disatukan pandangan, nilai, norma,
dan tindakan kelompok yang menyebabkan pertentangan antarkelompok.
4
Etnosentrisme diartikan sebagai suatu kecenderungan yang melihat nilai
atau norma kebudayaanya sendiri sebagai suatu yang mutlak serta menggunakanya
sebagai tolak ukur kebudayaan lain. Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk
menetapkan semua norma dan nilai budaya orang lain dengan standar budayanya
sendiri.
Rasisme bermakna anti terhadap ras lain atau ras tertentu diluar ras sendiri.
Rasisme dapat muncul dalam bentuk mencemooh perilaku orang lain hanya karena
orang itu berbeda ras dengan kita. Rasisme sebenarnya merupakan bentuk
diskriminasi yang didasarkan pada perbedaan ras.
5
prasangka dan diskriminasi ada hubungan yang saling menguatkan. Selama ada
prasangka, disana ada diskriminasi. Jika prasangka dipandang sebagai keyakinan,
maka diskriminasi mengarah pada tindakan. Tindakan diskriminasi biasanya
dilakukan oleh orang yang memiliki prasangka kuat akibat tekanan tertentu,
misalnya tekanan budaya, adat istiadat, kebiasaan atau hukum.
6
didekatkan, segala keanekaragaman dipandang sebagai kekayaan bangsa, milik
bersama. Sikap inilah yang perlu dikembangkan dalam pola fikir masyarakat kita.
7
penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik
individu kolektif dalam politik, ekonomi, hokum, sosial, budaya, dan aspek
kehidupan lainya.
8
itu, ditetapkannya Imlek sebagai hari libur nasional menunjukkan perkembangan
upaya penghapusan diskriminasi rasial telah berada pada arah yang tepat.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana terdapat
perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa
dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi
ekonomi.
2. Kesetaraan adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama
dan satu tingkatan hierarki.
3. Unsur-unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia yaitu Suku Bangsa
dan Ras, Agama dan Keyakinan, Ideologi dan Politik, Tata Krama,
Kesenjangan Ekonomi serta Kesenjangan Sosial.
4. Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar
kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan
dan kesatuan bangsa, seperti: Perilaku diskriminatif dan rasialis.
5. Diskriminasi adalah tindakan yang melakukan pembedaan terhadap
seseorang atau sekelompk orang berdasarkan ras, agama, suku,
kelompok, golongan, status sosial, kelas sosial, jenis kelamin, kondisi
fisik tubuh, orientasi seksual, pandangan ideologi dan politik, batas
negara serta kebangsaan seseorang
6. Problematika diskriminasi yang timbul dan harus diwaspadai adalah
adanya disintegrasi bangsa.
3.2. Saran
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang
merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang
“majemuk” atau “heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil
interaksi sosial dari banyak suku bangsa dan beraneka ragam latar belakang
kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama yang disebut Kebudayaan
Nasional.
10
Terciptanya “tunggal ika” dalam masyarakat yang “bhineka” dapat
diwujudkan melalui “integrasi kebudayaan” atau “integrasi nasional”. Dalam
hubungan ini, pengukuhan ide “tunggal ika” yang dirumuskan dalam wawasan
nusantara dengan menekankan pada aspek persatuan disegala bidang merupakan
tindakan yang positif. Namun tentu saja makna Bhineka Tunggal Ika ini harus
benar-benar dipahami dan menjadi sebuah pedoman dalam berbangsa dan
bernegara.
11
DAFTAR PUSTAKA
(1) Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar karya Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si. dan
Winarmo, S.Pd., M.Si.
12