Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH BENTUK MUKA BUMI BAGI KEHIDUPAN

D
I
S
U
S
U
N

Oleh:

MEKIDAH SIANTURI

Kelas : X IIS -2
Semester : II
Mata Pelajaran : GEOGRAFI

SMA NEGERI 1 SOSORGADONG


KECAMATAN SOSORGADONG
KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan berkatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
dengan judul “Pengaruh Bentuk Muka Bumi Bagi Kehidupan “ yang disusun
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Sosorgadong
Kecamatan Sosorgadong Tahun Pelajaran 2019/2020

Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak / Ibu yang telah
memberikan saran - saran dalam penulisan tugas ini. Disamping itu juga penulis
tak lupa menyampaikan terimakasih kepada rekan-rekan siswa yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas ini. Semoga tugas ini
bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan sedikit pengetahuan tentang
“Pengaruh Bentuk Muka Bumi Bagi Kehidupan “.

Namun demikian penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan untuk perbaikan tugas ini di masa yang akan datang.

Sosorgadong , 21 januari 2020

Mekidah Sianturi

ii
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1


1.2 Identifikasi Masalah ............................................................. 3
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................ 3
1.4 Perumusan Masalah ............................................................. 4

BAB II : METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Bentuk Muka Bumi............................................................. 5


2.2 Pengaruh baentuk Muka Bumi Bagi Kehidupan................. 6

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................ 14


3.2 Saran ................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 16

BAB I
iii

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Bentuk muka bumi beraneka ragam, seperti dataran rendah, perbukitan,

pegunungan, dataran tinggi serta gunung yang tinggi dan bersalju.Bersama-sama

dengan keadaan tanah dan iklim setempat, bentuk muka bumi tersebut

berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi. Di samping itu, setiap wilayah

dengan karakteristik bentuk muka bumi yang dimilikinya menyediakan sumber

daya alam untuk kehidupan.

Dataran rendah di pesisir laut daerah tropis seperti Indonesia, sangat cocok

untuk budidaya perikanan, seperti pertambakan, perikanan laut, dan budidaya

rumput laut. Laut dan perairan pantai kita sesungguhnya kaya akan ikan, namun

belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini disebabkan nelayan kita masih

tergolong tradisional, dan dalam penangkapan ikan di laut belum menggunakan

teknologi modern, misalnya belum menggunakan teknik penginderaan jauh,

sehingga hasil tangkapannya masih sangat terbatas. Di beberapa wilayah, seperti

di perairan Maluku, Irian dan selat Karimata, banyak nelayan-nelayan asing yang

menangkap ikan tanpa izin pemerintah Indonesia.

Di dataran rendah lainnya, berbagai tanaman tropis dapat tumbuh dengan

subur, seperti kelapa, karet, kelapa sawit, padi, jagung, dan lain-lain. Berbagai

jenis tanaman ini bila diusahakan dengan sungguh-sungguh dan menggunakan

teknologi modern, merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan dunia

internasional. Masalahnya adalah, petani petani kita juga masih tergolong petani

tradisional. Mereka menjadi petani karena keturunan, dan pengetahuannya tentang


I1
pertanian masih kurang memadai. Teknologi pertanian modern juga belum banyak

dikuasai.

Di dataran rendah diberbagai belahan dunia, terdapat lahan-lahan pertanian

yang subur, sehingga di daerah itu muncul berbagai kebudayaan dan peradaban

yang tinggi. Kita telah mengenal peradaban yang tinggi di daerah Mesopotamia

(Asia Barat), Mesir (Afrika), Lembah Indus (Pakistan), India, China, Maya

(Amerika tengah), kesemuanya berada di dataran rendah yang subur.

Di daerah pegunungan dan dataran tinggi, yang suhu udaranya cukup

sejuk, sangat cocok untuk usaha berbagai tanaman hias, buah-buahan, dan sayur -

sayuran. Buah-buahan dan sayuran tropis sangat dibutuhkan oleh orang-orang di

daerah pegunungan dan dataran tinggi, yang suhu udaranya cukup sejuk, sangat

cocok untuk usaha berbagai tanaman hias, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Buah-

buahan dan sayuran tropis sangat dibutuhkan oleh orang-orang di daerah dingin,

seperti Eropa, Amerika Utara, Jepang, Korea, dan Australia. Masih banyak

dibutuhkan ahli-ahli untuk membudidayakan komoditas tersebut, sehingga kita

bisa bersasing dengan Thailand, Taiwan dan negara maju di Asia lainnya, yang

telah mampu mengekspor hasil buah-buahan dan sayur-sayuran.

Oleh karena di daerah pegunungan dan dataran tinggi ersebut suhu

udaranya dingin, maka jenis tanaman yang dapat diusahakan juga berbeda dengan

dataran rendah. Jenis-jenis tanaman kopi, teh, kakao (cokelat), sangat cocok

diusahakan di daerah ini. Yang perlu diperhatikan adalah, cara bercocok tanam di

daerah pegunungan, yaitu harus disesuaikan dengan kontur atau kemiringan

lereng. Bila hal ini diabaikan maka akan terjadi erosi sehingga dapat

I2
mengakibatkan berbagai kerusakan, seperti: tanah longsor, dan tanah pertanian

menjadi tandus.

Di daerah pegunungan umumnya memiliki persediaan air yang melimpah

baik air tanah maupun air permukaan. Persediaan air yang melimpah ini dapat

dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk keperluan irigasi,

pemenuhan kebutuhan air minum, perikanan, dan pembangkit tenaga listrik. oleh

karena itu persediaan air ini harus dilestarikan, dengan cara tidak menggunduli

hutan dan menjaga agar peresapan air dapat berlangsung dengan sempurna. Oleh

karena itu penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:

“Pengaruh Bentuk Muka Bumi Bagi Kehidupan”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang terjadi sebagai berikut:

1. Masih rendahnya pemahaman tentang bentuk muka bumi.

2. Masih rendahnya pemahaman faktor kehidupan.

3. Masih kurangnya pemahaman tentang pengaruh bentuk muka bumi bagi

kehidupan.

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor Bentuk muka bumi beraneka ragam, seperti

dataran rendah, perbukitan, pegunungan, dataran tinggi serta gunung yang tinggi

dan bersalju.Bersama-sama dengan keadaan tanah dan iklim setempat, bentuk

muka bumi tersebut berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi. Di samping

I3
itu, setiap wilayah dengan karakteristik bentuk muka bumi yang

dimilikinya menyediakan sumber daya alam untuk kehidupan.. Oleh karena itu,

penulis hanya mengambil salah satu dari beberapa faktor yang disebut yakni

Pengaruh Bentuk Muka Bumi Bagi Kehidupan.

1.4. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian merupakan hal penting karena apabila

salah satu hilang dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah. Dari keterangan ini

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Bentuk Muka Bumi?

2. Bagaimanakah Kehidupan dibumi?

3. Bagaimanakah Pengaruh Bentuk Muka Bumi bagi Kehidupan ?

I4
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Bentuk Muka Bumi

Bentuk muka bumi beraneka ragam, seperti dataran rendah, perbukitan,

pegunungan, dataran tinggi serta gunung yang tinggi dan bersalju.Bersama-sama

dengan keadaan tanah dan iklim setempat, bentuk muka bumi tersebut

berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi. Di samping itu, setiap wilayah

dengan karakteristik bentuk muka bumi yang dimilikinya menyediakan sumber

daya alam untuk kehidupan.

Secara garis besar, sebenarnya bentuk muka bumi di Indonesia ini bisa

dikelompokkan menjadi daerah pegunungan, daerah daratan, daerah pantai dan

daerah perairan.Bentuk muka bumi dari suatu daerah ini berkaitan erat dengan

kegiatan/aktivitas ekonomi penduduk di daerah/wilayahnya tersebut. Kegiatan

ekonomi penduduk dipengaruhi juga dengan bentuk dari muka bumi Indonesia

yang bisa dibedakan pada daerah pegunungan, dataran, pantai, serta perairan.

Permukaan bumi mengalami perubahan baik secara evolusi (lambat)

maupun revolusi (cepat). Perubahan ini disebabkan adanya tenaga endogen dan

eksogen. Terbentuknya pegunungan, gunung, dataran rendah, dataran tinggi, atau

lembah merupakan hasil aktivitas tenaga endogen. Begitu pula proses pelapukan,

erosi, dan sedimentasi sebagai tenaga eksogen berpengaruh terhadap pembentukan

muka bumi. Adanya keragaman bentuk muka bumi ini menyebabkan perbedaan

berbagai aspek, antara lain : iklim, kesuburan tanah, tata air, dan unsur-unsur

lainnya.Adanya bentuk dari muka bumi yang justru sangat beraneka ragam ini

I5
menimbulkan beberapa perbedaan dalam segi kegiatan ekonomi penduduk antara

yang satu daerah dengan daerah lainnya.

2.2. Pengaruh Bentuk Muka Bumi Bagi Kehidupan


Bentuk muka bumi beraneka ragam, seperti dataran rendah, perbukitan,

pegunungan, dataran tinggi serta gunung yang tinggi dan bersalju.Bersama-sama

dengan keadaan tanah dan iklim setempat, bentuk muka bumi tersebut

berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi. Di samping itu, setiap wilayah

dengan karakteristik bentuk muka bumi yang dimilikinya menyediakan sumber

daya alam untuk kehidupan. Adanya bentuk dari muka bumi yang justru sangat

beraneka ragam ini menimbulkan beberapa perbedaan dalam segi kegiatan

ekonomi penduduk antara yang satu daerah dengan daerah lainnya.Perbedaan ini

juga disebabkan oleh adanya pengaruh perbedaan dari iklim, jenis tanah, tumbuh-

tumbuhan, hewan, Sumber Daya Alam (SDA), serta tingkat dari kemampuan

penduduk itu sendiri.

Perbedaan semua aspek tersebut tentu saja berpengaruh terhadap mahluk

hidup (tumbuhan, hewan, dan manusia) di sekitarnya. Pernahkah Anda berfikir,

kenapa hampir di setiap daerah memiliki kekhasan tumbuhan, hewan, dan juga

kehidupan manusia. Mengapa pohon kurma hanya tumbuh subur di daerah Arab

(padang pasir)? Mengapa pohon teh dan kopi tumbuh subur di daerah

pegunungan? Mengapa Jerapah lehernya panjang? Mengapa orang Eskimo selalu

memakai baju tebal? Atau mengapa kebiasaan nelayan menangkap ikan pada

malam hari padahal secara logika lebih terang pada siang hari? Dan mungkin

banyak lagi pertanyaan-pertanyaan serupa di benak Anda. Semua gejala itu

I6
merupakan adaptasi atau penyesuaian mahluk hidup terhadap alam sekitarnya.

Memang mahluk hidup termasuk manusia tidak bisa hidup tanpa alam. Atau lebih

khususnya mahluk hidup juga tidak bisa bertahan hidup apabila tidak bisa

menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya. Itulah sebabnya mengapa orang

Eskimo memakai baju tebal, karena di sana iklimnya dingin. Begitu pula para

nelayan menangkap ikan di malam hari karena angin darat yang berhembus ke

laut membantu mereka dalam perjalanan ke tengah laut.

Akibat adanya proses adaptasi manusia terhadap lingkungan ini melahirkan

kebiasaan yang berbeda. Corak kehidupan di daerah pegunungan berbeda dengan

manusia yang tinggal di dataran rendah, begitupun sebaliknya. Pada bahasan kali

ini kita fokuskan pada pengaruh bentuk muka bumi terhadap kehidupan di daerah

pegunungan dan dataran rendah dari aspek tumbuhan, mata pencaharian,

makanan, pakaian, bentuk rumah, dan sistem transportasi.

1. Kehidupan di Daerah Pegunungan

Bagi Anda yang tinggal di daerah pegunungan tentunya bisa berceritera

banyak tentang kehidupan manusia di sekitarnya. Pegunungan atau gunung

memiliki iklim yang sejuk. Karena angin yang datang dari arah laut setelah

mencapai daerah pegunungan dan gunung, naik ke atas. Akhirnya angin menjadi

lebih dingin, sehingga menimbulkan awan terjadilah hujan di sekitarnya.

Banyaknya hujan ini di samping tanahnya subur (banyak mengandung humus)

menimbulkan tumbuh suburnya berbagai jenis tumbuhan. Hutan lebat dengan

berbagai jenis tumbuhan subur. Adanya hutan lebat ini menahan terjadinya tanah

longsor dan banjir di saat terjadinya hujan. Hutan juga dapat menyimpan air,

I7
sehingga di sekitarnya banyak ditemukan mata air yang sangat bermanfaat bagi

mahluk hidup. Hutan juga berfungsi menetralisir polusi udara. Oleh karena itu

hutan terutama hutan tropis sering disebut sebagai paru-paru dunia.

Secara umum daerah pegunungan dapat digolongkan menjadi dua yaitu

daerah pegunungan rendah dan daerah pegunungan tinggi. Daerah pegunungan

rendah memiliki ketinggian berkisar 600 s.d. 1.500 meter, sedangkan daerah

pegunungan tinggi memiliki ketinggian sekitar 1.500 s.d. 2.500 meter di atas

permukaan laur. Adanya perbedaan ketinggian ini tentu saja berpengaruh terhadap

iklim. Daerah pegunungan rendah memiliki suhu antara 17 s.d. 22 derajat Celcius,

sehingga daerah ini sering disebut daerah sedang. Daerah seperti ini misalnya di

pegunungan Sulawesi Utara, Pegunungan Kidul, Pegunungan Muler, dan daerah

lainnya. Daerah pegunungan tinggi memiliki suhu udara yang sejuk yaitu berkisar

antara 11 s.d. 17 derajat Celcius. Daerah seperti ini contohnya di Dataran Tinggi

Bandung, Bukit Barisan, Pegunungan Dieng, Pegunungan Tengger, dan daerah

lainnya. Karena suhu udaranya yang sejuk ini, pakaian penduduk biasanya tebal.

Hasil utama hutan adalah kayu. Kayu ini sangat diperlukan untuk berbagai

kebutuhan manusia, di antaranya untuk kayu bakar, bangunan, mebel, bahan

kertas, dan lainnya. Di samping itu hutan juga dapat menghasilkan rotan, buah-

buahan, getah, dan lain-lain. Oleh karena itu penduduk sekitar hutan banyak yang

bermata pencaharian mencari hasil hutan, seperti kayu bakar, kayu, rotan, buah-

buahan, atau jenis getah untuk dijual ke daerah perkotaan.

Di daerah pegunungan juga dihasilkan bahan tambang, seperti biji besi,

tembaga, nikel, timah putih, emas, perak dan jenis bahan tambang

lainnya.Tambang belerang juga umumnya ditemukan di daerah sekitar gunung

I8
api. Adanya jenis bahan tambang ini tentu juga berpengaruh terhadap mata

pencaharian penduduk setempat. Di sekitar daerah pertambangan, banyak

penduduk yang bermatapencaharian menjadi buruh tambang. Bakan tidak sedikit

di antara mereka bertindak sebagai penambang liar. Misalnya di daerah

Kalimantan Tengah ditemukan daerah penambangan emas liar yang dilakukan

oleh masyarakat sekitarnya.

Daerah pegunungan umumnya memiliki tanah yang subur, karena

disamping daerah vulkanis juga memiliki curah hujan yang tinggi. Kesuburan

tanah ini berpengaruh terhadap mata pencaharian penduduk sekitarnya. Umumnya

penduduk daerah pegunungan menggantungkan hidupnya dari pertanian dan

perkebunan. Tanaman yang mereka tanam seperti kina, teh, kopi, sayur-sayuran,

dan berbagai jenis buah-buahan. Di daerah pegunungan rendah banyak pula yang

menanam padi dan tembakau sebagai mata pencaharian mereka. Hasil pertanian

dan perkebunan ini selain mereka konsumsi sendiri, juga dijual ke daerah

perkotaan dalam memenuhi keperluan hidup mereka.

Kebiasaan penduduk di daerah pegunungan menyesuaikan dengan alam

sekitar mereka. Di daerah pegunungan tinggi biasanya memakai pakaian yang

tebal terutama pada malam dan pagi hari, karena suhu udara terasa dingin. Rumah

mereka biasanya dibangun di lereng. Rumah di daerah tinggi yang dingin dibuat

tertutup agar hangat. Sedangkan di daerah rendah dibuat terbuka dengan ventilasi

lebar agar udara dapat bebas bersirkulasi. Umumnya rumah mereka mengelompok

pada daerah yang agak datar. Pengelompokan perumahan ini biasanya membentuk

ikatan kekeluargaan yang erat, sehingga kehidupan mereka tampak rukun dan

damai. Di daerah pegunungan rendah rumah biasanya dibangun pada sebuah

I9
dataran tinggi, sehingga dapat menampung penduduk yang relatif banyak.

Biasanya daerah pegunungan rendah ini penduduknya lebih padat dibandingkan

daerah pegunungan tinggi.

Daerah pegunungan memiliki alam yang berbukit-bukit. Tidak sedikit di

antara bukit dipisahkan oleh lembah, lereng atau sungai. Kondisi alam seperti ini

kurang menguntungkan dalam bidang transportasi. Untuk berjalan kaki saja

dirasakan berat, karena harus mendaki (naik dan turun). Oleh karena itu

pembangunan jalan raya atau jalan kereta api relatif sulit dan memerlukan biaya

besar. Namum jika daerah pegunungan berhasil dibangun jalan raya atau jalan

kereta, hasilnya sangat menarik. Misalnya jalan raya di kawasan Puncak Bogor

Jawa Barat yang berkelok-kelok, apabila dilihat dari bagian atas atau dari udara

sungguh indah. Begitu pula jalan kereta api di sekitar Purwakarta Jawa Barat atau

Lembah Anai Sumatera Barat tampak indah dihiasi banyaknya jembatan yang

menghubungkan antar bukit, bahkan jalan kereta api harus menembus gunung

(terowongan).

2. Kehidupan Di Daerah Dataran Rendah

Umumnya dataran rendah di Indonesia merupakan dataran hasil endapan

oleh air, atau sering disebut dataran aluvial. Biasanya dataran aluvial, tanahnya

subur dan sangat baik untuk daerah pertanian, perkebunan, pemukiman, atau juga

untuk industri. Apalagi daerah seperti ini yang dialiri sungai dapat lebih

memenuhi kebutuhan air tawar untuk pertanian, perumahan, dan juga industri.

Kalau kita membuka sejarah, memang nenek moyang kita umumnya hidup di

10
sekitar aliran sungai. Oleh karena itu biasanya daerah yang dekat dengan aliran

sungai penduduknya padat sehingga banyak daerah pinggir sungai yang

berkembang menjadi kota.

Bahan endapan aluvium mampu menyerap dan menahan air di dalamnya.

Karena itu di wilayah ini mempunyai air tanah yang banyak. Hal ini dapat kita

perhatikan daerah di sekitar Jakarta. Di Jakarta penduduknya padat. Hampir

semua rumah memiliki dan menggunakan air tanah untuk keperluan rumah

tangga. Apalagi untuk industri, perkantoran, atau hotel memerlukan air tanah yang

sangat banyak. Bisa dibayangkan berapa juta liter air yang disedot setiap harinya

di areal Jakarta.

Umumnya dataran rendah dan delta sangat baik untuk lahan pertanian.

Pengolahan tanah bisa lebih mudah karena tanahnya datar dan tidak keras.

Pengaturan air, dan transportasinya juga lebih mudah bila dibandingkan daerah

dataran tinggi. Karena itu di daerah ini mata pencaharian penduduknya banyak

yang bertani. Tanaman yang cocok adalah padi, tebu, jagung, kelapa, dan

palawija. Umumnya pertanian di daerah ini memiliki areal yang luas dan bisa

menghasilkan produksi pertanian yang besar. Misalnya di jalur pantai Utara Jawa

Barat merupakan salah satu penghasil padi terbesar, sehingga sering disebut

lumbung padi nasional.

Daerah dataran rendah juga dapat berupa daerah pantai. Umumnya

penduduk yang tinggal di sekitar pantai bermatapencaharian sebagai nelayan. Ada

pula di beberapa daerah para nelayan selain menangkap ikan laut, mereka juga

membudidayakan tambak. Misalnya di pantai Timur Sumatera dan pantai Utara

11
Jawa tidak sedikit para nelayan yang membudidayakan tambak udang. Lain

halnya dengan di sekitar pantai curam, seperti di pantai Selatan Pulau Jawa,

penduduknya selain sebagai nelayan juga bercocok tanam.

Dalam kenyataannya tidak semua dataran rendah tanahnya subur. Daerah rawa-

rawa, seperti di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya tanahnya tidak

subur. Karena terlalu lama tergenang oleh air, sehingga unsur haranya sudah habis

tercuci. Daerah rawa masih belum dimanfaatkan secara optimal. Hanya sebagian

kecil rawa-rawa yang dimanfaatkan sebagai sawah pasang surut atau dijadikan

tambak udang, misalnya di rawa-rawa sempit daerah Jawa, Sumatera, Bali,

Sulawesi, dan daerah lainnya.

Dataran rendah mempunyai ketinggian di bawah 600 meter di atas

permukaan laut. Suhu udaranya berkisar antara 22 s.d. 27 derajat Celcius,

sehingga termasuk daerah panas. Di Indonesia banyak ditemukan daerah dataran

rendah, misalnya pantai Timur Sumatera, pantai Utara Pulau Jawa, pantai Barat

dan Selatan Kalimantan, pantai Utara Irian Jaya, dan banyak lagi daerah lainnya.

Karena udaranya panas, biasanya bentuk rumah di daerah ini memiliki ventilasi

yang lebar dan banyak, sehingga memudahkan sirkulasi udara. Jenis pakaian juga

dipilih dari kain yang relatif tipis dan sejuk. Mereka biasanya menghindari

pakaian dari bahan yang tebal.

Dataran rendah umumnya berpenduduk padat. Begitu pula kota-kota besar

juga umumnya berada di dataran rendah. Sebut saja kota Jakarta, Medan,

Semarang, Surabaya, Banjarmasin, dan banyak lagi kota lainnya semuanya berada

di dataran rendah. Barangkali Anda bertanya kenapa hampir semua kota berada di

dataran rendah, tidak di pegunungan? Dataran rendah tanahnya relatif luas, sarana

12
dan prasarana juga mudah dibangun, tanahnya relatif subur dan mempunyai

cadangan air yang cukup. Semua itu mendukung pertumbuhan daerah dataran

rendah menjadi sebuah kota. Karena itu dataran rendah secara umum

penduduknya lebih cepat maju. Mata pencaharian penduduk lebih bervariasi, ada

yang bertani, nelayan, berdagang, industri, maupun bergerak dalam bidang jasa.

Pembangunan sarana transportasi di dataran rendah juga lebih

menguntungkan. Perjalanan bisa lebih cepat karena jalannya lurus dan tidak

mendaki. Biaya pembuatan dan pemeliharaan jalan juga lebih murah dan mudah.

Tidak heran di dataran rendah banyak ditemukan jenis sarana transportasi, mulai

dari sepeda, beca, motor, mobil, kereta api, pesawat udara, dan lain-lain. Di

sebagian dataran rendah juga banyak yang memanfaatkan sungai sebagai sarana

transportasi. Misalnya di daerah Sumatera dan Kalimantan banyak penduduk yang

menggunakan perahu sebagai sarana transportasi

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bentuk muka bumi beraneka ragam, seperti dataran rendah, perbukitan,

pegunungan, dataran tinggi serta gunung yang tinggi dan bersalju.Bersama-sama

dengan keadaan tanah dan iklim setempat, bentuk muka bumi tersebut

berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi. Di samping itu, setiap wilayah

dengan karakteristik bentuk muka bumi yang dimilikinya menyediakan sumber

daya alam untuk kehidupan.

Secara garis besar, sebenarnya bentuk muka bumi di Indonesia ini bisa

dikelompokkan menjadi daerah pegunungan, daerah daratan, daerah pantai dan

daerah perairan.Bentuk muka bumi dari suatu daerah ini berkaitan erat dengan

kegiatan/aktivitas ekonomi penduduk di daerah/wilayahnya tersebut. Kegiatan

ekonomi penduduk dipengaruhi juga dengan bentuk dari muka bumi Indonesia

yang bisa dibedakan pada daerah pegunungan, dataran, pantai, serta perairan.

Permukaan bumi mengalami perubahan baik secara evolusi (lambat)

maupun revolusi (cepat). Perubahan ini disebabkan adanya tenaga endogen dan

eksogen. Terbentuknya pegunungan, gunung, dataran rendah, dataran tinggi, atau

lembah merupakan hasil aktivitas tenaga endogen. Begitu pula proses pelapukan,

erosi, dan sedimentasi sebagai tenaga eksogen berpengaruh terhadap pembentukan

muka bumi. Adanya keragaman bentuk muka bumi ini menyebabkan perbedaan

berbagai aspek, antara lain : iklim, kesuburan tanah, tata air, dan unsur-unsur

lainnya.Adanya bentuk dari muka bumi yang justru sangat beraneka ragam ini

14
menimbulkan beberapa perbedaan dalam segi kegiatan ekonomi penduduk antara

yang satu daerah dengan daerah lainnya.

3.2. Saran

1. Bagi rekan-rekan siswa bahwa hasil penulisan makalah ini sangat


bermanfaat dalam memahami dan mengembangkan pengetahuan siswa
dalam upaya memahami pengaruh bentuk muka bumi bagi kehidupan.
2. Bagi guru disarankan agar selalu memperhatikan dan memotivasi siswa
dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pelajaran Geografi
tentang pengaruh bentuk muka bumi bagi kehidupan.
3. Bagi pemerintah diharapkan supaya melakukan pembenahan terhadap
masyarakat melalui sosialisasi tentang arti pentingnya memahami
pengaruh bentuk muka bumi bagi kehidupan demi kelangsungan hidup
manusia itu sendiri

15
DAFTAR PUSTAKA

https://sobatmateri.com/3-pengaruh-bentuk-muka-bumi-terhadap-kehidupan/

http://farisyalwan.blogspot.com/2009/03/pengaruh-bentuk-muka-bumi-terhadap.html

http://www.habibullahurl.com/2016/02/dampak-bentuk-muka-bumi.html

https://bukumaterisekolah.blogspot.com/2013/05/pengaruh-bentuk-muka-bumi-

terhadap.html

https://www.slideshare.net/cindyaulia1/bentuk-muka-bumi-dan-pengaruhnya-

terhadap-aktivitas-penduduk-indonesia

https://www.msyarifah.my.id/dampak-keragaman-bentuk-muka-bumi-terhadap-

kehidupan/

http://geografisku.blogspot.com/2018/04/bentuk-muka-bumi-dan-pengaruhnya-bagi-

kehidupan.html

16

Anda mungkin juga menyukai