Anda di halaman 1dari 34

STUDI KASUS

GEMPA YANG TERJADI DI PULAU SULAWESI TAHUN 2012-2022


Dosen Pengampuh : Pak Hendra, S.Si., S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:

Sara Sanggita Dama

Kania Maulia Rizky

Lowan Igrisa

Rumiati Ismail

Hapsa Meradji

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


GEMPA YANG TERJADI DI PULAU SULAWESI 2012-2022

NO KASUS DAN WAKTU SUMBER


LOKASI
1 Gempa di Kabupaten 18 Agustus 2012 https://sulteng.antaranews.com/,
Sigi, Sulawesi pada pukul https://id.wikipedia.org/
Tengah 17:42 WITA
2 Gempa yang terjadi Minggu, 29 https://vsi.esdm.go.id/
di Kota Bitung Desember 2013,
pukul 23:37:36
WITA
3 Gempa yang terjadi Selasa, 29 https://regional.kompas.com/
di Kota Kendari Oktober 2013
pukul 18.16 Wita.
4 Gempa yang terjadi 14 Januari 2014, https://vsi.esdm.go.id/
di Banggai, Sulteg pukul 21:18:46
WIB
5 Gempa yang terjadi Rabu 26 https://www.mongabay.co.id/
di Sulawesi Utara November 2014
6 Gempa yang terjadi 16 Maret 2015, https://vsi.esdm.go.id/
di Banggai, Sulteng pukul 06:17:15
WIB
7 Gempa yang terjadi 8 Februari 2015, https://m.bisnis.com/
di Mamuju, Sulbar pukul 22:09:07
WIB
8 Gempa yang terjadi Rabu, 7 https://vsi.esdm.go.id/
di Palu, Sulteng September 2016
pukul 21:32:39
WIB.
9 Gempa yang terjadi Senin, 11 Januari https://sultra.antarnews.com
di Kepulauan Talaud, 2016, pukul
Sulut 23:38:08 WIB
10 Gempa yang terjadi Hari Senin, 31 https://bmkg.go.id
di Makasar, Sulsel Oktober 2016,
pukul 17.18.14
WIB
11 Gempa yang terjadi 10 Januari 2017 www.bmkg.go.id
di Sulawesi Utara pukul 13:13:48
WIB atau
14:13:48 WITA.
12 Gempa yang terjadi 25 November https://vsi.esdm.go.id/
di Palu, Sulteng 2017, pukul
16:14:49 WIB.
13 Gempa yang terjadi Minggu, 18 https://vsi.esdm.go.id/
di Gorontalo Maret 2018,
pukul 19:35 WIB
14 Gempa yang terjadi Jumat, 28 https://bmkg.go.id
di Donggala, Sulteng September 2018,
pukul 17.02 WIB
15 Gempa terjadi di Selasa, 27 https://vsi.esdm.go.id/index.
Timur Laut Buol, Agustus 2019,
Sulawesi Tengah pukul 13:31:23
WIB
16 Gempa terjadi di Minggu, 29 https://vsi.esdm.go.id/index.
Barat Laut September 2019,
Melonguane, pukul 09:02:21
Sulawesi Utara WIB
17 Gempa terjadi di Rabu, 9 https://vsi.esdm.go.id/index.
Kabupaten Talaud, September 2020,
Sulawesi Utara pukul 10:41 WIB
18 Gempa terjadi di Rabu, 16 https://vsi.esdm.go.id/index.
Kabupaten Sangihe, Desember 2020,
Provinsi Sulawesi pukul 06:21:58
Utara WIB
19 Gempa yang tejadi di 15 Januari 2021, https://vsi.esdm.go.id/
Mamuju, Sulbar
pukul 02.28
WITA.
20 Gempa yang terjadi Selasa tanggal 14 https://vsi.esdm.go.id/index
Sulawesi Selatan
Desember 2021

21 Gempa yang terjadi Rabu, 8 Juni 2022 https://vsi.esdm.go.id/index.


di Kabupaten pukul 12:32 WIB
Mamuju, Sulbar
22 Gempa yang terjadi Sabtu, 12 https://regional.kompas.com/
di Gorontalo Utara November 2022
pukul 19.01
WITA
A. Gempa yang terjadi tahun 2012
a. Lokasi Kejadian
Terjadinya Gempa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Gempa
Bumi Sulawesi Tengah 2012 adalah gempa bumi darat kekuatan
6,2 Skala Richter yang terjadi di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi
Tengah, Indonesia pada pukul 17:42 WITA tanggal 18 Agustus 2012.
Pusat gempa berada di Bulili atau sekitar 56 Km dari Kota Palu dengan
kedalaman 10 Km. Gempa pada hari terakhir bulan Ramadan ini
menewaskan 6 orang. Guncangan gempa juga dirasakan cukup kuat di
sejumlah wilayah seperti Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten
Parigi Moutong, Kabupaten Poso dan sekitarnya.
b. Dokumentasi

c. Waktu Kejadian
Gempa bumi terjadi pada tanggal 18 Agustus 2012 pada pukul
17:42 WITA
d. Penyebab Kejadian
Wilayah pusat gempa merupakan bagian dari sesar Palukoro. Sesar
Palukoro dikatahui bergerak rata-rata 3 cm per tahun sehingga sangat
berbahaya. Sesar ini diprediksi memiliki panjang sekitar 500 Km dan
setengahnya berada di daratan membelah Pulau Sulawesi mulai
dari Teluk Palu hingga Teluk Bone.
e. Dampak Gempa Bumi
Intensitas gempa mencapai VI-VII MMI dengan waktu getaran
selama 15 detik. Gempa ini mengakibatkan 6 orang tewas dan 17
lainnya luka-luka karena tertimpa reruntuhan bangunan. Selain itu juga
menyebabkan 1.097 unit rumah lebih rusak ringan hingga berat belum
termasuk tujuh rumah ibadah, tiga sekolah, dan sebuah
kantor desa. Kerusakan parah terjadi di
tiga kecamatan Gumbasa, Kecamatan Kulawi, Kecamatan
Nokilalaki dan Kecamatan Lindu. Gempa bumi juga
menyebabkan tanah longsor di sejumlah titik berada di perbatasan
Kecamatan Gumbasa dan Kulawi hingga menutup sebagian badan
jalan akibatnya wilayah tersebut terisolasi.
f. Mitigasi
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Bartolomeus Tandigala mengemukakan Senin, hingga Senin siang,
jumlah korban yang meninggal akibat bencana ini telah bertambah
menjadi enam orang. Belum diketahui persis identitas para korban itu
namun dikethaui bahwa empat korban berasal dari Kecamatan Lindu,
dan satu orang dari Kecamatan Kulawi serta satu lainnya dari
Kecamatan Gumbasa.
Bangunan rumah penduduk yang rusak berat dan ringan tercatat 1.097
buah, belum termasuk tujuh buah rumah ibadah, tiga sekolah dan
sebuah kantor desa, sementara pengungsi ratusan jiwa.
Sumber:https://sulteng.antaranews.com/,
https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Sulawesi_Tengah_2012#:~:tex
t=Gempa%20Bumi%20Sulawesi%20Tengah%202012%20adalah%20gem
pa%20bumi%20darat%20kekuatan,Palu%20dengan%20kedalaman%2010
%20Km.
B. Gempa yang Terjadi di Tahun 2013
1. Gempa yang terjadi di Kota Bitung
a. Lokasi Kejadian
Bersama ini, kami sampaikan laporan tanggapan terjadinya gempa
bumi di Timur kota Bitung, provinsi Sulawesi Utara berdasarkan
informasi yang diperoleh dari BMKG, USGS Amerika Serikat, dan
data-data lain sebagai berikut:
Gempa bumi terjadi pada hari Minggu, tanggal 29 Desember 2013,
pukul:23:37:36 WITA. Berdasarkan informasi dari BMKG, pusat
gempa bumi berada pada koordinat 1,44° LU dan 126,32° BT, dengan
magnituda 5,7 SR pada kedalaman 10 Km, berjarak 129 Km Timur
kota Bitung, Sulawesi Utara. Sedangkan menurut USGS, pusat gempa
bumi berada pada koordinat 1,292° LU dan 126,279° BT, dengan
magnituda 5,7 Mw pada kedalaman 33,3 Km dan berjarak123 km
Timur kota Bitung, Sulawesi Utara.
Kondisi geologi daerah terkena gempa bumi: Pusat gempa bumi
berada di Laut. Daerah yang terdekat dengan pusat gempa bumi
terutama daerah pantai timur Sulawesi Utara. Sebagian besar daerah
tersebut tersusun oleh endapan aluvium, endapan gunung api Kuarter,
dan endapan gunung api Tersier. Pada daerah yang disusun oleh
endapan aluvium dan endapan gunung api Kuarter yang terlapukkan
diperkirakan goncangan gempa bumi akan lebih kuat karena batuan ini
bersifat urai, lepas, belum kompak dan memperkuat efek getaran,
sehingga rentan terhadap goncangan gempa bumi.
b. Dokumentasi
c. Waktu Kejadian
Gempa bumi terjadi pada hari Minggu, tanggal 29 Desember 2013,
pukul:23:37:36 WITA.
d. Penyebab Kejadian
Berdasarkan posisinya diperkirakan sumber gempabumi
berasosiasi dengan zona tumbukan mikrolempeng Sangir Thrust dan
Pematang Talaud-Mayu
e. Dampak Gempa Bumi
Berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA)
Lokon di Tomohon dan PGA Tangkoko di Bitung, goncangan
gempabumi dirasakan di Kota Bitung, Tomohon dan Tondano dengan
parameter gempabumi sebagai berikut :
Sumber Amplitudo Max. Lama Gempa Skala MMI
Informasi
PGA Tangkolo, 55 mm 220 detik III-IV
Bitung
PGA Lokon, 59 mm 440 detik II-III
Tomohon

Sumber: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gempabumi-a-
tsunami/kejadian-gempabumi-a-tsunami/284-tanggapan-gempa-
bumi-bitung-29-desember-2013
2. Gempa yang terjadi di Kecamatan Mandonga, Kota Kendari
a. Lokasi Kejadian
Gempa berkekuatan 4,6 skala Richter mengguncang Kendari pada
Selasa (29/10/2013) pukul 18.16 Wita. Sebagian warga sempat panik
dan keluar rumah akibat gempa tersebut. Hermin, salah seorang warga
Kendari yang tengah melakukan pertemuan di salah satu hotel di
Kendari, terpaksa menghentikan kegiatannya. "Peserta rapat panik dan
berhamburan keluar dari aula pertemuan. Jadi, presentasi terpaksa
dihentikan sementara karena kami kaget," tuturnya, Selasa
(29/10/2013). Beberapa warga di Kecamatan Mandonga, Kota
Kendari, berhamburan keluar rumah saat gempa berlangsung. Belum
ada laporan kerusakan yang timbul akibat gempa. Menurut catatan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi
Sulawesi Tenggara, pusat gempa terjadi di pegunungan Meluhu,
Kabupaten Konawe. Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan
tsunami. "Lokasi gempa 3,82 lintang selatan-122.28 lintang utara dan
31,7 bujur timur dengan kedalaman 9 kilometer. Kedalaman seperti
itu, kemungkinan timbul kerusakan atau tsunami sangat kecil," kata
Fatuhri Suwardi, Kepala BMKG Kendari, Selasa (29/10/2013).
Menurutnya, gempa susulan akan terjadi, tetapi getarannya lebih kecil
dari gempa awal. Dijelaskan Suwardi, gempa itu terjadi akibat adanya
tekanan rendah ke tekanan tinggi pada patahanLasolo.
b. Waktu Kejadian
Gempa bumi yang terjadi pada hari Selasa, 29 Oktober 2013 pukul
18.16 Wita.
c. Penyebab Kejadian
Menurutnya, gempa susulan akan terjadi, tetapi getarannya lebih
kecil dari gempa awal. Dijelaskan Suwardi, gempa itu terjadi akibat
adanya tekanan rendah ke tekanan tinggi pada patahan Lasolo. "Sesar
atau patahan Lasolo itu masih aktif dan akan sering terjadi gempa-
gempa kecil, yang disebabkan oleh arus konveksi. Namun, dampaknya
tidak akan menimbulkan retakan keras, tergantung dari struktur
bangunan yang ada di wilayah gempa tersebut," tambahnya.

Sumber:https://regional.kompas.com/read/2013/10/29/1904546/Gempa
.Guncang.Kendari.Warga.Berhamburan
C. Gempa yang Terjadi pada Tahun 2014
1. Gempa bumi yang terjadi di Banggai, Sulawesi Tengah
a. Lokasi Kejadian
Bersama ini, kami sampaikan laporan tanggapan terjadinya
gempabumi di baratdaya Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi
Tengah, berdasarkan informasi yang diperoleh dari BMKG, Jakarta
dan USGS, Amerika Serikat sebagai berikut: Gempa bumi ini terjadi
pada tanggal 14 Januari 2014, pukul 21:18:46 WIB. Menurut BMKG
gempabumi ini berpusat di koordinat 1.55o LS – 122.97o BT dengan
magnituda 5,0 SR pada kedalaman 15 km atau berlokasi pada jarak 27
km baratdaya Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah.
Sedangkan menurut USGS, pusat gempabumi berada pada koordinat
1.423o LS – 123.007o BT pada kedalaman 37.5 km dengan magnitude
4,9 Mw.
Daerah yang terletak dekat dengan pusat gempabumi disusun oleh
endapan Kuarter berupa endapan pantai, batuan sedimen Tersier dan
batuan metamorf Pra Tersier. Endapan pantai dan batuan sedimen
Tersier serta batuan metamorf Pra Tersier yang telah mengalami
pelapukan pada umumnya bersifat lepas, urai, belum kompak
(unconsolidated) dan memperkuat efek goncangan (amplifikasi)
sehingga rawan terhadap goncangan gempabumi.
b. Dokumentasi
c. Waktu Kejadian
Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2014, pukul
21:18:46 WIB.
d. Penyebab Kejadian
Berdasarkan posisi dan kedalaman pusat gempa bumi yang terletak
didarat, maka sumber gempa bumi diperkirakan berasosiasi dengan
sesar aktif di darat Banggai Kepulauan.
e. Dampak Gempa Bumi
Menurut petugas BPBD kabupaten Banggai gempabumi ini
membuat kepanikan masyarakat dan dirasakan dengan intensitas
sebesar III pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity) di Banggai
Kepulauan. Sampai laporan ini dibuat, belum ada informasi mengenai
kerusakan bangunan maupun korban jiwa.
Sumber:https://vsi.esdm.go.id/index.php/gempabumi-a-
tsunami/kejadian-gempabumi-a-tsunami/294-tanggapan-gempa-bumi-
banggai-sulawesi-tengah-14-januari-2014
2. Gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Utara
a. Lokasi Kejadian
Gempa bumi berkekuatan 6,8 Skala Ritcher (SR) mengguncang
Sulawesi Utara (Sulut), pada Rabu (26/11/14). Pusat gempa pada
koordinat 1,99 LU – 126,50 BT, dengan kedalaman 10 Km. Ini gempa
susulan, setelah Sabtu (15/11/20), masyarakat Sulut dikagetkan gempa
berkekuatan 7,3 SR. BMKG mencatat, sejak Sabtu, terjadi hingga 190
kali aktivitas gempa.
b. Waktu Kejadian
Gempa bumi yang terjadi pada Rabu 26 November 2014
c. Penyebab kejadian
Sandy Nur Eko, staff Operasional Stasiun Geofisika Manado,
mengatakan, gempa terjadi karena subduksi ganda di Laut Maluku.
Subduksi itu retakan di lempeng pasifik yang menekan lempeng
Filipina, kemudian kembali menekan lempeng Halmahera. Gerakan
relatif ke arah barat. Lempeng laut Sulawesi, katanya, relatif menekan
ke arah yang menyebabkan busur Sangihe otomatis menekan ke timur
dan tenggara. “Jadi, laut Maluku ditekan dari dua arah, lempeng
Halmahera ke arah barat dan busur Sangihe ke timur. Kebetulan sudah
lama dipendam. Begitu lepas jadi berkekuatan 7,3 SR,” katanya,
Kamis (27/11/14).
d. Dampak kejadian
Di Indonesia, Sulut termasuk daerah rawan gempa dengan kondisi
tektonik paling komplek. Ini bisa dilihat dari aktivitas gempa terjadi
hingga 700-800 kali setahun. “Tiap detik selalu bergerak dengan
kecepatan enam cm per tahun, di laut Halmahera dan dua sampai tiga
cm di busur Sangihe.”
Namun, sejak gempa 7,3 SR, pada Sabtu terjadi 190 kali gempa,
dengan pusat sama. “Biasa, aktivitas gempa satu kali sebulan. Dalam
dua minggu belakangan bisa merasakan enam sampai tujuh kali
gempa.” Secara statistik setelah gempa berkekuatan 7,3 SR, misal,
potensi gempa dengan kekuatan serupa atau lebih membutuhkan waktu
lama. Hingga, potensi tsunami dalam waktu dekat kecil kemungkinan.
Gempa susulan sebagai fenomena alamiah. Sejak gempa
berkekuatan 7,3 SR lempengan pada posisi tidak seimbang. Upaya
mencari keseimbangan dengan melepas gempa-gempa susulan,
termasuk fenomena gempa berkekuatan 6,8 SR baru-baru ini. Dia
menduga, hingga beberapa hari kedepan masih terjadi gempa susulan
dengan kekuatan lebih kecil.
e. Mitigasi
Sandy menyarankan, sejumlah lokasi yang dekat titik gempa tidak
perlu menunggu informasi dari BMKG, karena kemampuan teknologi
hanya mencapai taraf tertentu. Saat gempa, BMKG langsung
menganalisa memerlukan waktu tiga sampai empat menit, setelah itu
ada warning yang sering terhambat karena tidak semua orang bisa
mengakses.“Jadi perlu kearifan lokal daerah yang dekat dengan titik
gempa. Misal, yang baru-baru ini Bitung dan Kema paling dekat
dengan laut Maluku. Di Kema, tsunami hanya butuh waktu 12 menit
dari saat gempa.”“Ketika merasakan gempa yang membuat orang tidak
bisa berdiri, tidak usah tunggu warning dari BMKG, langsung cari
lokasi aman,” kata Sandy.
Sumber : https://www.mongabay.co.id/2014/12/05/dalam-dua-pekan-
ratusan-kali-gempa-guncang-sulut/

D. Gempa yang terjadi pada tahun 2015


1. Lokasi Terjadi Gempa Di Banggai, Sulawesi Tengah
a. Lokasi Kejadian
Pusat gempa bumi berada pada koordinat 0,52°LS dan 122,36°BT,
dengan magnituda 6,1 SR pada kedalaman 10 km, berjarak 58
kmTimurlaut Banggai, Sulawesi Tengah. Menurut Imformasi USGS
pusat gempa bumi berada pada koordinat 0,515°LS dan 122,320° BT,
dengan magnituda 5,9 Mw kedalaman 31,5 km,berjarak 70 km Barat
laut Luwuk.
b. Dokumentasi

Vsi.esdm.go.id
c. Waktu Kejadian
Gempa bumi terjadi pada hari Senin, tanggal 16 Maret 2015.
Berdasarkan Informasi BMKG, gempa bumi terjadi pukul 06:17:15
WIB
d. Penyebab Gempa Bumi
Gempa bumi ini diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas sesar di
laut berarah Barat - Timur.
e. Dampak Gempa Bumi
Gempa ini hanya menyebabkan getaran di beberapa daerah namun
tidak memicu timbulnya tsunami
f. Mitigasi
Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan
serta informasi dari petugas Pemerintah setempat (BPBD). Jangan
terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa
bumi dan tsunami. Serta Masyarakat agar tetap waspada dengan
kejadian gempa susulan, yang energinya lebih kecil dari gempa utama.
Dan Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena walaupun
gempa bumi berpusat di laut, namun energinya tidak cukup kuat untuk
memicu tsunami.
2. Lokasi Terjadi Gempa Dimamuju, Sulawesi Barat
a. Lokasi Kejadian
BMKG: pusat gempabumi berada pada koordinat 2.48°LS dan
119.49°BT dengan magnitudo 5.4 SR pada kedalaman 10 km berjarak
47 kmbaratlaut Toraja Utara, Sulsel. Atau berjarak 71 kmtimurlaut
Kota Mamuju, Sulbar. Serta USGS: pusat gempabumi berada pada
koordinat 2.437° LS dan 119.370°BT dengan magnitudo 5.2 Mw pada
kedalaman 40.6 km dan GFZ: menginformasikan bahwa pusat
gempabumi berada pada koordinat 2.47°LS dan 119.46°BT dengan
magnitudo 5.2 mb pada kedalaman 10 km.
b. Dokumentasi

m.bisnis.com

c. Waktu Kejadian
Gempa bumi terjadi pada tanggal 8 Februari 2015, pukul 22:09:07
WIB
d. Penyebab Gempa Bumi
Dilihat dari posisi dan kedalamannya, gempa bumi ini diperkirakan
terjadi akibat aktivitas sesar mendatar aktif yang berlokasi disekitar
pusat gempa bumi.
e. Dampak Gempa Bumi
Gempa ini hanya menyebabkan getaran di beberapa daerah namun
tidak memicu timbulnya tsunami.
f. Mitigasi
Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan,
yang diharapkan berkekuatan lebih keci dan Masyarakat dihimbau
untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari
pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu
yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi dan tsunami.
E. Gempa yang terjadi pada tahun 2016
1. Lokasi Terjadi Gempa Di Palu, Sulteng
a. Lokasi Kejadian
(BMKG), pusat gempabumi berada pada koordinat 120,34° BT dan
0,93° LS (51 km sebelah Tenggara Palu – Provinsi Sulawesi Tengah),
dengan magnitudo 5,1 SR pada kedalaman 10 km. The United State
GeologicalSurvey (USGS) merilis bahwa gempa bumi yang terjadi
berpusat di koordinat 120,4° BT dan 0,926° LS dengan kekuatan 5,1
Mw pada kedalaman 20,6 km.GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman
melalui GEOFON program menginformasikan bahwa gempa bumi
berpusat di koordinat 120,42° BT dan 0,94° LS dengan magnitudo 5,1
Mw di kedalaman 35 km (Peta pusat gempabumi terlampir).
b. Dokumentasi

Vsi.esdm.go.id

c. Waktu Kejadian
Gempa bumi terjadi pada hari Rabu, 7 September 2016 pukul
21:32:39 WIB.
d. Penyebab Gempa Bumi
Berdasarkan posisi sumber gempa bumi dan kedalamannya, gempa
bumi ini merupakan gempa bumi yang kemungkinan berasosiasi
dengan aktivitas sesar aktif Balantak di bagian barat lengan Pulau
Sulawesi berarah barat – timur. Struktur sesar ini memiliki arah
pergerakan mendatar menganan sehingga sesar ini disebut sebagai
Balantak Dekstral.
e. Dampak Gempa Bumi
Gempa bumi dengan kedalaman dangkal, goncangan dengan
intensitas maksimum akan dirasakan di daerah yang sangat berdekatan
dengan pusat gempabumi dan dapat dirasakan secara meluas namun
dengan intensitas yang melemah seiring pertambahan jarak.
Gempabumi ini berpusat di darat, sehingga tidak akan menimbulkan
gelombang tsunami. Berdasarkan informasi dari BMKG,
goncangangempabumi dirasakan dengan intensitas sekitar IV - V skala
ModifiedMercallyIntensity (MMI) di Sausu, dirasakan dengan
intensitas III - IV di Parigi, serta III di Donggala dan Kota Palu.
Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada laporan korban jiwa dan
kerusakan akibat gempabumi ini.
f. Mitigasi
Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan
serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan
terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai
gempabumi dan tsunami dan Masyarakat agar tetap waspada dengan
kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil.
2. Lokasi Terjadi Gempa di tenggara Kepulauan Talaud, Sulawesi
Utara.
a. Lokasi Kejadian
Menurut BMKG pusat gempa bumi berada pada koordinat 3,8°LU
dan 126,97°BT, dengan magnituda 6,4 SR pada kedalaman 10 km,
berada pada jarak 58 km Tenggara Kepulauan Talaud. Sedangkan
menurut USGS, pusat gempabumi berada pada koordinat 3,864°LU
dan 126,867°BT, dengan magnituda 6,5 Mw pada kedalaman 20,8 km.
b. Dokumentasi

sultra.antaranews.com

c. Waktu Kejadian
Gempa bumi terjadi pada hari Senin tanggal 11 Januari 2016 pukul
23:38:08 WIB
d. Penyebab Gempa Bumi
Kejadian gempa bumi ini disebabkan aktivitas zona subduksi di
sebelah barat Halmahera.
e. Dampak Gempa Bumi
Gempa ini hanya menyebabkan getaran di beberapa daerah namun
tidak memicu timbulnya tsunami.
f. Mitigasi
Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan
serta informasi dari BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang
tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami serta
Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang
diharapkan lebih kecil energinya dan Gempa bumi ini tidak akan
menimbulkan tsunami, karena walau terjadi di laut namun energinya
tidak cukup kuat untuk memicu tsunami.
3. LOKASI TERJADI GEMPA DI MAKASAR, SULAWESI
SELATAN
a. Lokasi Kejadian
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi
terjadi pada pukul 17.18.14 WIB dengan kekuatan M=4,6 Skala
Richter dengan episenter terletak pada koordinat 4,70 LS dan
120,00 BT, tepatnya di darat pada jarak 86 km arah timur laut Kota
Makassar pada kedalaman 10 km.
b. Dokumentasi

www.bmkg.go.id
c. Waktu Kejadian
Gempa bumi terjadi pada pukul 17.18.14 WIB, Hari Senin,
31 Oktober 2016
d. Penyebab Gempa Bumi
Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa
gempabumi ini merupakan gempabumi kedalaman dangkal akibat
aktivitas sesar aktif. Diperkirakan Sesar Walanae yang menjadi
pembangkit gempabumi ini.
e. Dampak Gempa Bumi
Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan
bahwa dampak gempabumi berupa guncangan yang dirasakan di
beberapa daerah seperti Makassar, Soppeng, Bone, Caming,
Watanlamuru, Watampone, Marek, Soreang, Maros, Mandai,
Campae, dan Rala, dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III
MMI). Beberapa warga di daerah ini dilaporkan sempat berlarian
keluar rumah untuk mencoba meyelamatkan diri.
f. Mitigasi
Hasil monitoring BMKG hingga saat ini menunjukkan
belum terjadi gempabumi susulan. Untuk itu kepada masyarakat
yang terdampak guncangan dihimbau agar tetap tenang karena
gempabumi ini tidak berpotensi merusak.

F. Gempa yang terjadi pada tahun 2017


1. Lokasi Terjadinya Gempa Bumi di Sulawesi Utara
Gempa Bumi Sulawesi Utara

Gempa ini kekuatan 7,3 M yang berpusat dilaut berpusat pada 322
km Barat Laut Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara pada titik koordinat
4.40 LU, 122.59 BT dengan kedalaman 629 km. Gempa ini terjadi pada
tanggal 10 Januari 2017 pukul 13:13:48 WIB atau 14:13:48 WITA.
Penyebab gempa ini disebabkan aktivitas zonasubduksi akibat
subduksi lempeng laut Maluku yang kearah barat di bawah
KepulauanSangihe. Hasil analisis mekanisme sumber memperlihatkan
bahwa gempabumi inidibangkitkan oleh adanya aktivitas sesar naik
(thrust fault).
Berdasarkan analisis dampak gempa bumi dapat dirasakan
goncangan di wilayah Ternate, Bitung, Gorontalo, Manado dan Kepulauan
Sula, Palu, Balikpapan, Tarakan dan Berau, Poso, Toli-Toli serta Naha.
Sementara kerusakan sendiri belum ada.
Mitigasi dilakukan dengan menghimbau masyarakat agar tetap
tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat, serta informasi dari BMKG.
Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggungjawab mengenai
gempabumi dan tsunami dan tetap waspada dengan kejadian gempa
susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil.
Sumber : www.bmkg.go.id
2. Lokasi Terjadinya Gempa Bumi di Palu, Sulawesi Tengah
Gempa Palu 5,1 Sr - 25 November 2017

pusat gempa bumi berada pada koordinat 1,14°LS dan 119.91° BT dengan
magnitudo 5,1 SR pada kedalaman 10 km berjarak 26 km tenggara Palu,
Sulawesi Tengah.Gempabumi terjadi pada hari Sabtu, 25 November 2017,
pukul 16:14:49 WIB.
Gempa bumi berada di darat di wilayah Palu. Daerah disekitar
pusat gempabumi didominasi oleh batuan malihan berumur Pra Tersier &
batuan terobosan berumur Tersier yang rekatif solid dan resistan. Daerah
Palu sendiri tersusun oleh Batuan karbonat berumur Tersier dan endapan
Kuarter yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, belum
kompak dan memperkuat efek getaran, sehingga rawan terhadap
goncangan gempabumi.
Gempa ini disebabkan posisi sumber gempabumi dan
kedalamannya, kemungkinan gempabumi ini berasosiasi dengan aktivitas
sesar aktif Palu Koro di daerah Palu, Sulawesi Tengah.
Dampak goncangan dirasakan di Kota Palu dan Donggala. belum ada
laporan korban jiwa maupun kerusakan akibat gempabumi ini. Gempa
bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena pusat gempa bumi berada di
darat.
Mitigasi dilakukan dengan menghimbau masyarakat agar tetap
tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat, serta informasi dari BMKG.
Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggungjawab mengenai
gempabumi dan tsunami dan tetap waspada dengan kejadian gempa
susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil.
Sumber : vsi.esdm.go.id
G. Gempa yang terjadi pada tahun 2018
1. Lokasi terjadinya gempa di Gorontalo

Berdasarkan informasi BMKG pusat gempabumi berada pada


koordinat 121,50° BT dan 0,59° LS dengan magnitudo 5,2 SR pada
kedalaman 102 km berjarak 27 km barat daya Gorontalo. Pusat gempa
bumi berada di darat. Secara geologi, daerah yang terkena gempabumi
tersusun oleh batuan volkanik yang berumur Tersier, dan endapan aluvium
yang berumur Kuarter. Goncangan gempa bumi juga akan dirasakan di
daerah yang tersusun batuan sedimen Tersier dan Batuan berumur Pra-
Tersier yang telah terlapukkan yang berada di sekitar daerah tersebut.
Endapan yang bersifat lepas dan belum terkonsolidasi akan berpotensi
memperkuat efek goncangan gempabumi, sehingga rentan terhadap
goncangan gempabumi.
Gempa bumi terjadi pada hari Minggu, 18 Maret 2018, pukul
19:35:05 WITA. Berdasarkan posisi dan kedalamannya, penyebab
terjadinya gempa bumi ini diperkirakan diakibatkan adanya aktivitas
subduksi di utara Sulawesi. Tidak terdapat dampak yang parah karena
berdasarkan laporan mengenai adanya korban jiwa dan kerusakan
bangunan akibat goncangan gempa bumi ini. Hanya saja membuat
kepanikan sehingga masyarakat keluar dari rumah.Gempabumi ini tidak
menimbulkan tsunami, karena pusat gempanya berada di darat.
Mitigasi dilakukan dengan menghimbau masyarakat tetap tenang
dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan
terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi
dan tsunami. Serta masyarakat diharapkan agar tetap waspada dengan
kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil.
Sumber : vsi.esdm.go.id
2. Lokasi terjadinya gempa di Donggala, Sulawesi Tengah

Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 7.4 telah terjadi di


Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah titik lokasi 0.18 LS dan 119.85BT
dan jarak 26 km dari Utara Donggala Sulawesi Tengah, dengan kedalaman
10 km. Gempa ini terjadi pada hari Jumat, 28 September 2018, jam
17.02.44 WIB atau 18:02.44 WITA.
Penyebab terjadinya Gempabumi ini didapatkan dengan
memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi
yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas sesar
Palu Koro. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa
ini, dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari
struktur sesar mendatar (Slike-Slip).
Peringatan potensi tsunami oleh BMKG dengan Estimasi
ketinggian tsunami di Mamuju menunjukkan level wasapada yaitu
estimasi ketinggian tsunami kurang dari 0.5m. Setelah dilakukan
pengecekan terhadap hasil observasi tide gauge di Mamuju, tercatat
adanya perubahan kenaikan muka air laut setinggi 6 cm pukul 17.27 WIB.
Jarak antara Palu dan Mamuju adalah 237 km. Berdasarkan hasil update
mekanisme sumber gempa yang bertipe mendatar (strike slip) dan hasil
observasi ketinggian gelombang tsunami, serta telah terlewatinya
perkiraan waktu kedatangan tsunami maka Peringatan Dini Tsunami
(PDT) ini diakhiri pada pukul 17.36.12 WIB. Kemudian akibat guncangan
gempa bumi ini juga, beberapa saat setelah puncak gempa terjadi muncul
gejala pencairan tanah (likuefaksi tanah) yang memakan banyak korban
jiwa dan material. Dua tempat yang paling nyata mengalami bencana ini
adalah Kelurahan Petobo dan Perumnas Balaroa di Kota Palu. Balaroa ini
terletak di tengah-tengah sesar Palu-Koro. Saat terjadinya likuefaksi,
terjadi kenaikan dan penurunan muka tanah.
Dampak dari guncangan gempa bumi ini dilaporkan terdapat
kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Berdasarkan data
sementara dari BPBD Kabupaten Donggala tercatat 1 orang meninggal
dunia, 10 orang luka-luka dan puluhan rumah rusak. Korban tertimpa oleh
bangunan yang roboh.Namun begitu, angka begitu cepat meningkat,
sampai diketahuilah jumlah korban telah sampai 420 orang
meninggal.Pada Selasa 2 Oktober, dilaporkan bahwa, korban meninggal
telah mencapai 1.234 orang. Adapun jumlah orang tertimbun yang
dilaporkan masyarakat telah mencapai 152 orang.Orang yang terluka
dibawa ke rumah sakit untuk cepat mendapatkan perawatan. Korban yang
tewas maupun yang terluka, merupakan korban tertimpa bangunan yang
roboh. BPBD Kabupaten Donggala juga menyatakan bahwa puluhan
rumah rusak karena adanya gempa ini.
Mitigasi dilakukan dengan memberikan himbauan agar tetap
tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat, serta informasi dari BMKG.
Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggungjawab mengenai
gempabumi dan tsunami dan tetap waspada dengan kejadian gempa
susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil.
Sumber : www.bmkg.go.id

H. Gempa yang terjadi pada tahun 2019


1. Lokasi terjadinya gempa bumi Di Timur Laut Buol Sulawesi Tengah

Gempa terjadi di Timur Laut Buol Sulawesi Tengah, Gempa ini


terjadi pada hari Selasa, 27 Agustus 2019 pukul 13:31:23 WIB, dengan
koordinat 1,27° LU- 122,05 BT dengan kekuatan gempa 5 magnitudo dan
kedalaman 10 Km, gempa ini berdasarkan posisi dan kedalamannya,
disebabkan aktivitas zona penunjaman di sebelah utara pulau Sulawesi.
Adapun dampak dari gempa ini yaitu sampai dengan tanggapan ini dibuat,
belum ada laporan kerusakan maupun korban akibat gempa bumi ini. Dan
gempa bumi ini tidak memicu timbulnya tsunami, karena diperkirakan
tidak ada dislokasi di dasar laut dan energinya tidak cukup
membangkitkan gelombang tsunami. Adapun mitigasi yang dilakukan oleh
BPBD setempat yaitu berupa pemberian himbauan agar masyarakat tetap
tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat.
Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa
bumi dan tsunami, serta masyarakat diminta agar tetap waspada dengan
kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil
dari sebelumnya.

2. Lokasi terjadinya gempa di Barat Laut MelonguaneSulawesi Utara

Gempa Bumi terjadi di Barat Laut Melonguane Sulawesi Utara,


gempa ini terjadi pada hari Minggu, 29 September 2019 pukul 09:02:21
WIB, berdasarkan BMKG gempa ini terletak pada koordinat 126,59 BT-
5,73 LU dengan kekuatan gempa 6,7 Magnitudo dan kedalaman 121 Km,
gempa ini berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya
diperkirakan disebabkan oleh adanya aktivitas subduksi Punggungan
Mayu yang berada di Laut Maluku. Gempa ini hanya menyebabkan
getaran di beberapa daerah namun tidak memicu timbulnya tsunami,
karena energinya tidak cukup kuat untuk menimbulkan dislokasi dasar
laut. Gempa ini menimbulkan beberapa kerusakan bangunan di beberapa
lokasi namun tidak menimbulkan korban jiwa. Adapun mitigasi bencana
yang dilakukan yaitu berupa pemberian himbauan agar masyarakat tetap
tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD
setempat. Serta jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab
mengenai gempa bumi dan tsunami, serta masyarakat diminta agar tetap
waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.
I. Gempa yang terjadi pada tahun 2020
1. Lokasi terjadinya gempa di Kabupaten TalaudSulawesi Utara

Gempa terjadi di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, gempa ini


terjadi pada hari Rabu, 9 September 2020 pukul 10:41 WIB, berdasarkan
BMKG gempa ini terletak pada koordinat 4°LU-126,72°BT, dengan
kekuatan gempa 5,4 Magnitudo dan kedalaman 10 Km, gempa ini
berdasarkan lokasi dan kedalaman pusat gempa bumi, terjadi akibat
aktivitas penunjaman ganda Punggungan Talaud Mayu. Jenis mekanisme
pada sumber gempa ini umumnya merupakan pergerakan sesar naik yang
berarah relatif dari utara – selatan. Gempa ini tidak menyebabkan
kerusakan bangunan maupun timbulnya korban jiwa, hanya menimbulkan
getaran di beberapa daerah saja, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan
tsunami, karena meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut namun
energinya tidak cukup untuk mengakibatkan terjadinya deformasi bawah
laut yang dapat memicu terjadinya tsunami. Adapun mitigasi yang
dilakukan yaitu berupa himbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang
mengikuti arahan dan informasi dari pemerintah daerah dan BPBD
setempat, dan tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab
mengenai gempa bumi dan tsunami, selain itu masyarakat juga di himbau
agar menghindari bangunan yang diperkirakan mengalami kerusakan
akibat guncangan gempa bumi tersebut. Dan juga dihimbau agar tetap
waspada dengan kejadian gempa susulan.
2. Gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Sangihe Provinsi Sulawesi
Utara

Gempa terjadi di Kabupaten Sangihe, gempa ini terjadi pada hari


Rabu, 16 Desember 2020 pukul 06:21:58 WIB, berdasarkan BMKG
lokasi pusat gempa berada di laut dengan koordinat 5,21° LU-125,43° BT,
dengan kekuatan gempa 6,1 Magnitudo dan kedalaman 10 Km, gempa ini
disebabkan oleh sesar naik yang berarah ke utara – selatan yang terbentuk
akibat aktivitas penunjaman ganda Punggungan Talaud Mayu. Guncangan
gempa ini terasa di daerah Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Talaud,
gempa ini tidak menimbulkan kerusakan dan korban jiwa, serta gempa ini
tidak berpotensi menimbulkan tsunami.Adapun mitigasi bencana yang
dilakukan yaitu berupa pemberian himbauan agar masyarakat tetap tenang
dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Serta
jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa
bumi dan tsunami, serta masyarakat diminta agar tetap waspada dengan
terjadinya gempa bumi susulan.

J. Gempa yang terjadi pada tahun 2021


1. Lokasi terjadinya gempa bumi di Mamuju Sulawesi Barat
a. Lokasi Kejadian
Lokasi gempa Sulawesi Barat ,kejadian yang berkekuatan 6,2 Mw
yang melanda pesisir barat Pulau Sulawesi, Dan Pusat gempa berada di
7 km timur laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 km.
Guncangan gempa bumi dirasakan di sebagain besar bagian barat
Pulau Sulawesi hingga pantai timur Kalimantan.
b. Dokumentasi

c. Waktu Kejadian
Indonesia pada tanggal 15 Januari 2021, pukul 02.28 WITA.
d. Penyebab
Gempa dipicu oleh aktivitas sesar aktif dasar laut di lepas pantai
Mamuju. Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber yang
dilakukan, BMKG memperoleh informasi bahwa gempa Mamuju ini
memiliki mekanisme pergerakan geser atau disebut juga strike-slip
e. Dampak
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
menyebutkan 90 orang meninggal dunia, 47 orang di antaranya berasal
dari Kabupaten Mamuju. Sementara itu, korban luka berat sebanyak 12
orang, 200 orang luka sedang dan 425 orang luka ringan. Kerusakan
terjadi pada sejumlah bangunan di antaranya Maleo Town Square,
toko, swalayan, sekolah, dan Rumah Sakit Mitra Manakarra yang
ambruk, serta bagian depan kantor Gubernur Sulawesi Barat. Kantor
mencara pemandu lalu lintas di Bandar Udara Tampa Padang dan
Rutan Mamuju juga dilaporkan mengalami kerusakan
f. Mitigasi
Mitigasi Bencana di Sulbar Dengan Rumah Tahan Gempa Berbasis
Kearifan Lokal. Belajar dari dampak gempa bumi yang melanda
Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat pada 15 Januari 2021,
pemerintah lokal mendorong penduduk untuk membangun kembali
rumah dengan menggunakan material bangunan dari kayu dan bambu
yang ramah gempa.
2. Lokasi terjadinya gempa bumi di Sulawesi Selatan
a. Lokasi Kejadian
Lokasi pusat gempa bumi terletak di Laut Flores pada koordinat
pada koordinat 7,59°LS dan 122,24°BT dengan magnitudo (M 7,4)
pada kedalaman 10 km dan berjarak sekitar 115 km utara Kota
Maumere (ibu kota Kabupaten Sikka), Provinsi Nusa Tenggara Timur,
atau berjarak sekitar 256,6 km tenggara Kota Benteng (ibu kota
Kabupaten Kepulauan Selayar), Provinsi Sulawesi Selatan.
b. Dokumentasi

c. Waktu Kejadian
pada hari Selasa tanggal 14 Desember 2021
d. Penyebab
Berdasarkan data lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan
mekanisme sumber (focal mechanism) dari data BMKG, USGS
Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini
diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar
mendatar berarah barat barat laut hingga timur tenggara. Sesar
mendatar di Laut Flores ini belum teridentifikasi sebagai sumber
gempa bumi. Dengan kejadian gempa bumi ini, maka nilai magnitudo
(M 7,4) dapat digolongkan sebagai nilai sejarah kejadian gempa bumi
terkuat hingga kini, dan nilai ini dapat disebut sebagai Maximum
Probable Earthquake (MPE)
e. Dampak
Kejadian gempa bumi tanggal 14 Desember 2021 telah
mengakibatkan bencana di Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi
Sulawesi Selatan. Data BPBD Kabupaten Kepulauan Selayar dan hasil
pemeriksaan lapangan memperlihatkan bahwa dampak dari kejadian
tersebut adalah 1 orang meninggal dunia, 175 orang luka-luka, 358
bangunan rusak berat, 808 bangunan rusak ringan dan 26 bangunan
pemerintah rusak. Daerah yang mengalami bencana meliputi
Kecamatan Pasimarannu, Pasilambena, Takabonerate, dan
Pasimasunggu. Kecamatan Pasimarannu dan Pasilambena merupakan
daerah terparah karena lokasinya terletak dekat dengan pusat gempa
bumi. Kerusakan bangunan tersebut tergolong kerusakan berat, sedang
hingga ringan berupa : robohnya bangunan, bangunan miring,
patahnya kolom struktur dan balok, retakan dinding dan lantai,
mengelupasnya plester dinding.
f. Mitigasi
Melaksanakan kegiatan survei lapangan, disamping melakukan
pemetaan dampak gempa bumi secara langsung di lapangan, TTD
Badan Geologi juga melakukan koordinasi dan diskusi tentang mitigasi
gempa bumi dan tsunami dengan BPBD Kabupaten Kepulauan
Selayar, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten
Kepulauan Selayar, aparat Kecamatan Pasilambena. Selain itu pada
lokasi terdampak, TTD Badan Geologi juga melaksanakan kegiatan
sosialisasi dan diskusi secara langsung kepada warga di Pulau Selayar
dan Kecamatan Pasilambena
K. Gempa yang terjadi pada tahun 2022
1. Lokasi terjadinya gempa di Mamuju Sulawesi Barat
a. Lokasi Kejadian
Di Kabupaten Mamuju dan Majene, Provinsi Sulawesi Barat
b. Dokumentasi

c. Waktu Kejadian
Gempa bumi terjadi pada hari Rabu, tanggal 8 Juni 2022, pukul
12:32:36 WIB
d. Penyebab
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data
mekanisme sumber (focal mechanism) dari USGS Amerika Serikat
dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi
dengan aktivitas sesar aktif di sekitar lokasi pusat gempa bumi dengan
mekanisme berupa sesar naik dengan komponen mendatar atau oblik
(dengan kedudukan N 227°E, dip 84° dan rake 132°). Sesar naik ini
diperkirakan berasosiasi dengan lipatan dan bagian dari zona Fold
Thrust Belt (FTB) Mamuju yang terletak di sebelah barat Provinsi
Sulawesi Barat dan diperkirakan menerus hingga ke darat. Kejadian
gempa bumi merusak tahun 2021 yang lalu juga bersumber dari FTB
Mamuju. Menurut data Badan Geologi gempa bumi akibat sesar naik
di bagian barat Provinsi Sulawesi Barat pernah memicu terjadinya
tsunami pada tahun 1928, 1967, 1969 dan 1984. Dan terjadi sebuah
gempa susulan Berdasarkan informasi dari penduduk di Kota Mamuju,
mereka merasakan dua kejadian gempa bumi susulan yang terjadi
setelah gempa bumi utama yaitu tanggal 08 Juni 2022 pukul 19:47:59
WIB dengan magnitudo (M 4,8) dan tanggal 13 Juni 2022 pukul
11:51:21 WIB dengan magnitudo (M 3,6).
e. Dampak
Kejadian gempa bumi tanggal 8 Juni 2022 telah mengakibatkan
terjadinya bencana di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 17 orang luka-luka, sejumlah
Gedung Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mengalami kerusakan
(Gedung PKK, Gedung Gabungan Dinas, Kantor Ortala, Kantor
Ketapang, Balitbangda, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan/
DLHK), Gedung Pemerintah Kabupaten Mamuju, dan 70 rumah
penduduk. Kerusakan bangunan pemerintah tersebut berupa runtuh
plafon dan retakan dinding. Kerusakan rumah penduduk paling parah
terdapat di Dusun Salunangka, Kelurahan Rengas, Kecamatan
Simboro, Kabupaten Mamuju. Kerusakan tersebut berupa patahnya
kolom struktur, robohnya dinding, retakan dinding. Dusun Salunangka
terletak pada morfologi lembah yang tersusun oleh endapan aluvial
sungai dan rombakan. Faktor ini yang diperkirakan turut
mengakibatkan kerusakan bangunan selain bangunannya bersifat tidak
tahan gempa bumi (non engineered building). Selain itu terdapat
beberapa lokasi pengungsian di Kabupaten Mamuju dan Majene,
karena takut akan terjadi tsunami dan kejadian gempa bumi susulan
yang lebih besar.
f. Mitigasi
Selama melaksanakan kegiatan tanggap darurat bencana gempa
bumi, disamping melakukan pemetaan dan pemeriksaan dampak
gempa bumi tanggal 8 Juni 2022 secara langsung di lapangan, TTD
Badan Geologi juga melakukan koordinasi dan diskusi tentang mitigasi
gempa bumi dan tsunami dengan BPBD Provinsi Sulawesi Barat,
Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Barat dan Dinas Pemberdayaan
Perempuan Provinsi Sulawesi Barat, relawan bencana, dan masyarakat
di wilayah bencana..
2. Lokasi terjadinya gempa di Gorontalo Utara
a. Lokasi Kejadian
Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,4 terjadi di wilayah
Gorontalo Utara dan sekitarnya.
b. Dokumentasi

c. Waktu Kejadian
Sabtu ,12 November 2022 pukul 19.01.40 Wita.
d. Penyebab
Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
menyampaikan gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang
wilayah pantai timur laut Kepulauan Talaud, Sulawesi utara akibat
aktivitas subduksi lempeng laut filipina
e. Dampak
Gempa bumi berdampak dan dirasakan di daerah Kota Gorontalo
dan Kabupaten Gorontalo Utara dengan skala intensitas III MMI,
Kabupaten Gorontalo Utara dengan skala intensitas II - III MMI dan
daerah Pohuwato dengan skala intensitas II MMI. Hasil pemodelan
menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hingga
pukul 19.30 Wita, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan
adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
f. Mitigasi
Masyarakat di minta agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh
isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,
menghindari bangunan yang retak atau rusak akibatkan gempa. Periksa
dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa,
ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang
membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam
rumah.

Anda mungkin juga menyukai