Anda di halaman 1dari 9

Nama : Silvana Wardani

Nim : 1806026099

Prodi : Sosiologi (5C)

Mata Kuliah : Modal Sosial

Dosen Pengampu : Endang Supriadi, M.A

REVIEW BUKU

Judul Buku : Modal Sosial

Judul Asli : Social Capital

Penulis : John Field

Penerjemah : Nurhadi

Penerbit : Kreasi Wacana

Tebal : VIII + 272 halaman

Tujuan utama dari buku ini adalah untuk menawarkan pengantar bagi perdebatan
tentang modal sosial dan mengusulkan cara bagaimana melanjutkan diskusi ini di masa
depan. Buku ini dimulai dari telaah secara terperinci gagasan dari tiga akademisi yang
karyanya telah melahirkan konsep ini. Pierre Bourdieu, James Coleman dan Robert Putnam
memiliki gagasan dari latar belakang yang sangat berbeda, dan mereka mengadopsi
pandangan yang secara radikal berbeda tentang konsep tersebut. Selanjutnya buku ini
membahas secara lebih terperinci bagaimana modal sosial menciptakan perbedaan dalam
kehidupan orang, positid dan negatif. Selanjutnya buku ini bertanya apakah modal sosial
tengah berubah sebagai akibat dari transformasi penting dalam kehidupan kita, dan jika
demikian dengan cara apa perubahan itu terjadi. Selanjutnya buku ini mencoba menarik
pelajaran praktis dari analisis ini. Buku ini tidak berusaha menyediakan satu diskusi
komprehensif tentang konsep ini, ini adalah tugas yang belum ditangani, dan mungkin akan
dijalankan lebih baik begitu kita memiliki landasan bukti yang kuat untuk memulai diskusi
tersebut. Buku ini disimpulkan dengan beberapa paparan singkat tentang terus bertahannya
konsep ini berdasarkan atas perdebatan dan bukti yang terdapat di dalam buku ini. Lebih
jelasnya berikut adalah isi buku ini :
1. DARI METAFORA KE KONSEP

Dalam poin ini, gagasan sentral modal sosial adalah bahwa jaringan sosial
merupakan aset yang sangat bernilai. Jaringan memberikan dasar bagi kohesi sosial karena
mendorong orang bekerja sama satu sama lain dan tidak sekadar dengan orang yang
mereka kenal secara langsung untuk memperoleh manfaat timbal balik. Dalam bagian ini
dijelaskan konsep model sosial menurut Bourdie, Coleman, Putnam serta sumbangsih para
ahli modal sosial.

Bourdieu

Modal sosial menurut Bourdieu merupakan jumlah sumber daya, aktual, atau maya
yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan
lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak
terinstitusionalisasikan. Menurutnya dengan cara khas modal sosial berfungsi
mereproduksi ketimpangan, namun hal ini dilakukan secara independen dari modal
ekonomi dan modal budaya, yang menjadi bagian tak terlepaskan darinya. Bourdieu
cenderung melihat modal sosial yang terkesan kuno dan individualistis. Bordieu benar-
benar berpikir bahwa modal sosial adalah aset dari orang-orang yang berkedudukan
istimewa dan merupakan sarana untuk mempertahankan superioritas mereka.

Coleman

Menurutnya, modal sosial merupakan seperangkat sumber daya yang melekat pada
hubungan keluarga dan dalam organisasi sosial komunitas dan yang berguna bagi
perkembangan kognitif atau sosial anak atau orang yang masih muda. Sumber-sumber
daya tersebut berbeda bagi orang-orang yang berlainan dan dapat memberikan manfaat
penting bagi anak-anak dan remaja dalam perkembangan modal manusia mereka. Definisi
Coleman tersebut menjembatani individu dan kolektif. Secara gamblang ia melihat modal
sosial sebagai aset modal bagi individu, namun melihatnya terbangun dari sumber-sumber
daya struktural sosial. Coleman mengajak teoretisi sosial untuk menyelesaikan masalah
organisasi sosial yang terkonstruksi, sedangkan Bordieu mencoba mempertahankan
pandangan humanis sosiologi sebagai bentuk praktik sosial refleksi.

Putnam
Definisinya tentang modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial-jaringan,
norma dan kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif
untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Gagasan inti dari teoris modal sosial menurutnya
adalah bahwa jaringan sosial memiliki nilai, kontak sosial mempengaruhi produktivitas
individu dan kelompok. Teori modal sosial menurutnya menunjukkan kesamaan menonjol
dengan pandangan Durkheimian tentang solidaritas.

Apa Sumbangsih Para Ahli Modal Sosial Klasik ?

Pendekatan Coleman banyak mengandung potensi yang menghasilkan wawasan


baru tentang perilaku sosial dan politik. Pandangannya tentang modal sosial sebagai
sumber daya yang terdistribusikan menjadi pandangan yang menyebabkan Robert Putnam
menyebut buku Coleman yang Foundations of Social Theory sebagai pengaruh utama
dalam pembahasannya yang lebar tentang modal sosial. Karya Putnam, kendati
mempopulerkan konsep dan menjembataninya kepada audiens baru, secara jelas juga
berakar pada bukti empirik, dan pada gilirannya hal ini menimbulkan perdebatan baru
ketika para ilmuwan berusaha menguji gagasan dan bukti ini menurut gagasan dan bukti
yang mereka miliki. Pembahasan yang dilakukan Bourdieu lebih sempit daripada Coleman
atau Putnam, namun lokasinya yang terletak pada penjelasan yang lebih luas tentang ruang
sosial bisa terbukti bermanfaat, sementara utangnya pada neo-Marxisme membawa
pengakuan yang kuat mengenai hubungan antar modal sosial dan kekuasaan sesuatu yang
sangat diabaikan oleh Putnam dan Coleman.

2. MENGEKSPLORASI KEKUATAN JARINGAN


Gagasan bahwa modal sosial mengembalikan keuntungan nyata kepada pemiliknya
sangat terbuka untuk diuji berdasarkan atas bukti-bukti yang ada. Dengan demikian bab ini
diawali dengan tinjauan atas temuan penelitian yang dipengaruhi oleh konsep ini, dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa kuat teori ini ketika diuji secara empiris. Empat tema
didiskusikan dalam bab ini : pendidikan, pertumbuhan ekonomi, kesehatan, dan kejahatan.
Untuk meringkas temuan dari berbagai penelitian tersebut, tampaknya secara umum modal
sosial telah melakukan apa yang diklaim oleh para teoretisi. Secara kasar, orang yang
mampu menarik dukungan orang lain lebih sehat daripada mereka yang tidak mampu,
mereka pun lebih bahagia dan lebih sejahtera, anak-anak mereka berprestasi lebih baik di
sekolah, dan komunitas mereka lebih sedikit mengalami penderitaan berupa perilaku anti
sosial. Bab ini selanjutnya mengeksplorasi beberapa aspek lain dari cara operasionalisasi
konsep ini. Secara khusus, bab ini membahas dua isu yang secara terus-menerus
menjawab pertanyaan tentang koherensi konsep ini. Bab ini pun menjawab pertanyaan
apakah kepercayaan merupakan elemen integral dari modal sosial, atau jika tidak,
merupakan salah satu produk sampingannya, dan bab ini pun bertanya sejauh mana
metafora modal sesuai dengan studi tentang hubungan antarmanusia.

Modal Sosial Dan Pendidikan

Bourdieu dan Coleman mempengaruhi sosiologi pendidikan, dan dari dampak


modal sosial pada pendidikan inilah tinjauan atas penelitian ini diawali. Secara umu,
penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh modal sosial baik adanya, karena dia
diasosiasikan dengan tingkat prestasi yang lebih tinggi, dan hal ini tampaknya berlaku bagi
anak-anak muda dari latar belakang yang kurang menguntungkan. Bukti tentang
pendidikan dan modal sosial juga tampak menunjuk pada kompleksitas hubungan yang
mungkin saja penting, yang menyatakan bahwa model keluarga yang dikemukakan
Coleman tidak cukup kuat untuk membawa beban konseptual yang ada di pundaknya. Di
tengah-tengah adanya kualifikasi dan modal sosial telah dipaparkan secara jelas sebagai
regularitas empirik yang paling kokoh dalam literatur modal sosial. Bahkan jika kita tidak
sepenuhnya memahami pola ini, dapat secara meyakinkan kita simpulkan bahwa terdapat
kaitan erat antara jaringan sosial orang dengan prestasi pendidikan mereka.

Hubungan Dengan Ekonomi

Bagian ini dimulai dengan menelaah studi tentang modal sosial dalam pasar tenaga
kerja, selanjutnya membahas pengaruhnya pada kinerja perusahaan, sebelum
menyimpulkan dengan tinjauan singkat tentang bukti-bukti klaim ambisisus Putnam
terkait dengan hubungan yang pada umumnya positif pada level ekonomi makro. Sebagian
besar paparan ini terfokus pada sisi penawaran yaitu pencarian kerja dan jaringannya.
Modal sosial telah dipandang sebagai aset pasar dan tenaga kerja, bahkan ketika direkrut
melalui perantara, pelanggan dan pekerja dikatakan menunjukkan loyalitas dan komitmen
lebih besar daripada yang mungkin terjadi di kalanga orang yang sama sekali asing.
Jaringan juga dipandang memberikan kontribusi bagi gaya manajemen yang konsisten dan
stabil. Ekonomi sebagai disiplin yang seringkali cenderung memperlakukan pengambilan
keputusan sebagai proses yang bersifat individual, dan secara tradisional ekonom tidak
banyak memberikan perhatian bagaimana perilaku dan pilihan individu diletakkan pada
konteks sosial yang lebih luas.
Manfaatnya Bagi Kesehatan Dan Kebugaran

Dalam poin ini, bukti tentang kaitan yang lebih umum antara tingkat kesehatan
dengan ikatan sosial telah ada sejak akhir tahun 1970-an, yang menunjukkan bahwa
masyarakat dengan jaringan sosial yang kuat memiliki angka kematian setengah atau
sepertiga dari masyarakat yang ikatan sosialnya lemah.

Kejahatan Dan Perilaku Menyimpang

Modal sosial dipandang sebagai satu di antara sekian faktor yang membantu
memengaruhi jumlah aktivitas kejahatan di dalam suatu komunitas. hal ini tampak
memainkan peran dalam menentukan benar tidaknya seseorang terjerumus pada perilaku
jahat.

Memperbaiki Konsep : Resiprositas Dan Kepercayaan

Coleman dan Putnam mendefinisikan kepercayaan sebagai satu komponen utama


modal sosial. Kepercayaan memainkan peran vital dalam memperoleh akses manfaat
jaringan sosial. Kepercayaan jelas terkait erat dengan modal sosial, secara konseptual dan
secara empirik. Hal ini akan muncul berulang-ulang dalam buku ini sebagai salah satu
sumber terpenting yang tumbuh dari keanggotaan dalam jaringan sosial.

Menuju Konsepsi Lain

Banyak bagian dari bab ini memusatkan perhatian pada bukti bahwa modal sosial
benar-benar memberikan hasil yang jelas bersifat positif bagi anggota jaringan dan
komunitas secara keseluruhan, sebelum mengeksplorasi kompleksitas jaringan dan norma,
serta mengidentifikasi implikasinya bagi pemahaman kita tentang modal sosial.

3. MELANGKAH DI SISI GELAP


Pada bab ketiga ini mengeksplorasi bukti dari konsekuensi negatif modal sosial
berdasarkan atas dua hal. Pertama, bab ini mengeksplorasi kemungkinan modal sosial
membantu meneguhkan ketimpangan. Kedua, bab ini pun membahas peran yang
dimainkan modal sosial dalam mendukung perilaku antisosial
Modal Sosial Dan Ketimpangan
Diskusi tentang modal sosial dan ketimpangan ini menegaskan bahwa jaringan dapat
membantu melestarikan kedudukan istimewa dan mempertahankan nasib malang. Akan
tetapi simplistis ketika menyatakan bahwa modal sosial adalah satu-satunya faktor yang
ada, atau bahwa hal ini niscaya merupakan faktor yang paling signifikan.
Efek Buruk Modal Sosial
Bagian ini terutama membahas kasus ketika keburukan merupakan tujuan yang
dikehendaki dari adanya suatu jaringan dan sebagai tujuan sekundernya adalah membantu
jaringan yang menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki keberadaannya.
Ikatan yang erat tampak lebih sering diasosiasikan dengan konsekuensi buruk bila
dibandingkan dengan ikatan longgar, namun tidak satu pun yang sepenuhnya tidak terikat.
Sisi Gelap Modal Sosial
Modal sosial tidak sendirian dalam perannya sebagai sumber daya yang bisa
digunakan secara baik maupun secara buruk. Fukuyama mengungkapkan bahwa modal
sosial bisa berbentuk senapan, dan pemerintah dapat melakukan investasi modal manusia
dari para penyiksa resminya. Modal sosial sebagai sebuah konsep dituduh sangat normatif.
Citra yang melekap padanya dalam perdebatan terkini bersifat positif dan beberapa orang
pendukungnya cenderung mengabaikan bukti berlawanan dengan klaim-klaim mereka.
4. MODAL SOSIAL DI DUNIA (PASCA) MODERN
Bab keempat ini menggali sejumlah perubahan mutakhir, dan menelaah implikasi
pentingnya bagi konsep modal sosial. Pada bab ini pun menelaah runtuhnya komunisme,
bukan hanya karena transisi menuju demokrasi yang begitu tajam dan mendadak setelah
tahun 1989 hampir menciptakan jam nol, tatkala koneksi-koneksi lama kehilangan nilai
mereka, namun hanya sedikit koneksi baru yang tercipta dalam suasana yang sangat tidak
menentu tersebut. Bab ini pun mengeksplorasi peran perubahan sosial, khususnya dalam
hubungan yang akrab dan dalam hubungan keluarga berdasarkan atas koneksi yang dapat
diakses orang.
Kewarganegaraan Demokratis Aktif
Klaim Putnam tentang level komunitas di Amerika Serikat tampak relatif kuat dalam
hal jalinan hubungan antar warga dan sosiabilitas informal, namun polanya bisa jadi tidak
seseragam sebagaimana yang ia paparkan. Sebaliknya, di Eropa jalinan hubungan
antarwarga dan sosiabilitas informal tampak relatif kuat. Bukti yang ditunjukkan Putnam
tentang kepercayaan sangat meyakinkan, dan ini selaras dengan perkembangan yang
terjadi di Inggris, namun karena hal ini diambil dari bukti survei yang dengan sendirinya
mendua, temuan-temuan ini jauh dari konklusif. Alih-alih kemerosotan sederhana jalinan
hubungan komunal, maka terdapat kecenderungan bahwa kita tengah menyaksikan tanda-
tanda perubahan dalam cara orang mengekspresikan jalinan hubungannya.
Atomisasi Koneksi Di Ruang Maya
Poin ini pada prinsipnya tidak ada landasan riil untuk melihat interaksi online dan
hubungan tatap muka sebagai dua hal yang tidak selaras. Internet bekum tentu
membahayakan modal sosial yang dimiliki orang. Namun tampaknya hal ini
melengkapinya dan mendorong mereka memperluas jaringan mereka sedemikian rupa
sehingga memperkaya dan membangun koneksi tatap muka.
Akhir Komunisme
Pentingnya ikatan pribadi di masyarakat pasca komunis, menunjuk pada tetap adanya
ikatan pribadi di kalangan mantan admisitrator komunis yang disebut dengan
nomenklatura sebagai bisnis yang berharga di bawah sistem kapitalisme.
Keluarga Dan Ikatan Intim
Coleman menyatakan bahwa asal-usul bentuk modal sosial yang paling efektif adalah
hubungan yang dibangun sejak lahir. Coleman percaya bahwa modal sosial diperlemah
oleh proses yang merusak ikatan kekerabatan, seperti perceraian dan perpisahan, atau
imigrasi.
Modal Sosial Dalam Masyarakat Risiko : Persahabatan Fleksibel ?
Tampaknya kondisi pasca modern lebih dapat diterima ketimbang membahayakan
modal sosial. Secara empirik, bab ini menyajikan bukti dari beberapa negara yang tengah
tumbuh menjadi bentuk skala kecil dan informal jalinan hubungan antar warga, seperti
lahirnya kelompok-kelompok swadaya. Bukti yang disajikan pada bab ini tampaknya tidak
merefleksikan kecenderungan umun kemerosotan level modal sosial. Namun, hal ini
secara umum mengonfirmasikan individualisasi hubungan sosial, dan penciptaan identitas
secara menyeluruh tengah mengubah sifat dan makna hubungan antarorang.
5. MODAL SOSIAL SEBAGAI KEBIJAKAN
Bab kelima ini mengeksplirasi banyaknya perdebatan tentang modal sosial sebagai
alat kebijakan. Bab ini diawali dengan telaah mengapa modal sosial harus menjadi fokus
kajiab, khususnya dengan mempertimbangkan risiko tinggi intervensi yang menimbulkan
akibat yang bertolak belakang dengan yang dikehendaki. Selanjutnya bab ini menggali
soal ukuran dan bertanya mengapa hal ini begitu menjadi pokok perhatian bagi komunitas
kebijakan. Selanjutnya bab ini mengkaji berbagai upaya untuk mengoperasionalisasikan
gagasan tentang modal sosial untuk tujuan pembuatan kebijakan.
Mengapa Mengembangkan Kebijakan Bagi Modal Sosial ?
Terdapat alasan praktis untuk menyatakan bahwa modal sosial bida menjadi fokus
pengembangan kebijakan. Tidak ada maksud mengabaikan kesulitan yang terdapat dalam
pengembangan kebijakan-kebijakan tersebut pada tataran praktis. Modal sosial merupakan
konsep yang kompleks dan dengan wajah yang beragam pada hubungan daripada merujuk
pada benda.
Mengukur Modal Sosial
Para pembuat kebijakan yang menganut gagasan tentang didorongnya modal sosial
nyaris bersuara bulat ketika menyetujui bahwa ukuran adalah tantangan sentral. Pada
umumnya para pembuat kebijakan terkini memilih menginvestasikan sumber daya yang
langka ke dalam aktivitas-aktivitas yang dapat diukur, sehingga hasil dari investasi mereka
dapat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari pengeluaran serupa di tempat lain.
Modal sosial pun tunduk pada aturan ini.
Mengoperasionalkan Kebijakan Bagi Modal Sosial
Sebagian besar literatur kebijakan menekankan ikatan formal, seringkali
antarorganisasi atau perkampungan, seperti hubungan pembeli-pemasok dan jointventure
dalam kasus kebijakan ekonomi, atau kemitraan dalam negara-swasta serta hubungan
sukarela peraturan dalam kasus kebijakan sosial.
Dapatkah Pemerintah Menciptakan Modal Sosial ?
Implementasi kebijakan hampir semua wilayah dipengaruhi oleh jaringan yang
ditemukan di kalangan aktor kebijakan yang terlibat didalamnya. Begitu kebijakan
tersebut terimplementasikan, hasilnya akan dipengaruhi oleh modal sosial dari mereka
yang menjadi sasaran kebijakan tersebut.

KESIMPULAN

Modal sosial harus dipahami sebagai konstruk relasional. Hal ini hanya dapat
memberikan akses bagi sumber daya ketika individu tidak hanya membangun ikatan dengan
orang lain namun juga menginternalisasikan nilai-nilai bersama kelompok. Selama orang
membayangkan kehidupan sebagai kebaikan bersama, preferensi mereka semakin mengarah
pada komunitas yang didasarkan atas karakteristik yang dicapai ketimbang pada karakteristik
yang dibawa sejak lahir.

KELEBIHAN

Buku ini menggunakan bahasa yang mudah untuk dimengerti dan penyampaian yang
terarah, jadi pembaca lebih cepat menangkap isi yang ada dalam buku ini.

KEKURANGAN
Kekurangan yang terdapat dalam buku ini adalah masih banyaknya kesalahan
penulisan tanda baca dalam buku ini.

Anda mungkin juga menyukai