Anda di halaman 1dari 8

UNSUR-UNSUR GEOGRAFI SOSIAL

Unsur-unsur geografi sosial yaitu: manusia, lingkungan alam, relasi, dan interelasi serta
interaksi antara manusia dan lingkungan hidup.
1. Manusia, menggunakan daya atau kemampuan yang dimilikinya yakni kemampuan
penyesuaiaan, penguasaan, dan cipta untuk memanfaatkan lingkungan alam bagi
kepentingan hidupnya dalam mencapai kemakmuran. Manusia dapat saling melengkapi
satu sama lain, karena dalam kenyataannya individu dipengaruhi oleh masyarakat
dalam pembentukan pribadinya; dan individu mempengaruhi masyarakat bahkan dapat
menyebabkan perubahan masyarakat. Jadi manusia sebagai individu adalah bagian dari
kelompok/ masyarakat karena secara kodrati manusia mempunyai sifat dinamis dan
sebagai makhluk sosial. Manusia bersifat dinamis mudah berubah sesuai dengan
perkembangan, misalnya; ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat manusia
mengikutinya dan secara tidak langsung dapat mengubah pola perilakunya dalam
kehidupan sosial manusia atau dalam memanfaatkan lingkungan alamnya. Sebagai
contohnya adalah masyarakat di kota untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maka orang
kota membeli bahan pangan yang berasal dari desa, karena sebagian besar orang-orang
desa berprofesi sebagai petani, sebaliknya orang desa membutuhkan peralatan pertanian
untuk melangsungkan pekerjaanya, maka orang- orang kota menyediakan peralatan
pertanian. Selain itu, tidak hanya pada lingkup masyarakat kecil, Negara-negara di
dunia dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya juga saling membantu, sebagai
contoh Negara berkembang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan
teknologi yang canggih dan memerlukan modal besar untuk mendirikan suatu usaha
untuk perkembangan negaranya, maka negara maju menyediakan teknologi dan
memberikan investasi modal untuk digunakan di Negara berkembang. Kegiatan
manusia sebagai makhluk sosial dapat terjadi pada daerah konflik, dimana masyarakat
yang berada di daerah konflik sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dari
mulai kebutuhan sandang, kebutuhan pangan, dan kebutuhan kesehatan. Maka dengan
kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, masyarakat yang didaerah lain memberikan
bantuan berupa sandang, pangan maupun obat-obatan.
Manusia dapat berwujud masyarakat (society) atau komunitas (community). Masyarakat
(society), mengkaji hubungan manusia dengan manusia yang lain. Masyarakat disini
berarti kumpulan manusia yang hidup bersama, manusia sebagai anggota masyarakat.
Masyarakat adalah kumpulan individu dan terbagi dalam kelompok-kelompok, yang
6
berarti individu sebagai anggota masyarakat, yang sadar bahwa dirinya sebagai bagian
dari kelompok; saling berhubungan satu dengan yang lain; secara bersama memiliki
faktor yang sama, dan mempunyai kaidah yang disepakati bersama. Pada masyarakat
terjadi pembagian golongan berdasarkan kedudukan, pada kondisi tertentu dapat
disebut atau adanya stratifikasi sosial. Misalnya di suatu perusahaan, terdapat sebutan
direksi di strata tinggi sebutan bagi kelompok penentu kebijakan, staf di strata tengah,
dan pekerja di lapisan terrendah. Secara kasar sering disebut masyarakat kelas/golongan
atas, kelas/golongan menengah, dan kelas/golongan bawah. Masyarakat menurut Mc
Keachie dan Doyle (dalam Jayadinata, 1999) adalah sekolompok manusia ayng
bergantung satu sama lain dan yang telah memperkembangkan pola organisasi yang
memungkinkan mereka hidup bersama dan dapat mempertahankan diri sebagai
kelompok. Masyarakat terkecil adalah keluarga, masyarakat lebih besar adalah suku
bangsa dan masyarakat yang terbesar adalah seluruh umat manusia. Sedangkan menurut
Soekanto (1990) adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Komunitas (community), merupakan paguyuban, artinya kebersamaan, serta adanya
rasa sentimental dan dibatasi oleh adanya lokalitas atau lokasisasi yang berkaitan
dengan ruang atau lingkungan. Misal masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat
Tengger, dan lain-lain. Jadi komunitas atau masyarakat setempat adalah istilah yang
menunjuk pada warga desa, warga kota atau warga Negara (bangsa). Berdasarkan
beberapa contoh tersebut komunitas adalah bagian dari masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah dengan batas-batas tertentu faktor pembentuk utama sebagai
dasar adalah adanya interaksi antara para anggotanya. Unsur perasaan komunitas
tersebut antara lain seperasaan, yaitu adanya rasa solidaritas, sepenanggungan yaitu
segala sesuatu ditanggung bersama, saling memerlukan. Komunitas dapat
diklasifikasikan dengan criteria antara lain: jumlah penduduk, luas, kekayaan dan
kepadatan penduduk, fungsi-fungsi khusus masyarakat tertentu, organisasi masyarakat
setempat. Kriteria-kriteria tersebut dapat untuk membedakan bermacam-macam jenis
komunitas, misalnya masyarakat sederhana, masyarakat pedesaan, perkotaan, bahkan
kini terdapat sebutan sosialita yakni kelompok orang yang memang berasal dari
keluarga kaya atau seseorang yang berpengaruh dan punya kemampuan. Mereka
mampu menarik masyarakat menjadi sesuatu hal yang positif dan atau negatif yang
tergantung pada sosok yang tampil. Jadi, ada sosok pribadi yang menonjol dalam diri
sosialita, bukan berkelompok seperti kebanyakan sosialita di Indonesia. Setidaknya
begitu artinya atau padanan kata (istilah) menurut bahasa Indonesia.
7
Sosialita pada jaman dahulu diartikan sebagai kelompok orang yang dermawan dan
banyak menghabiskan waktunya untuk menyisihkan kekayaannya mengurus masalah-
masalah yang dapat membantu orang lain, sedangkan pada jaman sekarang sosialita
sering disebut sekelompok orang yang kehidupanya selalu untuk senang-senang/foya-
foya. Keberadaan suatu komunitas keberlanjutannya ditentukan oleh budaya yang
hidup dan dilkembangkan oleh para pendukungnya.

2. Lingkungan Alam, merupakan tempat kediaman dan hidup manusia, alam menyediakan
berbagai kemungkinan bagi kehidupan manusia. Pada skala tertentu alam mempunyai
sifat yang relatif statis karena perubahan alam terjadi dalam waktu yang lama.
Lingkungan alam tersebut mencakup tujuh komponen, yaitu: lokasi geografis, topografi
atau relief, struktur geologi, iklim tanah, tumbuh-tumbuhan, dan hewan.
Lokasi geografi dibedakan atas lokasi absolut yang ditentukan oleh garis lintang bujur
(contoh: Indonesia terletak pada posisi 6°LU dengan 11°LS dan antara 95°BT dengan
141°BT); dan lokasi relatif yang bertalian dengan bentuk daratan atau peraian lain, atau
posisi suatu tempat terhadap kondisi wilayah yang ada di sekitarnya (contoh: Indonesia
terletak antara dua samudera, antara dua benua, ada pada pertemuan rangkaian
pegunungan Mediteranian dengan pegunungan sirkum Pasifik dan antara kondisi-
kondisi sosial budaya lainnya).

Sumber
: www.google.com
Gambar 2. Lokasi Absolut dan Relatif Indonesia

8
Topografi/relief adalah keadaan tinggi-rendah lahan atau permukaan bumi beserta
kemiringannya. Topografi lahan bisa berupa dataran rendah/tinggi, bergelombang dan
sebagainya. Kondisi topografi setempat berpengaruh pada aktivitas manusianya yang
ditimbulkan karena adanya usaha adaptasi dan pemanfaatan lingkungan alam oleh
manusia dalam mempertahankan hidupnya. Aktivitas manusia tersebut bergantung
dengan keadaan lingkungan dimana mereka bertempat tinggal. Baik dalam
memanfaatkan kondisi alam lingkungan sekitar untuk membuat tempat tinggal,
mengolah lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan lain sebagainya.
Fenomena-fenomena geosfer yang bersifat fisik seperti topografi atau relief
mempengaruhi timbulnya kebudayaan pada suatu daerah, sehingga pada umumnya
budaya yang berkembang di suatu daerah condong menunjukkan karakteristik dan
kebutuhan daerah itu sendiri.
Misalnya, di daerah pegunungan yang subur sebagian besar orang memanfaatkan
lingkungan alamnya untuk pertanian sayur karena cocok dengan kondisi tanah dan
iklimnya, mereka harus menyesuaikan alam dengan membuat alat-alat pertanian
dengan menyesuaikan bidang pertanian yang mereka tanam. Lain halnya pada dataran
rendah, manusia memanfaatkan lingkungannya untuk menghasilkan bahan pangan yang
sesuai dengan kondisi alam sebagai contoh masyarakat di daerah dataran rendah
menggunkan lahan pertaniannya untuk menanam padi sawah. Alat-alat yang
dipergunaan untuk pertanian merupakan hasil dari buah pikir manusia, sehingga dapat
dikatakan bahwa alat merupakan pencerminan budaya setempat yang diciptakan oleh
masyarakat di daerah tersebut. Dengan demikian adanya perbedaan topografi di setiap
daerah maka menimbulkan banyak keanekaragaman dan pola perilaku manusia yang
disesuaikan dengan kondisi lingkungan alamnya.

Gunung (Dataran
Tinggi) orang bertani
kentang/ sayuran

9
Rumah di daerah
gurun suku Mongolia

Sumber: www.google.20/2/2013
Gambar 3. Bentang Budaya Manusia

Struktur geologis pada permukaan bumi mempengaruhi keadaan geomorfologi suatu


wilayah yang berpengaruh terhadap berbagai kegiatan ekonomi penduduk. Iklim adalah
faktor lingkungan yang paling penting berpengaruh pada kegiatan manusia, misalnya
berpengaruh pada pertanian, transportasi, perdagangan, komunikasi dan sebagaianya.
Selain berpengaruh pada budaya manusia berpengaruh juga terhadap bentuk rumah,
pakaian, makanan dan lain-lain.
Budaya manusia dipergunakan untuk menjelaskan pola-pola permukiman,
perkembangan suatu permukiman manusia yang ada dipermukaan bumi, setiap daerah
punya ciri khas yang mempunyai bentuk tersendiri, disetiap bagian dari rumah tersebut
mempunyai filosofi yang diturunkan dari nenek moyangnya. Tentunya hal ini juga
dipengaruhi oleh faktor geografis terhadap perkembangan seperti halnya (gambar 3)
yang merupakan gambar rumah tradisional suku Mongolia yang bertempat tinggal di
daerah gurun. Seperti halnya manusia yang hidup di daerah pegunungan pola rumahnya
mengelompok mengikuti pola relief pegunungan dan bentuk rumahnya sedikit ventilasi
untuk menyesuaikan dengan suhu pegunungan sedangkan di daerah dataran rendah pola
rumahnya memanjang mengikuti jalan/sungai dan bentuk rumahnya banyak
ventilasinya.
Tanah merupakan lapisan paling atas dari permukaan bumi yang dihasilkan oleh
kombinasi lima faktor pembentuknya (batuan induk, iklim setempat, vegetasi di
atasnya, kegiatan biologis secara fisis dan kimiawi dan faktor waktu). Tanah sangat
penting bagi manusia untuk berbagai kegiatan agraris. Tumbuh-tumbuhan berkaitan
erat dengan faktor iklim dan tanah, terjadi secara alami maupun dibudidayakan. Antara
manusia dan tumbuh-tumbuhan terdapat relasi timbal balik. Pengaruh vegetasi alami
10
atau dibudidayakan memberikan/ menyediakan bahan pangan mentah (padi-padian,
buah-buahan, berbagai jenis minyak, obat-obatan dan sebagainya), bahan kayu untuk
segala macam bangunan dan sarana kerajinan/industri, rerumputan sebagai dasar mata
pencaharian peternakan. Sedangkan pengaruh manusi pada vegetasi alami antara lain,
dengan cara: merusak, dan/atau melenyapkan jenis tumbuh-tumbuhan tertentu,
memindahkan jenis tanaman tertentu dari benua yang satu ke benua yang lain,
membatasi hidup tumbuh-tumbuhan yang dianggap mengganggu, melakukan seleksi
dan hibridisasi jenis tumbuh-tumbuhan tertentu, membuat hutan baru. Hewan berelasi
erat dengan tumbuh-tumbuhan, baik secara alami maupun secara dibudidayakan. Di
samping menguntungkan, hewan juga dapat merugikan manusia, terutama hewan-
hewan kecil yang diketahui sebagai hama. Misalnya belalang, nyamuk malaria, nyamuk
aedes egyptiae (demam berdarah), lalat tsetse (pengganggu ternak), binatang pengerat
(rodentia).
3. Relasi, Interelasi dan Interaksi antara Manusia dan Alam.
Kota dan penduduknya apabila menjadi pusat perhatian, masalah lama tentang manusia
dan lingkungan muncul kembali, namun dalam bentuk yang agak tajam yaitu
lingkungan perkotaan yang dengan sendirinya sebagai ciptaan manusia. Tetapi
nampaknya tidak mungkin membahas kelompok khusus penghuni kota terlepas dari
lingkungan tempat mereka hidup. Sebagian orang miskin dan yang secara sosial
kehilangan hak untuk tinggal di derah perkotaan, maka mereka bertempat tinggal di
kawasan kumuh; para pendatang (imigran) memulai kehidupan di perkotaan yaitu pada
daerah yang disebut zona transisi dekat pusat kota; penduduk kulit hitam (di Amerika)
tinggal di daerah getto; kalangan kelas menengah tinggal di pinggiran kota (suburbans).
Dalam sosiologi perkotaan, ekologi manusia selama dua dekade terakhir mendominasi
pemikiran mengenai studi tentang kota. Tetapi prinsip-prinsip ekologi terhadap
masyarakat manusia oleh para sosiolog Mazhab Chicago secara tidak langsung
menunjukkan pendekatan deterministik yang menimbulkan kecaman. Model tentang
kota Chicago yang Burgess(1925) gambarkan terutama bersifat deskriptif, tetapi model
tersebut secara tidak langsung menyatakan proses perubahan mekanistik yang
berhubungan erat dengan habitatnya yaitu kota itu sendiri. Daerah konsentris
(concentric zone), dasar model tersebut sebagian besar berasal dari pertumbuhan kota
dan umur bagian-bagian pokoknya, yang kemudian menjadi semakin terpisah dari
pusatnya. Pusatnya itu sendiri merupakan pengecualian, yang biasanya dibangun
kembali sebagai inti pusat perdagangan, sehingga daerah tertua itu dengan serta merta
11
berada di sekitar inti tersebut. Sifat alami dan jarak daerah-daerah tersebut dari pusat
merupakan faktor yang amat penting dalam menyusun kelompok sosial dan
pengendalian gerakan mereka. Daerah-daerah itu sendiri dan aktivitas yang ada
merupakan hasil kekuatan ekonomi yang berkaitan dengan keterjangkauan pusat
tersebut.
Terdapat reaksi-reaksi terhadap pandangan yang demikian, pertama-tama dan
khususnya oleh Walter Firey (1947), bahwa sifat beberapa bagian kota bukanlah hasil
kekuatan ekonomi yang tak dapat dielakkan, tetapi mencerminkan nilai-nilai sosial
yang diletakkan penduduk pada daerah-daerah tertentu. Mendekati struktur kota
melalui nilai-nilai sosial memungkinkan kita menitik beratkan pada ruang budaya.
Pandangan yang demikian itu akhir-akhir ini teiah diperkuat dengan adanya studi
persepsi; dunia tidak perlu alam semestanya geograf yang diukur dan dikategorikan
secara rapi; banyak pandangan yang bermacam-macam dan menyimpang bagaimana
kelompok yang berbeda melihat dunia tersebut dan bagaimana mereka diajar untuk
menghadapinya.
Sekarang telah disadari bahwa aksi/tindakan dan reaksi manusia terhadap alam semesta
dirasakan sering tidak seperti yang diinginkan. Tindakannya dalam memilih langkah-
langkah tindakan tertentu, sering terhambat berbagai kendala. Di Amerika Serikat
misalnya, penghasilan dan warna kulit merupakan dua kendala yang membatasi
kebebasan bertindak seseorang dalam memilih tinggal dan mencari pekerjaan.
Kelompok tertentu memiliki tingkat pilihan yang lebih besar dari pada lainnya yang
banyak mendapat kendala dan kerugian. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan apakah
masalah-masalah yang dihasilkan oleh berlakunya kendala-kendala tersebut merupakan
sifat rnasyarakat itu sendiri. Tetapi masalah ini harus mendapat perhatian, karena
geograf sosial harus menganggap bahwa hunian liar dan kumuh, kehilangan hak dan
kemiskinan, sebagai komponen keruangan dari kehidupan sosial. Setiap unsur
pengalaman sosial yang mempunyai implikasi keruangan, kesukuan, kelas, aktivitas,
kelompok interes, bahasa, agama dan sebagainya dapat diuji sebagai pola-pola yang
timbul dari perbedaan kelompok dan aktivitas. Ini pada gilirannya mendorong
penelusuran proses.
Relasi, interelasi dan interaksi antara manusia dan lingkungan alam dapat menimbulkan
gejala akibat. Gejala akibat ini merupakan rangkaian peristiwa satu dengan lainnya
yang saling menerangkan yang di dalamnya terdapat unsur sebab akibat (unsur
kausalitas). Beberapa akibatnya antara lain:
12
a. Terjadinya gerakan penduduk (population movement), misalnya adanya perpindahan
penduduk (migrasi dan urbanisasi), dan perubahan sosial secara horizontal dan
vertikal; orang menentukan untuk berpindah mempertimbangkan keadaan baik
keadaan daerah asal (ada hal-hal yang positif ada juga hal-hal yang negatif). Jika
menurut pertimbangannya daerah tujuan lebih banyak hal-hal yang positif orang
baru mempertimbangkan kemungkinan untuk pindah.
b. Adanya daerah-daerah yang dihuni manusia dan yang tidak dihuni, misalnya daerah
yang sangat padat penduduknya ada tidak padat tetapi ada juga daerah yang tidak
dihuni oleh manusia. Contoh daerah yang subur, iklim menyenangkan biasanya
berpenduduk padat, tetapi tempat-tempat yang ekstrem kondisi alamnya tidak dihuni
atau jika dihuni penduduknya sangat jarang, misal daerah kutub yang sangat dingin,
daerah pegunungan yang sangat tinggi, daerah gurun yang sangat kering dan lain-
lain.
c. Adanya aneka kegiatan penduduk, ini juga berkaitan dengan keadaan daerahnya,
misalnya di dataran rendah yang tanahnya subur. Air yang cukup untuk manusia
maka akan beraktivitas dibidang pertanian, di daerah pantai yang landai dan
perairannya tenang, kegiatannya sebagai nelayan dan diperkotaan kegiatan
bermacam-macam misalnya perdagangan, industri dan lain-lain.

13

Anda mungkin juga menyukai