Anda di halaman 1dari 93

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk di kembangkan

sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Usaha memperbesar pendapatan

asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan

potensi pariwisata daerah di harapkan memberikan sumbangan bagi pembangunan

ekonomi.

Secara luas pariwisata di pandang sebagai salah satu kegiatan yang mempunyai

multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembagunan sektor

pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi, dan politik (Spillane, 1994 :

14). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10

tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa, Penyelenggaraan

Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan

memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan berusaha dan lapangan

kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan

obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan

mempererat persahabatan antar bangsa.


2

Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan

ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun

investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan

jasa. Selama berwisata, wisatawan akan melakukan belanja, sehingga secara

langsung menimbulkan permintaan (Tourism Final Demand) pasar barang dan

jasa. Selanjutnya Final Demand wisatawan secara tidak langsung menimbulkan

permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment Derived Demand)

untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut.

Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang

transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan

industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain.

Sejalan dengan hal tersebut dampak pariwisata terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat lokal dikelompokan oleh Cohen (1984) menjadi delapan

kelompok besar, yaitu (1) dampak terhadap penerimaan devisa, (2) dampak

terhadap pendapatan masyarakat, (3) dampak terhadap kesempatan kerja, (4)

dampak terhadap harga-harga, (5) dampak terhadap distribusi masyarakat atau

keuntungan, (6) dampak terhadap kepemilikan dan kontrol, (7) dampak terhadap

pembangunan pada umumnya dan (8) dampak terhadap pendapatan pemerintah.

Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah

wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan

pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan

berkembang dengan baik.


3

Perkembangan obyek wisata ditanah air bukan lagi hal yang baru, bahkan

sampai sekarang ini parawisata merupakan salah satu sumber pendapatan bagi

negara dari para wisatawan domestik maupun mancanegara. Disisi lain obyek wisata

juga menjadi ajang untuk berbisinis atau tempat bertemunya para pelaku ekonomi

dengan alasan berwisata seperti yang terjadi di pulau Bali dan Lombok serta obyek-

obyek wisata lainnya.

Objek wisata yang berada di Indonesia yang sangatlah banyak salah satunya di

Provinsi Sulawesi Tenggara. Objek wisata yang ada di Obyek wisata yang ada di

Sulawesi Tenggara cukup banyak, baik yang telah dikenal oleh masyarakat maupun

yang masih dalam tahap pengelolaan.

Buton merupakan daerah kepulauan yang memiliki banyak pantai indah yang

belum diketahui banyak orang. Salah satu pantai yang menjadi unggulan yaitu Pantai

Koguna. Pantai ini terletak di Desa Mopano, Kecamatan Lasalimu Selatan

Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Pantai ini memiliki pasir yang putih sedikit

berwarna krem. Lautnya sendiri masih jernih, Ombak di sekitarnya pun sangat

tenang sehingga di pantai ini sangat cocok untuk berenang menikmati air laut. Pantai

Koguna menyajikan pemandangan yang begitu indahnya.

Pantai Koguna memiliki hamparan pasir putih yang membentang luas sekitar 2

kilometer. Selain pasir putih, keindahan Pantai Koguna ditambah lagi dengan laut

yang bersih dan biru. Seluruh keindahan tersebut masih dipadukan dengan pohon

cemara yang tumbuh di atas pasir putih. Berdasarkan data dari dinas pariwisata

Kabupaten Buton menyebutkan Jumlah pengunjung pada tahun 2018 sebanyak


4

83.000 orang dan jumlah pengunjung tiap bulan di perkirakan mencapai 500 orang

yang notabenyan bukan hanya berasal dari desa mopaano akan tetapi berasal dari

luar desa mopaano seperti pengunjung dari kota bau-bau, wanci, hingga mancanegar

terlebih lagi apabila menjelang musim libur ataupun ada kegiatan tahunan di

Kabupaten Buton. Kawasan obyek wisata Pantai Koguna tersebut terdapat rawa

yang memilik udang yang biasa yang berwarna merah masyarakat di sana

menyebutnya udang merah, pada saat air pasang wisatawan dapat menikmati suasana

pantai dengan pemandangan pantai yang masih sangat asri dan dapat memberikan

ketenangan bagi para wisatawan. Tak hanya memiliki wisata udang merah, wisata

pantai koguna juga memiliki wisata batu terbelah yang berada di dalam kawasan

obyek wisata pantai koguna.

Hal ini menjadi alasan penting bagi pemerintah Kabupaten Buton untuk

mengembangkan wisata pantai koguna menjadi daerah tujuan wisata. Selain itu

pemerintah juga memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk

melakukan kegiatan usaha dalam kawasan obyek wisata tersebut. Sehingga secara

langsung dapat memberikan kontribusinya kepada pendapatan masyarakat setempat

dan telah menjadi mata pencaharian bagi para masyarakat yang tidak memiliki

pekerjaan atau pengangguran.

Peningkatan atau bertambahnya jumlah pengunjung membuat masyarakat

disekitar kasawan pantai koguna memperoleh kesempatan untuk meningkatkan

pendapatan melalui kegiatan/usaha yang di lakukan di sekitar kawasan wisata seperti

juru parkir, kios, kantin yang menyediakan makanan dan minuman serta keperluan
5

para wisatawan. Kondisi ini menjadi bagian dari upaya masyarakat untuk

meningkatkan perekonomian dalam bentuk usaha kecil dengan memanfaatkan

pengembangan wisata pantai yang di lakukan oleh pemerintah. Adapun

pengembangan obyek wisata yang telah ada di Pantai Koguna adalah perbaikan

akses jalan menuju pantai, pengadaan fasilitas sarana dan prasarana seperti wc

umum, tempat parkir kendaraan, gerbang masuk pantai koguna, pajak retribusi

pantai, gazebo.

Pengembangan wisata pantai tidak terlepas dari kehidupan masyarakat dalam

hal ini aktifitas masyarakat pesisir yang memiliki mata pencaharian berbeda-beda,

ada yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS), nelayan dan sebagainya.

Sehubungan dengan adanya pengembangan obyek wisata tersebut maka masyarakat

mempunyai mata pencaharian tambahan untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Dampak Pengembangan Obyek Wisata Pantai Koguna

Terhadap Perekonomian Masyarakat Desa Mopaano Kecamatan Lasalimu Selatan

Kabupaten Buton”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak pengembangan objek wisata pantai koguna terhadap

perekonomian masyarakat Desa Mopaano Kecamatan Lasalimu Selatan

Kabupaten Buton.
6

2. Bagaimana upaya pemerintah dalam pengembangan obyek wisata pantai koguna

terhadap perekonomian masyarakat di desa mopaano kecamatan lasalimu selatan

kabupaten Buton.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui dampak adanya pengembangan objek wisata pantai

koguna dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Mopaano

Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton.

2. Untuk mengetahui bagaimana upaya pemerintah dalam pengembangan obyek

wisata pantai guna terhadap perekonomian masyarakat Desa Mopaano

Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi :

1. Pemerintah daerah khususnya Dinas Pariwisata Kabupaten Buton dalam

merumuskan dan menetapkan kebijaksanaan dalam pengembangan wisata

pantai khususnya pantai koguna.

2. Bagi masyarakat, dapat menjadi informasi mengenai dampak

pengembangan wisata dalam mendorong kegiatan dan pertumbuhan

ekonomi.
7

E. Definisi Oprasional

1. Dampak. Dampak adalah bentura, pengaruh yang mendatangkan akibat baik

maupun buruk.

2. Pengembangan. Pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk

mengembangkan atau memajukan objek wisata agar objek wisata tersebut

lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi tempat maupun benda-benda

yang ada di dalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan untuk

mengunjunginya.

3. Perekonomian yaitu keadaan atau kondisi aktifitas masyarakat terhadap

kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan pendapatan dengan adanya

pengembangan terhadap obyek wisata tersebut.

4. Pendapatan yaitu besarnya penghasilan rata-rata perbulan yang di peroleh

masyarakat sebelum dan sesudah adanya pengembangan obyek wisata

tersebut.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritik

1. Konsep pariwisata

Pada awalnya pariwisata berkembang pada ilmu ekonomi dalam rangka

memfasilitasi kebutuhan wisatawan sela melakukan perjalanannya. Pelaksanaannya

memerlukan manajemen yang tepat untuk mengelola wistawan, fasilitas wisata,

waktu, dan biaya.

Pariwisata bukanlah sesuatu hal yang baru, akan tetapi kegiatan tersebut telah

dilakukan oleh masyarakat sejak dahulu kala. Seiring dengan perkembangan sosial

ekonomi, sosial budaya dan teknologi, maka bentuk kegiatan pariwisata berkembang

lebih luas lagi.

Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan

pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan

penghasilan, standar hidup serta adanya keterkaitan sektor-sektor produktifitas

lainnya. Selanjutnya pariwisata sebagai sektor yang kompleks meliputi industri yang

kecil seperti kerajinan tangan, penginapan, cenderamata dan transportasi maka

secara ekonomi dipandang sebagai industri.

Disamping itu pariwisata juga memberikan pendapatan bagi pemerintah dalam

hal penarikan pajak pendapatan asli daerah (PAD) pada pengelolaan pariwisata itu

sendiri. Sebagai dampak dari pengembangan dimana pajak diperoleh akan mampu
9

memberikan manfaat pada pembangunan kedepan, guna menjadi sektor pariwisata

sebagian sumber pendapatan masyarakat.

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu bentuk aktivitas manusia, seperti yang

dijelaskan oleh Todaro, dkk (1985 dalam serin 2004) yang mengklasifikasikan

aktivitas mana menjadi lima hal yaitu rekreasi, kebutuhan fisik, spiritual,

pekerjaan,dan pendidikan, serta tugas-tugas keluarga dalam kemasyarakatan.

Aktifitas manusia tersebut sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara

waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan

untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata

untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk

memenuhi keinginan yang beraneka ragam (yoeti, 1985 : 109 ). Kemudian didalam

Undang-undang No 9 Tahun 1990 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan wisata

adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara

suka rela yang sifatnya sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Pariwisata bahari merupakan kegiatan rekreasi menikmati keindahan lingkungan

alam dan atraksi wisata yang ada di wilayah pesisir dan lautan. Kegiatan pariwisata

bahari tersebut dilakukan secara langsung dan tidak langsung memanfaatkan wilayah

pesisir dan lauatan (Nuraisah, 2011). Kegiatan pariwisata bahari langsung

memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan yaitu: berperahu, berenang, snorkling,

menyelam, dan meaning, sedangkan pariwisata bahari tidak langsung memanfaatkan

wilayah pesisir dan lautan seperti olahraga pantai dan menikmati atmosfer laut.

Kegiatan pariwisata bahari tersebut berada dalam kawasan wisata bahari.


10

Kawasan wisata adalah satuan ekologi dengan luas tertentu terdiri dari daratan

dan lautan yang dikelola untuk kebutuhan pariwisata . Undang-undang Nomor 9

Tahun 1990 menyatakan bahwa kawasan wisata adalah kawasan dengan luas

tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

Kawasan wisata sebagai daerah tujuan wisata (destinasi) harus menyediakan

berbagai kebutuhan yang diperlukan oleh wisatawan agar tujuan kunjungan

wisatawan terpenuhi (Pinata dan Gayatri 2005 : 101)

Berikut adalah istilah-istilah dalam pariwisata:

a. Leisure

Leisure berasal dari kata latin licere yang berarti diperkenalkan, jadi maksud

dari leisure adalah saat-saat atau waktu bebas untuk istrahat dan bebas dari

segala macam pekerjaan, tugas ataupun kewajiban-kewajiban (Haryono,

1978:21). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa untuk memperjelas pengertian

dari leisure atau dengan istilah waktu senggang dapat diuraikan dengan dua

pendekatan yakni pendekatan dan dengan penggunaanya.

b. Rekreasi

Rekreasi adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan selama leisure.

Saat melakukan rekreasi merupakan usaha untuk meng-create dari suatu

keadaan dan suasana hidup. Kegiatan meng-create untuk mencoba

menciptakan suasana hidup yang baru dengan berusaha menghilangkan atau

mengurangi beban seluruh kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.


11

c. Pariwisata

Pariwisata menurut pengertian dari Freuler dalm Pendit (2003:34)

mengatakan bahwa pariwisata dalam artian modern merupakan fenomena

dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan

pergantian hawa, menumbuhkan rasa terhadap keindahan alam, untuk

mendapatkan kesenangan.

Menurut Yoeti (1996:111) jenis-jenis pariwisata adalah sebagai berikut:

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan

Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan

tempat tinggal untuk berlibur, untuk memenuhi kehendak keinginannya

mengenai sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, ingin

mengetahui hikayat rakyat setempat, untuk mendapatkan ketenangan dan

kedamaian di daearah luar kota atau sebaliknya ingin menikmati libur di

kota-kota besar ataupun ikut serta dalam keramaian pusat-pusat wisata.

2. Pariwisata untuk rekreasi

Pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang hendak memanfaatkan

hari liburnya untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani

dan lain-lain.

3. Pariwisata untuk kebudayaan

Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk

belajar di pusat-pusat pengajaran riset, untuk mempelajari adat istiadat

kelembagaan cara hidup rakyat Negara lain, monumen bersejarah,


12

peninggalan peradaban masa lalu atau sebaliknya penemuan-penemuan

masa kini, pusat keinginan, keagamaan, dan lain-lain.

4. Pariwisata untuk olahraga

Pariwisata olahraga yaitu bagi mereka yang ingin berlatih dan

mempraktekan sendiri seperti mendaki gunung, memancing dan lain-lain.

5. Pariwisata untuk usaha bisnis

Jenis ini dalam bentuk perjalanan professional karena ada kaitannya

dengan perjalanan atau jabatan yang tidak memberikan pelakunya baik

pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan tetapi juga

mencakup semua kunjungan ke pameran, kunjungan instansi teknik dan

lain-lain.

6. Pariwisata untuk berkonferensi

Jenis ini misalnya dalam mengikuti konferensi internasional pada

berbagai badan-badan atau organisasi internasional yang dihadiri oleh

ribuan orang dan biasanya tinggal beberapa hari di kota atau Negara

penyelenggara.

Menurut Wahab (1998) mengemukakan bahwa bentuk pariwisata dapat dibagi

sebagai berikut :

1. Menurut jumlah orang yang bepergian, dibedakan menjadi

1) Pariwisata individu

2) Pariwisata rombongan

2. Menurut maksud berpergian, dibedakan menjadi


13

1) Pariwisata rekreasi atau pariwisata pantai

2) Pariwisata budaya

3) Pariwisata pulih sehat

4) Pariwisata sport

5) Pariwisata wicara

3. Menurut alat transportasi, dibedakan menjadi:

1) Pariwisata darat

2) Pariwisata tirta

3) Pariwisata dirgantara

4. Menurut letak geografi, dibedakan menjadi:

1) Pariwisata domestik nasional

2) Pariwisata regional

3) Pariwisata internasioanal

5. Menurut umur, dibedakan menjadi:

1) Pariwisata remaja

2) Pariwisata dewasa

3) Anak-anak

6. Menurut jenis kelamin, dibedakan menjadi:

1) Pariwisata pria

2) Pariwisata wanita

7. Menurut tingkat harga dan tingkat sosial, dibedakan menjadi :

1) Pariwisata taraf lux


14

2) Pariwisata taraf menengah

3) Pariwisata taraf jelata

2. Bahan dasar industri pariwisata

Bahan dasar atau model barang yang perlu dimiliki oleh sebuah industri

pariwisata di suatu daerah menjadi tiga bentuk yaitu sebagai berikut :

a) Obyek wisata alam, yaitu bentuk atau wujud dari obyek ini berupa

pemandangan itu seperti bentuk lingkungan pegunungan, pantai atau

perairan, lingkungan hidup berupa kehidupan flora dan fauna.

b) Obyek wisata budaya/manusia, obyek wisata budaya yang banyak

dipengaruhi oleh lingkungan atau kehidupan manusia. Wujud dari obyek

budaya antara lain : adat istiadat, upacara pemakaman, dan bentuk lainnya.

c) Obyek wisata buatan manusia, obyek wisata ini dipengaruhi oleh aktivitas

manusia, sehingga bentuknya sangat tergantung pada kraetivitas manusia.

Contohnya : museum, candi, bangunan sejarah, tempat ibadah, peralatan

music, kawasan wisata taman mini, kawasan wisata Ancol, wisata bahari dan

bentuk lainnya.

Bahan dasar sebagai pendukung kehidupan industri pariwisata yang terbagi

menjadi tiga bentuk tersebut, dalam pengelolaanya dan penngembanganya perlu

perhatikan tentang kelangsungan keberadaan bahan dasar atau kelestariannya. Tanpa

memperhatikan bahan dasar akan berakibat pada keberhentian kegiatan. Cara atau

metode pelestarian sumber bahan dasar adalah sebagai berikut pertama menjaga agar

sumber tersebut dihindarkan dari tangan-tangan yang tidak pertanggung jawab,


15

kedua melalui perawatan dan pengawasan yang intensif. Ketiga melalui pengetahuan

dan dan pemahaman tentang proses terjadinya dan dimana bahan dasar itu di bentuk.

3. Pembangunan kepariwisataan

Perkembangan dan pembangunan kepariwisataan di suatu wilayah akan timbul

suatu masalah sebagai akibat perubahan lahan yang terjadi karena pembangunan

berbagai akibat perubahan lahan yang terjadi karena pembangunan berbagai fasilitas

penunjang kepariwisataan. Masalah yang timbul dapat bersifat fisik maupun non

fisik yang dapat mengganggu kelangsungan pengembangan kepariwisataan

selanjutnya disuatu wilayah. Upaya memperkecil bahkan meniadakan masalah yang

mungkin timbul diperlukan pengelolaan kepariwisataan yang tepat yaitu dimulai dari

perencanaan sampai evaluasi untuk melihat keberhasilan target yang di inginkan.

Bidang pembangunan pariwisata potensi dan perannya sebagai salah satu sektor

penghasil devisa utama senantiasa terus ditingkatkan. Jumlah perolehan devisa

ditentukan oleh jumlah kunjungan, pengeluaran, dan lama kunjungan wisatawan

mancanegara di Indonesia, maka salah satu keberhasilan pengambangan pariwisata,

sebagai sumber penghasil devisa dinilai dari unsur yaitu :

a. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (foreign tourist)

b. Pengeluaran wisatawan mancanegara (foreign tourist expenditures)

parwisatawan, per hari kunjungan

c. Lama tinggal wisatawan mancanegara (foreign tourist laugt of stay)


16

Kebudayaan kepariwisataan, yaitu :

a. Terwujudnya pariwisata nusantara yang dapat mendorong cinta tanah air

b. Meningkatnya pemerataan dan keseimbangan pengembangan destinasi

pariwisata yang sesuai dengan potensi masing-masing daerah

c. Meningkatnya kontribusi pariwisata dalam perekonomian nasional

d. Meningkatnya produk pariwisata yang memilki keunggulan kompetitif

e. Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup dan perbedayaan

masyarakat.

Priasukmana (2001) mengemukakan bahwa pengembangan pariwisata di daerah

mempunyai peranan untuk meningkatkan obyek wisata dan daya tarik wisata,

menambah daerah tujuan wisata, menyediakan sarana dan prasarana yang

menunjang perjalanan dan persaingan wisatawan. Khusus untuk peranan

pengembangan obyek wisata alam dapat memberikan keuntungan berupa materi

hasil kegiatan wisata, juga memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Penyediaan lapangan kerja

2. Peningkatan pendapatan masyarakat

3. Peningkatan sumber ekonomi

4. Perbaikan lingkungan hidup

5. Peningkatan ilmu pengetahuan teknologi

6. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap konservasi sumber daya

alam.
17

Sehubungan dengan pembangunan pariwisata serta dampak yang ditimbulkan,

Dara widiyarti (1994 : 6) mengemukakan melalui pariwisata pemerintah berusaha

untuk menambah penghasilan atau devisa negara, dengan membanjiri wisatawan

mancanegara ke obyek-obyek wisata daerah akan mengalir pula devisa yang

dibelanjakan oleh wisatawan tersebut.

Jadi dapat dikatakan bahwa dari sisi ekonomi pengembangan pariwisata akan

menambah penerimaan negara yang berasal dari wisatawan mancanegara dan hal ini

merupakan dampak yang menguntungkan. Hal ini di dukung pendapat Reza. M

(1996 : 2 ) sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pemangunan bidang

ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor non migas yang

diharapkan dapat memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian. Oleh

karena itu, sektor ini perlu diupayakan secara optimal.

Pembangunan kepariwisataan alam berorientasi pada ekosistem daerah,

ekosistem pesisir, ekosistem laut. Ekosistem tersebut memberikan peluang bagi

pemerintah, pengusaha, BUMN, swasta (PNA/PMDN), masyarakat dan LSM untuk

merencanakan obyek dan daya tarik wisata yang berdampak positif yaitu

memberikan keuntungan dan memuaskan wisatawan yang berkunjung ke lokasi

obyek wisata tersebut.

4. Pengaruh Pembembangan Wisata Bahari Terhadap Aktifitas Masyarakat

Pesisir

Sehubungan dengan adanya pengembangan pariwista pada daerah pesisir yang

biasa disebut dengan wisata bahari maka aspek yang penting yang harus diperhatikan
18

dalam pengelolaan adalah kehidupan masyarakat yang bermukim atau bertempat

tinggal di lokasi wisata, sebagian besar merupakan masyarakat nelayan dan petani

yang pada umumya memiliki keadaan ekonomi yang sangat rendah, Menurut

Spilane (1985: 45) aspek yang di anggap paling penting dalam pengembangan wisata

bahari adalah kebijakan ekonomi yaitu pembangunan secara regional melalui

kegiatan kepariwisataan terutama dalam menghadapi timbulnya organisasi sebagai

akibat semakin padatnya suatu kota yang menimbulkan banyak masalah social dan

masalah ekonomi.

Semakin berkurangnya kepariwisataan di suatu daerah, maka secara otomatis

akan mempengaruhi aktifitas penduduk yang dekat dengan obyek wisata tersebut.

Oleh karena itu perlu dirumuskan suatu kebijakan kepariwisataan seperti yang di

kemukakan oleh Pendit (1986 : 136 ) bahwa kebijaksanaan kepariwisataan dapat

dirumuskan sebagai suatu tindakan instansi pemerintah dan badan organisasi

masyarakat yang mempengaruhi kehidupan kepariwisataan itu sendiri.

Selanjutnya menurut Pendit (1986 : 29) kepariwisataan juga memberikan

sumbangan secara langsung kepada kemajuan-kemajuan secara berlangsung, usaha-

usaha pembuatan atau perbaikan pelabuhan (laut dan udara), jalan raya,

pengangkutan setempat, program-program kebersihan dan kesehatan, kelestarian

lingkungan yang semuanya dapat memberikan keuntungan baik bagi masyarakat

lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun wisatawan pengunjung dari

luar negeri.
19

Untuk mewujudkan pengembangan pariwisata seperti yang disebutkan diatas,

maka dibutuhkan suatu perencanaan pembangunan pariwisata yang terbaik seperti

yang dikemukakan oleh Hardinoto ( 1996 : 29 ) pengembangan pariwisata terbaik

adalah :

a) Pariwisata yang harus patuh pada perencanaan dan pengelolaan lingkungan,

dengan mempertimbangkan keadaan, baik dari penduduk setempat yang

diharusakan menerima arus besar wisata tanpa mempunyai suara terhadap

pengembangan itu.

b) Pariwisata tidak hanya dibiarkan berkembang pada kekuasaan pasar wisata,

tetapi harus direncanakan berhati-hati pada tingkat nasional, regional dan

lokal. Untuk memenuhi kebutuhan wisata tidak harus merusak :

a) Kepentingan sosial dan ekonomi penduduk daerah setempat

b) Lingkungan dan terutama sumber daya alam yang merupakan atraksi

dasar dari pariwisata.

5. Manfaat Pengembangan Pariwisata Bagi Daerah Tujuan

Saat ini banyak Negara berkembang yang menaruh perhatian yang khusus

terhadap industri pariwisata. Hal ini jelas kelihatan dengan banyaknya program

pengembangan kepariwisataan di negara tersebut. Negara yang satu seolah-olah

ingin melebihi negara yang lainnya untuk menarik kedatangan wisatawan, lebih lama

tinggal dan lebih mengeluarkan uangnya.

Spillane (1985 : 46), untuk menggalakkan pembangunan perekonomian dengan

suatu pertumbuhan yang berimbang maka kepariwisataan dapat diharapkan


20

memegang peranan mementukan dan dapat dijadikan sebagai katalisator untuk

mengembangkan sektor-sektor lain secara bertahap. Tidak hanya perusahaan-

perusahaan yang dapat menyediakan kamar menginap (hotel), makanan dan

minuman (tour operator), agen perjalanan (travel agent), industry kerajinan(hamdi

academy), yang diperlukan tapi juga prasarana ekonomi seperti jalan raya,

jembatan, terminal, pelabuhan, lapangan udara. Disamping itu dibutuhkan pula

prasarana pembangkit tenaga listrik, proyek penjernian air bersih, fasilitas olahraga

dan air bersih.

Meningkatnya arus wisatawan baik mancanegara maupun nusantara kesatuan

daerah wilayah menurut banyak macam pelayanan dan fasilitas yang semakin

meningkat jumlah ragamnya. Hal ini memberikan manfaat antara lain :

a) Sudut pandang ekonomi, kehadiran para wisatawan dapat diharapkan ikut

merangsang pertumbuhan berganda dari sektor-sektor lainnya, misalnya

tranportasi, kerajinan rakyat, akomodasi perhotelan dan lain-lain.

b) Pihak pemerintah dapat mengharapkan bertambahnya penerima melalui

berbagai pungutan dan sektor yang terkait dengan kepariwisataan

c) Kebudayaan khususnya dari segi seni dan budaya, pemeliharaan dan

penciptaan kreasi seni budaya. Sekaligus dapat menambah motivasi bagi

pelestarian nilai-nilai budaya bangsa yang semakin diperlukan bagi identitas

suatu bangsa.
21

d) Lingkungan dan keindahan alam, kehadiran pariwisata dapat ikut serta

merangsang pemeliharaan, pelestarian lingkungan hidup dan keindahan alam

yang selama ini belum dimanfaatkan.

e) Lapangan kerja, pariwisata merupakan salah satu industri yang dibutuhkan

banyak tenaga kerja karena bersifat jasa pelayanan. Oleh karena itu dengan

pengembangan pariwisata diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja.

6. Dampak Social Pariwisata

Fandeli (1995) menyebutkan bahwa industri pariwisata sebenarnya merupakan

bagian dari cultural industri yang melibatkan seluruh masyarakat, sekalipun dikelola

hanya oleh sebagian kecil masyarakat. Meskipun hanya sebagian mayarakat yang

terlibat. Namun dampak sosial pariwisata lebih luas seperti dinyatakan Cohen (1984

dalam pitena dan Gayatri, 2005 : 117 ) secara teoritis dapat dikelompokan kedalam

sepuluh kelompok besar dampak sosial budaya pariwisata. Salah satu diantara

dampak sosial pariwisata yaitu dampak terhadap tingkat otonomi atau

ketergantungan pada pariwisata.

Kemudian Martin (1998 : 171 dalam pitana dan Gayatri, 2005 : 115 )

menyatakan dampak sosial selama ini lebih cenderung mengasumsikan bahwa akan

terjadi perubahan social akibat kedatangan wisatawan. Pariwisata berdampak

stratifikasi dan mobilitas sosial (Cohen,1984 dalam pitena dan Gayatri,2005 : 117)

dengan terjadinya ketimpangan kesenjangan social dalam masyarakat. Sebagaimana

disebutkan oleh wiranatha (2008) bahwa dampak pariwisata terhadap masyarakat


22

termasuk terjadinya kesenjangan pendapatan/kesejahteraan masyarakat antara pelaku

pariwisata dengan masyarakat lain yang tidak bersentuhan dengan pariwisata secara

langsung begitu juga kawasan wisata sebagai daerah tujuan wisata memunculkan

aktifitas ekonomi yang menjadi faktor daya tarik penduduk yang menurut Cohen

(1984 dalam Pitena dan Gayatri, 2005 : 117) berdampak terhadap migrasi dari dan

ke daerah pariwisata.

7. Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia yang

bersifat tidak bernyawa, misalnya air, tanah, kelembapan udara, suhu, angin, rumah

dan benda mati lainnya. Dahuri, dkk (2001 : 226) menyatakan bahwa wilayah pesisir

dibangun untuk rekreasi, biasanya fasilitas-fasilitas pendukung lainnya juga

berkembang pesat.

Dampak terhadap lingkungan fisik di kawasan wisata adalah penyediaan sarana

dan prasarana untuk menunjang kegiatan wisata, Adapun dampak lingkungan fisik

terhadap pemukiman di kawasan wisata sebagaimana Soemarwoto (2001) tegaskan

bahwa dampak fisik diperlihatkan oleh peningkatan kondisi kualitas lingkungan

yang bersih, nyaman dan bebas banjir melalui penyediaan dan berbaikan prasarana

dan sarana dasar bagi pemukiman yang memadai. Prasarana pemukiman yang harus

dilengkapi dalam kawasan wisata adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya,

yaitu jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan menciptakan bangunan yang teratur

dan air bersih untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan masyarakat sedangkan
23

prasarana lingkungan pemukiman sebagai fasilitas penunjang yang berfungsi untuk

penyelenggaraan dan pembangunan pengembangan ekonomi.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan yang dapat diperoleh

penduduk yang tinggal pada suatu obyek wisata, manfaat ini dapat berupa

penyediaan fasilitas-fasilitas umum dan tempat pemasaran bagi produk-produk yang

diusahakan oleh masyarakat setempat.

8. Pendapatan Sebagai Ukuran Tingkat Kesejahteraan

Pendapatan merupakan usaha manusia dalam kegiatan produksi, hal ini sesuai

dengan pendapat sukirno (1994 : 89 ) yang mengemukakan bahwa pendapat adalah

perolehan yang berasal dari biaya faktor produksi atau jasa-jasa produktif.

Pendapatan yang diperoleh seorang individu ditentukan oleh besar kecilnya skala

usaha yang dikerjakan dan semakin tinggi skala usaha tersebut maka semakin tinggi

pula pendapatan yang di peroleh dengan apa yang katakan oleh Sukirno (1994 : 205

) bahwa semakin tinggi pendapatan disposibel yang di terima rumah tangga semakin

besar konsumsi yang di belanjakan.

Menurut Badan Pusat Statistik untuk mengukur tingkat kesejahteraan di gunakan

ukuran sebagai berikut :

a) Pendapatan rumah tangga

b) Konsumsi rumah tangga

c) Keadaan tempat tinggal

d) Kesejateraaan anggota rumah tangga

e) Kemudahan mendapat pelayanan kesehatan


24

f) Pakaian anggota keluarga

g) Kemudahan

Kasus ekonomi menurun menurut Winardi ( 1982 : 12 ) bahwa pendapatan

adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang di capai dari pada penggunaan

kekayaan atau jasa-jasa manusia. Ackley (1991) menyatakan bahwa pendapatan

sebagai jumlah penghasilan yang di peroleh jasa-jasa produksi yang di serahkannya

pada waktu tertentu atau di perolehnya dari harta kekayaan.

Usaha peningkatan pendapatan masyarakat telah banyak di lakukan akan tetapi

hasil yang di capai belum maksimal di mana di pengaruhi oleh berbagai factor

seperti pendidikan, umur, dan lain-lain. Kebutuhan pokok yang paling mendasar

adalah pangan, sandap dan papan. Penciptaan lapangan kerja masyarakat dengan

memberdayakan berbagai sumber daya yang dimiliki seperti lahan dan skill,

merupakan upaya konkrit yang perlu di lakukan sehingga mereka dapat memperoleh

pendapatan yang cukup untuk membiayai kebutuhan hidupnya tersebut.

Muyasaro (2003 : 2) mengemukakan bahwa, pendapatan adalah arus masuk

aktivitas atau penyelesaian kewajiban dari penyerahan atau produksi barang,

pemberian jasa dan aktivitas pencaharian laba lainnya yag merupakan operasi yang

utama yang berkesinambungan selama suatu periode.

Pendapatan pada hakekatnya merupakan balas jasa dari jasa-jasa yang di

korbankan, termaksud di dalamnya upah, sewa tanah, bunga, modal, deviden,

honorarium laba, dan pension. Pendapatan–pendapatan tersebut diperoleh dari

berbagai sumber seperti:


25

1. Hasil penjual

2. Hasil penjualan barang dagang

3. Hasil penjualan produksi dan sumber-sumber lainnya.

Disamping mengupayakan peningkatan pendapatan masyarakat juga di upayakan

peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan. Kamaluddin (1992 : 12 )

mengatakan bahwa pendidikan memainkan peranan yang penting dalam menurunkan

kemiskinan dalam jangka panjang dengan memberikan kepada kelompok miskin

keahlian dan terampil yang dilakukan untuk menaikan produktifitas dan pendapatan

mereka.

Berdasarkan penggolongannya (BPS 2013) membedakan penduduk menjadi 4

golongan:

1. Golongan pendapatan yang sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-

rata lebih dari Rp. 3.500.000 per bulan

2. Golongan pendapatan tinggi jika pendapatan rata-rata Rp.2.500.000

sampai dengan Rp.3.500.000 per bulan

3. Golongan pendapatan sedang jika pendapatan rata-rata antara

Rp.1.500.000 sampai dengan Rp.2.500.000 per bulan

4. Golongan pendapatan rendah jika pendapatan rata-rata di bawah

Rp.1.500.000 per bulan


26

Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa pendapatan juga berpengaruh

terhadap tingkat ekonomi seseorang. Apabila seseorang mempunyai pendapatan

yang tinggi, maka dapat di katakan bahwa tingkat ekonominya juga tinggi.

9. Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan atau

memajukan objek wisata agar objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik

ditinjau dari segi tempat maupun benda-benda yang ada di dalamnya untuk dapat

menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.

Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri secara ideal harus berlandaskan

pada empat prinsip dasar, sebagaimana dikemukakan (Sobari dalam Anindita, 2015),

yaitu :

1. Kelangsungan ekologi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus

menjamin terciptanya pemeliharaan dan proteksi terhadap sumberdaya

alam yang menjadi daya tarik pariwisata, seperti lingkungan laut, hutan,

pantai, danau, dan sungai.

2. Kelangsungan kehidupan sosial dan budaya, yaitu bahwa pengembangan

pariwisata harus mampu meningkatkan peran masyarakat dalam

pengawasan tata kehidupan melalui sistem nilai yang dianut masyarakat

setempat sebagai identitas masyarakat tersebut.


27

3. Kelangsungan ekonomi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus dapat

menciptakan kesempatan kerja bagi semua pihak untuk terlibat dalam

aktivitas ekonomi melalui suatu sistem ekonomi yang sehat dan kompetitif.

4. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat

melalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam

pengembangan pariwisata.

Dengan demikian, pengembangan pariwisata (yang berkelanjutan) perlu

didukung dengan perencanaan yang matang dan harus mencerminkan tiga dimensi

kepentingan, yaitu industri pariwisata, daya dukung lingkungan (sumber daya alam),

dan masyarakat setempat dengan sasaran untuk peningkatan kualitas hidup.

Oka (1997), berkembangnya pariwisata tergantung pada produksi industri

pariwisata yang meliputi daya tarik wisata, kemudahan perjalanan, sarana dan

fasilitas serta promosi. Negara yang sadar akan pengembangan pariwisata

berdasarkan Direktorat Jenderal Pariwisata biasa mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Perencanaan pengembangan pariwisata harus menyeluruh sehingga

seluruh bagi pengembangan pariwisata di perhitungkan dengan

memperhatikan pula perhitungan untung rugi apabila dibandingkan

dengan pembangunan sektor lain.

2. Pengembangan pariwisata harus di integrasikan ke dalam pola dan

program pembangunan semasa ekonomi, fisik dan sosial sesuatu negara.


28

3. Pengembangan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa sehingga

membawakan kesejahteraan ekonomi yang tersebar luas dalam

masyarakat.

4. Pengembangan pariwisata harus sadar lingkungan

sehingga pengembangannya mencerminkan ciri-ciri khas budaya dan

lingkungan alam sesuatu negara, bukannya justru merusak

lingkungan alam dan budaya.

5. Pengembangan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa sehingga

pertentangan sosial dapat dicegah seminimal mungkin dan dapat

menimbulkan perubahan-perubahan sosial yang positif.

6. Penentuan tata cara pelaksanaannya harus disusun sejelas-jelasnya

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang masak sesuai kemampuan.

7. Pencatatan (monitoring) secara terus-menerus mengenai pengaruh

pariwisata terhadap suatu masyarakat dan lingkungan sehingga

merupakan bahan yang baik untuk meluruskan kembali akibat

perkembangan pariwisata yang merugikan sehingga merupakan sarana

pengendalian pengembangan yang terarah.


29

Pengembangan potensi daya tarik atau atraksi wisata meliputi daya tarik

alami yang bersifat melekat (inherent) dengan keberadaan obyek wisata alam

tersebut. Selain daya tarik alami, suatu obyek wisata memiliki daya tarik buatan

manusia (man made attraction). Menurut Santoso dalam Kurniawan (2015) unsur-

unsur pengembangan pariwisata meliputi:

1. Atraksi

Atraksi atau daya tarik dapat timbul dari keadaan alam (keindahan

panorama, flora dan fauna, sifat khas perairan laut, danau), obyek

buatan manusia (museum, katedral, masjid kuno, makam kuno dan

sebagainya), ataupun unsur-unsur dan peristiwa budaya (kesenian,

adat istiadat, makanan dan sebagainya).

2. Transportasi

Perkembangan transportasi berpengaruh atas arus wisatawan dan juga

perkembangan akomodasi. Di samping itu perkembangan teknologi

transportasi juga berpengaruh atas fleksibilitas arah perjalanan, Jika

angkutan dengan kereta api bersifat linier, tidak banyak cabang

atau kelokannya, dengan kendaraan mobil arah perjalanan dapat

menjadi lebih bervariasi. Demikian pula dengan angkutan pesawat

terbang yang dapat melintasi berbagai rintangan alam (waktu yang

lebih singkat).
30

3. Akomodasi

Tempat menginap dapat dibedakan antara yang dibangun untuk

keperluan umum (hotel, motel, tempat pondokan, tempat berkemah

waktu liburan) dan yang diadakan khusus peorangan untuk

menampung menginap keluarga, kenalan atau anggota

perkumpulan tertentu atau terbatas.

4. Fasilitas Pelayanan

Penyediaan fasilitas dan pelayanan makin berkembang dan

bervariasi sejalan dengan perkembangan arus wisatawan.

Perkembangan pertokoan dan jasa pelayanan pada tempat wisata

dimulai dengan adanya pelayanan jasa kebutuhan sehari-hari

(penjual makanan, warung minum atau jajanan), kemudian jasa-

jasa perdagangan (pramuniaga, tukang-tukang atau jasa pelayanan

lain), selanjutnya jasa untuk kenyamanan dan kesenangan (toko

pakaian, toko perabot rumah tangga, dll), lalu jasa yang

menyangkut keamanan dan keselamatan (dokter, apotek, polisi

dan pemadam kebakaran) dan pada akhirnya perkembangan lebih

lanjut menyangkut juga jasa penjualan barang mewah.


31

5. Infrastruktur

Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk mendukung jasa

pelayanan dan fasilitas pendukung. Pembangunan infrastruktur

secara tidak langsung juga memberi manfaat (dapat digunakan)

bagi penduduk setempat disamping mendukung pengembangan

pariwisata. Hal ini menyangkut tidak saja pembangunan

infrastruktur transportasi (jalan, pelabuhan, jalan kereta api,

dll), tetapi juga penyediaan saluran air minum, penerangan listrik,

dan juga saluran pembuangan limbah.

Dalam GBHN 1999 disebutkan bahwa pengembangan pariwisata melalui

pendekatan sistem yang utuh dan terpadu bersifat interdisipliner dan partisipatoris

dengan menggunakan kriterisa ekonomis, teknis, agronomis, sosial budaya, hemat

energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan. Berdasarkan hal tersebut

maka pembangunan pariwisata memiliki tiga fungsi, yaitu :

1) Menggalakkan kegiatan ekonomi.

2) Memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi lingkungan

hidup.

3) Memupuk rasa cinta tanah aor dan bangsa serta menanamkan

jiwa, semangat dan nilai-nilai luhur bangsa dalam memperkokoh

persatuan dan kesatuan nasional. Sedangkan dalam UU No. 10 tahun

2009 pasal 6 dan 7, tentang pembangunan pariwisata disebutkan bahwa


32

pembangunan pariwisata haruslah memperhatikan keanekaragaman,

keunikan, kekhasan budaya dan alam serta kebutuhan manusia

untuk berpariwisata.
33

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang di lakukan oleh Balqis Risdawati (2013) dengan judul

dampak pengembangan wisata bahari lamongan terhadap peningkatan

perekonomian di kabupaten Lamongan. Penelitian in bertujuan untuk mengetahui

dampak pengembangan wisata bahari lamongan terhadapat peningkaan

pendapatan asli daerah kabupaten Lammongan, jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskrpsi komperatif denan tipe pendekatan penelitian

perbandingan antara sebe;um dan sesudah, metode pengumpulan data dengan

observasi, wawancara mendalam, metode dokumentasi, dan studi pustaka.

Penelitian ini menggunakan dua metode analisis data kualitatif. Data primer

berasal darai wawancara mendalam denagn sejumlah tokoh dianalisis dengan

model analisis interktif, sedangkan data sekunder yang berasal dari draf PAD

kabupaten lamongan dari tahun 2004 sampai 2010 dianalisis dengan metode

Bofero vs after comporation. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

pembangunan WBL berdampak signifikan dan berada pada level tirtinggi pada

tahun 2005 sebesar Rp. 357.746.852.528,67. Pada tahun 2006, PAD Kabupaten

Lamongan mengalami penurunan menjadi Rp. 546.406.763.835,38 namun pada

tahun selanjutnya mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 PAD

lamongan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Apabila hal itu kita

analisis mengenai metode before after comporation yang menyatakan bahwa

perbandingan sebelum dan sesudah adanya interfensi maka akan terlihat jelas

bahwa sebelum dan sesudah pembangunan WBL mmemberikan perbedaan atau


34

dampak yang cukup signifikan pada peningkatan PAD Kabupaten Lamongan

mulai tahun 2004 sampai tahun 2010.

Penelitian yang di lakukan oleh Irianto (2011) dengan judul penelitian

dampak pariwisata terhadap kehidupan social dan ekonomi di masyarakat di Gili

Trawangan Kecamatan Pamenang Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini

betujuan unruk mengetahui dampak pariwisata di Gili Trawangan terhadap

kehidupan social ekonomi masyarakat di sekitana , penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif . pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan

melakukan observasi secara langsung dengan mewancarai beberapa masyarakat

di Gili trawangan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan pariwisata di Gili

Trawangan memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitar baik penagruh

positif maupun pengaruh negative . pengaruh positif ddilihat dari segi ekonomi

dapat meningkatkan pendapatan setempat. Di bandingkan dengan tempat lainnya

di luar Gili Trawanagan dengan pendapatan bersih pedagang juice rat-rata

sebesar Rp. 400.000,00 per hari dan pendapatan kusir cidomo sebesar Rp.

180.000,00 sampai Rp. 200.000,00 per hari, bisa di katakan pendapatan

masyarakat dengan pendidikan tidak tamat sekolah dasar namun memeliki

kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris tersebut cukup

tinggi karena mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya bahkan

penghasilnya bisa di tabung. Kegiatan pariwisata ini juga membuat pendapatan

pemerintah daerah setempat meningkat sehingga daerah wisata ini perlu dijaga

kelestarian dan keindahan untuk lebih menarik para wisatawan khususnya para
35

wisatawan asing. Kegiatan pariwisata ini juga menimbulkan dampak negarif

terhadap lingkungan sekitar khususnya masalah lunturnya nilai-nilai budaya

msyarakat setempat katena masyarakat cenderung meniru perilaku wisatawan

asing yang sebenarnya tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya kita.

Penelitian yang di lakukan oleh Nur Riskiya (2013) Penulisan skripsi ini

dilatarbelakangi oleh adanya masa krisis pariwisata merupakan sektor yang tak

mengalami krisis. Oleh karenanya pemerintah Kabupaten Pekalongan

menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan. Alasan pemilihan

judul adalah peneliti ingin memberi masukan bagi pengembangan pariwisata di

Kabupaten Pekalongan. Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini

adalah Apakah pengembangan objek wisata pantai Depok desa Depok

Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan. Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui prospek pengembangan objek wisata Pantai Depok desa Depok

Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan serta untuk mengetahui pola

pengembangan objek wisata Pantai Depok Pantai Depok desa Depok Kecamatan

Siwalan Kabupaten Pekalongan. Manfaat penelitian ini adalah (1) memberi

masukan kepada pemerintah Kabupaten Pekalongan, Dinas Pariwisata tentang

pengembangan objek wisata Pantai Depok, (2) memberi masukan kepada para

pelaku wisata tentang pengembangan objek wisata Pantai Depok. Metode

pengumpulan data yang dipergunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah

(1) metode observasi (2) metode wawancara, dan (3) dokumentasi.

Sedang responden yang dipergunakan adalah (1) pengunjung objek wisata

Pantai Depok (2) pedagang baik pedagang tetap maupun pedagang tidak tetap,
36

(3) masyarakat sekitar dan (4) pengelola objek wisata yaitu Dinas Pariwisata

Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Sasaran penelitian adalah objek wisata

Pantai Depok desa Depok Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan. Metode

analisis data menggunakan teknik analisis interaktif dari Huberiman. Validitas

menggunakan teknik iriangulasi. Hasil analisis data bahwa pengembangan objek

wisata pantai Depok (1) tata guna lahan, (2) pengembangan infrasturktur, (3)

pengembangan fasilitas umum dan fasilitas umum penunjang, (4) sarana

akomodasi, (5) restoran dan pedagang lain (6) sarana rekreasi pantai (7)

pengembangan budaya (8) peningkatan kesiapan masyarakat pelaku wisata (9)

pengembangan manajemen. Saran-saran yang penulis sampaikan adalah agar

dalam pengembangan objek wisata (1) memperhatikan kepentingan masyarakat

sekitar, (2) potensi lokal lebih banyak dimanfaatkan dalam kegiatan

pengembangan (3), kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem harus

mendapat perhatian (4) pengembangan Pantai Depok agar menjadi satu paket d

engan pengembangan perdagangan.


37

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Mopano Kecamatan Lasalimu Selatan

Kabupaten Buton dengan mengambil obyek pada salah satu obyek wisata pantai

koguna sebagai obyek pengembangan wisata yang mempunyai keindahan pantai

serta keindahan bawa lautnya, adapun waktu penelitian akan di laksanakan pada

bulan januari 2019.

B. Sumber Data Penelitian

Menurut Arikunto (1998:144) sumber data adalah subyek dari mana suatu

data dapat diperoleh. Menurut Supomo (2006:56-57), sumber data adalah tempat

data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa manusia,

artefak, maupun dokumen-dokumen. Menurut Moloeng (2001:112) pencatatan

sumber data melalui wawancara atas pengamatan merupakan hasil gabungan dari

kgiatan melihat, mendengar,dan bertanya pada penelitian kualitatif kegiatan-

kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan untuk

memperoleh suatu informasi yang diperlukan. Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu :

1) Data primer merupakan data yang di peroleh langsung dari pihak

pengelolan obyek wisata pantai koguna dan masyarakat di sekitar

pantai melalui kegiatan wawancara


38

2) Data sekunder merupakan data yang bersumber dari kantor atau

instansi yang terkait yaitu kantor dinas periwisata Kabupaten

Buton.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada penelian kualitatif menurut Burhan Bungin (2005)

adalah fokus penelitian atau pokok asal yang hendak diteliti mengandung

penjelasan mengenai dimensi dimensi apa yang menjadi pusat penelitian dan hal

yang kelak di bahas seca ra mendalam dan tuntas. Fokus penelian merupakan

pemusatan konsentrasi terhadap tujuan penelitian yang sedang dilakukan.

Adapun yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah kondisi

perekonomian masyarakat di desa koguna baik sebelum dan sesudah adanya

pengembangan obyek wisata.

D. Subyek penelitian

Menurut Moleong (2010 : 132) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai

informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, sedangkan

Menurut Arikunto (2010) subyek penelian merupakan tempat dimana data untuk

variabel penelitian diperoleh.

Dalam penelitian ini menggunakan tehnik sampling berupa purposive

sampling. Purposive sampling adalah tehnik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Peneliti memiliki suatu pertimbangan dalam

memutuskan siapa-siapa yang pantas dan sesuai dengan kebutuhan pendataan dan

relevan dengan tujuan ingin dicapai dalam penelitian ini. Dalam penelitian
39

kualitataif sumber data dan informasi di peroleh melalui informan kunci (key

informan) dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mengetahui dan

mempunyai keterkaitan terhadap pengembangan obyek wisata tersebut.

Berdasarkan informasi dari informan kunci, di kembangkanlah keinforman-

informan lainnya yang ditunjuk, yang dapat memberikan informasi untuk

melengkapi hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Pencarian data akan

dihentikan apabila sudah diperoleh data yang cukup, Dalam penelitian ini,

peneliti menetapkan 4 informan kunci secara purposive sampling. Penetapan

informan secara sengaja dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu;

1. Tokoh Atau Aparat Desa Koguna

2. Warga Masyarakat Yang Berasal Dari Desa Koguna

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Maryadi dkk (2010:14) teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian kualitatif adalah teknik yang memungkinkan memperoleh data

detail dengan waktu yang relative lama. Menurut Sugiono (2005:62) teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Nawawi dan martin (1992:74), observasi adalah pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak pada

suatu gejala atau gejala-gejala pada obyek penelitian. Berdasarkan


40

pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu

metode yang dimana dalam pengumpulan data melalui pengamatan secara

langsung terhadap obyek pengamat dan keterlibatan peneliti dalam

melihat secara langsung hasil tata ruang yang telah di implementasikan

untuk dibandingkangkan antara kenyataan ideal yang ada pada rencana

dan kenyataan dilapangan sehingga peneliti mampu mendefinisikan

masalah yang terkait dengan perekonominan masyarakat di Desa Koguna

Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton.

2. Wawancara

Menurut Sugiono (2010:194) wawancara diartikan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dengan

jumlah responden sedikit. Wawancara yang digunakan dalam penelitian

ini dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan terstruktur karena peneliti

menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan

lengkap untuk mengumpulkan data yang dicari. Wawancara merupakan

suatu kegiatan yang dilakukan langsung oleh peneliti dan mengharuskan

antara peneliti serta narasumber bertatap muka sehingga dapat melakukan

tanya jawab secara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara.


41

3. Dokumentasi

Menurut Hamidi (2004:72) dokumentasi adalah suatu informasi yang

berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun

dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan

gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasi penelitian.

F. Instrumen penelitian

Menurut Sugiono (2006:102), instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur kejadian(variabel penelitian) alam maupun social

yang diamati. Menurut Sanjaya (2011:84), instrumen penelitian adalah alat yang

dapat digunakan untuk mengumpul data atau informasi penelitan.

Adapun instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa

pedoman wawancara. Peneliti juga menggunakan instrumen pendukung pada

penelitian ini, seperti alat perekam suara, kamera digital, alat tulis, dan dokumen-

dokumen lainnya.

Tabel 3.1. instrument penelitian

Variabel Indicator No. Soal Jumlah item


Pengembangan Kelangsungan 1,2 2
obyek wisata kehidupan
pantai sosial dan
budaya
Memperbaiki 3,4,12 3
dan
meningkatkan
kualitas hidup
masyarakat
Kelangsungan 5,6,11 3
ekologi
Infrastruktur 7,8, 2
Fasilitas 9, 10, 2
pelayanan
42

Perekonomian Peningkatan 1, 2,4, 3, 4


masyarakat pendapatan
masyarakat
Aktivitas 8, 7 5 3
penduduk
Peningkatan 11, 10,9, 3
lapangan
pekerjaan
Kesejahteraan 12, 6 2
masyarakat

G. Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

intektif, model ini ada 4 komponen analisis yaitu pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Menurut Moleong (2004:280-

281), analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori,dan satuan uraian dasar sehingga dapat di temukan tema

dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Menurut Miles dan Huberman dikutip Burhan Bungin (2001:229-230),

proses analisis data dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakkan dan transformasi data yang muncul dari

catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk

aplikasi yang meragamkan, mengelompokan,mengarahkan, membuang,

yang tidak perlu dan mengorganisir data dengan cara sedemikiaan rupa

sehingga dapat di tarik kesimpulan.


43

2. Penyajian Data

Penelitian di sajikan dengan bermodalkan sejumlah asumsi, konsep,

definisi dan proposisi, sedangkan dari kepustakaan dengan didasarkan

pada data yang berupa referensi sumber lain yang berkaitan dengan

penelitian yang berhasil dihimpun, sedangkan data yang berhasil

dihimpun akan diolah serta di analisis berdasarkan indikator variabel yang

telah diterapkan sebelumnya.

3. Pengambilan Kesimpulan

Peneliti melakukan uji kebenaran, kekokohanya dan kecocokan setiap

makna yang muncul dari data yang tertuang. Dalam tahap ini data hasil

wawancara dan pengamatan serta data-data sekunder dalam penelitian ini

di tarik kesimpulannya, maka didapatlah jawaban pertanyaan dari

rumusan masalah sehingga dapat dilihat apakah hasil penelitian ini dapat

memenuhi tujuan penelitian atau tidak.


44

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Mopaano

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Mopaano merupakan salah satu desa dari 16 Desa di Wilayah

administrasi Kecamatan Lasalimu Selatan yang terletak pada ketinggian ±

800 m dari permukaan laut. Desa Mopaano mempunyai luas wilayah ±

9,21 Km² yang terdiri dari 3 dusun, berdiri sejak tahun 1988 dengan luas

wilayah ± 9,21 km². Jarak Desa Mopaano dari ibukota Kabupaten adalah

46 km. Secara umum masyarakat Desa Mopaano merupakan masyarakaat

pendatang yang berasal dari berbagai wilayah disekitarnya, seperti:

Binongko Wali, Wanci, Kaledupa, Kapota, Tomia, Burangasi dan

Lapandewa.

Desa Mopaano mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

a) Sebelah Barat Berbatasan Dengan Desa Ambuau Indah

b) Sebelah Utara Berbatasan Dengan Desa Umalaoge

c) Sebelah Timur Berbatasan Dengan Laut Banda

d) Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Desa Mega Bahari

Iklim Desa Mopaano, sebagaimana desa-desa lain di wilayah

Kecamatan Lasalimu Selatan umumnya beriklim hujan tropis dan

mengalami tiga musim yaitu Kemarau, Pancaroba dan musim Penghujan

dengan suhu rata-rata 300 C dan curah hujan 160 mm serta kelembaban
45

udara 213 dpl. Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap

pola tanam yang ada di Desa Mopaano Kecamatan Lasalimu Selatan.

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan

Desa Mopaano mempunyai Jumlah Penduduk sebanyak 629 Jiwa

dan jumlah Kepala Rumah Tangga 156 KK dengan tingkat kesejahtraan.

KK Sejahtra 5 KK Miskin 142 dan KK Sangat Miskin 9 yang tersebar

dalam 3 (Tiga) dusun dengan Perincian sebagaimana .tabel berikut ;

Tabel 4.1 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat kesejahteraan

Kategori RTM
No Nama Dusun
Kaya Miskin Sangat
miskin
1 La lha 2 kk/8 44 kk/182 4 kk/15
jiwa jiwa jiwa
2 La ntaruna 3kk/10 72 kk/292 3 kk/ 10
jiwa jiwa jiwa
3 Koguna 0 kk/0 26 kk/105 2 kk/ 7
jiwa jiwa
Jumlah 5 kk/18 142 9 kk/32
jiwa kk/579 jiwa
jiwa
Sumber: Data Sekunder 2018 dari kantor Desa mopaano
46

3. Tingkat pendidikan Masyarakat Desa Mopaano

Data tingkat pendidikan di Desa Mopaano diperoleh dari bank

data Desa Mopaano, tingkat pendidikan yang dimaksud merupakan

pendidikan masyarakat mulai dari tingkat SD sampai dengan Sarjana S1.

Data tingkat pendidikan masyarakat disediakan pada table dibawah ini:

Tabel 4.2 . Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Mopaano

No Nama Tingkat Pendidikan


Dusun Tdk Tama Tamat Tamat D3 S1
Tamat SD t SMP SLTA
SD
1 La Iha 42 52 23 78 2 8

2 La Ntaruna 63 93 49 93 5 9

3 Koguna 15 40 18 39 - 0

Jumlah 120 185 90 210 7 17

Sumber: Data Sekunder 2018 dari kantor desa Mopaan

4. Mata Pencarian

Mata pencaharian penduduk Desa Mopaano sebagaian besar

bergerak dibidang pertanian dan selebihnya adalah sebagai pertukangan,

pedagang, pegawai negeri sipil dan lain – lainnya sebagaimana rincian

berikut :
47

Tabel 4.3. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Mopaano

No Nama Mata pencaharian


Dusun Petani Nelayan Pedagang Pertukangan Pns lainnya

1 La lha 30 2 4 3 2 9
2 La 54 2 4 5 5 8
ntaruna
3 Koguna 4 15 2 5 0 2
Jumlah
Sumber: Data Sekunder 2018 dari kantor Desa Mopaano

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di Desa Mopaano Kondisi sarana dan

prasarana umum Desa Mopaano adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana Desa Mopaano

No Sarana prasarana Jumlah


1 Balai Desa 1
2 Kantor desa 1
3 TK/Paud 1
4 SDN 1
5 Posyandu 1
6 Masjid/Musholah 1
7 Baruga 1
8 Lapangan Futsal 1
9 Jalan Kabupaten 2 km
10 Jalan Desa 1,8 km
Sumber: Data Sekunder 2018 dari kantor Desa Mopaano
48

6. Karakteristik Penduduk

Masyarakat yang tinggal di Desa Mopaano pada umumnya merupakan

warga asli yang lahir di wilayah ini dan sebagiannya lagi berasal dari Kabupaten

Wakatobi. Hal ini berdasarkan wawancara dengan tokoh masyarakat yang tinggal

di Desa tersebut yang menyatakan bahwa mayoritas. Masyarakat Desa Mopaano

merupakan warga pendatang dari yakni: Binongko Wali, Wanci, Kaledupa,

Kapota, Tomia, Burangasi dan Lapandewa.

7. Identitas Responden

Sesuai dengan sampel penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya

bahwa yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang

berada di Desa Mopaano yang berjumlah 22 orang dalam hal ini yang

diwawancarai merupakan masyarakat laki-laki ataupun perempuan yang bersedia

untuk diwawancarai.

Untuk lebih jelasnya mengenai jenis kelamin informan dapat dilihat pada

table di bawah ini:

Tabel 4.5 Identitas informan berdasarkan jenis kelamin


No. Jenis Kelamin Frekuensi

1 Laki-laki 15

2 Perempuan 7

Jumlah (N) 22

Sumber: Data Primer diolah, februari 2019

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa informan

yang lebih banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 15 orang dan perempuan 7
49

orang. Hal ini disebabkan karena tentu laki-laki lebih banyak mengetahui tentang

kegiatan yang berada disekitar objek wisata Pantai Koguna.

8. Umur Responden

Umur merupakan data yang sangat penting karena umur erat

kaitanya dengan perilaku seseorang misalnya kesehatan, kelahiran,

kematian, pendidikan, kegiatan ekonomi dan sebagainya. Karakteristik

responden dari umur dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6. Umur Responden

No Interval Umur Frekuensi Persentase


1 >26 3 13.6
2 27-37 14 63.6
3 38-48 2 9.09
4 49-59 1 4.54
5 60-78 2 9.09
Jumlah 22 100
Sumber: Data Primer diolah, februari 2019

Berdasarkan tabel di atas bahwa umur informan paling banyak yaitu 27-

37 tahun berjumlah 14 orang dengan persentase sebesar 63,6 % dan 26 tahun

sebanyak 3 dengan persentase 13,6 % , sementara usia 38-48 tahun yakni 2

orang dengan persentase 9,09 % dan yang berumur 49-59 tahun adalah 1 orang

dengan persentase 4,54 %, dan yang berumur 60-78 Tahun adalah 2 orang

dengan persentase 9,09 %.


50

9. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan yang diukur merupakan jenjang pendidikan

formal terakhir yang pernah di tempuh oleh responden, yang meliputi

tingkat SD (sekolah dasar), SMP sederajat, SMA sederajar dan Strata 1

(S1). Mengenai tingkat pendidikan yang pernah di tempuh oleh responden

dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 4.7. Tingkat Pendidikan Responden

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase


1 SD 5 22.7
2 SMP 4 18.1
3 SMA 9 40.9
4 S1 4 18.1
Jumlah 22 100
Sumber Data Primer diolah pada Februari 2019

Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 22 informan, tingkat

pendidikan informan yang paling banyak adalah SMA sederajat sebanyak 9

orang dengan persentase 40,9 %, SMP sederajat sebanyak 4 orang dengan

persentase 18,1 %, SD dengan jumlah 5 orang dengan persentase 22,7 %,

Tingkat Perguruan Tinggi sebanyak 4 orang dengan persentase 18,1 %,

sehingga dalam pengisian informasi sudah cukup baik dan dipahami karena

rata-rata informan sudah pernah duduk di bangku sekolah.


51

10. Mata Pencarian Responden

Identifikasi mata pencarian berhubungan dengan pekerjaan yang

digeluti oleh responden di desa mopaano, responden yang diteliti banyak

yang menggantungkan hidupnya di Desa Mopaano. Adapun jenis

pekerjaan responden telah disediakan pada table dibawah ini.

Tabel. 4.8. Mata Pencarian Responden

No Pekerjaan Frekuensi Persentase


1 Petani 7 31.8
2 Wiraswasta 3 13.6
3 Nelayan 4 18.1
4 Pedagang 6 27.2
5 Pns 2 9.09
jumlah 22 100
Sumber: Data Primer diolah, februari 2019

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa pekerjaan informan

yang banyak adalah Petani yaitu sebesar 7 orang dengan persentase 31,8

%, Wiraswasta 3 orang dengan persentase 13,6 %, dan PNS sebesar 2

orang dengan persentase 9,09 %, nelayan 4 orang dengan persentase 18,1

% , sedangkan yang menjual sebanyak 6 orang dengan persentase 27,2 %.


52

B. Pantai Koguna

Buton merupakan daerah kepulauan yang memiliki banyak pantai indah

yang belum diketahui banyak orang. Salah satu pantai yang menjadi unggulan

yaitu Pantai Koguna. Pantai ini terletak di Desa Mopaano, Kecamatan Lasalimu

Selatan, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Pantai ini memiliki pasir yang

putih sedikit berwarna krem. Lautnya sendiri masih jernih, Ombak di sekitarnya

pun sangat tenang sehingga di pantai ini sangat cocok untuk berenang menikmati

air laut.

Pantai Koguna menyajikan pemandangan yang begitu indahnya. Pantai

Koguna memiliki hamparan pasir putih yang membentang luas sekitar 2

kilometer. Selain pasir putih, keindahan Pantai Koguna ditambah lagi dengan laut

yang bersih dan biru. Seluruh keindahan tersebut masih dipadukan dengan pohon

cemara yang tumbuh di atas pasir putih. Banyak juga pengunjung yang berasal

dari luar desa yang ikut menikmati pesona Pantai Koguna, terutama pengunjung

dari Kota Baubau dan orang Wanci.

Potensi yang ada di Pantai Koguna selain panorama alamnya yang bagus

juga terdapat potenssi lain yaitu wisata udang merah dan wisata baru terbelah,

Udang Merah yang cukup jinak itu, bukan untuk dimakan/disantap, melainkan

hanya untuk sekedar dipandangi saja. Karena konon katanya, jika udang tersebut

dimakan maka yang memakannya akan mengalami musibah. Tak hanya sampai

disitu, udang tersebut tidak boleh dibawah pulang, karena udang tersebut tidak

bisa hidup ditempat lain. Jika Anda berjalan lagi ke sebelah utara, bisa Anda

temui ada suatu celah yang membuka seperti jurang dengan kedalaman sekitar 10
53

meteran, dan di bawahnya ada sungai yang menggenang (tidak terlihat mengalir).

Airnya yang jernih biasa dijadikan tempat berenang oleh pengunjung.

Untuk mencapai Pantai Koguna Anda bisa menggunakan kendaraan roda

dua ataupun kendaraan roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit

karena jaraknya dari Desa Mopaano hanya sekitar 2 kilometer. Meskipun untuk

mencapai Pantai Koguna harus dengan menempuh jarak yang cukup jauh, namun

perjalanan jauh tersebut terbayar sudah ketika sampai di Pantai Koguna.

Gambar 1. Pantai koguna


54

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat berarti pendapatan bersih masyarakat

ditambah dengan upah keluarga yang layak, upah tenaga luar dalam bentuk

uang atau bahan dan pajak. Pendapatan yang di dapatkan oleh seorang

individu di tentukan oleh besar kecilnya skala yang dikerjakan dan semakin

tinggi skala usaha tersebut maka semakin tinggi pula pendapatan yang

diperoleh.

Dari hasil penelitian di lapangan di peroleh data bahwa pendapatan

masyarakat yang berada di desa Mopaano Kecamatan Lasalimu Selatan

Kabupaten Buton mengalami peningkatan tiap tahunnya hal ini dikarenakan

adanya peluang untuk kerja yang disediakan oleh pemerintah ataupun

peluang pekerjaan yang secara pribadi di kelolah oleh masyarakat setempat.

Adapun peluang pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah misalnya

penjaga gerbang, pengelola gazebo, pengelola wc umum. Dari beberapa

pekerjaan yang tersediah dapat dilihat besaran pendapatan atau pengasilan

yang diperoleh masyarakat yang bekerja di sekitar obyek wisata pantai

koguna.
55

Tabel 5.1 aktifitas masyarakat setelah adanya pengembangan

No Aktifitas baru setelah adanya pengembangan penghasilan tiap bulan


1 penjual Rp.500.000-Rp.700.000
2 juru parkir Rp.300.000
3 penjaga gerbang Rp.400.000
4 pengelola gazebo Rp.400.000
5 pengelola wc umum Rp.200.000
6 kantor pusat informasi Rp.200.000
Sumber: Data Primer diolah, februari 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat penghasilan dari penjual

berkisar antara Rp.500.000-Rp.700.000, juru parkir memiliki penghasilan

Rp.300.000, Penjaga gerbang berpenghasilan Rp.400.000, pengelola

gazebo memiliki penghasilan Rp.400.000, pengelola wc umum Rp.200.000

dan yang petugas kantor informasi berpenghasilan Rp.200.000.

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan bapak HY yang

sebelumnya bermata pencarian sebagai nelayan kemudian ia beralih

menjadi pengelolah wc umum, beliau mengatakan bahwa “ penghasilan

saya kalau dihitung hitung satu minggu itu bisa sampai 200.000 itu

sebelum dibuka obyek wisata ini setah di buka obyek wisata ini

penghasilan saya sedikit bertambah Rp.100.000-200.000 ”


56

Table 5.2. Pendapatan responden dalam sebulan

No Kelas Interval Frekuensi Persentase


1 Rp. 500.000 -Rp.1.000.000 8 36.36
2 Rp.1.500.000 -Rp.2000.000 13 59.09
3 Rp.2.500.000-Rp.3000.000 1 4.54
Jumlah 22 100

Sumber: Data Primer diolah, februari 2019

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki


pendapatan tertinggi yaitu responden yang memiliki pendapatan
Rp.1.500.000-Rp.2000.000 sebanyak 13 jiwa/orang dengan persentase
59.09%,yang memiliki pendapatan Rp.500.000-Rp.1000.000 sebanyak 8
orang dengan presentase 36.36 orang/jiwa sedangkan yang memiliki
pendapatan Rp.2.500.000-Rp.3.000.000 sebanyak 1 orang/jiwa dengan
presentase 4.54%

b. Peningkatan aktivitas masyarakat

Aktivitas merupakan segala sesuatu yang sering dilakukan oleh

manusia dalam memenuhi segala kebutuhannya. Aktifitas masyarakat

akan mengalami peningkatan apabila tersedia lapangan pekerjaan atau

adanya peluang untuk melakukan aktifitas baru di sekitar pantai koguna

misalnya dengan menjadi penjaga keamanan, menjaga parkiran, menjual

disekitar pantai.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa dengan adanya

pengembangan obyek wisata ini masyarakat disana khususnya di Desa


57

Mopaano secara tidak langsung mengalami perubahan dikarenakan

adanya Peluang untuk melakukan aktivitas baru yang dilakukan oleh

masyarakat di Desa Mopaano, aktifitas baru yang dimaksud seperti

menjaga gerbang, menjaga parkiran dan menjaga keaman di sekitar pantai

mengingat banyaknya jumlah pengunjung yang datang di lokasi tersebut.

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan bapak La Ms beliau

mengatakan bahwa “ sejak adanya itu pantai kegiatan saya itu meningkat

pertama saya berkebun tapi pas ada itu pantai kadang saya menjual hari

minggu jadi senin sampai saptu saya berkebun baru kalau hari minggu

saya menjual di pantai itu ”

Pernyataan sama juga di katakan oleh bapak RH beliau

mengatakan bahwa “ pekerjaan saya itu ada dua yang pertama saya

berkebun dan kadang saya penjadi juru parkir di obyek wisata pantai

koguna apalagi pada saat musim liburan ”

Jadi berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

dengan adanya pengembangan di obyek wisata tersebut secara tidak

langsung dapat mengubah aktivitas masyarakat di desa tersebut.

c. Adanya Penyediaan Lapangan Pekerjaan

Penyediaan lapangan pekerjaan sangat berpengaruh terhadap

kehidupan masyarakat hal ini dikarenakan dapat meningkatkan

pendapatan atau penghasil warga setempat. Adanya lapangan pekerjaan

yang cukup dapat membantu perekonomian masyarakat sama halnya

dengan di Desa Mopaano dengan adanya pengembangan obyek wisata


58

koguna dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat disana

warga misalnya dengan menjadi penjaga parkiran memang pekerjaan ini

tidak di lakukan tiap hari melainkan tiap hari minggu, akan tetapi ini

sangat kondisi ini sangat membantu masyarakat di sana. Adapun aktifitas

masyarakat setelah adanya pengembangan dapat di lihat pada tabel ini

bawah ini :

Tabel 5.3 Aktifitas masyarakat setelah adanya pengembangan

Aktifitas Baru setelah adanya


No pengembangan Frekuensi Persentase
1 Penjual 6 27.27
2 juru parkir 3 13.63
3 penjaga gerbang 3 13.63
4 pengelola gazebo 5 23.80
5 pengelola wc umum 2 9.09
6 kantor pusat informasi 2 9.09
Jumlah 22 100

Berdasarkan tabel di atas dapat di jelaskan bahwa penjual berjumlah

6 orang dengan persentase 27,27%, juru parkir berjumlah 3 orang dengan

persentase 13,63% , kemudian penjaga gerbang berjumlah 3 orang dengan

persentase 13,63%, sedangkan pengelola gazebo berjumlah 5 orang dengan

27,27%, sedangkan pengelolah wc umum berjumlah 2 dengan persentase

9,09%, dan kantor pusat informasi berjumlah 2 orang dengan persentase

9,09%.
59

Dari penelitian dilapangan menunjukan bahwa dengan adanya

pengembangan obyek wisata pantai koguna secara tidak langsung dapat

menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang tinggal khususnya

dekat dengan objek wisata pantai koguna, misalnya masyarakat yang pada

awalnya hanya berjualan dan membuka usaha di dalam desa, akan tetapi

semenjak adanya pengelolaan obyek wisata pantai koguna masyarakat

diberikan kesempatan untuk membuka lapangan pekerjan baru, seperti

berjualan di area pantai, selain itu pemerintah desa juga memberikan

kesempatan kepada masyarakat desa untuk mengelola administrasi pantai

koguna, misalnya menjadi juru parkir atau menjaga gerbang masuk area

pantai. Pengadaan akomodasi seperti gazebo dan wc umum merupakan

salah satu bagian dari pengembangan objek wisata pantai koguna, yang

mana dengan adanya pengadaan tersebut membuka lapangan pekerjaan

bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai koguna, salah satu

contohnya adalah menjadi pengelola gazebo atau wc umum tersebut.

Beberapa bentuk lapangan pekerjaan yang tersedia setelah adanya

pengembangan objek wisata pantai koguna memberikan bukti bahwa

adanya pengembangan objek wisata dapat meminimalisir tingkat

pengangguran yang ada di desa mopaano, hal ini juga didukung dengan

hasil wawancara dengaan informan ibu Wd. NRH beliau mengatakan

bahwa “ kalau jumlah pengangguran di desa ini tidak ada karna banyak

yang bisa di kerja apalagi dengan adanya pantai ini”.


60

Pernyataan yang sama juga di katakan oleh bapak La HSN beliau

mengatakan bahwa “ kalau yang tidak memiliki pekerjaan itu tidak ada

karna mayoritas di sini itu warganya memiliki pekerjaan baik itu berkebun

maupun nelayan”

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah

pengangguran di desa tersebut tidak ada hal ini karena telah adanya

penyediaan lapangan pekerjaan yang telah disediakan pemerintah untuk

masyarakat disana, selain itu sebagian masyarakatnya pergi merantau ke

luar daerah.

d. Kesejahteraan Masyarakat

Ada banyak cara untuk mengukur kesejahteraan seseorang, seperti

mengukur pendapan seseorang. Pendapatan seseorang yang diukur

nantinya akan berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat

sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa teori bahwa salah satu

indicator dalam mengukur kesejahteraan ekonomi masyarakat adalah

dengan melihat besaran pendapatan yang diperoleh. Hubungan antara

pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan masyarakat adalah apabila

pertumbuhan ekonomi baik maka tingkat pendapatan masyarakat juga

akan meningkat selain itu dari peningkatan pendapatan yang terjadi

masyarakat akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya lebih baik.

Dengan adanya pengembangan obyek wisata di pantai koguna secara

tidak langsung dapat meningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat Desa

Mopaano.
61

Berdasarkan data pendapatan yang diperoleh dari responden

terlihat adanya peningkatan yang terjadi setelah adanya pengembangan

objek wisata pantai koguna, artinya pengembangan objek wisata pantai

koguna memberikan peningkatan kesejahteraan dari segi pendapatan.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan bahwa kesejahteraan

masyarakat di Desa Mopaano sejak adanya obyek wisata Pantai Koguna

mulai mengalami peningkatan misalnya yang tadinya masyarakatnya

tidak memiliki pendapatan setelah adanya pengembangan obyek wisata

ini masyarakat sudah memiliki pendapatan.

Hal ini berdasarkan dari wawancara dengan masyarakat yaitu ibu

TF yang berprofesi sebagai pedagang beliau mengatakan bahwa “ kalau

tingkat kesejahteraan di desa sini kalau di Tanya masyarakatnya

sejahtera iya menurut saya untuk saat ini penduduknya lumayan

sejahtera di banding yang dulu karena semua masyarakatnya memilik

pendapatan”
62

B. Pembahasan

Pembahasan merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti

dapatkan dilapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan.

Peneliti ini menggunakan teori dari beberapa ilmuan tentang pengembangan

obyek wisata terhadap perekonomian.

Pengembangan adalah suatu uasah menuju ke arah yang lebih baik yang

menyebabkan adanya perubahan dan pertumbuhan. Perubahan yang dimaksud

bisa dalam arti kualitas dan kuantitas. Secara kualitas berarti meningkatkan daya

tarik obyek wisata melalui peningkatan mutu pelayanan, sedangkan secara

kuantitas berarti perluasan keanekaragaman obyek wisata serta akomodasi

lainnya.

Dampak dari Pengembangan yang ada di Pantai Koguna secara tidak

langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Mopaano Karena

dengan di kembangkannya obyek wisata tersebut masyarakat yang tinggal desa

tersebut mendapatkan pekerjaan yang baru atau aktifitas baru misalnya dengan

penyewaan gazebo, menjual di sekitar pantai. Dengan adanya pengembangan

obyek wisata ini dapat meminimalisir pengangguran yang ada Desa Mopaano.

Adanya pengembangan wisata pantai maka dampak perekonomian terlihat

dari aktivitas masyarakat menunjukan suatu perubahan kearah yang lebih baik,

dimana sebelum adanya pengembangan obyek wisata pantai aktifitas yang di

lakukan oleh responden sebagian besar adalah Petani, nelayan, wiraswasta,

pedagang dan PNS, Namun dengan adanya pengembangan obyek wisata pantai
63

respoonden mendapatkan pekerjaan sampingan (tambahan) untuk menambah

pendapatan.

Pemerintah merupakan salah satu stakeholder di dalam pengelolaan

kepariwisataan, pemerintah juga memliki fungsi sebagai pembuat berbagai

kebijakan tentang pariwisata pada suatu daerah serta berperan dalam

meningkatkan devisa dan pendapatan asli daerah melalui bidang pariwisata.

Pemerintah daerah dalam hal ini dinas pariwisata diharapkan memiliki peran

dalam penyediaan pariwisata di daerahnya dengan cara mengembangkan daya

tarik serta saran kepariwisataan lainnya. Hal tersebut akan mampu terwujud jika

pemerintah selaku pemegang kepentingan mampu mengembangkan pariwisata

secara optimal.

Pengembangan obyek wisata tidak terlepas dari peran Pemerintah baik

Dinas terkait dalam hal ini Dinas Pariwisata maupun Pemerintah Desa, peran

pemerintah dalam Pengembangan Pantai Koguna sangat berpengaruh terhadap

perekonomian masyarakat di Desa Mopaano, hal ini di karenakan dengan adanya

pengembangan yang akan membuka peluang kerja sehingga mengakibatkan

adanya aktivitas baru dari masyarakat di Desa Mopaano.

Upaya yang telah di lakukan pemerintah dalam pengembangan sarana dan

prasarana di pantai koguna misalnya pembangunan gazebo, pembuatan wc

umum, pembuatan gerbang masuk, pembuatan kantor pusat informasi, adanya

tempat parkir kemudian jalan atau akses ke obyek wisata pantai pantai koguna di

perbaiki. Perimerintah juga akan menjadikan kawasan ini sebagai kawasan

ekowisata dan pemerintah juga berencana menjadikan kawasan ini sebagai


64

kawasan ekonomi khusus dengan begitu akan mempermudah perekonomian

masyarakat disana, Selain perbaikan infrastruktur pemerintah dalam

pengembangkan pariwisata juga mempromosikan obyek wisata ini ke luar daerah

misalnya pemerintah Kabupaten Buton bekerja sama dengan Pemerintah

Kabupaten Wakotobi dalam bidang pariwisata rencana akan buka jalur

transportasi laut untuk mempermudah akses ke obyek wisata jadi apabila ada

wisatawan yang berkunjung ke pulau hoga atau ke wakotobi akan di arahkan

untuk ke pantai Koguna mengingat jaraknya yang tidak terlalu jauh, hal yang

sama juga diungkapkan oleh pak armin selaku sekretaris desa moopano

Dengan adanya pengembangan yang disebutkan di atas maka secara tidak

langsung dapat meningkatkan aktifitas masyarakat khususnya masyarakat yang

tinggal atau yang melalukan aktifitas di pantai, dengan adanya aktifitas baru

tersebut maka secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat

dengan peningkatnya pendapatan masyarakat maka akan mempengaruhi tingkat

kesejahteraan masyarakat di Desa Mopano Kecamatan Lasalimu Selatan.

Pendapatan masyarakat mopaano berdasarkan penggolongan (BPS) masih

tergolong berpendapatan sedang karena rata-rata pendapatan masyarakat antara

Rp.1.500.000- Rp.2.000.000.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dan beberapa hasil penelitian

terdahulu terhadap dampak pengembangan obyek wisata terhadap perekonomian.

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Balqis Risdawati (2013) tentang

dampak pengembangan wisata bahari terhadap peningkatan pendapatan di

hasilkan bahwa pengembangan berdampak signifikan terhadap perekonomian di


65

Kabupaten Lamongan di mana terjadi perubahan atau peningkatan dari tahun ke

tahun.
66

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai dampak

pengembangan wisata pantai koguna terhadap perekonomian masyarakat Desa

Mopaano Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton dapat disimpulkan

bahwa :

1. Pengembangan obyek wisata pantai koguna memberikan dampak terhadap

aktifitas perekonomian masyarakat, sebelumnya sebagian masyarakatnya

bekerja sebagai petani dan nelayan , namun setelah adanya pengembangan

obyek wisata aktifitas ekonomi meningkat, dimana dengan adanya

pengembangan tersebut masyarakat mendapatkan aktivitas tambahan atau

pekerjaan tambahan sebagai pedagang, serta menyediakan jasa berupa

fasilitas yang disewakan untuk wisatawan yang berkunjung seperti gazebo,

wc umum, tikar.

2. Pengembangan obyek wisata wisata dapat juga berdampak pada

kesejahteraan masyarakat di Desa Mopaano, dimana dengan adanya

pengembangan di obyek wisata ini jumlah pendapatan masyarakat

meningkat yang awalnya pendapatnya di bawah Rp.1.000.000 per bulan

namun setelah adanya pengembangan pendapatan masyarakat kini rata-rata

di atas Rp.1.000.000. perbulan.


67

3. Adanya upaya pemerintah untuk melakukan pembangunan di obyek wisata

tersebut mulai dari akses jalannya, pembangunan gazebo,wc umum,tempat

parkir, kantor pusat informasi, gerbang masuk, hingga pemeritantah

berupaya untuk memperkenalkan obyek wisata ini ke daerah luar, selain itu

pemerintah juga akan menjadikan kawasan ini sebagai kawasan ekonomi

kreatif dan juga adanya rencana untuk membangun atau penyediaan jalur

transportasi laut.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan agar pemerintah daerah

setempat khususnya Dinas Pariwisata untuk mengoptimalkan pendidikan

dalam pengembangan pariwisata maka dengan itu pemerintah harus

membangun pendidikan pariwisata, pelatihan pariwisata dan meningkatkan

sarana dan prasarana serta fasilitas rekreasi dengan lebih baik lagi di objek

wisata pantai koguna, maka masyarakat di harapkan dapat meningkatkan

kegiatan usahanya dengan menyediakan berbagai fasilitas rekreasi dan

dagangannya dengan demikian dapat meningkatkan aktifitas ekomoni

sehingga pendapatnnya meningkat dengan begitu masyarakat dapat

merasakan adanya dampak dari pengembangan dari obyek wisata Pantai

Koguna.
68

DAFTAR PUSTAKA

Ackley,Gardner., 1991. Teori Ekonomi Macro. Terjemahan Paul Sitohang.


Universitas Indonesia Press , Jakarta.

Arikunto, Suharsimi.1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktek.Jakarta:Pt Renika Cipta

_________________. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktek.Jakarta:Pt Renika Cipta

Badan Pusat Statistik (2013). Indicator Penilaian Social Eknomi Masyarakat .


Sulawesi Tenggara

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pt Raja Grafindo


Persada

Djojohandikusumo, Soemitro. Ekonomi Kerakyataan Dan Pengusaha Kecil


Indonesia Tantangan Masa Depan. Fe Ui. Jakarta.

Dahuri, Et Al. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan Lautaan
Secara Terpadu. Pradnya Paramita . Bogor.

Fandeli, C.H., 1995. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisata Alam, Liberty


Yogyakarta.

Hamidi, 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan


Proposal Dan Laporan Penelitian, Uum Press. Malang

Hardinoto, K., 1996, Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata, Ui


Press. Jakarta.

Haryono , W , 1978, Parawisata Rekreasi Dan Entertaiment. Bandung: Ilmu


Publisher.

Irianto, 2011. “Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Social Dan Ekonomi


Masyarakat Di Gili Trawangan Kecamatan Pemenang Kebupaten Lombok
Utara” . Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3.

Indirianto, Nur Dan Bambang Supomo , 2006. Metode Penelitian Bisnis, Bpfe
Ugm, Yogyakarta

James, J Spillane, 1985, Ekonomi Pariwisata, Sejarah Dan Prospeknya,


Kanisus. Yogyakarta.
69

__________________ 1987. Pariwisata Indonesia Sejarah Dan Prospeknya


Yogyakarta : Kanisius.

Kamaluddin Rustin, 1992, “ Beberapa Aspek Dan Pelaksaan Kebijakan


Pengembangan Di Daerah :, Lpef-Ui, Jakarta.

Lexy J. Moleong. 2004 . Metodelogi Penelitian Kualitatif . Remaja


Rosdakarya.Bandung
__________________. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Remaja
Rosdakarya.Bandung
___________________.2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif .Rejama
Rosdakarya. Bandung
Maryadi Dkk .2010 . Pedoman Penulisan Skripsi Fkip . Bp-Fkip Ums . Surakarta

Miles, M. B Dan Huberman, A. M. 1984. Qualitative Data Analysis: A


Sourcebook Of New Methods. California: Sage

Muyasaro, Puspitarini. 2013. Pendapatan. Dunia keuangan . Jakarta

Moh, Reza Tritawinata, 1966. Daya Tarik Dan Penggunaan Argo Wisata,
Penebar Sawadaya, Jakarta.
Nawawi, Hadani Dan M. Martini . Hadani, 1992. Instrument Penelitian Bidang
Social. Gadja Mada University Press. Yogyakarta

Nuisyah, S., 2001. “Rencana Pengembangan Fisik Kawasan Wisata Bahari Di


Wilayah Pesisir Indonesia “. Buletin Taman Dan Lanskap Indonesia.

Pendit, N.S., 1986. Ilmu Pariwisata , Sebuah Pengantar Perdana , Pt. Pradya
Paramita. Jakarta

Pitena, I Gede Dan Gayatri, Putu G., 2005, Sosiologi Pariwisata, Yogyakatra :
Cv.Andi Offset

Priakmanata, S, Dan R. Mohamad Mulyadin. 2001. Pembangunan Desa Wisata :


Pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah. Info Social Ekonomi.

Risdawati, B., Boedijono, Dan Dina Suryawati, 2013, p“ Dampak Pembangunan


Wisata Bahari Lamongan Terhadap Peningkatan Perekonomian di
Kabupaten Lamongan”, Fakulta Social Dan Ilmu Politik, Universitas
Jember.
70

Sadono, Sukirno, 1994. Pengantar Teori Ekonomi Micro. Raja Grafindo, Jakarta.

Sugiono .2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Cv. Alfabeta,Bandung

_______.2006. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif & Kuantitatif Dan


R&D. Alfabeta,Bandung

________ .2010. Metode Penelitian Pendekatan Pendidikan Kualitatif &


Kuantitatif Dan R&D. Alfabeta,Bandung

Seomarwoto, Otto ., 2001 . Ekologi, Lingkungan Hidup Dan Pembangunan.


Djambatan, Jakarta.

Todaro, M.P., 1985, Ilmu Ekonomi Bagi Negara-Negara Sedang Berkembang .


Buku I, Akademika Presindo, Jakarta.

Wahab, Saleh, 1989. Manajemen Pariwisata Pt. Paradaya Paramitha, Jakarta.

Winardi, 1982. Kamus Ekonomi , Alumni Bandung.

Yoeti. Oka A . 1985. Pariwisata Budaya Masalah Dan Solusinya . Jakarta: Pt.
Pradnya Paramita.

_____________ ,1996. Pengantar Ilmu Pariwisata , Angkasa Bandung


71

Lampiran
72

PEDOMAN WAWANCARA
JUDUL SKRIPSI/PENELITIAN

“DAMPAK PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI KOGUNA


TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA MOPAANO
KECAMATAN LASALIMU SELATAN KABUPATEN BUTON”

NOVITA VIVIAN
A1P115204

Pembimbing I Pembimbing II
La Ode Amaluddin, S.Pd.,M.Pd La Ode Nursalam, S.Pd.,M.Pd
NIP. 19750310 200112 1 002 NIP.19770821 200312 1 001

PROGRAM SARJANA
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA HALU OLEO
KENDARI
2019

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh


Dalam rangka penelitian yang berjudul “Dampak Pengembangan Obyek Wisata
Pantai Koguna Terhadap Perekonomian Masyarakat Desa Mopaano Kecamatan
Lasalimu Selatan Kabupaten Buton” yang diperlukan untuk menyelesaikan
skripsi sebagai syarat kelulusan pada program studi pendidikan geografi
universitas halu oleo. Untuk itu kami memerlukan bantuan data berkaitan dengan
pemukiman di tempat bapak/ibu/sdr(i) tinggal. Untuk itu kami mohon
kesediaannya untuk meluangkan waktu menjawab pertanyaan wawancara ini.
Data yang telah bapak/ibu/sdr(i) ibu ini akan di rahasiakan dan jika keberatan
untuk di cantumkan namanya cukup tulis inisialnya saja. Terima kasih atas
kesediaan waktu dan bantuannya.
Waalaikumsalam warohmatullahi wabarakatuh
Hormat Saya
73

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

DAMPAK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI KOGUNA


TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA MOPAANO
KECAMATAN LASALIMU SELATAN
KABUPATEN BUTON

1. Identitas Masyarakat

a) Nama :

b) Jenis kelamin :

c) Pekerjaan :

d) Umur :

e) Tingkat Pendidikan :

2. Hal-hal yang di wawancarai dalam pengembangan wisata pantai

Koguna

A. Pengembangan Objek Wisata Pantai Koguna

1. Apakah dengan adanya objek wisata Pantai Koguna dapat menjadi

identitas dari Desa Mopano ?

2. Bagaimana kehidupan sosial masyarakat Desa Mopano sebelum dan

sesudah pengembangan ?

3. Apakah pemerintah memberikan kesempatan kepada bapak/ibu untuk

berpartisipasi dalam pengembangan obyek wisata ?

4. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pengembangan obyek wisata

Pantai Koguna ?

5. Apakah pengembanagan obyek wisata ini bersifat menjaga sumber daya

alam yang ada disekitar Pantai Koguna ?


74

6. Bagaimana pendapat bapak/ibu terkait dengan pembangunan infrastruktur

di Pantai Koguna ?

7. Infrastruktur apa yang dikembangkan pemerintah dalam menunjang

pelayanan dalam obyek wisata Pantai Koguna ?

8. Apakah infrastruktur yang dikembangakan sudah sesuai dengan

kebutuhan penunjang seperti jalan ?

9. Apa saja fasilitas pelayanan yang dikembangkan di Pantai Koguna ?

10. Apakah di Pantai Koguna terdapat pelayanan seperti kebutuhan selama di

Pantai atraksi ?

11. Program apa saja yang dilakukan oleh pemerintah dalam menjaga

ekosistem pantai ?

12. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan obyek wisata ?

B. Perekonomian Masyarakat

1. Apa pekerjaan/mata pencaharian bapak/ibu sebelum adanya

pengembangan di wisata Pantai Koguna?

2. Berapa pendapatan bapak/ibu sebelum adanya pengembangan di wisata

Pantai Koguna ?

3. Dengan adanya pengembangan wisata pantai ini apa yang bapak/ibu

lakukan untuk meningkatkan pedapatan ?

4. Berapakah pendapatan bapak/ibu dalam seminggu/sebulan setelah

adanya pengembangan ?

5. Usaha apa yang bapak/ibu kembangkan di area wisata Pantai Koguna ?


75

6. Apakah pendapatan dari pekerjaan bapak/ibu dapat memenuhi kebutuhan

sehari-hari ?

7. Apakah dengan adanya pengembangan obyek wisata ini aktivitas

bapak/ibu mengalami meningkatkan ?

8. Apa aktivitas bapak/ibu setelah pengembangan obyek wisata ini ?

9. Dengan adanya pengembangan obyek wisata apakah dapat mengurangi

jumlah pengangguran ?

10. Berapa jumlah pengangguran sebelum dan sesudah adanya

pengembangan obyek wisata?

11. Apa mata pencaharian masyarakat baik sesudah maupun sebelum adanya

pengembangan obyek wisata ?

12. Apakah dengan adanya pengembangan dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat ?
76

Lampiran II Pedoman Observasi

No CL : 01

Metode : Observasi

Tempat : Desa Mopaano

Tanggal : 2 januari 2019

Jam : 09 :30

Dari hasil observasi yang dilakukan penulis

pada hari rabu 2 januari 2019 , lokasi

Mopaano, peneliti mengamati obyek wisata


Transkip Observasi
pantai koguna, pengembangan yang ada di

obyek wisata tersebut serta kondisi

masyarakat yang tinggal di Desa mopaano

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa dengan

adanya pengembangan di obyek wisata

Tanggapan Pengamat pantai koguna kondisi perekonomian

masyarakatnya mengalami peningkatan

khususnya mereka yang melakukan aktivitas

di Pantai Koguna
77

Lampiran III. Transip Wawancara

A. Wawancara I

Nama : TF
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMP
Tanggal : 3 januari 2019
Jam : 10.00
Tempat wawancara : Rumah responden
Topik wawancara : Dampak Pengembangan Obyek Wisata Pantai
Kogina Terhadap Perekonomian Masyarakat
Desa Mopaano Kecamatan Lasalimu Selatan
Kabupaten Buton

Kutipan Wawancara
Peneliti “Assalamu’alaikum..”

Informan “Wa’alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh..”

Peneliti Maaf bu pagi-pagi mengganggu, bisa saya minta waktunya


sebentar?
Informan Tidak apa, iya ada yang bisa saya bantu?

Peneliti Maaf bu , saya bisa tanya-tanya sebentar tentang wisata pantai


koguna terhadap prekonomian ibu
Informan Oh.. itu, bisa, bisa…

A. Pengembangan Obyek wisata pantai koguna

Peneliti Apakah dengan adanya obyek wisata pantai koguna dapat


menjadi identitas dari Desa Mopaano ?
Informan Iya de, karna dulunya desa ini tidak banyak yang tau karena
kondisinya yang terpencil baru jauh dari jalan poros, pas ada
obyek wisata pantai koguna ini desa kami itu banyak yang tau
yah bisa di bilang sudah terkenal
78

Peneliti Bagaimana kehidupan sosial masyarakat desa mopaano


sebelum dan sesudah adanya pengembangan ?
Informan Yah sudah agak baikan bisa di bilang sudah mengalami
peningkatan dari yang sebelumnya itu
Peneliti Apakah pemerintah memberikan kesempatan kepada bapak/ibu
untuk berpartisipasi dalam pengembangan obyek wisata ini ?
Informan iya, memberikan karena pemerintah khususnya dinas pariwisata
meberikan kepada Pemerintah Desa unruk mengelola obyek
wisata ini
Peneliti Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pengembangan
obyek wisata pantai koguna ?
Informan Sangat terlimbat misalnya kalau ada proyek di obyek wisata
pantai itu pak desa memberika kepada masyarakat untuk
membantu misalnya seperti pembuatan gazebo
Peneliti Apakah pengembangan obyek wisata pantai koguna ini bersifat
menjaga sumber daya alam yang ada di sekitar pantai koguna ?
Informan Iya menjaga karna pemerintah tidak mengganggu atau meruksa
pantai ini malah mereka member tau untuk terus merawat
panatai ini contohnya tdak membuang sampah sembarang
Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu terkait dengan pembangunan
infrastruktur di pantai koguna ?
Informan Kalau menurut saya untuk sangat ini cukup tapi lebih bagusnya
pemerintah membangun lagi suapay banyak lagi yang datang di
pantai ini
Peneliti Infrastruktur apa yang di kembangakan pemerintah dalam
menunjang pelayanan dalam obyek wisata pantai koguna ?
Informan Saat ini itu ada gazebo, ada wc umum dulunya belum ada apa
apa ini sini masi kosong jadi kalau ada pengunjun yang datang
biasanya cumin duduk di tanah paling bawa tenda atau tikar
tapi sekarang tidak karena ada mi gazebo, tai kalau bisa di
tamba lagi
Peneliti Apakah infrastruktur yang di kembangakan sudah sesuai
dengan kebutuhan pengunjung ?
Informan yah sudah lumayan tapi kalau bisa jalan di dasa di perbagus
jangan hanya di obyek wisatanya saja
Peneliti Apa saja fasilitas pelayanan yang di kembangakan di pantai
koguna ?
Informan Misalnya adami gazebo, terus tempat parkirr, wc umum trus
jalanan mau ke pantai bagusmi
79

Peneliti Apakah di pantai koguna terdapat pelayana kebutuhan seperti di

pantai contohnya atraksi

Informan Untuk saat ini belum ada dek

Peneliti Program apa saja yang di kembangkan oleh pemerintah dalam


menjaga ekosistem pantai ?
Informan
Misalnya masyarakat di kaistau untuk menga kebersihan atau
tidak buang sampah, kemudain selalu merawat obyek wisata itu
apalagi di situ ada potensi udang merah yang tdak ada di tempat
lain cumin cuman ada di desa ini saja
Peneliti Bagaimana upaya yang di lakukan pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
pengembangan obyek wisata
Informan Contonya pemerintah memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk membangun atau melakukan aktifitas
misalnya menjual di situ
B Perekonomian masyarakat

Peneliti Apa pekerjaan/ mata pencaharian bapak/ ibu sebelum atau


sesudah pengembangan obyek wisata ?
Informan Kalau saya masi sama seperti sekarang masi menjual, tapi
kadang kalau minggu atau hari libur biasa saya menjual di situ
Berapa pendapatan bapak/ibu sebelum adanya pengembangan
Peneliti wisata pantai koguna ?

Informan Kkalau pendapatan yah de agak meningkat apalagi kalau hari libur
yah paling meningkat 100 atau 200 ribuan lah dek
Peneliti DDengan adanya pengembangan wisata ini apa yang bapak/ibu
lakukan untuk meningkatkan pendapatan
Informan Alhamdulilah ada peningkatan sedikit lah

Peneliti Berapa pendapatan bapak/ibu dalam seminggu setelah adanyan


pengembangan
Informan Kalau seminggu paling meningkat 100 atau 200 san misalnya
klau hari biasa cuman 400 san perminggu tapi sekarang bisa
smpai 500 san atau 600 san karna kadang mejual di pantai
Peneliti Usaha apa yang bapak/ibu kembangakan di area wisata pantai
koguna
Informan Masih seperti ini dek masi menjual juga
80

Peneliti Apakah pendapatan dari pekerjaan bapak/ibu dapat memenuhi


kebutuahan sehari-hari?
Informan Yah alhamdulilah yah dek cukup
Peneliti Apakah dengan adanya pengembangan obyek wisata ini
aktivitas bapak/ibu mengalami peningkatan?
Informan Yah mengalami kerenakan kadang sya menjual di sana
Peneliti Apa aktifitas bapak/ibu setelah pengembangan obyek wisata ini
?
Informan Masa sama
Peneliti Dengan adanya pengembangan obyek wisata dapat mengurangi
pengangguran di desa ini ?
Informan Kalau itu saya kurang tau juga dek

Peneliti Berapa jumlah pengangguran sebelum dan sesudah adanya

pengembangan ?

Informan Kurang tau juga dek kalau itu

Peneliti Apa mata pencarian masyarakat baik sesudah maupun sebelum

adanya penegmbangan obyek wisata

Informan Masi sama menjual

Peneliti Apakah dengan adanya pengembangan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat ?

Informan Iya dek, karena bisa membuka lapangan kerja yang baru
81

Wawancara II

Nama : IDR
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan : nelayan
Pendidikan : SMA
Tanggal : 3 januari
Jam : jam 10:30
Tempat wawancara : rumah responden
Topik wawancara : Dampak Pengembangan Obyek Wisata Pantai
Kogina Terhadap Perekonomian Masyarakat
Desa Mopaano Kecamatan Lasalimu Selatan
Kabupaten Buton

Kutipan Wawancara
Peneliti “Assalamu’alaikum..”

Informan “Wa’alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh..”

Peneliti Maaf bu pagi-pagi mengganggu, bisa saya minta waktunya


sebentar?
Informan Tidak apa, iya ada yang bisa saya bantu?

Peneliti Maaf bu , saya bisa tanya-tanya sebentar tentang wisata pantai


koguna terhadap prekonomian ibu
Informan Oh.. itu, bisa, bisa…

A. Pengembangan Obyek wisata pantai koguna

Peneliti Apakah dengan adanya obyek wisata pantai koguna dapat


menjadi identitas dari Desa Mopaano ?
Informan Iya karena desa kami gampang di tau

Peneliti Bagaimana kehidupan sosial masyarakat desa mopaano


sebelum dan sesudah adanya pengembangan ?
Informan Alhamdulilah sudah mengalami perubahan sedikit demi sedikit
di bandingkan dengan yang dulu sebelum adanya pantai itu
82

Peneliti Apakah pemerintah memberikan kesempatan kepada bapak/ibu


untuk berpartisipasi dalam pengembangan obyek wisata ini ?
Informan Iya memberikan, misalnya kalau ada proyek itu bukan orang
dari luar yang kerja tapi masyarakat di sini yang kerja
Peneliti Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pengembangan
obyek wisata pantai koguna ?
Informan Alhamdulilah saat ini banyak yang terlibat dalam
pengembangan itu
Peneliti Apakah pengembangan obyek wisata pantai koguna ini bersifat
menjaga sumber daya alam yang ada di sekitar pantai koguna ?
Informan Iya menjaga

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu terkait dengan pembangunan


infrastruktur di pantai koguna ?
Informan Untuk saat ini menuut saya masi kurang infrastruktur di sana

Peneliti Infrastruktur apa yang di kembangakan pemerintah dalam


menunjang pelayanan dalam obyek wisata pantai koguna ?
Informan Ada gazebo, wc umum, gerbang masuk, tempat parkir,

Peneliti Apakah infrastruktur yang di kembangakan sudah sesuai


dengan kebutuhan pengunjung ?
Informan Kalau di bilang cukup yah belum karena kalau musim liburan
kan banyak yang datang disitu jadi gazebonya itu kurang
Peneliti Apa saja fasilitas pelayanan yang di kembangakan di pantai
koguna ?
Informan Seperti penyediaan gazebo dan wc umum

Peneliti Apakah di pantai koguna terdapat pelayana kebutuhan seperti di

pantai contohnya atraksi

Informan Tidak ada

Peneliti Program apa saja yang di kembangkan oleh pemerintah dalam


menjaga ekosistem pantai ?
Informan Untuk saat ini belum ada program tapi pemerintah memberi
tahun untuk menjaga kebersihan di pantai itu

Peneliti Bagaimana upaya yang di lakukan pemerintah dalam


meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
83

pengembangan obyek wisata


Informan Dengan mengizinkan kami melakukan aktivitas di pantai itu

B Perekonomian masyarakat

Peneliti Apa pekerjaan/ mata pencaharian bapak/ ibu sebelum atau


sesudah pengembangan obyek wisata ?
Informan Sebelumnya saya bekerja sebagai nelayan kemudian saya
bekerja sebagai penjual
Berapa pendapatan bapak/ibu sebelum adanya pengembangan
Peneliti wisata pantai koguna ?

Informan Kalau sebelum adanya pantai itu paling di bawa 1 juta


Peneliti DDengan adanya pengembangan wisata ini apa yang bapak/ibu
lakukan untuk meningkatkan pendapatan
Informan Alhamdullah sangat membantu dek

Peneliti Berapa pendapatan bapak/ibu dalam seminggu setelah adanyan


pengembangan
Informan Tiak menentu kadang lebih dari 500 ribu kadang di bawa 500
ribu
Peneliti Usaha apa yang bapak/ibu kembangakan di area wisata pantai
koguna
Informan Menjual
Peneliti Apakah pendapatan dari pekerjaan bapak/ibu dapat memenuhi
kebutuahan sehari-hari?
Informan Alhamdulilah kalau untuk kebutuhan sehari-hari cukup
Peneliti Apakah dengan adanya pengembangan obyek wisata ini
aktivitas bapak/ibu mengalami peningkatan?
Informan Iya meningkat meskipun sedikit demi sedikit
Peneliti Apa aktifitas bapak/ibu setelah pengembangan obyek wisata ini
?
Informan Menjual
Peneliti Dengan adanya pengembangan obyek wisata dapat mengurangi
pengangguran di desa ini ?
Informan

Peneliti Berapa jumlah pengangguran sebelum dan sesudah adanya

pengembangan ?
84

Informan Kurang tau

Peneliti Apa mata pencarian masyarakat baik sesudah maupun sebelum

adanya penegmbangan obyek wisata

Informan Nelayan sama menjual

Peneliti Apakah dengan adanya pengembangan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat ?

Informan Semenjak ada obyek wisata ini alhamdulilah masyarakat disini

sudah mulai sejahterah


85

Wawancara III

Nama : NW
Umur : 32
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Penjual
Pendidikan : SMA
Tanggal : 04 Januari 2019
Jam : 11:00
Tempat wawancara : rumah responden
Topik wawancara : Dampak Pengembangan Obyek Wisata Pantai
Kogina Terhadap Perekonomian Masyarakat
Desa Mopaano Kecamatan Lasalimu Selatan
Kabupaten Buton

Kutipan Wawancara
Peneliti “Assalamu’alaikum..”

Informan “Wa’alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh..”

Peneliti Maaf bu pagi-pagi mengganggu, bisa saya minta waktunya


sebentar?
Informan Tidak apa, iya ada yang bisa saya bantu?

Peneliti Maaf bu , saya bisa tanya-tanya sebentar tentang wisata pantai


koguna terhadap prekonomian ibu
Informan Oh.. itu, bisa, bisa…

A. Pengembangan Obyek wisata pantai koguna

Peneliti Apakah dengan adanya obyek wisata pantai koguna dapat


menjadi identitas dari Desa Mopaano ?
Informan Iya, karena sejak adanya pantai ini desa kami makin terkenal

Peneliti Bagaimana kehidupan sosial masyarakat desa mopaano


sebelum dan sesudah adanya pengembangan ?
Informan Alhamdulilah sudah mengalami perubahan sedikit demi sedikit
di bandingkan dengan yang dulu sebelum adanya pantai itu
Peneliti Apakah pemerintah memberikan kesempatan kepada bapak/ibu
untuk berpartisipasi dalam pengembangan obyek wisata ini ?
86

Informan Iya memberikan, kalau ada proyek atau pekerjaan yang di suru
kerja itu warga sini bukan orang dari luar
Peneliti Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pengembangan
obyek wisata pantai koguna ?
Informan Alhamdulilah saat ini banyak yang terlibat dalam
pengembangan itu
Peneliti Apakah pengembangan obyek wisata pantai koguna ini bersifat
menjaga sumber daya alam yang ada di sekitar pantai koguna ?
Informan Iya menjaga

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu terkait dengan pembangunan


infrastruktur di pantai koguna ?
Informan Untuk saat ini menuut saya masi kurang infrastruktur di sana,
mengingat tiap tahun itu makin banyak orang yang datang
Peneliti Infrastruktur apa yang di kembangakan pemerintah dalam
menunjang pelayanan dalam obyek wisata pantai koguna ?
Informan Ada gazebo, wc umum, gerbang masuk, tempat parkir,

Peneliti Apakah infrastruktur yang di kembangakan sudah sesuai


dengan kebutuhan pengunjung ?
Informan Kalau di bilang cukup yah belum karena kalau musim liburan
kan banyak yang datang disitu jadi gazebonya itu kurang
Peneliti Apa saja fasilitas pelayanan yang di kembangakan di pantai
koguna ?
Informan Seperti penyediaan gazebo dan wc umum sama tempat parkir

Peneliti Apakah di pantai koguna terdapat pelayana kebutuhan seperti di

pantai contohnya atraksi

Informan Tidak ada

Peneliti Program apa saja yang di kembangkan oleh pemerintah dalam


menjaga ekosistem pantai ?
Informan Untuk saat ini belum ada program tapi pemerintah memberi
tahun untuk menjaga kebersihan di pantai itu

Peneliti Bagaimana upaya yang di lakukan pemerintah dalam


meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
pengembangan obyek wisata
87

Informan Dengan mengizinkan masyarakat melakukan aktivitas di pantai


itu
B Perekonomian masyarakat

Peneliti Apa pekerjaan/ mata pencaharian bapak/ ibu sebelum atau


sesudah pengembangan obyek wisata ?
Informan Menjual

Berapa pendapatan bapak/ibu sebelum adanya pengembangan


Peneliti wisata pantai koguna ?

Informan Kalau sebelum itu paling 2 jutaan setelah itu meningkat kadang
sampai 2 juta lebih arena kebetulan suami saya pns
Peneliti DDengan adanya pengembangan wisata ini apa yang bapak/ibu
lakukan untuk meningkatkan pendapatan
Informan Alhamdullah sangat membantu dek

Peneliti Berapa pendapatan bapak/ibu dalam seminggu setelah adanyan


pengembangan
Informan Tiak menentu kadang lebih dari 500 ribu kadang di bawa 500
ribu
Peneliti Usaha apa yang bapak/ibu kembangakan di area wisata pantai
koguna
Informan Menjual
Peneliti Apakah pendapatan dari pekerjaan bapak/ibu dapat memenuhi
kebutuahan sehari-hari?
Informan Alhamdulilah kalau untuk kebutuhan sehari-hari cukup
Peneliti Apakah dengan adanya pengembangan obyek wisata ini
aktivitas bapak/ibu mengalami peningkatan?
Informan Iya meningkat meskipun sedikit demi sedikit
Peneliti Apa aktifitas bapak/ibu setelah pengembangan obyek wisata ini
?
Informan Menjual
Peneliti Dengan adanya pengembangan obyek wisata dapat mengurangi
pengangguran di desa ini ?
Informan

Peneliti Berapa jumlah pengangguran sebelum dan sesudah adanya

pengembangan ?
88

Informan Kurang tau

Peneliti Apa mata pencarian masyarakat baik sesudah maupun sebelum

adanya penegmbangan obyek wisata

Informan Masih tetap menjual

Peneliti Apakah dengan adanya pengembangan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat ?

Informan Semenjak ada obyek wisata ini alhamdulilah masyarakat disini

sudah mulai sejahtera


89

Lampiran IV

Data Responden Desa Mopaano Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton

NAMA JENIS
NO RESPONDEN UMUR KELAMIN PENDIDIKAN
1 Usman 44 Laki-Laki SMP
Wa Ode
2 Mianti 27 Perempuan Strata 1 (S1)
3 Armin 30 Laki-Laki Strata 1 (S1)
4 Karmila 26 Perempuan Strata 1 (S1)
Wa Ode
5 Nurhada 37 Perempuan SMA
6 Nurwati 31 Perempuan SD
7 Hidayat 48 Perempuan SMA
8 Idrus 33 Laki-Laki SMA
9 La Hasimu 37 Laki-Laki Strata 1 (S1)
10 La Ode Dedi 35 Laki-Laki SMA
11 Rahman 26 Laki-Laki SMP
12 Sudarsono 30 Laki-Laki SMA
13 La Mudi 32 Laki-Laki SMA
14 La Minsali 34 Laki-Laki SMA
La Ode Abu
15 Saleh 57 Laki-Laki SD
16 La Bombo 32 Laki-Laki SMA
17 Aryanto 33 Laki-Laki SMA
18 La Teba 78 Laki-Laki SD
Awaluddin
19 Wali 35 Laki-Laki SMA
20 Wa Rita 35 Perempuan SD
La Ode
21 Malaku 63 Laki-Laki SD
22 Tuti Fatima 26 Perempuan SMP
90

Lampiran V
A. Perbandingan Pendapatan Ekonomi Responden Sebelum Dan Sesudah
Pengembangan Obyek Wisata Pantai, Tahun 2018

No Nama Responden Sebelum Sesudah


1 Usman Rp. 700.000 Rp.1.200.000
2 Wa Ode Mianti Rp.1.300.000 Rp.1.500.000
3 Armin Rp.2000.000 Rp.2.000.000
4 Karmila Rp.1.500.000 Rp.1.500.000
5 Wa Ode Nurhada Rp.800.000 Rp.1.000.000
6 Nurwati Rp. 1.300.000 Rp. 1.500.000
7 Hidayat Rp.1000.000 Rp.1.000.000
8 Idrus Rp.1.300.000 Rp.1.500.000
9 La Hasimu Rp.2.500.000 Rp. 2.500.000
10 La Ode Dedi Rp.1000.000 Rp.1000.000
11 Rahman Rp.700.000 Rp.1.000.000
12 Sudarsono Rp.1000.000 Rp.1.300.000
13 La Mudi Rp.1.300.000 Rp.1.500.000
14 La Minsali Rp.2000.000 Rp. 2.000.000
15 La Ode Abu Saleh Rp.1.300.000 Rp.1.300.000
16 La Bombo Rp.2000.000 Rp.2.000.000
17 Aryanto Rp.2000.000 Rp.2.000.000
18 La Teba Rp. 700.000 Rp.700.000
19 Awaluddin Wali Rp.1.300.000 Rp.1.500.000
20 Wa Rita Rp.700.000 Rp. 700.000
21 La Ode Malaku Rp.600.000 Rp.1.000.000
22 Tuti Fatima Rp. 700.000 Rp. 1.000.000
91

B. Perbandingan Aktivitas Ekonomi Responden Sebelum Dan Sesudah


Pengembangan Obyek Wisata Pantai, Tahun 2018

No Nama Responden Sebelum Sesudah


1 Usman Petani Petani, juru parkir
Wiraswasta, pengelolah
2 Wa Ode Mianti Wiraswasta gazebo
3 Armin PNS PNS
4 Karmila Pedaganng Pedagang
5 Wa Ode Nurhada Pedagang Pedangang
6 Nurwati Pedagang Pedagang
Nelayan, pengelolah
7 Hidayat Nelayan wc umum
Nelayan, pengelolah
8 Idrus Nelayan gazebo
9 La Hasimu PNS PNS
10 La Ode Dedi Wiraswasta Wiraswasta
11 Rahman Petani Petani, juru parkir
12 Sudarsono Nelayan
Nelayan, penjaga
13 La Mudi Nelayan gerbang
14 La Minsali Pedagang Pedagang
15 La Ode Abu Saleh Petani Petani,penjaga gerbang
16 La Bombo Pedagang Pengelolah wc umum
17 Aryanto Wiraswasta Juru parkir
18 La Teba Petani Petani
19 Awaluddin Wali Pedagang Pedagang
20 Wa Rita Petani Pengelolah gazebo
21 La Ode Malaku Petani Petani,penjaga gerbang
22 Tuti Fatima Pedagang Pedagang
92

Lampiran VI Dokumentasi

Gerbang masuk obyek wisata aktivitas penjual dan pengunjung

Lokasi parkiran di dalam obyek wisata udang merah

Lokasi udang merah


93

Anda mungkin juga menyukai