Menurut UU no. 32 tahun 2009, “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain”.
Terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung sifat
fisik dan/atau hayati sehingga lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan (KMNLH, 1998).
Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu
(kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber daya
tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem.
a.KerusakanLingkunganHidupFaktorAlam:
Bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan
dampak rusaknya lingkungan hidup.
b.KerusakanLingkunganHidupFaktorManusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya fikir dan daya nalar
tertinggi dibandingkan makluk lainnya. Di sini jelas terlihat bahwa manusia merupakan
komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan manusia dpaat secara aktif
mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki. Kegiatan manusia ini
dapat menimbulkan bermacam-macam gejala.
Faktor alam
Letusan gunung berapi merupakan salah satu aktivitas vulkanisme. Letusan gunung
berapi merupakan gejala alam. Manusia tidak mampu membendung atau mencegahnya.
b. Gempa bumi merupakan hentakan lapisan bumi yang bersumber dari lapisan di sebelah dalam
merambat ke permukaan bumi.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung juga
membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
- Perburuan liar.
a. Pertanian
Penggundulan hutan merupakan salah satu contoh kerusakan yang diakibatkan oleh
kegiatan pertanian ladang berpindah.
b. Perikanan
Cara penangkapan ikan yang salah
c. Teknologi dan Industri
Penggunaan traktor dalam membajak sawah sebagai alat bantu
d. Pencemaran
Pencemaran (polusi) adalah peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air, dan tanah)
1. Pencemaran Udara
Hasil limbah industri, limbah pertambangan, dan asap kendaraan bermotor dapat
mencemari udara
2. Pencemaran suara
Pencemaran suara dapat timbul dari bising-bising suara mobil, kereta api, pesawat udara,
dan jet.
3. Pencemaran air
Pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan sungai dan laut.
4. Pencemaran tanah
Pada dasarnya tanah pun dapat mengalami pencemaran, penyebabnya antara lain :
• Bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak larut dalam air yang berasal dari
pabrik-pabrik.
1. Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta hektar
hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan,
meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora dan fauna.
2. 30% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan. Kerusakan
terumbu karang meningkatkan resiko bencana terhadap daerah pesisir, mengancam
keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan produksi perikanan laut.
3. Tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran laut di
Indonesia. Bahkan pada 2010, Sungai Citarum pernah dinobatkan sebagai Sungai Paling
Tercemar di Dunia oleh situs huffingtonpost.com. World Bank juga menempatkan Jakarta
sebagai kota dengan polutan tertinggi ketiga setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City.
4. Ratusan tumbuhan dan hewan Indonesia yang langka dan terancam punah. Menurut catatan
IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada dalam status
keterancaman tertinggi yaitu status Critically Endangered (Kritis), serta 205 jenis hewan dan 88
jenis tumbuhan masuk kategori Endangered, serta 557 spesies hewan dan 256 tumbuhan
berstatus Vulnerable.
- Terjadinya pertumbuhan berlebih alga (nitrat dan fosfat berakibat adanya eutrofikasi)
- Masuknya racun ke dalam sistem perairan (dapat berakumulasi pada makhluk hidup di
perairan)
Kronologi:
- 1950 an : Gejala aneh pada hewan (ikan, burung, kucing) dan manusia
- 1972 : Pemerintah mengumumkan Chisso Corp bertanggung jawab atas tragedy
Minamatadan diwajibkan memberi kompensasi kepada korban
PENCEMARAN TANAH
PENCEMARAN UDARA
Sumber pencemaran :
Sumber pencemaran :
- Sumber titik dari sumber individual menetap dan dibatasi oleh luas wilayah kurang
dari 1x1km2 termasuk didalamnya industri dan rumah tangga
- Pencemar primer :
- Pencemar sekunder :
- Gangguan visibilitas
hujan asam)
Hujan asam :
Salah satu dampak negatif dari keberadaan industri adalah terjadinya kerusakan lingkungan.
Industri memberikan dampak yang luar biasa terhadap kerusakan lingkungan yang ada
disekitarnya. Jenis industri yang paling berdampak bagi kerusakan lingkungan adalah industri
ekstraktif. Industri ekstraktif adalah industri yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya
alam, seperti industri pertambangan dan industri pengeboran minyak. Menurut koordinator
Jaringan Advokasi Tambang Indonesia (Jatam), Industri pertambangan seringkali membuat
kerusakan lingkungan. Mulai dari hilangnya kawasan hutan hingga menyebabkan pencemaran
lingkungan.
Adanya industri, khususnya yang bergerak dalam bidang pengelolaan sumber daya alam
merupakan salah satu contoh manusia dalam memanfaatkan lingkungan hidup yang ada
disekitarnya. Keberadaan industri pertambangan dan pengeboran minyak adalah upaya manusia
dalam memenuhi kebutuhan energi dalam kehidupannya. Industri pengelolaan hasil pertanian
dan kelautan adalah usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya.
Salah satu contoh adanya kerusakan lingkungan oleh industri adalah pembuangan limbah
industri-industri di Surabaya ke sungai berdampak pada kehidupan masyarakat. Akibat sungai
yang telah tercemari limbah pabrik, maka kualitas air sumur masyarakat menjadi jelek. Hal ini
membuat masyarakat sering terkena penyakit kulit bila mandi dengan air yang berasal dari sumur
tersebut. Contoh lain adalah peristiwa lumpur lapindo dan pencemaran di Teluk Buyat.
Industri pertambangan dianggap sebagai industri yang paling sering membuat kerusakan
lingkungan. Contohnya, perusahaan tambang dibangun di sebuah pulau kecil. Selain
mengganggu daerah resapaan air, proses penambangan perusahaan itu menyumbang limbah
(tailing) B3 (bahan beracun dan berbahaya) bagi lingkungan sekitarnya. Kegiatan penambangan
emas dapat memicu terjadinya krisis air. Hal ini dikarenakan adanya proses ekstraksi dalam
penambangan emas. Agar mendapatkan satu gram emas dibutuhkan 100 liter air untuk proses
ekstraksi.
Industri pengelolaan hasil laut seringkali menyebabkan kerusakan ekosistem laut. Penangkapan
ikan menggunakan bahan peledak adalah salah satu pemicu rusaknya ekosistem laut.
Penangkapan ikan secara besar-besaran tanpa mempertimbangkan keberlangsungan kehidupan
laut juga menjadi pemicu kerusakan ekosistem laut.
Industri pengelolaan sumber daya alam, khususnya sumber daya alam yang tak terbarui (minyak
bumi, gas alam, batu bara) merupakan industri jangka pendek tetapi mampu memberikan
dampak yang panjang bagi kerusakan lingkungan. Contohnya, tragedi lumpur lapindo di
Kabupaten Sidoarjo. Kelalaian perusahaan dalam mengebor minyak, mengakibatkan melubernya
lumpur panas yang membahayakan bagi kehidupan manusia dan kerusakan lingkungan. Selama
empat tahun lumpur panas terus keluar dan tidak dapat dihentikan. Akibatnya, lingkungan
disekitar pengeboran menjadi rusak parah. Wilayah yang semula daratan berubah menjadi danau
yang penuh dengan lumpur panas. Hilangnya vegetasi dan rusaknya infrastruktur merupakan
akibat kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan Lapindo
1. Bidang Kehutanan
2. Bidang pertanian
Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras (sengkedan)
sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.
3. Bidang Industri
Limbah-limbah industri yang akan dibuang ke dalam tanah maupun perairan harus dinetralkan
terlebih dahulu sehingga limbah yang dibuang tersebut telah bebas dari bahan-bahan pencemar.
4. Bidang Perairan
Menghukum yang seberat-beratnya sesuai dengan undang-undang bagi mereka yang mengambil
flora dan memburu fauna yang dilindungi.
6. Perundang-undangan
Sumber: www.academia.edu