Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN EKOSISTEM LAHAN BASAH

”Kemanfaatan dan determinan sosial kesehatan dalam ekosistem lahan basah bagi kesehatan
manusia”

Disusun Oleh :

Abdul Rahman (1810913210008)


Puput Arianto Hakim (1810913310029)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2019
1. Determinan sosial kesehatan dalam ekosistem lahan basah

Determinan sosial adalah faktor-faktor penentu secara sosial di dalam masyarakat. Pada
prinsipnya determinan sosial adalah sejumlah variabel yang tergolong dalam factor sosial, seperti;
budaya, politik, ekonomi, pendidikan, faktor biologi dan perilaku yang mempengaruhi status
kesehatan individu atau masyarakat. Determinan sosial berkontribusi terhadap kesenjangan
kesehatan di dalam kelompok masyarakat yang disebut determinan sosial kesehatan dan
mempengaruhi kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat menjadi
tolak ukur status kesehatan masyarakat. Determinan sosial kesehatan merupakan proses yang
membentuk perilaku di dalam masyarakat. Perilaku adalah semua kegiatan yang dilakukan
manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Perilaku seseorang terbentuk dari pengetahuan, sikap dan praktek atau tindakan yang dimiliki
(Notoatmodjo, 2012).

Kerangka konsep determinan kesehatan yang diterima luas dewasa ini adalah bahwa
tingkat kesehatan individu dan distribusi kesehatan yang adil dalam populasi ditentukan oleh
banyak faktor yang terletak di berbagai level. Dalam teori eko-sosial kesehatan, Dahlgren dan
Whitehead (1991) menjelaskan bahwa kesehatan/ penyakit yang dialami individu dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang terletak di berbagai lapisan lingkungan, sebagian besar determinan kesehatan
tersebut sesungguhnya dapat diubah (modifiable factors).

Berdasarkan model determinan ekosistem sosial kesehatan Dahlgren dan Whitehead (1991)
dapat disimpulkan bahwa kesehatan individu, kelompok, dan komunitas yang optimal
membutuhkan realisasi potensi penuh dari individu, baik secara fisik, psikologis, sosial, spiritual,
dan ekonomi, pemenuhan ekspektasi peran seorang dalam keluarga, komunitas, tempat bekerja,
dan realisasi kebijakan makro yang dapat memperbaiki kondisi lingkungan makro.

Pada tahun 1986, WHO dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan (the Ottawa
Charter for Health Promotion) menegaskan bahwa kesehatan merupakan hak azasi
manusia(human right). Di samping itu, sesuai dengan model kesehatan Dahlgren dan Whitehead
(1991), Piagam Ottawa menegaskan bahwa untuk menciptakan kesehatan individu dan populasi
dibutuhkan sejumlah prasyarat. Prasyarat tersebut meliputi perdamaian, sumberdaya ekonomi
yang cukup, pangan dan papan yang cukup, ekosistem yang stabil, serta penggunaan suberdaya
yang berkelanjutan.

2. Gaya hidup mempengaruhi kesehatan pada setting lahan basah

Gaya hidup pada masa ini berdampak pada pencemaran, eksploitasi dengan cara yang
destruktif, dan penyakit. Serta perubahan iklim merupakan ancaman yang diduga paling sulit untuk
dihindari karena dapat menimbulkan masalah kesehatan.Kegiatan pengerukan pasir, penggunaan
jaring kantong (trawl) dasardan pencemaran merupakan kegiatan yang mengancam kelestarian,
dan juga pencemaran mengancam pada kesehatan.Pengelolaan ekosistem saat ini adalah distribusi
wewenang pengelolaan, pesatnya pembangunan pemukiman, fragmentasi kawasan, pencemaran,
dan pertambakan.

1. Dahlgren and Whitehead (1991). Dalam teori eko-sosial kesehatan. International


Conference On Public Health. Determinan kesehatan. ICPH health for all
2. Kementrian Lingkungan Hidup. 2004. Strategi Nasional dan Rencana Aksi Pengelolaan
Lahan Basah, Komite Nasional Penanggulangan Ekosistem Lahan Basah, Perpustakaan Nasional :
Katalog Dalam Terbitan (KDT).

4. Bagaimana peran ekosistem lahan basah dalam menyediakan sumber pangan?

Peran Lahan Basah dalam ekosistem sangat penting karena menempati peran penting dalam
menyediakan pangan bagi ternak. Perkebunan dan rumput banyak ditemukan pada lahan basah
karena tanah ini kaya dengan air. Pasokan air murni juga membantu ternak untuk tinggal disini dan
memberikan makan-makanan dan air. Ada tanah luas tempat ternak bisa memakan rerumputan
dengan berbagai macam rumput yang tersebar di daerah tersebut. Lahan basah menjaga
keseimbangan dalam ekosistem kita dengan cara memberi makanan terhadap hewan ternak dalam
jumlah yang melimpah. Lahan basah adalah salah satu ekosistem paling produktif secara biologis
mengacu pada jumlah bahan tanaman yang tumbuh di suatu daerah. Banyak hewan jenis serangga
dan lain-lain sangan menggunakan lahan basah untuk tempat berkembang biak mereka dan untuk
bertahan hidup. Lahan basah juga dapat dianggap sebagai rumah bagi beberapa spesies hewan dan
tumbuhan. Sehingga mereka dapat dianggap sebagai “supermarket biologis”. Tanaman lahan basah
menyediakan makanan, tempat bersembunyi dan tempat berkembang biak bagi beberapa spesies
hewan seperti ikan, serangga, dan hewan hewan yang lainnya. Sehingga terjadilah ekosistem pada
lingkungan tersebut. Dengan salah satu contoh tumbuhan yang tumbuh di lahan basah akan
dimakan oleh hewan yang termasuk golongan omnivora seperti serangga, dan serangga akan
dimakan oleh ikan atau hewan amfibi dan reptile untuk bertahan hidup. Dan begitu seterusnya
hingga terjadi suatu ekosistem di daerah lahan basah tersebut. Selain spesies hewan diatas juga ada
beberapa spesies burung sangat memerlukan lahan basah pada saat musim dingin (burung
imigrasi).

Selain ekosistem diatas ada juga ekosistem oleh sistem pesisir yang sangat tergantung pada
lahan basah air tawar pesisir. Kualitas air dalam sistem sungai memainkan peran penting dalam
keberlangsungan hidup habitat perairan pesisir, jarring serat, dan perikanan komersial yang
berfungsi sebagai sumber protein utama bagi manusia. Penurunan perikanan tradisional (karena
eksploitasi komersial perikanan peisir dan kerusakan ekosistem perairan darat karena ekstrasi air
dan pengalihan) dapat memiliki konsekuiensi gizi negative yang parah bagi nelayan artisanal
miskin. Degradasi kualitas air biasanya paling parah di daerah-daerah dimana air langka, seperti
daerah subhumid kering, semi kering, dan kering, kerena berkurangnya kapasitas untuk
pengenceran limbah.

5. Bagaimana peran ekosistem lahan basah dalam menjaga lingkungan (iklim, hidrologi,
polusi, perlindungan erosi, bahaya lingkungan)

Lahan basah memainkan peran penting dalam menejemen kuantitas dan kualitas air. Lahan
basah lah yang berkontribusi pada regulasi sumber daya air untuk aliran air hilir dan retensi
sumber daya air. Secara umum, mereka dianggap sebagai menara air atau ginjal tanah karena peran
yang mereka mainkan dalam melestarikan dan menyaring sumber daya air. Di Rwanda, seblum
masa colonial, peran lahan basah tidak diketahui karena mereka dianggap sebagai tanah tanah
marginial. Sejak 1980-an, pertimbangan lahan basah telah berubah, mereka dianggap sebagai
cadangan tanah untuk menanggapi tekanan demografis. Akibatnya, banyak skema pengembangan
lahan basah diluncurkan dan diimplementasikan tanpa mempertimbangkan aspek hidrologis dan
lingkungannya.Rugezi Marsh adalah salah satu hulu sungai nil yang terletak di dataran tinggi
buberuka. Ini adalah gambut rawa dengan ketinggian (2100 m) yang dikembangkan dari akumulasi
bahan organic dalam depresi air karena terperangkapnya batuan kuarsit. Seperti lahan basah atau
pesisir lainnya, Rugezi Marsh dalam keadaan alaminya telah memainkan peran penting secara
ekologis, hidrologis, social-ekonomi, historis, dan rekreasi. Terletak di daerah dataran tinggi di
mana banjir dan sedimentasi merupakan ancaman potensial bagi pengelolaan sumber daya air.
Reguzi Marsh mengatur, mempertahankan dan menyaring sumber daya air yang mengalir ke danau
Bulera dan Ruhondo di hilir.

Namun, Karena tekanan demografis di daerah tangkapan air dan pertumbuhan ekonomi
Negara, Reguzi Marsh menghadapi krisis lingkungan terkait dengan reklamasi dan drainase
pertanian rawa oleh ELECTROGAZ (Badan Listrik, Air dan Pasokan Gas) meningkatkan
pembangkit listrik tenaga air di ntaruka dan situs mukungwa. Kedua kegiatan tersebut meyiaratkan
degradasi muka air rawa, kualitas air, dan penurunan ketinggian air di danau Bulera Dan Ruhondo.
Degradasi ini telah mempersulit pengelolaan sumber daya air di Danau Bulera Ruhondo dan biaya
untuk mengganti atau merehabilitasi fungsi hidrologis Rugezi Marsh menjadi beban berat bagi
pemerintah, otoritas lokal dan organisasi internasional. Lahan basah memberikan kontribusi
penyediaan, pengaturan, habitat dan layanan budaya. Layanan pengaturan kritis mencakup
peningkatan kualitas air, pengurangan banjir dan pengelolaan karbon, sementara layanan habitat
utama disediakan oleh keanekaragaman hayati lahan basah.

Namun, sekitar setengah dari lahan basah global telah hilang, dan kondisi lahan basah yang
tersisa menurun. Di Slandia Baru lebih dari 90% area lahan basah telah dihilangkan dalam 150
tahun terakhir, tingkat kerugian di antara yang tertinggi di dunia. Slandia Baru Maori sangat
menghargai lahan basah karena signifikasi spiritual dan budayanya dan sebagai sumber penting
makanan dan bahan lainnya yang terikat erat dengan identitas mereka. Lahan Basah yang tersisa di
hewan infasif, dan perambahan dari pembangunan perkotaan dan pertanian. Kebanyakan Negara,
degradasi lahan basah dan kerusakan terkait jasa ekosistem dapat menyebabkan hilangnya
kesejahteraan manusia dan keanekaragaman hayati secara signifikan, dan dampak negative jangka
panjang pada ekonomi, masyarakat, dan bisnis. Perlindungan dan pemulihan lahan basah sangat
penting untuk keberlanjutan planet ini di masa depan, menyediakan jarring pengaman untuk
masalah yang muncul seperti perubahan iklim global, produksi pangan untuk populasi pangan
yang meningkat drastic, regulasi gangguan air bersih, dan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai