Anda di halaman 1dari 16

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

KOMUNIKASI KEPERAWATAN II

Dosen:

Dhian Ririn Lestari, S.Kep., Ns., M.Kep

Dosen Pembimbing :

Alfian Nur, S.Kep., Ns

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Abdul Rahman (1810913210008)

Achmad Ridho Akbar (1810913210010)

Asprilla Fernando (1810913210025)

Farah Aulia Safitri (1810913120016)

Muhammad Khairul Fikri (1810913210020)

Rahadin Nur Anbiya Irawan (1810913210005)

Rizky Irhamni (1810913210015)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2020

Satuan Acara Penyuluhan


LEMBAR PENGESAHAN

Banjarbaru, 2 Januari 2020

Dosen

Dhian Ririn Lestari, S.Kep., Ns., M.Kep

Dosen Pembimbing

Alfian Nur, S.Kep., Ns

Satuan Acara Penyuluhan


Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
KOMUNIKASI KEPERAWATAN II

A. Topik : Gizi Seimbang


B. Sub Topik : Gizi Seimbang Untuk Mencegah Stunting
C. Tujuan Penyuluhan :
1. Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan selama 15 menit, klien
diharapkan dapat memahami mengenai gizi seimbang untuk untuk ibu
dan anak dan juga mencegah stunting
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, klien yang hadir mampu:
a. Mengetahui pengertian gizi seimbang
b. Mengetahui karakteristik balita
c. Mengetahui peran makanan pada balita
d. Mengetahui kebutuhan gizi balita
e. Mengetahui hal-hal yang mendorong terjadinya kekurangan gizi
f. Mengetahui asupan gizi yang di rekomendasikan
g. Mengetahui manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil
D. Perencananan Penyuluhan
Waktu : 15 menit
Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Januari 2020
Tempat :
Sasaran :
Metode : Ceramah dan diskusi (tanya jawab)
Media : Poster, leaflet
Anggota Penyuluhan :
1. Moderator : Abdul Rahman
2. Penyaji materi : Muhammad Khairul Fikri
3. Observer : Achmad Ridho Akbar

Satuan Acara Penyuluhan


4. Fasilitator : 1. Rahadin Nur Anbiya Irawan
2. Farah Aulia Safitri
3. Asprilla Fernando
4. Rizky Irhamni
Setting Tempat

Keterangan :
: Pemateri
: Moderator
: Peserta
: Fasilitator
: Observer

Satuan Acara Penyuluhan


E. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan KegiatanPenyuluh Kegiatan Metode Media Waktu
Peserta
Pembukaa 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah Lapto 3 menit
n 2. Memperkenalkan diri salam dan p, ppt
3. Meningkatkan rasa ingin tahu 2. Mendengar tanya
peserta tentang manajemen kan jawab
nyeri persalinan 3. Mendengar
4. Menyampaikan kontrak waktu kan
dan tempat penyuluhan 4. Mendengar
5. Menanyakan persetujuan kan
peserta 5. Mendengar
6. Menyampaikan TIU dan TIK kan
6. Mendengar
kan

Pelaksana 1. Menanyakan apa yang di 1. Menjawab Ceramah 10 menit


an maksud dengan pneumonia 2. Mendengar dan
2. Menjelaskan pengertian kan tanya
pneumonia 3. Mendengar jawab
3. Menjelaskan tanda dan gejala kan
pneumonia 4. Mendengar
4. Menjelaskan faktor-faktor kan
risiko pneumonia 5. Mendengar
5. Menjelaskan pencegahan kan
pneumonia
Penutup 1. Menanyakan beberapa peserta 1. Menjawab Tanya 2 menit
tentang pengertian pneumonia 2. Menjawab

Satuan Acara Penyuluhan


2. Menanyakan tanda dan gejala 3. Memberika jawab
pneumonia n hadiah
3. Menanyakan pencegahan 4. Mendengar
pneumonia kan
4. Memberikan hadiah bagi 5. Mendengar
peserta yang dapat menjawab kan dan
5. Memberikan reinforcement menjawab
pada peserta salam
6. Menutup penyuluhan (salam)

F. Materi Penyuluhan (Terlampir)


G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Peserta penyuluhan siap di tempat 10 menit sebelum penyuluhan
b) Tempat pelaksanaan siap 30 menit sebelum penyuluhan
c) Anggota penyuluhan siap 30 menit sebelum penyuluhan
d) Media penyuluhan siap 30 menit sebelum penyuluhan
e) PPT telah disiapkan oleh pemateri sebelum hari penyuluhan
berlangsung
f) Undangan telah disebar kepada para peserta penyuluhan minimal
sebanyak 3 orang
g) LCD, laptop, dan leaflet telah disiapkan oleh panitia
h) Ruangan telah dipinjam 3 hari sebelum hari penyuluhan berlangsung
2. Evaluasi Proses
PESERTA
a) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab dengan mengajukan
sebanyak 3 pertanyaan.
b) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami dan memerhatikan materi penyuluhan yang
diberikan dengan indikasi sebanyak 5 peserta tidak meninggalkan
tempat berlangsungnya penyuluhan.

Satuan Acara Penyuluhan


c) Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
d) Selama proses penyuluhan diharapkan peserta aktif berinteraksi
dengan banyak menjawab minimal 2 pertanyaan yang diajukan oleh
pemateri seperti soal
1. Menjelaskan pengertian pneumonia?
2. Sebutkan tanda dan gejala penumonia?
PEMATERI
a) Pemateri menguasai materi yang sesuai dengan kegiatan
penyuluhan
b) Pemateri diharapkan menyampaikan materi sesuai PPT
c) Pemateri menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta penyuluhan
FASILITATOR
a) Fasilitator menegur peserta yang sedang asik berdiskusi dengan
peserta lainnya.
b) Fasilitator diharapkan menjaga suasana kegiatan penyuluhan tetap
kondusif
c) Fasilitator mendorong para peserta untuk selalu aktif selama proses
kegiatan penyuluhan berlangsung
OBSERVER
a) Observer mencatat setiap peserta yang bertanya mengenai aktivitas
dan latihan pada ibu hamil
b) Observer diharapkan selalu fokus pada saat peserta aktif
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b) Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang materi
penyuluhan yaitu peserta yang menjawab pertanyaan mampu
menjelaskan dengan minimal 3 orang jawaban benar.

Satuan Acara Penyuluhan


H. Referensi

1. Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.


2. Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam
Kompas 9 September 2002 .
3. Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh
kembang anak, Fakultas Kedokteran UI
4. Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang, Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan KIA, Jakarta, hal. 24-26

Satuan Acara Penyuluhan


MATERI PENYULUHAN GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK

A. Definisi Gizi Seimbang

Gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari


sehingga tubuh bisa aktif dan sehat optimal, serta tak terganggu penyakit atau
tubuh tetap sehat.

B. Karakteristrik Balita

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya
anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan
masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah
makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan
lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

C. Peran Makanan Bagi Balita

Makanan sebagai sumber zat gizi

Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat
pembangun , dan zat pengatur.

1. Zat tenaga

Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan
protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta
pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber
tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.

2. Zat Pembangun

Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang
aus atau rusak.

Satuan Acara Penyuluhan


3. Zat pengatur

Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak
dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat
pengatur.

a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun
yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).

b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.

c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

D. Kebutuhan Gizi Balita

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk


memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.
Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga
diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan
menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS).

a. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa,
sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan
semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.

b. Kebutuhan zat pembangun

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya


relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi
yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.

c. Kebutuhan zat pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.

E. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan
gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun

Satuan Acara Penyuluhan


(balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan
dengan kebutuhan tubuh mereka.

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:

a.       Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang


sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan
seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan
pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang
berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa
ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab
buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita. Menurut
Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan
keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan
dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.

b.      Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang
tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap
dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan
daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah
masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.

c.       Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih
sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk
makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada
datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu
sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan
pertumbuhan tubuhnya.

d.      Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil


membuat anak sulit mendapat cukup protein.

Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein
lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare
malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan
memperburuk gizi anak.

Satuan Acara Penyuluhan


e.       Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut
sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua
zat gizi yang diperlukan.

f.       Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita
gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah
lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.

g.      Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan


ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang,
jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu
terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih
sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar.

h.      Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan


pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat
rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan
lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk,
yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena
alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping
memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan
kehamilan.

i.        Sosial Ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu


makanan yang disajikan.

Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan


hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah
makanan.

j.        Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan
tidak mau makan.

Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya
dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan
makanan.

k.      Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare,


infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis,
cacingan.

Satuan Acara Penyuluhan


Menu Makanan Balita

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan


anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak
dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.

Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :

• Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya


terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.

• Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan
gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang
disarankan adalah:

 Pagi hari waktu sarapan.


 Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.
 Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
 Pukul 16.00 sebagai selingan
 Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
 Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
 Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.

Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun

Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi
jangan terlalu jauh)

• Pukul 06.00 : Susu


• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 14.00 : Susu
• Pukul 16.00 : Makanan selingan
• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
• Pukul 20.00 : Susu.

Makanan Selingan Pada Balita

Satuan Acara Penyuluhan


Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara
makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup
menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.

Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu
sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi
daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ayam sayuran, dan lain-lain.

Fungsi makanan selingan adalah :

1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan


makanan selingan.
3. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya
(pagi, siang dan malam).
4. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia
balita.

Asupan Gizi Ibu Hamil yang Direkomendasikan


Untuk menunjang kesehatan Bumil dan mendukung tumbuh kembang
janin dalam kandungan, ada beberapa nutrisi penting yang dianjurkan, di
antaranya:

1. Asam folat
Selama kehamilan, Bumil disarankan untuk mengonsumsi asam folat
sebanyak 400-600 mcg (mikrogram) per hari. Hal ini sangat penting
karena asam folat yang cukup bisa mencegah bayi mengalami cacat tabung
saraf.

Selain dari suplemen yang dianjurkan oleh dokter, ibu hamil juga dapat
melengkapi kebutuhan asam folat dengan mengonsumsi beragam jenis
makanan, seperti bayam, brokoli, kubis, jeruk, stroberi, roti gandum, dan
ikan salmon.

2. Protein
Makanan berprotein yang dikonsumsi ibu hamil memiliki manfaat besar
untuk menunjang tumbuh kembang janin dalam kandungan. Beragam
makanan berprotein yang dapat dikonsumsi, antara lain kacang kedelai,
daging sapi, daging ayam, ikan, telur, atau susu dan produk olahannya,
seperti keju dan yoghurt.

Satuan Acara Penyuluhan


3. Makanan berserat
Mengonsumsi makanan berserat juga penting untuk dilakukan karena
selain tinggi akan kandungan nutrisi, konsumsi makanan berserat juga bisa
mencegah konstipasi dan wasir saat hamil.

Beberapa jenis makanan berserat yang baik dikonsumsi selama kehamilan


adalah buah dan sayur, seperti kentang, tomat, brokoli, wortel, apel, dan
jeruk.

4. Makanan berkalsium
Jika Bumil ingin pertumbuhan tulang dan gigi Si Kecil berjalan optimal,
jangan lupa untuk mengonsumsi makanan berkalsium. Contoh makanan
yang mengandung kalsium antara lain susu, keju, yoghurt, tahu, brokoli,
dan kacang almon.

5. Makanan berlemak
Selain membuatmu bertenaga, asupan lemak juga dibutuhkan untuk
membantu perkembangan otak dan saraf pusat janin. Meski begitu,
pilihlah makanan berlemak yang sehat, seperti alpukat, ikan salmon, keju,
minyak zaitun, telur, dan kacang-kacangan.

MANFAAT GIZI SEIMBANG UNTUK IBU HAMIL

Memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin

Mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga dapat menjalani
kehamilan dengan baik dan aman

Membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu

Mengatasi permasalahan selama kehamilan

Ibu memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk menyusui setelah
kelahiran bayi

Satuan Acara Penyuluhan


Satuan Acara Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai