Pemetaan DDDTLH
berbasis JE
1. Landasan Ilmiah
2. Prosedur
3. Transformasi
4. Representasi Hasil
5. Verifikasi
6. Status Daya Dukung Air 2
Batasan/Pengertian
1. Pengertian DDDTLH
2. Metode/Pendekatan
3
Konsep Daya Dukung
dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup
Daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2
komponen:
1. Kapasitas penyediaan (supportive capacity)
2. Kapasitas tampung limbah (assimilative capacity)
OUTPUT
1. Optimasi pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup
2. Menurunkan dampak negatif.
3. Mewujudkan keberlanjutan kemampuan suatu
wilayah/ekosistem tertentu
4
Pengertian DDDTLH
Daya Dukung Lingkungan Hidup
adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk MENDUKUNG perikehidupan
manusia, makhluk hidup lain, dan
keseimbangan antar keduanya. (AKTIF)
supply-demand
Pendekatan keseimbangan
ketersediaan dan kebutuhan.
Umumnya bersifat topical (lahan, air,
pangan, dll.), lebih bersifat sektoral
threshold
Pendekatan batas kemampuan
maksimum lingkungan dalam
mendukung kehidupan. Misalnya
baku mutu lingkungan
stock
Pendekatan ketersediaan (stock).
Apa yang bisa disediakan oleh
lingkungan, misalnya penyedian jasa
ekosistem “ecosystem services”)
6
Konsep Jasa
Ekosistem ( JE )
1. Hungungan JE dan DDDTLH
2. Pengertian JE dan Asumsi
3. Tipe dan Jenis JE
7
Hungungan Jasa Ekosistem dan DDDTLH
Asumsi:
Semakin tinggi jasa ekosistem suatu
wilayah, maka semakin tinggi daya dukung
9
dan daya tampung lingkungan hidup
Tipe dan Jenis Jasa Ekosistem (di Indonesia)
NO TIPE JASA EKOSITEM JENIS JASA EKOSISTEM DDL DTL
1 JASA PENYEDIAAN 1. Pangan
(PROVISIONING) 2. Air bersih
3. Serat (fiber)
4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil
5. Sumberdaya genetik
2 JASA PENGATURAN 1. Pengaturan iklim
(REGULATING) 2. Pengaturan tata aliran air & banjir
3. Pencegahan dan perlindungan dari bencana alam
4. Pemurnian air
5. Pengolahan dan penguraian limbah
6. Pemeliharaan kualitas udara
7. Pengaturan penyerbukan alami (pollination)
8. Pengendalian hama & penyakit
3 JASA BUDAYA (CULTURAL)* 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place)
2. Rekreasi & ecotourism
3. Estetika (Alam)
4. Pendidikan & pengetahuan
5. Ikatan budaya, adat, pola hidup
6. Spiritual & warisan leluhur
4 JASA PENDUKUNG 1. Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan
(SUPPORTING) 2. Siklus hara (nutrient cycle)
3. Produksi primer
4. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah)
5. Habitat perkembangbiakan flora fauna 10
20 Jasa Ekosistem yang dapat dipetakan
11
Pemetaan DDDTLH
berbasis JE
1. Landasan Ilmiah
2. Prosedur
3. Transformasi
4. Representasi Hasil
5. Verifikasi
6. Status Daya Dukung Air
12
Perubahan Lingkungan Hidup
Disebabkan Oleh :
TENAGA ENDOGEN
• Tektonisme (gempa bumi,
BENTANG LAHAN patahan, lipatan, dll.)
• Vulkanisme (letusan gunung api
dan berbagai gejala yang
mengikutinya)
TENAGA EKSOGEN
• Iklim (Indonesia: hujan dan
VEGETASI ALAMI panas)
• Biotik (flora dan fauna)
MANUSIA
• Manusia memanfaatkan dan
LAND COVER mengubah SDA/Lahan untuk
kesejahteraan dan kualitas hidup
13
Ekoregion
Bab I Pasal 1 butir 29:
Ekoregion adalah wilayah geografis yang
memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora,
dan fauna asli, serta pola interaksi manusia
dengan alam yang menggambarkan integritas
(integrasi?) sistem alam dan lingkungan hidup.
1 2
Pelajari konsep Siapkan Peta 5
DDDTLH Berbasis Dasar Wilayah Pemetaan
Jasa Ekosistem Bentang Lahan
3 7
Pengumpulan Data Panel Ahli
Spasial terbaru (Penilaian JE)
13 6
Dokumen Akhir Pemetaan
Vegetasi Asli
8
RTRW 12
Pengolahan dan
Interpretasi Hasil
RPJM Penetapan Bobot JE
KRP lainnya
15
Implementasi ke 10
dalam KRP Pebuatan Peta Hasil, 9
Tabel, Grafik Analisis GIS
14
Penetapan 11
(UU 32/2009 Ps 12 ayat 3) Verifikasi 16
EKOREGION
TUTUPAN VEGETASI
(BENTUK
Transformasi Informasi Spasial LAHAN)
LAHAN ASLI
Land Cover
OVERLAY
INDEKS JASA
EKOSISTEM
Vegetasi Alami
18
REPRESENTASI DATA
Grafik Indeks JE
Perbandingan antar unit Evaluasi Kinerja Jasa
wilayah kajian Ekosistem 19
Verifikasi/Koreksi Draf
Peta Indikasi DDDTLH
Verifikasi Institusional
terhadap data sekunder baik
data spasial maupun non
spasial yang sifatnya faktual
maupun perencanaan
Verifikasi Lapangan
• ground checking jika
diperlukan.
• perhatikan skala peta
Public Hearing/FGD
Untuk menghimpun pendapat
dan pengalaman masyarakat
dan pemangku kepentingan
lainnya
20
PETA
DDDTLH
ANALISIS
ANALSIS SPASIAL ANALISIS
1. PREDIKSI, melakukan prediksi TABULER
(PIVOT TABEL)
(Metode GRID) LAINNYA
risiko lingkungan
3. PENGENDALI, upaya pengendalian
pemanfaatan ruang yang dapat KESIMPULAN
DAN
menimbulkan kerusakan dan kerugian REKOMENDASI
lingkungan
4. EVALUASI, untuk menentukan
kelayakan lingkungan produk PENETAPAN
22
STATUS DAYA
DUKUNG AIR
BERDASARKAN
PETA DDDTLH
JASA PENYEDIAAN
AIR
PULAU BATAM
Belum
Terlampaui
Terlampaui
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
PULAU BATAM
LUAS (Ha) 42,302
JUMLAH POPULASI (jiwa) 1,022,479
Ketersediaan (M3/Tahun) 155,618,527
Domestik 44,170,402
Kebutuhan Air Total (M3/Tahun) Lahan 13,502,451
Total 57,672,852
Indikasi Status Belum Terlampaui
Belum Terlampaui (Ha) 33,825
Belum Terlampaui (%Ha) 80%
Terlampaui (Ha) 8,477
Terlampaui (%Ha) 20%
Daya Dukung Air (jiwa) 3,288,145
Tambahan populasi maksimal (jiwa) 2,265,666
Pop_Grid = distribusi populasi dalam Grid secara proporsional berdasarkan sebaran jalan dan jenis tutupan lahan
Wi = Ketersediaan Air (M3/Th)
Di = Kebutuhan Air Domestik (M3/Th)
Qi = Kebutuhan Air Lahan (M3/Th)
Ti = Kebutuhan Air Total (M3/Th) 24
Amb_Air = Jumlah populasi yang bisa di dukung oleh air yang tersedia {(Wi – Qi)/43.2}
ST_Amb_Air = Jumlah populasi yang masih bisa didukung oleh air yang tersedia (Amb_Air – Pop_Grid)
Permen LHK No 297/2019 tentang DDDT Air Nasional 25
Contoh Pemanfaatan
Peta Indikasi DDDTLH
Analisis KLHS RTRW
menggunakan peta Indikasi
DDDTLH
Batasan-batasan Integrasi DDDTLH kedalam
Penggunaan Peta DDDTLH RTRW dilakukan melalui 4
langkah
1. Terikat dengan hukum skala 1. Menelaah RTRW;
2. Terdapat generalisasi dan Pendetilan 2. Menyampaikan profil DDDTLH,
3. Peta DDDTLH menunjukkan fungsi jasa 3. Mengkaji keterkaitan RTRW dengan
ekosistem bukan peruntukan DDDTLH
4. Analisis overlay peta DDDTLH dengan 4. Merumuskan rekomendasi atas kondisi
KRP hendaknya pada skala yang sama RTRW berdasarkan analisis DDTLH.
atau lebih detil. (mis: KRP 1:50.000
dapat dianalisis dengan DDDTLH skala
1:50.000 atau lebih detil)
5. DDDTLH diletakkan sebagai objek
terkena dampak dari KRP
1 3
Menelaah muatan substansi Analisis keterkaitan RTRW & DDDTLH
RTRW
2
Menyampaikan hasil/kondisi DDDTLH
ANALISIS
PENGARUH
4
Saran dan Rekomendasi 28
Perubahan/PerbaikanKRP
STUDI KASUS
Rencana Pola Ruang RTRW Kab. Merangin (2013 – 2033)
Tabel Luas dan Persentase Tabel Potensi Pengaruh
Persentase Luas pada Jasa Penyediaan Pangan Kab. Merangin Analisis Jasa Penyediaan Pangan Tinggi - Sangat Tinggi
Sangat Rendah - Rendah Sedang Tinggi - Sangat Tinggi
No POLA RUANG
Luas Persentase Luas Persentase Luas Persentase
Grand Total Persentase Luas
No POLA RUANG Bobot
1 Cagar Budaya Rumah Tuo 1,04 77% - - 0,31 23% 1,34 Tinggi - Sangat Tinggi
2 Hortikultura 5.448,07 17% 9.621,14 31% 16.284,13 52% 31.353,34 1 Cagar Budaya Rumah Tuo 23% 2
3 Hutan Lindung 3.849,68 11% 19.011,37 54% 12.539,42 35% 35.400,47
4 Hutan Produksi 51.912,91 48% 26.283,07 24% 31.040,85 28% 109.236,83 2 Hortikultura 52% 3
5 Hutan Produksi Terbatas 2.285,13 7% 20.256,07 61% 10.756,80 32% 33.298,00 3 Hutan Lindung 35% 2
6 KSA Taman Batu Ciri 0,58 100% - - - - 0,58 4 Hutan Produksi 28% 2
7 Lahan Basah 687,80 12% 1.434,77 25% 3.688,37 63% 5.810,94
8 Lahan Kering 2.628,85 5% 12.769,70 25% 36.113,03 70% 51.511,58 5 Hutan Produksi Terbatas 32% 2
9 Perkebunan 50.689,82 19% 46.760,27 17% 171.574,72 64% 269.024,81 6 KSA Taman Batu Ciri 0% 1
10 Permukiman 4.716,65 17% 4.612,57 17% 18.193,31 66% 27.522,52 7 Lahan Basah 63% 4
11 Pertambangan 2.212,70 62% 293,70 8% 1.037,76 29% 3.544,15
12 Sempadan Danau - - 19,88 17% 94,42 83% 114,30 8 Lahan Kering 70% 4
13 Sempadan Sungai 2.284,28 24% 2.720,72 29% 4.425,16 47% 9.430,16 9 Perkebunan 64% 4
14 Taman Nasional 4.270,33 3% 99.282,24 64% 51.165,82 33% 154.718,39 10 Permukiman 66% 4
15 Tubuh Air 691,00 14% 1.725,84 36% 2.353,92 49% 4.770,76
16 TWA Arboretum Rio Alif 0,45 1% - - 70,83 99% 71,28 11 Pertambangan 29% 2
17 TWA Bukit Tiung - - 1,04 100% - - 1,04 12 Sempadan Danau 83% 5
18 TWA Sungai Misang 2,05 3% - - 69,09 97% 71,14 13 Sempadan Sungai 47% 3
Grand Total 131.681,32 18% 244.792,37 33% 359.407,95 49% 735.881,64
14 Taman Nasional 33% 2
15 Tubuh Air 49% 3
Bobot berdasarkan luas area yang akan terdampak: 16 TWA Arboretum Rio Alif 99% 5
5 (Sangat Besar), Jika area yg akan terdampak > 80% 17 TWA Bukit Tiung 0% 1
Fokus pada JE yang 18 TWA Sungai Misang 97% 5
4 (Besar), Jika area yg akan terdampak 60 - 80% Grand Total 49% 3
akan dilindungi
3 (cukup), Jika area yg akan terdampak 40 - 60% (tinggi dan sangat tinggi)
2 (kecil), Jika area yg akan terdampak 20 - 40%
1 (Sangat kecil), Jika area yg akan terdampak <20%
Tabel Rekapitulasi Potensi
Tabel Pengaruh (b)
Pengaruh (a)
No. Pola Ruang P1 P2 P3 P4 P5 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 C1 C2 C3 S1 S2 S3 S4 No. Pola Ruang P1 P2 P3 P4 P5 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 C1 C2 C3 S1 S2 S3 S4
1 Cagar Budaya Rumah Tuo 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 5 1 Cagar Budaya Rumah Tuo -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 -1 -1
2 Hortikultura 3 2 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 3 1 4 4 4 4 4 5 2 Hortikultura 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
3 Hutan Lindung 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 3 Hutan Lindung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1
4 Hutan Produksi 2 2 5 4 5 5 5 3 5 3 5 4 3 1 3 3 5 3 5 5 4 Hutan Produksi -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
5 Hutan Produksi Terbatas 2 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 Hutan Produksi Terbatas -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
6 KSA Taman Batu Ciri 1 1 5 5 5 5 5 1 5 1 5 5 1 1 1 1 5 1 5 5 6 KSA Taman Batu Ciri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1
7 Lahan Basah 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 5 7 Lahan Basah 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
8 Lahan Kering 4 3 2 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 5 3 5 8 Lahan Kering 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
9 Perkebunan 4 3 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 3 5 3 5 9 Perkebunan 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
10 Permukiman 4 3 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 2 5 2 5 10 Permukiman -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
11 Pertambangan 2 2 4 3 5 5 3 2 2 2 5 2 2 1 2 1 4 3 4 5 11 Pertambangan -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
12 Sempadan Danau 5 4 1 3 5 2 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 1 5 3 5 12 Sempadan Danau 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1
13 Sempadan Sungai 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 1 2 2 3 4 3 5 13 Sempadan Sungai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1
14 Taman Nasional 2 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 14 Taman Nasional 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1
15 Tubuh Air 3 3 3 4 5 3 5 2 5 4 3 2 2 1 4 4 3 3 3 5 15 Tubuh Air 1 1 -1 1 -1 -1 1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1
16 TWA Arboretum Rio Alif 5 5 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 5 1 5 16 TWA Arboretum Rio Alif -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 TWA Bukit Tiung 1 5 1 5 1 1 1 5 1 1 1 1 5 5 1 1 5 5 5 5 17 TWA Bukit Tiung -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 TWA Sungai Misang 5 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 5 1 5 18 TWA Sungai Misang -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 -1 -1
Alokasi
peruntukan
lahan
Pertambangan
yang
berdampak
negative
terhadap jasa
penyediaan
bahan pangan
Terima Kasih
Zuchri Abdi
08127516231
zuchriabdi@yahoo.co.id