Anda di halaman 1dari 35

Konsep dan Proses Penyusunan

DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem


Zuchri Abdi, S.Si., M.Sc
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera KLHK
Pekanbaru, 6 Juli 2020
Pokok Bahasan
Batasan Pengertian
1. Pengertian DDDTLH
2. Metode/Pendekatan

Konsep Jasa Ekosistem


1. Hubungan JE dan DDDTLH
2. Pengertian JE dan Asumsi
3. Tipe dan Jenis JE

Pemetaan DDDTLH
berbasis JE
1. Landasan Ilmiah
2. Prosedur
3. Transformasi
4. Representasi Hasil
5. Verifikasi
6. Status Daya Dukung Air 2
Batasan/Pengertian
1. Pengertian DDDTLH
2. Metode/Pendekatan

3
Konsep Daya Dukung
dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup
Daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2
komponen:
1. Kapasitas penyediaan (supportive capacity)
2. Kapasitas tampung limbah (assimilative capacity)

OUTPUT
1. Optimasi pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup
2. Menurunkan dampak negatif.
3. Mewujudkan keberlanjutan kemampuan suatu
wilayah/ekosistem tertentu

4
Pengertian DDDTLH
Daya Dukung Lingkungan Hidup
adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk MENDUKUNG perikehidupan
manusia, makhluk hidup lain, dan
keseimbangan antar keduanya. (AKTIF)

Daya Tampung Lingkungan Hidup


adalah kemampuan lingkungan hidup
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN = EKOSISTEM “MEMBERI”
untuk MENYERAP zat, energi, dan/atau
(MANFAAT POSITIF) komponen lain yang masuk atau
dimasukkan ke dalamnya. (PASIF)

DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN = EKOSISTEM


“MENERIMA” (DAMPAK NEGATIF) 5
2. Metode/Pendekatan

supply-demand
Pendekatan keseimbangan
ketersediaan dan kebutuhan.
Umumnya bersifat topical (lahan, air,
pangan, dll.), lebih bersifat sektoral

threshold
Pendekatan batas kemampuan
maksimum lingkungan dalam
mendukung kehidupan. Misalnya
baku mutu lingkungan

stock
Pendekatan ketersediaan (stock).
Apa yang bisa disediakan oleh
lingkungan, misalnya penyedian jasa
ekosistem “ecosystem services”)

6
Konsep Jasa
Ekosistem ( JE )
1. Hungungan JE dan DDDTLH
2. Pengertian JE dan Asumsi
3. Tipe dan Jenis JE

7
Hungungan Jasa Ekosistem dan DDDTLH

4 Tipe Jasa Ekosistem


24 jenis jasa ekosistem

Sektor Pembangunan terkait SDA Pengendalian Pembangunan


• Kehutanan (Dampak Lingkungan)
• Pertambangan
• Pertanian
• Perkebunan
• Kelautan
• Perikanan
• Industri
• Pekerjaan Umum
• Jasa
• Dll 8
Pengertian dan
Asumsi
Jasa Ekosistem adalah manfaat yang
diperoleh oleh manusia dari berbagai
sumberdaya dan proses alam yang secara
bersama-sama diberikan oleh suatu ekosistem
yang dikelompokkan ke dalam empat macam
manfaat yaitu manfaat penyediaan
(provisioning), produksi pangan dan air; manfaat
pengaturan (regulating) pengendalian iklim dan
penyakit; manfaat pendukung
(supporting),seperti siklus nutrien dan polinasi
tumbuhan; serta manfaat kultural (cultural),
spiritual dan rekreasional. Sistem klasifikasi jasa
ekosistem tersebut menggunakan standar dari
Millenium Ecosystem Assessment (2005)

Asumsi:
Semakin tinggi jasa ekosistem suatu
wilayah, maka semakin tinggi daya dukung
9
dan daya tampung lingkungan hidup
Tipe dan Jenis Jasa Ekosistem (di Indonesia)
NO TIPE JASA EKOSITEM JENIS JASA EKOSISTEM DDL DTL
1 JASA PENYEDIAAN 1. Pangan
(PROVISIONING) 2. Air bersih
3. Serat (fiber)
4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil
5. Sumberdaya genetik
2 JASA PENGATURAN 1. Pengaturan iklim
(REGULATING) 2. Pengaturan tata aliran air & banjir
3. Pencegahan dan perlindungan dari bencana alam
4. Pemurnian air
5. Pengolahan dan penguraian limbah
6. Pemeliharaan kualitas udara
7. Pengaturan penyerbukan alami (pollination)
8. Pengendalian hama & penyakit
3 JASA BUDAYA (CULTURAL)* 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place)
2. Rekreasi & ecotourism
3. Estetika (Alam)
4. Pendidikan & pengetahuan
5. Ikatan budaya, adat, pola hidup
6. Spiritual & warisan leluhur
4 JASA PENDUKUNG 1. Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan
(SUPPORTING) 2. Siklus hara (nutrient cycle)
3. Produksi primer
4. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah)
5. Habitat perkembangbiakan flora fauna 10
20 Jasa Ekosistem yang dapat dipetakan

11
Pemetaan DDDTLH
berbasis JE
1. Landasan Ilmiah
2. Prosedur
3. Transformasi
4. Representasi Hasil
5. Verifikasi
6. Status Daya Dukung Air

12
Perubahan Lingkungan Hidup
Disebabkan Oleh :

TENAGA ENDOGEN
• Tektonisme (gempa bumi,
BENTANG LAHAN patahan, lipatan, dll.)
• Vulkanisme (letusan gunung api
dan berbagai gejala yang
mengikutinya)

TENAGA EKSOGEN
• Iklim (Indonesia: hujan dan
VEGETASI ALAMI panas)
• Biotik (flora dan fauna)

MANUSIA
• Manusia memanfaatkan dan
LAND COVER mengubah SDA/Lahan untuk
kesejahteraan dan kualitas hidup

13
Ekoregion
Bab I Pasal 1 butir 29:
Ekoregion adalah wilayah geografis yang
memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora,
dan fauna asli, serta pola interaksi manusia
dengan alam yang menggambarkan integritas
(integrasi?) sistem alam dan lingkungan hidup.

Pasal 7 ayat (2)


BENTANG LAHAN
Penetapan wilayah ekoregion dengan
mempertimbangkan kesamaan:
a. karakteristik bentang alam; Relatif Tetap
(Variable Tetap)
b. daerah aliran sungai;
c. klim;
VEGETASI ALAMI
d. lora dan fauna;
e. sosial budaya;
f. ekonomi;
g. kelembagaan masyarakat; dan
h. hasil inventarisasi lingkungan hidup. Dinamis
LAND COVER (Variabel Pengubah)
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

WILAYAH EKOREGION SUMATERA SK.8/MENLHK/SETJEN/PLA.3/1/2018 tentang Penetapan Wilayah


Ekoregion Republik Indonesia

CODE NAMA EKOREGION


1 Ekoregion Kompleks Perbukitan Struktural Cut Nyak Dhien -
Lampahan - Langkat
2 Ekoregion Kompleks Pegunungan Struktural Janthoi - Gunung Leuser
3 Ekoregion Kompleks Dataran Fluvial Meulaboh
4 Ekoregion Kompleks Perbukitan Struktural Pantai Barat Sumatera
5 Ekoregion Kompleks Dataran Fluvial Rawa Singkil
6 Ekoregion Kompleks Perbukitan Struktural Siranggas - Batang Gadis
7 Ekoregion Kompleks Perbukitan Vulkanik Sibolangit - Dolok - Sipirok
8 Ekoregion Kompleks Dataran Fluvial Idirayeuk - Binjai - Sutan Syarif
Qasim
9 Ekoregion Kompleks Dataran Gambut Pantai Timur Sumatera
10 Ekoregion Kompleks Dataran Struktural Tesso Nilo - Bukit Dua Belas
11 Ekoregion Kompleks Perbukitan Struktural Bukit Rimbang - Bukit
Baling Dangku - Bukit Tiga Puluh
12 Ekoregion Kompleks Pegunungan Struktural Barumun - Malampah
Alahan Panjang
13 Ekoregion Kompleks Pegunungan Vulkanik Maninjau Utara Selatan -
Gunung Sado
14 Ekoregion Kompleks Dataran Fluvial Air Bangis
15 Ekoregion Kompleks Pegunungan Struktural Kerinci Seblat - Bukit
Barisan Selatan
16 Ekoregion Kompleks Dataran Fluvial Muko-Muko - Air Alas
17 Ekoregion Kompleks Pegunungan Vulkanik Gumay Tebing Tinggi -
Gunung Raya
18 Ekoregion Kompleks Dataran Vulkanik Benakat Semangus - Way
Kambas
19 Ekoregion Kompleks Dataran Fluvial Lakitan Utara - Terusan Sialang
20 Ekoregion Kompleks Perbukitan Denudasional Kep. Riau
21 Ekoregion Kompleks Perbukitan Denudasional Kep. Bangka Belitung15
22 Ekoregion Kompleks Perbukitan Struktural Kep. Riau
4
Pemataan land
Prosedur
cover

1 2
Pelajari konsep Siapkan Peta 5
DDDTLH Berbasis Dasar Wilayah Pemetaan
Jasa Ekosistem Bentang Lahan
3 7
Pengumpulan Data Panel Ahli
Spasial terbaru (Penilaian JE)
13 6
Dokumen Akhir Pemetaan
Vegetasi Asli

8
RTRW 12
Pengolahan dan
Interpretasi Hasil
RPJM Penetapan Bobot JE
KRP lainnya

15
Implementasi ke 10
dalam KRP Pebuatan Peta Hasil, 9
Tabel, Grafik Analisis GIS

14
Penetapan 11
(UU 32/2009 Ps 12 ayat 3) Verifikasi 16
EKOREGION
TUTUPAN VEGETASI
(BENTUK
Transformasi Informasi Spasial LAHAN)
LAHAN ASLI

Menjadi Daya Dukung Lingkungan


Berbasis Jasa Ekosistem
PANEL PAKAR PANEL PAKAR PANEL PAKAR
(Koefisien Pakar) (Koefisien Pakar) (Koefisien Pakar)

Land Cover

OVERLAY

Ekoregion IJE = (KBL x BBL) + (KPL x BPL) + (KV x BV)

INDEKS JASA
EKOSISTEM

Vegetasi Alami

IJE = Indek Jasa Ekosistem KLASIFIKASI


KBL = Skor Bentuk Lahan
BBL = Bobot Bentuk Lahan
Base Maps KPL = Skor Tutupan Lahan
BPL = Bobot Tutupan Lahan PETA
KV = Skor Vegetasi INDIKASI
BV = Bobot Vegetasi DDDTLH 17
Skore Pentupan Lahan (PL), Bentuk Lahan (E), Vegetasi Alami (V), dan
Bobot masing-masing

18
REPRESENTASI DATA

Peta Indikasi Tabel


Luasan dan Proporsi luas tingkat jasa
DDDTLH ekosistem per unit wilayah kajian
sebaran lokasi, perbandingan antar
ruang dan kontribusi

Grafik Indeks JE
Perbandingan antar unit Evaluasi Kinerja Jasa
wilayah kajian Ekosistem 19
Verifikasi/Koreksi Draf
Peta Indikasi DDDTLH
Verifikasi Institusional
terhadap data sekunder baik
data spasial maupun non
spasial yang sifatnya faktual
maupun perencanaan

Verifikasi Lapangan
• ground checking jika
diperlukan.
• perhatikan skala peta

Public Hearing/FGD
Untuk menghimpun pendapat
dan pengalaman masyarakat
dan pemangku kepentingan
lainnya

20
PETA

Pemanfaatan Peta Indikasi INDIKASI


DDDTLH

DDDTLH
ANALISIS
ANALSIS SPASIAL ANALISIS
1. PREDIKSI, melakukan prediksi TABULER
(PIVOT TABEL)
(Metode GRID) LAINNYA

dampak dan risiko lingkungan dari


sebuah rencana terhadap ekosistem
2. PENGARAH, mampu memberikan DATA DAN
INFORMASI
STATUS DDDTLH
(JASA PENYEDIAN
DATA DAN
INFORMASI
arahan lokasi yang tepat dan minim TABULER AIR) LAINNYA

risiko lingkungan
3. PENGENDALI, upaya pengendalian
pemanfaatan ruang yang dapat KESIMPULAN
DAN
menimbulkan kerusakan dan kerugian REKOMENDASI

lingkungan
4. EVALUASI, untuk menentukan
kelayakan lingkungan produk PENETAPAN

perencanaan. Green Plan, Go Plan or No


Go Plan
PENERAPAN DALAM
PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN 21
PEMBANGUNAN
Contoh Pemanfaatan
Peta Indikasi DDDTLH
Penentuan Status Daya
Dukung Air

22
STATUS DAYA
DUKUNG AIR
BERDASARKAN
PETA DDDTLH
JASA PENYEDIAAN
AIR

PULAU BATAM

Belum
Terlampaui
Terlampaui
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Belum Terlampaui Terlampaui

PULAU BATAM
LUAS (Ha) 42,302
JUMLAH POPULASI (jiwa) 1,022,479
Ketersediaan (M3/Tahun) 155,618,527
Domestik 44,170,402
Kebutuhan Air Total (M3/Tahun) Lahan 13,502,451
Total 57,672,852
Indikasi Status Belum Terlampaui
Belum Terlampaui (Ha) 33,825
Belum Terlampaui (%Ha) 80%
Terlampaui (Ha) 8,477
Terlampaui (%Ha) 20%
Daya Dukung Air (jiwa) 3,288,145
Tambahan populasi maksimal (jiwa) 2,265,666
Pop_Grid = distribusi populasi dalam Grid secara proporsional berdasarkan sebaran jalan dan jenis tutupan lahan
Wi = Ketersediaan Air (M3/Th)
Di = Kebutuhan Air Domestik (M3/Th)
Qi = Kebutuhan Air Lahan (M3/Th)
Ti = Kebutuhan Air Total (M3/Th) 24
Amb_Air = Jumlah populasi yang bisa di dukung oleh air yang tersedia {(Wi – Qi)/43.2}
ST_Amb_Air = Jumlah populasi yang masih bisa didukung oleh air yang tersedia (Amb_Air – Pop_Grid)
Permen LHK No 297/2019 tentang DDDT Air Nasional 25
Contoh Pemanfaatan
Peta Indikasi DDDTLH
Analisis KLHS RTRW
menggunakan peta Indikasi
DDDTLH
Batasan-batasan Integrasi DDDTLH kedalam
Penggunaan Peta DDDTLH RTRW dilakukan melalui 4
langkah
1. Terikat dengan hukum skala 1. Menelaah RTRW;
2. Terdapat generalisasi dan Pendetilan 2. Menyampaikan profil DDDTLH,
3. Peta DDDTLH menunjukkan fungsi jasa 3. Mengkaji keterkaitan RTRW dengan
ekosistem bukan peruntukan DDDTLH
4. Analisis overlay peta DDDTLH dengan 4. Merumuskan rekomendasi atas kondisi
KRP hendaknya pada skala yang sama RTRW berdasarkan analisis DDTLH.
atau lebih detil. (mis: KRP 1:50.000
dapat dianalisis dengan DDDTLH skala
1:50.000 atau lebih detil)
5. DDDTLH diletakkan sebagai objek
terkena dampak dari KRP
1 3
Menelaah muatan substansi Analisis keterkaitan RTRW & DDDTLH
RTRW

1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang


DDDTLH
2. Rencana Struktur Ruang RTRW

3. Rencana Pola Ruang


4. Rencana Kawasan Strategis, dan OVERLAY
5. Indikasi program pembangunan

2
Menyampaikan hasil/kondisi DDDTLH
ANALISIS
PENGARUH

MATRIK HUBUNGAN DAMPAK +/-


KRP VS JE

4
Saran dan Rekomendasi 28
Perubahan/PerbaikanKRP
STUDI KASUS
Rencana Pola Ruang RTRW Kab. Merangin (2013 – 2033)
Tabel Luas dan Persentase Tabel Potensi Pengaruh
Persentase Luas pada Jasa Penyediaan Pangan Kab. Merangin Analisis Jasa Penyediaan Pangan Tinggi - Sangat Tinggi
Sangat Rendah - Rendah Sedang Tinggi - Sangat Tinggi
No POLA RUANG
Luas Persentase Luas Persentase Luas Persentase
Grand Total Persentase Luas
No POLA RUANG Bobot
1 Cagar Budaya Rumah Tuo 1,04 77% - - 0,31 23% 1,34 Tinggi - Sangat Tinggi
2 Hortikultura 5.448,07 17% 9.621,14 31% 16.284,13 52% 31.353,34 1 Cagar Budaya Rumah Tuo 23% 2
3 Hutan Lindung 3.849,68 11% 19.011,37 54% 12.539,42 35% 35.400,47
4 Hutan Produksi 51.912,91 48% 26.283,07 24% 31.040,85 28% 109.236,83 2 Hortikultura 52% 3
5 Hutan Produksi Terbatas 2.285,13 7% 20.256,07 61% 10.756,80 32% 33.298,00 3 Hutan Lindung 35% 2
6 KSA Taman Batu Ciri 0,58 100% - - - - 0,58 4 Hutan Produksi 28% 2
7 Lahan Basah 687,80 12% 1.434,77 25% 3.688,37 63% 5.810,94
8 Lahan Kering 2.628,85 5% 12.769,70 25% 36.113,03 70% 51.511,58 5 Hutan Produksi Terbatas 32% 2
9 Perkebunan 50.689,82 19% 46.760,27 17% 171.574,72 64% 269.024,81 6 KSA Taman Batu Ciri 0% 1
10 Permukiman 4.716,65 17% 4.612,57 17% 18.193,31 66% 27.522,52 7 Lahan Basah 63% 4
11 Pertambangan 2.212,70 62% 293,70 8% 1.037,76 29% 3.544,15
12 Sempadan Danau - - 19,88 17% 94,42 83% 114,30 8 Lahan Kering 70% 4
13 Sempadan Sungai 2.284,28 24% 2.720,72 29% 4.425,16 47% 9.430,16 9 Perkebunan 64% 4
14 Taman Nasional 4.270,33 3% 99.282,24 64% 51.165,82 33% 154.718,39 10 Permukiman 66% 4
15 Tubuh Air 691,00 14% 1.725,84 36% 2.353,92 49% 4.770,76
16 TWA Arboretum Rio Alif 0,45 1% - - 70,83 99% 71,28 11 Pertambangan 29% 2
17 TWA Bukit Tiung - - 1,04 100% - - 1,04 12 Sempadan Danau 83% 5
18 TWA Sungai Misang 2,05 3% - - 69,09 97% 71,14 13 Sempadan Sungai 47% 3
Grand Total 131.681,32 18% 244.792,37 33% 359.407,95 49% 735.881,64
14 Taman Nasional 33% 2
15 Tubuh Air 49% 3
Bobot berdasarkan luas area yang akan terdampak: 16 TWA Arboretum Rio Alif 99% 5
 5 (Sangat Besar), Jika area yg akan terdampak > 80% 17 TWA Bukit Tiung 0% 1
Fokus pada JE yang 18 TWA Sungai Misang 97% 5
 4 (Besar), Jika area yg akan terdampak 60 - 80% Grand Total 49% 3
akan dilindungi
 3 (cukup), Jika area yg akan terdampak 40 - 60% (tinggi dan sangat tinggi)
 2 (kecil), Jika area yg akan terdampak 20 - 40%
 1 (Sangat kecil), Jika area yg akan terdampak <20%
Tabel Rekapitulasi Potensi
Tabel Pengaruh (b)
Pengaruh (a)
No. Pola Ruang P1 P2 P3 P4 P5 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 C1 C2 C3 S1 S2 S3 S4 No. Pola Ruang P1 P2 P3 P4 P5 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 C1 C2 C3 S1 S2 S3 S4
1 Cagar Budaya Rumah Tuo 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 5 1 Cagar Budaya Rumah Tuo -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 -1 -1
2 Hortikultura 3 2 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 3 1 4 4 4 4 4 5 2 Hortikultura 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
3 Hutan Lindung 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 3 Hutan Lindung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1
4 Hutan Produksi 2 2 5 4 5 5 5 3 5 3 5 4 3 1 3 3 5 3 5 5 4 Hutan Produksi -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
5 Hutan Produksi Terbatas 2 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 Hutan Produksi Terbatas -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
6 KSA Taman Batu Ciri 1 1 5 5 5 5 5 1 5 1 5 5 1 1 1 1 5 1 5 5 6 KSA Taman Batu Ciri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1
7 Lahan Basah 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 5 7 Lahan Basah 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
8 Lahan Kering 4 3 2 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 5 3 5 8 Lahan Kering 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
9 Perkebunan 4 3 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 3 5 3 5 9 Perkebunan 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
10 Permukiman 4 3 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 2 5 2 5 10 Permukiman -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
11 Pertambangan 2 2 4 3 5 5 3 2 2 2 5 2 2 1 2 1 4 3 4 5 11 Pertambangan -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
12 Sempadan Danau 5 4 1 3 5 2 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 1 5 3 5 12 Sempadan Danau 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1
13 Sempadan Sungai 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 1 2 2 3 4 3 5 13 Sempadan Sungai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1
14 Taman Nasional 2 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 14 Taman Nasional 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1
15 Tubuh Air 3 3 3 4 5 3 5 2 5 4 3 2 2 1 4 4 3 3 3 5 15 Tubuh Air 1 1 -1 1 -1 -1 1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1
16 TWA Arboretum Rio Alif 5 5 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 5 1 5 16 TWA Arboretum Rio Alif -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 TWA Bukit Tiung 1 5 1 5 1 1 1 5 1 1 1 1 5 5 1 1 5 5 5 5 17 TWA Bukit Tiung -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 TWA Sungai Misang 5 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 5 1 5 18 TWA Sungai Misang -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 -1 -1

• PENETAPAN NILAI POSITIF ATAU NEGATIF BERDASARKAN KESEPAKATAN


AHLI DAN PARA PIHAK (misalnya lewat mekanisme FGD)
• MAKNA PENGARUH POSITIF DAN PENGARUH NEGATIF:
+ jika mempertahankan atau meningkatkan fungsi ekosistem
- jika mengurangi fungsi ekosistem
Tabel Skala Pengaruh (a x b) Pemilihan Rekomendasi KRP
No. Pola Ruang P1 P2 P3 P4 P5 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 C1 C2 C3 S1 S2 S3 S4 Area Indikasi
Nilai Makna Rekomendasi
1 Cagar Budaya Rumah Tuo -2 -1 -2 -2 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 4 1 1 -1 -2 -1 -5 Terdampak DDDTLH
2 Hortikultura 3 -2 -4 -4 -5 -5 -5 -4 -5 -4 -5 -4 -3 -1 -4 -4 -4 -4 -4 -5 Pengaruh negatif terhadap Belum
3 Hutan Lindung 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 -1 5 5 5 5 5 5 -1 0 - 20% Tanpa Perbaikan KRP
jasa ekosistem sangat rendah Terlampaui
4 Hutan Produksi -2 -2 -5 -4 -5 -5 -5 -3 -5 -3 -5 -4 -3 -1 -3 -3 -5 -3 -5 -5 Pengaruh negatif terhadap
5 Hutan Produksi Terbatas -2 -1 -5 -4 -5 -5 -5 -5 -5 -5 -5 -5 -5 -1 -5 -5 -5 -5 -5 -5 -2
jasa ekosistem rendah Akan
6 KSA Taman Batu Ciri 1 1 5 5 5 5 5 1 5 1 5 5 1 -1 1 1 5 1 5 5 20 - 60% Perbaikan KRP
Pengaruh negatif terhadap Terlampaui
7 Lahan Basah 4 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -1 -2 -2 -2 -1 -2 -3 -2 -5 -3
jasa ekosistem sedang
8 Lahan Kering 4 -3 -2 -4 -4 -3 -3 -3 -2 -2 -2 -2 -3 -1 -2 -2 -2 -5 -3 -5
Pengaruh negatif terhadap
9 Perkebunan 4 -3 -2 -4 -4 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -3 -1 -2 -1 -3 -5 -3 -5 -4
jasa ekosistem tinggi
10 Permukiman -4 -3 -1 -3 -2 -1 -1 -2 -1 -1 -1 -1 -3 2 -1 -1 -2 -5 -2 -5 > 60% Terlampaui Perubahan KRP
Pengaruh negatif terhadap
11 Pertambangan -2 -2 -4 3 -5 -5 -3 -2 -2 -2 -5 -2 -2 -1 -2 -1 -4 -3 -4 -5 -5
jasa ekosistem sangat tinggi
12 Sempadan Danau 5 4 1 3 5 2 3 3 3 3 2 2 3 -1 2 2 1 5 3 5
13 Sempadan Sungai 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 -1 2 2 3 4 3 5
14 Taman Nasional 2 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 -1 5 5 5 5 5 5
15 Tubuh Air 3 3 -3 4 -5 -3 5 -2 5 4 -3 -2 -2 -1 4 4 -3 -3 -3 -5
16 TWA Arboretum Rio Alif -5 5 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 5 1 5
17 TWA Bukit Tiung -1 5 1 5 1 1 1 5 1 1 1 1 5 5 1 1 5 5 5 5
18 TWA Sungai Misang -5 -3 -1 -2 -3 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -1 -5 -1 -5
Identifikasi Lokasi Identifikasi Lokasi Jasa Penyediaan Pangan
Sangat Rendah - Rendah Sedang Tinggi - Sangat Tinggi
No POLA RUANG Grand Total
Identifikasi lokasi pada kelas Luas Persentase Luas Persentase Luas Persentase
1 Cagar Budaya Rumah Tuo 1,04 77% - - 0,31 23% 1,34
jasa tinggi dan sangat tinggi: 1.1 KEC. TABIR 1,04 100% - - 0,31 100% 1,34
2 Hortikultura 5.448,07 17% 9.621,14 31% 16.284,13 52% 31.353,34
1. Identifikasi pola ruang yang 2.1 KEC. JANGKAT 4.578,63 84% 5.839,94 61% 4.427,96 27% 14.846,53
akan diperbaiki atau 2.2 KEC. LEMBAH MASURAI 100,94 2% 909,16 9% 8.495,67 52% 9.505,77
2.3 KEC. MUARA SIAU 4,50 0,1% 5,78 0,1% 38,43 0,2% 48,71
dirubah, dengan kriteria: 2.4 KEC. SUNGAI TENANG 764,00 14% 2.866,27 30% 3.322,07 20% 6.952,34
3 Hutan Lindung 3.849,68 11% 19.011,37 54% 12.539,42 35% 35.400,47
Berdampak negatif 3.1 KEC. JANGKAT 331,32 9% 4.022,17 21% 36,32 0,3% 4.389,81
 20 - 60% (Perbaikan 3.2 KEC. LEMBAH MASURAI - - 490,71 3% 4.031,98 32% 4.522,68
3.3 KEC. MUARA SIAU 692,48 18% 439,63 2% 5.363,63 43% 6.495,75
KRP) 3.4 KEC. SUNGAI TENANG 57,92 2% 9.106,47 48% 1.905,92 15% 11.070,31

 > 60% (Perubahan KRP) 3.5 KEC. TIANG PUMPUNG


4 Pertambangan
2.767,96
2.212,70
72%
62%
4.952,38
293,70
26%
8%
1.201,57
1.037,76
10%
29%
8.921,92
3.544,15
4.1 KEC. BATANG MESUMAI 471,44 21% 3,73 1% 541,55 52,18% 1.016,72
2. Identifikasi lokasi: 4.2 KEC. NALO TANTAN 1.174,64 53% 288,69 98,30% 488,55 47,1% 1.951,89
4.3 KEC. TABIR 61,38 3% - - 7,65 0,7% 69,03
Wilayah kecamatan yang 4.4 KEC. TABIR BARAT 505,24 23% 1,28 0,4% - - 506,51
masuk pada kriteria 1 5 Sempadan Danau - 0% 19,88 17% 94,4 83% 114,30
5.1 KEC. JANGKAT - - 15,07 76% 25,7 27% 40,76
merupakan daerah yang 5.2 KEC. TABIR LINTAS - - 4,81 24% 68,7 73% 73,54
perlu diperhatikan sesuai • Terdapat 2 kebijakan pola ruang yang akan diperbaiki (karena memberikan dampak negatif
dengan rekomendasi. pada jasa penyediaan pangan antara 20 – 60%). Yaitu Pola Ruang 1 & 4.
• Pada Pola Ruang 1, daerah yang terkena dampak berada di Kec. Tabir.
• Pada Pola Ruang 4, daerah yang terkena dampak adalah Kec. Batang Mesumai, Kec. Nalo
Tantan, Kec. Tabir
Alokasi
peruntukan
lahan Cagar
Budaya yang
berdampak
negative
terhadap jasa
penyediaan
bahan pangan

Alokasi
peruntukan
lahan
Pertambangan
yang
berdampak
negative
terhadap jasa
penyediaan
bahan pangan
Terima Kasih
Zuchri Abdi
08127516231
zuchriabdi@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai