Teguh Irawan
1
1. Pendahuluan
Ekonomi
Menguntungkan
Sosial secara ekonomi
Diterima (economically
secara viable)
sosial Pembangunan
Berkelanjutan
(socially
acceptable)
Ramah lingkungan
(environmentally
Lingkungan sound)
“Pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa
mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya
(WCED – Our Common Future)
“THE EGG OF SUSTAIABILITY”: ANALOGI PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN Kualitas LH Kualitas
(Ecosystem Manusia OUTCOME
Well-Being) (Human
Well-Being)
TIDAK
BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN
HIDUP TIDAK
BERKELANJUTAN
TIDAK
BERKELANJUTAN
BERKELANJUTAN
MANUSIA
KETERANGAN:
MENINGKAT MENURUN
Dua Pilar Pembangunan Berkelanjutan
(The Twin Pillars of Sustainable Development)
2a Konservasi Sistem
Penyangga Kehidupan
2b Konservasi
Keanekaragaman Hayati
1986 UU Lingkungan
tonggak awal Hidup
(PP Nomor 29
tahun 1986)
Peraturan
Pemerintah
tentang AMDAL
2009
UU 32/2009
Inovasi Kebijakan:
1997
PP No 27/2012 UU 23/1997
Merupakan PP
Generasi Ke-4 (empat) 1982
yang mengatur tentang
UU 4/1982 10
Amdal di Indonesia
Semangat PP NO. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
1. Menghindari terjadinya birokrasi baru. Dalam PP ini,
Izin lingkungan diintegrasikan ke dalam proses Amdal
dan UKL-UPL;
2. Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
harus lebih streamlining dan bermutu, serta menuntut
profesionalisme, akuntabilitas dan integritas semua
pihak;
3. Kaidah Amdal sebagai Kajian Ilmiah;
4. Penegakan hukum atas pelanggar Amdal-UK-UPL dan
Izin Lingkungan;
5. Memperkuat Akses Partisipasi Masyarakat;
6. Mengubah Mindset Seluruh Pemangku Kepentingan;
7. Izin Lingkungan = Filter Investasi Hijau
Pro-Lingkungan dan Pro-Investasi Hijau
Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di Beberapa UU
Lingkungan Hidup di Indonesia (1982, 1997 dan 2009)
UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009
Hanya ada dua pasal Ada tiga pasal yang mengatur Ada 23 Pasal yang mengatur atau menyebutkan Amdal,
yang mengatur atau atau menyebutkan tentang yaitu:
menyebutkan tentang Amdal, yaitu: 1. Pasal 1 angka 11 dan angka 35: Pengertian Amdal dan
AMDAL, yaitu: keterkaitan amdal dan izin lingkungan;
1. Pasal 1 angka 20: Pengertian 2. Pasal 22: Dampak penting dan Amdal
1. Pasal 1 angka 10 tentang Amdal; 3. Pasal 23: Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal;
terkait dengan 2. Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2): 4. Pasal 24: Dokumen Amdal dan SKKL
Pengertian AMDAL; • Kewajiban Amdal bagi 5. Pasal 25: Dokumen Amdal
2. Pasal 16: Kewajiban Setiap rencana yang 6. Pasal 26: Pelibatan masyarakat dalam penyusunan
Amdal bagi Setiap diperkirakan mempunyai dokumen Amdal
rencana yang dampak penting terhadap 7. Pasal 27: Pihak lain dalam penyusunan dokumen
diperkirakan lingkungan Amdal;
mempunyai dampak • Amanah untuk menyusun 8. Pasal 28: Sertifikasi penyusunan Amdal;
penting terhadap PP terkait dengan 9. Pasal 29: Penilaian Amdal oleh Komisi Penilai Amdal;
lingkungan penentuan rencana usaha 10. Pasal 30: Anggota KPA, Tim Teknis dan Sekretariat
dan/atua kegiatan yang KPA;
berdampak besar dan 11. Pasal 31: Hasil penilaian Amdal dan penetapan SKKL;
penting terhadap LH, 12. Pasal 32: Amdal untuk golongan ekonomi lemah;
penyusunan dan penilaian 13. Pasal 36: Keterkaitan amdal , SKKL dan izin lingkungan
AMDAL 14. Pasal 37: keterkaitan permohonan izin lingkungan
3. Pasal 18: Keterkaitan Amdal dengan Amdal;
dengan penerbitan izin usaha
dan/atau kegiatan
Lanjutan - Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di
Beberapa UU Lingkungan Hidup di Indonesia
UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009
4. Dokumen PIL, KA-ANDAL, KA-ANDAL, ANDAL, KA-ANDAL, ANDAL, KA, ANDAL, RKL-RPL
Amdal ANDAL, RKL, RPL RKL, RPL RKL, RPL dan RE
Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia
6. Lisensi Komisi Tanpa lisensi KPA Tanpa lisensi KPA Lisensi KPA Kab/kota • Lisensi KPA Pusat &
Penilai Amdal sejak 2008 Lisensi KPA Provinsi
(2010) dan
• KPA Kab/Kota (2008)
7. Proses 1) PIL = 30 hari 1) KA-ANDAL = 12 1) KA-ANDAL = 75 hari 1. KA = 30 hari
Penilaian & 2) KA-ANDAL = 30 hari 2) ANDAL & RKL-RPL = 2. ANDAL & RKL-RPL =
waktu hari 2) ANDAL & RKL- 75 hari 75 hari
3) ANDAL = 90 hari RPL = 45 hari
4) RKL-RPL = 30 hari
Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia
Izin PPLH
1
izin Usaha
Izin
Lingkungan
dan/atau Pelaksanaan usaha Penutupan
Usaha dan/atau
kegiatan
dan/atau kegiatan Kegiatan
Proses
Amdal atau
Izin Pinjam
Pakai 2
UKL-UPL Kawasan Implementasi
Hutan Izin Tata Kelola:
(IPKH) Lingkungan & Audit 1. Proses
Rencana atau Izin PPLH Lingkungan Permohonan &
serta
Usaha Pelepasan Hidup Penerbitan Izin
dan/atau Kawasan Continuous Lingkungan;
kegiatan HPK Improvement 2. Proses
pelaksanaan izin
Pengawasan
3 lingkungan dan
pelaporan
Tata Ruang • IPPKH: Rencana Usaha
Pelaksanaan Izin
dan/atau kegiatan berada di Lingkungan Hidup
dalam Kawasan Hutan Produksi Lingkungan;
atau Kawasan Hutan Lindung; Penaatan 3. Proses
LH BML KBKL pengawasan dan
• Izin Pelepasan kawasan: di
Hutan Produksi yang dapat penegakan
Penegakan Hukum
RTRW/RDTR dikonversi (HPK) hukum terhadap
Lingkungan Hidup izin lingkungan
PERIZINAN LINGKUNGAN
• Izin lingkungan:
• Izin perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup
Usaha dan/atau (PPLH)
Kegiatan
Pengertian dan Konsep Dasar Izin Lingkungan
Instrumen tata
Izin Lingkungan
Usaha dan/atau
usaha negara Kegiatan
untuk
pengendalian 1. Izin yang diberikan
pencemaran kepada setiap orang
dan/atau 2. yang melakukan usaha
kerusakan dan/atau kegiatan wajib
lingkungan Amdal atau UKL-UPL
3. dalam rangka
Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4. sebagai prasyarat untuk
Kualitas memperoleh izin usaha
Lingkungan dan/atau kegiatan
Izin Lingkungan: Jantungnya Sistem Perizinan di Indonesia
Diterbitkan oleh Diterbitkan oleh Dilakukan oleh Pengawasan
• Proses Penilaian Amdal oleh KPA; Lingkungan Hidup &
MENLH, Gubernur, MENLH, MENLH,
• Proses Pemeriksaan UKL-UPL Penegakan Hukum
atau Gubernur, atau Gubernur, atau
oleh Instansi LH Lingkungan
Bupati/Walikota Bupati/Walikota Bupati/ Walikota
RTRW
Amdal atau Izin
UKL-UPL Lingkungan Izin PPLH
Improvement
dan PPLHD
2013 tentang Audit Lingkungan • KepMenLH No.56 Th 2002 tentang
Hidup sebagai revisi dari: Pedoman Umum Pengawasan LH
• KepMenLH No. 42 Tahun 1994 • KepMenLH No.57 Th 2002 tentang Tata
• KepMenLH No. 30 Tahun 2001 Kerja PPLH
• PerMenLH No. 17 Tahun 2010 Pengawasan • KepMenLH No.58 Th 2002 tentang Tata
Kerja PPLHD;
Lingkungan Hidup • Peraturan MENLH No. 2 Tahun 2013:
Penerapan Sanksi Administrasi
3
Tata Ruang, Kawasan Lindung dan AMDAL
Isu Strategis: Keterkaitan antara Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
TATA RUANG LINGKUNGAN
TOOL
Ruang, Lingkungan
AMDAL & Izin Yang aman, nyaman,
TOOL Lingkungan produktif
(PP No. 27 Tahun 2012) dan berkelanjutan
Pelaksanaan pembangunan
Perizinan
Rencana Penetapan pedoman pelaksanaan SPM
Rinci
Perumusan pedoman pelaksanaan standar kualitas lingk.
Penyusunan
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK
Perangkat Insetif
Kabupaten
dan Disinsentif
Perumusan program sektoral kabupaten
RTRWKab
Pelaksanaan pembangunan
Rencana Pelaksanaan SPM
Rinci
Pelaksanaan standar kualitas lingkungan
Pelaksanaan pembangunan
Rencana Pelaksanaan SPM
Rinci
Pelaksanaan standar kualitas lingkungan 27
Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang
RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG
Kajian Daya
RTR PULAU / KEPULAUAN Dukung & Daya
RTRW NASIONAL
RTR KWS STRA. NASIONAL Tampung LH
WILAYAH
serta KLHS
RTRW PROVINSI RTR KWS STRA. PROVINSI
Tata Ruang: Syarat Utama Proses Penyusunan & Penilaian Amdal serta
Penentuan Kelayakan Lingkungan
Amdal dan Tata Ruang
Tahap Perencanaan
1 2 3 4 5
Rencana Studi Disain Pra Kontruksi Operasi
Umum Kelayakan Rinci dan Konstruksi
Dampak Penting
Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
LH dikecualikan dari kewajiban memiliki Amdal apabila:
lokasi rencana 1 lokasi rencana usaha dan/atau 2 usaha dan/atau
3
usaha dan/atau kegiatannya berada pada kegiatannya
kegiatannya berada kabupaten/kota yang telah dilakukan dalam
di kawasan yang memiliki rencana detail tata rangka tanggap
telah memiliki Amdal ruang kabupaten/kota dan darurat bencana
kawasan rencana tata ruang kawasan
strategis kabupaten/kota
Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan
(Project)
Proses Penapisan
(Screening)
Wajib
Wajib Amdal
Kriteria: UKL-UPL
1. Skala dan Besaran;
2. Lokasi
Proses Rencana usaha Proses
Amdal dan dan/atau Kegiatan UKL-UPL dan
Izin Lingkungan Izin Lingkungan
PUU terkait dengan Proses Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
PUU terkait dengan BAKU MUTU PUU terkait dengan
PUU terkait dengan
PENAATAN Lingkungan
LINGKUNGAN (BML), KRITERIA BAKU 6 PERSYARATAN 7 Hidup (Pengawasan dan
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP (KBKL) PERIZINAN SEKTOR
Penegakan Hukum LH)
3
2
PUU terkait dengan
PERSYARATAN
Izin PPLH
LOKASI KEGIATAN
(RUANG) atau Proses izin Usaha
larangan untuk dan/atau Pelaksanaan usaha
Amdal atau dan/atau kegiatan serta
melakukan aktivitas kegiatan
tertentu di dalam UKL-UPL Izin Lingkungan & Audit LH
lokasi tertentu Izin
Lingkungan IPKH) atau
1
Izin
Pelepasan
Kawasan • Usaha dan/atau Kegiatan
PUU terkait dengan HPK (Jika Ramah Lingkungan;
tata laksana Amdal, berlokasi di • Kualitas LH yang baik dan
Rencana
UKL-UPL dan Izin Usaha
dalam
Sehat
Lingkungan serta dan/atau
kawasan
HP atau
Audit LH
Tata Kelola Izin Lingkungan
kegiatan HL)
Melengkapi Ringkasan
PUU PPLH dan SDA i.e. UU 1 a. Lampiran V Peraturan
Informasi Awal
41/1999, PP 24/2010 atau MENLH No. 5 Tahun 2013
PP 61/2012, PP 10/2010, PP
26/2008 Memastikan kesesuian lokasi
2 rencana usaha dan/atau
kegiatan dengan PUU Peraturan MENLH No. 5 Tahun
2012: Pasal 2 dan Pasa 3 serta
Menentukan Rencana Usaha Bagan Alir Penapisan di
dan/atau Kegiatan yang Wajib
3 Lampiran II, Lampiran I dan
Memiliki Amdal Lampiran III
Pasal 8 PP No. 27 Tahun
2012 4 Menentukan Pendekan Studi
Amdal yang akan Digunakan
• Pasal 54 dan 55, serta
Mengidentifikasi Kewenangan pasal 47 PP No. 27 Tahun
KPA 5 2012;
• Pasal 10, Pasal 11 dan
Pasal 14 serta Lampiran II-
Mendokumentasikan Kegiatan V Peraturan MENLH No. 8
6 Penapisan Tahun 2013
LAMPIRAN V PERMENLH NO. 05/2012
Proses Penapisan Usaha/Kegiatan Wajib Amdal (Screening)
(Pasal 2 & Lampiran II Peraturan MENLH No. 05/2012)
Deskripsi jenis rencana usaha
Uji informasi Awal dan/atau kegiatan utama &
Pemrakarsa mengisi
pendukung harus diuraikan secara
dengan daftar jenis ringkasan informasi awal jelas . Periksa dan bandingkan
rencana usaha Rencana Usaha dan/atau seluruh jenis usaha dan/atau
dan/atau kegiatan kegiatan dengan Permen 05/2012
Kegiatan yang diusulkan
wajib Amdal (Kegiatan Utama & • Kawasan lindung wajib
ditetapkan;
(Lampiran I) Pendukung) (lampiran V) • Tidak semua jenis kawasan
lindung dalam PP 26/2008 dan
Keppres 32/1990 dimasukan
dalam daftar kawasan lindung
Periksa apakah lokasinya • Ada jenis usaha dan/atau
Tidak berada di dalam dan/atau
?
kegiatan yang dikecualikan
berbatasan langsung dengan
kawasan lindung Tidak
(Lampiran III)
Ya
Uji ringkasan awal dengan
kriteria pengecualian
(Pasal 3 ayat 4)
Batas proyek
1 1. Eksplorasi pertambangan, migas dan
panas bumi;
2. Penelitian dan pengembangan di bidang
terluar yang Kawasan Lindung
ilmu pengetahuan;
bersinggungan Yang tercantum dalam
Lampiran Permen LH & 3. Yang menunjang pelestarian kawasan
dengan batas
terluar dari telah ditetapkan sesuai lindung;
dengan PUU 4. Yang terkait dengan kepentingan
2
kawasan
lindung pertahanan dan keamanan negara yang
tidak berdampak penting terhadap
Dampak
lingkungan;
potensial
5. Budidaya yang secara nyata tidak
3
Dampak potensial dari
rencana usaha dan/atau
berdampak penting bagi lingkungan
kegiatan yang akan hidup;
dilaksanakan tersebut 6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk
secara nyata asli dengan luasan tetap dan tidak
mempengaruhi kawasan Keterangan: mengurangi fungsi lindung kawasan dan
lindung terdekat = Rencana Usaha di bawah pengawasan ketat.
dan/atau kegiatan
Daftar Kawasan Lindung dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012
Catatan
Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan Menteri
ini: :
1. Kawasan hutan lindung • Tidak semua kawasan
2. Kawasan bergambut lindung yang tercantum
3. Kawasan Resapan Air
dalam PP No. 26/2008 dan
4. Sempadan Pantai
5. Sempadan Sungai Keppres 32/1990
6. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk dicantumkan dalam daftar
7. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut kawasan lindung di
8. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Peraturan MENLH Ini;
9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau • Kawasan lindungan =
10. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut kawasan yang telah
11. Taman Hutan Raya DITETAPKAN sebagai
12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut
kawasan lindung
13. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
14. Kawasan Cagar Alam Geologi • Usaha dan/atau kegiatan di
15. Kawasan Imbuhan Air Tanah kawasan lindung adalah
16. Sempadan Mata Air usaha dan/atau kegiatan
17. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah yang diizinkan sesuai
18. Kawasan Pengungsian Satwa dengan ketentuan PUU
19. Terumbu Karang
20. Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi
Kawasan lindung wilayah yang DITETAPKAN dengan fungsi utama untuk melindungi
kelestarian lingkungan hidup mencakup SDA dan Sumber Daya Buatan. Penetapan
kawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU
Keterkaitan Tata Ruang, dan PIPIB dengan Proses Amdal,
UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Rencana Usaha • Proses Amdal dan Izin Lingkungan,
dan/atau Kegiatan atau
• Proses UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Tidak
Apakah Lokasinya ya
• Sesuai dengan
Rencana Tata Apakah lokasinya berada
Ruang, dan/atau di dalam ya Apakah termasuk usaha
Sesuai
Kawasan Hutan Primer & dan/atau Kegiatan yang
• Sesuai dengan Lahan Gambut dalam Peta DIKECUALIKAN?
Ketentuan PUU Indikatif Penundaan Izin
PPLH & SDA Baru (PIPIB) ?
Tidak
Tidak Sesuai
Ditolak Inpress 06/2013 penganti Inpres 10/211 Ditolak
Usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan dalam Inpres 10/2011 (Inpres 06/2013)
• Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Kehutanan;
• Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: geothermal, migas,
ketenagalistrikan, lahan untuk padi dan tebu
• Pemanfaatan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin
di bidang usahanya masih berlaku
Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) – Inpres 10/2011 (2011-2013)
Lokasi PIPIB
Lokasi yang Hutan Alam Primer (Moratorium) –
masih boleh Lahan Gambut di dalam dan di luar
Tidak Boleh Ada
ada izin baru kawasan Hutan
Izin Baru
Analisis Spasial Tapak Proyek dan Peta Rencana Tata
Ruang dan Peta-Peta Fungsi Ruang Lainnya
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pelabuhan, Waduk
dan pembangkit listrik, jalan dll.
Contoh:
Rencana
Pembangunan
Bangunan
Gedung Menjadi Usaha
dan/atau kegiatan
Pengambilan Jenis Rencana Wajib Amdal
Air Tanah Usaha dan
Kegiatan Utama di
luar Lampiran 1
Penting !
Jenis Usaha dan Dalam Proses Penapisan, uraikan
Kegiatan (UKL-UPL)
Misal: Pembangunan deskripsi jenis rencana usaha
Pendukungnya Wajib
Amdal. Misal Bangunan Gedung dan/atau kegiatan utama &
Pengambilan air tanah kurang dari 10.000 pendukung secara jelas . Periksa
lebih dari 50 liter/detik m2 atau luas lahan dan bandingkan seluruh jenis usaha
dari 1-5 sumur dalam kurang dari 5 Hektar dan/atau kegiatan dengan Lampiran
satu area < 10 hektar I Permen 05/2012
Tools Penapisan dan Penentuan Kewenangan
No Esensi dasar penapisan (screening) dan Tools yang digunakan
penentuan kewenangan
1. Apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan PUU PPLH dan SDA i.e. UU 41/1999,
dapat dilakukan di suatu lokasi yang telah PP 24/2010, PP 10/2010, PP 26/2008
direncanakan
2. Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan Peraturan MENLH No. 5 Tahun 2012:
tersebut termasuk wajib memiliki Amdal atau Bagan Alir Penapisan di Lampiran II,
UKL-UPL ; Lampiran I dan Lampiran III
3. Jika wajib Amdal, pendekatan studi Amdal yang Pasal 8 PP No. 27 Tahun 2012
akan dilakukan:
a. Tungal;
b. Terpadu; atau
c. Kawasan.
4. KPA yang berwenang untuk melakukan Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013
penilaian Amdal atau Instansi LH yang Pasal 10 dan Pasal 11 serta
berwenang menilai UKL-UPL Lampiran II-Lampiran IV;
Pasal 23
Rencana Tata Ruang, Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
serta Rencana Kegiatan Migas dan Panas Bumi
Kawasan Budi
Kawasan Lindung
Daya
Kawasan Karst
15. Kawasan imbuhan air a. kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki
tanah kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air
hujan;
b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada
lahan terbangun yang sudah ada
Pasal 38
(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan
produksi dan kawasan hutan lindung.
(2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan.
(3) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan
melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan
mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta
kelestarian lingkungan.
(4) Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan
pola pertambangan terbuka.
(5) Pemberian izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis dilakukan
oleh Menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2010
TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Pasal 3
Pasal 5
(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dilakukan dengan ketentuan:
a. dalam kawasan hutan produksi dapat dilakukan:
1. penambangan dengan pola pertambangan terbuka; dan
2. penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah;
b. dalam kawasan hutan lindung hanya dapat dilakukan penambangan
dengan pola pertambangan bawah tanah dengan ketentuan dilarang
mengakibatkan:
1. turunnya permukaan tanah;
2. berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan
3. terjadinya kerusakan akuiver air tanah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penambangan bawah tanah pada hutan
lindung diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 6
(1) Penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan
hutan.
Usaha dan/atau Kegiatan di Hutan Lindung yang
Diiziinkan/Diperbolehkan oleh PP 24/2010 & PP 61/2012
Penggunaan kawasan hutan (Hutan Produksi dan Hutan Lindung) untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan
yang mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan, meliputi kegiatan:
a. religi;
b. pertambangan;
c. instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi
baru dan terbarukan;
d. pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun
relay televisi;
e. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;
f. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi
umum untuk keperluan pengangkutan hasil produksi;
g. sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air,
dan saluran air bersih dan/atau air limbah;
h. fasilitas umum; Pasal 4 ayat (2) PP 61/2012:
i. industri terkait kehutanan; Tambahan Kegiatan:
m. pertanian tertentu dalam
j. pertahanan dan keamanan; rangka ketahanan pangan dan
k. prasarana penunjang keselamatan umum; atau ketahanan energi
l. penampungan sementara korban bencana alam.
Sumber: Pasal 4 PP No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan dan PP 61/2012
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
diperbolehkan dilakukan di HPK
• Pasal 2 ayat (1): Pelepasan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan pada HPK ;
• Pasal 3: Kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1), termasuk sarana penunjang, antara lain:
Perizinan
Perizinan
1. Izin Lokasi Reklamasi
1. Amdal atau UKL-UPL dan Izin
2. Amdal atau UKL-UPL dan Izin
Lingkungan;
Lingkungan;
2. Izin Reklamasi
3. Izin Pelaksanaan Reklamasi
Karena itu, Untuk kepastian hukum pelaksanaan reklamasi perlu kejelasan demarkasi/batas
areal DLKr dan DLKp Pelabutan Utama dan Pengumpul di Kawasan Pantura Jakarta. Hal ini
terkait dengan acuan regulasi yang digunakan dan perizinan yang akan diterbitkan.
Ruang/Lokasi Kegiatan Reklamasi
lokasi sumber Kawasan Lokasi Rencana
Kawasan Budi Lindung Pengambilan
material
Daya Material
reklamasi
Reklamasi
diizinkan oleh
PUU PSDA & LH
Lokasi Rencana
Pengambilan Material
Reklamasi sesuai dengan Pasal 2
Rencana Tata Ruang
Perpres
Rencana Kegiatan Reklamasi & Rencana Usaha 122/2012:
dan/atau Kegiatan Lainnyy di Lahan Reklamasi Reklamasi
tidak dapat
dilakukan pada
Pasal 2 Perpres 122/2012: Kawasan Budi kawasan
Reklamasi tidak dapat Kawasan Lindung konservasi
Daya
dilakukan pada alur laut
Sumber: Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4) Peraturan Menteri Rencana Kegiatan Reklamasi & Rencana Usaha
KKP No. 17/2013 dan/atau Kegiatan Lainnyy di Lahan Reklamasi
PUU terkait dengan PERSYARATAN LOKASI KEGIATAN atau larangan untuk
melakukan aktivitas tertentu di dalam lokasi tertentu
Peraturan Menteri Perhubungan PM No. 52 Tahun 2011 tentang
Pengerukan dan Reklamasi (PM 74/2014). Pasal 5 ayat (4) menyebutkan
bahwa Lokasi pembuangan hasil keruk (dumping area) tidak
diperbolehkan di:
1. alur-pelayaran;
2. kawasan lindung;
3. kawasan suaka alam;
4. taman nasional;
5. taman wisata alam;
6. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
7. sempadan pantai;
8. kawasan terumbu karang;
9. kawasan mangrove;
10. kawasan perikanan dan budidaya;
11. kawasan pemukiman; dan
12. daerah lain yang sensitif terhadap pencemaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan
Kawasan Lindung Sempadan Pantai Mangrove
PP 26/2008 Pasal 57 ayat (5), Keppres Keppres 32/1990 Pasal
32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan 26: Perlindungan
terhadap kawasan
Lindung, Pasal 27 dan Kepmen LH No. 201 pantai berhutan bakau
Tahun 2004 dilakukan untuk
melestarikan hutan
bakau sebagai
pembentuk ekosistem
hutan bakau dan
tempat
berkembangbiaknya
berbagai biota laut
disamping sebagai
KAWASAN LINDUNG Sempadan pantai pelindung pantai dan
hutan mangrove = 130 x nilai rata-rata pengisian air laut serta
perbedaan air pasang tertinggi dan perlindungan usaha
budidaya di
terendah tahunan, DIUKUR dari garis belakangnya
air surut teredah
Kawasan Lindung
Sempadan Pantai = 100
meter
Garis batas sempadan pantai
Mengikuti RTRW
RPPLH
1 Pasal 10 Ayat (5) UU No. 32/2009:
RPPLH menjadi dasar penyusunan
RPJP
dan dimuat dalam rencana
pembangunan jangka panjang dan
rencana pembangunan jangka
menengah
RPJMN
Pasal 12 ayat (1) Salah satu Instrumen PPLH
UU No. 32/2009: Pemanfaatan sumber
pada tahap rencana Proyek
Pemanfaatan daya alam i.e.
Pemanfaatan SDA adalah
sumber daya Pertambangan,
alam dilakukan
berdasarkan 2 Migas, Kehutanan AMDAL
RPPLH
Peran Inventarisasi
INVENTARISASI SDA
SDA: Basis RPPLH
INVENTARISASI
RENCANA PPLH
SUMBERDAYA EKOREGION
ALAM: Nasional, EKOREGION
Pulau/Kepulauan EKOREGION
(1)
PEMANFAATAN SDA
DAYA DUKUNG &
DAYA TAMPUNG
INVENTARISASI
SUMBERDAYA PENCADANGAN SDA
ALAM: Ekoregion
(2)
KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP PENATAAN RUANG
STRATEGIS
JENIS YANG
DIMANFAATKAN
Sumber Daya Alam (SDA)
BENTUK
Hayati Terbarukan PENGUASAAN
Rencana
Rencana RPPLH
Rencana pengendalian, Rencana
pemeliharaan menjadi
pemanfaatan pemantauan, adaptasi dan
dan serta dasar
dan/atau mitigasi
perlindungan pendayagunaan penyusunan
terhadap
pencadangan kualitas dan pelestarian dan dimuat
perubahan
SDA dan/atau SDA dalam RPJP
iklim.
fungsi LH & RPJM
Nilai tambah
Daya Inventarisasi
pemanfaatan
Dukung/Daya GRK
SDA
Tampung
Pola Konsumsi
Produksi
Berkelanjutan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Pasal 15 ayat (1) UU 32/2009: “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun KLHS....”
Daerah:
’Maju,
Makmur
& Hijau’
Sustainable
KAJIAN ANALISIS LINGKUNGAN Growth with
Equity
KLHS
Sumber: Pasal 16 UU 32 Tahun 2009
4
Ketentuan-Ketentuan PUU Bidang
PPLH yang terkait dengan AMDAL
Pembagian Jenis usaha dan/atau Kegiatan Berdasarkan
Dokumen Lingkungan di Indonesia (UU No. 32/2009)
Kegiatan berdampak
USAHA DAN/ATAU penting terhadap LH
KEGIATAN
WAJIB AMDAL
Pasal 22-33 UU 32/2009 Peraturan MENLH No 05/2012
Batas AMDAL
Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan
1.
Kata Kunci
kajian;
AMDAL
2. dampak Kajian mengenai dampak penting
penting; suatu usaha dan/atau kegiatan
3. Rencana usaha yang direncanakan pada lingkungan hidup
dan/atau yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
kegiatan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
4. Proses
pengambilan
keputusan UU No. 32 / 2009 - Pasal 1 angka 11
• Amdal pada dasarnya sebuah kajian ilmiah yang dilakukan oleh pemrakarsa untuk membuktikan bahwa
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan tersebut aman bagi lingkungan hidup (ramah
lingkungan). Kajian tersebut dilakukan melalui proses pelibatan masyarakat.
• Sebagai sebuah kajian ilmiah, Amda berisi atau memuat informasi mengenai identifikasi, prediksi
(prakiraan), evaluasi serta mitigasi berbagai dampak lingkungan yang akan terjadi di masa depan
(biogefisik kimia, social-ekonomi, social budaya dan kesehatan masyarakat) dari rencana usaha dan/atau
kegiatan (proyek) yang akan dilakukan saat ini.
Definisi UKL-UPL & SPPL
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
1 terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
UKL – UPL kegiatan
Menyusun Dokumen
Amdal
Pihak Lain:
DILARANG ! •2 Penyusun
Persyaratan Penting !
Penyusunan dokumen
PNS di Instansi Lingkungan Perorangan
Amdal wajib memiliki
Hidup (Pusat, Provinsi
•3 Penyusun yang sertifikat kompetensi
dan Kabupaten/Kota),
tergabung penyusun Amdal
Kecuali bertindak sebagai
dalam LPJP
pemrakarsa
Sumber: Pasal 10-12 PP 27/2012 Izin Lingkungan 11. Pendidikan dan pelatihan
penyusunan Amdal; dan
Dokumen Amdal merupakan dokumen Pemrakarsa.
Pemrakarsa dalam menyusun dokumen Amdal dapat 22. Uji kompetensi
dilakukan sendiri atau meminta bantuan pihak lain Ketentuan lebih lanjut Peraturan MENLH
Standar Kompetensi (SKKNI) Penyusun Amdal
TUJUAN UTAMA FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR
Merencanaan
2 (dua) Fungsi
Penyusunan
Dasar: No 1-2
Amdal
Menyusun Amdal
berkualitas Baik
7 (Tujuh) Fungsi
yang dapat Menyusun KA
Dasar: No 3-9
digunakan bagi
proses Melaksanakan
Menyusun 5 (Lima) Fungsi
pengambilan Penyusunan
ANDAL Dasar: No 10-14
keputusan Amdal
tentang
penyelanggaraan Menyusun RKL- 3 (Tiga) Fungsi
usaha dan/atau RPL Dasar: No 15-17
kegiatan
Sumber: Melakukan
Keputusan Menteri Pengendalian 2 (dua) Fungsi
Ketenagakerjaan No. Penyusunan Dasar: No 18-19
122 Tahun 2016: SKKNI
Penyusun Amdal
Amdal
19 Unit Kompetensi Penyusun Amdal
1 3 Menyusun Deskripsi
Melakukan 10 Menyusun 15 18
Melakukan
Penapisan Rencana Usaha Ringkasan Hasil Menyusun
Pengendalian
Rencana dan/atau Kegiatan Pelingkupan RPL Proses
Usaha 4 Menyusun Deskripsi Penyusunan
dan/atau 11 Menyusun Amdal
Rona LH Awal 16
Kegiatan Deskripsi Rinci Rona
LH Awal
Menyusun
5 RPL 19
Melibatkan Meng-
2 Masyarakat dalam 12 Melakukan
Menyusun komunikasi-
Rencana Proses Amdal Prakiraan Dampak 17 kan
Kerja 6
Penting Menyusun Penyusunan
Menentukan DPH 13 Dokumen Amdal
Melakukan
Evaluasi Secara RKL-RPL
7 Menentukan Batas
Holistik terhadap
Wilaya Studi dan Dampak Lingkungan
Batas Waktu Kajian 19 Kompetensi Amdal tersebut pada
dasarnya dapat dikelompokkan
14 Menyusun menjadi 3 Kompetensi Utama :
8 Menentukan Metode
Dokumen ANDAL 1. Kompetensi Yuridis;
Studi Amdal
2. Kompetensi Teknis/Scientifik;
9 Menyusun 3. Kompetensi Manajemen;
Dokumen KA Sumber: Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 122 Tahun 2016:
SKKNI Penyusun Amdal
Kompetensi Utama Proses Amdal dan Izin Lingkungan
19 Unit Kompetensi Amdal tersebut dapat
diklompokkkan ke dalam Tiga Kompetensi Utama
Proses Amdal:
1. Kompetensi Yuridis i.e. PUU dan keterkaitan serta
SKKNI: integrasinya antara PUU;
2. Kompetensi Teknis/Scientifik, i.e.
SKKNI Penyusun Amdal
(Kepmenaker No. 122 a. Teknik konsultasi publik;
Tahun 2016) b. Informasi geospasial
c. Penggunaan berbagai metodologi
pelingkupan, prakiraan dan evaluasi dampak;
19 Unit d. Pengelolaan dan pemantauan LH
Kompetensi 3. Kompetensi Manajemen: i.e.
a. Pengorganisian Tim Penyusun & Tenaga Ahli
Amdal serta Sumberdaya,
b. Sistem kendali mutu,
c. Koordinasi & komunikasi dengan berbagai
pihak terkait,
d. Adminitrasi proses Amdal dan IL
3 (TIGA) Pendekatan Amdal
Kriteria Amdal Amdal Terpadu Amdal Kawasan
Tunggal
jenis usaha 1 (satu) lebih dari 1 (satu) jenis lebih dari 1 (satu)
dan/atau usaha dan/atau kegiatan usaha dan/atau
kegiatan kegiatan
Kewenangan 1 (satu) lebih dari 1 (satu) K/LPNK
pembinaan K/LPNK atau atau SKPD
dan/atau SKPD
pengawasannya
Keterkaitan antar perencanaan dan perencanaan dan
Usaha dan/atau pengelolaannya saling pengelolaannya
Kegiatan terkait saling terkait
Permohonan Pembatalan
dan Penerbitan Izin Pengumuan • Pengumuman permohonan
Izin Lingkungan
Izin Lingkungan Lingkungan Izin • Pengumuman keputusan
Lingkungan Izin Lingkungan
2 3
1 • Izin
Izin Lingkungan
4
Lingkungan
5
Kegiatan
Perubahan • Izin lingkungan
Izin Lingkungan dicabut, izin
usaha
dibatalkan;
4 Dokumen
• Keputusan
Kelayakan atau
Amdal
Amdal
Ketidaklayakan LH
5
Penyusunan
Dokumen Amdal
bagi Golongan
Ekonomi Lemah
UU 32/2009 Sumber: Pasal 22-23 UU 32 Tahun 2009
Ketentuan-Ketentuan Izin Lingkungan dalam UU No. 32 Tahun 2009
• Usaha dan/kegiatan wajib memiliki izin lingkungan;
• Izin Lingkungan dan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL;
• Pihak yang berwenamg menerbitkan Izin Lingkungan: Menteri, gubernur, atau Bupati/Walikota
• Porohonan Izin lingkungan ditolak tanpa dilengkapai dengan Amdal atau UKL-UPL
Permohonan Pembatalan
dan Penerbitan Izin Pengumuan • Pengumuman permohonan
Izin Lingkungan
Izin Lingkungan Lingkungan Izin • Pengumuman keputusan
Lingkungan Izin Lingkungan
2 3
1 • Izin
Izin Lingkungan
4
Lingkungan
5
Kegiatan
Perubahan • Izin lingkungan
Izin Lingkungan dicabut, izin
usaha
dibatalkan;
1 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut tentang Telah diterbitkan PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Amdal diatur lebih lanjut dalam Peraturan Lingkungan
Pemerintah
Pasal 41 Ketentuan lebih lanjut mengenai izin
lingkungan diatur dalam peraturan pemerintah
2 Pasal 22 ayat (2): Jenis usaha dan/atau Telah terbit Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdal tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
ditetapkan dengan peraturan Menteri yang Wajib Memiliki Amdal
3 Pasal 28 ayat (4): Ketentuan lebih lanjut Peraturan MENLH No. 07 Tahun 2010 tentang
mengenai sertifikasi dan kriteria kompetensi Sertifikasi Kompetensi Penyusun Analisis Mengenai
penyusunan Amdal daitur dengan peraturan Dampak Lingkungan Hidup dan Persyaratan
Menteri Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusun Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Akan
direvisi)
4 Pasal 29 ayat (3): Persyaratan dan tatacara Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 tentang
lisensi diatur dengan peraturan Menteri Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup 99
Lanjutan Pengembangan Kebijakan Sistem KDL
No Mandat PP atau Peraturan MENLH PP atau Peraturan MENLH yang sedang/sudah Disusun
terkait Kajian Dampak Lingkungan
dalam UU 32 Tahun 2009
5 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut mengenai Telah diterbitkan Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012
UKL-UPL dan SPPL diatur dengan tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
peraturan Menteri Sebagai revisi Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2010 tentang
UKL-UPL dan SPPL
6 Pasal 121: Usaha dan/atau kegiatan yang Peraturan MENLH No. 14 tahun 2010 tentang Dokumen
telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah
tetapi belum memiliki dokumen amdal atau Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki
UKL-UPL Dokumen Lingkungan Hidup
7 Pasal 47 ayat (3): Ketentuan lebih lanjut Telah tersusun Draft awal RPP Analisis Resiko Lingkungan
mengenai analisis resiko lingkungan hidup Hidup (ARLH)
diatur dalam Peraturan pemerintah
8 Pasal 52: ketentuan lebih lanjut mengenai Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit
audit lingkungan hidup diatur dengan lingkungan hidup yang akan mengantikan Keputusan MENLH
Peraturan Menteri No. 42 tahun 1994, Keputusan MENLH No. 30 Tahun 2001 dan
Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2010
Struktur PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin LIngkungan
Bab V
Bab II Bab III Komisi
Penyusunan Penilaian Penilai
Amdal Amdal Amdal
Bab VI
Penyusunan Pemeriksaan Pembinaan
UKL-UPL UKL-UPL dan Evaluasi
Instansi LH Kinerja
Pemeriksa
UKL-UPL
Bab I
Ketentuan Umum BAB VII
Sanksi
Catatan: Permohonan Penerbitan Adminsitratif
1. Permohonan izin lingkungan
bersamaan dengan pengajuan Izin Izin
penilan Andal & RKL-RP atau Lingkungan Lingkungan
pengajuan Pemeriksaan UKL-UPL; Bab IX
2. Penerbitan izin lingkungan
Bab IV Ketentuan
bersamaam dengan penerbitan
SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL Penutup
13 Tata cara pembinaan dan 7. Tata cara pembinaan dan Peraturan MENLH No. 25 Tahun 2009,
evaluasi kinerja (Pasal 67) evaluasi kinerja KPA dan rencana akan direvisi 2013 menjadi
Pemeriksa UKL-UPL di Rancangan Peraturan MENLH tentang Tata
Daerah Cara Pembinaan dan Evaluasi Kinerja KPA
dan Pemeriksa UKL-UPL di daerah
14 Pengecualian untuk usaha 8. Pengecualian untuk usaha Rancangan Peraturan MENLH tentang
dan/atau kegiatan lokasinya dan/atau kegiatan Pengecualian untuk usaha dan/atau
berada dalam kabupaten/kota lokasinya berada dalam kegiatan lokasinya berada dalam
yang telah memiliki RDTR kabupaten/kota yang telah kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR
(Pasal 13 ayat (3)); memiliki RDTR akan disusun pada tahun 2014 – Syarat
Sistem KLHS yang mendukung
Proses Penyusunan dan Penilaian Amdal serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan
Pemrakarsa Sekretariat KPA, Tim Teknis dan Komisi Menteri, gubernur, atau
Penilai Amdal bupati/walikota
1
Pengumuman Jasa Penilaian Amdal dibebankan Biaya Adm Penerbitan SKKL dan
SPT dari kepada Pemrakarsa – sesuai SBU/PNBP Izin Lingkungan dibebankan
dan Pengumuman kepada Pemrakarsa sesuai PNBP
Konsultasi = 10 hari Kerja
Publik Penilaian Kerangka Acuan Paling lambat 5 hari kerja
30 hari kerja setelah diterbitkan
3 4 5 6
2
Pengajuan Penilaian Penerbitan Pengumuman Izin
Penyusunan Penilaian 15
Penilaian KA oleh Persetujuan Lingkungan
Kerangka KA oleh
Kerangka Sekretariat KA oleh Ketua
Acuan (KA) Tim Teknis
Acuan KPA KPA 14a
Penerbitan:
1. Keputusan
Biaya Penyusunan 7 Kelayakan
Penyusunan
Amdal oleh
ANDAL dan Lingkungan; dan
Pemrakarsa RKL-RPL 2. izin Lingkungan
Penilaian ANDAL dan RKL-RPL
Pengajuan Permohonan Izin 8 75 hari kerja, termasuk 10 hari kerja SPT Pengumuman Layak 10 hari
Lingkungan dan Penilaian ANDAL dan Lingkungan kerja
9 11 12
RKL-RPL Penilaian Penilaian Penilaian
ANDAL & 14b
Satu surat ANDAL & ANDAL & Keputusan
RKL-RPL RKL oleh RKL-RPL Ketidaklayakan LH
permohonan
Sekretariat Tim Teknis oleh KPA
KPA
Tidak Layak
Integrasi Izin Lingkungan Lingkungan
dalam Proses AMDAL Pengumuman Permohonan Rekomendasi
10
Izin Lingkungan KPA 13
Bagan Alir Penilaian KA, Andal dan RKL-RPL (Lampiran VI Peraturan MENLH No. 8/2013)
Tugas Pokok Sekretariat, Tim Teknis dan Komisi Penilai Amdal
Uji Administrasi
Sekretariat Dokumen KA (QA/QC)
Uji Administrasi Dokumen ANDAL &
RKL-RPL (QA/QC)
KPA
KPA
Strategis Provinsi Pusat Strategis Kab/Kota
(Lampiran III) (Lampiran IV)
Tidak bersifat
Strategis Kab/Kota Strategis (Lampiran
(Lampiran IV) KPA V)
Provinsi 1. Lebih dari 1 wilayah
Tidak bersifat
kab/kota atau lintas
Strategis (Lampiran
kab/kota;
V) 2. Wilayah laut paling jauh 12
1. Lebih dari 1 wilayah KPA mil
provinsi’ Kab/Kota
2. Wilayah NKRI dalam
sengketa dgn negara lain; 1. Satu wilayah
3. Wilayah laut > 12 mil Strategis Kab/Kota kab/kota
4. Lintas batas NKRI dengan (Lampiran IV) 2. Kab/kota tidak memiliki lagi
negara lain kewenangan Wilayah laut
paling jauh 1/3 wilayah laut
Tidak bersifat kewenangan provinsi dengan
Strategis (Lampiran adanya UU No.23/2014
V)
Contoh 1: Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Hulu Migas dan
Kewenangan Penilaian/Pemeriksaan Dokumen LH-nya
1
2. Wilayah NKRI dalam
sengketa dgn negara KPA
lain;
3. Wilayah laut > 12 mil
Pusat
Kawasan Lindung
4. Lintas batas NKRI dengan
Yang tercantum dalam
negara lain
Lampiran Permen LH &
telah ditetapkan sesuai
dengan PUU 1. Lebih dari 1 wilayah
2 KPA
kab/kota atau lintas
kab/kota;
Dampak 2. Wilayah laut paling jauh Provinsi
potensial 12 mil
1 + 2 + 3 2 + 3
atau Studi AMDAL dengan Pendekatan
TERPADU atau KAWASAN
1 + 2 Komisi penilai Amdal provinsi menilai
atau dokumen Amdal yang disusun dengan
menggunakan pendekatan terpadu atau
1 + 3 kawasan apabila terdapat usaha
dan/atau kegiatan (2) dan (3)
Studi AMDAL dengan Pendekatan
TERPADU atau KAWASAN Keterangan
1
1. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
dinilai oleh Komisi Penilai Amdal Pusat
Komisi penilai Amdal pusat
menilai dokumen Amdal yang 2
2. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
dinilai oleh Komisi Penilai Amdal Provinsi
disusun dengan menggunakan
pendekatan terpadu atau kawasan 3
3. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
dinilai oleh Komisi Penilai Amdal
apabila terdapat usaha dan/atau Kabupaten/Kota
kegiatan (1), (2) dan/atau (3)
Sumber: Pasal 55 PP No. 27 Tahun 2012 Izin Lingkungan dan Pasal 11 Peraturan MENLH No. 8/2013
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan serta Kewenangan Penilaian
Dokumen Amdal (2)
1. Lebih dari 1 wilayah
provinsi’
1
2. Wilayah NKRI dalam
sengketa dgn negara KPA
lain;
3. Wilayah laut > 12 mil
Pusat
Kawasan Lindung
4. Lintas batas NKRI dengan
Yang tercantum dalam
negara lain
Lampiran Permen LH &
telah ditetapkan sesuai
dengan PUU 1. Lebih dari 1 wilayah
2 KPA
kab/kota atau lintas
kab/kota;
Dampak 2. Wilayah laut paling jauh Provinsi
potensial 12 mil
Satu Pemrakarsa
1 3 Beberapa
usaha/kegiatan
2 saling terkait
Disampaikan kepada
Penilaian wajib dilakukan KPA pusat untuk dinilai
dengan melibatkan wakil
dari instansi lingkungan
hidup dan instansi lain yang
terkait dengan rencana Dilakukan penilaian
usaha dan/atau kegiatan Amdal oleh KPA pusat
yang diajukan dokumen
Amdalnya dari pemerintah
provinsi yang bersangkutan
Rekomendasi penilaian
dari KPA pusat
Gubernur menertibkan:
Rekomendasi penilaian
dari KPA provinsi
Bupati/walikota menertibkan:
• UU 26/2007
• PP 26/2008
• KEPPRES 04/2009
• PERMENPU 16/2009
• PERMENPU 20/2011
• DLL
AMDAL
SK Kelayakan LH dari Menteri Izin lingkungan dari Menteri
SK Kelayakan LH dari gubernur Izin lingkungan dari gubernur
SK Kelayakan LH dari bupati/ Izin lingkungan dari bupati/
walikota walikota
Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal
ini tidak diatur/tidak ada
Muatan Keputusan kelayakan
lingkungan hidup
1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;
3. rencana pengelolaan dan pemantauan dampak
yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak
lain;
4. pernyataan penetapan kelayakan lingkungan;
5. dasar pertimbangan kelayakan lingkungan;
6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan
7. tanggal penetapan Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup
Sumber: Pasal 16 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan
Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL;
2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota; dan
3. Berakhirnya izin lingkungan.
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut
mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.
Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Lanjutan
Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Amdal - Lanjutan
Pemeriksaan UKL-
Penyusunan Permohonan Izin Lingkungan UPL dan Penerbitan
dan Pemeriksaan UKL/UPL Rekomendasi UKL-
UKL-UPL UPL dapat dilakukan
oleh:
Biaya Pemeriksaan Administrasi a. Pejabat yang
Penyusunan ditunjuk oleh
UKL-UPL oleh
Pemrakarsa Menteri;
Pengumuman Permohonan Izin b. Kepala Instansi LH
Lingkungan Provinsi; atau
c. Kepala Instansi LH
Pemrakarsa Kab/Kota.
Pemeriksaan Substansi UKL/UPL Pasal 40 PP 27/2012
Catatan: Jangka waktu
Pemeriksaan Teknis UKL- Jasa Pemeriksaan
UPL: 14 Hari Kerja, Penerbitan Rekomendasi UKL-UPL dibebankan
2. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan;
4. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi
dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan
5. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat
(emic view);
6. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas
ekologis yang merupakan: (a) entitas dan/atau spesies kunci (key species); (b) memiliki nilai penting
secara ekologis (ecological importance); (c) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic
importance); dan/atau (d) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan
yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
8. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud; dan
Sumber: Pasal 27 ayat (1) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta
Penerbitan Izin Lingkungan
Penerbitan Izin Lingkungan Hidup Untuk Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL-UPL
UKL-UPL
Rekomendasi dari Menteri Izin lingkungan dari Menteri
Rekomendasi dari gubernur Izin lingkungan dari gubernur
Rekomendasi dari bupati/ Izin lingkungan dari bupati/
walikota walikota
Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal
ini tidak diatur/tidak ada
Muatan Rekomendasi Persetujuan
UKL-UPL
1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;
3. upaya pengelolaan dan pemantauan dampak
yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak
lain;
4. pernyataan persetujuan UKL-UPL;
5. dasar pertimbangan persetujuan persetujuan
UKL-UPL;
6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan
7. tanggal penetapan rekomendasi UKL-UPL.
Sumber: Pasal 27 ayat (3) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan Untuk Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib UKL-UPL
Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam rekomendasi
persetujuan UKL-UPL
2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota; dan
3. Berakhirnya izin lingkungan.
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut
mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.
Sumber: Pasal 28 Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki UKL-UPL- Lanjutan
Sumber: Pasal 28 Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki UKL-UPL - Lanjutan
• Pasal 350 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) UU No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada
dasarnya menyebutkan bahwa Kepala daerah wajib
memberikan pelayanan perizinan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan melalui
pembentukan Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan
Ketentuan Pasal 350 UU No. 23 Tahun 2014 ini, maka
proses Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan harus
dilakukan melalui PTSP;
• Proses di PTSP: permohonan penilaian dokumen KA,
permohonan Izin Lingkungan dan Penilaian Andal dan RKL-RPL,
serta permohonan izin lingkungan dan pemeriksaan UKL-UPL
disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui unit
PTSP Provinsi /Kab/Kota sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat
(3) Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana
Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dan
Penerbitan Izin Lingkungan. Pejabat atau staf teknis BLHD
Provinsi/Kab/Kota yang ditunjuk sebagai Liaison Officer (LO) di
PTSP menerima permohonan dan melakukan penelaahan
kelengkapan persyaratan administrasi perizinan dan non
perizinan yang diajukan oleh pemohon, memberikan pernyataan
kelengkapan adminsitrasi. Disamping itu juga fungsi LO tersebut
adalah memberikan informasi dan konsultasi kepada pemohon
perizinan dan non perizinan bidang lingkungan hidup dan
melakukan koordinasi dengan Kepala BLHD Provinsi /Kab/Kota.
• Proses di Instansi Lingkungan Hidup: Proses penilaian
dokumen Amdal (KA, Andal dan RKL-RPL) secara teknis
dilakukan oleh Tim Teknis dan KPA Provinsi/Kab/Kota, dan
proses pemeriksaan UKL-UPL secara teknis dilakukan oleh
BLHD Provinsi/Kab/Kota melalui koordinasi dengan SKPD
terkait, penyiapkan konsep keputusan (SKKL atau
Rekomendasi UKL-UPL dan Izin Lingkungan) dilakukan oleh
BLHD Provinsi/Kab/Kota;
Penerbitan Keputusan, dapat dilakukan dengan
2 (dua) alternatif:
Alternatif pertama: Keputusan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL dan
Izin Lingkungan diterbitkan dan ditandatangani oleh Gubernur
/Bupati/Walikota sesuai dengan ketentuan Pasal 31, Pasal 36 ayat (4)
UU No 32 Tahun 2009 tentang PPLH dan Pasal 32 ayat (1), Pasal 37 dan
Pasal 47 ayat (1) huruf b PP No. 27 Tahun 2009 tentang Izin
Lingkungan.
Detailing
Integrasi Izin PPLH dari Izin
ke dalam Izin Izin Izin PPLH yang
Lingkungan (Pasal Izin PPLH sudah
Pembuangan Pemanfaatan
123 UU 32/2009) lainnya disebutkan
Air Limbah LB3
dalam Izin
Lingkungan
Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
No Izin PPLH Ketentuan dalam PP Bidang Peraturan MENLH
UU No. 32/2009 PPLH
1. Izin Pembuangan Pasal 20 ayat 3 PP 82/2001 Peraturan MENLH No. 1
Air Linbah ke Sungai Huruf b. tentang PKA Tahun 2010: Tata
& PPA Laksanana Pengendalian
Pencemaran air
Sistem informasi
terpadu & Terkoordinasi
2a
2b
Publikasi kepada
3 Masyarakat
Status Lingkungan Hidup,
peta rawan LH & informasi
LH Lainnya
NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pelaksanaan Usaha
dan/atau Kegiatan
Izin LH & Izin PPLH Penaatan
Dampak terhadap Baku
Mutu
Penting & Lingkungan
Dampak LH (BML) & Kriteria
Baku Kerusakan
Pelaksanaan Usaha dan/atau
lainnya Lingkungan
(KBKL)
Kegiatan
• KepMenLH No. 45 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan
Implementasi
Audit LH Persyaratan Izin
Laporan Pelaksanaan RKL-RPL
(LAPORAN PELAKSANAAN IZIN
Lingkungan & Izin PPLH LINGKUNGAN)
serta Continuous
Peraturan MENLH No. 03 Tahun Improvement • KepMenLH No.07 Th 2001 tentang
PPLH dan PPLHD
2013 tentang Audit Lingkungan
Hidup sebagai revisi dari: • KepMenLH No.56 Th 2002 tentang
• KepMenLH No. 42 Tahun 1994 Pedoman Umum Pengawasan LH
• KepMenLH No. 30 Tahun 2001 • KepMenLH No.57 Th 2002 tentang
• PerMenLH No. 17 Tahun 2010 Pengawasan Tata Kerja PPLH
Lingkungan Hidup
• KepMenLH No.58 Th 2002 tentang
Tata Kerja PPLHD
d Baku Mutu
Udara Ambien Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML)
Pencemaran LH: Masuk atau dimasukkannya (a)
mahluk hidup, (b) zat, (c) energi, dan/atau (d) komponen
Baku
e lain ke dalam LH oleh kegiatan manusia sehingga
Mutu
Emisi melampau BML yang telah ditetapkan.
Kriteria Baku
1 Kriteria Baku
Kerusakan
c Kerusakan LH-
Kebakaran 2 Kerusakan Akibat
Hutan/Lahan
Ekosistem Perubahan Iklim
g Kerusakan •Kenaikan suhu
Karst •SLR
f Kerusakan gambut
•Badai
a Kerusakan Tanah h Kerusakan ekosistem •Kekeringan
untuk Produksi lainnya sesuai iptek
Biomassa
d Kerusakan
Mangrove
e Kerusakan
Lamun b Kerusakan Terumbu
Sumber: Pasal 21 UU 32/2009
Karang
Audit Lingkungan Hidup
Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan
hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
(Pasal 1, angka 28 UU 32/2009)
Tingkat
Ketaatan Persyaratan
Hukum dan
Kebijakan yang
ditetapkan
Pemerintah
Jenis Audit Lingkungan Hidup
Sukarela 1 Audit LH 2 Wajib
Seluruh Jenis a1. Berkala bagi kegiatan
Usaha dan/atau berisiko tinggi
Kegiatan seperti: Petrokimia,
Kilang MIGAS, PLTN
[Daftar Jenis Usaha/Keg.
Alat pemantauan beresiko tinggi – Lamp. 1] &
dan pengelolaan usulan dari Komisi dan Usulan
lingkungan hidup dari K/L
Dokumen Audit LH
Kriteria kompetensi mencakup kemampuan:
Sertifikat Kompetensi • Memahami prinsip, metodologi dan tata
Auditor Lingkungan laksana audit Lingkungan Hidup
Hidup • Melakukan audit LH yang meliputi: tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pengambilan
kesimpulan dan pelaporan;
LSK
• Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan
sebagai tindak lanjut audit lingkungan
Auditor LH Sumber: Penjelasan pasal 49 dan Pasal 50-51 UU 32/2009
Keputusan/Peraturan MENLH Terkait
Audit Lingkungan
11. Keputusan MENLH No. 42 Tahun
1994 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup
Peraturan
22. Keputusan MENLH No. 30 Tahun MENLH No. 03
2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Tahun 2013
Audit Lingkungan Hidup yang
Diwajibkan tentang Audit
Lingkungan
31. Peraturan
MENLH No. Hidup
17 Tahun 2010
tentang Audit
Lingkungan
Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan
Perubahan Izin LIngkungan
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan
Pasal 40 ayat (3) mengalami perubahan, Penanggung
1
UU No. 32 Tahun 2009
tentang PPLH
Jawab Usaha dan/atau Kegiatan
1
wajib Memperbarui Izin Lingkungan
Ketentuan Pasal 40 ayat (3) UU PPLH diterjemahkan dalam pasal 50 dan Pasal 51 PP
Izin Lingkungan dan akan dijabarkan secara rinci dalam Peraturan MENLH tentang
Pedoman Perubahan Izin Lingkungan
2 Peraturan MENLH
Tentang Pedoman
Pasal 50 dan 51 3 Perubahan Izin
PP No. 27 Tahun 2012 Lingkungan
tentang Izin Lingkungan
1. jenis-jenis perubahan;
1. Lima jenis perubahan usaha 2. kriteria perubahan dan
dan/atau kegiatan secara umum; jenis dokumen LH
2. Mekanisme perubahan Izin 3. Muatan dokumen LH
Lingkungan secara umum 4. Tata cara
Perubahan Izin Lingkungan untuk Usaha dan/Kegiatan Wajib Amdal
1 2 3
Perubahan Dampak/ Resiko
4 LH (ERA/Audit LH]
Perubahan Usaha
5
dan/atau Kegiatan Rencana Usaha/Kegiatan tidak
dilaksanakan setelah 3 Tahun Izin
Lingkungan diterbitkan
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan,
apabila usaha dan/atau kegiatan yang telah
memperoleh izin lingkungan direncanakan untuk Sumber: Pasal 50-51 PP No. 27 Tahun 2012
dilakukan perubahan
Perubahan Berpengaruh terhadap Lingkungan Hidup
Usaha dan/Kegiatan Wajib Amdal
Kata kunci “ BERPENGARUH” Hanya
rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan
Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan yang BERPENGARUH terhadap lingkungan
yang wajib mengajukan perubahan izin
1. Alat-alat Produksi lingkungan.
2. Kapasitas Produksi
3. Spesifikasi teknik Kriteria
4. Sarana Usaha dan/atau Perubahan
kegiatan
yang lebih
5. Perluasan Lahan dan
detail
Bangunan
6. Waktu dan Durasi Operasi
7. Usaha dan/atau Kegiatan
dalam Kawasan yang belum
a b
Adendum
dilingkup AMDAL Andal &
BARU
8. Perubahan Kebijakan
Pemerintah
RKL-RPL
9. Perubahan LH yang
mendasar akibat peristiwa Sumber: Pasal 50 ayat (2) huruf (c), ayat (4) dan
alam atau akibat lain ayat (8) PP No. 27 Tahun 2012
Konsep Rancangan Peraturan MENLH tentang
Pedoman Perubahan Izin Lingkungan
Pedoman perubahan izin lingkungan ini bertujuan
untuk menjabarkan lebih rinci mengenai:
1 2 3 4
Jenis-jenis Kriteria Muatan Tata cara
perubahan usaha perubahan
dan/atau kegiatan
perubahan dokumen keputusan
yang dapat usaha dan/atau lingkungan kelayakan
menyebabkan kegiatan dan hidup untuk lingkungan,
terjadinya jenis dokumen Perubahan perubahan
perubahan izin rekomendasi UKL-
lingkungan (5 Jenis lingkungan Usaha UPL dan penerbitan
Perubahan Usaha hidup yang dan/atau perubahan izin
dan/atau Kegiatan) wajib disusun Kegiatan lingkungan
huruf e UU 32/2009:
Pemerintah bertugas dan
berwenang untuk Pasal 65 ayat (2) UU
menetapkan dan Peraturan MENLH tentang 32/2009 :
Pelaporan Pelaksanaan
melaksanakan kebijakan Hak mendapatkan akses
mengenai amdal dan UKL- informasi dalam memenuhi
UPL
Izin Lingkungan hak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat
Pasal 2: Tujuan Peraturan MENLH tentang Pedoman
Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungam
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Identitas
Perusahaan/Pemegang Izin
Lingkungan
B. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan
C. Deskripsi Kegiatan
D. Perkembangan Lingkungan
Sekitar
1
Pemegang izin yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 53 dikenakan sanksi administratif
yang meliputi:
• teguran tertulis;
• paksaan pemerintah;
• pembekuan izin lingkungan; atau
• pencabutan izin lingkungan
Izin Kinerja
Lingkungan PROPENEN
Pelaksanaan
Izin dalam
Lingkungan PPLH
Pelaksanaan Izin
Lingkungan & Izin PPLH
• Melaksanakan
= tidak Persyaratan dan
memiliki izin Kewajiban dalam
lingkungan Izin Lingkungan &
Izin PPLH
• Membuat dan
menyampaikan
laporan pelaksanaan
PELANGGARAN terhadap terhadap
Ketentuan Pasal 53 PP No. 27 Pelanggaran persyaratan dan
PENAATAN terhadap terhadap
Ketentuan Pasal 53 PP Tahun 2012 tentang Izin kewajiban dalam izin
Lingkungan, dikenakan sanksi Pasal 109 UU
No. 27 Tahun 2012 No. 32/2009 Lingkungan
Administrasi Pasal 71 PP No.
tentang Izin Lingkungan 27/2012 PP 27/2012
6 Penegakan Hukum Lingkungan
SANKSI
PIDANA
PENYELESAIAN PENYELESAIAN
SENGKETA LH UU SENGKETA LH
DI LUAR DI PENGADILAN
PENGADILAN PPLH
SANKSI
ADMINISTRASI
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
DALAM
UU PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
FUNGSI FUNGSI
FUNGSI
3 BM Air Laut
Ketentuan Pidana (3)
Melanggar baku mutu pidana maks 3 tahun dan denda
maks 3 miliar rupiah
PENANGGUNG JAWAB USAHA
dan/atau KEGIATAN
3
Melanggar 2
Baku Mutu Melanggar Baku Mutu
Gangguan Emisi
1
Melanggar Baku
Mutu Air Limbah
Izin PPLH
Pemrakarsa • Pelaksanaan
Usaha dan/atau
Proses Izin Usaha Kegiatan
Rencana Usaha Pelaksanaan Izin
dan/atau Amdal atau
Izin dan/atau •
Lingkungan & Izin
Lingkungan
Kegiatan
UKL-UPL Kegiatan PPLH
KLIK BKPM:
Pembangunan/Konstruksi Proyek
Pengurusan izin lingkungan (UKL-UPL), IMB
Strategis Nasional
dan perizinan lainnya bagi perusahaan industri
di dalam kawasan industri dilakukan secara
Dapat Dimulai setelah Memperoleh
pararel dengan pelaksanaan konstruksi –
Perizinan paling kurang:
KONFLIK KEBIJAKAN
1. Penetapan lokasi atau Izin Lokasi;
2. Izin Lingkungan; dan
3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
4. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Pasal 16 ayat (2) Perpres No. 18 Tahun 2016
(Jika berlokasi di dalam Kawasan Terkait Percepatan Pembangunan Pembangkit
Hutan) Listrik Berbasis Sampah: Kegiatan untuk
memulai konstruksi dapat langsung dilakukan
Sumber: Pasal 14 Perpres No. 3 Tahun bersamaan secara paralel dengan pengurusan
2016 tentang Percepatan Pelaksanaan IMB dan izin lingkungan - KONFLIK KEBIJAKAN
Proyek Stategis Nasional
Proses Percepatan UKL-UPL dan Izin Lingkungan Perumahan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)-Program Satu Juta Rumah
No Proses Pemeriksaan UKL-UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan Rencana Usaha dan/atau Tata waktu
Kegiatan Perumahan (hari kerja)
1. Penyampaian Permohonan Izin Lingkungan oleh Pemrakarsa kepada Bupati/Walikota (melalui
PTSP)
2. Uji Administrasi persyaratan izin lingkungan dan pernyataan kelengkapan administrasi oleh
pejabat/Staf Instansi Lingkungan Hidup (yang ditempatkan di PTSP):
3. Penyiapan, penandatanganan dan distribusi Undangan rapat koordinasi pemeriksan UKL-UPL ke 1 hari kerja
Tim Pemeriksa UKL-UPL
4. Pengumuman Permohonan Izin dan Penerimaan Saran, Pendapat dan Tanggapan (SPT) 3 hari kerja
Masyarakat (hak masyarakat) oleh Bupati/Walikota
5. Review mandiri oleh pemeriksa UKL-UPL (yang dilakukan secara paralel dengan pengumuman
dan penerimaan SPT Masyarakat (Nomor 4).
6. Pemeriksaan subtansi teknis UKL-UPL melalui Rapat Koordinasi Pemeriksan UKL-UPL dengan 1 hari Kerja
Instansi (SKPD) terhadap kesesuaian tata ruang, PUU (Baku Mutu Lingkungan), kemampuan
pemrakarsa mengendalikan dampak LH, penerimaan masyarakat, entitas ekologis, kegiatan
dsekitar, serta daya dukung dan daya tampung LH
7. Pembuatan dan penyampaian Konsep Keputusan Rekomendasi UKL-UPL dan Izin Lingkungan 1 hari kerja
8. Penetapan dan penerbitan Keputusan Rekomendasi UKL-UPL dan Izin Lingkungan 1 hari kerja
Total Waktu 7 hari kerja
Proses Pemeriksaan UKL-UPL dan Izin Lingkungan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Perumahan yang telah dipersingkat tata waktunya dari 14 hari kerja menjadi 7 hari kerja
Konsep Usulan Skema Integrasi Andalalin dengan UKL-UPL Kegiatan Pembangunan
Perumahan MBR (Hasil Pembahasan KLHK dan Kemenhub 12 Mei 2016)
Jangka Waktu Proses penilaian dan penerbitan keputusan terkait dengan UKL-UPL dan
ANDALALIN, paling lama 7 hari
Milestone Kebijakan Kajian Dampak Lingkungan Hidup di
Kawasan Industri (1999-Saat ini)
No Tahun Kebijakan Kajian Muatan Kebijakan
Dampak
Lingkungan
1. 1999-2011 PP No. 27 Tahun a. Usaha dan/atau kegiatan (Industri) yang akan dibangun di
1999 tentang dalam kawasan Industri yang sudah dibuatkan AMDAL tidak
AMDAL: Pasal 4 diwajibkan membuat AMDAL;
ayat (1) dan ayat b. Usaha dan/atau kegiatan (Industri) tersebut diwajibkan
(2) melakukan pengendalian dampak LH dan perlindungan fungsi
LH (RKL-RPL Rinci) sesuai dengan RKL-RPL Kawasan Industri
2. 2009 PP No. 24 Tahun KONFLIK KEBIJAKAN:
2009 tentang a. Pasal 4 PP 27/1999: Perusahan Industri cukup menyusun RKL-
Kawasan Industri: RPL Rinci (tidak wajib UKL-UPL dan Izin Lingkungan);
Pasal 23 ayat (1) b. PP No. 24/2009: Perusahaan industri di dalam kawasan
dan ayat (2) industri wajib menyusun UKL-UPL . Karena wajib UKL-UPL,
maka perusahan industri tersebut sesuai dengan ketentuan
UU 32/2009 wajib memiliki Izin Lingkungan
3. 2009 UU No. 32 Tahun a. Setiap kegiatan wajib Amdal dan wajib UKL-UPL wajib memiliki
2009 tentang izin Lingkungan (Pasal 36 ayat (1) UU 32/2009)
PPLH b. Kawasan Industri wajib Amdal dan Izin Lingkungan;
c. Industri di dalam kawasan industri wajib menyusun RKL-RPL
rinci (TIDAK WAJIB UKL-UPL dan IZIN LINGKUNGAN)
Milestone Kebijakan Kajian Dampak Lingkungan Hidup di
Kawasan Industri (1999-saat ini) - Lanjutan
No Tahun Kebijakan Kajian Muatan Kebijakan
Dampak Lingkungan
4. 2011 Nota Kesepakatan KLHK a. Perusahaan industri di dalam kawasan industri wajib menyusun
dan Kemenperin (9 Maret UKL-UPL mengingat tanggung jawab pengelolaan dampak pada
2011) dan Surat Menteri sumbernya, dalam arti tanggung jawab pengelolaan melekat pada
Perindustrian ke Menteri masing-masing pabrik.. Hal tersebut mengikuti ketentuan yang
LH: No. 160/M- tercantum di dalam Pasal 23 ayat (1) dan (ayat (2) PP 24 Tahun 2009
_IND/3/2011 (10 Maret tentang Kawasan Industri,;
2011) b. Konsekuensinya: Karena perusahaan industri di dalam kawasan
Industri wajib UKL-UPL maka sesuai dengan ketentuan UU 32/2009,
perusahaan industri tersebut wajib memiliki Izin Lingkungan. Jadi
dokumen LH kawasan Industri menjadi:
i. Dokumen Amdal Kawasan Industri dan Izin Lingkungan
kawasan Industri;
ii. UKL-UPL dan Izin Lingkungan untuk setiap perusahaan
Industri di dalam Kawasan Industri.
5. 2012 PP No. 27 Tahun 2012 Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan dan Surat Menteri Perindustrian
tentang Izin Lingkungan: tersebut, isi kesepatan tersebut menjadi ketentuan di dalam pasal 13
Pasal 13 ayat (1) huruf a ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf b PP No. 27 Tahun 2012. Berdasarkan
dan ayat (2) huruf b ketentuan ini, maka dokumen LH kawasan Industri terdiri atas :
a. Dokumen Amdal Kawasan Industri dan Izin Lingkungan kawasan
Industri;
b. UKL-UPL dan Izin Lingkungan untuk setiap perusahaan Industri di
dalam Kawasan Industri
Milestone Kebijakan Kajian Dampak Lingkungan Hidup di Kawasan
Industri (1999-saat ini) - Lanjutan
N Tahun Kebijakan Kajian Muatan Kebijakan
o Dampak
Lingkungan
6. 2015 PP No. 142 Tahun a. Perusahaan industri di dalam kawasan industri
2015 tentang wajib memiliki:
Kawasan Industri i. Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup;
sebagai penganti dan
PP No. 24 Tahun ii. Upaya pemantauan Lingkungan Hidup
2009 tentang b. Perusahaan di dalam kawasan industri
Kawasan Industri: DIKECUALIKAN dari PERIZINAN LINGKUNGAN;
Pasal 38 ayat (1), c. Pegecualian perizinan yang menyangkut
ayat (4) dan ayat lingkungan tidak menghapus kewajiban dan
(5) tanggung jawab industri di dalam kawasan
industri untuk melakukan pengelolaan
lingkungan.
Kebijakan Kawasan Industri dan Kebijakan Kajian Dampak
Lingkungan Saat Ini
PP No. 142 Tahun
2015 tentang a. Dengan terbitnya PP No. 142 Tahun 2015 terdapat potensi
Kawasan Industri konflik kebijakan dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Pasal 38 ayat (1), PPLH dan PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
ayat (4) dan ayat (5) b. Jika Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
KONFLIK dengan pemantauan lingkungan hidup di dalam ketentuan Pasal 38
a. Pasal 36 ayat (1) ayat (1) PP 24/2015 DITERJEMAHKAN sebagai UKL-UPL,
UU No. 32 Tahun maka sesuai dengan ketentuan UU 32/2009 dan PP
2009 tentang 27/2012, kegiatan wajib UKL-UPL wajib Izin Lingkungan.
PPLH; dan Ketentuan ini bertentangan dengan UU 32/2009;
b. PP No. 27 Tahun
2012 tentang Izin c. Jika Nomenklatur yang digunakan adalah Upaya
Lingkungan: pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan
Pasal 13 ayat (1) lingkungan hidup di dalam ketentuan Pasal 38 ayat (1) PP
huruf a dan ayat 24/2015, Maka sesuai dengan ketentuan Pasalk 36 ayat (1)
(2) huruf b dan UU No. 32/2009 wajib Izin Lingkungan;
Pasal 2; d. Jika menggunakan nomenkaltur RKL-RPL Rinci , maka
sesuai dengan ketentuan UU 32/2009 dan PP 27/2012,
kegiatan tersebut tidak wajib Izin Lingkungan.
Implikasi Kebijakan
1. Jika Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan yang dilakukan
oleh Perusahaan Industri di dalam Kawasan Industri diterjemahkan sebagai RKL-RPL
Rinci, maka instrumen kajian dampak lingkungan (environmental safeguard) di
kawasan Industri adalah:
1. Dokumen Amdal Kawasan Industri dan Izin Lingkungan Kawasan Industri;
2. Dokumen RKL-RPL Rinci setiap perusahaan Industri yang disyahkan oleh
pengelola kawasan industri (karena bukan UKL-UPL, tidak wajib Izin
Lingkungan);
2. Karena Izin Lingkungan hanya untuk kawasan Industri, maka penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan terkait dengan izin lingkungan di mata pemerintah adalah
Pengelola Kawasan Industri. Dengan demikian, Pemerintah (Menteri, gubernur atau
Bupati/Walikota) hanya akan mengawasi izin lingkungan kawasan industri yang
mencakup semua kegiatan industri di dalam kawasan industri.
3. Jika terjadi pelanggaran lingkungan (i.e. Pencemaran lingkungan) yang dilakukan oleh
perusahaan industri di dalam kawasan Industri, pihak yang akan diminta
pertanggungjawabannya oleh Pemerintah adalah Pengelola Kawasan Industri.
Dengan Demikian maka pengelola kawasan industri wajib memastikan bahwa
kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan industri telah
sesuai dengan ketentuan PUU di bidang PPLH
Tindak Lanjut terkait Kawasan Industri
1. Merubah nomenklatur Dokumen LH bagi perusahan Industri
di dalam Kawasan Industri: Dari UKL-UPL menjadi RKL-RPL
Rinci;
2. Membuat peraturan pelaksanaan yang menjadi dasar bagi
pengelola kawasan Industri untuuk memeriksa dan
menyetujui RKL-RPL Rinci setiap perusahaan Industri (Tenant)
yang berada di dalam kawasan Industri;
3. Mengatur pola hubungan antara:
a. Pemerintah Daerah dengan Pengelola Kawasan Industri;
b. Pengelola Kawasan Industru dengan Tenant;
4. Memperkuat peran dan fungsi pengelola Kawasan Industri
sebagai penanggung jawab pengelola lingkungan hidup di
dalam kawasan Industri
Izin Lingkungan dan KLIK di Kawasan Industri
Berdasarkan kebijakan Kemudahan Investasi
Langsung Konstruksi (KLIK) bagi perusahaan Kebijakan KLIK pada dasarnya
industri yang berlokasi di dalam kawasan tidak sesuai dengan:
industri yang telah memiliki Amdal Kawasan 1. ketentuan PUU di bidang
Industri yang dikembangkan oleh BKPM : PPLH, yaitu:
1. Izin investasi bagi perusahaan industri yang a. Pasal 13 ayat (1) huruf a
berlokasi di dalam kawasan industri dapat dan ayat (2) huruf a,
dijadikan dasar bagi pelaksanaan kegiatan Pasal 14 ayat (1) dan
konstruksi; Pasal 2 ayat (1) PP No.
2. Pengurusan izin lingkungan (UKL-UPL), IMB 27 Tahun 2012 tentang
dan perizinan lainnya bagi perusahaan Izin Lingkungan dan
industri di dalam kawasan industri dilakukan b. Pasal 36 ayat (1) dan
secara pararel dengan pelaksanaan Pasal 40 ayat (1), Pasal
konstruksi; 109 serta Pasal 111 ayat
3. Pengecualian izin PPLH (izin pembuangan (2) UU No. 32 Tahun
air limbah/IPLC, izin pengelolaan LB3 bagi 2009 tentang PPLH;
perusahaaan industri yang berlokasi di 2. PP 142 Tahun 2015 tentang
dalam kawasan Industri. Kawasan Industri (Pasal 38)
Izin Lingkungan dan KLIK di Kawasan Industri
Berdasarkan ketentuan-ketentuan PUU PLLH (UU 32/2009 dan PP 27/2012) tersebut:
1. Setiap perusahan Industri yang berlokasi di dalam kawasan industri wajib menyusun
UKL-UPL. Setiap kegiatan UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan. Izin Lingkungan ini
menjadi persyaratan untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan;
2. UKL-UPL perusahaan industri tersebut disusun pada tahap perencanaan, sebelum
dilakukan kegiatan pra-kontruksi, konstruksi dan operasi).
a. Jika UKL-UPL disusun secara paralel dengan pelaksanaan kegiatan konstruksi,
maka hal ini akan melanggar ketentuan Pasal 14 ayat (1) PP No. 27 Tahun 2012
dan dokumen UKL-UPL-nya dapat ditolak sesuai dengan ketentuan Lampiran
Lampiran VII Panduan 01 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013.
b. Karena kegiatan UKL-UPL wajib izin lingkungan, maka pelaksanaan kegiatan
konstruksi tersebut tidak dilengkapi dengan izin lingkungan, hal ini berpotensi
melanggar ketentuan pidana seperti yang tercantum di dalam Pasal 109 UU No.
32 Tahun 2009. Izin Investasi yang berfungsi sebagai izin konstruksi termasuk
dalam rezim izin usaha dan/atau kegiatan yang menerbitkannya dilakukan setelah
memperoleh izin lingkungan seperti disebutkan di dalam Pasal 40 ayat (1) UU No.
32 Tahun 2009.
c. Pejabat yang menerbitkan Izin investasi ini dapat dikenakan ketentuan pidana
seperti yang tercantum di dalam pasal 111 ayat (2) UU 32 Tahun 2009, karena
izin investasi untuk perusahaan industri ini diterbitkan tanpa izin lingkungan
untuk perusahaan industri tersebut;
Integrasi PP 27/2012, PP 142/2015 dan KLIK
Jika Kewajiban Lingkungan bagi perusahan Industri (Tenant)
berupa RKL-RPL Rinci, maka:
1) Tenant tidak wajib Izin Lingkungan, sehingga potensi
pelanggaran pasal 109 dan Pasal 111 ayat (2) UU No.
32/2009 dapat dihindari;
2) Amdal Kawasan dan Izin Lingkungan Kawasan berserta RKL-
RPL Rincin Tenant yang disetujui oleh pengelola Kawasan
dapat dijadikan dasar penerbitan IMB dan pelaksanaan
kegiatan konstruksi perusahan Industri (Tenant);
3) Karena penanggung jawab pengelolaan LH adalah
pengelola Kawasan, maka kewajiban untuk memliki Izin
PPLH berada di pengelola Kawasan. Tenant tidak terkena
kewajiban untuk memiliki Izin PPLH
Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan & Izin
Pembangunan dan Pengoperasian Terminal
Pembangunan Pengoperasian
Penetapan Lokasi
Terminal Terminal
Terminal Khusus
Khusus Khusus
Pembangunan Pengoperasian
Penetapan Lokasi
Terminal Terminal
Terminal Khusus
Khusus Khusus
Rencana Induk
Perencanaan
Pelabuhan Pembangunan Pengoperasian
Pembangunan
Perikanan Pelabuhan Pelabuhan
Pelabuhan
Nasional (RIPPN) (Pasal 16-18) (Pasal 19-20)
(Pasal 11-15)
(Pasal 10)
Pengelolaan
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pengisian Bendungan
Pembangunan pembangunan Konstruksi Awal Waduk beserta
Waduknya
Pengelolaan
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pengisian Bendungan
Pembangunan pembangunan Konstruksi Awal Waduk beserta
Waduknya
• Persyaratan administratif,
teknis, dan lingkungan.
Izin usaha penyediaan tenaga listrik • Persyaratan lingkungan berlaku
(Pasal 19 a) ketentuan PUU di bidang PPLH.
Pasal 19 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) PP 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah: pemanfaatan ruang di atas dan di bawah tanah yang tidak terkait dengan
penguasaan tanah dapat dilaksanakan apabila:
a. tidak mengganggu penggunaan dan pemanfaatan tanah yang bersangkutan
ditunjukkan oleh hasil studi AMDAL;.
b. Kegiatan yang mengganggu pemanfaatan tanah harus mendapat persetujuan
pemegang hak atas tanah: pemegang hak atas tanah tidak keberatan terhadap
pemanfaatan ruang di atas dan atau di bawah tanah karena pemegang hak atas
tanah mempunyai kepentingan terhadap pemanfaatan ruang tersebut;
c. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi
Persyaratan IUP Eksplorasi: Clear & Clean
a. administratif; (C&C) + Green
b. teknis;
c. lingkungan; dan
Pernyataan
Kegiatan IUP d. finansial.
untuk
Eksplorasi IUP Eksplorasi terdiri atas: mematuhi
a. mineral logam; ketentuan
kondisi geologi Penyelidikan
regional Umum
b. batubara; PUU di
& indikasi c. mineral bukan logam; dan/atau bidang
adanya d. batuan. PPLH.
mineralisasi
Sumber: Pasal 2, Pasal 4 ayat (1), Pasal 5-Pasal 19 serta pasal 45 Keputusan Menteri KKP No.
2/MEN/2004 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan
Dokumen Lingkungan Beserta Izin Lingkungan
dalam Tahapan Kegiatan Panas Bumi
Pengembalian
Penetapan
Eksplorasi WKP
WKP, Proses
Survey Pelelangan & Pemanfaatan
Pendahuluan Penetapan Persiapan Studi
Eksplorasi
Pemenang Eksplorasi Kelayakan
WKP
Eksploitas
Penyusunan
Penyusunan UKL-UPL AMDAL dan
dan Penerbitan Penerbitan SKKL
Rekomendasi UKL-UPL dan Izin
dan Izin Lingkungan Lingkungan
Izin
Izin
PPLH
PPLH
keterkaitan Tahapan Kegiatan MIGAS & Perizinan
Lingkungan Secara Umum
Proses Amdal atau
Proses UKL-UPL UKL-UPL Izin
PPLH
Izin
b PPLH d
Izin Izin Lingkungan
Lingkungan
a
Kegiatan Produksi &
PSC Paska Operasi
Eksplorasi
c e
Sumber: Peraturan Menteri BPN No. 2/1999 tentang Izin Lokasi dan Perka BPN No. 2/2011 tentang Pedoman Pertimbangan Teknis
Pertanahan Dalam Penerbitan Izin Lokasi, Penetapan Lokasi Dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah
Izin Lokasi Menurut Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala BPN No. 2 Tahun 1999
1. Pasal 1 angka 1: Izin Lokasi adalah Izin diberikan kepada
suatu perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan
dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai
izin pemindahan hak dan menggunakan tanah tersebut
guna keperluan usaha penanaman modalnya;
2. Pasal 2 ayat (2): Pengecualian izin lokasi ;
3. Pasal 8 ayat (1): Pemegang IZIN LOKASI diizinkan untuk
MEMBEBASKAN TANAH dalam areal Izin Lokasi dari hak
dan kepentingan pihak lain .........; .
Catatan:
1. PEMBEBASAN TANAH dalam konteks tahapan usaha dan/atau kegiatan adalah bagian
dari TAHAPAN PRA-KONSTRUKSI;
2. Proses AMDAL atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan dilakukan pada TAHAP PERENCANAAN,
SEBELUM TAHAPAN PRA-KONTRUKSI
Karena itu....Hubungan AMDAL & IZIN LOKASI
RTRW/RDTR
Keterkaitan Amdal atau UKL-UPL dan Izin
Lingkungen IMB
Rencana Usaha
dan/atau kegiatan
PENDATAAN /
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
PENDAFTARAN
RTRW
KAB/KOTA,
RDTRKP
RTBL IMB SLF SLFn KT RTB
PENYEDIA JASA
KETERANGAN : M - Masyarakat Alur proses utama
KT - Kajian Teknis
Sumber: Peraturan Menteri KI - Kajian Identifikasi Alur proses penunjang
Gedung Negara
Peraturan Menteri PU No : 29/PRT/M/2006:
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
Pasal 4 ayat (1) huruf a angka 3 Peraturan Menteri PU No : 29/PRT/M/2006:
1. Pengendalian dampak lingkungan merupakan salah satu persyaratan tata
bagunanan dan lingkungan. Persyaratan tata bangunan dan lingkungan
merupakan bagi dari persyaratan teknis bangunan gedung.
2. Dalam Lampiran Peraturan Menteri PU tersebut di bagian III.2.3.
PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN disebutkan bahwa:
a. Setiap kegiatan dalam bangunan dan/atau lingkungannya yang
mengganggu dan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan
harus dilengkapi dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Setiap kegiatan dalam bangunan dan/atau lingkungannya yang
menimbulkan dampak tidak penting terhadap lingkungan, atau secara
teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya, tidak perlu
dilengkapi dengan AMDAL, tetapi diharuskan melakukan Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) sesuai ketentuan yang berlaku
Peraturan Mendagri No. 32 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pemberian Izin Mendirikan Bangunan
Izin Lokasi
Rencana
Usaha
dan/atau Proses (Permen Agraria 2/99)
kegiatan
Integrasi
Tata Ruang
Analisis
Dampak Lalu
RTRW/RDTR Lintas
Izin Pinjam
Salah satu Pakai Kawasan
IUP Explorasi
persyaratan
administratif atau IUP
Hutan
Exploitasi
permohonan izin
pinjam pakai Sumber: Pasal 13 dan 14 Peraturan
kawasan hutan MIGAS MENHUT No. 18 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
Hutan
Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Infrastruktur dalam Skema Proyek Kerjasama
Pemerintah dan Swasta
(Pasal 3 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 3 Tahun 2012)
Dilampiri
dengan
SKKLH & Izin Dokumen
Proses Penyusunan Lingkungan Pelaksanaan RKL-RPL/
Penapisan Wajib AMDAL. Izin Lingkungan pada
Dokumen AMDAL sudah
Pada tahap ini
Amdal atau UKL- diterbitkan tahap:
UPL, dan sdh diperoleh • Pra-kontruksi,
Penyusunan KA SKKLH dan Izin • Konstruksi dan
Pengadaan IEE KA ANDAL RKL-RPL Lingkungan • operasi komersial
Konsultan Amdal IEE = Initial Environmental Examination
Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang Panduan
Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur
IEE dan AMDAL dalam Proyek KPS
Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang Panduan
Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur
Amdal, UKL-UPL, Izin Lingkungan dan Rencana Pengadaan Tanah
Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan merupan salah satu dasar
penyusunan Dokumen Rencana Pengadaan Tanah (Tahap Perencanaan)
Sumber: Pasal 6 aayat (1)
Pengadaan Tanah untuk
dokumen dan ayat (4) Perpres 71/2012
perencanaan Kepentingan Pembangunan
Infrastruktur MIGAS
Pengadaan
Tanah disusun
Perencanaan
1 Pasal 2 Perpres 71 Tahun 2012
berdasarkan
studi kelayakan
Persiapan 2
Amdal atau
UKL-UPL Bagian dari Tahap Pra-Konstruksi
& Izin
Lingkungan
Pelaksanaan
3
PENTING DIPERHATIKAN!
Pengadaan Tanah hanya dapat dilakukan setelah
4
pelaksanaan studi Amdal atau UKL-UPL selesai
dilakukan (SKKL dan Izin Lingkungan atau Rekomendasi
UKL-UPL dan Izin Lingkungan telah diterbitkan) Penyerahan Hasil
Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri
Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor
: 18 Tahun 2009, Nomor: 07/PRT/M/2009, Nomor: 19/PER/M. KONINFO/03/ 2009,
Nomor: 3/P/2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama
Menara Telekomunikasi
Pasal 11 ayat 1
Permohoman Izin Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 melampirkan persyaratan sebagai berikut:
a. Persyaratan administrasi; dan
b. Persyaratan teknis
b. Syarat Teknis
penyusunan dokumen lingkungan tidak
dipersyaratkan baik dalam persyaratan
administrasi ataupun teknis dalam
persyaratan memperoleh izin mendirikan
menara.
IZIN MENDIRIKAN
BANGUNAN MENARA • Izin Lingkungan merupakan persyaratan untuk memperoleh izin usaha dan
atau kegiatan ( Pasal 40 ayat 1 UU No. 32 Tahun 2009)
Sumber : http://perijinan.slemankab.go.id
6
SURAT EDARAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP tentangPelaksanaan
Pasal 121 UU 32/2009 Tanggal 27 Desember 2013
Pasal 121
SE-MENLH tentang
Pelaksanaan
Pasal 121 UU 32/2009
1. Usaha dan/atau
Kegiatan sudah Belum Memiliki
memiliki Izin Usaha DELH atau DPLH
SEBELUM 3 Oktober • Sanksi Administrasi
yang Telah
2009,
Disetujui
SE- Teguran Tertulis (Paling
2. Sudah beroperasi Lambat 18 bulan setelah
1.
(tahap kontruksi ) MENLH SE)
SEBELUM 3 Oktober Tidak • Penyusunan dan Penilaian
2009; DELH/DPLH (6 Bulan)
3. Lokasi usaha Berlaku Izin Lingkungan
dan/atau kegiatan
sesuai dengan
rencana tata ruang,; 1. Usaha dan/atau Kegiatan sudah memiliki Izin Jika Tidak
dan,
Usaha SETELAH 3 Oktober 2009, dan
4. memiliki atau belum
memiliki dokumen
2. belum memiliki dokumen lingkungan Pasal 109
lingkungan UU32/2009
Waktu/Time Line UU 32/2009 PP 27/2012 Saat ini
3 Okt 2011
3 Okt 2009 23 Feb 2012
Kebijakan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak
Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
• PP 29 Tahun 1986;
SEMDAL
1986
• Berlaku selama 13 Tahun
(1986-1999)
DPPL
• Peraturan MENLH No. 12 Tahun
2007
• Berlaku selama 2 Tahun Audit LH Wajib
(2007-2009) sesuai dengan
Keputusan
• Pasal 121 UU 32/2009 MENLH No. 30
DELH/DPLH • Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010 Tahun 2001
• Berlaku selama 2 Tahun (2009-2011)
Upaya 2012
‘Penegakan • Pasal 121 UU 32/2009 (PP27/2012)
Hukum’ DELH/DPLH •
•
Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010
SE MENLH 27 Desember 2013
• Berlaku selama 2 Tahun (2013-2015)
Isi SE-MENLH B1413-4/MENLH/KP/12/2013
Tanggal 27 Desember 2013
1. Target SE Usaha dan/atau Kegiatan yang sudah miliki izin usaha dan/atau kegiatan
sebalum UU 32/2009 (Kriterianya Sesuai dengan Peraturan MENLH No. 14
Tahun 2010)
2. Kebijakan a. Bentuk Kebijakan: Penerapan Sanksi Administrasi berupa teguran
tertulis Perintah membuat dokumen LH (BUKAN PEMUTIHAN);
b. Pelaksana kebijakan: MENLH, Gubernur atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya;
c. Waktu penerapan sanksi administrasi: 18 Bulan (27 Desember 2013-27
Juli 2015).
d. Waktu penyelesaian dan mendapat keputusan dokumen LH: 6 (enam)
bulan sejak sanksi teguran tertulis diterbitkan
3. Dokumen LH a. DELH untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
b. DPLH untuk Usaha dam/atau Kegiatan Wajiab UKL-UPL
c. Tata cara penyusunan dan penilaiannya sesuai dengan Peraturan MENLH
No 14 Tahun 2010
4. DELH dan DPLH Keputusan Dokumen LH (DELH/DPLH) digunakan sebagai dasar penerbitan
serta Izin izin lingkungan
Lingkungan
5. Tindak lanjut Tidak menyelesaikan kewajiban membuat dan mendapat keputusan
SE MENLH DELH/DPLH sampai batas yang telah ditentukan (6 bulan setelah mendapat
sanksi administrasi)- Dikenakan pasal 109 UU 32/2009
Timeline Pelaksaan SE-MENLH Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009
Batas akhir penerbitan
SE-MENLH Pasal Batas akhir
persetujuan DELH/DPLH dan Izin
121 UU 32/2009 penerapan sanksi
Lingkungan untuk penerapan
(mulai berlaku 27 Administrasi
sanksi Administrasi
Desember 2013) (27 Juni 2015)
27 Juni 2015
Penegakan Hukum
Administrasi LH:
Penerapan sanksi
administrasi
27 Des teguran tertulis 27 Juni 27 Des
2013 2015 2015
Keterangan: (PENTING)
• Jika penerapan sanksi administrasi dilakukan pada tanggal 1 Januari 2014, maka dalam masa 6 (enam)
bulan, DELH/DPLH sudah harus disusun dan dinilai/diperiksa serta diterbitkan persetujuannya dan izin
lingkungan (JIKA DISETUJUI), (1 Juli 2014).
• Untuk usaha dan/atau kegiatan pemerintah, masa penerapan sanksi administrasi disesuaikan dengan
penganggaran untuk penyusunan dan penilaian/pemeriksaan DELH dan DPLH
Tindak Lanjut Pelaksanaan SE-MENLH tentang
Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 (Surat Deputi I)
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan
Instansi Lingkungan Hidup Pusat,
kewenangangannya mendelegasikan kepada
Provinsi, atau kabupaten/kota
Kepala Instansi LH untuk melakukan penerapan
sesuai dengan kewenangannya
sanksi Administratif teguran tertulis
Penerbitan
Inventarisasi Usaha keputusan
Usaha dan/atau
dan/atau kegiatan Penyusunan Penilaian
kegiatan sesuai DELH/DPLH
sesuai dengan
kriteria SE-MENLH
DELH/DPLH DELH/DPLH
kriteria SE-MENLH dan Izin
Lingkungan
Penanggung Jawab Usaha
dan/atau kegiatan (Pemrakarsa)
Teguran tertulis
/Masa
penyusunan,
penilian/pemeriksa
an DELH/DPLH dan
Penerbitan Izin
Lingkungan
• Masih banyak kegiatan skala kecil (UKL UPL) yang belum memiliki dokumen lingkungan
Usaha dan/atau
PERSYARATAN PENTING! Paksaan Pemerintah: Pasal 76 KETERANGAN:
Pasal 76 UU
Penerapan Sanksi Pidana
Kegiatan sebelum dan
Pasal 111 ayat (2) UU
ayat (2) huruf b dan Pasal 80 32/2009:
Sesudah 3 Okt 2009 UU No. 32/2009 Sanksi
No. 32/2009 Adminitrasi
diterapkan
untuk
Sanksi Denda tidak melaksanaakan pelanggaran
Ke depan: Administratif Paksaan Pemerintah: Pasal 81 terhadap Izin
lingkungan
Optimalisasi UU No. 32/2009 (Tidak
melaksanakan
Pasal-Pasal Memenuhi 4 IL atau tidak
Penegakan Hukum Pidana dan denda:
Persyaratan memiliki IL)
LH di UU 32/2009 Pasal 114 UU No. 32/2009
KEBIJAKAN LANJUTAN
Bukan Pengaturan Hukum
Antar Waktu
Bersifat Individual
Pengenaan Sanksi
sesuai UU 32 Tahun 2009
Kebijakan KLHK untuk usaha dan/atau kegiatan yang
belum memiliki dokumen lingkungan namun sudah
berjalan
Orang Perorangan
Pemerintah
atau Badan Usaha
Tidak Tidak
Memenuhi Memenuhi
memenuhi memenuhi
4 kriteria 4 kriteria
4 kriteria 4 kriteria
DELH/DPLH
Izin Lingkungan
Kebijakan bagi Orang Perseorangan
dan Badan Usaha
“Orang Perseorangan” atau “Badan
Usaha” yang usaha dan/atau
kegiatannya telah memiliki izin usaha
dan/atau kegiatan namun masih
belum memiliki dokumen lingkungan
Sanksi
Administratif
Paksaan
Pemerintah.
Orang Perseorangan atau Badan Usaha yang telah
memiliki izin usaha dan/atau kegiatan diperintahkan
untuk segera menyusun dokumen lingkungan hidup
DELH DPLH
• Bagi usaha • Bagi usaha
dan/atau dan/atau
kegiatan yang kegiatan yang
wajib memiliki wajib memiliki
Amdal UKL UPL
KRITERIA DELH/DPLH
telah memiliki izin usaha dan/atau
KRITERIA DELH/DPLH
kegiatan
KRITERIA DELH/DPLH
pelaksanaan kegiatan
Dasar
Penerbitan
Izin
Lingkungan
Penangung jawab Kegiatan
Para Menteri, Panglima TNI,
Kepala Kepolisian RI, Kepala
Lembaga Pemerintah Non-
Efektifitas Kementerian, Gubernur,
Bupati, Walikota agar
pelaksanaan melakukan inventarisasi
kegiatan yang telah memiliki
DELH/DPLH izin usaha dan/atau
kegiatan namun belum
memiliki dokumen
lingkungan hidup (Izin
Lingkungan).
Persyaratan Penyusun DELH
memiliki sertifikat kompetensi
auditor lingkungan hidup
https://docs.google.co
https://docs.google.com/uc? m/uc?export=downloa https://docs.google.com/uc?ex
export=download&id=0BzM d&id=0BzM3XXxxYcpJ port=download&id=0BzM3XXx
3XXxxYcpJbHNuclhYbmxIclU WnJhbTFLZHVJY0k xYcpJeDk4Qnp4djRhZEU
(DADU); (DADU); (DADU)
Tahap Prakonstruksi :
1) Pembebasan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan yang dibebaskan dan
status tanah).
2) dan lain lain……
Tahap Konstruksi:
1) Pembukaan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan, dan tehnik pembukaan
lahan).
2) Pembangunan kandang, kantor dan mess karyawan (jelaskan luasan bangunan).
3) dan lain-lain…..
Tahap Operasi:
1) Pemasukan ternak (tuliskan jumlah ternak yang akan dimasukkan).
2) Pemeliharaan ternak (jelaskan tahap-tahap pemeliharaan ternak yang
menimbulkan limbah, atau dampak terhadap lingkungan hidup).
3) dan lain-lain…
(Catatan: Khusus untuk usaha dan/atau kegiatan yang berskala besar, seperti antara
lain: industri kertas, tekstil dan sebagainya, lampirkan pula diagram alir proses yang
disertai dengan keterangan keseimbangan bahan dan air (mass balance dan water
balance))
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya
Pengelolaan serta Pemantauan Lingkungan Hidup
E. Surat Pernyataan
G. Lampiran
Formulir UKL-UPL juga dapat dilampirkan data dan informasi lain yang dianggap perlu
atau relevan, antara lain:
1. bukti formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip
dapat dilakukan;
2. bukti formal bahwa rencana lokasi Usaha dan/atau Kegiatan telah sesuai dengan
rencana tata ruang yang berlaku (kesesuaian tata ruang ditunjukkan dengan adanya
surat dari Badan Koordinasi Perencanaan Tata Ruang Nasional (BKPTRN), atau
instansi lain yang bertanggung jawab di bidang penataan ruang);
3. informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu);
4. peta yang sesuai dengan kaidah kartografi dan/atau ilustrasi lokasi dengan skala
yang memadai yang menggambarkan lokasi pengelolaan lingkungan hidup dan
lokasi pemantauan lingkungan hidup; dan
5. data dan informasi lain yang dianggap perlu.
Format SPPL (1)
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ............................................................................
Jabatan : ............................................................................
Alamat : ............................................................................
Nomor Telp. : ............................................................................
Pada prinsipnya bersedia untuk dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan seluruh pengelolaan
dan pemantauan dampak lingkungan sebagaimana tersebut di atas, dan bersedia untuk diawasi oleh
instansi yang berwenang.
(...............NAMA…….........)
Nomor bukti penerimaan oleh instansi LH
Tanggal:
Penerima:
CONTOH SPPL
CONTOH SPPL
Terima kasih
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: