Anda di halaman 1dari 48

TATA CARA PENYELENGGARAAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS


Dalam Rangka :
Peraturan Menteri LHK No.69 Tahun 2017
TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor


Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Dasar Hukum KLHS;

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup (Pasal 14 s/d Pasal 17);
2. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS
3. PerMen LHK No.74 Tahun 201 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat
Daerah Provinsi Dan Kab/Kota Yang Melaksanakan Urusan
Pemerintahan Bidang Lh Dan Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan;
4. PerMen LHK No.69 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Penyelengaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Dasar Hukum KLHS (UU No. 32/2009);
Pasal 15 : PP No. 15/2010 : UU 25/2004 SPPN
1 Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS. Penyelenggaraan UU 26/2007
2 KLHS dibuat saat Penyusunan atau Evaluasi : Penataan Ruang PENATAAN RUANG
• RTRW beserta rencana rincinya, UU 33/2004
• RPJP dan RPJM nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, PERIMBANGAN
serta KEUANGAN
10 pasal wajib UU 17/2007 RPJPN
• kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi
berdasarkan UU 23/2014 PEMDA
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup PERPRES 2/2015
KLHS
RPJMN
Pasal 19 :
1. Untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan Pasal 32 (2) dan
keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang Pasal 35 (2) :
wilayah wajib didasarkan pada KLHS. RTRW Kab/Kota KLHS
2. Perencanaan tata ruang wilayah ditetapkan dengan teknik RPJP/M D
memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan penentuan DDDT
hidup. melalui KLHS
DEFINISI KLHS : Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif, untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau KRP

. Ps 16 UU
32/200
9

KLHS
KLHS
Proses Partisipatif Rangkaian Analisis Menyeluruh
Iteratif
Sistematis

Prediksi Masa
Masa Lalu Sekarang
Mendatang

Ekologi Ekonomi Sosial


Pembangunan
Berkelanjutan
Hakekat KLHS

1. Bukan instrumen yang digunakan untuk menyalahkan atau


meluruhkan suatu KRP

2. KLHS bersifat sebagai alat untuk meningkatkan kualitas KRP dan


untuk menganalisis pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan
suatu wilayah

3. KLHS mengedepankan aspek deliberatif, yaitu setiap langkah


melibatkan berbagai pihak terkait dengan isu/topik yang dibahas
Point Penting dalam KLHS
1. Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan “safeguarding” (pencegahan)
dengan KLHS pada KRP;
2. KLHS terintegrasi langsung dengan sistem perencanaan masing-masing KRP,
teknisnya akan diatur lebih lanjut oleh menteri/kepala lembaga, dan dapat pula
oleh gubernur dan bupati/walikota sesuai kewenangannya;
3. Pembuat kebijakan, rencana dan/atau program yang menyusun KLHS wajib
menjamin kualitas KLHSnya masing-masing;
4. Menteri LHK memvalidasi hasil penjaminan kualitas KLHS untuk tingkat nasional
dan provinsi, serta Gubernur untuk tingkat kabupaten/kota;
5. Menteri LHK, menteri/kepala lembaga serta pemerintah daerah wajib
melaksanakan pemantauan dan evaluasi secara seksama;
6. Memandatkan tindakan penyesuaian kepada kebijakan, rencana dan/atau
program yang telah berjalan dalam periode transisi yang ditetapkan.
Tahap Persiapan KLHS
Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS
IDENTIFIKASI ISU
STRATEGIS Alternatif Rekomendasi
Pengkajian
Kebijakan tindak lanjut

• Apa • Opsi dan • Rekomendasi


pengaruh skenario untuk tindak
kebijakan kebijakan lanjut
IDENTIFIKASI yang tersedia
terhadap dan perlu
KEBIJAKAN- kondisi
KEBIJAKAN dipertimbang-
lingkungan kan
YANG DIDUGA hidup
MENIMBULKAN
DAMPAK

Pasal 17 ITERATIF

INTEGRASI KLHS KEDALAM KRP


Tahapan Kerja KLHS Menurut PP 46/2016

PENJAMINAN
PERSIAPAN PENYUSUNAN KUALITAS DAN
VALIDASI

Perumusan
Skenario
• Tim Penyusun Pengkajian Pembangunan Pemanfaatan • Penjaminan
• Penyusunan Pembangunan Berkelanjutan Rekomendasi
KLHS dalam Kualitas
TOR Berkelanjutan Opsi dan skenario Penyempurnaan • Validasi
• Identifikasi terhadap KRP kebijakan yang tersedia Dokumen KRP
Stakeholder dan perlu
dipertimbangkan
Isu PB
Skoring PS
9 (2) Proses KLHS
Prioritas
Analisis
Spasial
Ps 9 (1) Konsultasi Publik Rumusan Penjaminan
Isu Yang Paling
Strategis dg “focussing” FGD Alternatif Kualitas
Pasal 26 Pasal 31 s/d 34
Pasal 20 & 21
Penapisan jika ada Identifikasi Isu
KRP atas Ps 7 (C)
permintaan
Pembangunan Analisis Pengintegrasian
masyarakat
Berkelanjutan Pengaruh Pasal 30
Pasal 3 S/d 12 Pasal 20 Pasal 23

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pengkajian Pengaruh KRP thdp Penyusunan


Menyusun Isu Muatan kondisi LH
KAK Rekomendasi
Materi KRP Pasal 23 ayat (4) dan Pasal 24
Pasal 18&19 Pasal 28
Pasal 22
1. DDDT
2. Jasa ekosistem
1. Uji Silang Ps 3 (2) a Pendokumentasian
3. Pengaruh dampak resiko
2. PS 9 (2) 4. Efisiensi Pemanf SDA Pasal 35
3. PS 15 UU NO.32 5. Perubahan Iklim
6. Biodiversity

12. SETELAH SELURUH PROSES SELESAI DILAKUKAN VALIDASI (Pasal 36 s/d 40)
Tata Cara Penapisan KRP yang berpotensi menimbulkan
dampak dan/atau resiko Lingkungan Hidup (Pasal 7)

KRP Berdampak

CONTOH
Berita Acara Forum
Dilakukan
Menteri / Konsultasi Publik
Analisis
Kepala Lembaga Pasal 9
Pasal 8
/Gubernur Perlu KLHS

Tidak Perlu KLHS Pelaksanaan


Penyusunan KLHS oleh Divalidasi
Berita Acara Forum Konsultasi Publik Tim Penyusun KLHS
Pasal 9
Pengesahan KRP yang ditapis tidak
perlu diselenggarakan KLHS oleh Pengesahan dapat diakses oleh Publik
Penanggung Jawab Tim Penyusun
KLHS
KRP YANG WAJIB DIBUAT DAN DILAKSANAKAN
KLHS
Pasal 3 sampai dengan Pasal 12 :
- Pasal 3, mengatur Menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian,
gubernur, dan bupati/wali Kota, Wajib Menyusun KLHS untuk KRP.
- Pasal 4, Mengatur Jenis-Jenis KRP yang wajib menyusun KLHS.
- Pasal 5, Mengatur Pengecualian Penyusunan KLHS.
- Pasal 6, mengatur KRP yang tidak terdapat di pasal 4.
- Pasal 7, mengatur penetapan KRP yang sudah di tapis dalam pasal 6,
yang mewajibkan KLHS disusun terhadap KRP yang ditapis.
- Pasal 8 s/d Pasal 10, Mengatur proses penapisan KRP.
- Pasal 11 dan 12, mengatur tata cara proses pengusulan KLHS dari
Masyarakat.
Pasal 14 s/d Pasal 16
Mengatur Pembentukan Kelompok Kerja
• Menyusun kerangka acuan kerja (Pasal 18 dan 19);
• Melaksanakan konsultasi publik (Pasal 20 dan 21);
• Membuat dan melaksanakan KLHS (Pasal 22 s/d 27);
• Melaksanakan pengintegrasian hasil KLHS ke dalam KRP
(Pasal 28 s/d 30);
• Standar kompetensi Pakar/Tenaga Ahli;
• Melaksanakan penjaminan kualitas KLHS (Pasal 31 s/d
34); dan
• Melaksanakan pendokumentasian KLHS (Pasal 35).
Konsultasi Publik
KLHS bukan hanya proses Teknokratik/ilmiah semata, melainkan juga proses
Deliberatif yang mengutamakan keterlibatan pemangku kepentingan. Tujuan
identifikasi dan pelibatan pemangku kepentingan adalah:
• Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam
pembuatan dan pelaksanaan KLHS;
• Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU PPLH;
• Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana
dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;
• Memberdayakan pemangku kepentingan untuk untuk menyampaikan
informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang lingkungan hidup
dan pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.
Standar Kompetensi Pakar/Tenaga Ahli
.
Ketepatan keahlian pada isu yang dikaji Pasal 14
Tenaga Ahli Utama :
- Minimal S1
• latar belakang pendidikan/ - Memiliki salah satu
keahlian; minimal S1 pada bidang- ketrampilan
Pengalaman di bidang - Pernah menyusun
bidang keilmuan yang relevan dengan penyusunan KLHS atau
KLHS dan/atau Pembangunan KLHS minimal 2 kali
Kajian yang sejenis
Berkelanjutan
• keterampilan;  analisis sistem;
analisis spasial; analisis teknis Tenaga Ahli Anggota:
tertentu yang terkait dengan isu dalam pernah menyusun KLHS - Minimal S1
KLHS yang bersangkutan; paling sedikit dua kali. - Memiliki salah satu
analisis kuantitatif; analisis kualitatif; ketrampilan
analisis campuran, - Pernah mengikuti
pernah mengikuti pelatihan KLHS. pelatihan KLHS
Pasal 18 dan 19 Penyusunan KAK
Perencanaan dan pengaturan penggunaan sumber daya
dituangkan dalam bentuk kerangka acuan, yang paling sedikit
memuat:
– latar belakang;
– tujuan dan sasaran;
– lingkup kegiatan;
– hasil yang diharapkan;
– tahapan pengkajian yang telah disepakati;
– rencana kerja yang mencakup jadwal kerja;
– kebutuhan tenaga ahli yang diperlukan; dan
– pembiayaan.
Menyusun Kerangka Acuan Kerja
Siapa yang bertanggungjawab Kerangka Acuan Kerja (KAK)
melaksanakan pencapaian Output dan Kapan/jangka waktu
siapa saja yang akan ikut berpastisipasi kegiatan dimulai dan adalah suatu dokumen yang
3. WHO selesai dilaksanakan
menginformasikan gambaran
Mengapa Kegiatan 2. WHY umum dan penjelasan
dilaksanakan & apa
hubungannya dg program 4. WHEN mengenai keluaran kegiatan
yg hendak dicapai
yang akan dicapai sesuai
TOR dengan kajian yang akan
1. WHAT KAK dilaksanakan.
5. WHERE
Pengertian Kegiatan,
Output Dalam KAK memuat latar
7. HOW
MUCH 6. HOW
belakang, penerima manfaat,
Berapa biaya yang dibutuhkan strategi pencapaian, waktu
Perkiraan Biaya secara Global Bagaimana
Dimana kegiatan pencapaian, dan biaya yang
kegiatan tersebut
dilaksanakan
di laksanakan diperlukan.
Identifikasi dan analisa pengaruh muatan KRP yang berpotensi
menimbulkan pengaruh terhadap kondisi LH
Penentuan Isu :
• Isu Pembangunan berkelanjutan
• Isu yang paling strategis
• Isu Prioritas

Identifikasi materi muatan KRP:


• Memperhatikan keterkaitan materi muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP)
dengan kebijakan yang lebih makro serta kebijakan wilayah yang berbatasan,
• Menelaah konsep rancangan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang akan disusun,

Analisis pengaruh KRP:


• Memperhatikan hubungan keterkaitan materi muatan KRP dengan isu strategis Pembangunan
Berkelanjutan hasil konsultasi publik
• Materi muatan yang masih berbentuk konsep atau rancangan dianalisis secara iterative sesuai
tahap kemajuannya
Identifikasi Isu PB, Isu Isu Yang Paling Strategis dan Isu Prioritas
Pembangunan Berkelanjutan Pasal 20 dan Pasal 21

Isu Lingkungan
Penentuan/
penetapan
PEMANGKU Isu Isu Yang Paling Isu
Isu Ekonomi
KEPENTINGAN Strategis Prioritas
pembangunan
Isu Sosial budaya berkelanjutan

Konsultasi Publik ISU PB


Pembangunan berkelanjutan
Identifikasi Isu PB: Identifikasi Isu PB Yang Paling Identifikasi Isu PB Prioritas: adalah upaya sadar dan terencana
1. Isu PB didapat dari studi literatur dll oleh Strategis: yang memadukan aspek
Tim Penyusun KLHS 1. Hasil PB Yang Paling lingkungan hidup, sosial, dan
2. Didiskusikan dengan Para Pemangku 1. Hasil pemusatan Isu BP, Strategis diuji pembobotan ekonomi ke dalam strategi
Kepentingan melalui Konsultasi Publik dianalisis dengan Ps 9 (1) PP dengan Ps 9 (2) PP 46: pembangunan untuk menjamin
3. Hasil Konsultasi Publik dituangkan 46; 2. Minimal ada 3 isu keutuhan lingkungan hidup serta
dalam Berita Acara 2. Hasilnya dasar untuk keselamatan, kemampuan,
4. Hasil Konsultasi Publik menjadi dasar menentukan Isu PB Prioritas kesejahteraan, dan mutu hidup
untuk Isu PB Yang Paling Strategis
generasi masa kini dan generasi
masa depan. UU 32/2009 PPL
Pasal 20 dan 21 Penentuan Isu PB
Penetapan Isu PB dilakukan dengan cara :
• pengumpulan isu pembangunan berkelanjutan;
• pemusatan isu pembangunan berkelanjutan;
• penelaahan cepat hasil pemusatan isu
• pembangunan berkelanjutan;
• pembentukan perkiraan mengenai potensi
• dampak dan keterkaitan antar isu strategis
• pembangunan berkelanjutan; dan
• penentuan isu strategis dan prioritas.
Pasal 20 dan 21 : Penentuan Isu PB
perumusan isu Pembangunan Berkelanjutan dibuat dalam bentuk prioritas isu dengan
mempertimbangkan unsur-unsur paling sedikit :
• karakteristik wilayah;
• tingkat pentingnya potensi dampak dan risiko;
• keterkaitan antar isu strategis pembangunan
• berkelanjutan;
• keterkaitan dengan muatan Kebijakan, Rencana,
• dan/atau Program;
• muatan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
• Lingkungan Hidup; dan
• hasil KLHS dari Kebijakan, Rencana, dan/atau
• Program pada hirarki di atasnya yang harus diacu, serupa dan berada pada wilayah
yang berdekatan, dan/atau memiliki keterkaitan dan/atau relevansi langsung.
Pasal 22 : Identifikasi Muatan KRP
1. Identifikasi muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program) yang berpotensi menimbulkan pengaruh terhadap
kondisi Lingkungan Hidup, dilakukan untuk menemukan
dan menentukan muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program yang harus dianalisis untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap kondisi Lingkungan Hidup;

2. Hasil penelaahan sebagaimana dimaksud point 1 dijadikan


dasar untuk analisis pengaruh muatan Kebijakan, Rencana
dan/atau Program yang berpotensi menimbulkan pengaruh
terhadap kondisi Lingkungan Hidup.
IDENTIFIKASI MATERI MUATAN KRP YANG BERPOTENSI
MENIMBULKAN PENGARUH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN
HIDUP
KRP pemanfaatan ruang dan/atau lahan yang ada di daratan, perairan, dan udara yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup yang meliputi:
1. Perubahan iklim;
2. Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana abrasi dan sedimentasi
4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat; dan/atau
7. Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
Keterangan
+ : Materi Muatan KRP berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko LH
- : Materi Muatan KRP tidak berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko LH
? : Tidak ada ketegasan / kepastian keterkaitan
O : Tidak ada kaitan/hubungan
Tata Cara Penapisan KRP
(penjelasan pasal 15 ayat 2b UU No 32 Tahun 2009)

• Penapisan dilaksanakan dengan cara uji tabulasi silang muatan KRP dengan
kriteria dampak dan/atau risiko lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan.

• Kriteria dampak dan/atau risiko Lingkungan Hidup dan pembangunan


berkelanjutan meliputi:
a. perubahan iklim;
b. kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;
c. peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran dan lahan;
d. penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
e. peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
f. peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau
g. peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
Pasal 23 s/d Pasal 25 : Analisis Muatan KRP
Analisis Muatan KRP, mempertimbangkan :
• situasi sosial dan politik yang
melatarbelakangi penyusunan
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program;
• situasi ekonomi dan pengaruh iklim
investasi yang sedang berlangsung; dan
• situasi tata pemerintahan dan
kelembagaan yang ada.
ANALISIS PENGARUH
Identifikasi
Identifikasi Isu PB
Muatan KRP
Identifikasi Isu PB: Identifikasi Isu PB Yang
Identifikasi Isu PB Prioritas: Identifikasi Materi Muatan
Paling Strategis:
KRP:
1. Isu PB didapat dari
studi literatur dll oleh 1. Hasil pemusatan Isu 1. Hasil PB Yang Paling
Strategis diuji 1. Dilakukan dengan
Tim Penyusun KLHS BP, dianalisis dengan
pembobotan dengan analisis uji silang
2. Didiskusikan dengan Ps 9 (1) PP 46;
Ps 9 (2) PP 46: dengan Penjelasan
Para Pemangku 2. Hasilnya dasar untuk
2. Minimal ada 3 isu Pasal 15 UU No 32
Kepentingan melalui menentukan Isu PB
Konsultasi Publik Prioritas Uji Tahun 2009
3. Hasil Konsultasi Publik Silang
dituangkan dalam
Berita Acara Analisis pengaruh materi muatan
4. Hasil Konsultasi Publik
menjadi dasar untuk kebijakan rencana dan atau program
Isu PB Yang Paling yang berpotensi menimbulkan
Strategis
pengaruh terhadap kondisi LH
Tujuan Telaah Pengaruh KRP
 Mengetahui kemungkinan dan potensi pengaruh KRP terhadap isu strategis lingkungan
hidup dalam pembangunan berkelanjutan yang telah diidentifikasi pada tahap
sebelumnya
 Berdasarkan pengenalan pengaruh KRP, diidentifikasi alternatif untuk memperbaiki
muatan dan substansi KRP, agar tujuan dan sasaran KRP dapat berkelanjutan,
termasuk mencegah/mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup
 Memberikan rasional perbaikan dan penyempurnaan KRP bagi pengambilan keputusan
 Penelaahan pengaruh KRP bukan hanya kumpulan pernyataan, namun perlu didukung bukti
 Dukungan pembuktian pada penelaahan pengaruh akan meningkatkan akuntabilitas, validitas, dan
transparansi dalam arti :
− Terbuka (dapat diakses publik)
− Dapat dipertanggungjawabkan
− Dapat dipercaya
 Pembuktian akan membantu menjelaskan rasionalitas pengaruh RPJMD beserta seluruh atribut yang
melekat
 Pembuktian akan membantu menjelaskan pengaruh KRP lebih eksplisit 27
Pengkajian Pengaruh KRP
Mengkaji pengaruh kebijakan umum dan program pembangunan daerah terhadap kondisi
pembangunan berkelanjutan (KP). Kajian ini dapat dilaksanakan dengan berbagai instrumen
analisis, diantaranya dicontohkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Mengkaji Pengaruh Program terhadap Isu Prioritas
• Dilakukan dengan memberikan indikasi dampak/pengaruh positif atau negatif terhadap isu strategis dan dideskripsikan dalam rumusan kalimat
singkat
• Pengaruh negatif yang dimaksud di atas harus dikaji dalam konteks pengaruh kumulatif yang negatif, yaitu dengan mengidentifikasi apakah
prediksi pengaruh primer saling mempengaruhi satu sama lain secara negatif dan/atau mengarah pada munculnya masalah sosial, ekonomi dan
risiko atau masalah lingkungan yang baru

Contoh Instrumen Identifikasi Pengaruh Program Pembangunan terhadap Isu Prioritas


Program Isu Strategis
Isu Prioritas 1 Isu Prioritas 2 Isu Prioritas 3
Program 1
Program 2
Program 3
Program 4
Dst.
Pasal 26 dan 27: Perumusan Alternatif
Alternatif penyempurnaan sebagaimana dimaksud
dipilih berdasarkan:
– manfaat yang lebih besar;
– risiko yang lebih kecil;
– kepastian keselamatan dan kesejahteraan
masyarakat yang rentan terkena dampak; dan
– mitigasi dampak dan risiko yang lebih efektif.
Tujuan dan Pengertian
Tujuan:
mengembangkan alternatif mengurangi potensi dampak negatif (resiko) pelaksanaan kebijakan,
rencana, dan program untuk meningkatkan kualitas KRP

Alternatif adalah usulan-usulan pengganti untuk menghilangkan, meminimalkan atau


mengurangi pengaruh negatif yang diprediksi akan timbul dari hasil kajian untuk merumuskan
rancangan awal KRP

Proses Alternatif
1. Memperhatikan kesimpulan kajian pengaruh dalam rancangan KRP rujukan di dalam merumuskan
alternatif;
2. Merumuskan alternatif, dengan menggunakan pendekatan skenario (contoh: zero, positive and
negative alternatives) untuk rumusan kebijakan umum dan program KRP Rumusan alternatif
diperlukan jika: (i) faktor internal yang tergambarkan dari substansi KRP berpotensi menimbulkan
pengaruh negatif yang sulit terkendali dan menimbulkan ketidakpastian nantinya; dan (ii) faktor
eksternal secara keseluruhan sulit terkendali.
PERUMUSAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KRP

Alternatif penyempurnaan KRP:


a. Perubahan tujuan atau target
b. Perubahan strategi pencapaian target;
c. Perubahan atau penyesuaian ukuran, skala, dan alokasi yang lebih memenuhi pertimbangan
Pembangunan Berkelanjutan;
d. Perubahan atau penyesuaian proses, metode, dan adaptasi terhadap perkembangan IPTEK yang
lebih memenuhi pertimbangan Pembangunan Berkelanjutan;
e. Penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan prioritas pelaksanaan;
f. Pemberian arahan atau rambu-rambu utuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi ekosistem; dan/atau
g. Pemberian arahan atau rambu-rambu mitigasi dampak dan risiko LH.

Hasil rumusan alternatif penyempurnaan K-R-P dijadikan dasar dalam menyusun


rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan K-R-P yang mengintegrasikan
prinsip pembangunan berkelanjutan.

Rapat Pengambilan Keputusan


PRINSIP MEMBANGUN ALTERNATIF
Alternatif : pilihan-pilihan yang dapat dipertimbangkan untuk
diintegrasikan dalam KRP
 Mempertimbangkan hasil kajian prinsip keseimbangan ekonomi-
lingkungan-sosial budaya.
 Mempertimbangkan pilihan Mitigasi- Alternatif yang memberikan solusi
saling menguntungkan (win-win solution)
 Pilihan alternatif lebih menjamin keberkelanjutan pemanfaatan ruang
 Pilihan Mitigasi- alternatif bersifat lebih realistik (eCBA)
 Merumuskan mitigasi/alternatif yg paling memungkinkan untuk
meminimalkan dan menghindarkan dampak dan risiko lingkungan
negatif dan mengoptimalkan dampak dan risiko lingkungan positif
Pasal 28 s/d Pasal 30 Penyusunan Rekomendasi
Rekomendasi digunakan untuk
mengintegrasikan prinsip Pembangunan
Berkelanjutan kedalam KRP, yang memuat:
• Materi perbaikan Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program; dan
• Informasi jenis usaha dan/atau kegiatan
yang telah melampaui daya dukung dan
daya tampung Lingkungan Hidup beserta
tindak lanjutnya.
Rekomendasi
 Perbaikan rumusan, muatan, dan materi kebijakan, rencana, dan/atau program
 Agar alur pikir dapat dipahami, maka rekomendasi memuat kesimpulan isu-isu strategis lingkungan hidup
dan pembangunan berkelanjutan yang perlu dipertimbangkan
 Memuat hasil pengkajian pengaruh KRP dan rencana rincinya dan alternatif yang diusulkan bagi
penyempurnaan KRP dan rencana rincinya
 Alternatif penyempurnaan KRP, termasuk masukan bagi rencana rinci tata ruang, rencana mitigasi, dan
masukan bagi penerapan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
 Ringkas dan fokus tetapi jangan normatif
 Dipersiapkan sebagai materi yang melengkapi dokumen KRP

Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS


1. Rekomendasi perbaikan atau penyempurnaan KRP berdasarkan alternatif; penyempurnaan KRP (dan/atau
termasuk mitigasinya) pada tahap sebelumnya;
2. Rekomendasi merupakan pilihan yang bersifat saling menguntungkan di antara KRP;
3. Rekomendasi memberikan manfaat yang lebih luas bagi keberlanjutan pembangunan;
4. Rekomendasi sesuai dengan urgensi, konteks dan situasi KRP;
5. Rekomendasi mengusulkan alternatif dan mitigasi yang rasional dan dapat dilaksanakan dalam batasan
sumber daya yang ada.
PERUMUSAN REKOMENDASI

Hasil
Rekomendasi Integrasi
Rumusan
Perbaikan Kedalam
Alternatif
Rumusan KRP
KRP
KRP
PENJAMINAN KUALITAS KLHS

Pasal 31 s/d Pasal 34

• Pembuat KRP wajib melakukan penjaminan kualitas


KLHS melalui penilaian mandiri, untuk memastikan
bahwa proses KLHS sudah dilaksanakan sesuai
mekanisme;
• Pembuat KRP wajib menetapkan hasil penjaminan
kualitas KLHS melalui Surat Pernyataan Penjaminan
Kualitas.
Tata Cara Penjaminan Kualitas:
• Penjaminan Kualitas melalui penilaian mandiri oleh Penyusun KRP
• Forum Rapat Koordinasi, antara Tim Penyusun KLHS dengan Tim Penyusun
KRP, atas inisiasi Tim KLHS.
• Hasil Penjaminan Kualitas berisi informasi tentang:
- Kelayakan KLHS dan
- Rekomendasi perbaikan KLHS diikuti dengan Perbaikan KRP
• Penilaian Mandiri berdasarkan instrumen berupa Daftar Pertanyaan yang
memperhatikan keterkaitan Hasil KLHS dengan RPPLH dan Laporan KLHS
yang relevan.
• Hasil nya dalam Berita Acara, disyahkan oleh Kepala Daerah atau Sekretaris
Daerah Penyusun KRP.
Keterkaitan Penjaminan Kualitas KLHS - KRP
Pasal 35 : Pendokumentasian KLHS
Dokumen KLHS Memuat Informasi, sebagai berikut :
• Dasar pertimbangan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program sehingga perlu dilengkapi KLHS;
• Metode, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil pengkajian pengaruh Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program terhadap kondisi Lingkungan Hidup;
• Metode, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil perumusan alternatif muatan Kebijakan,
Rencana, dan/atau Program;
• Pertimbangan, muatan, dan konsekuensi rekomendasi perbaikan untuk pengambilan
keputusan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang mengintegrasikan prinsip
pembangunan berkelanjutan;
• Gambaran pengintegrasian hasil KLHS dalam Kebijakan, Rencana, dan/ atau Program;
• Pelaksanaan partisipasi masyarakat dan keterbukaan informasi KLHS;
• Hasil penjaminan kualitas KLHS; dan
• Ringkasan eksekutif.
Validasi KLHS
Pasal 36 s/d 39
Validasi dilakukan untuk memastikan Penjaminan Kualitas telah dilaksanakan
secara akuntabel dan dapat dipertanggung jawabkan.
Validasi KLHS dapat dilaksanakan secara :
• Bertahap;
 Saat penjaminan kualitas telah dilakukan untuk tahap pengkajian pengaruh KRP terhadap
kondisi Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan;
 Saat penjaminan kualitas telah dilakukan untuk tahap perumusan alternatif
penyempurnaan KRP, penyusunan rekomendasi perbaikan KRP dan integrasi KLHS ke
dalam KRP.
 belum dapat dinilai sebagai validasi akhir.
• Tahap Akhir:  Validasi yang dapat digunakan untuk pengesahan KRP.
Tata Cara Validasi

Permohonan validasi KLHS diajukan oleh:


Menteri/Kepala lembaga nonkementerian
penyusun KRP kepada Menteri LHK;
Gubernur kepada Menteri LHK;
Bupati/Walikota kepada Gubernur.
Kelengkapan Permohonan Validasi

Bertahap : Tahap Akhir:


1. Surat permohonan 1. Surat permohonan
2. Rancangan Kebijakan, Rencana, 2. Rancangan Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program draft awal; dan/atau Program draft awal;
3. Laporan KLHS sampai dengan tahap 3. Rancangan Kebijakan, Rencana,
pengaruh KRP terhadap kondisi dan/atau Program draft terakhir;
Lingkungan Hidup dan Pembangunan 4. Laporan KLHS; dan
Berkelanjutan; dan 5. Bukti pemenuhan standar kompetensi
4. Bukti pemenuhan standar kompetensi Penyusun KLHS.
Penyusun KLHS. 6. Penjaminan Kualitas
5. Penjaminan Kualitas

Disesuaikan dengan kebutuhan dan waktu proses KLHS yang sedang disusun
Proses Validasi
.
Pemohon dg - Agar dilengkapi, dan
Surat - Bermohon ulang
surat hasil Permohonan
validasi Tidak
Lengkap
Telaah Teknis (20 HK):
Lengkap
Dirjen PKTL Cek - kesesuaian hasil
Menteri atau
atau Dis LH Kelengkapan KLHS dengan
Gubernur
Prov 3 Hari Kerja penjaminan kualitas;
- rekomendasi.

Diumumkan
kepada
Masyarakat
Pembinaan Pasal 41 dan Pasal 42
1.Koordinasi pelaksanaan KLHS;
2.Sosialisasi peraturan perundang-undangan dan sosialisasi
pedoman KLHS;
3.Asistensi dan konsultasi dalam pembuatan dan pelaksanaan
KLHS;
4.Pendidikan dan pelatihan;
5.Pengembangan balai kliring KLHS;
6.Penyebarluasan informasi KLHS kepada masyarakat dan
pemangku kepentingan; dan/atau
7.Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dan
pemangku kepentingan.
Pasal 44 PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1. RTRWN; 7. RPJP Nasional;


2. RTR Pulau/Kepulauan; 8. RPJM Nasional;
3. RTR-KSN;
7. Rencana Pembangunan Pusat
4. RTRLN;
Pertumbuhan Ekonomi Tingkat
Nasional.
1. RZKSNT Untuk Pulau-Pulau Kecil
Terluar;
8. KRP yang berpotensi menimbulkan
2. Rencana Pengelolaan dan Zonasi dampak dan/atau risiko LH tingkat
Kawasan Konservasi Perairan; nasional.
9. KRP lain berdasarkan permintaan
masyarakat

Menteri menteri / kepala lembaga pemerintah nonkementerian


PEMANTAUAN DAN EVALUASI oleh pemerintah daerah provinsi

1. RTRW Provinsi; 8. Rencana Pusat pertumbuhan ekonomi


2. RTR-KSP; tingkat Provinsi;

9. Rencana Perubahan Peruntukan dan


Fungsi Kawasan Hutan Tingkat Provinsi;
1. RZWP-3-K;
2. Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil; 10. KRP yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau risiko Lingkungan Hidup tingkat
provinsi;
11. KRP lain berdasarkan permintaan
1. RPJP Provinsi; masyarakat.
2. RPJM Provinsi;

Gubernur Perangkat Daerah Provinsi sesuai KRP-nya


PEMANTAUAN DAN EVALUASI oleh pemerintah daerah kabupaten/kota:

1. RTRW Kabupaten/Kota; 8. Rencana Pusat pertumbuhan ekonomi


2. RTR-KS Kabupaten/Kota; tingkat Provinsi;

9. Rencana Perubahan Peruntukan dan


3. RDTR kabupaten/kota;
Fungsi Kawasan Hutan Tingkat Provinsi;
4. Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan yang merupakan bagian 10.KRP yang berpotensi menimbulkan
wilayah kabupaten; dampak dan/atau risiko Lingkungan
Hidup tingkat provinsi;
1. RPJP Kabupaten/Kota;
11.KRP lain berdasarkan permintaan
2. RPJM Kabupaten/Kota; masyarakat.

Bupati/Walikota Perangkat Daerah Kabupaten/Kota sesuai KRP-nya


Terima kasih…........................
Semoga bermanfaat …..........

Anda mungkin juga menyukai