Anda di halaman 1dari 75

PENYUSUNAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

WP IKN TIMUR 2
KONSULTASI PUBLIK
SELASA, 13 SEPTEMBER 2022

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
RDTR WP IKN TIMUR 2

01
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
1. Adanya Kawasan potensi bencana
2. Upaya pengelolaan sumberdaya alam dan perlindungan lingkungan perlu
ada konsepsi perencanaan yang berbasis pendekatan ekologi dan ekonomi
secara berimbang (ecology and economic balance)
3. Diperlukan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
terhadap RDTR
4. Agar produk RDTR yang dikeluarkan telah memadukan aspek lingkungan
hidup, sosial, dan ekonomi secara berkelanjutan
5. KLHS merupakan Tindakan strategis dalam menuntun dan mengarahkan
tidak terjadinya dampak negatif RDTR terhadap lingkungan dan
keberlanjutan
6. Penyediaan sarana/prasarana maupun pelayanan dasar dan perkebangan
sistem jaringan transportasi
7. KLHS harus diselenggarakan secara terbuka dan bertanggung jawab,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan pada public secara luas
8. Menekankan pada upaya pemecahan permasalahan lingkungan hidup
berdasarkan skala prioritas

KLHS WP IKN TIMUR 2 3


KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

RTRW, RPJP, RPJM DAN KRP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pasal 15 ayat (1) UU 32/2009 : “Pemerintah dan Pemda wajib Menyusun KLHS”
Apa Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)?
Rangkaian analisis yang sistmatis,
menyeluruh dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan,rencana,
dan/atau program

(pasal 1 ayat 10 UU 32/2009 PPLH)

KLHS WP IKN TIMUR 2 4


10 PRINSIP DASAR
PENYUSUNAN KLHS
1. Integrasi Dini (early Integration)
2. Mengkaji pilihan-pilihan (examine alternative)
3. Peningkatan kualitas KRP
4. Capacity Building dan Social Learning
5. Fleksibel
6. Self-assessment
7. Memilih analisis yang tepat
8. Akuntabilitas
9. Menggunakan mekanisme yang berlaku
10. Partisipatif

KLHS WP IKN TIMUR 2 5


TAHAPAN KERJA KLHS – PP 46/2016
DAN PERMENLHK 69/2017

PENILAIAN
PERSIAPAN PEMBUATAN & PELAKSANAAN
DAN MONEV

1. Identifikasi Stakeholders Pengkajian Perumusan Alternatif


Pembangunan Pembangunan - Penjaminan Kualitas
2. Pembentukan Berkelanjutan terhadap Berkelanjutan (penilaian mandiri)
KRP: Rekomendasi KLHS
Tim/Pokja Opsi dan skenario dalam Penyempurnaan - Validasi
-Identifikasi Isu PB kebijakan yang Dokumen KRP
3. Penyusunan Kerangka - Pemantauan dan
-Identifikasi KRP tersedia dan perlu Evaluasi
Acuan Kerja POKJA dipertimbangkan
-Analisis Pengaruh

Konsultasi
FGD Publik ….Hasil analisis pengaruh dapat dikonsultasikan
dengan pemangku kepentingan untuk
pengayaan dan penajaman hasil….

KLHS WP IKN TIMUR 2 6


PROSES KLHS (PP 46/2016)
Identifikasi materi
Isu PB Paling
muatan KRP
Strategis
Pasal (10): Identifikasi semua
Pasal (8): Hasil No.1, ditelaah materi KRP, ditelaah dengan
dengan Pasal ayat 1 Pasal 3 ayat 2 atau penjelasan

05
Pasal 15 UU 32/09

01 03

02 04
Identifikasi dan Isu PB Analisis pengaruh hasil
Perumusan Isu PB Prioritas isu PB Prioritas dengan
Pasal (8): Didapat dari Konsultasi Pasal (9): hasil no. 2 materi muatan KRP
Publik dengan Para Pemangku ditelaah dengan Pasal
9 ayat 2 Pasal (11): Analisis pengaruh hasil No 3
Kepentingan dengan hasil No 4

KLHS WP IKN TIMUR 2 7


PROSES KLHS (PP 46/2016)

Rumusan Alternatif
Penjaminan Validasi
Pasal (14): Perubahan: Tujuan ,
Strategi, pencapaian, ukuran/skala, Kualitas Pasal (25-27): Oleh
lokasi, proses/metode, penundaan, Kementerian LHK atau
Pasal (19): Oleh
rambu, mempertahankan ekosistem DLH Provinsi
Penyusun KRP

08 10
mitigasi

06

07 09 11
Dokumentasi
Pasal (23): Oleh
Penyusun KLHS

KLHS WP IKN TIMUR 2 8


INTEGRASI PROSES KLHS DENGAN PROSES KEBIJAKAN,
RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM RDTR WP IKN TIMUR 2

KLHS WP IKN TIMUR 2 9


SK POKJA

KLHS WP IKN TIMUR 2


KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
RDTR WP IKN TIMUR 2

02
KARAKTERISTIK
WILAYAH
LINGKUP WILAYAH
Wilayah Perencanaan Wilayah Fungsional
Kecamatan Desa DAS Mahakam DAS Sanggai Grand Total
Loa Janan Bakungan 7.720,81 59,28 7.780,09
Batuah 5.997,28 5.997,28
Loa Duri Ilir 3.953,67 3.953,67
Loa Duri Ulu 5.727,46 5.727,46
Loa Kulu Jonggon Desa 3.278,21 370,70 3.648,91
Sungai Payang 20.319,09 226,94 20.546,04
Samboja Bukit Merdeka 14,72 14,72
Karya Merdeka 3,15 3,15
Sungai Merdeka 294,63 294,63
Sepaku Argo Mulyo 3.323,18 3.323,18
Binuang 1.174,24 1.174,24
Bukit Raya 5,21 3.448,34 3.453,55
Bumi Harapan 15.686,24 15.686,24
Karang Jinawi 224,00 2.930,93 3.154,93
Maridan 1.317,55 1.317,55
Mentawir 7.627,99 7.627,99
Pemaluan 17.305,88 17.305,88
Semoi Dua 3.631,28 3.631,28
Kawasan Perencanaan WP IKN Timur 2 secara Wilayah fungsional WP IKN Timur 2 yang Sepaku 736,25 13.004,25 13.740,50
adminsitrasi terletak di 2 Kabupaten, diantaranya di didasarkan pada pembangian DAS tersebut Suka Raja 4.993,89 4.993,89
• Kabupaten Penajam Paser Utara meliputi mencapai luas 138.505,73 Ha yang meliputi 2 Suko Mulyo 517,39 4.867,29 5.384,68
Kecamatan Sepaku (Desa Karang Jinawi, DAS, yaitu Telemow 550,05 550,05
Sukaraja, Tengin Baru dan Kelurahan Sepaku) • DAS Mahakam Tengin Baru 825,78 5.411,48 6.237,26
Wono Sari 2.958,56 2.958,56
• Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi Kecamatan • DAS Sanggai
Grand Total 49.319,87 89.185,86 138.505,73
Loa Kulu (Desa Sungai Payang), dengan luas DAS terluas yang termasuk kedalam wilayah
3.720,03 Ha. fungsional WP IKN Timur 2 ini adalah DAS
• Kondisi kependudukan eksisting WP IKN Timur 2 Sanggai yang mencapai 35,03 % dari luas
terdiri dari 996 jiwa wilayah fungsional WP IKN Timur 2.

KLHS WP IKN TIMUR 2


KONDISI FISIK WILAYAH
Kemiringan Ketinggian Jenis Tanah Curah Hujan

71,48% 92,40% 45,15% 48,60%


didominasi oleh didominasi oleh didominasi oleh jenis didominasi oleh curah
kemiringan 0-15 ketinggian 0-100 m/dpl tanah Typic Dystrudept hujan 1.774,1 mm/thn
Sumber : Hasil Analisis Data DTM BIG, 2019 Sumber : Hasil Analisis Data DTM BIG, 2019 Sumber : Puslit Tanah, Kementerian Pertanian, 2019 Sumber : BMKG, 2020

Geologi Geomorfologi Reservoir Gas Produktivitas


dangkal Akuiver

67,29%
63,61% didominasi oleh S21 P.
51,65% 76,29%
didominasi oleh Antiklin B.Gelombang didominasi oleh
dgn Puncak Tak merupakan produksi aquifer
Formasi
Teratur Reservoir Gas langka
Pamaluan
Dangkal
Sumber : Atlas Geologi Kawasan IKN, 2020 Sumber : Atlas Geologi Kawasan IKN, 2020 Sumber : Atlas Geologi Kawasan IKN, 2020 Sumber : Atlas Geologi Kawasan IKN, 2020

KLHS WP IKN TIMUR 2


KONDISI FISIK WILAYAH
Sesar Ekoregion Vegetasi

Sumber : KLHK, 2020


Sumber : Badan Geologi, 2020
Sumber : KLHK, 2020

Ekoregion yang terdapat di WP IKN Timur 2 meliputi 1 kategori, yaitu


Perbukitan Struktural Kompleks Meratus yang mencapai 100 % dari didominasi oleh Vegetasi hutan dipterokarpa pamah
luas WP IKN Timur 2 seluas 2.341,82 Ha atau 62,95 % dari total luas WP IKN
Timur 2.

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI BENCANA
KRB Banjir Desa Luas (Ha)
KRB 1 Desa Karang Jinawi 82,52
Desa Sukaraja 47,45
Kelurahan Sepaku 0,12
KRB 2 Desa Karang Jinawi 47,73
Desa Sukaraja 4,64
Kelurahan Sepaku 2,08
Total Luas KRB WP IKN TIMUR 2 184,53

1. Secara umum pada Kawasan calon IKN terdapat 3 KRB


2. Pada WP IKN TIMUR 2 hanya terdapat 2 KRB yang terdiri dari :
• KRB 1 merupakan KRB dengan tingkat bahaya tertinggi yang tersebar di 3
desa yaitu karangjinawi, sukaraja dan sepaku dengan luasan 130,08Ha
• KRB 2 tingkat bahaya sedang dengan luas 54,54Ha
3. Dari nilai tersebut bahwa tingkat bahaya tinggi mendominasi kawasan rawan
bencana banjir karena memiliki nilai paling besar.

Sumber : Kajian Pemodelan Banjir Kawasan IKN, 2018

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENGGUNAAN LAHAN
% Terhadap
No Penggunaan Lahan Luas (Ha)
Wilayah
1 Hutan Tanaman Lain 43,76 79,10
2 Hutan lahan rendah sekunder kerapatan rendah 260,84 7,01
3 Hutan lahan rendah sekunder kerapatan tinggi 116,82 4,00
4 Hutan lahan rendah sekunder kerapatan sedang 148,87 3,14
5 Perkebunan kelapa sawit 2.942,01 1,70
6 Tanaman Campuran 10,95 1,62
7 Semak Belukar 4,56 1,55
8 Bangunan Permukiman Desa 63,13 1,18
9 Ladang/tegalan hortikultura 2,33 0,29
10 Sawah dengan padi diselingi tanaman lain/bera 8,37 0,22
11 Lahan terbuka lain 57,59 0,12
12 Rawa pedalaman 60,28 0,06
WP IKN TIMUR 2 3.720,03 100,00

1,18 %
Dominasi Penggunaan Lahan

79,10 % Bangunan
Hutan Tanaman Lain Permukiman Desa

Penggunaan Lahan
Hutan Lahan Rendah Sawah dengan Padi diselingi
Sekunder Kerapatan Tinggi Bangunan Permukiman Desa
tanaman lain/bera
Hutan Lahan Rendah Sekunder Lahan Terbuka Lain Semak Belukar
Kerapatan Sedang
Hutan Lahan Rendah Sekunder Tanaman Campuran
Ladang/ Tegalan Hortikulutra
Kerapatan Rendah

Hutan Tanaman Lain Perkebunan Kelapa Sawit Rawa Pedalaman


Sumber : RBI 1 : 5000, BIG Tahun 2019
Kawasan Terbangun
KLHS WP IKN TIMUR 2
KEPEMILIKAN LAHAN
Dominasi Kepemilikan Tanah Dominasi Penguasaan Tanah

78,25 % 77,67 %
Belum Terdaftar Tanah Penguasaan Tanah
Negara Kawasan Hutan Oleh Badan Hukum

KLHS WP IKN TIMUR 2


KORIDOR SATWA
Koridor Satwa RTR KSN Luas (Ha) Koridor Satwa RTR KSN
Indikatif Koridor Landscape Inhutani 9.042,34
Indikatif koridor NKT3 zona inti 230,46
Indikatif koridor NKT3 zona
penyangga 656,97
Grand Total 9.929,76 Koridor
Satwa WP
IKN TIMUR 2
1. Penelaahan teknis usulan pembanguan
rencana jalan strategis di kawasan
hutan dilakukan oleh tim kajian bentukan
Dirjen berwenang yang terdiri dari KLHK,
PUPR, pemda dll (BAB II pasal 7
PERMEN LHK No.
P.23/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2019
)
2. Penentuan koridor satwa berdasarkan • Perlu dilakukan pemantapan kawasan yang
pedoman yang tetuang dalam Perdirjen diikuti dengan restorasi area dengan jenis
KSDAE No. P.8/KSDAE/BPE2//KSA- tanaman asli dan menjadi sumber pakan bagi
419/2016 dan dapat diusulkan oleh satwa kunci satwa mangsa
berbagai stakeholder dengan ketentuan • mitigasi satwa liar dalam rencana jalan di
penetapan didasarkan pada kebijakan K/L kawasan hutan sesuai Permen LHK P23/2019
berwenang dapat dibangun canopy bridge maupun
underpass dengan lebar area terpendek.
3. Mitigasi konflik satwa dengan manusia
• Adanya pendidikan dan penyadartahuan
didasarkan pada Permenhut P.48 th
masyarakat
2008 tentang Pedoman Penanggulangan
• Menjadikan area sebagai pusat pendidikan,
Konflik Antara Manusia Dan Satwa Liar
inovasi dan riset

KLHS WP IKN TIMUR 2


KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
RDTR WP IKN TIMUR 2

03
PENGKAJIAN PENGARUH
KRP TERHADAP KONDISI LH
POTENSI KEBENCANAAN
Sebaran Lokasi kerentanan Gerakan Tanah

Gerakan Tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan
atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar
tanah. Adapun intensitas Gerakan tanah yang terjadi di WP IKN Timur 2 Secara umum
termasuk dalam Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah tersebar di seluruh SWP

Sebaran Lokasi kerentanan Gerakan Tanah (Ha)


3.000,00
2.429,85
2.500,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00
486,18 342,19 389,90
500,00 71,91
-
Desa Sungai Desa Karang Desa Sepaku Desa Suka Raja Desa Tengin
Payang Jinawi Baru

Kecamatan Desa Gerakan Tanah Luas


Desa Sungai
Loa Kulu Payang Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah 71,91
Desa Karang
Sepaku Jinawi Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah 2.429,85
Desa Sepaku Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah 486,18
Desa Suka Raja Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah 342,19
Desa Tengin Baru Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah 389,90
Grand Total 3.720,03

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
JE Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Longsor

• Jasa ekosistem pengatur Pengatur Mitigasi Bencana Longsor di WP IKN Timur 2 didominasi
oleh JE Sedang, yaitu mencapai 3.086,97 ha (82, 98 % dari luas keseluruhan).

• Sementara JE pengatur mitigasi bencana longsor rendah merupakan sebaran JE pengatur


mitigasi bencana longsor terkecil mencapai 48,37 Ha atau 1.30%.

JE Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Longsor (Ha)


3.500,00
3.086,97
3.000,00

2.500,00

2.000,00

1.500,00

1.000,00
435,09
500,00 149,60
48,37
-
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Grand
Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi
Tinggi Total
Loa Kulu Desa Sungai Payang 71,91 71,91
Sepaku Desa Karang Jinawi 47,21 2.209,12 131,26 42,27 2.429,85
Desa Sepaku 260,40 223,96 1,82 486,18
Desa Suka Raja 1,16 244,73 59,47 36,83 342,19
Desa Tengin Baru 300,82 20,40 68,68 389,90
Grand Total 48,37 3.086,97 435,09 149,60 3.720,03

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
Sebaran Lokasi Banjir
Kawasan rawan bencana banjir di WP IKN Timur 2 dikategorikan menjadi 2 tingkat yaitu dari
tingkatan bahaya rendah dan sedang, dengan rincian sebagai berikut:
1. KRB 1 tingkat bahaya rendah dengan kedalaman <1m
2. KRB 2 tingkat bahaya sedang dengan kedalaman 1-3 m
Berikut ini merupakan tingkatan kawasan rawan bencana banjir di WP IKN Timur 2.

Sebaran Lokasi Banjir (Ha)


150,00 130,21

100,00
54,51
50,00

-
KRB 1 KRB 2

Secara umum banjir yang terjadi di WP IKN Timur 2 termasuk dalam KRB 1 yaitu
tingkat bahaya rendah seluas 130,21 Ha dan KRB 2 tingkat bahaya sedang berada pada
luas 54,51 tersebar di Desa karang jinawi, sepaku dan sukaraja.

Kecamatan Desa KRB 1 KRB 2 Grand Total


Loa Kulu Desa Sungai Payang
Sepaku Desa Karang Jinawi 82,60 47,78 130,38
Desa Sepaku 0,12 2,08 2,2
Desa Suka Raja 47,50 4,65 52,15
Desa Tengin Baru
Grand Total 130,21 54,51 184,72

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
JE Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Pencegahan Banjir

• Jasa ekosistem pengatur mitigasi bencana banjir di WP IKN Timur 2 didominasi oleh JE
tinggi, yaitu mencapai 3.268,37 ha (87,85 % dari luas keseluruhan).
• JE pengatur mitigasi bencana banjir sedang merupakan sebaran JE pengatur mitigasi
bencana banjir terkecil yang berada di WP IKN Timur 2 mencapai 2,34 Ha.
• Hal ini menunjukkan bahwa dari sisi risiko bencana banjir, di kawasan perencanaan
memiliki pengaturan pencegahan perlindungan banjir yang tinggi, dikarenakan wilayah WP
IKN Timur 2 masih berupa kawasan hutan yang memiliki fungsi sebagai resapan air

JE Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Pencegahan Banjir (Ha)

3.500,00 3.268,37

3.000,00

2.500,00

2.000,00

1.500,00

1.000,00
392,59
500,00
56,74 2,34
-
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Grand
Kecamatanta Desa Rendah Sedang Tinggi
Tinggi Total
Loa Kulu Desa Sungai Payang 71,91 71,91
Sepaku Desa Karang Jinawi 54,12 1,13 2.252,90 121,71 2.429,85
Desa Sepaku 0,11 262,11 223,96 486,18
Desa Suka Raja 2,62 0,93 311,81 26,83 342,19
Desa Tengin Baru 0,17 369,64 20,09 389,90
Grand Total 56,74 2,34 3.268,37 392,59 3.720,03

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
JE Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Pencegahan Kebakaran Hutan

• Jasa ekosistem pengatur mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan di WP IKN
Timur 2 didominasi oleh JE pengatur mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan
sangat tinggi, yaitu mencapai 3.715,47 ha (99,87 % dari luas keseluruhan).
• Hal ini menunjukkan bahwa pengaturan pengendalian dan pencegahan bencana
alam yang berkaitan dengan kemampuan suatu daerah melindungi dan memberikan
upaya perlindungan sekitar dari bencana Kebakaran lahan dan Hutan sangat baik.

JE Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Pencegahan Kebakaran


Hutan (Ha)
4.000,00 3.715,47
3.500,00
3.000,00
2.500,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
4,57
-
Rendah Sangat Tinggi

Kecamatan Desa Rendah Sangat Tinggi Grand Total


Loa Kulu Desa Sungai Payang 71,91 71,91
Sepaku Desa Karang Jinawi 3,41 2.426,45 2.429,85
Desa Sepaku 486,18 486,18
Desa Suka Raja 1,16 341,03 342,19
Desa Tengin Baru 389,90 389,90
Grand Total 4,57 3.715,47 3.720,03

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
Kerentanan Perubahan Iklim
• Gambaran tentang kerentanan perubahan iklim ini bertujuan untuk mendukung kebijakan
pembangunan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam upaya perencanaan adaptasi serta
pengurangan resiko dan dampak perubahan iklim
• Berdasarkan hasil perhitungan data SIDIK (Sumber data Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan) maka diperoleh bahwa dari total desa di WP IKN Timur 2 yaitu nilai 3 dan 5
dimana nilai 3 merupakan kategori cukup dan nilai 5 termasuk dalam kategori sangat
rentan.
• WP IKN Timur 2 terdapat desa yang masuk kategori Sangat Rentan seluas 744,21 ha
(20,01%), dan kategori cukup sejumlah 2.975,83 ha atau (79,99%). Desa yang masuk
kategori sangat rentan terluas yaitu Desa Sungai Payang, Desa Karang Jinawi, Desa Sepaku.

Kerentanan Perubahan Iklim (Ha)


3.500,00
2.975,83
3.000,00
2.500,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00 744,21
500,00
-
Cukup Sangat Rentan

cukup
Sangat Rentan Kecamatan Desa Cukup Sangat Rentan Grand Total
Loa Kulu Desa Sungai Payang 71,90 71,90
Sepaku Desa Karang Jinawi 2.117,36 312,49 2.429,85
Desa Sepaku 126,37 359,81 486,18
Desa Suka Raja 342,19 342,19
Desa Tengin Baru 389,90 389,90
2.975,83 744,21 3.720,03
KLHS WP IKN TIMUR 2
POTENSI KEBENCANAAN
Sebaran JE Pengatur Iklim
• Untuk Jasa Ekosistem Pengatur Iklim, WP IKN Timur 2 didominasi pada kategori
Tinggi dengan luas area 3.663,29 Ha atau 98,47 % dan kategori Rendah dengan
luas area 48,37 ha atau 1,30%.
• Hal ini dikarenakan sebagian besar lahan WP IKN Timur 2 masih memiliki potensi
tinggi dalam pengaturan iklim. Penggunaan lahan menyebabkan udara lebih sejuk
dan relatif bersih. Hutan juga menjadi penyaring alami polusi udara yang dihasilkan
oleh kegiatan manusia.

Sebaran JE Pengatur Iklim (Ha)


4.000,00 3.663,29
3.500,00

3.000,00

2.500,00

2.000,00

1.500,00

1.000,00

500,00
48,37 8,38
-
Rendah Sedang Tinggi

Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi Grand Total


Loa Kulu Desa Sungai Payang 71,91 71,91
Sepaku Desa Karang Jinawi 47,21 6,91 2.375,73 2.429,85
Desa Sepaku 486,18 486,18
Desa Suka Raja 1,16 1,46 339,57 342,19
Desa Tengin Baru 389,90 389,90
Grand Total 48,37 8,38 3.663,29 3.720,03

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENURUNAN PERFORMA JASA LINGKUNGAN
Jasa Ekosistem Pengatur Tata Aliran Air dan Banjir

• Jasa ekosistem pengatur air di WP IKN Timur 2 oleh JE Sedang yaitu mencapai 3.414,05 Ha (91 %
dari luas daratan WP IKN Timur 2).
• Hal ini dikarenakan liputan vegetasi lahan kategori paling dominan adalah hutan. Hutan merupakan
tutupan lahan yang kemampuannya infiltrasinya tinggi.
• Sementara JE pengatur air rendah merupakan sebaran JE pengatur air terkecil yang berada di WP
IKN Timur 2 sebesar 48,37 ha. Tabel berikut ini memperlihatkan sebaran JE pengatur air di WP IKN
Timur 2.

Jasa Ekosistem Pengatur Tata Aliran Air dan Banjir (Ha)


4.000,00 3.414,05

3.000,00

2.000,00

1.000,00
257,62
48,37
-
Rendah Sedang Tinggi

Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi Grand Total


Loa Kulu Desa Sungai Payang 71,91 71,91
Sepaku Desa Karang Jinawi 47,21 2.267,23 115,41 2.429,85
Desa Sepaku 379,85 106,33 486,18
Desa Suka Raja 1,16 325,14 15,89 342,19
Desa Tengin Baru 369,92 19,98 389,90
Grand Total 48,37 3.414,05 257,62 3.720,03

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN KURANG BAIK
Kondisi Daya Dukung Pangan

• kebutuhan pangan ditentukan berdasarkan jumlah penduduk dan kebutuhan fisik


minimum satu orang terhadap pangan setiap harinya. Dalam kajian ini pangan yang
dimaksud adalah padi.
• Kebutuhan pangan di WP IKN Timur 2 pada kondisi eksisting di Desa Karang Jinawi
menunjukkan kondisi terlampaui dikarenakan jumlah penduduk yang ada sebanyak 995
jiwa tidak mampu didukung dengan sawah yang ada di Desa tersebut.
• Sedangkan untuk di Desa Tengin Baru ketersediaan pangan belum terlampaui karena Desa
tersebut tidak memiliki penduduk. Begitupula dengan 3 Desa lainnya yang tidak memiliki
sawah sehingga tidak memiliki status daya dukung pangan

Kebutuhan Ketersediaan
Desa Pangan Pangan Status daya dukung
Kkal/tahun (kkal/tahun)
Desa Sungai Payang - - -
Desa Karang Jinawi 747.777.325 434.507.710 Terlampaui
Desa Sepaku - - -
Desa Suka Raja - 19.397.560 Belum Terlampaui
Desa Tengin Baru - - -

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN KURANG BAIK
JE Penyedia Pangan
• Untuk kelompok Jasa Ekosistem Penyedia Pangan, seluruh wilayah WP IKN Timur 2 berada
pada kelas sedang dengan luasan 3.663,29 Ha.
• Hal ini disebabkan karena dataran fluvial kalimantan yang dinilai relatif subur untuk
digunakan sebagai lahan perkebunan dan sawah di area Kalimantan Timur hanya sebesar
1,75%
• sehingga berada pada untuk potensi penyediaan pangan klasifikasi rendah selain itu
sebagian besar lahan yang memiliki potensi tinggi material penyusun umumnya banyak
dipengaruhi oleh hasil erupsi gunung api.

Jasa Ekosistem Penyedia Pangan (Ha)


4.000,00 3.663,29
3.500,00
3.000,00
2.500,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00 48,37 8,38
-
Rendah Sedang Sangat Tinggi

Kecamatan Desa Rendah Sedang Sangat Tinggi Grand Total


Loa Kulu Desa Sungai Payang 71,91 71,91
Sepaku Desa Karang Jinawi 47,21 2.375,73 6,91 2.429,85
Desa Sepaku 486,18 486,18
Desa Suka Raja 1,16 339,57 1,46 342,19
Desa Tengin Baru 389,90 389,90
Grand Total 48,37 3.663,29 8,38 3.720,03

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN KURANG BAIK
Kondisi Keanekaragaman Hayati
Kondisi keanekaragaman hayati di di WP IKN Timur 2 terdiri atas Hutan lahan rendah sekunder
kerapatan rendah, Hutan lahan rendah sekunder kerapatan sedang, Hutan lahan rendah sekunder
kerapatan tinggi, Hutan Tanaman Lain, dan Rawa pedalaman guna lahan ini memiliki potensi
sebagai tempat satwa yang fungsinya sebagai pergerakan bolak balik, dimana satwa liar keluar dari
tempat dan kemudian kembali lagi ke tempat tersebut di masa yang akan datang.

Kondisi Keanekaragaman Hayati (Ha)


3.500,00
2.941,76
3.000,00
2.500,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00 261,10 116,93 149,02 2,34
-
Hutan lahan rendah Hutan lahan rendah Hutan lahan rendah Hutan Tanaman Rawa pedalaman
sekunder kerapatan sekunder kerapatan sekunder kerapatan Lain
rendah sedang tinggi

Hutan Hutan Hutan


lahan lahan lahan
Hutan
rendah rendah rendah Rawa Grand
Kecamatan Desa Tanaman
sekunder sekunder sekunder pedalaman Total
Lain
kerapatan kerapatan kerapatan
rendah sedang tinggi
Loa Kulu Desa Sungai Payang 71,91 71,91
Sepaku Desa Karang Jinawi 37,14 71,18 52,67 2.094,57 1,13 2.256,68
Desa Sepaku 223,96 1,82 260,29 0,11 486,18
Desa Suka Raja 43,93 7,86 214,35 0,93 267,07
Desa Tengin Baru 88,48 300,65 0,17 389,30
Grand Total 261,10 116,93 149,02 2.941,76 2,34 3.720,03

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI SUMBER AIR TERBATAS
Kondisi Daya Dukung Air

• untuk memenuhi kebutuhan akan air, fungsi lingkungan yang tekait dengan sistem tata
air perlu dilestarikan. Perbandingan kebutuhan dan ketersediaan air diperoleh setelah
melalui beberapa tahapan perhitungan, yaitu perhitungan ketersediaan (supply) air,
perhitungan kebutuhan (demand) air dan penentuan status daya dukung air
(berdasarkan SK MenLHK Nomor 297/MenLHK/Sekjen/PLA.3/4/2019).

• Kondisi daya dukung air di WP IKN Timur 2 terindikasi mayoritas masih memiliki daya
dukung yang belum terlampaui. Kondisi ini mengindikasikan bahwa daya dukung air
cukup mendukung WP IKN Timur 2.

Total
Kebutuhan
Limpasan Imbuhan
Jumlah Air Dom &
SWP Eksisting Eksisting Status DD air
(m3/tahun) Non Dom
m3/tahun m3/tahun
(m3/tahun
)
Desa Sungai Payang 28.066,26 112.265,05 140.331,31 - Belum Terlampaui
Desa Karang Jinawi 9.352.579,00 33.755.451,38 43.108.030,39 105.312,96 Belum Terlampaui
Desa Sepaku 1.726.206,52 6.899.122,95 8.625.329,47 - Belum Terlampaui
Desa Suka Raja 1.421.971,94 4.648.865,00 6.070.836,93 11.352,96 Belum Terlampaui
Desa Tengin Baru 1.386.346,41 5.530.841,85 6.917.188,26 - Belum Terlampaui
Total Kabupaten 13.915.170,13 50.946.546,23 64.861.716,36 116.665,92 Belum Terlampaui

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI SUMBER AIR TERBATAS
Jasa Ekosistem Penyedia Air
• Hal ini menunjukkan dari segi untuk penyediaan air tergolong cukup baik atau dalam status
cukup. Namun pada kondisi eksisting WP IKN Timur 2 memiliki air permukaan berupa sungai
walaupun lapisan tanah atau batuan yang dapat menyimpan air serta aktifitas pemanfaatan
lahan termasuk dalam kategori daerah air tanah langka.
• Oleh sebab itu perlu upaya untuk melindungi daerah-daerah yang merupakan basis dalam
mendukung ketersediaan air salah satunya dapat menggunakan air permukaan seperti sungai,
bendungan atau waduk.

Jasa Ekosistem Penyedia Air (Ha)


4.000,00 3.669,33
3.500,00
3.000,00
2.500,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
48,37 2,34
-
Rendah Sedang Tinggi

Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi Grand Total


Loa Kulu Desa Sungai Payang 71,91 71,91
Sepaku Desa Karang Jinawi 47,21 2.381,52 1,13 2.429,85
Desa Sepaku 486,07 0,11 486,18
Desa Suka Raja 1,16 340,11 0,93 342,19
Desa Tengin Baru 389,72 0,17 389,90
Grand Total 48,37 3.669,33 2,34 3.720,03

KLHS WP IKN TIMUR 2


KONDISI SARANA DAN PRASARANA
Fasilitas pendukung 1
kawasan permukiman
skala desa di Desa
Karang Jinawi sudah
terdapat kantor desa
yang dilengkapi sarana
pelayanan umum
lainnya,
masjid/mushola,
warung, sarana
pendidikan, posyandu,
dan pos hansip.

3 2 3
1 2 Terdapat juga sarana olah raga berupa
lapangan sepakbola serta lapangan
bulutangkis yang terletak di belakang
kantor Desa Karang Jinawi

Untuk mendukung sistem


telekomunikasi di Desa Karang
Untuk air bersih, masyarakat Jinawi, sudah terdapat Menara
setempat menggunakan air BTS yang terletak di dekat kantor
tanah yang ditampung desa sehingga kondisi sinyal di
didalam torn penampungan Desa Karang Jinawi cukup baik,
namun masih ada juga blank spot
di beberapa titik lokasi

KLHS WP IKN TIMUR 2


KEPENDUDUKAN
Berdasarkan kondisi eksisting, jika dilihat dari perkembangan kondisi kependudukan berdasarkan adminstrasi
kawasan terbangun pada BWP Pusat Pendidikan jumlah penduduk desa/kelurahan
eksisting pada saat ini hanya terdapat di Desa Karang Jinawi Penduduk
Desa/
Kecamatan Sepaku. Berdasarkan data kependudukan BPS No Kabupaten Kecamatan
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021
Kabupaten Penajam Paser Utara jumlah penduduk Desa Karang Jinawi 1003 986 995 1085 995
Desa Sukaraja 3590 3658 3722 3529 3627

Desa Karang Jinawi


1 Penajam Paser Utara Sepaku
Desa Tengin Baru 3648 3732 3710 3826 3789
Kelurahan Sepaku 1617 1615 1637 1688 1813

terdapat 995 jiwa 2 Kutai Kartanegara Loa Kulu Desa Lung Anai
Total Jumlah Penduduk
470
10328
478
10469
495
10559
495
10623
2540
12764

penduduk dengan Penduduk eksisting yang masuk kedalam delineasi kawasan WP IKN TIMUR 2

rincian terdiri dari 521


jiwa penduduk laki-laki
dan 474 jiwa penduduk WP IKN TIMUR 2
perempuan.

Kawasan Terbangun Kawasan Terbangun Eksisting


di Kecamatan Sepaku

KLHS WP IKN TIMUR 2


KONDISI JARINGAN JALAN
1 2 3

4
2 Didalam perencanaan WP IKN
5 4 TIMUR 2 akan direncanakan satu
koridor yang merupakan college
3 avenue / koridor pendidikan tinggi
yang merupakan kawasan inti dari
WP IKN TIMUR 2 . Berdasarkan hasil
temuan lapangan kondisi eksisting
1 college avenue masih berupa hutan
yang ditanami pohon eucalyptus,
namun ruas jalan yang direncanakan
sudah ada berupa jalan perkebunan
dengan kondisi Sebagian sudah
perkerasan batu dan pasir

4
5 Adapula rencana pembangunan
danau yang merupakan titik dari
pertemuan tiga aliran sungai, namun
kondisi saat ini masih berupa aliran
sungai kecil yang msh tertutup
pepohonan

KLHS WP IKN TIMUR 2


KEPENDUDUKAN

Luas
KIKN DILUAR KIKN
% Thd
Populasi Luas Luas
No WP Cell Luas Area Luas Populasi
Terbangun (Jiwa) No WP Luas Area Terbangun Terbangun
Area (Jiwa)
Eksisting Rencana
1 1.940,85 1.496,52 77,11 247.100
1 WP KIPP 2 740,60 474,78 64,11 72.100 7 WP Simpang Samboja 4.294,59 220,24 1.514.95 33.849
3 401,65 276,90 68,94 32.550 8 WP Kuala Samboja 2.983,57 393,26 1.827,27 62.666
Target Populasi WP KIPP 351.750 9 WP Muara Jawa 9.074,82 730,52 2.835,67 78.901
3 1.553,31 1.141,21 73,47 134.150
4 955,64 554,18 57,99 35.829
Total WP diluar KIKN 16.352,99 1.344,02 6.177,88 188.809
2 WP IKN Barat 5 1.921,51 1.090,56 56,76 173.700 Di luar WP 183.403,03 2.339,04 12.306,45 70.244
6 1.848,76 1.057,39 57,19 100.114 Total KPIKN 199.756,02 3.683,06 18.484,33 259.053
7 250,39 112,58 44,96 17.495
Target Populasi WP IKN Barat 461.288 Sumber : Simulasi Target Populasi RTR KSN IKN, 2021
3 WP IKN Selatan 4 187,55 1,10 0,59 71
Target Populasi WP IKN Selatan Masuk ke WP IKN Barat 71
7 553,76 443,56 80,10 68.929
4 WP IKN Timur 1 9 1.235,68 901,26 72,94 113.562
10 446,38 354,04 79,31 25.500 Target populasi tahun 2045
Target Populasi WP IKN Timur 1 207.991
6 290,68 236,44 81,34 22.386 Ibu Kota Nusantara
7 779,47 636,28 81,63 98.876

1.671.853 jiwa
8 602,67 382,66 63,49 50.400
5 WP IKN Timur 2
9 194,28 155,85 80,22 19.638
11 593,37 414,46 69,85 54.800
12 17,00 15,24 89,66 1.112
Target Populasi WP IKN Timur 2 247.212

6 WP IKN Utara
12
13
1.099,94
1.766,72
845,38
1.230,77
76,86
69,66
61.688
48.900 Target populasi WP IKN TIMUR 2

Jumlah
14 1.258,30 916,24 72,82
Target Populasi WP IKN Utara
18.638,50 12.737,40
33.900
144.488
1.412.800
247.212 jiwa
Sumber : Simulasi Target Populasi Masterplan IKN, 2021

KLHS WP IKN TIMUR 2


KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
RDTR WP IKN TIMUR 2

04
ISU PB PALING STRATEGIS
DAN MATERI MUATAN
KRP BERPENGARUH
IDENTIFIKASI ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Aspek Sosial Aspek Ekonomi


1. Adanya potensi perkebunan Ketergantungan usaha rakyat
terhadap SDA kayu 1. Masih rendahnya aksesibilitas dan
2. Pelestarian Budaya dan adat istiadat setempat konektivitas infrastruktur
3. Perlunya keterlibatan masyarakat lokal dalam kegiatan 2. Belum optimalnya hasil yang dicapai oleh
pembangunan ibukota negara Perusahaan Daerah dalam menambah
4. Kualitas tenaga kerja lokal sebagai buruh di perusahaan pemasukan daerah
5. Perlunya peningkatan kapasitas SDM dan pemberdayaan 3. Perlunya optimalisasi IKM dan UMKM
masyarakat local 4. Belum adanya kepastian IKN mempengaruhi
6. Kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat lokal pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal dan
rendah disekitar IKN
7. Masyarakat lokal yang lebih memilih berkebun kelapa 5. Masih rendahnya aksesibilitas dan
sawit karena kemudahan menanam konektivitas infrastruktur

Aspek Lingkungan
1. Kebakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali 9. Penimbunan rawa dan pendangkalan sungai dan
2. Gangguan kesehatan akibat kebakaran hutan danau-danau
3. Penebangan hutan oleh rakyat meningkat 10. Sumber air Sebagian besar berasal dari air
permukaan
4. Kepemilikan lahan masyarakat di kawasan konservasi
11. Tidak ada potensi air baku yang menjadi sumber
Alih Fungsi hutan menjadi lahan terbuka meningkat
air baku
5. Pencemaran udara oleh asap kebakaran hutan 12. Sering terjadi erosi, sedimentasi, longsor, dan
6. Lingkungan hidup mengalami kerusakan/degradasi banjir
7. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian dan perkebunan 13. Curah hujan tinggi
menjadi permukiman 14. Potensi run off meningkatkan peluang potensi
8. Alih fungsi Kawasan pertanian tanaman pangan dan banjir
hortikultura menjadi perkebunan kelapa sawit kurangnya 15. Perubahan alih fungsi DAS
akifer air tanah 16. Pasokan energi listrik sering terganggu

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENAPISAN ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Sintesa isu-isu PB yang
Isu-isu berdasarkan hasil Isu-isu berdasarkan hasil analisis Isu-isu berdasarkan hasil Isu-isu PB berdasarkan hasil Isu-Isu PB yang merupakan analisis dari
disintesakan dari isu PB Sintesa Isu PB dikaitkan
analisis masukan Masyarakat tipoligi danpak dan/risiko LH yang analisis dari Laporan KLHS, analisis data informasi Hasil Sintesa Isu PB (5) dikaitkan dengan
KP+FGD (1). Ref Ilmiah, (2) dengan ketentuan Pasal 9
No dan Pemangku Kepentingan terkai dengan KRP yang akan dikaji Dokumen RPPLH, KRP Lain karakteristik wilayah tingakt pentingnya potensi dampak dan
KRP+KLHS lainnya (3), dan ayat (2) PP 46/2016
(Hasil KP dan FGD) dari berbagai referensi yang relevan (IGT/spasial dan atribut) RIsiko LH
Karakteristik wilayah (4)
1 2 3 4 5 6 7
1 Kebakaran hutan dan lahan yang Titik lokasi kebakaran hutan, Banyaknya
Pengelolaan hutan kurang baik (Analisa Peta lokasi historis kebakaran
tidak terkendali kebakaran hutan (KLHS MP) kebakaran hutan komponen lingkungan hidup yang terkena Isu PB Paling Strategis
Data Luas Areal Kebakaran KLHK, 2019) hutan (KLHS MP)
dampak akibat kebakaran hutan
2 Gangguan kesehatan akibat Pengelolaan hutan dan lahan kurang Tidak ada data gangguan
Tidak ada data gangguan kesehatan akibat asap
kebakaran hutan baik (Tidak ada data gangguan Tidak ada data Tidak ada data kesehatan akibat asap kebakaran Bukan Isu PB paling strategis
kebakaran hutan
Kesehatan akibat kebakaran hutan) hutan
3 Penebangan hutan oleh rakyat Data penebangan hutan secara illegal Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data
Isu PB paling strategis
meningkat (tidak ada data)
4 Kepemilikan lahan masyarakat di Kepemilikan lahan masyarakat
kawasan konservasi berada di hutan lindung (67,29
ha), hutan produksi (6.288,81
Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Isu PB paling strategis
ha), hutan produksi konversi
(146,21 ha), taman hutan raya
(18.660,54 ha)
5 Alih Fungsi hutan menjadi lahan Besaran jumlah penduduk yang akan terkena
terbuka meningkat dampak, Luas wilayah, Intensitas lama dampak,
Banyaknya komponen lingkungan hidup yang
Degradasi lingkungan yang ditandai Peta perubahan guna lahan (data
Alih fungsi hutan Alih fungsi lahan terkena dampak, sifat kumulatif dampak, Isu PB Paling Strategis
dengan alih fungsi lahan perubahan guna lahan pertahun)
berbalik atau tidak berbalik dampak, kriteria lain
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
6 Pencemaran udara oleh asap Pengelolaan hutan kurang baik (Data
kebakaran hutan kualitas udara) (Laporan Kinerja Tidak ada data pencemaran udara Tidak ada data pencemaran udara akibat asap
Tidak ada data Tidak ada data Bukan Isu PB paling strategis
Tahunan Direktorat Pengendalian akibat asap kebakaran hutan kebakaran hutan
Pencemaran Udara- KLHK, 2018)
7 Lingkungan hidup mengalami Besaran jumlah penduduk yang akan terkena
kerusakan/degradasi dampak, Luas wilayah, Intensitas lama dampak,
Banyaknya komponen lingkungan hidup yang
Degradasi lingkungan yang ditandai Peta perubahan guna lahan (data
Alih fungsi hutan Alih fungsi lahan terkena dampak, sifat kumulatif dampak, Isu PB Paling Strategis
dengan alih fungsi lahan perubahan guna lahan pertahun)
berbalik atau tidak berbalik dampak, kriteria lain
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
8 Terjadinya alih fungsi lahan
Degradasi lingkungan (data perubahan Degradasi lingkungan akibat alih Luas alih fungsi lahan pertanian dan
pertanian dan perkebunan Perubahan guna lahan Peta guna lahan (time series) Isu PB paling strategis
guna lahan) fungsi lahan perkebunan menjadi permukiman.
menjadi permukiman

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENAPISAN ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Sintesa isu-isu PB yang
Isu-isu berdasarkan hasil Isu-isu berdasarkan hasil analisis Isu-isu berdasarkan hasil Isu-isu PB berdasarkan hasil Isu-Isu PB yang merupakan analisis dari
disintesakan dari isu PB Sintesa Isu PB dikaitkan
analisis masukan Masyarakat tipoligi danpak dan/risiko LH yang analisis dari Laporan KLHS, analisis data informasi Hasil Sintesa Isu PB (5) dikaitkan dengan
KP+FGD (1). Ref Ilmiah, (2) dengan ketentuan Pasal 9
No dan Pemangku Kepentingan terkai dengan KRP yang akan dikaji Dokumen RPPLH, KRP Lain karakteristik wilayah tingakt pentingnya potensi dampak dan
KRP+KLHS lainnya (3), dan ayat (2) PP 46/2016
(Hasil KP dan FGD) dari berbagai referensi yang relevan (IGT/spasial dan atribut) RIsiko LH
Karakteristik wilayah (4)
1 2 3 4 5 6 7
9 Alih fungsi Kawasan pertanian Tidak ada data alih fungsi
Tidak ada data alih fungsi kawasan Tidak ada data alih fungsi kawasan pertanian
tanaman pangan dan hortikultura Tidak ada data kawasan pertanian menjadi Peta gunalahan (time series) Bukan Isu PB paling strategis
pertanian menjadi pertambangan menjadi pertambangan
menjadi perkebunan kelapa sawit pertambangan
10 kurangnya akifer air tanah Pembatasan penggunaan air Peta hidrogeologi (PATGTL, Besaran jumlah penduduk yang akan terkena
Potensi air terbatas (zona akuifer tanah) Potensi sumber air terbatas Isu PB paling strategis
tanah 2020) dampak kekurangan air bersih,
11 Penimbunan rawa dan Pendangkalan sungai
pendangkalan sungai dan danau- mengakibatkan catchment area Luas perubahan lebar sungai, dampak banjir,
Potensi bencana banjir (tidak ada data) Peningkatan debit run off Peta guna lahan Isu PB paling strategis
danau berkurang dan pertambahan luas dan intensitas banjir
daratan
12 Sumber air Sebagian besar Potensi sumber air terbatas (Dukungan
Lokasi potensi sumber air
berasal dari air permukaan Infrastruktur SDA untuk Ibu Kota Negara jumlah penduduk yang terlayani sumber air, dan
Kualitas sumber air permukaan permukaan berupa bendungan, Potensi Sumber air terbatas Isu PB paling strategis
BBWS Kalimantan III, Kaltim, DIolah teknologi penyediaan alternatif sumber air
embung, intake (MP)
Litbang Kompas/PUT)
13 Tidak ada potensi air baku yang Peta hidrogeologi (PATGTL, Besaran jumlah penduduk yang akan terkena
Potensi air terbatas (zona akuifer tanah) Kualitas sumber air permukaan Potensi sumber air terbatas Isu PB paling strategis
menjadi sumber air baku 2020) dampak kekurangan air bersih,
14 Sering terjadi erosi, sedimentasi, Peta Kawasan Rawan Bencana
Potensi bencana longsor dan banjir Potensi banjir KRB 3 (tinggi)
longsor, dan banjir Banjir Peta Zona Kerentanan Potensi Bencana Gerakan tanah, Luas wilayah yang terkena kawasan banjir, dan
(badan geologi, 2020) dan Historikal dan KRB 2 (sedang), gerakan Isu PB paling strategis
Gerakan Tanah (KLHS MP, Badan banjir, dan longsor Gerakan tanah.
peristiwa banjir (MP AP 1 Hal 286) tanah sangat rendah-rendah
Geologi, 2019),
15 Curah hujan tinggi Data sebaran curah hujan, Peta
Potensi banjir KRB 3 (tinggi)
Potensi bencana (intensitas curah hujan) Kawasan Rawan Bencana Banjir Potensi Bencana banjir, Luas wilayah yang terkena kawasan banjir, Isu PB paling strategis
dan KRB 2 (sedang),
(KLHS MP),
16 Potensi run off meningkatkan Potensi bencana banjir/ Historikal
Potensi banjir KRB 3 (tinggi) Peta Kawasan Rawan Bencana
peluang potensi banjir peristiwa banjir. Debit sungai (MP AP 1 Potensi Bencana banjir, Luas wilayah yang terkena kawasan banjir, Isu PB paling strategis
dan KRB 2 (sedang), Banjir (KLHS MP),
Hal 286)
17 Perubahan alih fungsi DAS Potensi banjir KRB 3 (tinggi) Peta Kawasan Rawan Bencana
Potensi bencana banjir/ data guna lahan Potensi Bencana banjir, Luas wilayah yang terkena kawasan banjir, Isu PB paling strategis
dan KRB 2 (sedang), Banjir (KLHS MP),
18 Pasokan energi listrik sering Daya Terpasang, Produksi, dan Distribusi Listrik
Kurangnya pasokan energi
terganggu Krisis energi Sebaran gardu induk Krisis energi PT.PLN pada cabang ranting menurut Isu PB paling strategis
listrik
kecamatan (kWh) tahun 2019 (BPS)
19 Masih rendahnya aksesibilitas dan Tidak dilayani oleh angkutan Konektivitas jaringan jalan ke
Kondisi kelas dan pekerasan jalan Tidak ada data Tidak ada data Bukan Isu PB paling strategis
konektivitas infrastruktur umum daerah perkotaan

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENAPISAN ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Sintesa isu-isu PB yang
Isu-isu berdasarkan hasil Isu-isu berdasarkan hasil analisis Isu-isu berdasarkan hasil Isu-isu PB berdasarkan hasil Isu-Isu PB yang merupakan analisis dari
disintesakan dari isu PB Sintesa Isu PB dikaitkan
analisis masukan Masyarakat tipoligi danpak dan/risiko LH yang analisis dari Laporan KLHS, analisis data informasi Hasil Sintesa Isu PB (5) dikaitkan dengan
KP+FGD (1). Ref Ilmiah, (2) dengan ketentuan Pasal 9
No dan Pemangku Kepentingan terkai dengan KRP yang akan dikaji Dokumen RPPLH, KRP Lain karakteristik wilayah tingakt pentingnya potensi dampak dan
KRP+KLHS lainnya (3), dan ayat (2) PP 46/2016
(Hasil KP dan FGD) dari berbagai referensi yang relevan (IGT/spasial dan atribut) RIsiko LH
Karakteristik wilayah (4)
1 2 3 4 5 6 7
20 Belum adanya kepastian IKN Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data
mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi masyarakat lokal dan Tidak ada data Tidak ada data Bukan Isu PB paling strategis
disekitar IKN
21 Adanya potensi perkebunan Data tutupan lahan kawasan
Potensi produktivitas perkebunan Luas perkebunan Pengeleolaan lahan kurang baik Luas produktivitas dari hasil perkebunan. Bukan Isu PB paling strategis
perkebunan
22 Ketergantungan usaha rakyat Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data
Tidak ada data Tidak ada data Bukan Isu PB paling strategis
terhadap SDA kayu
23 Pelestarian Budaya dan adat Potensi Konflik Sosial dan Budaya / sebaran kelompok etnis Tidak ada data Tidak ada data
istiadat setempat sebaran kelompok etnis masyarakat Tidak ada data masyarakat (Yayasan Bumi, Bukan Isu PB paling strategis
(Yayasan Bumi, 2020) 2020)
24 Belum optimalnya hasil yg dicapai Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data
oleh Perusahaan Daerah dalam Tidak ada data Tidak ada data Bukan Isu PB paling strategis
menambah pemasukan daerah
25 Perlunya optimalisasi IKM dan Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data
Tidak ada data Tidak ada data Bukan Isu PB paling strategis
UMKM
26 Perlunya keterlibatan masyarakat peran serta masyarakat local dalam Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data
lokal dalam kegiatan pembangunan Ibukota Nusantara (Tidak Tidak ada data Bukan Isu PB paling strategis
pembangunan ibukota negara ada data)
27 Kualitas tenaga kerja lokal Jumlah penduduk berdasarkan Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data
Tidak ada data Bukan Isu PB paling strategis
sebagai buruh di perusahaan matapencaharian (tidak ada data)
28 Perlunya peningkatan kapasitas
SDM dan pemberdayaan Kapasitas SDM (tidak ada data) Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data terkait pemberdayaan nelayan Bukan Isu PB paling strategis
masyarakat lokal
29 Kapasitas SDM dan pemberdayaan
Kapasitas SDM (tidak ada data) Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data terkait pemberdayaan nelayan Bukan Isu PB paling strategis
masyarakat lokal rendah
30 Masyarakat lokal yang lebih
memilih berkebun kelapa sawit Pemilihan masyarakat dalam berkebun
Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data terkait pemberdayaan nelayan Bukan Isu PB paling strategis
karena kemudahan menanam (tidak ada data)

KLHS WP IKN TIMUR 2


PEMUSATAN ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Isu-isu berdasarkan hasil analisis masukan Masyarakat dan Sintesa Isu PB dikaitkan dengan Pengelompokan Isu PB
No
Pemangku Kepentingan (Hasil KP dan FGD) ketentuan Pasal 9 ayat (2) PP 46/2016 Paling Strategis

1 Kebakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali Isu PB Paling Strategis
2 Sering terjadi erosi, sedimentasi, longsor, dan banjir Isu PB paling strategis
Potensi Kebencanaan
3 Curah hujan tinggi Isu PB paling strategis
4 Potensi run off meningkatkan peluang potensi banjir Isu PB paling strategis
5 Lingkungan hidup mengalami kerusakan/degradasi Isu PB Paling Strategis
Terjadinya alih fungsi lahan pertanian dan perkebunan menjadi
6 permukiman Isu PB paling strategis Penurunan Performa jasa
lingkungan
7 Penimbunan rawa dan pendangkalan sungai dan danau-danau Isu PB paling strategis
8 Perubahan alih fungsi DAS Isu PB paling strategis
9 Penebangan hutan oleh rakyat meningkat Isu PB paling strategis
Kepemilikan lahan masyarakat di kawasan konservasi Pengelolaan hutan dan lahan
10 Isu PB paling strategis
kurang baik
11 Alih Fungsi hutan menjadi lahan terbuka meningkat Isu PB Paling Strategis
12 kurangnya akifer air tanah Isu PB paling strategis
13 Sumber air Sebagian besar berasal dari air permukaan Isu PB paling strategis Potensi sumber air terbatas
14 Tidak ada potensi air baku yang menjadi sumber air baku Isu PB paling strategis
15 Pasokan energi listrik sering terganggu Isu PB paling strategis Krisis energi

KLHS WP IKN TIMUR 2


ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PALING STRATEGIS

Potensi
01. kebencanaan

Potensi sumber air


04. terbatas

Penurunan performa
02. Jasa Lingkungan

Krisis
05. Energi

03. Pengelolaan hutan


dan lahan kurang baik

KLHS WP IKN TIMUR 2


HASIL ANALISIS KAJIAN ISU PB PALING STRATEGIS
Pengelolaan Hutan dan
03. Lahan Kurang Baik
Potensi
01. bencana alam
Kegiatan pengambilan kayu alam secara tidak langsung menyebabkan
areal tempat ladang berpindah, sehingga sistem rotasi menjadi lebih
pendek. Hal ini menyebabkan kerusakan lahan karena turunnya
• Gerakan tanah: batuan lempung yang cenderung mudah tererosi kesuburan tanah secara alami semakin meningkat.
menjadi faktor terjadinya gerakan tanah.
• Potensi Banjir: termasuk dalam KRB 1 yaitu tingkat bahaya rendah
seluas 2.619,71 dengan kedalaman <1m.
• Kebakaran Hutan: potensi munculnya titik panas atau hotspot akan
Potensi Sumber
menyebabkan karhutla serta termasuk pada wilayah iklim rentan
04. Air Terbatas
• kurangnya prasarana infrastruktur penyediaan air baku dan
jaringan pipa distribusi.
• hasil identifikasi, diperoleh bahwa semua sungai di Kecamatan
Penurunan Performa
02. Jasa Lingkungan
Sepaku memiliki kondisi fisik yang keruh, sedangkan untuk
kondisi embungnya lebih beragam dengan kondisi antara lain
jernih, sedikit keruh, serta berbau.
• Termasuk kedalam kondisi hidrologi air tanah langka
• Terjadinya pendangkalan sungai dan danau mengakibatkan
catchment area berkurang dan pertambahan luas daratan

05. Krisis Energi


sehingga terjadi perubahan lebar sungai yang dapat
mengakibatkan terjadinya banjir.
• terjadinya alih fungsi lahan pertanian dan perkebunan menjadi
permukiman menyebabkan degradasi lingkungan.
Diperkiraan beban puncak di wilayah Kalimantan Timur sekitar 1.196
MW. Apabila digunakan basis cadangan daya atau reserve margin
sebesar 30%, maka diperlukan tambahan daya yang harus disiapkan
untuk energi IKN sekitar 1.555 MW. Belum terlayaninya sambungan
listrik di beberapa lokasi di sekitar WP IKN Timur 2

KLHS WP IKN TIMUR 2


BA ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
BERITA ACARA ISU PB DOKUMENTASI

KLHS WP IKN TIMUR 2


KRP BERDAMPAK

Rencana Struktur Ruang

Jarlan Arteri Primer Jarlan Kolektor Sekunder

Rencana Pola Ruang

Perumahan Kepadatan SPU Campuran Perdagangan


Sangat Tinggi, Tinggi, Skala Intensitas dan Jasa
dan Sedang Kota Tinggi Skala Kota

KLHS WP IKN TIMUR 2


KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
RDTR WP IKN TIMUR 2

05
ANALISIS PENGARUH
KRP TERHADAP
KONDISI LH
POTENSI KEBENCANAAN
Analisis KRP Berdampak terhadap Dampak dan Resiko Lingkungan Gerakan tanah

• gerakan tanah dengan kerentanan rendah yang tersebar di seluruh WP IKN Timur
2 yang artinya memiliki kondisi yang aman dari gerakan tanah karena tidak ada
intensitas gerakan tanah yang tinggi.
• Lokasi gerakan tanah yang akan mempengaruhi KRP umumnya tersebar di
seluruh WP IKN Timur 2

KRP-Berdampak Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah


Jalan arteri primer ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓
Campuran Intensitas Tinggi 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 67,08
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 280,71
Perumahan Kepadatan Tinggi 220,49
SPU Skala Kota 201,06
Grand Total 831,05

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Pengatur Mitigasi Bencana Longsor

• Kondisi JE Pengatur Mitigasi Bencana longsor eksisting didominasi dengan


kondisi sedang
• Kondisi KRP berdampak JE Pengatur Mitigasi Bencana longsor didominasi
dengan kondisi sedang, terutama pada KRP pengembangan kawasan
Perumahan Kepadatan Sedang dan SPU Skala Kota. Artinya kawasan tersebut
memiliki tingkat pencegahan dan perlindungan dari bencana longsor sedang
sehingga perlu adanya pencegahan baik dalam mitigasi structural maupun
non-struktural

Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Pengatur Mitigasi Bencana


Longsor (Ha)
800,00 742,71
700,00
600,00
500,00
400,00
300,00
200,00
100,00 21,73 38,33 28,29
-
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap Dampak dan Resiko Lingkungan Banjir

• Kondisi terhadap Dampak dan Resiko Lingkungan Banjir eksisting didominasi dengan
kondisi tinggi
• Kondisi KRP terhadap Dampak dan Resiko Lingkungan Banjir didominasi dengan KRB 1
yang artinya jika terjadi banjir ketinggian air <1 m dengan luas terbesar di kawasan
perdagangan dan jasa skala kota. Sedangkan untuk KRB 2 terdapat di Kawasan
perumahan kepadatan tinggi dan sedang seluas 2 hektar

Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap Dampak dan Resiko


Lingkungan Banjir (Ha)
37,77
40,00

30,00

20,00

10,00 6,73

-
KRB 1 KRB 2

KRP KRB 1 KRB 2 Grand Total


Jalan arteri primer - - -
Jalan Kolektor Sekunder ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi - - -
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 18,57 1,78 20,35
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 0,24 0,24
Perumahan Kepadatan Sedang 10,60 2,22 12,82
Perumahan Kepadatan Tinggi 8,32 2,73 11,05
SPU Skala Kota 0,05 0,05
Grand Total 37,77 6,73 44,51

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Pengatur Mitigasi Bencana Banjir
Analisis jasa ekosistem dengan KRP berdampak dilakukan dengan metode analisis spasial
yaitu metode tumpang susun antara peta jasa ekosistem dengan peta KRP berdampak.
Berikut ini merupakan hasil overlay KRP berdampak dengan jasa ekosistem pengatur banjir.
• Kondisi JE Pengatur Mitigasi Bencana banjir eksisting didominasi dengan kondisi tinggi
• Kondisi KRP JE Pengatur Mitigasi Bencana banjir didominasi dengan kondisi tinggi
terutama pada KRP Kawasan perumahan kepadatan sedang dan SPU Skala Kota.

Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Pengatur Mitigasi Bencana


Banjir (Ha)
1.000,00
779,33
800,00

600,00

400,00

200,00
25,53 0,46 25,72
-
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sangat
KRP Berdampak Rendah Sedang Tinggi Grand Total
Tinggi
Jalan arteri primer ✓ ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓ ✓ ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi 16,47 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 1,34 0,02 62,00 3,71 67,08
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 42,85 2,39 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 15,74 0,15 257,32 7,49 280,71
Perumahan Kepadatan Tinggi 8,45 201,17 10,87 220,49
SPU Skala Kota 0,29 199,51 1,26 201,06
Grand Total 25,53 0,46 779,33 25,72 831,05

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
JE Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Pencegahan Kebakaran Hutan

• Kondisi JE kebakaran hutan eksisting didominasi dengan kondisi sangat tinggi


• Kondisi KRP kebakaran hutan didominasi dengan kondisi sangat tinggi. Artinya kawasan tersebut
memiliki fungsi pencegahan bencana alam dari kebakaran lahan. Hal ini tetap bisa dipertahankan
dengan menambah atau mempertahankan liputan vegetasi di kawasan perencanaan.

JE Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Pencegahan


Kebakaran Hutan (Ha)
1.000,00
828,92
800,00

600,00

400,00

200,00
2,14
-
Rendah Sangat Tinggi

KRP Berdampak Rendah Sangat Tinggi Grand Total


Jalan Arteri Primer ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi 16,47 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 0,23 66,85 67,08
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 45,24 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 1,75 278,96 280,71
Perumahan Kepadatan Tinggi 0,15 220,34 220,49
SPU Skala Kota 201,06 201,06
Grand Total 2,14 828,92 831,05

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
Kerentanan Perubahan Iklim

• WP IKN Timur 2 sebagian besar berada pada kategori kerentanan sedang dengan luasan
3.609,76 ha atau 97%. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh KRP terhadap adaptasi
terhadap perubahan iklim, dilakukan analisis GIS dengan melakukan overlay antara Peta
kerentanan iklim dengan KRP WP IKN Timur 2.
• Maka dihasilkan dominasi KRP termasuk dalam pengaruh terhadap kapasitas adaptasi
perubahan iklim sedang. Kapasitas adaptasi dengan tingkat sedang tertinggi berada pada
kawasan perumahan kepatan sedang.

KRP Berdampak Cukup Sangat Rentan Jumlah


Jalan Arteri Primer ✓ ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓ -
Campuran Intensitas Tinggi 16,47 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 67,08 67,08
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 45,24 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 258,27 22,44 280,71
Perumahan Kepadatan Tinggi 220,49 220,49
SPU Skala Kota 201,06 201,06
Grand Total 808,61 22,44 831,05

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Pengatur Iklim

• Kondisi JE Pengatur Iklim eksisting didominasi dengan kondisi tinggi


• Kondisi KRP JE Pengatur Iklim didominasi dengan kondisi tinggi, terutama pada KRP
pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang dan kawasan perumahan
kepadatan tinggi.

Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Pengatur Iklim (Ha)


1.000,00
805,52
800,00

600,00

400,00

200,00
21,73 3,81
-
Rendah Sedang Tinggi

KRP Berdampak Rendah Sedang Tinggi Grand Total


Jalan arteri primer ✓ ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓ ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi 16,47 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 0,23 1,11 65,74 67,08
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 45,24 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 14,68 1,06 264,97 280,71
Perumahan Kepadatan Tinggi 6,82 1,63 212,04 220,49
SPU Skala Kota 201,06 201,06
Grand Total 21,73 3,81 805,52 831,05

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI KEBENCANAAN
Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Pengatur Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan

• Kondisi JE kebakaran hutan eksisting didominasi dengan kondisi sangat tinggi


• Kondisi KRP kebakaran hutan didominasi dengan kondisi sangat tinggi. Artinya
kawasan tersebut memiliki fungsi pencegahan bencana alam dari kebakaran lahan.
Hal ini tetap bisa dipertahankan dengan menambah atau mempertahankan liputan
vegetasi di kawasan perencanaan.

Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Pengatur Mitigasi Bencana


Kebakaran Hutan dan Lahan (ha)
1.000,00 828,92
800,00
600,00
400,00
200,00
2,14
-
Rendah Sangat Tinggi

Sangat
KRP Berdampak Rendah Grand Total
Tinggi
Jalan Arteri Primer ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi 16,47 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 0,23 66,85 67,08
Perumahan Kepadatan Sangat
Tinggi 45,24 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 1,75 278,96 280,71
Perumahan Kepadatan Tinggi 0,15 220,34 220,49
SPU Skala Kota 201,06 201,06
Grand Total 2,14 828,92 831,05

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENURUNAN PERFORMA JASA LINGKUNGAN
Analisis KRP Berdampak Jasa Ekosistem Pengatur Tata Aliran Air dan Banjir

• Kondisi JE pengatur air di WP IKN timur 2 termasuk dalam kategori sedang


• Kondisi KRP JE pengatur air didominasi dengan kondisi sedang, terutama pada
KRP pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang dan kawasan
perumahan kepadatan tinggi.

Analisis KRP Berdampak Jasa Ekosistem Pengatur Tata Aliran Air dan
Banjir (Ha)
1.000,00
785,87
800,00

600,00
400,00

200,00
21,73 23,45
-
Rendah Sedang Tinggi

KRP Berdampak Rendah Sedang Tinggi Grand Total


Jalan arteri primer ✓ ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓ ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi 16,47 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 0,23 64,40 2,46 67,08
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 44,18 1,05 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 14,68 258,39 7,64 280,71
Perumahan Kepadatan Tinggi 6,82 202,92 10,75 220,49
SPU Skala Kota 199,51 1,55 201,06
Grand Total 21,73 785,87 23,45 831,05

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN KURANG BAIK
Analisis KRP Terhadap Daya Dukung Pangan

Rata-rata orang
penduduk produksi
Kecamatan konsumsi padi kondisi
(jiwa) (kg)
(kg/tahun)
Sepaku 1.619.975 180.756.833 56.210.000 terlampaui

proyeksi kebutuhan pangan di tahun 2045 pada WP IKN Timur 2 yang berada di Kecamatan
Sepaku telah terlampaui. Hasil ini memperlihatkan bahwa bertambahnya penduduk dan
perkembangan kawasan menjadi perkotaan menyebabkan ketersediaan pangan tidak
mencukupi kebutuhan pangan di kecamatan sepaku dan butuh dukungan dari wilayah lain

Analisis KRP Terhadap Daya Dukung Pangan (Ha)


1.000,00 807,66
800,00
600,00
400,00
200,00 23,40
-
Belum Terlampaui Terlampaui

KRP Belum Terlampaui Terlampaui Grand Total


Jalan arteri primer ✓ ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi 16,47 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 65,97 1,11 67,08
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 45,24 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 266,72 13,99 280,71
Perumahan Kepadatan Tinggi 212,19 8,30 220,49
SPU Skala Kota 201,06 201,06
Grand Total 807,66 23,40 831,05

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN KURANG BAIK
Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Penyedia Pangan

• Kondisi JE Penyedia Pangan eksisting didominasi dengan kondisi


sedang
• Kondisi KRP JE Penyedia Pangan didominasi dengan sedang
terutama pada KRP pengembangan kawasan perumahan
kepadatan sedang dan kawasan perumahan kepadatan tinggi.

Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Penyedia Pangan (ha)


1.000,00
805,52
800,00

600,00

400,00

200,00
21,73 3,81
-
Rendah Sedang Sangat Tinggi

KRP Berdampak Rendah Sedang Sangat Tinggi Grand Total


Jalan arteri primer ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓ ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi 16,47 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 0,23 65,74 1,11 67,08
Perumahan Kepadatan Sangat
Tinggi 45,24 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 14,68 264,97 1,06 280,71
Perumahan Kepadatan Tinggi 6,82 212,04 1,63 220,49
SPU Skala Kota 201,06 201,06
Grand Total 21,73 805,52 3,81 831,05

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN KURANG BAIK
Analisis Pengaruh KRP Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Analisis efisiensi sumberdaya alam di WP IKN Timur 2 dititik beratkan kepada adanya konversi area hutan
dan pertanian menjadi peruntukan non hutan dan non pertanian. Konversi lahan yang terjadi pada area
hutan terbesar terjadi pada guna lahan hutan tanaman lain menjadi perumahan kepadatan sedang

Hutan lahan
rendah Hutan lahan Hutan
Ladang/tegalan Perkebunan
Rencana Pola Ruang sekunder rendah sekunder Tanaman
hortikultura kelapa sawit
kerapatan kerapatan tinggi Lain
sedang
Arteri primer ✓ ✓
Kolektor sekunder ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi 1,08 14,41
Perdagangan dan Jasa
Skala Kota 13,50 3,32 37,33 1,72 0,41
Perumahan Kepadatan
Sangat Tinggi 3,29 0,39 39,14 0,38
Perumahan Kepadatan
Sedang 12,75 1,56 223,96 0,97 13,02
Perumahan Kepadatan
Tinggi 8,20 5,83 181,95 0,85 6,96
SPU Skala Kota 0,90 0,45 199,42
Grand Total 39,72 11,55 696,21 3,54 20,78

Sawah dengan padi


Rawa Semak Tanaman Grand
Rencana Pola Ruang diselingi tanaman
pedalaman Belukar Campuran Total
lain/bera
Arteri primer ✓
Kolektor sekunder ✓ ✓ ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi 0,90 0,08 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 0,02 1,11 8,27 1,17 66,85
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 1,91 0,12 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 0,15 1,06 3,34 9,21 266,03
Perumahan Kepadatan Tinggi 1,63 0,92 7,33 213,67
SPU Skala Kota 0,29 201,06
Grand Total 0,46 3,81 15,34 17,91 809,33

KLHS WP IKN TIMUR 2


PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN KURANG BAIK
Analisis Pengaruh KRP Keanekaragaman hayati

• Pengembangan struktur ruang maupun pola ruang di kawasan dengan


keanekaragaman hayati berupa Hutan diatas batu pasir dataran rendah yang
terdapat di Hutan lahan rendah sekunder kerapatan sedang dan tinggi
• Dimana sebagian wilayah hutan ini berubah menjadi kawasan perumahan.

Hutan lahan
Hutan lahan
rendah Hutan
rendah sekunder Rawa
KRP Berdampak sekunder Tanaman Grand Total
kerapatan pedalaman
kerapatan Lain
sedang
tinggi
Jalan Arteri Primer ✓ ✓ ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓ ✓ ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi 1,08 14,41 15,49
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 13,50 3,32 37,33 0,02 54,17
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 3,29 0,39 39,14 42,82
Perumahan Kepadatan Sedang 12,75 1,56 223,96 0,15 238,42
Perumahan Kepadatan Tinggi 8,20 5,83 181,95 195,98
SPU Skala Kota 0,90 0,45 199,42 0,29 201,06
Grand Total 39,72 11,55 696,21 0,46 747,95

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI SUMBER AIR TERBATAS
Analisis KRP Berdampak Terhadap Daya Dukung Air

Dari tabel diatas terlihat bahwa hampir seluruh pengembangan rencana struktur ruang
tidak mempengaruhi kawasan yang memiliki DD Air yaitu termasuk dalam kategori
belum terlampaui. Namun, mengingat isu utama WP IKN Timur 2 terkait masalah air
yang terbatas, maka tetap diperlukan upaya terkait penambahan kapasitas air untuk
memenuhi kebutuhan air dengan menambahkan sistem penampung hujan atau kolam
retensi. Selain dapat menjadi sumber air, upaya ini dapat menjadi solusi dalam
mengurangi banjir.

KRP Belum Terlampaui


Jalan arteri primer ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓
Campuran Intensitas Tinggi 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 67,08
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 280,71
Perumahan Kepadatan Tinggi 220,49
SPU Skala Kota 201,06
Grand Total 831,05

KLHS WP IKN TIMUR 2


POTENSI SUMBER AIR TERBATAS
Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Penyedia Air

• Kondisi JE Penyedia Air eksisting didominasi dengan kondisi sedang menunjukkan bahwa
penyedia air di kawasan perencanaan dapat mencukupi untuk kepentingan domestik, maupun
perdaganan dan jasa.
• Kondisi KRP JE Penyedia Air didominasi dengan kondisi sedang, terutama pada KRP
pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang dan kawasan perumahan kepadatan
tinggi

Analisis KRP pada Jasa Ekosistem Penyedia Air (ha)


900,00 808,86
800,00
700,00
600,00
500,00
400,00
300,00
200,00
100,00 21,73 0,46
-
Rendah Sedang Tinggi

KRP Berdampak Rendah Sedang Tinggi Grand Total


Jalan Arteri Primer ✓
Jalan Kolektor Sekunder ✓ ✓ ✓
Campuran Intensitas Tinggi 16,47 16,47
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 0,23 66,83 0,02 67,08
Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 45,24 45,24
Perumahan Kepadatan Sedang 14,68 265,88 0,15 280,71
Perumahan Kepadatan Tinggi 6,82 213,67 220,49
SPU Skala Kota 200,77 0,29 201,06
Grand Total 21,73 808,86 0,46 831,05

KLHS WP IKN TIMUR 2


KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
RDTR WP IKN TIMUR 2

06
ALTERNATIF DAN
REKOMENDASI
ALTERNATIF DAN REKOMENDASI
Rekomendasi Terhadap Rencana Jaringan Jalan Arteri Primer
Potensi Berada pada Gerakan tanah rendah, rentan terhadap
kebencanaan perubahan iklim

Penurunan performa jasa Kondisi jasa pengatur air dan pangan sedang,
lingkungan

Pengelolaan hutan dan Berada pada guna lahan hutan tanaman lain, dan hutan lahan
lahan kurang rendah sekunder kerapatan tinggi

Potensi Dampak

• Memungkinkan Pembangunan jalan arteri


terjadinya longsor berada pada daerah
• Terjadi genangan ketika dengan potensi hidupnya
intensitas banjir tinggi. keanekaragaman hayati.

Rekomendasi

• Rencana pembangunan jalan arteri harus mempertimbangkan sistem hidrologi


• Investigasi geoteknik terhadap rencana jalan, rekayasa fondasi dan lereng untuk
mengurangi kerusakan
• Drainase pada rencana jalan
• Pembangunan jaringan jalan harus menggunakan konstruksi bronjong atau gabion
yang berupa tanggul untuk menghindari kemungkinan terjadinya longsor
• Pengembangan konsep eco-road yang menitikberatkan pada perencanaan desain
dan konstruksi jalan yang ramah lingkungan untuk menyeimbangkan dengan
kondisi disekitarnya.
64
• Kajian Kerentanan Iklim pada dampak pembangunan jalan
ALTERNATIF DAN REKOMENDASI
Rekomendasi Terhadap Rencana Jaringan Jalan Kolektor Sekunder
Penurunan performa Kondisi jasa pengatur air dan pangan rendah,
jasa lingkungan

Pengelolaan hutan dan Berada pada guna lahan hutan tanaman lain, dan hutan lahan
lahan kurang rendah sekunder kerapatan tinggi

Potensi sumber air Kondisi penyedia air rendah, terdapat pda daerah air tanah
terbatas langka.

Potensi Dampak

Terjadi genangan ketika Sulitnya mendapatkan Pembangunan jalan kolektor berada


intensitas banjir tinggi. akses air bersih pada daerah dengan potensi
hidupnya keanekaragaman hayati.

Rekomendasi

• Drainase pada rencana jalan


• Pembangunan jaringan jalan harus menggunakan konstruksi bronjong atau gabion
yang berupa tanggul untuk menghindari kemungkinan terjadinya longsor
• Pemanfaatan air hujan secara optimal melalui bak tampungan atau sumur resapan
berdasarkan potensi pemanenan air hujan (PAH)
• Pengembangan konsep eco-road yang menitikberatkan pada perencanaan desain
dan konstruksi jalan yang ramah lingkungan untuk menyeimbangkan dengan
kondisi disekitarnya. 65
ALTERNATIF DAN REKOMENDASI
Rekomendasi Terhadap Rencana Zona Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi
Potensi berada pada daerah Gerakan tanah rendah
kebencanaan
pengembangan kawasan permukiman mengakibatkan meningkatnya pencemaran
Penutunan performa
air limbah, sampah dan B3. Meningkatnya kebutuhan air bersih
jasa lingkungan
Pengelolaan berada pada guna lahan hutan tanaman lain, dan hutan lahan rendah sekunder kerapatan
hutan kurang tinggi

Krisis energi
peningkatan kebutuhan listrik di sekitar kawasan perumahan

Potensi Dampak

• Peningkatan kebutuhan air Peningkatan pencemaran Konsumsi listrik yang


bersih di wilayah permukiman sampah, air limbah dan B3 meningkat
• Pemanfaatan air tanah dalam rumah tangga
jumlah besar
Rekomendasi

• Investigasi geoteknik terhadap rekayasa fondasi dan konstruksi bangunan permukiman untuk
mengurangi kerusakan
• Penyediaan prasarana jaringan air bersih untuk rencana kawasan permukiman
• Menghindari pemanfaatan air tanah dalam pemenuhan kebutuhan air sehari-hari di Kawasan
permukiman
• Pengelolaan sampah dalam skala rumah secara terpilah
• Penggunaan listrik melalui panel surya
• Pengembangan sarana prasarana pendukung kawasan permukiman perkotaan berupa IPAL
Kawasan dan TPS
• perencanaan desain dan konstruksi rumah yang ramah lingkungan untuk menyeimbangkan
dengan kondisi disekitarnya. 66
ALTERNATIF DAN REKOMENDASI
Rekomendasi Terhadap Rencana Zona Perumahan Kepadatan Tinggi
Potensi
berada pada daerah Gerakan tanah rendah, banjir pada KRB 2
kebencanaan
Penutunan performa pengembangan kawasan permukiman mengakibatkan meningkatnya pencemaran
jasa lingkungan air limbah, sampah dan B3. Meningkatnya kebutuhan air bersih

Potensi sumber
kondisi penyedia air rendah, terdapat pada daerah air tanah langka.
air terbatas
Krisis energi
peningkatan kebutuhan listrik di sekitar kawasan perumahan

Potensi Dampak
• titik lokasi perumahan akan berpotensi terjadi genangan
• Peningkatan kebutuhan air bersih di wilayah permukiman
• Pemanfaatan air tanah dalam jumlah besar

Peningkatan pencemaran sampah, air limbah dan B3 Konsumsi listrik yang


rumah tangga meningkat

Rekomendasi
• Memperhatikan nilai koefisien dasar hijau (KDH) untuk setiap bangunan sebagai kontrol pengendali
tata air dan banjir dan perencanan kawasan permukiman harus lebih detail terkait tipe permukimannya
antara lain permukiman padat, sedang, ataupun rendah
• Investigasi geoteknik terhadap rekayasa fondasi dan konstruksi bangunan permukiman Penyediaan
prasarana jaringan air bersih untuk rencana kawasan permukiman
• Menghindari pemanfaatan air tanah dalam pemenuhan kebutuhan air sehari-hari di Kawasan
permukiman
• Pengelolaan sampah dalam skala rumah secara terpilah
• Pengembangan prasarana pendukung kawasan permukiman perkotaan berupa IPAL Kawasan dan TPS
• Penghijauan dan Pengembangan RTH
• Beralih pada penggunaan listrik melalui panel surya
• perencanaan desain dan konstruksi rumah yang ramah lingkungan untuk menyeimbangkan dengan 67
kondisi disekitarnya.
ALTERNATIF DAN REKOMENDASI
Rekomendasi Terhadap Rencana Zona Perumahan Kepadatan Sedang
Potensi
berada pada daerah Gerakan tanah rendah, banjir pada KRB 2
kebencanaan
Penutunan performa pengembangan kawasan permukiman mengakibatkan meningkatnya pencemaran
jasa lingkungan air limbah, sampah dan B3. Meningkatnya kebutuhan air bersih

Potensi sumber
kondisi penyedia air rendah, terdapat pada daerah air tanah langka.
air terbatas
Krisis energi
peningkatan kebutuhan listrik di sekitar kawasan perumahan

Potensi Dampak
• titik lokasi perumahan akan berpotensi terjadi genangan
• Peningkatan kebutuhan air bersih di wilayah permukiman
• Pemanfaatan air tanah dalam jumlah besar

Peningkatan pencemaran sampah, air limbah dan B3 Konsumsi listrik yang


rumah tangga meningkat

Rekomendasi
• Memperhatikan nilai koefisien dasar hijau (KDH) untuk setiap bangunan sebagai kontrol pengendali
tata air dan banjir dan perencanan kawasan permukiman harus lebih detail terkait tipe permukimannya
antara lain permukiman padat, sedang, ataupun rendah
• Investigasi geoteknik terhadap rekayasa fondasi dan konstruksi bangunan permukiman Penyediaan
prasarana jaringan air bersih untuk rencana kawasan permukiman
• Menghindari pemanfaatan air tanah dalam pemenuhan kebutuhan air sehari-hari di Kawasan
permukiman
• Pengelolaan sampah dalam skala rumah secara terpilah
• Pengembangan prasarana pendukung kawasan permukiman perkotaan berupa IPAL Kawasan dan TPS
• Penghijauan dan Pengembangan RTH
• Beralih pada penggunaan listrik melalui panel surya
• perencanaan desain dan konstruksi rumah yang ramah lingkungan untuk menyeimbangkan dengan 68
kondisi disekitarnya.
ALTERNATIF DAN REKOMENDASI
Rekomendasi Terhadap Rencana Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota
Potensi
berada pada daerah Gerakan tanah rendah, banjir pada KRB 2
kebencanaan
Penutunan performa
kondisi jasa pengatur air dan pangan rendah,
jasa lingkungan

Pengelolaan hutan berada pada guna lahan hutan tanaman lain, dan hutan lahan rendah sekunder
dan lahan kurang kerapatan tinggi
Potensi sumber
kondisi penyedia air rendah, terdapat pda daerah air tanah langka.
air terbatas

Potensi Dampak

• titik lokasi perdagangan akan berpotensi terjadi genangan


• Peningkatan kebutuhan air bersih di wilayah perdagangan dan jasa
skala kota
• Sulitnya akses air bersih

Rekomendasi
• Investigasi geoteknik terhadap rekayasa fondasi dan konstruksi bangunan untuk
mengurangi kerusakan
• Pembangunan jaringan jalan harus menggunakan konstruksi bronjong atau gabion
yang berupa tanggul untuk menghindari kemungkinan terjadinya longsor
• Pemanfaatan air hujan secara optimal melalui bak tampungan atau sumur resapan
berdasarkan potensi pemanenan air hujan (PAH)
• Penghijauan dan Pengembangan RTH
• perencanaan desain dan konstruksi bangunan yang ramah lingkungan untuk
menyeimbangkan dengan kondisi disekitarnya.
69
ALTERNATIF DAN REKOMENDASI
Rekomendasi Terhadap Rencana Zona Campuran Intensitas Tinggi

Penurunan performa kondisi jasa pengatur air dan pangan sedang,


jasa lingkungan

Pengelolaan hutan dan berada pada guna lahan hutan tanaman lain, dan hutan lahan rendah
lahan kurang sekunder kerapatan tinggi

Potensi Dampak

Terjadi genangan ketika intensitas banjir tinggi akibat dari tata


aliran banjir yang tidak berjalan secara optimal.

Rekomendasi

• Drainase pada kawasan sekitar campuran intensitas tinggi


• Pemanfaatan air hujan secara optimal melalui bak tampungan atau
sumur resapan berdasarkan potensi pemanenan air hujan (PAH)
• Penghijauan dan Pengembangan RTH
• konstruksi bangunan yang ramah lingkungan untuk menyeimbangkan
dengan kondisi disekitarnya.

70
ALTERNATIF DAN REKOMENDASI
Rekomendasi Terhadap Rencana Zona Sarana Pelayanan Umum

pengembangan kawasan permukiman mengakibatkan meningkatnya


Penurunan performa
pencemaran air limbah, sampah dan B3. Meningkatnya kebutuhan air
jasa lingkungan
bersih

Pengelolaan hutan dan berada pada guna lahan hutan tanaman lain, perkebunan kelapa
lahan kurang sawit, hutan lahan rendah sekunder kerapatan sedang dan hutan
lahan rendah sekunder kerapatan tinggi

Potensi Dampak

• Peningkatan kebutuhan air bersih di Peningkatan pencemaran


wilayah sarana pelayanan umum sampah, air limbah dan B3
• Pemanfaatan air tanah dalam jumlah
rumah tangga
besar

Rekomendasi
• Memperhatikan nilai koefisien dasar hijau (KDH) untuk setiap bangunan sebagai kontrol pengendali
tata air dan banjir dan perencanan kawasan permukiman harus lebih detail terkait tipe bangunan
• Penyediaan prasarana jaringan air bersih untuk rencana kawasan Zona Sarana Pelayanan Umum
Perkotaan
• Menghindari pemanfaatan air tanah dalam pemenuhan kebutuhan air sehari-hari di Kawasan Zona
Sarana Pelayanan Umum Perkotaan
• Drainase pada kawasan sekitar Sarana Pelayanan Umum Perkotaan
• Pemanfaatan air hujan secara optimal melalui bak tampungan atau sumur resapan berdasarkan
potensi pemanenan air hujan (PAH)
• Penghijauan dan Pengembangan RTH
• konstruksi bangunan yang ramah lingkungan untuk menyeimbangkan dengan kondisi disekitarnya.
71
PENYELARASAN STRUKTUR RUANG

Catatan Perubahan:
1. Terdapat pengurangan panjang dan pergeseran lokasi pada
jaringan jalan arteri primer disebabkan beberapa ruas jalan
terdapat pada kawasan sesar, JE Pengatur Tata Aliran Air dan
Banjir tinggi yang dapat mengakibatkan terganggunya laju
infiltrasi, melalui hutan lahan rendah sekunder kerapatan
sedang dan hutan lahan rendah sekunder kerapatan rendah.
Sebagian trase jaringan jalan arteri primer diturunkan kelas
jalannya agar bangkitan aktivitas yang ditimbulkan tidak besar.
2. jaringan jalan kolektor sekunder terdapat pengurangan Panjang
jaringan jalan yang yang disebabkan JE Pengatur Tata Aliran Air
dan Banjir tinggi yang dapat mengakibatkan terganggunya laju
infiltrasi, hutan lahan rendah sekunder kerapatan tinggi

Arteri primer
Kolektor Sekunder

No Rencana Sebelum (km) Sesudah (km) Selisih


Struktur Ruang
1 Jalan Arteri Primer 36,13 12,67 23,46
2 Jalan Kolektor Sekunder 80,37 61,56 18,81
Grand Total 116,50 74,23 42,27
72
KLHS WP IKN TIMUR 2
PENYELARASAN POLA RUANG
Sebelum Sesudah Selisih
No Rencana (ha) (ha) (ha)
1 Badan Air 10,56 10,56 -
2 Badan Jalan 482,90 482,90 -
3 Perlindungan Setempat 109,39 109,39 -
4 Taman Kota 1.399,40 1.399,40 -
5 Taman Kecamatan 136,44 136,44 -
6 Taman Kelurahan 78,85 78,85 -
7 Taman RW 164,61 164,61 -
8 Pemakaman 32,84 32,84 -
9 Pembangkit Tenaga Listrik 98,50 98,50 -
10 Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi 45,24 45,24 -
11 Perumahan Kepadatan Tinggi 214,49 193,91 20,58
12 Perumahan Kepadatan Sedang 260,57 231,85 28,72
13 Perumahan Kepadatan Rendah 45,53 (45,53)
14 SPU Skala Kota 201,07 196,99 4,08
15 SPU Skala Kecamatan 77,45 79,53 (2,08)
16 SPU Skala Kelurahan 37,56 47,64 (10,07)
17 SPU Skala RW 33,18 35,34 (2,15)
18 Perdagangan dan Jasa Skala Kota 67,08 60,46 6,63
19 Perdagangan dan Jasa Skala WP 119,55 125,91 (6,36)
20 Perdagangan dan Jasa Skala SWP 99,76 98,07 1,69
21 Perkantoran 9,44 4,93 4,51
22 Campuran Intensitas Tinggi 16,35 16,35 -
23 Transportasi 13,85 13,85 -
24 Pertahanan dan Keamanan 10,95 10,95 -
Total 3.720,03 3.720,03 -
1. Pengurangan luas pada kawasan perumahan kepadatan tinggi dan perumahan kepadatan sedang karena berada pada lokasi jasa pengatur tata aliran air dan banjir tinggi dimana akan mengurangi laju
infiltrasi jika dibangun kawasan perumahan, dibatasinya beberapa titik lokasi perumahan kepadatan tinggi dan sedang berada di wilayah yang dekat dengan sesar sehingga menjadi kawasan perumahan
kepadatan rendah.
2. Pengurangan luas pada SPU skala kota di sekitar sempadan sungai dan berada pada hutan lahan rendah sekunder kerapatan tinggi dimana berpotensi sebagai tempat pergerakan bolak balik satwa maupun
tempat singgah.
3. Pengurangan luasan perdagangan jasa skala kota dan perdagangan jasa skala SWP di kawasan KRB Banjir, terdapat sawah (daya dukung pangan terlampaui), hutan lahan rendah sekunder kerapatan
tinggi.
4. Pengurangan luasan pada perkantoran akibat sebagian wilayah perkantoran terdapat pada kondisi iklim sangat rentan.
73
KLHS WP IKN TIMUR 2
STRATEGI PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

1 Strategi pemenuhan
kebutuhan 2
Strategi dalam
penyediaan 3
Strategi
pengembangan 4
Strategi perbaikan lingkungan
dengan menurunkan tingkat
sumberdaya energi sumberdaya air koridor hijau dan biru sedimentasi sungai
• Pengembangan energi • Peningkatan cakupan pelayanan menghijaukan riparian sungai • Sebagai daerah resapan air untuk
terbarukan tenaga surya air minum sekaligus mengembalikan bentuk mengurangi limpasan air yang
dengan panel atap pada • Peningkatan jaringan perpipaan sungai agar dapat kembali berpotensi menimbulkan banjir maupun
bangunan baru, pembangkit setiap PDAM/IPA menampung volume sungai ketika longsor.
listrik tenaga surya skala • Penyediaan air minum perpipaan terjadi debit maksimum. • Sebagai ruang biodiversitas tinggi di
KIKN, dan panel surya pada sekitar kawasan WP IKN Timur 2.
• Peningkatan kapasitas dan
penerangan jalan di • Sebagai sabuk alami untuk ruang hidup
kualitas pengelolaan sistem
lingkungan (relung) bagi flora dan fauna agar tidak
pelayanan air minum perkotaan
• Pengembangan jangka pendek masuk ke dalam ruang kota WP IKN
• Restorasi dan konservasi
pemanfaatan bahan bakar Timur 2 secara bebas.
vegetasi alami yaitu hutan
nabati (biofuel) untuk
dipterokarpa pamah untuk • Sebagai cadangan karbon (carbon stock)
memenuhi kebutuhan bahan
mengatur tata air dan serapan karbon (carbon
bakar transportasi ramah
• Konservasi air: efisiensi sequestration)
lingkungan
pemanfaatan air (reduce, reuse
dan recycle) / pemanenan air
hujan 74
KLHS WP IKN TIMUR 2
SEKIAN
TERIMAKASIH
DAN TERIMAKASIH
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Let’s Discuss

Anda mungkin juga menyukai