Anda di halaman 1dari 75

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Ibu
Ibu KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
Kota
K ota
negara
Nusantara BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Materi Teknis & Raperka

RDTR
WP IKN BARAT
KONSULTASI PUBLIK
Selasa, 13 September 2022 @DitjenTataRuang tataruang.atrbpn.go.id gistaru.atrbpn.go.id/rtronline
1
Ibu
Ibu
Kota
K ota
negara
Nusantara

SISTEMATIKA PAPARAN
1. Pendahuluan
2. Kebijakan
3. Gambaran Umum
4. Tujuan Penataan Ruang
5. Rencana Struktur Ruang
6. Rencana Pola Ruang
7. Indikasi Program
8. Peraturan Zonasi

RDTR WP IKN BARAT


Ibu
Ibu
Kota
K ota
negara
Nusantara

RDTR
WP IKN
BARAT
1 Pendahuluan
Bagian ini menguraikan mengenai latar belakang
penyusunan RDTR WP IKN Barat serta maksud dan
tujuan, sasaran dan ruang lingkup dari kegiatan
konsinyasi

RDTR WP IKN BARAT


Latar Belakang
Urgensi Penyusunan WP IKN Barat

KALIMANTAN TIMUR
DKI JAKARTA

Penurunan daya dukung Membangun Episentrum


RDTR IKN Barat :
17.206,19 Ha
lingkungan Baru

1
Pertumbuhan urbanisasi Berada di bagian tengah
sangat tinggi wilayah Indonesia
Tahun 2020 telah dilakukan penyusunan RDTR
Kemacetan tinggi dan
kualitas udara tidak sehat
Ketersediaan Sumberdaya
alam yang mendukung BWP 2 Pusat Ekonomi IKN (sebelum penetapan Meliputi Sebagian Desa Bukit Raya,
Permukiman Kumuh Mendekati Kawasan Perpres No. 63/2022 dan Perpres No. 64/2022). Sebagian Desa Bumi Harapan, Sebagian
Ancaman bahaya banjir, Tertinggal & Kawasan
Desa Karang Jinawi, Sebagian Desa

2
daya resap air, dan Pinggiran
penurunan muka tanah Percepatan Tahun 2021 proses harmonisasi antara Rencana Sukaraja, Sebagian Desa Sungai Payang,
Konversi Lahan Pembangunan
KTI
Induk IKN - RTR KSN IKN - Rencana RDTR IKN - Sebagian Kelurahan Pemaluan dan
Urban Sprawling
Ketersediaan Urban Design Develoment (UDD) IKN dengan Sebagian Kelurahan Sepaku.
Fragmentasi Pelayanan
Kota
lahan melibatkan K/L dan para pemangku kepentingan
Commuter terkait.

3
UU No 3/2022 Tentang Sebagai penjabaran dan operasionalisasi
Ibu Kota Negara Perpres No 64/2022 tentang RTR KSN Ibu Kota
Nusantara Tahun 2022-2042.
Penyusunan RTR yang

4
mempertimbangkan aspek Tahun 2022 pemutakhiran RDTR BWP 2 Pusat
spasial maupun non spasial, Ekonomi menjadi RDTR WP IKN Barat yang
merupakan dasar diarahkan mengemban fungsi :
pemanfaatan ruang kawasan • Pusat bisnis dan keuangan serta perdagangan
untuk mencapai dan jasa skala internasional;
pembangunan yang AMAN, • Pusat pariwisata alam;
NYAMAN, PRODUKTIF DAN • Pusat pelayanan kesehatan skala internasional;
BERKELANJUTAN merujuk • Pusat pelayanan pendidikan tinggi;
Jumlah Penduduk
pada UU No 26/2007 • Simpul transportasi regional; Eksisting Target Populasi
• Permukiman Perkotaan; dan
tentang Penataan Ruang
• Permukiman Perdesaan.
21.976 jiwa 461.288 jiwa

RDTR WP IKN BARAT 4


Prinsip Penataan
Ruang IKN


Prinsip penataan ruang IKN didasarkan
 Forest City pada tujuan pembangunan yang aman,
 Sponge City nyaman, produktif dan berkelanjutan
 Smart City dengan mengutamakan kepentingan
alam, teknologi dan keberlanjutan
lingkungan

Perencanaan IKN menggunakan Sponge city dikembangkan IKN dibentuk sebagai kota yang
pendekatan lansekap yang untuk mendukung siklus alami dinamis dan inklusif didukung
mengintegrasikan air yang memberikan manfaat oleh teknologi digital untuk
pembangunan kota dengan tambahan ketersediaan air dan meningkatkan akses dan
kondisi alam yang berada di pengurangan bahaya banjir, mobilitas serta sistem perkotaan
sekitar Kawasan hutan untuk perlindungan lingkungan dan yang lebih efisien
mendukung pembangunan juga sebagai pusat rekreasi
berkelanjutan masyarakat

RDTR WP IKN BARAT 5


Ibu
Ibu
Kota
K ota
negara
Nusantara

RDTR
WP IKN
BARAT
2 Kebijakan
Pengembangan
Bagian ini menguraikan mengenai kebijakan yang
diamanatkan terkait pengembangan WP IKN Barat

RDTR WP IKN BARAT


UU No. 3 Tahun 2022 tentang IKN
Visi Ibu Kota Nusantara :
1. Menjadi kota berkelanjutan di dunia
2. Sebagai penggerak ekonomi Indonesia di masa depan; dan
3. Menjadi simbol identitas nasional yang merepresentasikan
Ibu Kota Negara keberagaman bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI
bernama Nusantara Tahun 1945
dan selanjutnya
disebut sebagai Ibu PENTAHAPAN PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN KAWASAN
Kota Nusantara adalah PENTAHAPAN TAHUN WILAYAH PERENCANAAN
satuan pemerintahan
Tahap 1 2022 – 2024 • Sebagian KIPP Tahap 1 A Sub BWP 1
daerah yang bersifat
khusus setingkat Tahap 2 2025 – 2029 • KIPP tahap 1A Sebagian 1 B Sub-BWP 1
• Kawasan IKN Barat
provinsi yang • Kawasan IKN Timur
wilayahnya menjadi Tahap 3 2030 – 2034 • KIPP tahap 1 B Sub-BWP 1, Sebagian tahap 2A sub-BWP II
tempat kedudukan Ibu • Kawasan IKN Barat
Kota Negara • Kawasan IKN Timur
Tahap 4 2035 – 2039 • Kawasan KIPP tahap 2A, dan Sebagian tahap 2B sub-BWP II
Penataan ruang Ibu Kota Nusantara mengacu pada: • Kawasan IKN Barat
• IKN Timur
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
• Kawasan IKN Utara
b. Rencana Zonasi Kawasan Antarwilayah Selat Makassar;
Tahap 5 2040 – 2045 • KIPP tahap 2 B sub BWP II, tahap 3 A dan 3B Sub BWP III
c. Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan; • Kawasan IKN Barat
d. Rencana Tata Ruang KSN Ibu Kota Nusantara; dan • Kawasan IKN Timur
• Kawasan IKN Utara
e. Rencana Detail Tata Ruang Ibu Kota Nusantara
Sumber : UU No.3 Tahun 2022
RDTR WP IKN BARAT 7
Perpres No. 63 Tahun 2022
Perincian Renduk Ibu Kota Nusantara
PRINSIP DASAR DAN STRATEGI Ibu Kota Nusantara dikembangkan dengan konsep Visi Superhub Ekonomi
PENGEMBANGAN KAWASAN SUPERHUB EKONOMI yang dirancang untuk Ibu Kota Nusantara :
beroperasi pada tiga tingkatan yang saling terkait dan • 6 Klaster Ekonomi
diintegrasikan dalam visi Reimagined Indonesia : • 2 Pemampu (Enabler)
Kota Hutan; Solusi berbasis alam locally Integrated, Globally Connected,
menuju Ibu Kota Nusantara Universally Inspired
berkelanjutan
Kota Spons; Solusi mengembalikan
dan menjaga siklus alami air yang
1 2 3 4 5 6
berubah karena perubahan fungsi
dan tutupan lahan

Kota Cerdas; Memanfaatkan


kemajuan TIK, pengelolaan data
perkotaan, dan teknotogi digital
untuk merencanakan dan
mengelola fungsi inti perkotaan
secara efisien, inovatif, inklusif, dan
berketahanan
Sumber : Perpres No. 63 Tahun 2022
RDTR WP IKN BARAT 8
Perpres No. 63 Tahun 2022
Perincian Renduk Ibu Kota Nusantara
RENCANA STRUKTUR RUANG
Pusat Pusat Kegiatan
Jenis Pusat Pusat Kegiatan Fungsi Kegiatan Kegiatan IKN IKN Utara
1. Pusat Pemerintahan Nasional Barat
Kegiatan ekonomi
2. Perkantoran dan jasa komersial
Pusat Pemerintahan pada skala nasional,
3. Pusat pendidikan, MICE dan
Nasional (KIPP) kegiatan permukiman,
olahraga
kegiatan
4. Pusat Kesehatan
perekonomian
1. Perkantoran pendukung pada
Pusat
Pusat Kegiatan Ibu 2. Kawasan bisnis dan komersial skala kota dan lokal,
Kegiatan
Kota Nusantara Barat 3. Industri 4.0 serta fasilitas layanan
Primer Pusat Kegiatan
4. Wisata alam dan budaya ekowisata masyarakat termasuk Pusat Kegiatan IKN Timur
pada skala nasional, IKN Barat
1. Perkantoran regional, dan lokal.
2. Pusat inovasi dan pengembangan
Pusat Kegiatan lbu
talenta Pengembangan pada
Kota Nusantara Timur
3. Wisata kesehatan kawasan ini akan
4. Pusat Pendidikan dititikberatkan pada
1. Pusat kegiatan agrikultur dan riset kawasan di sekitar
Pusat Kegiatan Ibu stasiun kereta antar
pangan Pusat Pemerintahan
Kota Nusantara Utara kota yang
2. Ekowisata Nasional (KIPP)
Pusat menghubungkan Ibu
Kegiatan Pusat Administrasi 1. Pusat pelayanan publik Kota Nusantara Barat
Sekunder Muara Jawa 2. Pusat kegiatan berbasis perikanan dengan KIPP, Ibu
Kota Nusantara
Pusat Administrasi 1. Pusat pelayanan publik
Timur, bandara, dan
Samboja 2. Pusat kegiatan berbasis pertanian
Kota Balikpapan
Sumber : Perpres No. 63 Tahun 2022
RDTR WP IKN BARAT 9
Perpres No. 64 Tahun 2022
RTR KSN Ibu Kota Nusantara
KSN Ibu Kota Nusantara merupakan KSN RTR KSN Ibu Kota Nusantara berperan sebagai alat :
SUDUT KEPENTINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI a. operasionalisasi Rencana Induk Ibu Kota Nusantara dan Perincian Rencana
Induk Ibu Kota Nusantara; dan
Terdiri atas :
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program pembangunan di KSN
a. KIKN (Kawasan Inti Ibu Kota Negara);
b. KPIKN (Kawasan Pengembangan Ibu Kota Negara); dan Ibu Kota Nusantara.
c. Perairan Pesisir IKN
TUJUAN PENATAAN RUANG
Mewujudkan Ibu Kota Nusantara sebagai kota
yang berkelanjutan, aman, modern, produktif dan
WP IKN menjadi simbol identitas bangsa Indonesia
Barat KIKN
KPIKN

Perairan
• Pusat ekonomi, bisnis dan keuangan
Pesisir IKN
• Perdagangan dan Jasa skala Internasional
• Pariwisata Alam
• Perkantoran (Industry 4.0 center of excellence, research and Talent
Development center, business park, dll)
• Pelayanan Kesehatan Skala Internasional
• Pelayanan Pendidikan Tinggi
• Simpul Transportasi Regional
• Pertahanan dan Keamanan
• Permukiman Perkotaan
• Permukiman Perdesaan
Sumber : Perpres No. 64 Tahun 2022
RDTR WP IKN BARAT 10
Perpres No. 64 Tahun 2022
RTR KSN Ibu Kota Nusantara
RENCANA POLA RUANG
LUAS DELINEASI : 17.206 Hektar

KAWASAN LINDUNG
61,50%
KAWASAN BUDIDAYA
38,50%

RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI RENCANA JARINGAN ENERGI

RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI RENCANA JARINGAN


Sumber : Perpres No. 64 Tahun 2022
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

RDTR WP IKN BARAT 11


Ibu
Ibu
Kota
K ota
negara
Nusantara

RDTR
WP IKN
BARAT
3 Gambaran
Umum
Bagian ini menguraikan mengenai gambaran umum
terkait aspes fisik, sosial, ekonomi dan prasarana di WP
IKN Barat

RDTR WP IKN BARAT


Posisi WP IKN Barat Dalam Lingkup KIKN
Dalam Lingkup KIKN, WP ini merupakan
WP yg memiliki luas terbesar, letaknya
yang berbatasan langsung dengan KIPP
dan diamanatkan sebagai pusat pelayanan
kota membuat WP IKN Barat menjadi
strategis dengan arahan fungsi yang
ditetapkan dalam Perpres.

Arahan fungsi WP IKN Barat


Rencana Induk IKN RTR KSN IKN
Perpres No. 63 Tahun 2022 Perpres No. 64 Tahun 2022
• kegiatan ekonomi pada skala nasional • Pusat ekonomi, bisnis dan keuangan
• kegiatan permukiman • Perdagangan dan Jasa skala Internasional
• kegiatan perekonomian pendukung pada • Pariwisata Alam
skala kota dan lokal, serta fasilitas layanan • Perkantoran (Industry 4.0 center of
masyarakat termasuk pada skala nasional, excellence, research and Talent
regional, dan lokal. Development center, business park, dll)
• Pelayanan Kesehatan Skala Internasional
• Pelayanan Pendidikan Tinggi
• Simpul Transportasi Regional
• Pertahanan dan Keamanan
• Permukiman Perkotaan
• Permukiman Perdesaan
Sumber : Perpres No. 64 Tahun 2022
RDTR WP IKN BARAT 13
Isu Strategis WP IKN Barat
Akses Air Bersih
03. Terbatas
Pelayanan kebutuhan air minum
masih minim pengadaannya, baik
untuk pemenuhan kebutuhan air
minum rumah tangga (domestik)
maupun kegiatan penunjang
Integrasi lainnya (non domestik).
01. Perencanaan Kondisi hidrogeologi Kawasan
berupa tanah air langka yang tidak
Diperlukan integrasi perencanaan
antara pembangunan urban cell 04 dapat menyimpan cadangan air
dalam tanah.
dengan permukiman eksisting
01
02
04. Degradasi
Ekosistem
Perkembangan 03
02. Kawasan Terbangun
Perubahan penggunaan lahan terbuka
atau hutan seluas 72,13 Ha atau 0,6 %.
Permukiman eksisting di IKN Barat
berkembang cepat sejalan dengan
05
rencana pembangunan WP KIPP
05. Rawan Banjir
KRB Banjir di WP IKN Barat termasuk pada
KRB 1-3 yang tersebar disekitar aliran Sungai
Sepaku dan sekitaran jaringan jalan provinsi.
Banjir besar pernah terjadi sekitaran tahun
2012 disekitar Pasar Sepaku karena
meluapnya Sungai Sepaku.

RDTR WP IKN BARAT 14


Kondisi Umum WP IKN Barat
30,62%
dari Luas KIKN
*Luas WP IKN Barat adalah 17.206,19 Ha
% Terhadap Luas
Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Ha)
WP
Bukit Raya 2.611,07 15,18
Bumi Harapan 5.680,24 33,01
Karang Jinawi 257,61 1,50
Sepaku
Pemaluan 1,19 0,01
Sepaku 6.694,47 38,91
Suka Raja 1.767,33 10,27
Loa Kulu Sungai Payang 194,26 1,13
WP IKN Barat 17.206,19 100
Sumber : BPS Kabupaten PPU, 2021 ❑ Terdiri dari 2 Kelurahan dan 4 Desa di kecamatan
Sepaku dan 1 Desa di Kecamatan Loakulu
❑ 70 persen penduduk pendatang program
transmigrasi tahun 1970-an.
❑ Merupakan daerah permukiman konsentrasi
tenaga kerja PT ITCI hingga terbentuk menjadi
wilayah kecamatan.
❑ Terdapat masyarakat yang bermukim secara
historis berada di areal perkebunan berstatus Hak
Guna Usaha (HGU).
❑ Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Sepaku
adalah berkebun dan Bertani dan menjadi
karyawan perkebunan.

RDTR WP IKN BARAT 15


BIRD EYE VIEW

KONDISI ALAMIAH
WP IKN BARAT

RDTR WP IKN BARAT 16


Kondisi Fisik Alamiah WP IKN Barat

Sumber : Hasil Analisis Data DTM BIG, 2019 Sumber : Hasil Analisis Data DTM BIG, 2019 Sumber : Puslit Tanah, Kementerian Pertanian, 2019 Sumber : BMKG, 2020 Sumber : KLHK, 2020

KETINGGIAN KEMIRINGAN JENIS TANAH CURAH HUJAN DAS


85,23% dominasi kondisi ketinggian 66,65% dominasi kondisi 33,99% dominasi kondisi jenis 70,55% dominasi kondisi curah kondisi DAS pada WP IKN Barat
lahan pada WP IKN Utara berkisar kemiringan lahan pada WP IKN tanah pada WP IKN Barat berupa hujan pada WP IKN Barat berkisar terdiri dari DAS Mahakan dan
0-100 m/dpl Barat berkisar 0-15% Typic Dystrupedt antara 1500-2000 mm/thn DAS Suanggai

Sumber : Atlas Geologi Kawasan IKN, 2020 Sumber : Pemodelan KRB Banjir, ATR/BPN, 2018
Sumber : Atlas Geologi Kawasan IKN, 2020 Sumber : Atlas Geologi Kawasan IKN, 2020 Sumber : Atlas Geologi Kawasan IKN, 2020

GEOLOGI GEOMORFOLOGI GEOHIDROLOGI ZONA KERENTANAN KONDISI KRB Banjir


78,47% dominasi kondisi Geologi 34,61% dominasi kondisi Geomorfologi 75,31% dominasi kondisi Geohidrologi GERAKAN TANAH WP IKN Barat termasuk dalam sedang
pada WP IKN Utara berupa pada WP IKN Utara berupa SD9 PEBUKITAN pada WP IKN Utara dikategorikan 40,39% didominasi Zona Kerentanan yaitu tingkat bahaya sedang seluas
Formasi Pamaluan SINKLIN TERSESARKAN TERTOREH KUAT Langka Gerakan Tanah Menengah 20,53% dari total luas wilayah

RDTR WP IKN BARAT 17


Kondisi Ekosistem Mangrove dan Lahan Baku Sawah
Ekosistem Mangrove Lahan Baku Sawah

Luas Luas Lahan


Mangrove Baku Sawah
660,32 Ha 403,04 Ha
Sebagian Besar Kawasan LBS Terletak
Sumber : Landuse (RBI 1 : 5000 BIG Tahun 2019)
Diluar Rencana Area Perkotaan
Sumber : Kepmen ATR 686/SK-PG.03.03/XII/2019 Tanggal 17 Desember 2019
Tentang Penetapan Luas Lahan Baku Sawah Nasional Tahun 2019

RDTR WP IKN BARAT 18


Penggunaan Lahan WP IKN Barat
Luas (Ha) %Luas
No Penggunaan Lahan Terhadap
WP
1 Bangunan Industri dan Perdagangan 0,61 0,00
2 Bangunan Non Permukiman Lainnya 25,01 0,15
3 Bangunan Permukiman Desa 226,78 1,32
4 Bangunan Permukiman Kota 95,06 0,55
5 Hutan lahan rendah sekunder kerapatan rendah 41,58 0,24
6 Hutan lahan rendah sekunder kerapatan sedang 1493,08 8,68
7 Hutan lahan tinggi sekunder kerapatan sedang 1102,23 6,41
8 Hutan mangrove sekunder kerapatan tinggi 660,32 3,84
9 Hutan rawa/gambut sekunder kerapatan tinggi 10,49 0,06
10 Hutan Tanaman Lain 8884,17 51,63
11 Kolam air tawar lain 4,13 0,02
12 Ladang/tegalan hortikultura 168,03 0,98
13 Lahan terbuka lain 49,73 0,29
14 Perkebunan kelapa sawit 1943,20 11,29
15 Rawa pedalaman 22,01 0,13
16 Rawa pesisir bervegetasi 9,68 0,06
17 Sawah dengan padi diselingi tanaman lain/bera 338,61 1,97
18 Semak Belukar 724,93 4,21 DOMINASI GUNA LAHAN
19 Sungai
20 Tambak ikan/udang
177,99
110,88
1,03
0,64
WP IKN BARAT
21 Tanaman Campuran 1117,67 6,50
Hutan Tanaman Lain 51,63 %
WP IKN Barat 17.206,19 100,00
Perkebunan Kelapa Sawit 11.29 %
Permukiman 1,87 %
Sumber : RBI 1 : 5000, BIG Tahun 2019

RDTR WP IKN BARAT 19


Kondisi Kependudukan WP IKN Barat
Perhitungan penduduk eksisting dilakukan dengan menggunakan
asumsi perhitungan dari jumlah kawasan terbangun di WP IKN Barat.

Terdapat 5.823 Kawasan Terbangun Perumahan dan


Bangunan yang ada di Permukiman Eksisting saat ini di WP
dalam WP IKN Barat IKN Barat terdapat 5.494 bangunan
dengan Luas 55,20 Ha perumahan dengan luas 48,01 Ha

Berdasarkan Berdasarkan
Kawasan Terbangun Data Dasar BPS
Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah Jumlah
Jumlah KK Penduduk Penduduk
(Jiwa) (Jiwa)
Desa Bukit Raya 1.641 6.564 2.812
Desa Bumi Harapan 1.275 5.100 2.071
Desa Karang Jinawi 3 12 12
Sepaku
Kelurahan Pemaluan - - -
Desa Sukaraja 1.468 5.872 *2.121
Kelurahan Sepaku 1.107 4.428 1.888
Loa Kulu Sungai Payang - - -
Total IKN Barat 5.494 21.976 8.904
Sumber : Tematik Bangunan RBI 1 : 5000 BIG Tahun 2019
BPS Kecamatan Dalam Angka, 2021

21.976 jiwa
Jumlah Penduduk WP IKN Barat berdasarkan Jumlah Bangunan Permukiman
yang diasumsikan 1 Bangunan Terdiri dari 1 KK. (1 KK = 4 Jiwa)

RDTR WP IKN BARAT 20


Perkembangan Penduduk dan Target Populasi
WP IKN Barat
Target Populasi
Area Perkotaan Luas Area % Luas Area Target Populasi
Luas Area Area Perkotaan
Pada WP IKN Perkotaan Pada WP Perkotaan Terhadap Area Perkotaan
Perkotaan (Ha) pada WP IKN Barat
Barat IKN Barat (Ha) WP IKN Barat (Jiwa)
(Jiwa)
3 1.954,95 1.553,31 68,94 166.700 134.150
4 1.143,19 955,64 57,99 35.900 35.829
5 1.921,51 1.921,51 100,00 173.700 173.700
6 2.139,44 1.848,76 57,19 122.500 100.114
7 1.583,63 112,58 44,96 185.300 17.495
Total Penduduk 681.100 461.288

Asumsi :
• Target populasi penduduk WP IKN Barat mengikuti arahan populasi pada 5
setiap area perkotaan di dalam Perpres Rencana Induk.
• Pada area perkotaan yang terbagi pada WP lainnya dilakukan perhitungan
populasi penduduk secara proporsional berdasarkan luas area.

Target Populasi Area Perkotaan WP IKN Barat

461.288 jiwa
RDTR WP IKN BARAT 21
Kondisi Sosial Kependudukan
1. 66% lahan di IKN
dikuasai oleh
masyarakat, sedangkan
kepemilikan tanah oleh
masyarakat sebesar
31%.
2. Berdasarkan kondisi
eksisting Desa Tengin
Baru yang berdekatan
dengan WP IKN Barat
merupakan kawasan
Pusat
Kebudayaan Suku transmigran sehingga
Dayak Benua
Pusat
Kebudayaan Suku sebagian besar
Dayak Kenyah
dan Tujung Pusat
masyarakatnya bukan
Pusat
Kebudayaan
Masyarakat
penduduk asli
Kebudayaan Suku
Dayak Basap
Pendatang
(Banjar atau
Kalimantan Timur
• Secara keseluruhan penduduk di wilayah WP IKN Barat Jawa)
3. Sejak tahun 1975,
didominasi oleh masyarakat pendatang khususnya Suku
Sepaku jadi daerah
Jawa, Suku Banjar, dan Suku Bugis Fasilitas Kebudayaan
Publik Terpusat tujuan transmigrasi dari
• Berdasarkan aspek sebaran suku, konsentrasi irisan pulau Jawa, dengan
serta titik tengah (epicentrum) keberadaan suku tujuan utamanya adalah
asli dan pendatang berada di sekitar Desa Suko Mulyo,
Pusat
Kebudayaan
Pusat
Kebudayaan bertani. Saat itu
Pusat
Desa Tengin Baru, Kab. Penajam Paser Utara, dan Desa Kebudayaan
Suku Paser Masyarakat
Pendatang (Bugis) kawasan Sepaku
Komunitas
Sungai Payang, Desa Bakungan, Desa Loa Duri Ulu, Pendatang dominan masih hutan
Kab. Kutai Kartanegara. belantara.
• Perlu peningkatan SDM sehingga dapat bersaing
dengan masyarakat pendatang

RDTR WP IKN BARAT 22


Kondisi Kawasan Terbangun WP IKN Barat
Terdapat 5.823 Bangunan yang
ada di dalam WP IKN Barat
dengan Luas 55,20 Ha

Kawasan Terbangun Perumahan


dan Permukiman Eksisting
Saat ini di WP IKN Barat terdapat
48,01 Ha

Sumber : Tematik Bangunan (RBI 1 : 5000 BIG Sumber : Hasil Survey, 2020-2022
Tahun 2019)

RDTR WP IKN BARAT 23


Penggunaan Lahan WP IKN Barat
1 5
SEPAKU
1 7
Permukiman Jalan Datu Nondol Batas WP IKN Barat dengan IKN Timur
6
8
PASAR SEPAKU
2 6 5
3 SUKARAJA
BUKIT RAYA
2

Sungai Sepaku Ruas Jalan Provinsi

3 7
4

Permukiman Bukit Raya Perdagangan di Sukaraja

4 8 BUMI HARAPAN SUNGAI SEPAKU

Sungai Sepaku Fasilitas Penunjang Kesehatan di Sukaraja


Sumber : Hasil Survey, 2020-2022

RDTR WP IKN BARAT 24


Sebaran Sarana Pendidikan Eksisting di WP IKN Barat
Sebaran sarana pendidikan terdiri dari :
SD : 6 Unit
SMP : 3 Unit
2 SMA : 2 Unit
3

1 1 2

4
SDN 009 Sepaku Sukaraja, Kec. Sepaku TK Islam Ash-Shiddiqi Sukaraja, Kec. Sepaku

3 4

SDN 004 Sepaku, Bukit Raya SMK Negeri 1 Penajam Paser Utara, Bukit Raya

RDTR WP IKN BARAT 25


Sebaran Sarana Kesehatan Eksisting di WP IKN Barat
Sarana kesehatan rumah Sarana kesehatan
sakit terdapat 1 unit puskesmas terdapat 1 unit
berada di Desa Sukaraja berada di Desa Bukit Raya
2
1

Sarana kesehatan Sarana kesehatan apotek


puskesmas pembantu terdapat 2 unit.
terdapat 4 unit.

1 2

RSUD Pratama Sepaku Puskesmas Bukit Raya


Sumber : Hasil Survey, 2020-2022

RDTR WP IKN BARAT 26


Sebaran Sarana Peribadatan Eksisting di WP IKN Barat
Sebaran sarana peribadatan terdiri dari :
Mesjid : 15 Unit
Mushala : 37 Unit
Gereja : 2 Unit
3 2

1 1 2

Gereja Kibaid Sukaraja Masjid Al Amin, Sukaraja

3 4

4
Mushalla Riyadus Shalihin, Bukit Raya Masjid Nurul Muttaqin, Bumi Harapan
Sumber : Hasil Survey, 2020-2022
27
RDTR WP IKN BARAT
Kondisi Prasarana Eksisting di WP IKN Barat

Tandon-tandon air penampungan air hujan System jaringan air bersih perpipaan yang Sungai sepaku sebagai salah satu
bersumber dari air pegunungan sumber air baku
Sumber : Hasil Survey, 2020-2022

• Saat ini masyarakat memanfaatkan air bersih perpipaan yang dikelola Kantor Desa dengan sumber air yang bersumber dari
mata air dipegunungan.
• Air dialirkan dari pegunungan langsung menuju rumah-rumah dan masyarakat membayar setiap bulannya.
• Masyarakat juga memanfaatkan air hujan dengan menampungnya dengan talang hujan yang dialirkan pada penampungan air
(tandon air) serta ada juga yang melakukan pengeboran air terutama pada daerah-daerah cekungan sekitar sungai yang
memanfaatkan rembesan air yang masuk pada lahan-lahan sekitar sungai.

28
RDTR WP IKN BARAT
Penguasaan Lahan WP IKN Barat

Sumber : SK Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan


Sumber : Data IP4T, Kantah ATR/BPN, 2019 Sumber : Data IP4T, Kantah ATR/BPN, 2019 KLHK, SK.6628/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/10/2021

PENGUASAAN TANAH KEPEMILIKAN TANAH KAWASAN HUTAN


• Dominasi penguasaan tanah yaitu penguasaan tanah Dominasi kepemilikan lahan yaitu belum terdaftar tanah negara WP IKN Barat memiliki 71,68%
oleh badan hukum dengan seluas 10.957,31 Ha atau kawasan hutan dengan seluas 12.137,57 Ha atau 71,23 % dari Kawasan Hutan yang terdiri dari Hutan
66,54 % dari total luas kawasan perkotaan. total luas kawasan perkotaan. Produksi Tetap dan Hutan Produksi
• Belum terdaftar tanah negara kawasan APL, yaitu seluas Konversi
• Penguasaan tanah oleh masyarakat, yaitu seluas
3.176,14 Ha atau 18,64 %
5.355,66 Ha atau 32,52 %, • Tanah terdaftar di kawasan APL yaitu seluas 1.638,72 Ha atau
• Penguasaan tanah oleh pemerintah yaitu seluas 9,62 % dan
153,55 Ha atau 0,93 %. • Tanah terdaftar di kawasan hutan dengan luas 88,24 Ha atau
0,52 %.

RDTR WP IKN BARAT 29


Jaringan Jalan WP IKN Barat

Jalan lingkungan di Jalan lingkungan di Desa Jalan lingkungan berupa


Desa sukaraja – jalan sukaraja – jalan tanah/ jalan tanah dan
beton perkerasan perkerasan di Sukaraja
(Jl. Pelabuhan)


Jaringan jalan lingkungan yang ada di
WP IKN Barat berupa jaringan jalan
hotmix, jalan tanah (perkerasan) dan
juga jalan beton. Lebar jalan
lingkungan berkisar antara 3-4 meter
dengan sempadan jalan 1 meter kiri
dan kanan jalan.

Jaringan jalan perkebunan pada


umumnya masih jalan perkerasan
tanah dan batu, namun jalan ini dapat
Jalan lingkungan
konstruksi hotmix di
jaringan jalan pada dilalui oleh truk-truk besar
perkebunan
Sumber : RBI 1 : 5000, BIG Tahun 2019
Desa Bukit Raya (Jl.
Danau Toba)
PT ICHI bermuatan kayu.

RDTR WP IKN BARAT 30


Zona Prioritas Pengembangan Perkotaan
Berdasarkan MCA Analysis
No ZPK Luas (Ha) % Terhadap Luas WP
1 ZPK 1 Lahan Sesuai 1.065,93 6,20
2 ZPK 2 Lahan Cukup Sesuai 6.526,56 37,93
3 ZPK 3 Lahan Kurang Sesuai 3.167,89 18,41
4 ZPK 4 Tidak Sesuai 6.445,82 37,46
17.206,19 100,00

6,20%
Merupakan ZPK 1
Prioritas Pengembangan
Perkotaan

55,87%
No Go Area
37,93% 44,13%
Merupakan ZPK 2
Pengembangan
Perkotaan Bersyarat Go Area

Sumber : Hasil Analisis, 2020

RDTR WP IKN BARAT 31


Ibu
Ibu
Kota
K ota
negara
Nusantara

RDTR
WP IKN
BARAT
4 Tujuan Penataan
Ruang WP IKN Barat
Bagian ini menguraikan mengenai kebijakan yang
diamanatkan terkait pengembangan WP IKN Barat

RDTR WP IKN BARAT


Tujuan Penataan Ruang WP IKN Barat


Mewujudkan WP IKN Barat sebagai simpul
kegiatan ekonomi dan transportasi regional
yang terintegrasi secara global.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, sasaran yang harus dicapai adalah :
1. Menciptakan ruang untuk berbagai kegiatan perekonomian skala nasional yang terintegrasi dalam lingkup
KIKN
2. Mengembangkan pusat kegiatan bisnis dan keuangan, perdagangan dan jasa, perkantoran yang
didukung oleh sistem transportasi regional dalam rangka mendukung pembangunan 6 klaster ekonomi
di Ibu Kota Nusantara
3. Mengembangkan sektor pariwisata yang mengoptimalkan potensi alam
4. Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan ekonomi kreatif
5. Menetapkan fasilitas sosial dan fasilitas umum secara seimbang
6. Menciptakan aksesibilitas yang tinggi antar WP berdasarkan keterkaitan/hubungan fungsional serta
aksesibilitas antar bagian di dalam WP IKN Barat
7. Mengembangkan kawasan permukiman yang inklusif

RDTR WP IKN BARAT 33


Key Performance Index
KPI Ibu Kota Nusantara yang disusun berdasarkan delapan prinsip Ibu Kota Nusantara
memuat 24 target KPl, Penetapan target dilakukan dengan memadukan antara
perspektif bottom-up, top-doun, dan komitmen pemerintah.

Sumber : Perpres No. 63 Tahun 2022


RDTR WP IKN BARAT 34
Ibu
Ibu
Kota
K ota
negara
Nusantara

RDTR
WP IKN
BARAT
5 Rencana
Struktur Ruang
Bagian ini menguraikan mengenai kebijakan yang
diamanatkan terkait pengembangan WP IKN Barat

RDTR WP IKN BARAT


Pembagian Blok dan SWP
WP IKN Barat
Dasar Pertimbangan :
1. Simpul pusat pelayanan dalam RTR KSN
2. Arahan pengembangan pusat kegiatan (TOD & Mixed Use)
3. Dominasi fungsi kegiatan
4. Batasan fisik alamiah dan buatan
5. Konsep jangkauan pelayanan (hexagon 800 m)

SWP A : SWP C :
5.859,28 Ha (37 Blok) 3.050,54 Ha (31 Blok)
SWP B : SWP D :
4.183,61 Ha (4 Blok) 4.112,69 Ha (31 Blok) Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022
RDTR WP IKN BARAT 36
Rencana Pusat Pelayanan
Pendekatan yang digunakan untuk
struktur ruang internal WP IKN Barat
adalah sebagai berikut:
1. Pusat Pelayanan Kota (PPK) melayani skala
Kota dengan penduduk ± 2.000.000 jiwa
2. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK) melayani
skala WP dengan penduduk ± 500.000
jiwa.
3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Kecamatan melayani skala kecamatan
dengan penduduk ± 120.000 jiwa.
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Kelurahan melayani skala kelurahan
dengan penduduk ± 30.000 jiwa.
5. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) RW
melayani skala kelurahan dengan penduduk
± 2.500 jiwa.

a. Pusat pelayanan didasarkan pada titik simpul transportasi


b. Pusat pelayanan kota memiliki skala pelayanan regional
c. Mengukur cakupan layanan pada Pusat Pelayanan yang termuat dalam RTR KSN IKN
d. Cakupan layanan didasarkan pada konsep hexagonal
e. Mengidentifikasi wilayah yang belum terlayani dalam radius cakupan layanan
f. Mengembangkan pusat layanan baru pada skala lingkungan (Kecamatan, Kelurahan
dan RW)
g. Sub pusat pelayanan kota memiliki skala pelayanan sub kota dengan radius
pelayanan mencapai 800 – 1.000 ha
h. Pusat pelayanan lingkungan skala kecamatan memiliki skala pelayanan wilayah
kecamatan dengan radius pelayanan mencapai 200 ha
i. Pusat pelayanan lingkungan skala kelurahan memiliki skala pelayanan wilayah
kelurahan/desa dengan radius pelayanan mencapai 50 ha Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022
RDTR WP IKN BARAT 37
Rencana Jaringan Transportasi
• 80% Perjalanan dengan transportasi public
atau mobilitas aktif
• 10 menit ke fasilitas penting dari simpul
transportasi publik

Internal
KIKN

Regional

Ke Banjarmasin Bandara

IKN Barat Sebagai Simpul Transportasi


Jaringan KA double track Kapasitas lintas KA 100.000 – 200.000 penumpang per hari
Stasiun besar untuk layanan regional

• Terhubung dengan jaringan KA regional IKN – Sp. Samboja (Samarinda – Balikpapan


– Banjarmasin)
• Terhubung dengan jaringan KA Bandara Sepinggan
• Jaringan LRT dengan dua rute di IKN (KIPP – IKN Barat – IKN Timur 2; IKN Barat –
IKN Timur 1 – IKN Utara)

Pergerakan jalan rel didukung oleh feeder BRT yang memiliki rute yang terintegrasi
dengan posisi stasiun kereta api.

Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022


RDTR WP IKN BARAT 38
Rencana Jaringan Energi
• Instalasi kapasitas energi terbarukan akan memenuhi 100% kebutuhan energi Ibukota Nusantara
• 60% penghematan energi untuk konservasi energi dalam gedung

• Kebutuhan energi listrik dipenuhi dari PLTS (Pembangkit Listrik


Tenaga Surya) yang terdapat di sekitar KIKN.
• Energi listrik dialirkan melalui gardu induk untuk masuk ke
dalam jaringan transmisi SUTT melalui IKN Timur 1.
• Keperluan IKN Barat disalurkan dengan menurunkan tegangan
listrik menjadi tegangan menengah dan disalurkan melalui
jaringan kabel bawah tanah (SKTM).
• Kebutuhan listrik untuk IKN Barat dengan penduduk 461.288
jiwa diperkirakan sebesar 1.167 MW.

Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022


RDTR WP IKN BARAT
Rencana Jaringan Telekomunikasi

100% konektivitas digital dan teknologi, informasi serta komunikasi untuk semua Data Center
penduduk dan bisnis

• Kebutuhan telekomunikasi utama dipenuhi secara nirkabel dengan


teknologi 5G.
• Mengacu pada teledensi Indonesia sebesar 1,25 unit/orang maka
terdapat kebutuhan ketersambungan WP IKN Barat sebesar 576.611
unit.
• Berdasarakan luas pelayanan dibutuhkan minimum 44 tiang BTS
• Untuk kebutuhan jaringan mikro digital, maka menyesuaikan terhadap
kebutuhan
• Direncanakan 1 STO berupa Data Center di SWP A Blok A18
Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022
RDTR WP IKN BARAT 40
Rencana Jaringan Sumber Daya Air
Secara kesulurahan, seluruh permintaan air Ibukota Nusantara akan
bersumber dari sistem pengumpulan air sebagai berikut:
Volume Pengambilan Usulan
No Sumber Air Keterangan
(juta/m3) (liter/detik) Pemanfaat Air
Sistem Gravitasi
Bendungan Batu
1 74,9 5.000
Lepek

Bendungan Sepaku –
2 17,6 2.500 Sistem Gravitasi
Semoi
1,2 (1 m3/detik Sistem Gravitasi
Bendung & Intake
3 1.840 1.000-3.000 kebutuhan
Sungai Sepaku
pertanian)
4 Bendungan Samboja 5,09 1.167 -
1 m3/ detik (tidak
Bendungan Southren
5 33,75 2.500 ada pemanfaatan Sistem Pompa
Green
untuk pertanian)

Sumber:
• Dukungan Infrastruktur SDA untuk IKN BBWS Kalimantan III, Kaltim, Diolah Litbang Kompas/PUT
• Rencana Infrastruktur Sumber Daya Air Dalam Penyiapan IKN Tahun, 2020
• Masterplan Bappenas, 2021
• Perpres 63 Tahun 2022 Tentang Perincian Rencana Induk IKN

Kebutuhan sumber daya air pada WP IKN Barat :


• Bangunan pengendalian banjir
• Jaringan prasarana air irigasi dengan kebutuhan
pertanian sebanyak 2.607 liter/detik

Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022


RDTR WP IKN BARAT 41
Rencana Jaringan Air Minum
Kebutuhan air minum WP IKN Barat bersumber dari sistem pengumpulan air :
• Bendungan sepaku semoi 2.500 liter/detik
• Bendung dan intake sungai sepaku 1.000-3.000 liter/detik
IKN BARAT
No Uraian Satuan Total
SWP A SWP B SWP C SWP D
1 Jumlah Penduduk (2041) Jiwa 63.366 59.191 222.078 116.652 461.288
2 Tingkat Pelayanan % 100% 100% 100% 100% 100%
3 Penduduk Terlayani Jiwa 63.366 59.191 222.078 116.652 461.288
4 Konsumsi Domestik L/org/hari

- Sambungan Rumah (SR) L/org/hari 150 150 150 150 150

- Keran Umum (KU) L/org/hari 30 30 30 30 30

5 Rasio SR/KU
- SR % 80% 80% 80% 80% 80%
- KU % 20% 20% 20% 20% 20%
6 Kebutuhan air domestik
- SR lt/det 88,01 82,21 308,44 162,02 640,68
- KU lt/det 4,40 4,11 15,42 8,10 32,03
92,41 86,32 323,86 170,12 672,71
Kebutuhan Non Domestik
7 l/det 27,72 25,90 97,16 51,04 201,81
(30% Keb. Domestik)
8 Kehilangan Air % 5 5 5 5 5
lt/det 4,62 4,32 16,19 8,51 33,64
Total Kebutuhan Air Bersih lt/det 115,51 107,90 404,83 212,65 840,89

Paramater yang digunakan dalam menghitung kebutuhan air :


• Tingkat pelayanan, Pelayanan terhadap penduduk direncanakan pada
tahun 2045 sebesar 100%;
• Kebutuhan domestic: SR 150 lt/org/dtk dan KU 30 lt/org/dtk
• Kebutuhan Non Domestik: 30% dari kebutuhan domestik;
• Kehilangan Air, kehilangan air ditetapkan 5% dari kebutuhan domestik;
• Rasio SR dan KU sebesar 80% : 20%
Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022
RDTR WP IKN BARAT 42
Rencana Jaringan Drainase
Analisis Debit banjir rencana

Peningkatan debit akibat perubahan guna lahan yaitu


134,89 m3/det sehingga diperlukan kolam retensi untuk
menampung kelebihan air (luas genangan 120 ha,
kedalaman rata-rata 10 m)

Q100 Q50 Q25


113,77 86,95 62,54
m3/det m3/det m3/det

Penampang drainase yang direncanakan pada WP IKN Barat


adalah:
• Saluran tersier tertutup dengan menggunakan penampang U
Ditch berdimensi U 600x600
• Saluran sekunder tertutup dengan menggunakan penampang
U Ditch berdimensi U 1000x1200
• Saluran primer dengan saluran terbuka yang berjenis
penampang pasangan batu
Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022
RDTR WP IKN BARAT
Rencana Jaringan Air Limbah dan B3
• 60% daur ulang timbulan limbah padat di tahun 2045
• 100% air limbah akan diolah melalui sistem pengolahan pada tahun 2035

• Total volume air limbah WP IKN Barat : 12.424 liter/hari


• Infrastruktur IPAL Kota 3 unit
• Sistem Pengelolaan Limbah B3 1 unit
• Disalurkan melalui jaringan Pipa induk dan Pipa retikulasi.

IKN BARAT
No Uraian Satuan Total
A B C D
1 Jumlah Penduduk (2045) Jiwa 63.366 59.191 222.078 116.652 461.288
2 Prosentase Pelayanan
a. Tanki Septik Keluarga 100% 63.366 59.191 222.078 116.652 461.288
b. MCK 10% 6.337 5.919 22.208 11.665 46.129
Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 69.703 65.111 244.286 128.318 507.417
Jumlah KK 5 13.941 13.022 48.857 25.664 101.483

3 Pelayanan per unit Sarana


a. Tanki Septik Keluarga Jiwa 5 5 5 5 5
b. MCK (Komunal)/SPALDS Jiwa 50 50 50 50 50

4 Jumlah Sarana
a. Tanki Septik Keluarga unit 12.673 11.838 44.416 23.330 92.258
b. MCK (Komunal)/SPALD-S unit 127 118 444 233 923
Lumpur Tinja Domestik lt/hari 8.533 7.971 29.907 15.709 62.120
Lumpur Tinja Non Domestik 20% 1.707 1.594 5.981 3.142 12.424
Total Lumpur Tinja lt/hari 10.240 9.565 35.888 18.851 74.544
Kebutuhan Truk Tinja 10.000 1,39 1,30 4,89 2,57 10
5 SPALD-T 20.000 3,49 3,26 12,21 6,42 25

Keterangan:
Parameter perhitungan dalam perencanaan jaringan air limbah mengacu pada:
• SNI-03-2398-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan
• SNI 03-1733-2004 mengenai Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Dasar pertimbangan lokasi jaringan air limbah di WP IKN Barat diantaranya:
• Bukan di dalam kawasan genangan dan/atau banjir
• Bukan berada pada kawasan rawan longsor Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022
RDTR WP IKN BARAT 44
Rencana Jaringan Persampahan
• Total volume sampah WP IKN Barat : 1.401.164 liter/hari
• Infrastruktur SPA sebanyak 2 unit
• TPST sebanyak 1 unit dan TPS3R sebanyak 3 unit,
• Sebaran jumlah unit sarana maka menyesuaikan terhadap kebutuhan dengan maksimal
sarana persampahan
No Uraian Satuan Total
Jumlah Penduduk 2045 Jiwa 461.288
Persentase pelayanan Pemda % 100
1 Jumlah Penduduk terlayani Jiwa 461.288
Jumlah KK 5 92.258
Standar volume timbulan sampah lt/org/hari 2,5

Volume Sampah Domestik (2,5 lt/org/hari) lt/org/hari 1.153.221


Volume Sampah Non Domestik
2 a. Komersial 15% lt/hari 172.983
b. Fasos Fasum 6,5% lt/hari 74.959
Jumlah lt/hari 1.401.164

Kebutuhan Prasarana Persampahan


a. Wadah komunal (0,5-1 m3) buah 2.306
b. Komposter komunal (0,5-1 m3) buah 4.613
c. Gerobak sampah 1 m3 buah 144
d. Container amroll truk (6 - 10 m3) buah 87
3
e. TPS
- Tipe I (100 m2) buah 185
- Tipe II (300 m2) TPS3R buah 15
- Tipe III (1000 m2) TPST buah 4
f. Bangunan pendaur ulang skala lingkungan 150 m2 buah 154

Stasiun Peralihan Antara (SPA)


4 a. Skala Kota (luas > 20.000 m2) Unit 1
b. Skala Lingkungan (luas ≥ 600 m2) Unit 14

Keterangan:
Parameter perhitungan dalam perencanaan jaringan persampahan mengacu pada::
• SNI 19-2454-2002 mengenai Tata cara teknik operasional pengolahan sampah perkotaan
• SNI 03-1733-2004 mengenai Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
• Peraturan Menteri Pekerjan Umum No.2 Tahun 2013 Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
• Asumsi TPS Tipe II berupa TPS3R dan Tipe III berupa TPST, serta perhitungan SPA didasari pada
Peraturan Menteri Pekerjan Umum No.2 Tahun 2013 Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022
RDTR WP IKN BARAT 45
Rencana Jaringan Prasarana Lainnya
Jalur Pejalan kaki dan Pesepeda memungkinkan di jalur Jalan utama

Perseptif Jalur sepeda dengan proteksi


delineator post atau stick cone

Jalur Evakuasi: 2. Jalur Evakuasi Bencana

1. Mengembangkan
rambu evakuasi
bencana • design dapat digunakan untuk semua
kalangan terutama untuk kelompok rentan
• Lebar jalur evakuasi yang harus disesuaikan
dengan jumlah dan kepadatan penduduk.
• Jauh dari aliran sungai
• Jalur evakuasi tidak melintangi sungai atau
jembatan.
• Sudut kemiringan lereng lebih dari 4%.
• Petunjuk jalur evakuasi disesuaikan dengan
jenis bencana yg ada di WP IKN Barat

Lebar Minimum 3. Menyediakan tempat evakuasi bencana dengan ketentuan:


Satu Lajur Sepeda • TES (Tempat Evakuasi Sementara) ditempatkan di Kantor Desa, masjid,
bangunan publik, lapangan atau lahan kosong
• TEA (Tempat Evakuasi Akhir) ditempatkan di Lapangan/lahan kosong yang
luas, Bangunan Publik yang luas/ gedung serbaguna, memiliki akses terhadap
air bersih dan listrik, lokasinya strategis mudah dijangkau dan jauh dari
sumber bencana Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022
RDTR WP IKN BARAT 46
Ibu
Ibu
Kota
K ota
negara
Nusantara

RDTR
WP IKN
BARAT
6 Rencana
Pola Ruang
Bagian ini menguraikan mengenai rencana pola ruang
yang didetailkan dengan skala RDTR berdasarkan
amanat RTR KSN IKN pada WP IKN Barat

RDTR WP IKN BARAT


Rencana Pola Ruang
Rencana Pola Ruang Luas (Ha) % Thd Luas 61,18%
Zona Lindung
Zona Lindung 10.525,07 61,18
Badan Air 384,16 2,23
Perlindungan Setempat 971,35 5,65

38,82%
Rimba Kota 5.577,24 32,41
Taman Kota 2.153,65 12,52
Taman Kecamatan 288,58 1,68
Taman Kelurahan 62,99 0,37
Pemakaman
Taman RW
90,91
19,17
0,53
0,11
Zona Budidaya
Ekosistem Mangrove 976,95 5,68
Zona Budidaya 6.681,12 38,82
Badan Jalan 929,65 5,40
Campuran Intensitas Menengah/Sedang 185,20 1,08
Pariwisata 152,89 0,89
Pembangkitan Tenaga Listrik 36,28 0,21
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 169,37 0,98
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 101,72 0,59
Perdagangan dan Jasa Skala WP 344,74 2,00
Pertahanan dan Keamanan 477,72 2,78
Perumahan Kepadatan Rendah 258,80 1,50
Perumahan Kepadatan Sangat Rendah 229,57 1,33
Perumahan Kepadatan Sedang 520,74 3,03
Perumahan Kepadatan Tinggi 504,01 2,93
Ruang Terbuka Non Hijau 14,20 0,08
SPU Skala Kecamatan 121,59 0,71
SPU Skala Kelurahan 65,85 0,38
SPU Skala Kota 357,40 2,08
SPU Skala RW 22,04 0,13
Tanaman Pangan 2.157,08 12,54
Transportasi 22,59 0,13
Pergudangan 9,68 0,06
WP IKN Barat 17.206,19 100,00
Dominasi Rencana Penggunaan Lahan :
• Rimba Kota 32,41%
• Tanaman Pangan 12,61%
• Taman Kota 12,52%

Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022


RDTR WP IKN BARAT 48
Rencana Pola Ruang
61,18% 38,82%
Zona Lindung Zona Budidaya

Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022 Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022

Zona Lindung Zona Budidaya


RDTR WP IKN BARAT 49
Rencana Pola Ruang SWP A
% thd Luas
Rencana Pola Ruang Luas (Ha)
WP
Zona Lindung 4282,83 73,09
Badan Air 22,03 0,38
Perlindungan Setempat 346,47 5,91
Rimba Kota 3082,03 52,60
Taman Kota 712,08 12,15

73,09%
Taman Kecamatan 63,45 1,08
Taman Kelurahan 4,43 0,08
Taman RW
Pemakaman
4,09
48,25
0,07
0,82
Zona Lindung
Zona Budidaya 1576,45 26,91
Badan Jalan 315,75 5,39
Campuran Intensitas Menengah/Sedang 93,60 1,60
Pariwisata 62,69 1,07
Pembangkitan Tenaga Listrik 36,28 0,62
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 8,93 0,15
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 62,57 1,07
Perdagangan dan Jasa Skala WP 95,30 1,63
Pertahanan dan Keamanan
Perumahan Kepadatan Rendah
154,24
164,08
2,63
2,80 26,91%
Perumahan Kepadatan Sangat Rendah 0,00 0,00 Zona Budidaya
Perumahan Kepadatan Sedang 277,60 4,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 216,88 3,70
Ruang Terbuka Non Hijau 0,69 0,01
SPU Skala Kecamatan 33,11 0,57
SPU Skala Kelurahan 27,86 0,48
SPU Skala Kota 12,87 0,22
SPU Skala RW 8,12 0,14
Transportasi 5,89 0,10
SWP A WP IKN Barat 5859,28 100,00
Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022

RDTR WP IKN BARAT 50


Rencana Pola Ruang SWP B
Rencana Pola Ruang Luas (Ha) % Thd Luas SWP

Zona Lindung 1.659,69 39,67


Badan Air 164,96 3,94
Perlindungan Setempat 334,86 8,00
Ekosistem Mangrove 976,95 23,35
Rimba Kota 94,50 2,26
Taman Kota 89,45 2,14
Zona Budidaya 2.523,92 60,33
Badan Jalan 63,89 1,53
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 0,77 0,02
Perumahan Kepadatan Sangat Rendah 245,41 5,87
Perumahan Kepadatan Sedang 31,96 0,76
SPU Skala Kecamatan 2,47 0,06
SPU Skala Kelurahan 6,59 0,16
SPU Skala Kota 1,60 0,04
SPU Skala RW 1,26 0,03
Tanaman Pangan 2.157,08 51,61
Pergudangan 9,68 0,23
SWP B WP IKN Barat 4.183,61 100,00
SWP B merupakan
Kawasan permukiman non
perkotaan, didominasi oleh 39,67%
kegiatan pertanian tanaman Zona Lindung
pangan dengan proporsi
mencapai 51,61% terhadap 60,33%
luas SWP Zona Budidaya
Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022

RDTR WP IKN BARAT 51


Rencana Pola Ruang SWP C
% Thd Luas
Rencana Pola Ruang Luas (Ha)
SWP
Zona Lindung 1.920,29 62,95
Badan Air 82,98 2,72
Perlindungan Setempat 127,73 4,19
Rimba Kota 645,11 21,15
Taman Kota 900,62 29,52
Taman Kecamatan 90,21 2,96
Taman Kelurahan 25,72 0,84
Taman RW 5,27 0,17
Pemakaman 42,66 1,40
Zona Budidaya
Badan Jalan
1.130,25
300,09
37,05
9,84
62,95%
Campuran Intensitas Menengah/Sedang 43,58 1,43 Zona Lindung
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 105,71 3,47
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 6,92 0,23
Perdagangan dan Jasa Skala WP 116,94 3,83
Pertahanan dan Keamanan 4,49 0,15
Perumahan Kepadatan Sangat Rendah 0,01 0,00
Perumahan Kepadatan Sedang 95,18 3,12
Perumahan Kepadatan Tinggi 226,39 7,42
Ruang Terbuka Non Hijau 3,12 0,10
SPU Skala Kecamatan 86,02 2,82
SPU Skala Kelurahan 10,29 0,34
SPU Skala Kota 117,90 3,86

37,05%
SPU Skala RW 3,95 0,13
Transportasi 9,68 0,32
SWP C WP IKN Barat 3.050,54 100,00
Zona Budidaya
Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022

RDTR WP IKN BARAT 52


Rencana Pola Ruang SWP D
% Thd Luas
Rencana Pola Ruang Luas (Ha)
SWP
Zona Lindung 2.662,20 64,73
Badan Air 114,20 2,78
Perlindungan Setempat 163,31 3,97
Rimba Kota 1.755,60 42,69
Taman Kota 451,50 10,98
Taman Kecamatan 134,92 3,28
Taman Kelurahan 32,84 0,80
Taman RW 9,82 0,24
35,27

64,73%
Zona Budidaya 1.450,49
Badan Jalan 249,91 6,08
1,17
Campuran Intensitas Menengah/Sedang
Pariwisata
48,02
90,21 2,19
Zona Lindung
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 54,73 1,33
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 12,34 0,30
Perdagangan dan Jasa Skala WP 132,51 3,22
Pertahanan dan Keamanan 318,99 7,76
Perumahan Kepadatan Rendah 94,71 2,30
Perumahan Kepadatan Sangat Rendah 0,00 0,00
Perumahan Kepadatan Sedang 116,00 2,82
Perumahan Kepadatan Tinggi 60,74 1,48
Ruang Terbuka Non Hijau 10,39 0,25
SPU Skala Kelurahan 21,18 0,51
SPU Skala Kota 225,04 5,47

35,27%
SPU Skala RW 8,71 0,21
Transportasi 7,02 0,17
SWP D WP IKN Barat 4.112,69 100,00
Zona Budidaya
Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022

RDTR WP IKN BARAT 53


Visualisasi WP IKN Barat
Rencana pengembangan
TOD dan CBD yang
dikembangkan untuk
mendukung konsep
walkability 10 menit
waktu tempuh pada
simpul-simpul transportasi
dengan radius 400 m.
Konsep pengembangan berupa
TOD yang diintegrasikan dengan
pusat perbelanjaan dan
perumahan highrise dengan
tinggi maksimal 12 lantai yang
diharapkan, pencapaian dari TOD
kepada pusat permukiman dan
bisnis dapat ditempuh dalam
waktu 10 menit

Merah Pudar Campuran

Ungu Perkantoran

Kuning Hunian

RDTR WP IKN BARAT 54


Visualisasi WP IKN Barat

bird eye view dengan TOD sebagai pusatnya. Pada TOD ini akan dikembangkan Konsep rencana gedung-gedung apartemen, Tugu Pancasila dilihat dari arah TOD
mix use pusat perbelanjaan, perkantoran dan hunian (apartemen) pusat perbelanjaan, dan pusat bisnis yang (stasiun besar) MRT, LRT dengan latar
ramah lingkungan dan mengadopsi desain belakang morfologi lahan yang berbukit.
Pusat kawasan dalam pengembangan TOD dan landmark berupa tugu Pancasila dilihat universal (kota dunia) dan modern.
dari udara. Pada bangunan/ gedung lainnya selain TOD diarahkan sebagai apartemen Pusat TOD. Kawasan sekitar pusat
hunian Penampakan konsep landmark kota berupa TOD ini blok-blok peruntukannya
Tugu Burung Pancasila yang dilengkapi juga sudah disiapkan dengan
Merah Pudar Campuran
dengan bundaran air mancur. Selain itu, rencana jaringan jalan local dengan
Ungu Perkantoran perencanaan RTH dan taman kota juga ROW 24 m. Jaringan jalan arteri 44 –
menjadi perhatian khusus pada kawasan ini. 54 m, jaringan jalan kolektor 36 m.
Kuning Hunian

RDTR WP IKN BARAT 55


Visualisasi WP IKN Barat

RDTR WP IKN BARAT 56


Ibu
Ibu
Kota
K ota
negara
Nusantara

RDTR
WP IKN
BARAT
7 Indikasi
Program
Bagian ini menguraikan mengenai rencana struktur
ruang yang didetailkan dengan skala RDTR berdasarkan
amanat RTR KSN IKN pada WP IKN Barat

RDTR WP IKN BARAT


Sample Indikasi Program WP IKN Barat

RDTR WP IKN BARAT 58


Sample Indikasi Program WP IKN Barat

RDTR WP IKN BARAT 59


Ibu
Ibu
Kota
K ota
negara
Nusantara

RDTR
WP IKN
BARAT
8 Peraturan
Zonasi
Bagian ini menguraikan mengenai rencana struktur
ruang yang didetailkan dengan skala RDTR berdasarkan
amanat RTR KSN IKN pada WP IKN Barat

RDTR WP IKN BARAT


Peraturan Zonasi
Peraturan Zonasi disusun untuk setiap zona peruntukan Aturan Dasar
baik zona budidaya maupun zona lindung dengan Aturan dasar merupakan persyaratan pemanfaatan ruang meliputi, ketentuan kegiatan
memperhatikan esensi fungsinya yang ditetapkan dalam dan penggunaan lahan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan,
ketentuan prasarana dan sarana minimal, ketentuan khusus, dan/atau ketentuan pelaksanaan.
rencana rinci tata ruang dan bersifat mengikat/regulatory.
1) Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
2) Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang
3) Ketentuan Tata Bangunan
Fungsi Peraturan Zonasi 4) Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal
5) Ketentuan Khusus
1. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang; acuan dalam 6) Ketentuan Pelaksanaan
pemberian rekomendasi Keseuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang, termasuk di
dalamnya air right development dan pemanfaatan
2. ruang di bawah tanah; Teknik Pengaturan Zonasi
3. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
4. acuan dalam pengenaan sanksi; dan Teknik pengaturan zonasi adalah aturan yang disediakan untuk mengatasi kekakuan
5. rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan aturan dasar di dalam pelaksanaan pembangunan. Penerapan teknik pengaturan zonasi
6. penetapan lokasi investasi. tidak dapat dilakukan secara serta-merta, melainkan harus direncanakan sejak awal mengenai
teknik apa saja yang akan diaplikasikan dan didukung oleh perangkat dan kelembagaan yang
auditable. Teknik pengaturan zonasi yang dikenal antara lain:
1) Transfer development right (TDR)
2) Bonus zoning
3) Conditional uses
4) Zona Performa (Performance zoning)
5) Zona Fiskal (Fiscal zoning)
6) Zona Pemufakatan Pembangunan (Negotiated Development)
7) Zona Pertampalan Aturan (Overlay Zone)
8) Zona Ambang (Floating Zone)
9) Zona Banjir (Flood Plain Zone)
10) TPZ Khusus
11) Zona Pengendalian Pertumbuhan (Growth Control)
12) Zona Pelestarian Cagar Budaya
13) TPZ Lainnya

RDTR WP IKN BARAT 61


Ketentuan pemanfaatan ruang untuk setiap penggunaan lahan menunjukkan boleh tidaknya sebuah sistem kegiatan dikembangkan
dalam sebuah klasifikasi penggunaan lahan. Jika terdapat sebuah penggunaan yang belum tercantum dalam kategori maupun sub
kategori pemanfaatan ruang, maka ijin untuk penggunaan tersebut ditentukan menggunakan ketentuan yang berlaku. Jika
penggunaan tersebut diperbolehkan, maka penggunaan baru tersebut dapat ditambahkan pada kategori dan atau sub kategori
melalui ketentuan yang berlaku. Boleh tidaknya pemanfaatan ruang untuk sebuah hirarki 4 peruntukan tanah ditunjukkan dengan 4
indikator.

Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat.

I B
Pemanfaatan diizinkan, karena sesuai dengan peruntukan Izin ini diperlukan untuk penggunaan-penggunaan yang
tanahnya, yang berarti tidak akan ada peninjauan atau memiliki potensi dampak penting pembangunan di
pembahasan atau tindakan lain dari pemerintah kota sekitarnya pada area yang luas. Adapun syarat nya
adalah B1 = Wajib menyiapkan dokumen lingkungan
hidup; B2 = Wajib Rekomendasi Teknis Dinas Terkait; B3
= Wajib Penilaian dari Tim Ahli; B4 = Menyediakan
Prasarana atau Infrastruktur Lainnya; B5 = memenuhi
Persyarakatan Ketentuan Khusus dan/atau Teknik
Pengaturan Zonasi; B6 = Persyaratan Teknis Tambahan
Pemanfaatan diizinkan secara terbatas atau dibatasi.
dari Instansi Teknis Terkait

T X
Pembatasan dapat dengan standar pembangunan minimum,
pembatasan pengoperasian, atau peraturan tambahan lainnya
baik yang tercakup dalam ketentuan ini maupun ketentuan Pemanfaatan yang tidak diizinkan
kemudian oleh pemerintah kota. Adapun pembatasan kegiatan
nya adalah T1 = Pembatasan Pengoperasian; T2 = Pembatasan
Luas dan Intensitas Kegiatan; T3 = Pembatasan Jumlah
Pemanfaatan dan Jarak dengan Peruntukan Lainnya

RDTR WP IKN BARAT 62


Sample Ketentuan Kegiatan dan
Penggunaan Lahan WP IKN Barat

RDTR WP IKN BARAT 63


Kavling Minimum
Batasan Luas Kavling

DEFINISI
PERUMAHAN KEPADATAN SEDANG (R-3)
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya difungsikan

Rumah Minimal
untuk tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang hampir seimbang
antara jumlah bangunan rumah dengan luas lahan. zona dengan wilayah
perencanaan yang memiliki kepadatan bangunan 40 (empat puluh)-100
(seratus) rumah/hektar. zona peruntukan hunian dengan luas persil dari 150 m2
sampai dengan 250 m2 dengan jumlah lantai maksimum 3 lantai.
Luas lahan atau kavling efektif 60 m2 sampai 200 m2
PERUMAHAN KEPADATAN RENDAH (R-4)
dengan lebar muka kaveling minimal 5 meter (PP No.
peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya difungsikan
12/2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah untuk tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang kecil antara jumlah
Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan bangunan rumah dengan luas lahan. zona dengan wilayah perencanaan yang
memiliki kepadatan bangunan dibawah 10 (sepuluh)-40 (empat puluh)
Perumahan dan Kawasan Permukiman. rumah/hektar zona peruntukan hunian dengan luas persil dari 150 m2 sampai
dengan 250 m2. dengan jumlah lantai maksimum 2 lantai dan berupa hak milik
pribadi.
Asumsi:
• Kebutuhan minimum ruang adalah 12 m2 per jiwa untuk rumah PERUMAHAN KEPADATAN SANGAT RENDAH (R-5)
tapak (PP No. 12 Tahun 2021) peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya difungsikan
• 1 KK = 4 orang untuk tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang sangat kecil antara
jumlah bangunan rumah dengan luas lahan. zona dengan wilayah perencanaan
• Sirkulasi dalam tapak = 30 % (20 % sirkulasi + 10 % RTH private) yang memiliki kepadatan bangunan di bawah 10 (sepuluh) rumah/hektar zona
peruntukan hunian lebih besar dari 350 m2. dengan jumlah lantai maksimum 2
lantai

BESARAN KAVLING MINIMUM DI KIKN


Sub Zona R3 (Perumahan Kepadatan Sedang) = 150 m2
Sub Zona R4 (Perumahan Kepadatan Rendah) = 250 m2
Sub Zona R5 (Perumahan Kepadatan Sangat Rendah) = 350 m2

RDTR WP IKN BARAT 64


Intensitas Pemanfaatan Ruang pada WP IKN Barat
Zona Sub Zona KDB Max KLB KDH Min
Perlindungan Setempat Perlindungan Setempat 5% 0,05 90%
Ekosistem Mangrove Ekosistem Mangrove 10% 0,10 90%
Rimba Kota 10% 0,10 90%
Taman Kota 10% 0,10 90%
Taman Kecamatan 10% 0,10 90%
RTH
Taman Kelurahan 10% 0,10 90%
Taman RW 10% 0,10 90%
Pemakaman 10% 0,10 90%
Pertanian Tanaman Pangan 20% 0,40 80%
Pembangkit Tenaga Listrik Pembangkit Tenaga Listrik 60% 1,20 40%
Pariwisata Pariwisata 60% 6,00 40%
Perumahan Tinggi 50% 4,00 20%
Perumahan Sedang 50% 2,00 20%
Perumahan
Perumahan Rendah 60% 1,20 20%
Perumahan Sangat Rendah 60% 1,20 20%
SPU Skala Kota 60% 4,80 20%
SPU Skala Kecamatan 60% 3,60 20%
SPU
SPU Skala Kelurahan 60% 2,40 20%
SPU Skala RW 60% 1,20 20%
Campuran Campuran Intensitas Menengah 50% 4,00 20%
Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota 60% 4,80 20%
Perdagangan dan Jasa Zona Perdagangan dan Jasa Skala WP 60% 3,60 20%
Zona Perdagangan dan Jasa Skala SWP 60% 2,40 20%
Peruntukan Lainnya Pergudangan 60% 1,80 20%
Transportasi Zona Transportasi 60% 3,60 20%
Pertahanan dan Keamanan Zona Pertahanan dan Keamanan 60% 2,40 30%

RDTR WP IKN BARAT Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022 65


Ketentuan Tata Massa Bangunan pada WP IKN Barat
GSB
Jumlah Ketinggian Jarak Bebas Jarak Bebas
Zona Sub Zona Kode Jalan Jalan Non
Lantai Bangunan Samping Belakang
Lingkungan Lingkungan
Perlindungan Setempat Perlindungan Setempat PS 1 4 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Ekosistem Mangrove Ekosistem Mangrove EM 1 4 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Rimba Kota RTH-1 1 4 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Taman Kota RTH-2 1 4 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Taman Kecamatan RTH-3 1 4 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Ruang Terbuka Hijau
Taman Kelurahan RTH-4 1 4 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Taman RW RTH-5 1 4 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Pemakaman RTH-7 1 4 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Pertanian Tanaman Pangan P-1 2 10 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Pembangkit Tenaga Listrik Pembangkit Tenaga Listrik PTL 2 10 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Pariwisata Pariwisata W 10 40 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Perumahan Kepadatan Tinggi R-2 8 32 ½ Rumija ½ Rumija+1 • Pada rumah tinggal
• Pada rumah tinggal
Perumahan Kepadatan Sedang R-3 4 16 ½ Rumija ½ Rumija+1 rapat, jarak bebas
rapat tidak terdapat
belakang minimal
jarak bebas samping
setengah GSB
• Pada rumah tinggal
• Pada rumah tinggal
intensitas bangunan
intensitas bangunan
rendah/renggang,
Perumahan Kepadatan Rendah R-4 2 8 rendah/renggan,
½ Rumija ½ Rumija+1 jarak bebas samping
jarak bebas belakang
minimal 4 m pada
Perumahan minimal 4 m pada
lantai dasar dan pada
lantai dasar dan pada
setiap penambahan
setiap penambahan
lantai/tingkat
lantai/tingkat
bangunan jarak
bangunan jarak
bebas diatasnya
bebas diatasnya
ditambah 0,50 m dari
Perumahan Kepadatan Sangat Rendah R-5 ditambah 0,50 m dari
jarak bebas lantai
jarak bebas lantai
dibawahnya
dibawahnya

RDTR WP IKN BARAT Sumber : Hasil Analisis & Rencana, 2022 66


Ketentuan Tata Massa Bangunan pada WP IKN Barat
Lanjutan . . . .
GSB
Jumlah Ketinggian Jarak Bebas Jarak Bebas
Zona Sub Zona Kode Jalan Jalan Non
Lantai Bangunan Samping Belakang
Lingkungan Lingkungan
SPU Skala Kota SPU-1 8 32 ½ Rumija ½ Rumija+1
SPU Skala Kecamatan SPU-2 6 24 ½ Rumija ½ Rumija+1
Sarana Pelayanan Umum
SPU Skala Kelurahan SPU-3 4 16 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min 4 m pada lantai dasar dan pada setiap
SPU Skala RW SPU-4 2 8 ½ Rumija ½ Rumija+1 penambahan lantai/tingkat bangunan jarak
Perdagangan dan Jasa Skala Kota K-1 8 32 ½ Rumija ½ Rumija+1 bebas diatasnya ditambah 0,50 m dari jarak
Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Jasa Skala BWP K-2 6 24 ½ Rumija ½ Rumija+1 bebas lantai dibawahnya
Perdagangan dan Jasa Skala Sub BWP K-3 4 16 ½ Rumija ½ Rumija+1
Campuran Campuran Intensitas Sedang C-2 8 32 0 0
Transportasi Transportasi TR 2 8 ½ Rumija ½ Rumija+1 Min setengah GSB
Min 4 m pada lantai dasar dan pada setiap
Pertahanan dan Keamanan Pertahanan dan Keamanan HK 4 16 ½ Rumija ½ Rumija+1 penambahan lantai/tingkat bangunan jarak
bebas diatasnya ditambah 0,50 m dari jarak
bebas lantai dibawahnya

RDTR WP IKN BARAT 67


Ketentuan Khusus WP IKN Barat

Ketentuan Khusus Untuk Kawasan Ketentuan Khusus Untuk Tempat Ketentuan Khusus Untuk Kawasan Ketentuan Khusus Untuk Kawasan
Berorientasi Transit Meliputi: Evakuasi Bencana Meliputi: Migrasi Satwa Meliputi: Rawan Bencana Banjir Meliputi:
a. Intensitas pemanfaatan ruang sedang a. Rencana TES dan TEA yang berada di WP a. Memberikan ruang untuk satwa liar secara Semua unit bangunan yang diizinkan dilakukan
hingga tinggi dengan KLB 3-5, KDB 70% IKN Barat berupa fasilitas umum (sarana luas dalam melakukan perjalanan, migrasi, pembangunan dengan syarat:
dan kepadatan hunian 12-38 unit/1.000 m2 pelayanan umum skala kota dan sarana dan bertemu pasangan; a. kontruksi bangunan tahan banjir;
dengan jumlah lantai lebih dari 3 hingga 15 pelayanan umum skala kecamatan). b. Memberikan ruang bagi tumbuhan untuk b. dibatasi pada bangunan minimal 2 (dua)
lantai, minimal GSB 80%.
b. Bangunan yang digunakan sebagai TES dan berkembang; lantai dengan elevasi lantai dasar bangunan
b. Parkir kendaraan dan sepeda disediakan setinggi muka air banjir; dan
TEA harus memiliki struktur tahan terhadap c. Memungkinkan terjadinya pertukaran genetik;
secara bersama dengan standar parkir
bencana, dimana lokasi WP IKN Barat c. KDB maksimal dan KDH minimal 50 (lima
maksimum parkir hunian 1,5 parkir/unit; d. Memberikan ruang bagi populasi untuk dapat
memiliki potensi bencana. puluh) persen.
parkir retail/kantor 2 parkir/100 m2; dan bergerak sebagai respon terhadap perubahan
maksimum parkir lantai dasar 15% dari luas c. Rencana lokasi bangunan TES dan TEA lingkungan dan bencana alam;
kaveling. harus bebas terhadap bencana. e. Memberikan ruang bagi individu untuk dapat
c. Minimal aktivitas yang signifikan di kawasan melakukan rekolonisasi pada habitat yang
selama 16 jam. populasi lokalnya telah punah.

RDTR WP IKN BARAT 68


DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

tata ruang sebagai pintu masuk terbaik bagi investasi


m e n u j u n e g e r i ya n g a d i l , m a k m u r, d a n s e j a h t e r a

RDTR WP IKN BARAT


Konsep Smart Village
Konsep Smart Village
integrasi teknologi informasi dalam kehidupan masyarakat perdesaan, sehingga
menghasilkan kemanfaatan dan kesinambungan antara teknologi informasi
dengan masyarakat perdesaan.

1 Konsep SMART GOVERNMENT


• pemanfaatan teknologi informasi dapat
memberikan peningkatan kinerja
pelayanan kepada masyarakat,
2 Konsep SMART COMMUNITY


Masyarakat harus menjadi bagian
yang aktif dalam
proses pengembangan desa
pemerintah desa akan dapat sehingga akan menjadi pihak yang
menyelenggarakan fungsi pemerintahan menerima manfaat
secara efektif • peluang untuk mengoptimalkan
• dan transparan kepada masyarakat. peran serta dan kontribusinya dalam
• pengembangan desa

3 Konsep SMART ENVIRONEMENT


Digunakan dalam identifikasi potensi alam serta pemanfaatan alam yang lestari dan berkelanjutan .
Contoh: pemanfaatan teknologi informasi bidang pertanian berupa tersedianya informasi pertanian
bagi petani di desa agar para petani dapat menentukan rencana pola tani, pemanfaatan teknologi
untuk meningkatkan keterampilan para petani, juga akan meningkatkan produktivitas pertanian
yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

RDTR WP IKN BARAT 70


Smart Village pada WP IKN Barat

Kawasan Terbangun Area yang Bisa


Eksisting diarahkan Dibangun
sebagai Smart Village berdasarkan
MCA

Kawasan Terbangun Go – No Go Area


Eksisting
Arahan
Rencana Pola
Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan Kawasan Ruang
Permukiman sebagai bagian dari Smart Village

RDTR WP IKN BARAT 71


Smart Relationship antara Smart Government
dan Smart Environment
• Didasarkan kepada pemahaman bahwa
Masyarakat Perdesaan Lingkungan Perdesaan
pemerintah harus memahami karakteristik
dari lingkungan perdesaan
• kewenangan perencanaan pembangunan
desa berskala lokal menuntut proses yang
Fungsi Penyusunan Teknologi Nilai Adat, Budaya, efektif
Kebijakan Pengembangan Informasi Struktur Sosial, Lingkungan • Teknologi informasi digunakan untuk proses
Desa Alam
identifikasi karakter lingkungan perdesaan

Proses Penyusunan Kebijakan Arah dan Tujuan


Pengembangan Desa Dengan Pemanfaatan
Teknologi Informasi

Terwujudnya Arah dan Tujuan Kebijakan


Pengembangan Desa Berbasis Lingkungan
Perdesaan

Hubungan Antara Masyarakat Dengan Lingkungan


Perdesaan Berbasis Pemanfaatan Teknologi Informasi
(Sumber: Herdiana, 2019)

RDTR WP IKN BARAT 72


Smart Relationship antara Smart Community
dan Smart Environment
• nilai adat dan budaya merupakan cerminan dan
Masyarakat Teknologi Lingkungan perwujudan dari suatu masyarakat.
Perdesaan Informasi Perdesaan • struktur sosial masyarakat yang ada dibentuk atas
dasar nilai adat dan budaya yang menjadi pedoman
kehidupan Bersama
• pemanfaatan sumber daya alam yang lestari
perwujudan untuk tetap menjaga keseimbangan
Pengembangan dan Pemanfaatan Nilai Adat, antara kehidupan sosial dan alam
Budaya, Sosial, Lingkungan Alam Berbasis
Kepada Teknologi Informasi

Terjalinnya Hubungan yang


berkesinambungan dan berkelanjutan antara
masyarakat dan lingkungan perdesaan

Hubungan antara Masyarakat dengan Lingkungan Perdesaan


Berbasis Pemanfaatan Teknologi Informasi

(sumber: herdiana, 2019)

RDTR WP IKN BARAT 73


Preseden Smart Village
Dhanora Smart Village, India Aghali’s Smart Village, Azerbaijan
Before Reconstruction

Dengan jumlah penduduk sekitar 2000


jiwa, desa ini dulunya tidak memiliki
fasilitas dasar seperti air dan listrik, jalan, After Reconstruction
sanitasi, sistem pendidikan yang layak,
dan lapangan kerja. Tetapi semua ini
berubah ketika Dhanora menjadi desa
pintar pertama di India.
Fasilitas:
1. Pembuangan dan pengelolaan limbah pabrik dan rumah tangga
2. penanaman pohon disepanjang jalan.
3. e-Pan membawa desa lebih dekat ke seluruh dunia melalui koneksi internet
4. Listrik tenaga surya
5. Area rekreasi
6. Gedung komunitas Desa pintar Aghali mengamanatkan sejumlah SDG dengan menyediakan
7. Kelengkapan fasilitas sekolah dengan computer “energi bersih dan terjangkau” (SDG 7), “kesehatan dan kesejahteraan yang
baik” (SDG 3), “tanpa kemiskinan” (SDG 1), “konsumsi yang bertanggung jawab
8. perpustakaan umum dan produksi” (SDG 12), “pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi”
(SDG 8) dan “aksi iklim” (SDG 13).
https://www.india.com/travel/articles/how-peoples-efforts-transformed-this-city-into-indias-first-smart-
village-see-details-here-5470278/ https://traveltomorrow.com/how-azerbaijans-aghali-smart-village-is-inspiring-europe-and-
the-world-to-tackle-social-poverty/

RDTR WP IKN BARAT 74


Preseden Smart Village di Indonesia
Pengembangan Desa Kemuning sebagai desa percontohan
Smart Village Nusantara, memberi kekuatan khusus untuk
menjadi desa yang lebih powerful dalam pemanfaatan
information and communication of technology (ICT).
Dukungan infrastruktur, jaringan akses dapat mendorong
pengembangan dan penerapan desa digital khususnya pada
Desa Kemuning di Jawa Tengah
sektor pemerintahan, ekonomi, dan sosial.
https://desakemuning.smartvillagenusantara.id/

Adapun beberapa aplikasi pendukung digitalisasi di Desa Kemuning antara lain


Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Desa (Simpeldesa), User Central
Management (UCM), Dashboard Desa, serta Elektronik Monitoring dan Evaluasi
(E-Monev). Ada pula e-Puskesmas, e-Posyandu, Pustaka Digital (PaDi), Bioskop
Desa, Kasir Digital (iKas dan Bonum), e-Loket / Electronic Point of Sales (E-
POS), dan cashless payment melalui QRen dan LinkAja.

RDTR WP IKN BARAT 75

Anda mungkin juga menyukai