Disampaikan pada:
Orientasi CPNS Kementerian PUPR Formasi Tahun 2018
Dalam menghadapi permasalahan yang kompleks regional science tersebut dapat digunakan
sebagai alat yang cukup memadai bagi pengambilan keputusan yang lebih mantap.
Regional Science mulai juga meningkatkan perhatiannya terhadap ecosystem yang dalam
konteks ini merupakan landasan yang sangat menentukan. Hal ini mulai dirasakan terutama setelah
dunia dilanda berbagai macam krisis, seperti krisis energi, krisis pangan, dsb. Dimana-mana
sekarang mulai dibicarakan tentang pencemaran udara dan pencemaran air, perubahan iklim yang
kurang menguntungkan, bencana banjir, bencana kekeringan, angin taufan, gempa bumi, erosi, dsb
Untuk menangani permasalahan itu perlu dikerahkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, yang
masih termasuk atau dimasukkan ke dalam kelompok applied ecology. Sekedar sebagai
gambaran dapat disebutkan disini cabang ilmu pengetahuan yang dimaksud, antara lain: a)
Mathematics, Geology, Chemistry, Physics, Genetic &, Computer Science; b) Evolution, Molecular
Biology, Bacteriology, Behavioral Biology, Physiology, Oceanography, Entomology; c) Public Health,
Agriculture, Engineering, Agronomy, Forestry, Land-use Planning; dan d) Geography, Urban and
Regional Planning.
Ir. Sutami, 20 November 1976
Perencanaan dalam arti dan pengertiannya yang luas adalah "satu proses secara
terus menerus dalam merumuskan (dan merumuskan kembali) dan melaksanakan
(dan melaksanakan kembali) satu matrixkeputusan-keputusan yang saling
berhubungan, yang ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan dalam
satu jangka dan urutan waktu yana ditentukan dan dengan cara-cara yang
optimal".
Proses perencanaan berjalan dua arah; dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Dari atas dimulai dengan
perencanaan macro-aggregative sampat ke bawah pada tingkat perencanaan proyek-proyek. Dari bawah
dimulai dengan perencanaan proyek-proyek, sampai ke atas pada tingkat perencanaan macro-aggregrative.
Penyusunan Pemantauan,
kebijakan teknis, Penyusunan Pelaksanaan evaluasi, dan
strategi pelaporan
rencana, dan sinkronisasi penyelenggaraan Pelaksanaan
program keterpaduan program antara Pelaksanaan
keterpaduan rencana fungsi lain yang
keterpaduan pengembangan pengembangan administrasi
dan sinkronisasi diberikan oleh
pengembangan kawasan dengan kawasan dengan program antara BPIW
kawasan dengan pengembangan
Menteri
infrastruktur infrastruktur
infrastruktur di kawasan dengan
bidang PUPR bidang PUPR bidang PUPR infrastruktur bidang
PUPR
STRUKTUR
ORGANISASI
BPIW
KETERPADUAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DAN
PENGEMBANGAN WILAYAH
Wilayah
Strategis (WPS) WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
WPS Pusat Pertumbuhan Baru
WPS Perbatasan Darat Negara
Ketapang-Pontianak-
Sabang-Banda Aceh-Langsa Singkawang-Sambas
1
Balikpapan-Samarinda-Maloy Bitung-Manado-Amurang-Kotamobagu
Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Gorontalo-Kotamobagu Ternate-Sofifi-Daruba
2
29
3 24
21 23 25
Sorong-Manokwari
20 31 Biak-Manokwari-Bintuni
4 26
Sibolga-Padang-Bengkulu 32
Palu-Banggai
5
Jambi-Palembang-Pangkal 22
30
Pinang-Tanjung Pandan
27
6 33
Merak-Bakauhuni-Bandar 28 Mamuju-Makale-Palopo-
Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api Palangkaraya-Banjarmasin-Batulicin
Kendari-Bau Bau-Wangi
Jakarta-Cirebon-Semarang Wangi
8 34
7 Makassar-Pare Pare-Mamuju
9 11 Nabire-Enarotali-
13 Wamena
10 12 14
Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi 15 16 17
Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap Ambon-Masohi
18 19
Yogyakarta-Surakarta-Semarang Jayapura-Merauke
Semarang-Surabaya Kupang-Atambua
Gilimanuk-Denpasar-Padang Bay
Kawasan
DUKUNGAN
BANDARA Konektivitas INFRASTRUKTUR Industri &
Contoh: Kualanamu,
Multimoda PUPR
Silangit, Sibisa
KEK
KERETA API
Contoh: Sulawesi
Selatan, Sumatera Utara,
Contoh:
double track Jawa Danau Toba,
Kawasan Borobudur,
Provinsi
Strategis Mandalika,
Lumbung
Pariwisata Labuan Bajo
Pangan
Nasional
Kawasan
Perdesaan
Strategis
Contoh: Nasional Contoh:
Jawa Barat, Jawa Peureulak, Sidikalang,
PKSN : Pusat Kegiatan Strategis Nasional
KEK : Kawasan Ekonomi Khusus Timur, Sulawesi Dolok Masihul,
KI : Kawasan Industri Selatan Labuan Bajo
KETERPADUAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR DAN WILAYAH
I. Kebijakan Pembangunan Nasional II. Kebijakan Pembangunan III. Kebijakan K/L lain
- RPJPN (UU No.17 tahun 2007) Kementerian PUPR - Kementerian Pariwisata (KSPN)
- RPJMN 2015-2019 (Pepres No.2 tahun - RENSTRA Kementerian PUPR - Kementerian Perindustrian
2015) (Permen PUP (Kawasan Industri)
- Nawacita (tercantum dalam RPJMN) No.13.1/PRT/M/2015) - Kementerian Perhubungan (Tol Laut
- KEK (UU No. 39 tahun 2009) - Jalan (UU No. 38 tahun 2004) dengan Pelabuhan Utama dan
- KAPET (Kepres No. 150 tahun 2000) - Pengelolaan Sampah (UU No. Pelabuhan Pengumpul)
- Proyek Stretegis Nasional (Perpres No. 18 tahun 2008) - Kementerian Desa, Pembangunan
3 tahun 2016) - Perumahan & Permukiman Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
(UU No. 1 tahun 2011) (KTM Transmigrasi)
- Dll. - dll
VISI
Terwujudnya infrastruktur PUPR yang handal dalam mendukung
indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong
a. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air termasuk sumber daya maritim untuk mendukung
ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;
b. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna meningkatkan
produktivitas, efsiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global
yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;
MISI
c. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan
infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan
prinsip ‘infrastruktur untuk semua’;
d. Mempercepat pembangunan infrastruktur PUPR secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang
berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan
perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI; dan
e. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang PUPR yang meliputi sumber daya manusia,
pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung fungsi
manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efsien, pelaksanaan yang tepat, dan
pengawasan yang ketat
SASARAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR 2015-2019
MENINGKATKAN KETAHANAN AIR, MENDUKUNG KONEKTIVITAS BAGI PENGUATAN
KEDAULATAN PANGAN DAN ENERGI DAYA SAING
1.000 km 2.650 km
Pembangunan jalan Tol
65 1 (Pemerintah dan Swasta) Pembangunan Jalan Nasional
67,52
3.000
• Mendukung pengembangan 24 metropolitan dan kota besar
530 km • Mendukung 17 kawasan industri
m3/s km Pengendali
pelabuhan baru
• Mendukung pengembangan 60 prioritas
Air Baku ASDP • Mendukung 25 KSPN
Pengamanan Banjir
3 Pantai 306 • Mendukung jaringan jalan
perkotaan
• Mendukung pengembangan 15
bandara baru
Juta ha buah • Mendukung jalan lingkar di • Mendukung jaringan rel kereta api
Rehabilitasi Pengendali
Jaringan Irigasi 1.088 Lahar/Sedimen
Embung 50.000 unit
550.000 unit
INFRASTRUKTUR DASAR Pembangunan Rumah Pembangunan Rumah
Peningkatan 68,11% Susun bagi MBR Khusus
UNTUK MENINGKATKAN
akses terhadap menjadi
KUALITAS HIDUP
air minum 100% 1.750.000 unit 676.950 unit
Pembangunan/Peningkatan Penyediaan PSU bagi
Kualitas Rumah Swadaya Pembangunan Perumahan
Penurunan 38.431 ha Peningkatan 61,06%
Luas Kawasan akses menjadi
menjadi
Kumuh terhadap Bantuan pembiayaan perumahan/KPR untuk
Perkotaan 0 ha sanitasi
100% MBR (FLPP dan SSB) 1.350.000 unit
DUKUNGAN TERHADAP PELABUHAN TOL LAUT 2015-2019
Malahayati, Karingau,
Balikpapan Palaran,
Banda Aceh Belawan/ Samarinda
Kuala Tanjung Pontianak Banjarmasin
Batu Ampar,
Sampit Pantoloan, Ternate
Batam
Palu
Bitung Sorong
Jambi
Palembang
Kendari Ambon
Panjang, Makassar
Bandar Lampung
Tanjung Priok,
Jakarta
Tanjung Perak,
Surabaya
Patimban*
Tanjung Emas, Tenau,
Semarang Kupang
Jalur rencana
• 24 pelabuhan strategis • Pengembangan pelabuhan Pelabuhan Hub
Prog ram
Sulawesi Tengah:
4 KI Landak 1. Palu
2. Morowali
5 KI Ketapang Sulawesi Tenggara:
1. Konawe
Lampung Papua Barat:
6 KI Batulicin 1. Tenggamus Sulawesi Selatan:
1. Bantaeng
1. Teluk Bintuni
Jawa Tengah
7 KI Bitung 1. Sayung (Jatengland) Jawa Timur
2. Kendal 1. JIIPE Kalimantan Selatan:
8 KI Palu 1. Batulicin
2. Jorong
9 KI Morowali
Pada saat ini terdapat 74 KI dan direncanakan dikembangkan
10 KI Konawe sebanyak 47 KI dengan prioritas 15 KI
11 KI Bantaeng Berdasarkan hasil Multilateral Meeting dengan Bappenas dan KL
12 KI Buli terkait (Maret 2016), disepakati tambahan 2 KI prioritas yaitu KI
Kendal Jawa Tengah dan KI Jorong Kalimantan Selatan sehingga total
13 KI Bintuni
menjadi 17 KI.
14 KI Sayung
15 KI Kendal Keterangan:
16 KI JIIPE : Kawasan Industri di koridor Sumatera dan Kalimantan
Pariwisata
Pariwisata
KEK MERAUKE
Kab. Merauke, Papua
KEK BITUNG
KEK TANJUNG API-API Kota Bitung, Sulawesi Utara Pertanian/Perkebunan
Kab. Banyuasin, Sumatera KEK TANJUNG LESUNG KEK MANDALIKA Industri Pengolahan Pariwisata
Selatan Kab. Pandeglang, Banten Kab. Lombok Tengah, Perikanan Industri pengolahan
Industri Pengolahan Karet NTB Industri agro (kelapa, perikanan
Industri Pengolahan Sawit Pariwisata Pariwisata
tanaman obat)
Bisnis & logistik
Aneka industri
Industri Petrokimia Logistik Peternakan
Weh
Bunaken,
Sentarum Derawan
Teluk Dalam Raja Ampat,
Mandeh
Muaro
Sungai Musi
Tanjung Puting Toraja
Kota Tua
Rinjani
Pangandaran
Bali: Bali
Ende-Kelimutu
• Menjangan
• Kuta-Sanur-Nusa Dua : KSPN
• Kintamani-Danau Batur
Prioritas
Utama
Tanjung
Kelayang
3 Tanjung Lesung 5 Borobudur 6 Bromo-Tengger- 7 Mandalika 8 Labuan Bajo
Semeru
DUKUNGAN TERHADAP 18 PROVINSI LUMBUNG PANGAN NASIONAL
2015-2019
Keterangan
>1jt Ha
Aceh 500rb Ha - 1Jt Ha
0-500rb Ha
Sumut
Kalbar Sulteng
Sumbar
Kalteng
Sumsel Kalsel
Lampung
Sulsel
Jateng
Banten Jabar
Jatim Bali
Yogyakarta
NTB NTT Provinsi Luas Panen (Ha)
Nusa Tenggara Timur 483.497
Aceh 467.398
Kalimantan Barat 464.031
Provinsi Luas Panen (Ha) Provinsi Luas Panen (Ha) Nusa Tenggara Barat 456.395
16 Planned Airports
Kulonprogo
Pulau Bandar Udara Pulau Bandar Udara Terdapat 20 bandar udara yang
1.Letung 13.Siau: Sitaro diusulkan Kementerian
Sumatera
2.T ambelan Perhubungan (Surat No.
3. Kerta Jati: Majalengka Maluku 14. Namniwel: Namlea UM.208/1/14 PHB 2014):
Jawa
4. Kulonprogo : DI Yogyakarta 15.Werur •Terdapat 13 bandar udara yang
Papua
Bali-Nusra 5. Kabir- Patar 16.Koroway Batu beririsan dengan 16 bandar
Dukungan jaringan jalan nasional: bandar udara versi Trilatertal Meeting
6. Muara Teweh: Beringin
udara Pengumpul Primer (PP), Pengumpul (Bappenas), kecuali Namniwel
7. Tebelian: Susilo
Sekunder (PS), dan Pengumpul Tersier (PT) dan Koroway Batu
8. Maratua
Kalimantan (Permen PU No. 03/PRT/M/2012) •Hanya 5 bandar udara yang
9. Samarinda Baru: Temindung/ Sungai
Dari 16 bandar udara, hanya 3 bandar udara merupakan Bandar Udara
Siring
(Kertajati, Tebelian, Samarinda Baru) yang Pengumpul (Primer/ Sekunder/
10. Buntu Kunik: Pontiku/ Tana Toraja Baru merupakan bandar udara pengumpul pada Tersier) s/d tahun 2020
11.Morowali tahun 2020 – 2030 dan telah diakses oleh
Sulawesi kewenangan nasional
12.Miangas jaringan jalan nasional
DUKUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN ASDP 2015-2019
DUKUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN JARINGAN REL KERETA API
2015-2019
Belawan
Dumai
Bitung
Samarinda
Pekanbaru
Pontianak
Teluk Palembang
Bayur Banjarmasin
Makassar
Panjang
Tj.Priok
Tj.Emas
Tj.Perak
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 43 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Perkeretaapian Nasional, Kementerian PUPR mendukung dalam hal perlintasan tak sebidang dan peningkatan
akses jalan menuju stasiun, dukungan mitigasi banjir dan dukungan air bersih
DUKUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN 10 KAWASAN PERBATASAN
(PKSN) 2015-2019
SABANG RANAI PALOH - ARUK ENTIKONG NUNUKAN TAHUNA JAYAPURA
NANGA BADAU
16
PKSN
Persiapan Pengembangan
PKSN
Jagoi Babang
PKSN
Long Pahangai
PKSN
Tanah Merah
PKSN
Kalabahi
Jasa Simanggaris Dumai Ilwaki
Long Nawang Kefamenanu Batam Dobo
Source: Rencana Induk Perbatasan 2015- Long Midang Merauke Melonguane Daruba
2019
CAPAIAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PUPR
KONEKTIVITAS PERUMAHAN
26
IPM PER-PROVINSI
TAHUN 2015 DAN 2018
2015
90
2018
80,47
78,99 79,53
80 77,59
75,83
74,84 74,77 74,17
73,75 73,27
72,44 71,95 72,2
71,19 71,18 71,73 70,84 70,65 70,64 70,67 71,3 71,12 70,77 70,27 70,42 70,17 70,56 70,39 70,9 70,61
69,45 69,51 69,98 68,89 69,39 68,59 69,02 69,05 69,5 69,49 68,95 68,53 68,38 68,76 68,88 69,15 68,75 68,87
70 67,46 66,95 67,3 66,98 66,76
67,71 67,05 67,76
65,19 65,59 65,86 65,1 65,91
64,39 63,74
62,67 62,96
61,73
60,06
60 57,25
50
40
30
20
10
30
TAHUN 2015 DAN 2018 2018
28,4
27,43
25,73
25
22,58 22,66
21,03
20 19,36
18,16 17,85
17,11 17,16
16,54
15,68 15,83
15,41
14,63
15 14,07
13,77 13,53 13,69 13,74
13,01 13,32 13,16
12,82
12,28
11,81 11,9
11,19 11,32 11,22
10,79 10,85
10,12
10 9,57
8,94 8,82 9,12 8,98 8,87
8,44
7,85 7,59
7,21 7,25 7,37
6,71
6,55 6,86 6,62
5,83
5,78 5,75 5,91 6,06 6,32
6,1 6,22
5,25 5,25 5,1
4,83
4,77 4,72
4,65
5 3,91
3,61
3,55
70.000.000.000.000
60.000.000.000.000
50.000.000.000.000
40.000.000.000.000
30.000.000.000.000
20.000.000.000.000
1,9 Triliun
10.000.000.000.000
Rupiah
-
420
410
387
400
Triliun Rupiah
2010 – 2011 2011 – 2012 2012 – 2013 2013 – 2014 2014 – 2015 2015 – 2016 2016 – 2017 2017 – 2018
313
290
300
INDEX DAYA SAING INFRASTRUKTUR
(2ND PILLAR) INDONESIA
178
200
156
2010 – 2011 2011 – 2012 2012 – 2013 2013 – 2014 2014 – 2015 2015 – 2016 2016 - 2017
2017-
146
2018
114
86
100 52
56
60
0 61
62
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
76
78
82
Kesolidan Makroekonomi Indonesia ditunjukkan dengan perbaikan dalam tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran, tingkat kemiskinan, angka rasio gini, dan IPM Indonesia dalam kurun waktu tahun 2014 – 2017.
6,18%
5,94%
4,5 6
3,61%
3,35% 3,02% 5,61%
2,88%
5,5
%
5,13%
0 5
2014 2015 2016 2017 September 2018 2014 2015 2016 2017 Feb 2018
0,42
0,414 ANGKA RASIO GINI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
TINGKAT KEMISKINAN
12
70,81
71
0,402 70,18
11,13 %
10,96 % 70
0,394 69,55
10,7 % 0,395
0,391
0,389 68,9
10,5 69
10,12 %
9,82 %
68
0,37 67
9 2014 2015 2016 2017 Mar 2018 2014 2015 2016 2017
2014 2015 2016 2017 Mar 2018
31
TINGGINYA DISPARITAS EKONOMI DAN SOSIAL ANTAR DAERAH
6,9%
69,96
62,99
12,09%
67,31
10,5%
69,45 19,74%
Lempeng Eurasia
Lempeng Indo-Australia
Analisis Tingkat Pelayanan dan Analisis Tingkat Pelayanan dan Membandingkan ketersediaan infrastruktur keirigasian
Kebutuhan Infrastruktur PUPR Kebutuhan Pengembangan Irigasi eksisting terhadap luas sawah potensial wilayah. Juga
hingga 2028 serta kebutuhan air baku dianalisis terkait perkembangan luas lahan sawah dan
(Gap Analysis) potensi adanya Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Terkait air baku lebih mengarah pada perkembangan
perkotaan atau kawasan-kawasan strategis lain yang
membutuhkan dukungan air baku.
Analisis Tingkat Pelayanan dan Membandingkan ketersediaan rumah eksisting dengan
Kebutuhan Pengembangan backlog perumahan dan jumlah rumah tidak layak huni di
Perumahan setiap daerah. Perkembangan jumlah penduduk akibat
(Gap Analysis) perkembangan kawasan diperhatikan .
CONTOH RIPI SUMATERA
2.1 Kebijakan Spasial
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP No.
13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas PP No. 26
Tahun 2008)
Pusat Kegiatan Pulau Sumatera
• 11 pusat kegiatan nasional (PKN), termasuk di
dalamnya 3 Kawasan Perkotaan Metropolitan. 11 PKN
tersebut antara lain: Banda Aceh, Metropolitan
Mebidangro, Metropolitan Palapa, Pekanbaru, Dumai,
Batam, Jambi, Metropolitan Patungraya Agung,
Bengkulu, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung.
• 8 pusat kegiatan strategis nasional (PKSN), yakni:
Lhokseumawe, Sabang, Medan, Dumai, Bengkalis,
Batam, Ranai, dan Terempa.
Pengembangan Infrastruktur Pulau Sumatera
• Pengembangan 28 ruas jalan bebas hambatan,
meliputi 24 ruas tol antarkota (termasuk di dalamnya
ruas Tol Trans Sumatera) dan 4 ruas tol dalam kota
(seperti Tol Binjai – Medan, serta Tol Batu Ampar –
Muka Kuning – Hang Nadim).
• Pengembangan 9 Pelabuhan Utama dan 55
Pelabuhan Pengumpul sebagai simpul transportasi
laut nasional.
• 5 Bandara Pengumpul Primer dan 5 Bandara
Pengumpul Sekunder sebagai simpul transportasi
udara nasional.
Gambar 2.1 Pusat Kegiatan dan Pengembangan Infrastruktur Pulau Sumatera
Berdasarkan RTRWN
Sumber: PP No. 1 3 Tahun 2017
CONTOH RIPI SUMATERA
b. Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera (Perpres No. 13 Tahun 2.2 Kebijakan Sektoral
2012)
Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Pulau Sumatera a. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015
• Pusat pengembangan ekonomi melalui pengembangan sektor tentang Rencana Induk Pengembangan Industri
ekonomi unggulan berbasis sumber daya alam (perkebunan, perikanan, Nasional 2015-2035
dan pertambangan) dan penguatan konektivitas.
• Dalam rangka percepatan penyebaran dan pemerataan
• Pusat industri yang berdaya saing.
pembangunan industri Indonesia serta dalam rangka
• Mewujudkan swasembada pangan dan lumbung pangan nasional memudahkan sinergi dan koordinasi dalam
dengan pengembangan kabupaten/kota yang berpotensi sebagai pembangunan industri di daerah, maka secara
lumbung pangan, serta lumbung energi dan kemandirian energi untuk administratif wilayah Indonesia dibagi ke dalam 10
ketenagalistrikan. wilayah pengembangan industri (WPI).
• Pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis ekowisata, • Pulau Sumatera memiliki 2 WPI, yakni WPI Sumatera
bahari, cagar budaya, dan ilmu pengetahuan. Bagian Utara (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
• Pelestarian kawasan lindung bervegetasi hutan ≥ 40%. Riau, dan Kepulauan Riau) dan Sumatera Bagian
• Pelestarian kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati hutan Selatan (Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung,
tropis basah. Sumatera Selatan, Lampung).
• Pengurangan risiko bencana. • Pengembangan WPI kemudian dilakukan melalui
pengembangan wilayah pusat pertumbuhan industri
• Pengembangan kawasan perkotaan nasional.
(WPPI), kawasan peruntukan industri (KPI), serta
• Kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu kawasan industri (KI).
gerbang negara yang berbatasan.
• Dari total 22 WPPI di Indonesia, 6 WPPI terdapat di
• Pusat pertumbuhan baru di wilayah pesisir barat dan wilayah pesisir Pulau Sumatera, yakni:
timur Pulau Sumatera.
1) Banda Aceh, Aceh Besar dan Pidie – Bireuen –
• Jaringan transportasi antarmoda yang meningkatkan keterkaitan Lhokseumawe;
antarwilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah. 2) Medan – Binjai – Deli Serdang – Serdang Berdagai –
Karo – Simalungun – Batubara;
c. Buku III RPJMN 2015-2019 (Agenda Pembangunan Wilayah) 3) Dumai – Bengkalis – Siak;
Berdasarkan Buku III RPJMN 2015-2019, Tema Pengembangan 4) Batam – Bintan;
Wilayah Pulau Sumatera sebagai: 5) Banyuasin – Muara Enim;
• Pintu gerbang perdagangan internasional. 6) Lampung Barat – Lampung Timur – Lampung Tengah
• Lumbung energi nasional termasuk biomas. – Tanggamus – Lampung Selatan.
• Hilirisasi bahan tambang (batubara) dan perkebunan (kelapa sawit).
• Pengembangan pariwisata bahari dan industri perikanan.
CONTOH RIPI SUMATERA
b. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana c. Indeks Risiko Bencana Indonesia
Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional 2010-2025 Berdasarkan kajian indeks risiko bencana oleh BNPB pada tahun
Sebanyak 21 dari total 88 kawasan strategis pariwisata nasional 2013, provinsi di Pulau Sumatera memiliki risiko bencana yang
(KSPN) terletak di Pulau Sumatera yang tersebar di 10 provinsi. beragam, antara lain gempa bumi, tsunami, banjir, longsor.
Sebagian besar provinsi di Pulau Sumatera memiliki risiko yang
Tabel 2.1 Sebaran 21 KSPN di Pulau Sumatera tinggi akan bencana. Provinsi yang memiliki risiko bencana
tertinggi adalah Provinsi Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung,
No. KSPN No. KSPN
Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Sumatera Utara, dan Riau.
1 Weh dsk. (Aceh) 12 Lagoi dsk. (Kep. Riau) Sementara, provinsi dengan kelas risiko bencana sedang adalah
Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Riau.
Tanjung Kelayang dsk. (Kep.
2 Toba dsk. (Sumatera Utara) 13 Tabel 2.2 Indeks Risiko Bencana di Pulau Sumatera
Bangka Belitung)
Natuna 10
Proyeksi pertumbuhan
Koordinasi
• Pertumbuhan populasi dan pertumbuhan Pemangku
wilayah Kepentingan
• Pertumbuhan di sektor pariwisata dan
kebutuhan akan permintaan pariwisata Koordinasi
• Pertumuhan area potensial MINIMUM Pemangku
PENILAIAN
3 Kepentinga
DAMPAK
SKENARIO n (aspek
RENCANA PENGEMBANGAN
Artikulasi peluang dan hambatan LINGKUNGAN
PENGEMBA teknik, TERPADU DESTINASI
DAN SOSIAL
• Menafsirkan data dasar dengan kebijakan NGAN ekonomi, PARIWISATA
dll.)
Bank Dunia untuk mengembangkan peta (25 TAHUN)
peluang dan hambatan
• Penilaian terhadap data dasar dan
kesenjangan dalam penyediaan • 1-5 tahun
infrastruktur • Prioritas untuk tahapan
SKENARIO RENCANA PENGEMBANGAN konstruksi
TERPADU DESTINASI PARIWISATA
YANG TELAH DISETUJUI (25 TAHUN)
ESMF - Environmental and Social Management Framework
Ruang Lingkup
• Kabupaten Simalungun
• Kabupaten Toba Samosir
• Kabupaten Tapanuli Utara
• Kabupaten Humbang
Hasundutan
• Kabupaten Dairi
• Kabupaten Karo
• Kabupaten Samosir
• Kabupaten Pakpak Bharat 3
1
Key Priority Area 2
1. Parapat, Kecamatan Girsang
Sipangan Bolon, Kabupaten
Simalungun
2. Kecamatan Simanindo,
Kabupaten Samosir
3. Kecamatan Pangururan, 4
Kabupaten Samosir Sumber: TOR ITMP Danau Toba
4. Kecamatan Balige,
Kabupaten Toba Samosir
Rencana RTRW PROVINSI PAPUA BARAT RTRW KOTA SORONG RTRW KABUPATEN SORONG
pengembangan KEK
dalam RTRW Papua
Barat
1. Pengembangan
PKN melalui KEK
Sorong untuk
memacu
pertumbuhan
serta perluasan
kesempatan
kerja.
2. Kawasan
Strategis
Pertumbuhan
Eknokomi (SWP
II) RTRW Provinsi Papua Barat RTRW Kota Sorong RTRW Kab. Sorong wilayah Kondisi ini menunjukkan bahwa KEK
Pengembangan wilayah penetapan KEK Sorong wilayah penetapan Kota penetapan KEK direncanakan Sorong ditinjau dari rencana pola ruang
pusat merupakan bagian dari Baru Sorong adalah sebagai kawasan sudah berada pada kawasan
pertumbuhan kawasan budidaya dengan kawasan budidaya untuk pengembangan IPT (Industri
ekonomi provinsi
budidaya dengan peruntukan yang
peruntukan permukiman permukiman Pelabuhan Terpadu).
di KEK Sorong dapat dikembangkan.
(Perda 4/2013) PETA OVERLAY POLA RUANG & KEBENCANAAN
RTRW KABUPATEN SORONG SELATAN
Kawasan budidaya di KEK Sorong dsk memiliki
kerawanan bencana multihazar (gempa bumi, Distrik Moswaren, Distrik Kokoda, Distrik Kais, dan Distrik
pergerakan tanah, abrasi & gelombang pasang, Wayer menjadi pusat penghasil kelapa sawit bagi KEK
Sorong (Perda Kab Sorong Selatan No 1 tahun 2013)
serta banjir limpasan).
Luas kawasan yang berada pada kawasan rawan
bencana multi hazard mencapai ± 60 % dari
RTRW KABUPATEN MAYBRAT
kawasan Aifat Selatan dan Aifat Timur) akan menjadi pusat produksi
kelapa sawit bagi kegiatan agro-industri KEK (Perda Kab.
Upaya mitigasi lintas sector terhadap Maybrat No. 2 tahun 2012
kondisi tersebut mutlak dilakukan antara
Sumber: Pusat Vulkanologi dan lain dengan penanganan potensi banjir RTRW KABUPATEN RAJA AMPAT
Mitigasi Bencana Geologi, 2009 dan abrasi (sipil struktur dan vegetative
Legenda
bekersaja dengan klhk) . Penetapan Pulau Gag menjadi pusat produksi nikel bagi aktivitas KEK
Zona Rawan Gempa Tinggi
Zona Rawan Bencana Gerakan Tanah Tinggi standar konstruksi bangunan yang tahan (Perda Kab. Raja Ampat No. 3 tahun 2012)
Zona Rawan Bencana Banjir Limpasan Tinggi
gempa.
Zona Rawan Gempa Tinggi
Kawasan Lindung
91
Kawasan Budidaya Permukiman
Kawasan Budidaya Non Permukiman
DRAFT MPDP INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU KEK SORONG DSK-STATUS 6 NOPEMBER 2018
ULTIMATE INFRASTRUKTUR KEK DAN KOTA BARU SORONG 2038
• PENGEMBANGAN
DUKUNGAN JARINGAN JALAN YANG HANDAL DAN
PERMUKIMAN PADA RAMAH LINGKUNGAN
WILAYAH SEKITAR KEK 1. NILAI VCR PADA JALAN NASIONAL < 0,85, PENANGANAN DILAKUKAN
SORONG, TERMASUK KOTA SECARA BERTAHAP PADA KONDISI VCR >0,6
BARU SORONG DIARAHKAN 2. KONDISI JALAN NASIONAL SEBAGAI JALUR DISTRIBUSI LOGISTIK, DALAM
SEBAGAI COMPACT CITY KONDISI JALAN YANG MANTAP DAN BERKESELAMATAN
3. TERSEDIA JALUR HIJAU PADA RUAS ARTERI dan KOLEKTOR PRIMER
• PEMBATASAN AKSES LANGSUNG PERMUKIMAN DI SEKITAR 4. KONDISI LEBAR JEMBATAN YANG SESUAI DENGAN LEBAR RUAS JALAN
JALUR ARTERI DAN KOLEKTOR PRIMER 5. DUKUNGAN JALAN DAERAH UNTUK MENDUKUNG KONEKTIVITAS ANTAR
PUSAT BAHAN BAKU DAN PUSAT PENGOLAHAN DI KEK SORONG
• PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI SEKITAR KEK
SORONG
2025-2038
Penguatan keterkaitan ekonomi
pada wilayah pemasok bahan
baku
2030-2038
Pengembangan Kawasan
Pertumbuhan Baru Seget
2. Pengembangan sistem tampungan air dan turunannya dalam mendukung sulut sebagai pusat
untuk konservasi sumber daya air konsolidasi regional Indonesia Timur bagian utara
3. Pengembangan sistem drainase dan Draft Akhir MPDP KEK Bitung
pengendali banjir yang ramah
lingkungan
STRATEGI PENGEMBANGAN
Draft Akhir MPDP KEK Bitung
KONSEP PERENCANAAN
KAWASAN
PENYUSUNAN AERO-PORT
MASTERPLAN DANCITY
DEVELOPMENT PLAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT (PUPR) TERPADU KAWASAN EKONOMI KHUSUS BITUNG
• Menyiapkan mekanisme
Dukungan rantai pasok bahan baku Keterlambatan rehabilitasi pohon kelapa, adanya alih penyertaan modal dari lahan
industri dan peningkatan nilai tambah fungsi lahan dan transformasi budaya masyarakat masyarakat
produk (rendahnya minat anak muda mengembangkan • SDM yang disesuaikan dengan
budidaya kelapa) kompetensi yang dibutuhkan
untuk pengembangan KEK
Rendahnya kompetensi nelayan lokal • Pembangunan infrastruktur
dari wilayah pedesaan
Integrasi dan layanan infrastruktur Tingkat pelayanan infrastruktur masih rendah • Pengembangan pusat
konsolidasi regional Indonesia
Timur Bagian Utara
Rendahnya fungsi koleksi dan distribusi menyebabkan • Pengembangan structural pada
Sekitar KEK
harga angkut komoditas melalui IHP Bitung menjadi sector pertanian, perkebunan
mahal dan perikanan 95
• Mendorong iklim investasi
Integrasi Kawasan dan pembangunan Adanya ancaman bencana banjir dan rawan longsor dengan memberikan berbagai
berkelanjutan pada beberapa titik Kawasan yang dilalui jalur logistik fasilitas dan kemudahan
Menyediakan tempat istirahat yang sekaligus menjadi destinasi perjalanan dan rekreasi baru
TUJUAN dengan memanfaatkan secara maksimal lokasi, pemandangan, keragaman produk lokal, seni
INTEGRATED REST AREA penampilan (performance art), dan teknologi infrastruktur, dengan nilai – nilai ketersediaan
layanan secara memadai, keberlanjutan, ramah gender, berkeselamatan, dan cerdas.
Konsepsi Pengembangan
Pusat-pusat:
1. Mandiri (self-contained);
2. Mixed use;
3. Sistem transit komuting yang
terintegrasi (TOD);
4. Infrastruktur wilayah yang
Kota Inti mendukung fungsi utama
Kota Satelit Hierarki I kawasan;
Kota Satelit Hierarki II 5. Infrastruktur perumahan/
Kota Satelit Hierarki III
permukiman untuk melayani
penduduk;
Kawasan Industri
Konsep TOD
6. Mempertahankan daya
Jalan Toll
dukung lingkungan.
Rencana Jalan Toll
Jalan Arteri Primer
Jalur Kereta Api
RENCANA INDUK INFRASTRUKTUR JABODETABEK PUNJUR 2025
BEBERAPA KONSEP & RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN
DI INDONESIA YANG TELAH DIKERJAKAN OLEH BPIW
KONSEP PENGEMBANGAN KONSEP PENGEMBANGAN KONSEP PENGEMBANGAN
METROPOLITAN BANJARBAKULA METROPOLITAN SARBAGITA METROPOLITAN PATUNG RAYA AGUNG
GIANYAR
TABANAN
MANGUPURA (KAB. BADUNG)
PERKOTAAN
INTI DENPASAR
• Metropolitan Mebidangro
• Metropolitan Cekungan Bandung
• Metropolitan Kedungsepur
• Metropolitan Gerbang Kertosusila
• Metropolitan Mamminasata
• Metropolitan Bimindo
• Metropolitan Mataram Raya
• Metropolitan Samarinda-Balikpapan
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
MENDUKUNG KOTA BARU
Menyusun Masterplan
2 RPJMN 2015 – 2019 Bidang Pembangunan
dan Development Plan
Kota yang dibangun atau Infrastruktur bidang
Perkotaan (Buku 1 Bab 6 Hal 42)
kawasan yang ditata melalui mensinergikan dan mengakomodir Agenda
pekerjaan umum dan
Prioritas Nawa Cita dan program Quick Wins perumahan rakyat untuk
proses perencanaan (tidak
Kabinet Kerja Jokowi – JK pembangunan Kota
tumbuh secara (Pembangunan Kota Baru Publik adalah Baru Pubik
organik/alamiah) di lahan yang salah satu QW)
Kemenko
Koordinasi Implementasi Kota Baru
Perekonomian
•KLH
•Kominfo Pembangunan Sarana & Prasarana Dasar
•Kemenhub
•K/L terkait
2. AGROINDUSTRI
Selain keindahan lautnya, Sofifi juga kaya akan
kekayaan produk pertanian dan
perkebunannya. Komoditas palawija dan
rempah-rempah lainnya banyak berasal dari
tanah Kota Sofifi, yang dimanfaatkan sebagai
kegiatan ekspor ke seluruh penjuru Indonesia,
bahkan mancanegara.
KONSEP PENGEMBANGAN KEGIATAN EKONOMI
KOTA BARU MAJA
INDUSTRI INDUSTRI BASIS EKONOMI KOTA
Sektor industri merupakan
sektor yang diharapkan dapat
Pusat menjadi basis ekonomi KBP Maja.
Pemerin
tahan
Pada bagian selatan kota yang
Lebak
INDUSTRI TOD masih sangat didominasi oleh
ST. MAJA
PERMUKIMAN
MBR
lahan perkebunan menjadikan
PERMUKIMAN
INDUSTRI
INDUSTRI KBP Maja mempunyai potensi
sebagai lokasi industri agro.
Lokasi kawasan industri di dalam
TOD kawasan Kota Maja berada di
PUSAT
PERDAGANGAN &
dekat TOD, sesuai dengan Pola
JASA Ruang RTRW Prov. Banten.
PERMUKIMAN
MBR
INDUSTRI Lokasi kawasan industri di luar
Kota Baru Maja berada di
PERMUKIMAN sebelah barat, sebelah timur,
MBR dan sebelah utara di sepanjang
jalan nasional.
Dalam kawasan industri ini
dimungkinkan terdapat
INDUSTRI permukiman buruh berupa
AGRO
rumah susun sewa atau rumah
tapak MBR.
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
MENDUKUNG KAWASAN PUSAT
KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
PERBATASAN NEGARA
SOSIAL - BUDAYA
4.502
Rumah Tangga
53,75% 46,25%
9.460 jiwa 8.140 jiwa
PETA RENCANA POLA RUANG KOTA JAYAPURA
Kota Kecil
Perbatasan Skouw
PROFIL INFRASTRUKTUR
KOTA KECIL PERBATASAN
JARINGAN JALAN
Kota Kecil Skouw dilalui oleh Jalan Arteri Primer (Nasional) 49,35 Km kondisi seluruhnya Kemantapan Jalan
baik. Jalan Kolektor Primer (Provinsi) 47,11 Km kondisi baik dan 1,77 Km masih berupa
tanah. Jalan Kolektor Sekunder (Kota) 11,05 Km kondisi baik dan 37,11 masih berupa tanah.
Sedangkan Jalan Lokal (Kota) 25,93 Km kondisi baik dan 60,67 masih berupa tanah. 57,27%
IRIGASI
Layanan irigasi baik
Terdapat saluran irigasi dan Bendung Muara Tami Kelurahan Koya Timur untuk mengaliri
sentra produksi padi di Kampung Koya Barat. Adapun saluran irigasi tambak di sentra
budidaya ikan Kampung Holtekam kondisinya belum memadai. 62%
AIR BERSIH
Akses air minum layak
Pembangunan jaringan SPAM memanfaatkan sumber Mata Air Wutung dengan debit 40
l/d . Melayani PLBN dan area permukiman dengan jumlah sambungan rumah yang
dilayani sebanyak 577 SR 40,50%
LISTRIK
• Jumlah KK : 4.502 KK Terdapat PLTU Holtekamp yang terletak di Rasio Elektrifikasi
• Listrik PLN : 4.502 KK Kampung Holtekamp untuk melayani
• Listrik Non PLN : - KK kebutuhan listrik Distrik Muara Tami dan
sekitarnya.
100%
• Belum Teraliri : - KK
SANITASI
Akses Sanitasi Layak
Sebagian besar masyarakat (sekitar 42,4%) belum memiliki sarana sanitasi yang
layak. Terdapat MCK umum namun keberadaannya banyak yang mangkrak karena
tidak ada pasokan air bersih dan kurangnya perawatan. 57,6%
RUMUSAN POTENSI & MASALAH
KOTA KECIL PERBATASAN SKOUW
Jembatan Holtekamp mempercepat jarak tempuh Ke Jayapura
menjadi 1 jam, akan mempercepat pertumbuhan Skouw
Potensi wisata kampung air Enggros
Kurangnya minat dan SDM orang asli dalam Kurang baiknya jalan usaha tani menuju
melakukan budidaya dan mengolah hasil kebun dan sentra produksi
pertanian
Potensi areal persawahan yang cukup luas menjadi sentra pangan untuk Kota Jayapura dsk, terdapat
permasalahan pengelolaan jaringan irigasi yang kurang optimal karena sedimentasi embung sumber air
baku
ANALISIS INFRASTRUKTUR (KEBUTUHAN PRASARANA AIR BERSIH)
KOTA KECIL PERBATASAN SKOUW
Analisis Kebutuhan Pelayanan Air Bersih
Debit Air Jaringan
Kebutuhan Debit Air Perpipaan (lt/det) Kebutuhan Jaringan Sambungan Rumah (Unit)
No. Desa Perpipaan Terpasang
Eksisting Tahun ∆1 Tahun ∆2 Tahun ∆3 Tahun ∆1 Tahun ∆2 Tahun ∆3
Eksisting (SR)
(lit/det) 2020 2024 2029 2020 2024 2029
(Eksisting – 2020) (2020 – 2024) (2024 – 2029) (Eksisting – 2020) (2020 – 2024) (2024 – 2029)
Distrik Muara Tami
1 Kampung Holtekam 0 0 1,91 1,91 2,11 0,2 2,4 0,28 306 306 339 32 384 45
2 Kampung Skouw Sae
3 Kampung Skouw Yambe
40 577 4,2 0 4,68 0 5,37 0,69 672 95 750 78 860 110
4 Kampung Skouw Mabo
5 Kampung Mosso
6 Kelurahan Koya Tengah 0 0 0,73 0,73 0,82 0,09 0,94 0,12 117 117 131 14 151 20
7 Kelurahan Koya Barat 0 0 8,53 8,53 9,39 0,87 10,6 1,21 1.365 1.365 1.504 139 1.697 193
8 Kelurahan Koya Timur 0 0 6,39 6,39 7,01 0,62 7,87 0,86 1.023 1.023 1.123 99 1.261 138
Distrik Abepura
9 Kampung Nafri 0 0 2,59 2,59 2,85 0,25 3,2 0,35 415 415 456 41 512 56
10 Kampung Enggros 0 0 0,75 0,75 0,81 0,07 0,9 0,09 120 120 130 10 145 14
11 Kampung Koya Koso 0 0 4,83 4,83 4,95 0,12 5,1 0,15 774 774 792 19 817 24
Kota Kecil Skouw 40 577 29,93 25,73 32,62 2,22 36,38 3,75 4.792 4.215 5.225 432 5.827 600
Demand
Gap Suplay
Komoditi Produksi Eksisting Regional Kebutuhan
Regional/Jayapura PNG (Ton)
1.732 Ton/Tahun
4.455 Ton 236 Ton Fasilitas pengolahan kelapa
KELAPA (Outlokk Kelapa. Pusdatin 1.496
(Indexmundi) (Data BPS) menjadi VCO
Pertanian)
Bantuan permodalan, lahan,
16.000 Ton/Tahun 14,08 Ton/Tahun
SAPI 11.000 Ton/Tahun 10.986 dan Tempat pemotongan
(FAO, 2016) (Data BPS)
hewan
4.380 Ton/Tahun
Bantuan permodalan, lahan,
AYAM (BPS Kota Jayapura, 6 Ton 940,70 Ton/Tahun
3.439 dan Tempat pemotongan
BROILER Kemendag RI 2016. Diolah, (Kementan, 2017) (Data BPS)
hewan
2017
Kondisi saat ini, kebutuhan beras di Kota Beras di PNG didominasi oleh beras produksi 3 negara:
Jayapura dipenuhi dari 2 tempat: 1. Lokal PNG (Merk Trukai)
1. Jawa • Kualitas Medium --> Rp. 17.400/kg (5,80 PGK)
• Kualitas Medium Rp. 10.250/kg) • Kualitas Premium --> Rp. 20.000/kg (6,67 PGK)
• Kualitas Premium Rp. 13.600/kg) 2. Vietnam = Rp. 17.120/kg (5,71 PGK)
2. Koya Barat & Koya Timur 3. Thailand = Rp. 25.880/kg (8,63 PGK)
• Kualitas Medium 10.000/kg (1 PGK = Rp.3000)
KONSEP ZONA PENGEMBANGAN
KOTA KECIL PERBATASAN SKOUW
NASIONAL INTERNASIONAL
Ke Pelabuhan Makassar, Ke Pelabuhan Wewak,
Surabaya, Jakarta Madang, & Lae (PNG), Palau, Filipina,
Asia Timur
Makassar,
Manado Sorong, Biak,
Manokwari Terwujudnya Kota Kecil Skouw sebagai Pusat
Pertumbuhan Baru berbasis pada Pengembangan
(Papua)
Pelabuhan Klaster Pangan dan Sabuk Wisata Perbatasan.
Jayapura Jayapura
Suplai pangan Ekspor
Jembatan Hamadi- Ekspor
Bandara Holtekamp
Arteri Primer
PLBN
Sentani
Surabaya, Hutan
Lindung
Jakarta Abepura Ke
Vanimo
Hutan Lindung (PNG)
ZONA EKOWISATA TELUK YOUTEFA
(TWA, Kampung Air Enggros, Spot Kaki
Jembatan Holtekamp, tugu KLASTER
pekabaran, homestay) PENYANGGA
PERBATASAN
1. Kantor Distrik
11 2. Alun-alun Skouw
13
8 3. Fasilitas Pendidikan
7 6 4. Kawasan Militer
2 5. Fasilitas Kesehatan
6. Galeri Papua dan
Lifestyle Center
Skouw
1 7. Monumen
Perbatasan
8. Kantor Perbatasan
9. Plaza Pohon Natal
10. Rest area dan Kafe
11. Pusat Perdagangan
12. Terminal Transit
13. Taman Kota Pinggir
Sungai
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PUPR
DI KAWASAN BENCANA
Likuifasi Balaroa
Pombewe =
362 ha
PROFIL WILAYAH KELURAHAN POMBEWEParameter Uraian*
Kelurahan Pombewe memiliki luas wilayah: 4,47 km2 tergabung dalam Kecamatan
Sigi Biromaru dan Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah Morfologi & Pedataran bergelombang rendah
Kemiringan Lereng - sedang, kemiringan lereng
Kelurahan Pombewe memiliki jarak 21,6 km dari berkisar 0o - 5o beberapa tempat
Pusat Kota Palu dan jarak ke bandara 21,2 km Jalan Nasional (Arteri Primer)
Jalan Provinsi (Arteri Sekunder) lebih besar dari 5o
PENDUDUK: Batas Kecamatan
Batuan Fm. Molassa (koluvial fan: bahan
2.343 jiwa (2017) Pombewe
rombakan, bersifat lepas –
Pusat Kota Palu kompak)
LUAS WILAYAH:
4,47 km2 (2017) Bandar Udara
Daya Dukung Baik untuk bangunan ringan
KEPADATAN PENDUDUK: Tanah/Batuan
524 jiwa/km2 (2017) (kualitatif)
IPM Kab. Sigi: Jarak terhadap Sesar l.k. 8100 m
65,95(2015-2016) Aktif terdekat
LUAS 362,00 HA *
Tipikal Potongan
Jalan ROW 14
Tipikal Potongan
Jalan ROW 10
Tipikal Potongan
Jalan ROW 6
Ilustrasi 1
Jalur Evakuasi Utama
Ilustrasi 2
Area Pasar Lokal dan Komersial
Area
Pasar Lokal
Area
Komersial
Ilustrasi 3 dan 4
Area Peribadatan (Gereja) dan Area Pendidikan
Area
Peribadatan
Area
Pendidikan
Ilustrasi 5
Area Fasilitas Instalasi Pengolahan Air Minum dan Tempat Pengelolaan Sampah 3R
Area
Instalasi Pengolahan Air Minum
Area
TPS 3R
RENSTRA TEKNOKRATIK
KEMENTERIAN PUPR 2020-2024
100% Air Minum 78% Air Minum 88% Air Minum 100% Air Minum
0 ha Kumuh 27.000 ha Kumuh 17.000 ha Kumuh 0 ha Kumuh
100% Sanitasi 75% Sanitasi 85% Sanitasi 100% Sanitasi
CIPTA Anggaran Rp.128 T Anggaran Rp.45 T Anggaran Rp.128 T Anggaran Rp.170 T
KARYA Jalan 99% mantap yang
terintegrasi antar moda dengan
memanfaatkan sebanyak-
5,4 jt Backlog MBR 5 jt Backlog MBR 3 jt Backlog MBR banyaknya material lokal dan
5,4 jt Backlog MBR Pembangunan 2,76 juta unit Pembangunan 3,9 juta unit Pembangunan 4,88 juta unit menggunakan teknologi recycle
Pembangunan 4,47 juta unit Anggaran Rp.414 T Anggaran Rp.780 T Anggaran Rp.1.220 T
Anggaran Rp.186 T 10% APBN/APBD 20%-30% APBN/APBD 20%-30% APBN/APBD
PENYEDIAAN
PERUMAHAN
90% Masyarakat 70%-80% Swasta/Masyarakat 70%-80% Swasta/Masyarakat
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Sumber: Peraturan Menteri PUPR No.26/PRT/M/2017 tentang Panduan Pembangunan Budaya Integritas di Kementerian PUPR
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Peraturan Menteri PUPR No.13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian PUPR
KEBUTUHAN INVESTASI PUPR BERDASARKAN VISIUM PUPR 2030
Kapasitas Tampung 68,11 m3/c/th
Anggaran Rp.577 T
Jalan Mantap 97%; Jalan Tol 1.500 Km; Jalan Baru 2.500 Km; Jembatan Baru/FO 60.000 M
Anggaran Rp.330 T dan Investasi Rp.243 T
PUPR 88% Air Minum; 17.000 ha Kumuh; 85% Sanitasi
Rp. 2.058 T Anggaran Rp.128 T
Total Investasi
APBN hanya mampu membiayai
(Visium 2030)
2.058 33% ( Rp. 688 T).
TAHUN 2020-2021
Proses Konstruksi dan Peningkatan
Partisipasi Swasta dalam Pembiayaan
Infrastruktur PUPR
TAHUN 2023-2024
Peningkatan penggunaan instrumen
Pembiayaan & Evaluasi Pembiayaan
Infrastruktur PUPR Non-APBN
TAHUN 2021-2023
Peningkatan Kualitas dan Kuantitas
Starting Point 2019-2020 Pembiayaan Non-APBN
Identifikasi Proyek, Pipeline
Infrastruktur PUPR & Studi
Kelayakan Proyek Non APBN Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Indikasi Kebutuhan Pendanaan Kementerian PUPR 2020 -2024
2020 * 2021 2022 2023 2024 TOTAL
1 Program Pengelolaan SDA 50.445 50.445 50.445 50.445 50.445 252.225
50445 42944,31 42944,31 42944,31 42944,31 222222,3
2 Program Penyelenggaraan Jalan 52.681 52.681 52.681 52.681 52.681 263.405
52681 55627,87 58739,58 62025,36 65494,93 294568,7
3 Program Pembinaan dan Pengembangan
Infrastruktur Permukiman 20.966 20.966 20.966 20.966 20.966 104.830
20966 21804,64 22676,83 23583,9 24527,25 113558,6
4 Program Pengembangan Perumahan 10.167 10.167 10.167 10.167 10.167 50.835
10167 10573,68 10996,63 11436,49 11893,95 55067,75
5 Program Pembinaan Konstruksi dan Fasilitasi
Pengusahaan Infrastruktur 680 680 680 680 680 3.402
680,3 707,512 735,8125 765,245 795,8548 3684,724
6 Program Pengembangan Pembiayaan Infrastruktur
PUPR 443 443 443 443 443 2.213
442,5 460,2 478,608 497,7523 517,6624 2396,723
7 Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah 252 252 252 252 252 1.261
252,1 262,184 272,6714 283,5782 294,9213 1365,455
8 Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian
PUPR 625 625 625 625 625 3.123
624,6 649,584 675,5674 702,5901 730,6937 3383,035
9 Program Pengembangan SDM Bidang PUPR 529 529 529 529 529 2.643
528,6 549,744 571,7338 594,6031 618,3872 2863,068
10 Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian PUPR 114 114 114 114 114 568
113,5 118,04 122,7616 127,6721 132,7789 614,7526
11 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya 587 587 587 587 587 2.937
587,3 829,4843 829,4843 829,4843 829,4843 3905,237
: Skenario Moderat * Anggaran TA 2020 menyesuaikan data penyesuaian KPJM PUPR TA 2020 688.000
: Skenario Optimis 703.630
PEMROGRAMAN TAHUNAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PUPR
SB Pagu Indikatif
Tema, Sasaran, Arah Rancangan Awal Pidato Kenegaraan
Kebijakan, dan Prioritas Rancangan RENJA K/L Rencana Kerja dan Penyampaian
Pembangunan (Paling Lambat Minggu Pemerintah SB Pagu Nota Keuangan dan SB Alokasi Dokumen
(BAPPENAS) ke-2 April) (RKP) Anggaran RAPBN Anggaran DIPA
DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
Evaluasi
Keterpaduan
Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur 2014-2018
Penyusunan
Dev. Plan
Penyusunan Dev. Plan 2020-2024 Penajaman/Review/Pemutakhiran Devt Plan 2020-2024
KONREG WILAYAH TAHUN 2019
VIDEO CONFERENCE KONREG 2019
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR
PROVINSI BENGKULU TAHUN 2020
08
Pembangunan Kantong Lumpur di
Pembangunan Jaringan Irigasi 01 Bendung Manjunto (DI Manjunto)
Tersier D.I. Air Manjunto
Kab.Mukomuko (Lanjutan)
09 Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Kawasan Perdesaan Potensial, Kec.
Preservasi Jalan Bengkulu
02 Batiknau
Mukomuko (Batas Sumbar), Kab.
Bengkulu Utara 10 Pembangunan SPAM IKK Air Besi Lais
Kap. 20 liter/detik Kab. Bengkulu Utara
Peningkatan Kualitas Rumah 03
Swadaya Provinsi Bengkulu 11 Pembangunan Rumah Khusus Nelayan di
(Termasuk KPPN Kab. Bengkulu
Desa Pondok Kelapa
Utara)
12 Preservasi Peningkatan Kapasitas Jalan
Perlengkapan dan Pengeboran
04 Nasional Nakau-Air Sebakul (012.11k)
Sumur Air Tanah untuk Air Baku
pada Daerah Kekeringan Kab.
Kepahiang di Provinsi Bengkulu (5
13 Pembangunan Rumah Susun MBR T.36/3
Lantai Kel. Bentiring Permai
ltr/detik)
06 15
Rekonstruksi Jalan Kembang Seri - Pembangunan Sarana Penyediaan Air
Air Sebakul Baku SPAM Regional Kab. Bengkulu
Tengah, Kota Bengkulu dan Kab. Seluma
Penggantian Jembatan Pulau Baai 07 (Lanjutan)
2
16 Penataan Kawasan Pesisir Pantai Panjang
Kota Bengkulu
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2020 Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya
Kab. Sikka
Penanganan Longsoran/Drainase
09
Penggantian Jembatan Wae 01 dan Penataan Trotoar BTS. Kota
Rengko, Kab. Manggarai Ruteng - Reo - Kedindi
04
10 Peningkatan Kualitas Permukiman
02 Kumuh di Kota Kalabahi
Peningkatan Kualitas Rumah
Swadaya Kab. Manggarai Barat
Pembangunan/ Peningkatan
06 12 Pembangunan Rumah Khusus
Sarana dan Prasarana Air Tanah untuk Nelayan Kab. Malaka
untuk Air Baku ( 4 Lokasi ) di
Kab Manggrai, Kab. Mangarai
Barat dan Kab. Mangarai Timur
13
Pembangunan Embung Serbaguna
di Kab. Timor Tengah Selatan
Pembangunan Embung
07 (kapasitas 0,15 juta m3)
Rehabilitasi Minor Jalan BTS. Kota 08 dan Jaringan Transmisi Air Baku
Ruteng - Reo - Kedindi (20 ltr/dtk) Di Kab.
15
Penataan Bangunan Kawasan Monumen
ManggaraiTimur Tahab II Flobamora Rumah Pancasila
DUKUNGAN PRODUK BPIW
Sistem Manajemen Mutu Dokumen Sistem Akuntabilitas Website & Bank Buku Tatalaksanan
ISO 9001:2008 Menuju ISO Kinerja Instansi Pemerintah Data BPIW Kerja BPIW
9001:2015 (sakip) BPIW
Sistem Pengendalian
Pengelolaan Keuangan
Prospek Kerjasama
Materi/Panel Pembangunan Infrastruktur
Pameran Buletin Sinergi Berbasis Kawasan
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
MENDUKUNG PERENCANAAN DAN
PEMROGRAMAN INFRASTRUKTUR
3
BPIW menyusun RENSTRA Kementerian PUPR 2015-2019 dan RENSTRA
Kementerian Teknokratik PUPR 2020-2024;
5
BPIW melakukan koordinasi dan sinergi internal dengan UNOR PUPR dan eksternal
dengan Kementerian/Lembaga lain terkait (Kementerian Pariwisata, Kementerian
Perhubungan, Bappenas, Kementerian ATR/BPN Badan Geologi, BMKG, BNPB, dll).
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT