PENURUNAN
KUALITAS TEMPAT
● Ketidakteraturan bangunan
HUNIAN
PERMUKIMAN TIDAK ● Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi
LAYAK HUNI ● Kualitas bangunan tidak memenuhi syarat
● Kualitas sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat
PERMUKIMAN adalah Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
PERMUKIMAN satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan.
Permukiman Kumuh
Pola perilaku
SOSIAL BUDAYA
Pola bermukim
• kondisi permukaan jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan dengan aman dan
nyaman
Kriteria Jalan Lingkungan
Kriteria yang • lebar jalan yang tidak memadai
digunakan • kelengkapan jalan yang tidak memadai
untuk
• ketidaktersediaan akses air minum
menentukan Kriteria Penyediaan Air
• tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu
kondisi Minum • tidak terpenuhinya kualitas air minum sesuai standar kesehatan
kekumuhan
pada suatu Kriteria Drainase
• ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
perumahan • menimbulkan bau
Lingkungan • tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan
dan
permukiman • ketidaktersediaan sistem pengelolaan air limbah
Kriteria Pengelolaan Air
• ketidaktersediaan kualitas buangan sesuai standar yang berlaku
Limbah • tercemarnya lingkungan sekitar
a. dapat berada atau tidak berada pada 1) Kesesuaian dengan rencana tata ruang
peruntukan perumahan dan permukiman wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah
dalam rencana tata ruang; provinsi, dan rencana tata ruang wilayah
b. tidak dipenuhinya persyaratan administrasi kabupaten/kota;
dan persyaratan teknis bangunan gedung 2) Kesesuaian dengan rencana tata bangunan
sesuai dengan fungsi bangunan gedung; dan lingkungan;
c. rendahnya kualitas fisik prasarana dan 3) Kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan
sarana lingkungan (berupa jalan lingkungan, utilitas umum yang memenuhi persyaratan
saluran drainase, pematusan dan lain-lain); dan tidak membahayakan penghuni;
d. kepadatan penduduk tinggi; dan 4) Tingkat keteraturan dan kepadatan
e. sebagian besar rumah tidak layak huni. bangunan;
5) Kualitas bangunan; dan
6) Kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
Proses Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh
KLASIFIKASI LOKASI/
KAWASAN
(18 Klasifikasi)
Satuan Perumahan Kondisi Bangunan Nilai Strategis Lokasi Status Lahan
SKALA PRIORITAS
Kesesuaian dengan PENANGANAN
Satuan Permukiman Jalan Lingkungan Kepadatan Penduduk (Prioritas 1 s/d 9)
Rencana Tata Ruang
Persyaratan Administrasi
Drainase Lingkungan Potensi Sosial Ekonomi
Bangunan
1. SK. BUPATI/WALIKOTA
Penyediaan Air Minum Dukungan Masyarakat
2. DAFTAR LOKASI/KAWASAN
Pengelolaan Persampahan
Memperhatikan:
Kesesuaian dengan RTRW
Pengamanan Kebakaran Kesesuaian dengan RTBL
Kualitas PSU yang tidak membahayakan penghuni
Kualitas bangunan
Kondisi sosial ekonomi msyarakat
Sumber : Rancangan Peraturan Menteri PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Inventarisasi Data
Program Permukiman
Kumuh Pusat • SK tentang Kaw. Permukiman
Kumuh Kawasan
• SPPIP/RPKPP Terduga Kumuh
• Studi Terkait Kawasan Kumuh
Bantuan Teknis
Tipologi
Analisis Tingkat
Program Permukiman Kawasan
Kekumuhan
Kumuh
Kumuh Daerah
Kaw. Kumuh
METODE PENJELASAN
STUDI LITERATUR & REVIEW • literatur digunakan untuk mengkaji kriteria & indikator kawasan kumuh , studi-studi kawasan kumuh di
kawasan studi, serta program peremajaan yang pernah dilakukan.
• Review digunakan untuk mengkaji kebijakan dan strategi penanganan permukiman dalam RTRW, SPPIP,
RPKPP, SK Kumuh dan sejenisnya
KAJIAN DATA PRIMER & kondisi wilayah perkotaan di Wilayah Jawa khususnya pada data-data di kawasan yang diduga merupakan
SEKUNDER permukiman kumuh
FGD Untuk pendalaman kajian data dan informasi, apabila diperlukan dapat dilakukan Focus Group Discussion (FGD)
dengan peserta terbatas yang berasal dari satu kelompok tertentu dan dengan topik bahasan diskusi tertentu pula
OVERLAY & BASIS DATA GIS informasi baru (informasi turunan) yang dihasilkan dari overlay beberapa informasi yang telah ada sebelumnya
Kerangka Pemikiran
Proses/ Mekanisme Pelaksanaan
Survei Pendataan Kawasan Permukiman Kumuh
PROSES / MEKANISME PELAKSANAAN
Survai Pendataan Kawasan Permukiman Kumuh
1. Survei tahap pertama yang dilakukan adalah survei
sekunder di tingkat provinsi (Bappeda dan Dinas
PU/CK). DATA SEKUNDER
Sumber: Rapermen PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, 2013.
Penentuan Prioritas Penanganan
Penentuan urutan Skala Prioritas Penanganan dapat ditentukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Prioritas 1, kelompok kumuh berat dengan pertimbangan lain tinggi, yaitu klasifikasi C5 dan C6;
2. Prioritas 2, kelompok kumuh sedang dengan pertimbangan lain tinggi, yaitu klasifikasi B5 dan B6;
3. Prioritas 3, kelompok kumuh ringan dengan pertimbangan lain tinggi, yaitu klasifikasi A5 dan A6;
4. Prioritas 4, kelompok kumuh berat dengan pertimbangan lain sedang, yaitu klasifikasi C3 dan C4;
5. Prioritas 5, kelompok kumuh sedang dengan pertimbangan lain sedang, yaitu klasifikasi B3 dan B4
6. Prioritas 6, kelompok kumuh ringan dengan pertimbangan lain sedang, yaitu klasifikasi A3 dan A4;
7. Prioritas 7, kelompok kumuh berat dengan pertimbangan lain rendah, yaitu klasifikasi C1 dan C2;
8. Prioritas 8, kelompok kumuh sedang dengan pertimbangan lain rendah, yaitu klasifikasi B1 dan B2;
9. Prioritas 9, kelompok kumuh ringan dengan pertimbangan lain rendah, yaitu klasifikasi A1 dan A2.
Penentuan Urutan
Skala Prioritas
Penanganan
Sumber: Rapermen PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, 2013.
Penentuan Tipologi Kawasan Kumuh
Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan pengelompokan perumahan kumuh dan
permukiman kumuh berdasarkan letak lokasi menurut bio-region.
NO TIPOLOGI BATASAN
1 Perumahan kumuh dan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada di atas air, baik daerah
permukiman kumuh di pasang surut, rawa, sungai ataupun laut.
atas air
2 Perumahan kumuh dan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada tepi badan air (sungai,
permukiman kumuh di tepi pantai, danau, waduk dan sebagainya), namun berada di luar Garis Sempadan Badan
air Air.
3 Perumahan kumuh dan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada di daerah dataran rendah
permukiman kumuh di dengan kemiringan lereng < 10%.
dataran rendah
4 Perumahan kumuh dan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada di daerah dataran tinggi
permukiman kumuh di dengan kemiringan lereng > 10 % dan < 40%.
perbukitan
5 Perumahan kumuh dan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang terletak di daerah rawan bencana
permukiman kumuh di alam, khususnya bencana alam tanah longsor, gempa bumi dan banjir.
daerah rawan bencana
Sumber: Rapermen PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, 2013.
Penentuan Rekomendasi Penanganan
Kawasan Kumuh
Berdasarkan amanah dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, pola penanganan
yang merupakan upaya peningkatan kualitas meliputi:
1. Pemugaran;
2. Peremajaan; dan
3. Pemukiman kembali.
PERTIMBANGAN LEGALITAS
PRIORITAS KEKUMUHAN PENANGANAN
LAIN LAHAN
1 Berat Tinggi Legal Permukiman Kembali
4 Berat Sedang Legal atau Peremajaan
7 Berat Rendah Legal
1 Berat Tinggi Ilegal Permukiman Kembali
4 Berat Sedang Ilegal atau Legalitas Lahan lalu
7 Berat Rendah Ilegal peremajaan
2 Sedang Tinggi Legal Peremajaan
5 Sedang Sedang Legal
8 Sedang Renda Legal
2 Sedang Tinggi Ilegal Permukiman Kembali
5 Sedang Sedang Ilegal atau Legalitas Lahan lalu
8 Sedang Tinggi Ilegal peremajaan
3 Ringan Sedang Legal Pemugaran
6 Ringan Rendah Legal
9 Ringan Tinggi Legal
3 Ringan Sedang Ilegal Permukiman Kembali
6 Ringan Rendah Ilegal atau Legalitas Lahan lalu
Sumber: Rapermen
9 PU tentang Pedoman
Ringan Teknis Peningkatan
Tinggi Kualitas Perumahan
Ilegal Kumuh danperemajaan
Permukiman Kumuh, 2013.
Pendekatan Pelaksanaan
• Menetapkan lokasi kabupaten/kota yang akan disurvai dengan memperhatikan kebijakan dan arah
pengembangannya sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan daerah.
• Menetapkan lokasi/kawasan permukiman kumuh yang akan disurvai dalam wilayah kabupaten/ kota
berdasarkan keputusan Kepala Daerah (SK Bupati/Walikota) atau telah ditetapkan melalui hasil
identifikasi/kajian tetapi belum ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota, atau berdasarkan dokumen
perencanaan lainnya (SPPIP, RPKPP, RP3KP, RP4D, RTRW).
• Menyepakati kawasan-kawasan permukiman kumuh yang disurvai, baik atas pertimbangan di atas, atau
pertimbangan-pertimbangan lain, yang dituangkan dalam bentuk Berita Acara Kesepakatan Lokasi/Kawasan
Permukiman Kumuh yang akan disurvai.
• Melakukan koordinasi dengan aparatur
pemerintah di tingkat kecamatan/ kelurahan
untuk mengetahui kondisi umum kawasan
kawasan permukiman kumuh yang akan
disurvai, sekaligus untuk memperoleh data
dan informasi pendukung.
• Menentukan delineasi kawasan yang menjadi
kawasan survai, dan ditentukan koordinatnya
dengan menggunakan GPS.
• Melakukan observasi kondisi kawasan yang
disertasi dengan pengisian Form Isian dan
menggambarkan kondisinya secara visual.
PENENTUAN LOKASI/KAWASAN
YANG AKAN DISURVAI
SK Bupati/Walikota ada
(Penetapan Kws. Kumuh)
tidak ada
PELAKSANAAN SURVAI
Hasil Identifikasi/Kajian LOKASI/KAWASAN
ada
Kawasan Kumuh
tidak ada Koordinasi dengan Aparat
di Lokasi/Kawasan
Kawasan Kumuh dalam ada
Dokumen SPPIP/RPKPP PENETAPAN & PENANGANAN
KAWASAN
tidak ada Isi Kuesioner dan
Ambil Data Sekunder
Kawasan Kumuh dalam ada
Dokumen RP4D/RP3KP Verifikasi Kawasan
tidak ada Tentukan Delineasi
Kawasan
Rencana Sistem Pusat- Letak Luas Tingkat Kekumuhan
pusat dalam RTRW Kawasan Kawasan
Skala Prioritas
tidak ada Tracking Batas Kawasan
dengan GPS Rekomendasi Penanganan
Kesepakatan Lokasi/Kawasan Berita sesuai dg kebijakan
Yang Akan Disurvai Acara pembangunan daerah
Observasi
Kondisi Kawasan
SK Bupati/Walikota tentang
Penetapan Lokasi/Kawasan
Profil
Pengolahan Data Kawasan
Kawasan
Penyusunan Studi dan Perencanaan Program
Penanganan Perumahan Kumuh & Permukiman Kumuh
Pemugaran
Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni
Peremajaan
Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan
keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi
masyarakat
Pemukiman kembali
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi
barang ataupun manusia (co: penyediaan Rusunawa)
Pola Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Pemugaran
Kegiatan perbaikan bangunan gedung,
untuk perbaikan dan/atau pembangunan prasarana, sarana, dan/atau utilitas umum
kembali perumahan dan permukiman menjadi yang dilakukan tanpa perombakan
perumahan dan permukiman yang layak huni mendasar dan bersifat parsial
POLA-POLA PENANGANAN
Peremajaan
untuk mewujudkan kondisi bangunan gedung, melalui pembongkaran dan penataan secara
perumahan, permukiman dan lingkungan menyeluruh terhadap bangunan gedung,
hunian yang lebih baik guna melindungi prasarana, sarana, dan/atau utilitas umum
keselamatan dan keamanan penghuni dan
masyarakat sekitar
Pemukiman Kembali
2. Pemberdayaan Masyarakat
Dilakukan melalui:
Pendampingan; dan
Pelayanan informasi.
Peningkatan Kualitas (Pasal 96-104)
Pemerintah Pusat:
memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh
Pemerintah Provinsi:
memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
tingkat provinsi
Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat provinsi
Pemerintah Kabupaten/Kota:
memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
tingkat kabupaten/kota;
memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
pada tingkat kabupaten/kota
Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
Wewenang Pemerintah Dalam Peningakatan Kualitas
Pemerintah Pusat:
• Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan
kawasan permukiman.
Pemerintah Provinsi:
• Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi di bidang
perumahan dan kawasan permukiman.
Pemerintah Kabupaten/Kota:
• memenetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh
dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota; dan
• mfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh pada tingkat kabupaten/kota
11
Permukiman Kembali
kawasan
terkena dampak
MASYARAKAT DAN
PEMERINTAH PEMANGKU
KEPENTINGAN Pemerintah dan Pemerintah Daerah
DAERAH harus memfasilitasi masyarakat
LAINNYA yang terkena dampak pemukiman
kembali, untuk tetap mendapatkan
tempat tinggal.
Lokasi yang akan ditentukan sebaai tempat
PEMERINTAH pemukiman kembali ditetapkan pemerintah
daerah dengan melibatkan peran
PUSAT
masyarakat.
Ketentuan Dalam Pemukiman Kembali
Sumber: Masukan Teknis Permukiman Kembali, 2013
1. Sosialisasi
Proses sosialisasi secara terbuka.
Kejelasan informasi
2. Pelibatan Masyarakat
Menumbuhkan sense of belonging
Meminimalkan resiko konflik sosial
Pembentukan kelompok diskusi/kelompok kerja dalam proses pelaksanaan
3.Koordinasi
Pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan,
Lanjutan - 1
4. Pemilihan Lahan
Kriteria pemilihan lahan lokasi pembangunan permukiman baru :
• Lokasi lahan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan legalitas yang jelas
• Kondisi fisik lahan dapat direkayasa untuk kebutuhan fungsi permukiman
(memungkinkan dilakukannya land clearing/cut and fill)
• Luasan lahan sesuai dengan kebutuhan pembangunan, serta memenuhi proporsi
standar peruntukan kawasan permukiman, yaitu 70% untuk bangunan rumah dan
30% untuk prasarana dan sarananya.
• Dekat dengan sumber mata pencaharian terdahulu, misal masyarakat nelayan yang
akan dimukim kembali harus berlokasi kembali pada lokasi dekat dengan laut
5. Penilaian
Penilaian minimum dalam kaitannya dengan kegiatan pemukiman kembali, antara lain:
• Rencana kerja pelaksanaan kegiatan
• Lokasi serta batas lahan
• Harga lahan serta mekanisme ganti rugi
• Skema pembiayaan
• Profil penduduk
• Tahapan pemindahan penduduk
• Penyediaan hunian baru beserta kebutuhan prasarana dan sarananya