Anda di halaman 1dari 22

PENYUSUNAN PROFIL PERUMAHAN

DAN KAWASAN PERMUKIMAN


Tahun Anggaran
2014

LATAR BELAKANG
Perkembangan pembangunan perumahan sejak era
kemerdekaan hingga saat ini mempunyai peranan yang
sangat strategis dalam pembentukan watak serta
kepribadian bangsa sehingga perlu dibina serta
dikembangkan demi kelangsungan dan peningkatan
kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Penyelenggaraan
pembangunan
perumahan
dan
permukiman baik di perkotaan maupun perdesaan sangat
mendorong dan memperkokoh demokrasi ekonomi serta
memberikan kontribusi yang besar dimana para pemangku
kepentingan bidang PKP di perubahan masa pemerintahan
perlu disampaikan secara utuh kepada para pemangku
kepentingan tersebut dalam berbagai bentuk penyajian
informasi bidang PKP.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari Penyusunan Profil Perumahan dan Kawasan
Permukiman adalah sebagai bahan rujukan atau
pengambilan keputusan bagi para pemangku kepentingan
yang membutuhkan informasi perumahan dan kawasan
permukiman.
Tujuan dari Penyusunan Profil Perumahan dan Kawasan
Permukiman adalah memberi masukan kebijakan
pembangunan perumahan dan permukiman, menyediakan
informasi di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
dan untuk mengetahui kinerja pembangunan di Bidang
perumahan dan kawasan permukiman.

OUTPUT PEKERJAAN
1. Buku Profil PKP;
2. Buku saku profil PKP (mobile);

3. Visualisasi
4. Materi soisoalisasi (leaflet,banner,dll)

5. Profil versi WEB


6. Transfer Of Knowledge
7. Profil perprovinsi

USULAN ISI PENYUSUNAN INFORMASI PROFIL


PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.

Pendahuluan
Kesepakatan Internasional
Sejarah Pembangunan Perumahan Rakyat
Kebijakan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perencanaan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Institusi Terkait Perumahan
Program dan Kegiatan Kemenpera
Perkembangan dan Kondisi Perumahan Indonesia
Penyediaan Lahan Perumahan
Infrastruktur dan Layanan Dasar Perumahan
Pasar dan Pembiayaan Perumahan
Konstruksi dan Bahan Material
Pelaksanaan Unggulan Pembangunan Perumahan dan
Permukiman

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dilihat dari kondisi Perumahan dan Kawasan Permukiman di
setiap periode pembangunan yang berbeda baik dari kebijakan
dan juga penetapan aturan perumahan dan kawasan
permukiman masih banyak permasalahan yang di hadapi.
Sehingga masalah tersebut berdampak pada kesejahteraan,
pertumbuhan ekonomi, dan banyak terjadi kesenjangan
konsep dan implementasi. Oleh karena itu, diperlukan langkahlangkah konkret dari semua pihak yang terlibat dalam
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Dalam rangka memberikan gambaran yang jelas dalam
pelaksanaan pembangunan khususnya bidang perumahan dan
kawasan permukiman di Indonesia maka dalam profil ini akan
menyajikan Informasi yang akurat dalam menetukan hasil-hasil
pembangunan, guna untuk diinformasikan kepada publik dari
masa ke masa sehingga penyampaian informasi dapat di
terima dengan baik.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari Profil Perumahan dan


Kawasan
Permukiman
adalah
memberi
informasi bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman samppai dengan tahun 2014 di
lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah
Daerah, Masyarakat dan Dunia Usaha.
1.3 Keluaran
Keluaran penyusunan Profil Perumahan dan
Kawasan Permukiman ini adalah berupa buku
pedoman yang memberikan informasi Profil
Perumahan dan Kawasan Permukiman.

1.4 Sistematika penulisan


Sistematika penyusunan Profil Perumahan dan Kawasan
Permukiman ini adalah sebagai berikut :
I.
Pendahuluan : Latar Belakang Masalah, Maksud
dan Tujuan, Keluaran, Sistematika Penulisan
II.
Kesepakatan Internasional
III.
Sejarah Pembangunan Perumahan Rakyat
IV.
Kebijakan Perumahan dan Kawasan Permukiman
V.
Perencanaan Pembangunan Perumahan dan
Permukiman
VI.
Institusi Terkait Perumahan
VII.
Program dan Kegiatan Kemenpera
VIII.
Perkembangan dan Kondisi Perumahan Indonesia
IX.
Penyediaan Lahan Perumahan
X.
Infrastruktur dan Layanan Dasar Perumahan
XI.
Pasar dan Pembiayaan Perumahan
XII.
Konstruksi dan Bahan Material
XIII.
Pelaksanaan Unggulan Pembangunan Perumahan
dan Permukiman

II. Kesepakatan Internasional


1.

Perjanjian Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya


merupakan perjanjian multilateral yang diadopsi pada tahun 1966 dalam sidang umum PBB.
Didalam dokumen perjanjian ini memasukkan hak akan perumahan sebagai bagian dari hak
asasi.

2.

Deklarasi Vancouver tentang Hunian


Kesepakatan ini berisi mengenai penanganan masalah permukiman dan hal-hal yang harus
diperhatikan oleh pemerintah di seluruh dunia untuk menjamin kepemilikan rumah bagi
masyarakat. Kesepakatan ini juga menyerukan kepada semua organisasi di dalam dan di luar
sistem PBB untuk mendukung upaya nasional dalam perancangan, penerapan formulasi, dan
evaluasi proyek-proyek untuk meningkatkan kualitas permukiman.

3.

Agenda 21 - Earth Summit, Rio de Janeiro


Agenda 21 merupakan rencana tindak komprehensif untuk diterapkan baik secara lokal, nasional,
maupun global, oleh organisasi, Pemerintah, dan kelompok dalam sistem PBB, yang terkait
pada setiap aspek di mana manusia memberikan dampak terhadap lingkungan.

4.

Agenda Habitat
Agenda Habitat adalah seruan global untuk bertindak di semua lapisan. Di dalam kerangka
tujuan , prinsip-prinsip serta komitmennya, Agenda Habitat menawarkan visi positif dari
permukiman yang berkelanjutan - dimana semua orang memiliki hunian yang layak, lingkungan
yang sehat dan aman, pelayanan dasar, dan lapangan kerja produktif dan membebaskan.
Agenda Habitat akan menjadi panduan agar semua upaya dapat mengubah visi ini menjadi
kenyataan

5.

Millenium Development Goals (MDGs)


MDGs menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan dan menyatakan satu
rangkaian tujuan yang saling berkaitan untuk menuju agenda pembangunan dan kemitraan
global.

III. Sejarah Pembangunan Perumahan Rakyat


1.

2.

3.

4.

Periode 1945-1966
Pembangunan perumahan rakyat difokuskan pada pelaksanaan :
a. Program Perbaikan Kampung (Kampong Improvement Program = KIP) di berbagai kota
besar dan
b. Proyek Perintisan Pemugaran Desa (P3D) di berbagai wilayah pedesaan di Indonesia.
Periode 1966-1998
a. PELITA 1 dan 2
- Kampung Improvement Program (KIP) Kota;
- Proyek Perintisan Pemugaran Desa (P3D) Desa.
b.

PELITA 3 dan 4
Inpres Pembangunan Perumahan

c.

PELITA 5 dan 6
- Program Pembangunan Bertumpu Pada kelompok (P2BPK);
- Gerakan Nasional Perumahan dan Permukiman Sehat (GNPPS) .

Periode 1998-2011
a.
Subsidi Selisih Bunga (SSB) ;
b.
Bantuan Uang Muka (BUM) ;
c.
Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNPSR) ;
d.
Gerakan Pengentasan Permukiman Kumuh (GENTAKUMUH).

Periode 2011-Sekarang

IV. Kebijakan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Mengulas tentang :
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
UU 1/2011 PKP merupakan revisi dari undang-undang sebelumnya yaitu UndangUndang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman yang telah
menyesuaikan dinamika kondisi lingkungan strategis sektor perumahan dan
permukiman
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2011, terdapat kewajiban bagi pelaku pembangunan
rumah susun komersial untuk menyediakan rumah susun umum paling sedikit
sebanyak 20 persen dari total luas lantai rumah susun komersial yang dibangun
sebagaimana terdapat dalam pasal 16.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Secara khusus, penegasan bahwa perumahan dan permukiman menjadi kewenangan
pemerintah daerah terdapat dalam PP Nomor 37 tahun 2007. Dalam peraturan
pemerintah tersebut, pada pasal 7 disebutkan bahwa perumahan merupakan urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota.

V. Perencanaan Pembangunan Perumahan


dan Permukiman

a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

Visi Pembangunan Indonesia yang tertuang dalam RPJPN tahun 2005-2025


adalah Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Untuk mewujudkan
visi tersebut dijabarkan 7 (tujuh) misi pembangunan nasional yaitu:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah pancasila
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai dan bersatu
5. Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan kepentingan nasional
7. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2010-2014
Visi Indonesia yang tertuang dalam RPJMN tahun 2010-2014
Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan
Berkeadilan. Visi tersebut diterjemahkan ke dalam misi-misi
pembangunan yaitu:
1. Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang
sejahtera
2. Memperkuat pilar-pilar demokrasi
3. Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang
c. Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat

VI. Institusi Terkait Perumahan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Kementerian Perumahan Rakyat


Kementerian Pekerjaan Umum
Kementerian dan Lembaga lain
Pemerintah Daerah
Perum Perumnas
REI
Apersi
Pengembang Swasta
Lembaga Swadaya Masyarakat
Koperasi Perumahan
Kerjasama Luar Negeri

VII.Program dan Kegiatan Kemenpera

Berisi tentang gambaran pembangunan :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rusunawa
Rusunami
Penyediaan PSU
PLP2KBK
Stimulan Swadaya
Rumah Khusus

VIII.Perkembangan dan Kondisi


Perumahan Indonesia
1.

Kepemilikan Rumah
Dalam hal rumah, terdapat dua perspektif yaitu kepenghunian dan kepemilikan.
Berdasarkan data tahun 2010, terdapat 61.136.475 rumah tangga menurut
status kepemilikan atau penguasaan bangunan tempat tinggal di mana
47.504.234 (78 %) diantaranya adalah rumah milik sendiri.

2.

Kebutuhan Perumahan
Pada tahun 2009, Kementerian Perumahan Rakyat menyatakan bahwa terdapat
backlog perumahan sebesar 7,4 juta rumah di Indonesia di mana angka ini
memiliki perspektif dari segi kepenghunian sesui dengan visi rumah tangga
Indonesia untuk dapat menghuni rumah yang layak.

3.

Kondisi Rumah
Dari segi kualitas, berdasarkan Undang-Undang No 1 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, standar minimal luas rumah adalah seluas 36 m2.
Berdasarkan data tahun 2010, rumah tangga yang tinggal di rumah dengan
luasan lebih dari 40 m2 adalah sebanyak 43.114.603 rumah tangga (70,50%). Di
luar itu, masih terdapat 9.698.000 rumah tangga (15,86 %) yang tinggal di rumah
dengan luasan kurang dari 29 m2 dan 8.344.076 rumah tangga (13,64%) yang
tinggal di rumah dengan luasan antara 30-39 m2.

4.

Kondisi Lingkungan

5.

Tipe Rumah
Berdasarkan survei dari BPS, jenis rumah terbagai menjadi 3 tipe
utama yaitu rumah panggung, rumah tapak, dan rumah terapung. Pada
tahun 2007, jenis bangunan fisik yang paling banyak ditemui adalah
rumah tapak (87,28 %), kemudian rumah panggung (12,64 %), dan
rumah terapung (0,08 %). Untuk rumah tapak lebih banyak ditemui di
daerah perkotaan sementara untuk rumah panggung dan rumah
terapung lebih banyak terdapat di perdesaan.

6.

Rumah Tangga Kumuh


Tahun 2009 persentase rumah tangga kumuh sebesar 14,25%, dengan
jumlah RT kumuh sebesar 8.301.415 RT.
Tahun 2010 naik 0,11% dengan jumlah RT kumuh sebesar 8.869.246.
Tahun 2011 terjadi peningkatan 0,12% RT Kumuh sebesar 9.068.855

IX. Penyediaaan Lahan Perumahan

1. Kebijakan tentang lahan


2. Perencanaan tata ruang
3. Sistem mengakses lahan
4. Land banking
5. Tanah pemda

X. Infrastruktur dan Layanan Dasar Perumahan

Menuju rumah layak huni merupakan cita-cita dari pemenuhan kebutuhan


perumahan di Indonesia. Rumah yang layak huni memiliki kriteria-kriteria
tertentu yang masuk dalam Peraturan Menteri Perumahan Rakyat.
Kriteria-kriteria tersebut antara lain terkait dengan :
1. Pencahayaan ;
2. Keselamatan bangunan ;
3. Luas minimum ;
4. Jalan akses ;
5. Sanitasi ;
6. Pembuangan limbah,
7. Drainase,
8. Persampahan,
9. Air minum dan
10.Listrik.

XI. Pasar dan Pembiayaan Perumahan

1. Cara Memperoleh Rumah


- membangun rumah sendiri ;
- membeli dari pengembang ;
- membeli dari koperasi/yayasan,
perorangan, membeli bukan baru.

membeli

baru

dari

2. Pasar Perumahan Formal


Sepanjang tahun 2010, berdasarkan data survey harga
properti residensial BI yang dilakukan di 14 kota pada
pengembang proyek perumahan, harga properti untuk
perumahan mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,91 %.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga
pada periode di tahun 2009 yaitu sebesar 2,31%. Penyebab
utama kenaikan harga properti residensial tersebut terutama
didorong oleh kenaikan harga bahan bangunan dan upah
pekerja.

3. Pembiayaan Perumahan

2007

Perkotaan + Perdesaan
Perdesaan
Perkotaan

2004

Perkotaan + Perdesaan
Perdesaan
Perkotaan
0.00%
Lainnya

20.00%

40.00%

Angsuran bukan KPR

60.00%

Angsuran KPR

80.00%

100.00%

Tunai

XII. Konstruksi dan Bahan Material Bangunan


XIII.Pelaksanaan Unggulan Pembangunan Perumahan dan Permukiman

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai