LATAR BELAKANG
Perkembangan pembangunan perumahan sejak era
kemerdekaan hingga saat ini mempunyai peranan yang
sangat strategis dalam pembentukan watak serta
kepribadian bangsa sehingga perlu dibina serta
dikembangkan demi kelangsungan dan peningkatan
kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Penyelenggaraan
pembangunan
perumahan
dan
permukiman baik di perkotaan maupun perdesaan sangat
mendorong dan memperkokoh demokrasi ekonomi serta
memberikan kontribusi yang besar dimana para pemangku
kepentingan bidang PKP di perubahan masa pemerintahan
perlu disampaikan secara utuh kepada para pemangku
kepentingan tersebut dalam berbagai bentuk penyajian
informasi bidang PKP.
OUTPUT PEKERJAAN
1. Buku Profil PKP;
2. Buku saku profil PKP (mobile);
3. Visualisasi
4. Materi soisoalisasi (leaflet,banner,dll)
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
Pendahuluan
Kesepakatan Internasional
Sejarah Pembangunan Perumahan Rakyat
Kebijakan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perencanaan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Institusi Terkait Perumahan
Program dan Kegiatan Kemenpera
Perkembangan dan Kondisi Perumahan Indonesia
Penyediaan Lahan Perumahan
Infrastruktur dan Layanan Dasar Perumahan
Pasar dan Pembiayaan Perumahan
Konstruksi dan Bahan Material
Pelaksanaan Unggulan Pembangunan Perumahan dan
Permukiman
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dilihat dari kondisi Perumahan dan Kawasan Permukiman di
setiap periode pembangunan yang berbeda baik dari kebijakan
dan juga penetapan aturan perumahan dan kawasan
permukiman masih banyak permasalahan yang di hadapi.
Sehingga masalah tersebut berdampak pada kesejahteraan,
pertumbuhan ekonomi, dan banyak terjadi kesenjangan
konsep dan implementasi. Oleh karena itu, diperlukan langkahlangkah konkret dari semua pihak yang terlibat dalam
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Dalam rangka memberikan gambaran yang jelas dalam
pelaksanaan pembangunan khususnya bidang perumahan dan
kawasan permukiman di Indonesia maka dalam profil ini akan
menyajikan Informasi yang akurat dalam menetukan hasil-hasil
pembangunan, guna untuk diinformasikan kepada publik dari
masa ke masa sehingga penyampaian informasi dapat di
terima dengan baik.
2.
3.
4.
Agenda Habitat
Agenda Habitat adalah seruan global untuk bertindak di semua lapisan. Di dalam kerangka
tujuan , prinsip-prinsip serta komitmennya, Agenda Habitat menawarkan visi positif dari
permukiman yang berkelanjutan - dimana semua orang memiliki hunian yang layak, lingkungan
yang sehat dan aman, pelayanan dasar, dan lapangan kerja produktif dan membebaskan.
Agenda Habitat akan menjadi panduan agar semua upaya dapat mengubah visi ini menjadi
kenyataan
5.
2.
3.
4.
Periode 1945-1966
Pembangunan perumahan rakyat difokuskan pada pelaksanaan :
a. Program Perbaikan Kampung (Kampong Improvement Program = KIP) di berbagai kota
besar dan
b. Proyek Perintisan Pemugaran Desa (P3D) di berbagai wilayah pedesaan di Indonesia.
Periode 1966-1998
a. PELITA 1 dan 2
- Kampung Improvement Program (KIP) Kota;
- Proyek Perintisan Pemugaran Desa (P3D) Desa.
b.
PELITA 3 dan 4
Inpres Pembangunan Perumahan
c.
PELITA 5 dan 6
- Program Pembangunan Bertumpu Pada kelompok (P2BPK);
- Gerakan Nasional Perumahan dan Permukiman Sehat (GNPPS) .
Periode 1998-2011
a.
Subsidi Selisih Bunga (SSB) ;
b.
Bantuan Uang Muka (BUM) ;
c.
Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNPSR) ;
d.
Gerakan Pengentasan Permukiman Kumuh (GENTAKUMUH).
Periode 2011-Sekarang
Mengulas tentang :
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
UU 1/2011 PKP merupakan revisi dari undang-undang sebelumnya yaitu UndangUndang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman yang telah
menyesuaikan dinamika kondisi lingkungan strategis sektor perumahan dan
permukiman
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2011, terdapat kewajiban bagi pelaku pembangunan
rumah susun komersial untuk menyediakan rumah susun umum paling sedikit
sebanyak 20 persen dari total luas lantai rumah susun komersial yang dibangun
sebagaimana terdapat dalam pasal 16.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Secara khusus, penegasan bahwa perumahan dan permukiman menjadi kewenangan
pemerintah daerah terdapat dalam PP Nomor 37 tahun 2007. Dalam peraturan
pemerintah tersebut, pada pasal 7 disebutkan bahwa perumahan merupakan urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota.
(RPJMN) 2010-2014
Visi Indonesia yang tertuang dalam RPJMN tahun 2010-2014
Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan
Berkeadilan. Visi tersebut diterjemahkan ke dalam misi-misi
pembangunan yaitu:
1. Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang
sejahtera
2. Memperkuat pilar-pilar demokrasi
3. Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang
c. Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Rusunawa
Rusunami
Penyediaan PSU
PLP2KBK
Stimulan Swadaya
Rumah Khusus
Kepemilikan Rumah
Dalam hal rumah, terdapat dua perspektif yaitu kepenghunian dan kepemilikan.
Berdasarkan data tahun 2010, terdapat 61.136.475 rumah tangga menurut
status kepemilikan atau penguasaan bangunan tempat tinggal di mana
47.504.234 (78 %) diantaranya adalah rumah milik sendiri.
2.
Kebutuhan Perumahan
Pada tahun 2009, Kementerian Perumahan Rakyat menyatakan bahwa terdapat
backlog perumahan sebesar 7,4 juta rumah di Indonesia di mana angka ini
memiliki perspektif dari segi kepenghunian sesui dengan visi rumah tangga
Indonesia untuk dapat menghuni rumah yang layak.
3.
Kondisi Rumah
Dari segi kualitas, berdasarkan Undang-Undang No 1 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, standar minimal luas rumah adalah seluas 36 m2.
Berdasarkan data tahun 2010, rumah tangga yang tinggal di rumah dengan
luasan lebih dari 40 m2 adalah sebanyak 43.114.603 rumah tangga (70,50%). Di
luar itu, masih terdapat 9.698.000 rumah tangga (15,86 %) yang tinggal di rumah
dengan luasan kurang dari 29 m2 dan 8.344.076 rumah tangga (13,64%) yang
tinggal di rumah dengan luasan antara 30-39 m2.
4.
Kondisi Lingkungan
5.
Tipe Rumah
Berdasarkan survei dari BPS, jenis rumah terbagai menjadi 3 tipe
utama yaitu rumah panggung, rumah tapak, dan rumah terapung. Pada
tahun 2007, jenis bangunan fisik yang paling banyak ditemui adalah
rumah tapak (87,28 %), kemudian rumah panggung (12,64 %), dan
rumah terapung (0,08 %). Untuk rumah tapak lebih banyak ditemui di
daerah perkotaan sementara untuk rumah panggung dan rumah
terapung lebih banyak terdapat di perdesaan.
6.
membeli
baru
dari
3. Pembiayaan Perumahan
2007
Perkotaan + Perdesaan
Perdesaan
Perkotaan
2004
Perkotaan + Perdesaan
Perdesaan
Perkotaan
0.00%
Lainnya
20.00%
40.00%
60.00%
Angsuran KPR
80.00%
100.00%
Tunai
TERIMA KASIH