RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI
DI KABUPATEN PEMALANG
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
01 Pendahuluan
04 Metodologi
Latar Belakang
Lingkup
Industrial area
development plan
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 3 Tahun
2014 tentang Perindustrian
Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Peraturan Menteri Perindustrian RI Permen Perindustrian Nomor 5
Republik Indonesia Nomor Republik Indonesia Nomor 14 Nomor 35//M-IND/PER/3/2010 Tahun 2014
142 Tahun 2015 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri tentang Pedoman tentang tata
tentang kawasan industri;. tentang Rencana Induk Pasal 3 yang menyatakan bahwa dalam cara pemberian izin usaha
Pengembangan Industri pembangunan Kawasan Industri mencakup kawasan industri dan izin
Nasional (RIPIN); aspek perencanaan, aspek pembangunan dan perluasan kawasan industri.
aspek pengelolaan. Dalam aspek perencanaan
salah satu tahap yang harus dilalui adalah
melakukan penyusunan master plan
Lingkup Materi
01 Penyiapan Dokumen Studi Kelayakan KI:
• Kesesuaian dengan dokumen Rencana Tata Ruang
• Identifikasi kondisi fisik alam lokasi
• Identifikasi kondisi ekonomi ( potensi SDA, SDM dan
industri;)
• Menganalisis kelayakan teknis pembangunan kawasan
industri berdasarkan pedoman teknis pembangunan
kawasan industri;
• Menganalisis kelayakan lingkungan, sosial ekonomi dan
finansial
• Memberikan rekomendasi pembangunan kawasan
industri
•.
Lingkup Materi
01 • Kebijakan Industri nasional, provinsi dan Kabupaten,
Penyiapan Dokumen Masterplan KI:
RPJPN 2005-2025
Penentuan arah kebijakan industri nasional jangka panjang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007). Dalam
jangka panjang, pembangunan industri harus memberikan sumbangan sebagai berikut :
1. Mampu memberikan sumbangan nyata dalam peningkatan kesejahtraan masyarakat,
2. Membangun karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses industrialisasi menuju terwujudnya
masyarakat modern, dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa,
3. Menjadi wahana peningkatan kemampuan inovasi dan wirausaha bangsa di bidang teknologi industri dan
manajemen, sebagai ujung tombak pembentukan daya saing industri nasional menghadapi era
globalisasi/ liberalisasi ekonomi dunia dan
4. Mampu ikut menunjang pembentukan kemampuan bangsa dalam pertahanan diri dalam menjaga
eksistensi dan keselamatan bangsa, serta ikut menunjang penciptaan rasa aman dan tentram bagi
masyarakat.
Visi Rencana Pembangunan
Industri Nasional
Pembangunan Industri Nasional adalah Indonesia Menjadi Negara Industri
Tangguh. Industri Tangguh bercirikan: LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET,
•struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat, dan berkeadilan; CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT.
•industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global; dan visi misi
•industri yang berbasis inovasi dan teknologi. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pembangunan industri nasional mengemban misi sebagai
berikut:
• meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional;
• memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional;
• meningkatkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta Industri Hijau;
• menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan atau penguasaan
industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat;
• membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
• meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan
memperkukuh ketahanan nasional; dan
• meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.
Rencana Pembangunan
Industri Nasional
Sasaran Pembangunan Industri Tahun
2015-2035
Sasaran pembangunan Industri
Sistem Perkotaan
Wilayah Perencanaan Pengembangan Kawasan Industri masuk kedalamn sistem
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kawasan Perkotaan Pemalang
Lokasi berada Kecamatan Pemalang , Desa Kramat dan Desa Surajaya . Sebagian
Place Your Picture Here Bantar Mulya.
Rencana Gerbang
lokasi kawasan Industri
Deliniasi
Kawasan Awal
04 Metodologi
Metoda analisis yang digunakan adalah dengan melakukan analisis regional, analisis fisik dasar
maupun infrastruktur, analisis proyeksi atau pertumbuhan, analisis hirarki bagian wilayah
kecamatan. Analisis tersebut digunakan untuk memperkirakan kebutuhan ruang dan prasarana serta
menentukan ketersediaan ruang dan hirarki serta fungsi masing-masing bagian wilayah.
A. REVIEW RTRW/RDTR, REGULASI DAN PROFIL KABUPATEN/KOTA EKSISTING
Struktur dan
Pertumbuhan Sektor Penetapan
SUB SUPPLY SIDE Industri Setiap • SKENARIO
Kabupaten/Kota di • ASUMSI
WPPI
ADA / TIDAK
KENDALA-KENDALA
LOKASI DI MASING-
MASING KPI MODEL-MODEL
1. Lahan Terbatas EKONOMI DAN
2. Rawan Gempa PENGEMBANG
3. Berdekatan dengan AN WILAYAH
Permukiman (rawan
terhadap
pencemaran) OUPUT AKHIR
4. Ketersediaan Air
Terbatas PELUANG
1. Jenis dan Peluang
5. Tingkat Aksesibilitas JENIS INDUSTRI PERTUMBUHAN Pertumbuhan Industri
kurang lancar ANALISIS PROSPEKTIF DI SETIAP INDUSTRI setiap KPI
6. Dsb. SUPPLY SETIAP KPI PROSPEKTIF DI 2. Bentuk-Bentuk Lokasi
VS KABUPATEN/ SETIAP KPI Pengembangan di Setiap
KOTA DALAM KABUPATEN/KOTA KPI (: Non KI/ KI/ Sentra
DEMAND SETIAP WPPI DALAM WPPI
SUB DEMAND SIDE IKM)
JENIS & 3. Master Plan KI
KARAKTERISTIK 4. Feasibility Study KI
INTERNAL SETIAP
INDUSTRI POTENSIAL
SETIAP WPPI (PER
KABUPATEN/KOTA)
34
Metode Pendekatan
Jenis Data Data Sumber Teknik Pengumpulan
Kualitatif RTRW Provinsi Jawa Tengah, RTRW Pemerintah Pusat (Kemenperin, Wawancara, observasi, survey
Kabupaten Pemalang Kemen PU, BKPM, Kemen LH & primer
Karakteristik wilayah dan topografi Kehutanan, Kemen ATR, dll)
tanah dilokasi kawasan industri Pemerintah Daerah (Bappeda,
Karakteristik industri lokal Disperindag, BKPMD, Pengelola
KI, Pengusaha Industri, Akademisi
dan sebagainya
Kuantitatif Karakteristik wilayah dan topografi BPS atau instansi terkait yang Survey instansional, survey
(Statistik) tanah dilokasi kawasan industri mengeluarkan data statistik, primer
Kebutuhan infrastruktur Pengelola KI
Indikator-indikator finansial kawasan
industri
Spasial Karakteristik wilayah dan topografi Instansi terkait yang memiliki (BIG, Survey instansional, survey
tanah dilokasi kawasan industri Bappeda, Kemen ATR, dsb) primer (pengukuran lahan)
Tata guna lahan, vegetasi, iklim, sifat
fisik dan kimiawi tanah, profil fisik
kawasan industri, sistem drainase dan
kondisi jaringan utilitas misalnya
pasokan air bersih, listrik dan
telekomunikasi
Alur Studi Kelayakan Kawasan Industri
PENYUSUNAN STUDI
KELAYAKAN KAWASAN
INDUSTRI
KRIYTERIA
ASPEK TEKNIS KONDISI KETERSEDIAAN
KONDISI FISIK SARANA & PRASARANA KONDISI SOSIAL & EKONOMI
KRIYTERIA
WILAYAH
TEKNIS
KRIYTERIA
SOSIAL
ANALISIS PENENTUAN LOKASI
KRIYTERIA
LINGKUNGAN
TIDAK LAYAK
KRIYTERIA KONDISI KETERSEDIAAN
ASPEK FINANSIAL KONDISI FISIK SARANA & PRASARANA KONDISI SOSIAL & EKONOMI
WILAYAH
KRIYTERIA
ASPEK
EKPONOMI
TEKNIS
LAYAK
LOKASI TERPILIH
KELAYAKAN KAWASAN
ANALISIS KELAYAKAN
INDUSTRI KABUPATEN
EKONOMI DAN FINANSIAL
PEMALANG
TAHAP SELANJUTNYA
PENYUSUNAN MASTERPLAN
DAN DED
Alur Masterplan Kawasan Industri
TAHAPAN PEKERJAAN FINALISASI
PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA TINJAUAN DAN ANALISIS KELAYAKAN
REKOMENDASI
PENGUMPULAN DATA
PENGUMPULAN DATA
SKUNDER PERENCANAAN TINJAUAN & ANALISIS
SKUNDER PERENCANAAN
SPATIAL RTRW PROV JAWA KEBIJAKAN SPATIAL WILAYAH
SPATIAL RTRW PROV JAWA
BARAT, RTRW KAB STUDI THD KAWASAN
TENGAH, RTRW KABUPATEN
INDRAMAYU, RTRW KAB INDUSTRI
PEMALANG
GARUT
PENGUMPULAN DATA
PENGUMPULAN DATA
SKUNDER PERENCANAAN TINJAUAN & ANALISIS ISU STRATEGIS KEBIJAKAN
SKUNDER PERENCANAAN
INVENTARISASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RPJPD PROV KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN KAWASAN
PEMBANGUNAN RPJPD PROV
PEMERINTAH PERIHAL JAWA BARAT, RPJPD KAB WILAYAH STUDI THD INDUSTRI DI WILAYAH STUDI
JAWA TENGAH, RPJPD KAB
KAWASAN INDUSTRI INDRAMAYU, RPJPD KAB KAWASAN STUDI
PEMALANG
GARUT
PEMAHAMAN
INVENTARISASI KEBIJAKAN PENGUMPULAN DATA TINJAUAN & ANALISIS
KERANGKA ACUAN
PEMERINTAH DAERAH INITIAL FINDING/ RISET SKUNDER DATA KEBIJAKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
(KAK) ANALISIS KELAYAKAN
PROVINSI
JAWA BARAT,
JAWA TENGAH,
KAB DISAIN
DISAINFSKAWASAN
KAWASAN KAWASAN INDUSTRI DI WILAYH STUDI
INDRAMAYU,
KABUPATEN PEMALANG
KAB GARUT INDUSTRI
INDUSTRI
PEMALANG KEBIJAKAN DIWILAYAH STUDI
PEMANTAPAN
MOBILISASI TENAGA
AHLI
JADWAL RENCANA
KERJA INVENTARISASI KEBIJAKAN
INVENTARISASI KEBIJAKAN
SPATIAL RTRW PROV JAWA
SPATIAL RTRW PROV JAWA RENCANA IDENTIFIKASI
BARAT, RTRW KAB IDENTIFIKASI KONDISI
TENGAH, RTRW KAB DATA SKUNDER &
INDRAMAYU & RTRW KAB GEOGRAFIS, DAN TINJAUAN & ANALISIS KONDISI
PEMALANG PRIMRER
GARUT ADMINISTRASI WILAYAH KEWILAYAAN WILAYAH STUDI
PEMANTAPAN
STUDI POTENSI WILAYAH, SOSIAL
METODOLOGI
DAN KEPENDUDUKAN DI
INVENTARISASI WILAYAH STUDI
KEBUTUHAN DATA KESIMPULAN DAN
TINJAUAN & ANALISIS SOSIAL FINANSIAL ANALISIS
SKUNDER, PETA DAN IDENTIFIKASI DEMOGRAFI REKOMENDASI STUDI
& KEPENDUDUKAN DI PENGEMBANGAN KAWASAN
STUDI TERDAHULU DAN SOSIAL WILAYAH STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN
WILAYAH STUDI INUSTRI PEMALANG
KAWASAN
KAWASAN
INUSTRI
INUSTRI
PEMALANG
PRODUK KEGIATAN
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI STUDI
IDENTIFIKASI KONDISI FISIK TINJAUAN & ANALISIS POTENSI FISIK SUMBERDAYA ANALISIS KELAYAKAN
KELAYAKAN PENGEMBANGAN
DAN SUMBER DAYA ALAM KONDISI FISIK, LINGKUNGAN ALAM DAN LINGKUNGAN DI KESESUAIANLAHAN DI
KAWASAN INUSTRI PEMALANG
WILAYAH STUDI WILAYAH STUDI WILAYAH STUDI WILAYAH STUDI
ESTIMASI
LAND DEVELOPMENT COST
IDENTIFIKASI KONDISI TINJAUAN & ANALISIS ANALISIS KELAYAKAN ASUMSI DAN SCENARIO
KONDISI DAN POTENSI
EKONOMI WILAYAH POTENSI EKONOMI WILAYAH EKONOMI DI WILAYAH STUDI
EKONOMI DI WILAYAH STUDI
WILAYAH STUDI STUDI
IDENTIFIKASI TRANSPORTASI TINJAUAN & ANALISIS KONDISI DAN POTENSI ANALISIS KELAYAKAN
& INFRASTRUKTUR WILAYAH INFRASTRUKTUR WILAYAH DI INFRASTRUKTUR WILAYAH DI INFRATRUKTUR WILAYAH DI
WILAYAH STUDI WILAYAH STUDI WILAYAH STUDI WILAYAH STUDI
MENYUSUN KEBUTUHAN
MENYUSUN KEBUTUHAN RUANG
RUANG/TAPAK
MENYUSUN KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR
LAPORAN
FGD FGD KONSEP LAPORAN
LAPORAN
PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
ANTARA
AKHIR
3 prinsip kunci pembangunan yang berkelanjutan yang menjadi tujuan ekologi industri, yaitu :
1. Penggunaan Sumber Daya Alam Yang Berkelanjutan
2. Menjamin Mutu/Kualitas Hidup Masyarakat Sekitar
3. Memelihara Kelangsungan Hidup Ekologi Sistem Alami (Environmental Equity)
Muatan Rencana Komponen Kriteria Indikator
6 Listrik 0,5 - 0,2 MVA/Ha Bersumber dari Listrik PLN maupun Listrik Swasta
7 Telekomunikasi 4-5 SST/Ha 1. Termasuk faximile/telex
2. Telepon umum 1 SST/10 Ha
8 Kapasitas Kelola IPAL Standar Ifluent Kualitas parameter limbah cair yang berbeda di
atas standar influent yang ditetapkan wajib dikelola
terlebih dahulu oleh pabrik yang bersangkutan