development brief
PUSAT PRIMER
GEDEBAGE
"a new primary center for better urban quality
“a NEW primary center
for BETTER urban quality”
development brief
Daftar 1. Pengembangan Pusat Primer Gedebage
isi 1.1
1.2
Latar Belakang
Visi
1.3 Persiapan dan Prospek Pengembangan
1.4 Lokasi Tapak
4. Ketentuan Pembangunan
4.1 Intensitas Pemanfaatan Ruang
4.2 Ketentuan Khusus
4.3 Perubahan Pemanfaatan Ruang
5. Administrasi Pembangunan
5.1 Kelembagaan
5.2 Peluang dan Prospek Investasi
5.3 Pedoman Administrasi dan Investasi
5.4 Jenis Perizinan dan Prosedur
i
development brief
Kata
pengantar
ii
development brief
1.
1.1 Latar
Belakang
Pengembangan
Pusat Primer Gedebage
Oleh karena itu, isu utama dalam pengembangan kawasan ini adalah
kawasan yang berkelanjutan sebagai penggerak perkembangan
dengan tingkat kualitas tinggi dan memiliki daya tarik investasi yang
tinggi. Dokumen ini merupakan prospektus pemasaran sekaligus
panduan dan ketentuan bagi pembangunan di Kawasan Pusat
Primer Gedebage.
1.3 Persiapan & Pengembangan kawasan ini telah dimulai sejak tahun 2001, meliputi
Prospek pembentukan tim Asistensi Perencanaan Pembangunan Terminal
Pengembangan Terpadu, Akses Tol, Pusat Sarana Olah Raga dan fasilitas pendukung
lainnya (di Kelurahan Cisaranten Kidul dan Kelurahan Derwati,
Kecamatan Ranca Sari Kota Bandung tahun 2001, dan lain-lain.
1
p e n d a h u l u a n
Pengembangan jalan tol serta adanya jalur SUTET yang melalui kawasan
Pusat Primer Gedebage menjadi batasan yang dapat dijadikan potensi dan
kekhasan dalam merancang kawasan.
terminal peti kemas Gedebage
Selain menetapkan lokasi pengadaan tanah, Pemerintah Kota Bandung
juga membentuk Tim Asistensi Perencanaan Pembangunan Terminal
Terpadu, Akses Toll, Pusat Sarana Oleh Raga dan Fasilitas Pendukung
Lainnya di Kelurahan Cisaranten Kidul dan Kelurahan Derwati Kecamatan
Rancasari Kota Bandung pada Tahun 2001. Instansi-instansi secara terpisah
juga telah menyusun rencana pengembangannya, seperti Studi Penataan
Wilayah Gedebage dan Ujungberung Kota Bandung (2001); Perencanaan
Bangunan Intersection Sungai Buatan Menelusuri Tol dan Danau Buatan
koridor by pass Soekarno Hatta
Gedebage (2001); Rencana Penataan Terminal Terpadu Gedebage Kota
Bandung (2001); Feasibility Study Akses Tol Gedebage Kota Bandung
(2002); Perencanaan Stadion Olah Raga; RTBL Terminal Terpadu Gedebage
(2002); Visi Pengembangan/Masterplan Gedebage (2003); Skenario
Pengembangan Sentra Perdagangan dan Jasa Kawasan Bandung Timur
(2003); Rencana Perbaikan Sungai Cisaranten (2003). Namun karena tidak
padu, serasi dan terintegrasi, maka Pemerintah Kota Bandung pada Tahun
normalisasi Sungai Cinambo 2005 menyusun Rencana Induk Kawasan Gedebage (Pusat Primer
Gedebage) sebagai upaya penyusunan rencana tata ruang secara
menyeluruh, terintegrasi dan berkelanjutan berdasarkan daya dukung
kawasan.
Terminal terpadu
Daerah terbangun
rencana yang akan diakomodasi:
- terminal terpadu
- kompleks stadion olah raga
- perumahan (real estate dan
apartemen)
- pusat bisnis dan komersial
- fasilitas kesehatan (rumah sakit)
Normalisasi Sungai Cinambo
pusat primer GEDEBAGE
Pembangunan perumahan
development brief
2
Kawasan Pusat Primer Gedebage dengan luas sekitar 712.36 ha terletak di
Bandung Timur (WP Gedebage). Bagian utara kawasan ini dibatasi oleh Jl.
Soekarno Hatta, bagian selatan oleh Jalan Tol Padaleunyi, bagian barat
1.4 Lokasi oleh Jalan Gedebage dan bagian timur dibatasi oleh Jalan Cimencrang.
Tapak Kawasan Pengembangan Pusat Primer Gedebage terletak di Kecamatan
Rancasari (Kelurahan Derwati, Kelurahan Mekarwangi, Cisaranten Kidul,
Kelurahan Derwati) dan Kecamatan Ujungberung (Kelurahan Cisaranten
Wetan).
Orientasi Kawasan
(Gedebage dalam Kota Bandung)
Batas-batas
Kawasan Pengembangan
Pusat Primer Gedebage
3
development brief
2.
Gambaran Kawasan
Pusat Primer Gedebage
Tapak terletak pada cekungan dengan kondisi geologi yang terdiri dari
jenis lempung lanauan, lapisan gambut, lapisan pasir, dan lempung
pasiran. Jenis tanah yang tersebar di kawasan ini umumnya berupa tanah
alluvial. Kondisi ini memerlukan konstruksi yang spesifik untuk bangunan
berat atau tinggi.
Bila dikelola dengan baik maka sungai-sungai yang berada di lokasi ini
dapat menjadi view yang menarik (dapat diekspos menjadi kawasan
waterfront city).
0 1 2 3
Scale 1 : 50.000
Potensi
Kawasan Pengembangan
Pusat Primer Gedebage
5
g a m b a r a n k a w a s a n
fasilitas pendidikan
Pusat Primer GEDEBAGE
development brief
6
Jumlah penduduk pada kawasan Pusat Primer Gedebage masih rendah
karena penggunaan lahan yang sebagian besar belum terbangun. Tabel
2.3 Kondisi berikut menampilkan data jumlah penduduk di kawasan Pusat Primer
Sosial Ekonomi Gedebage.
Tabel A
Jumlah Penduduk per Kelurahan di Kawasan Perencanaan
KECAMATAN/KELURAHAN 1998 2000 2003
Kecamatan Ujung Berung 5.172 72.749 76.670
· Kel. Cisaranten Wetan 6.872 7.871
Kecamatan Rancasari 3.381 61.005 64.320
· Kel. Derwati 14.542 15.625
· Kel. Cisaranten Kidul 19.170 20.142
· Kel. Mekarmulya 8.502 9.042
s
Total 8.553 2182.84 2196.67
Sumber : Bandung dalam Angka
7
g a m b a r a n k a w a s a n
• Bahaya Gempa;
Tapak terletak pada lokasi yang rentan gempa, oleh karena itu dalam
Pusat Primer GEDEBAGE
8
image
69
development brief
3.
Rencana
Pengembangan Tapak
3.1 Kebijakan
Pengembangan
K awasan Gedebage pada prinsipnya dikembangkan untuk
mengurangi beban aktivitas dan lalu lintas di pusat Kota Bandung
yang sudah mencapai kapasitas maksimal. Keseriusan Pemerintah
Kota Bandung untuk mengembangkan kawasan ini ditindaklanjuti dengan
ditetapkannya kawasan perencanaan sebagai Pusat Primer Timur dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2004-2013. Dalam RTRW Kota
Bandung 2004-2005 ini, kegiatan yang akan dikembangkan adalah sebagai
berikut:
1. Pendidikan (Perguruan Tinggi dan Perpustakaan)
2. Kesehatan (Rumah Sakit tipe B dan rumah sakit gawat darurat)
3. Peribadatan (mesjid dan rumah ibadah lainnya)
4. Bina Sosial (gedung pertemuan umum)
5. Komplek olahraga dengan gelanggang olahraga, Gedung seni
tradisional, Taman kota,
6. Pelayanan Pemerintah, meliputi Pusat Bisnis dan Perkantoran untuk
swasta, kantor pemerintahan, kantor pos wilayah, kantor kodim, kantor
telekomunikasi wilayah, kantor PLN wilayah, kantor pdam wilayah,
kantor urusan agama, pos pemadam kebakaran
7. Perdagangan dan Jasa meliputi hotel dan mall, bangunan komersial,
Pertokoan, pusat belanja, bank-bank, perusahaan swasta dan jasa-jasa
lain
8. Transportasi, meliputi stasiun kereta api, terminal dan parkir umum.
11
p e n g e m b a n g a n t a p a k
Program ruang dan bangunan Pusat Primer Gedebage dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
3.2 Rencana
Pengembangan Tabel B
Program Ruang dan Bangunan Kawasan Pusat Primer Gedebage
a. Program
ruang & KOMPONEN
PENGEMBANGAN SUB KOMPONEN LUASAN
TOTAL
PERSENTASE
(%)
bangunan
Transportasi Terminal terpadu + fasilitas ± 32.58 Ha 4,6
penunjangnya dan Stasiun kereta
api + fasilitas penunjangnya
Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit tipe B dan rumah sakit ± 16,55 Ha 2,3
gawat darurat dengan
pendukungnya
Olah raga dan Komplek olahraga dengan Stadion ± 45 Ha 6,3
Rekreasi Utama Stadion Renang, Lapangan
Tenis, Lapangan Bulutangkis,
Lapangan Basket, Lapangan sepak
bola, lapangan voli, driving
range,soft ball, sport club dan
fasilitas pendukung lainnya
Fasilitas Pendidikan Kampus terpadu untuk ± 24,23 Ha 3,4
penyelenggaraan pendidikan
tinggi
Fasilitas Komersial Pusat perbelanjaan utama, pasar, ± 81,6 Ha 21,8
dan Jasa pertokoan, pusat belanja, bank-
bank,
perusahaan swasta dan jasa-jasa ± 62,3 Ha
lain
Industri (eksisting) Industri Pertamina, sepatu ± 27,61 Ha 8,7
Theme Park
Luas total kawasan yang akan dikembangkan 712.3 Ha 100
development brief
12
Rencana pembagian blok dan penggunaan lahan Kawasan Pusat Primer
Gedebage dapat dilihat pada gambar berikut ini:
b. Rencana blok
dan
penggunaan lahan
A2 BLOK A A3
A4
A5
A1
A6
BLOK C
C1
E1 B1 B2 C2
BLOK B
B3
E2 B4 BLOK D
E3 F2
BLOK E F1 BLOK F F3
BLOK G
H1
I2 I5 I6
H2 I1
BLOK H BLOK I I7
I4
Rencana Struktur Pengembangan I3
Kawasan Pusat Primer Gedebage K1
J1 K5 K2
Keterangan K3
BLOK K
komersial
hunian BLOK J J2
Jasa/perkantoran/
fasos fasum J3 K4
gedung olah raga
dan pendukungnya
industri
terminal/stasiun
ruang terbuka hijau
rel kereta api
jalan toll
jalan arteri primer
jalan kolektor primer
jalan lingkungan
13
development brief
4.
Ketentuan
Pembangunan
4.1 Intensitas
pemanfaatan
I ntensitas pemanfaatan ruang akan diatur berdasarkan tiga faktor, yaitu
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan dan
Ketinggian Lantai Maksimum. KDB adalh persentase luas lantai dasar
maksimum yang diperbolehkan dibangun pada luas kavling sedangkan
KLB adalah bilangan pokok atas perbandingan antara jumlah luas lantai
ruang bangunan dengan luas kavling. Ketentuan intensitas pembangunan,
pembagian blok dan kode pemanfaatan ruang dalam kawasan Pusat
Primer Gedebage dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel C
Ketentuan Pemanfaatan Ruang dan Ketentuan Pembangunan
Kegiatan Blok dan Sub Blok
LUAS INTENSITAS LUAS
BLOK BLOK SUB GUNA KODE KDB max KDH min KOMPONEN
(Ha) BLOK LAHAN (%) KLB max (%) (Ha)
A 86,81 A1 Industri IU-1 40 1,2 40 21,68
A2 Jasa JP-1 dan JS-1 70 2,8 16 21,16
A3 Jasa JP-1 dan JS-1 50 4 25 7,16
A4 Jasa JP-1 dan JS-1 50 4 25 6,40
A5 Perumahan RT-2 50 1,5 25 12,86
A6 Komplek Pertokoan KR-2 70 2,1 16 17,55
B 46,67 B1 Komplek Pertokoan KR-2 70 2,8 16 2,59
B2 Stasiun Kereta Api FT-3 50 2 25 17,58
B3 Terminal Bus (Kelas A) FT-1 50 2 25 15,00
B4 Pusat Perbelanjaan/Mall KR-2 70 2,1 16 11,50
C 27,73 C1 Rumah Sakit (Kelas B) FU-3 50 2 25 16,55
C2 Komplek Pertokoan KR-2 70 2,1 16 11,18
D 29,72 D Kolam Retensi (dry pond) TH-1 15 0,3 77,5 36,02
E 42,07 E1 Perumahan FT-3 50 1,5 25 15,52
E2 Perumahan RT-1 50 1,5 25 31,19
F 56 F1 Kolam Retensi (dry pond) TH-1 15 0,3 77,5 42,60
F2 Komplek Pertokoan KR-2 70 2,8 16 5,73
F3 Komplek Pertokoan KR-2 70 2,1 16 6,82
G 45,05 G1 Komplek Sarana Olah Raga FU-6 50 2 25 45,05
(SOR) dan pendukungnya
H 23,55 H Perumahan RT-1 50 1 25 27,33
I 67,29 I1 Pusat Perbelanjaan/Mall KR-2 70 2,8 16 13,49
I2 Hotel dan Apartemen S-2 50 4 25 10,92
I3 Bisnis dan Perkantoran S-2 50 3 25 9,76
I4 Pusat Perbelanjaan/Mall KR-2 70 2,1 16 8,94
I5 Peribadatan (Masjid, FU-6 50 2 25 5,32
Gereja, Pura, Wihara
I6 Convention Hall dan KR-2 50 1,6 25 9,19
Gedung Seni Tradisional
I7 Kampus Terpadu FU-6 50 1,6 25 9,68
(Perguruan Tinggi)
J 42,56 J1 Perumahan RT-1 50 1 25 8,72
J2 Perumahan RT-1 50 1 25 19,86
J3 Rumah Susun/Apartemen RS-1 25 1,25 50 13,98
15
ketentuan pembangunan
16
ilustrasi Kompleks Gedung Olah Raga
Sistem Pengendali Banjir
1. Pembuatan kolam-kolam retensi (retention pond, dry pond dan wet
4.2 Ketentuan pond) untuk menampung sementara kelebihan aliran yang berasal
khusus dari hulu K. Cisaranten dan K.Cinambo sebelum dilepaskan kembali
a. Pengendalian pada waktu muka air di K. Cinambo mulai turun.
banjir dan 2. Volume air yang perlu ditampung oleh kolam Retensi adalah: 1 juta m3
penyediaan untuk periode banjir 25 tahun dan 1,6 juta m3 untuk banjir 50 tahun.
air baku 3. Kolam retensi dibuat dalam satu kesatuan atau dipecah menjadi
beberapa kolam.
4. Air dalam kolam retensi harus mampu dibuang ke saluran diversi
K. Cinambo dalam jangka waktu 24 jam atau maksimal 48 jam.
Elevasi dasar kolam retensi harus lebih tinggi dari pada elevasi dasar
saluran diversi-K. Cinambo.
5. Sebagian areal kolam retensi dapat digunakan sebagai kolam air baku.
6. Kedalaman kolam air baku ditentukan berdasarkan kebutuhan air dan
juga besarnya perkolasi dan penguapan.
7. Untuk menghindari luapan air maka tinggi tanggul kolam retensi
adalah 1.5 -2.0 m
8. Perlu dibangun tanggul disepanjang saluran diversi K. Cinambo
dengan tinggi tanggul 1,5 m dan lebar bantaran banjir 50 -100 m.
Bio-retention sebagai taman
Sistem Drainase
Sistem drainase yang dapat digunakan yaitu:
1. Memanfaatkan air hujan sebagai sumber air baku atau air bersih
dengan pendekatan storage oriented approach menggunakan
kolam-kolam penampungan air hujan (Wet Pond)
2. Perbanyak bio-rentention pada taman-taman dan ruang terbuka.
3. Sistem saluran drainase air hujan dan sistem air kotor terpisah.
4. Menggunakan tanaman untuk menahan erasi lahan.
5. Terintegrasi dengan tata letak bangunan.
17
Kolam retensi berfungsi sebagai taman dan hutan kota
ketentuan pembangunan
Sumur Resapan
Setiap bangunan dalam dalam blok harus dilengkapi dengan sumur
resapan dengan kapasitas yang diperhitungkan dengan luasan atap
bangunan dan ruang terbuka yang ada. Upaya ini dilakukan supaya air
dari atap tidak langsung dibuang tetapi dimasukkan dulu dalam wadah.
Pond
Sistem drainase dalam blok pemanfaatan ruang sebaiknya menggunakan
teknik stormwater dry pond sebelum ditampung dalam pond kawasan
(kolam retensi).
Air Permukaan
Air yang digunakan untuk kebutuhan kawasan berasal dari Sungai Citarum
hulu yang dilengkapi dengan IPAL Gedebage. PDAM dengan kapasitas
400 l/s dapat dimanfaakan, demikian juga dengan penggunaan air yang
ditampung dalam kolam retensi.
18
Kondisi Diperlukannya Investigasi Tambahan
1. Setiap pembangunan dengan intensitas tinggi (tinggi bangunan
b. Investigasi melampaui 4 lantai)memerlukan investigasi tambahan untuk mengkaji
tambahan kekuatan daya dukung lahan dan penyelidikan batuan keras, untuk
dasar perancangan pondasi.
2. Setiap pembangunan yang akan menyebabkan dampak lalu lintas
besar memerlukan investigasi untuk menghitung dampak lalu lintas
sebagai dasar untuk mengantisipasi penurunan tingkat pelayanan jalan.
3. Setiap pembangunan untuk fungsi-fungsi tertentu yang kemungkinan
menimbulkan dampak lingkungan (limbah, polusi dsb) diperlukan
investigasi untuk memperhitungkan dampak yang akan muncul dan
rencana untuk megatasinya.
4. Setiap permohonan perubahan pemanfaatan ruang harus melalui
investigasi terlebih dahulu.
5. Setiap permohonan pembangunan baik bangunan maupun bangun-
bangunan yang belum diatur dalam rencana yang ditetapkan.
Ketentuan Investigasi
1. Investigasi dilakukan oleh pengembang atau pengembang dapat
menunjuk lembaga/konsultan yang berkompeten dalam bidang
investigasi.
2. Hasil investigasi menjadi persyaratan pengajuan permohonan ijin.
3. Perusahaan Pengelola Kawasan Pusat Primer Gedebage dibantu oleh
instansi terkait dapat membentuk Tim Indepanden Investigasi sebagai
pembanding hasil investigasi yang dilakukan oleh pengembang.
4. Kriteria dilakukan dalam investigasi tambahan ditetapkan oleh
Perusahaan Pengelolaan Kawasan Pusat Primer Gedebage.
c. Detail Kondisi
tambahan Apabila pengembang hendak melaksanakan pembangunan baik berupa
bangunan maupun bangun-bangunan serta infrastruktur dalam blok
maupun sub blok.
19
development brief
5.
5.1 Kelembagaan
a. Bentuk
lembaga
Administrasi
Pembangunan
21
administrasi pembangunan
Tabel E
Lingkup Tugas Pemerintah Kota dan Perusahaan Pengelola
Kawasan Pusat Primer Gedebage
STAKEHOLDERS LINGKUP TUGAS
Pemerintah Kota Bandung · Penyediaan peraturan pembangunan.
· Perijinan dan tugas administrasi lainnya berkaitan
dengan administrasi pemerintahan dalam
pengembangan Pusat Primer Gedebage.
· Pemrosesan perijinan secara kolektif dari
pengelola kawasan.
· Memberikan insentif sesuai kewenangannya.
Perusahaan Pengelola · Penyediaan lahan dan pematangan lahan
· Menerima perijinan permohonan pembangunan
oleh pihak yang akan membangun.
· Mengajukan permohonan izin secara kolektif
kepada dinas terkait.
· Bersama dengan Pemerintah Kota Bandung dalam
memproses aplikasi inventasi internasional dan
domestik.
· Bersama dengan Pemerintah Kota Bandung
melakukan penilaian permohonan perijinan yang
diajukan oleh investor.
· Melaksanakan pengendalian pembangunan
Kawasan Pusat Primer Gedebage.
Pusat Primer GEDEBAGE
22
Peluang atau prospek investasi baik oleh sektor publik maupun
swasta/masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut:
5.2 Peluang dan
prospek Tabel F
investasi Peluang dan Prospek Investasi
Persyaratan teknis maupun tata cara investasi baik dalam negeri maupun
luar negeri harus mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
· Ketentuan penanaman modal dalam negeri dan luar negeri mengikuti
ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor
38/SK/1999 tanggal 6 Oktober 1999 tentang Pedoman dan Tata Cara
Permohonan Penanaman Modal yang Didirikan dalam rangka
23
administrasi pembangunan
Tabel G
Daftar Perizinan yang Harus Diproses oleh Perusahaan Pengelola
24
rekomendasi perencanaan), IPPT, IMB dan IUUG, permohonan perijinan
dilakukan melalui Perusahaan Pengelola. Kemudian Perusahaan
Pengelolan yang mengajukan/membahas permohonan tersebut bersama
instansi yang terkait. Urutan perijinan di Pusat Primer Gedebage adalah
sebagai berikut:
· Prosedur Perubahan Pemanfaatan Ruang
IJIN/LISENSI IJIN IJIN IJIN SEKTOR
PERTANAHAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN KEGIATAN
RUANG
REKOMENDASI
PERENCANAAN
Membangun
OPERASIONALISASI KEGIATAN
Urutan Perijinan Pemanfaatan Ruang
di Kawasan Pusat Primer Gedebage
25
development brief
pusat primer GEDEBAGE