Anda di halaman 1dari 25

BAB III

GAMBARAN UMUM
KAWASAN PERENCANAAN

3.1 KEDUDUKAN KAWASAN PERENCANAAN DALAM LINGKUP


PERKEMBANGAN WILAYAH DISTRIK ARSO.
Distrik Arso secara struktur merupakan bagian integral dari sistem kota-kota
di wilayah Propinsi Papua. Oleh karena itu, kegiatan yang terjadi di Kampung Bate
distrik Arso juga berorientasi pada Propinsi Papua dan Kabupaten Keerom.
Berdasarkan pengamatan terhadap fungsi dan peranan Kampung Bate, maka
Kampung Bate merupakan pusat pelayanan bagi Distrik Arso dan menghubungkan
antara wilayah perdesaan dan pusat Kota. Kedudukan Kampung Bate dalam lingkup
wilayah mempunyai fungsi dan peranan yang tidak kecil dalam konstelasi wilayah
Distri Arso. Hal ini dapat dijadikan dasar bagi upaya pengembangan Kampung Bate
sesuai dengan yang diharapkan di masa yang akan datang.
Secara fungsional suatu kota akan berperan dalam skala regional (eksternal)
maupun lokal (internal). Peran suatu kota secara internal biasanya sama yaitu dapat
memenuhi kebutuhan penduduknya akan dapat menampung serta dapat memenuhi
kebutuhan penduduknya akan dapat menampung serta mendukung kegiatan-
kegiatan perkotaan.
Secara regional Distrik Arso mempunyai peran terhadap wilayah sekitarnya
maupun terhadap kota hierarki diatasnya. Distrik Arso sebagai wilayah pembantu
Bupati Jayapura Wilayah Keerom. Konsep pengembangan ini timbul karena adanya
perkembangan berbagai fungsi kegiatan kota disekitarnya baik yang berfungsi
sebagai pusat pendidikan, perdagangan jasa dan kesehatan. Dengan demikian akan
terjadi penyebaran pemusatan kegiatan secara lebih merata pada lingkup yang lebih
luas. Selain itu, wilayah Kabupaten Keerom masih memiliki keterkaitan dan
ketergantungan dengan wilayah Jayapura, mengingat Jayapura sebagai pusat
pelayanan regional di Provinsi Papua.
III-1

Berdasarkan rencana tata ruang yang ada Distrik Arso yang berbatasan
langsung dengan berperan sebagai pusat pertumbuhan dan pelayanan Kabupaten,
Halaman

sehingga terjadi pemusatan pelayanan pada Distrik Arso, maka sebagai upaya untuk
pemerataan pembangunan dan upaya untuk merangsang pertumbuhan Wilayah,

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
Distrik Arso memiliki peran besar dalam upaya pencapaiannya, karena memiliki
potensi aksesibilitas, potensi Sumber Daya Alam serta kedekatan dengan pusat
pelayanan Regional. Seperti diketahui, suatu kesatuan wilayah merupakan suatu
sistem koleksi distribusi barang dan informasi. Dalam sistem tersebut akan terjadi
interaksi sosial ekonomi.

3.2 KONDISI FISIK KAWASAN


Distrik Arso merupakan kawasan yang potensial. Perkembangannya cukup
cepat mengingat Distrik Arso merupakan bagian dari pusat pelayanan Kabupaten
Keerom. Selain itu, Distrik Arso dilalui oleh jalan kolektor primer yang
menghubungkan dengan Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Yalimo,
sehingga secara tidak langsung perkembangan perkotaannya akan mengalami
perkembangan yang cukup pesat.
Lokasi tersebut dipilih sebagai lokasi rencana pembangunan Sport Center
karena lokasinya yang masih terbuka atau belum terbangun serta memiliki kondisi
fisik yang layak yang didukung pula oleh kemudahan aksesibilitas. Ditinjau dari segi
aksesbilitas, lokasi ini sudah dilalui oleh jalan kolektor primer sehingga berpeluang
besar untuk saling terkait dengan Jalan Trans Papua. Kondisi fisik kawasan tapak
rencana Pengembangan Sport Center di tinjau dari kondisi fisik kawasan adalah
sebagai berikut :

3.2.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah


Kabupaten Keerom terletak antara 1400 15' 0'' - 1410 0'0'' Lintang Selatan
dan 20 37' 0'' - 40 0' 0'' Bujur Timur, dan memiliki luas 9.365 Km2. Distrik terluas di
Kabupaten ini adalah Distrik Senggi dengan luas wilayah 3.088 Km2 atau 32,98
persen dari total luas Kabupaten Keerom. Sebaliknya, distrik dengan luas wilayah
tersempit yaitu distrik Waris dengan luas 911,94 Km2 atau hanya sebesar sebesar
9,74 persen dari total luas Kabupaten Keerom. Sedangkan luas Distrik Arso sebesar 1
636,20 Km2 atau sebesar 17,47% dari luasr wilayah Kabupaten Keerom.
III-1
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
Peta 3.1
Konstelasi Distrik Arso Terhadap Kabupaten Keerom

III-1
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
Sementara itu, distrik Towe merupakan distrik terjauh dari Ibukota
Kabupaten yaitu berjarak 200 Km dan hingga saat ini jalur udara merupakan cara
tercepat untuk mencapai distrik tersebut. Sedangkan Distrik Web merupakan distrik
terjauh ke-dua setelah distrik Towe, dengan jarak sejauh 110 Km dari Ibukota
Kabupaten.
Dari 7 (tujuh) distrik di Kabupaten Keerom, 5 (lima) distrik diantaranya
berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Kelima distrik tersebut adalah Waris,
Senggi, Web, Arso Timur, dan Towe. Personil Pos Lintas Batas di daerah tersebut
hanya berjumlah 4 orang atau hanya 1 orang personil untuk setiap Pos Lintas Batas.
 Sebelah Utara/North Side : Kota Jayapura
 Sebelah Selatan/South Side : Kabupaten Pegunungan Bintang
 Sebelah Barat/West Side : Kabupaten Jayapura
 Sebelah Timur/East Side : Negara Papua New Guinea

3.2.2 Topografi
Ketinggian Kabupaten Keerom berkisar antara 0 – 2000 M diatas permukaan
laut, dimana Distrik Arso, Arso Timur dan Skanto merupakan daerah terendah
dengan ketinggian 0 – 1000 M diatas permukaan laut. Sedangkan Distrik Waris,
Senggi, Web dan Towe berada pada ketinggian 500 – 2000 M dari permukaan laut.

3.2.3 Geologi
Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Keerom, sebagian
besar (573.800 Ha) jenis tanah di wilayah kabupaten Keerom berjenis PMK atau
Podsolik Merah Kuning, 246 400 Ha berupa Podsolik Coklat Kelabu, 50000 Ha berupa
jenis Organosol, sedangkan tanah dengan jenis MD atau Meditran di wilayah Keerom
merupakan jenis tanah dengan luas terkecil (15.600 Ha).
Pada Distrik Arso, jenis tanah didominasi oleh jenis Podsolik Merah Kuning,
kemudian dominasi kedua oleh jenis Podsolik Coklat Kelabu, Organosol dan sebagian
kecil jenis Mediteran. Dengan Ph keasaman tanah berkisar antara 5,1 – 6,5

3.2.4 Klimatologi
Wilayah Kabupaten Keerom mempunyai iklim tropis seperti daerah Indonesia
III-1

lainnya, berdasarkan data curah hujan periode tahun 2010 yang tercatat, rata-rata
curah hujan mencapai 212 mm/bulan, Curah Hujan terendah terjadi pada bulan mei
Halaman

sebesar 90 mm dan curah hujan tertinggi pada bulan Maret sebesar 462 mm dengan

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
hari hujan rata-rata perbulan adalah 16 hari. Suhu rata-rata di daerah Kabupaten
Keerom, berkisar antara 31.80C-23.50C dengan suhu rata-rata sebesar 27.70C.

3.2.4.1 Radiasi Matahari


Lahan lokasi kawasan perencanaan berada di tempat dengan ketinggian
berkisar 0-100 m dpl, dan tidak ada bangunan atau vegetasi yang tinggi di sekeliling
lahan, sehingga sinar matahari baik pada posisi rendah maupun pada posisi tinggi
langsung jatuh mengenai area atau kawasan secara keseluruhan tanpa ada
penghalang. Tingkat kelembaban sebesar 84% dan tingkat penyinaran matahari
sebesar 51%.
Orientasi bangunan sangat berpengaruh pada tata letak bangunan terutama
fasilitas olahraga outdoor, misalnya lapangan sepakbola tidak boleh membujur arah
timur – barat. Arahan utara – selatan.

3.2.4.2 Temperatur/Suhu
Suhu udara di lokasi atau kawasan perencanaan cenderung panas, karena
terletak di dataran tinggi dan di sekeliling lahan masih banyak terdapat kebun dan
sawah tadah hujan penduduk.

3.2.4.3 Pencemaran Udara


Pencemaran udara di daerah ini sedikit sekali, karena lokasi yang jauh dari
pabrik/daerah industri, selain itu kendaraan bermotor juga tidak begitu banyak yang
lewat, karena jalan tersebut merupakan jalan kolektor serta masih luasnya wilayah
hutan.

3.2.4.4 Arah Angin


Arah dan kekuatan angin di lokasi perencanaan relatif normal/biasa-biasa
saja di daerah ini jarang terjadi angin ribut yang berkekuatan besar. Pada fasilitas
olahraga diluar ruangan (outdoor) analisa orientasi angin menjadi perhatian utama.
Terutama pada kegiatan olahraga Bulutangkis, tennes, dll. Diperlukan perencanaan
RTH secara cermat. Kecepatan angin maksimum sebesar 7 knot

3.2.4.5 Hidrologi
Pola aliran sungai subdendritik yang mengalir dari selatan ke utara yaitu
Sungai Mur, air sungai yang berada di daerah bergelombang terutama pada musim
III-1

kemarau menunjukkan surut maksimum hingga mencapai 40cm dan di bagian


dataran mencapai 100cm. Kondisi air di daerah bergelombang umumnya baik dan
Halaman

dimanfaatkan oleh penduduk di sekitarnya untuk keperluan sehari-hari.

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
3.3 KONDISI FISIK BINAAN
Penggunaan lahan dikawasan perencanaan dibagi menjadi dua jenis yaitu
lahan terbangun dan lahan tidak terbangun. Lahan terbangun dibagi menjadi
permukiman, fasilitas kesehatan, perdagangan dan jasa, peribadatan, fasilitas
perkantoran. Dan untuk lahan tidak terbangun dibagi menjadi hutan, lahan
pertanian, lapangan dan makam.

3.3.1 Pola Penggunaan Tanah


Secara umum pola penggunaan tanah yang dikembangkan menggambarkan
penetapan pusat-pusat kegiatan dan pengelompokan kegiatan baik untuk fungsi
primer maupun fungsi sekunder. Rencana struktur pengembangan kota, dimana
struktur kota yang ada pada saat ini dan struktur kota yang dituju memerlukan
penataan dan pengembangan lebih lanjut. Pola perkembangan yang ada ternyata
menunjukkan kecenderungan memusat di pusat kota, kemudian berkembang linier
ke arah selatan sampai Waris. Untuk Penggunaan Lahan eksisting dapat dilihat pada
peta dibawah ini.
Peruntukan lahan yang terdapat pada kawasan adalah peruntukan lahan
sawah dan non sawah dimana dibagi menjadi badan air, belukar, hutan, perkebunan,
pertanian, permukiman dan rawa serta tanah tandus. Untuk peruntukan di masa
yang akan datang, diupayakan membentuk hubungan dan keterkaitan antara
peruntukan lahan kawasan penataan dengan kawasan di sekitarnya sehingga terjalin
keterpaduan di dalamnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka ditetapkanlah konsep yaitu “Konsep Kawasan
Sport Center Terpadu“ dan organisasi ruang secara makro yang telah ditentukan
dengan pembagian ruang kawasan menjadi blok/zona peruntukan fungsi dan
aktivitas, yaitu untuk keterpaduan aktivitas diarahkan pada pendekatan “ no zonning
concept“, yang artinya ada dominasi kegiatan tertentu namun sifatnya saling
berkaitan. Sedangkan untuk keterpaduan fasilitas diarahkan pada pendekatan
“zonning concept “ dengan pembagian kawasan menjadi beberapa zona, dimana
tidak memiliki kejelasan batasan fungsional dalam rangka menciptakan keterpaduan
aktivitas, namun masing-masing fungsi memiliki ruang tersendiri, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada peta di bawah ini.
III-1
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
Peta 3.2
Penggunaan Lahan Eksisting

III-1
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
Luas Kabupaten Keerom sebesar 936.500 Ha. Dengan luas lahan sawah
sebesar 450 Ha, luas lahan non sawah sebesar 936.050 Ha. Adapun perinciannya
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Penggunaan Lahan (Ha)
Per Pertanian
N Badan Be Kebun Permu Tanah Teg
Distrik Sawah Hutan kebunan lahan Rawa
o air lukar rakyat kiman tandus alan
besar kering
1 Arso 150 4 - 196.070 274 10.454 1.703 588 451 186 6
2 Skanto 200 1 5 142.601 111 5.951 1.541 41 16 - 6
3 Waris - - 74 90.780 - - 203 30 - - 107
4 Senggi - 54 18 307.863 - - 487 8 421 - 4
5 Web - - 453 104.387 39 - 122 19 - - 55
6 Arso Timur 100 - - - - - - - - - -
7 Towe - - - - - - - - - - -
JUMLAH 450 59 550 841.701 424 16405 4055 686 888 186 179
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2010

Pada Distrik Arso luas wilayah sebesar 163.620 Ha, dengan penggunaan
sawah sebesar 150 Ha. Penggunaan lahan terbesar adalah hutan, sedangkan
penggunaan terkecil adalah tegalan dan badan air.

3.3.2 Intensitas Bangunan


Berkaitan dengan intensitas kegiatan dalam bangunan yang bersangkutan
dan terukur dalam angka banding lantai bangunan dan angka banding lantai dasar.
Hal ini dapat dimengerti karena luasan lantai dasar maupun luasan total lantai
bangunan mengindikasikan besarnya intensitas kegiatan dalam bangunan tersebut.
Intensitas kegiatan dalam bangunan dan intensitas bangunannya sendiri kemudian
dapat terkait dan memberikan pengaruh pada penataan lingkungan bangunan.
Atas dasar pertimbangan tersebut, antara intensitas bangunan dan fungsi
dan peruntukan mempunyai kaitan sangat erat. Khususnya pada kawasan pertokoan
penetapan intensitas bangunan perlu di kaitkan dengan kebijakan sistem parkir pada
luas jalan.
Penerapan arahan umum dalam rencana intensitas bangunan di unit
lingkungan perlu di sesuaikan dengan kondisi wilayah yang ada. Sedangkan untuk
pengaturan sempadan bangunan yang akan di rencanakan meliputi garis-garis
sempadan pagar bangunan, sempadan muka bangunan agar tercipta suatu
III-1

lingkungan perkotaan yang serasi, berdasarkan pertimbangan- pertimbangan sebagai


Halaman

berikut:
■ Bahaya kebakaran

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
■ Ventilasi
■ Cahaya matahari
■ Sirkulasi manusia
Atas dasar pertimbangan tersebut maka standart yang layak untuk sempadan
bangunan, adalah:
1. Garis sempadan pagar
■ jalan dengan lebar > 10 m berjarak 1 m dari ruang milik jalan
■ jalan dengan ukuran 6-10 m berjarak 0,5 m dari ruang milik jalan.
■ jalan dengan ukuran < 6 m, berjarak 0,00 m dari ruang milik jalan.
2. Garis sempadan muka bangunan dan sempadan samping
yang menghadap jalan berjarak 0,5 x lebar jalan + 1 m dari batas ruang milik
jalan.
3. Garis sempadan bangunan bukan jalan berjarak minimal
1,5 m dari batas ruang milik jalan.

3.4 KEPENDUDUKAN
Sensus Penduduk 2010 (SP2010) yang serentak dilaksanakan di seluruh
Indonesia ditujukan untuk mencari informasi tentang kependudukan di Indonesia.
Demikian juga dengan pelaksanaan Sensus Penduduk 2010 di Kabupaten Keerom
yang berhasil merangkum informasi tentang jumlah dan klarakteristik penduduk di
kabupaten Keerom. Berdasarkan hasil Sp2010, jumlah penduduk Kabupaten Keerom
per Juni 2010 tercatat sebanyak 48.536 jiwa, yang terdiri atas 26.532 orang
penduduk laki-laki (54,66 persen) dan 22.004 orang penduduk perempuan (45,34
persen).
Dari SP2010 juga diketahui bahwa jumlah rumah tangga di kabupaten
Keerom per Juni 2010 adalah sebanyak 11.280 rumah tangga. Ini berarti secara
rata-rata dalam 1 rumah tangga terdapat 4 anggota rumah tangga.
Sementara itu, tingkat density atau kepadatan penduduk pada tahun 2010
tercatat hanya 5 orang/km2. Distrik Arso memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu
12 orang/km2. Sedangkan yang terendah di Senggi yang hanya 1 orang/km2.
Tabel 3.2
Jumlah dan Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
III-1

Luas Daerah Rumah Kepadatan


No Distrik Jumlah
Tangga Penduduk
1 Arso 1 636.20 4 860 20 214 12
Halaman

2 Skanto 1 504.65 3 343 12 987 8


3 Waris 911.94 540 3 052 3

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
Luas Daerah Rumah Kepadatan
No Distrik Jumlah
Tangga Penduduk
4 Senggi 3 088.55 541 2 737 0
5 Web 1 050.75 514 2 440 2
6 Arso Timur 461.16 1 034 4 766 10
7 Towe 711.75 448 2 340 3
JUMLAH 9 365,00 11 280 48 536 5
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2010

Penduduk di kabupaten Keerom yang masih relatif sedikit ternyata juga


diikuti dengan tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah. Pada tahun 2009
tercatat sebanyak 4.598 orang (14,72 persen) tidak/belum pernah sekolah; 3.385
orang (10,84 persen) tidak/belum tamat SD; 8.423 orang (26,97 persen) telah tamat
SD; dan yang telah tamat SLTP/Sederajat sebanyak 6.200 orang (19,85 persen).
Sedangkan yang telah menamatkan SMU/Sederajat sebanyak 7.093 orang (22,71
persen). Akan tetapi penduduk yang berpendidikan sarjana hanya mencapai 4,91
persen atau sebanyak 1.553 orang. Walaupun demikian, angka tersebut sudah jauh
lebih baik apabila dibandingkan dengan tahun 2008. Penduduk yang telah
menamatkan SLTA/sederajat sebanyak 4.931 orang dan penduduk yang telah
menamatkan bangku kuliah baik diploma maupun sarjana pada tahun 2008 hanya
tercatat sebanyak 1.168 orang. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat kesadaran
masyarakat di kabupaten Keerom untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi mulai
meningkat, dan pemerintah daerah telah berhasil meningkatkan angka melek huruf
dengan berbagai program pendidikan dan pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan. Hampir separuh (981 orang) dari PNS di Kabupaten Keerom yang
berjumlah 2.004 orang pada Oktober 2008 adalah lulusan SMA/SMK. Sedangkan
jumlah PNS lulusan S-1 tercatat sebanyak 513 orang (25,60 persen). Adapun jumlah
penduduk Kabupaten Keerom dirinci tiap kecamatan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Jiwa)
No Distrik Laki-laki Perempuan Jumlah Sex ratio
1 Arso 11 026 9 188 20 214 120
2 Skanto 6 962 6 025 12 987 115
3 Waris 1 577 1 475 3 052 106
4 Senggi 1 597 1 140 2 737 140
5 Web 1 374 1 066 2 440 128
III-1

6 Arso Timur 2 719 2 047 4 766 132


7 Towe 1 277 1 063 2 340 120
Halaman

JUMLAH 26 532 22 004 48 536 120


Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2010

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
Tabel 3.4
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Keerom
No Kelompok umur Laki-laki Rumah tangga Jumlah
1 0-4 2 982 2 749 5 731
2 5-9 2 872 2 607 5 479
3 10 - 14 2 636 2 414 5 050
4 15 - 19 2 354 1 934 4 288
5 20 - 24 2 592 2 116 4 708
6 25 - 29 2 867 2 131 4 998
7 30 - 34 2 308 1 826 4 134
8 35 - 39 1 939 1 626 3 565
9 40 - 44 1 775 1 593 3 368
10 45 - 49 1 515 1 181 2 696
11 50 - 54 993 740 1 733
12 55 - 59 721 437 1 158
13 60 + 972 656 1 628
JUMLAH 26 526 22 010 48 536
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2010

Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Distrik Arso
No Kelompok umur Laki-laki Rumah tangga Jumlah
1 0-4 1 179 1 052 2 231
2 5-9 1 113 995 2 108
3 10 - 14 989 916 1 905
4 15 - 19 1 017 856 1 873
5 20 - 24 1 086 959 2 045
6 25 - 29 1 242 947 2 189
7 30 - 34 983 773 1 756
8 35 - 39 854 655 1 509
9 40 - 44 703 659 1 362
10 45 - 49 632 509 1 141
11 50 - 54 438 348 786
12 55 - 59 330 211 541
13 60 + 454 314 768
JUMLAH 11 020 9 194 20 214
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2010

Tabel 3.6
Jumlah Penduduk Menurut Agama (Jiwa)
No Distrik Kristen Katholik Islam Hindu Budha Lain-lain
1 Arso 5 091 3 972 11 043 101 7 -
2 Skanto 2 150 1 236 9 428 173 - -
3 Waris 91 2 827 133 1 - -
4 Senggi 2 095 22 619 1 - -
5 Web 247 2 105 88 0 - -
6 Arso Timur 1 849 1 186 1 728 2 - 1
7 Towe 1 618 698 23 1 - -
III-1

JUMLAH 13 141 12 046 23 062 279 7 1


Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2010
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
3.5 FASILITAS

3.5.1 Pendidikan
Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan berupa tenaga guru dan
sekolah yang memadai merupakan salah satu hal penting yang harus tersedia dalam
rangka meningkatkan partisipasi pendidikan bagi penduduk usia sekolah.
Pada tahun 2010, jumlah SD dan SLTA mengalami peningkatan dibandingkan
jumlahnya di tahun 2009. Jumlah SD bertambah 13 sekolah menjadi 73 unit sekolah
dan jumlah SLTA bertambah 1 sekolah menjadi 7 unit sekolah. Sebaliknya, jumlah
TK dan SLTP pada tahun 2010 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan
tahun sebelumya, yaitu sebanyak 34 unit TK dan 13 unit SLTP.
Jumlah murid SD di Kabupaten Keerom tahun 2010 tercatat sebanyak 8.917
siswa. Sedangkan jumlah murid SLTP dan SLTA masing-masing sebanyak 2.439 dan
1.629 siswa. Sementara jumlah murid SMK hanya sebanyak 217 siswa.
Tabel 3.7
Persebaran Fasilitas Pendidikan
No Distrik TK SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK
1 Arso 21 22 5 4 1
2 Skanto 11 15 4 2 -
3 Waris 1 5 1 1 -
4 Senggi - 10 1 - -
5 Web - 6 1 - -
6 Arso Timur 1 10 1 - -
7 Towe - 5 - - -
JUMLAH 34 73 13 7 1
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2010

Rasio murid SD terhadap jumlah SD di Keerom tahun 2010 adalah 122 yang
berarti bahwa tiap Sekolah Dasar rata-rata menampung 122 siswa didik. Sedangkan
rasio murid SD terhadap ruang belajar dan guru adalah 23 dan 14. Ini berarti bahwa
tiap kelas rata-rata menampung 23 siswa dan tiap guru mendidik 14 siswa.
Pada tingkat SLTP, rasio murid terhadap sekolah, ruang belajar, dan guru
masing-masing adalah sebesar 188, 30, dan 10. Sedangkan rasio murid terhadap
sekolah, ruang belajar, dan guru pada tingkat SLTA adalah 233, 31, dan 8.
Peningkatan rasio-rasio tersebut dibandingkan tahun sebelumnya merupakan
gambaran mulai meningkatnya partisipasi sekolah. Meskipun dengan adanya
penambahan jumlah sekolah dan ruang kelas, namun rasio murid yang ada tetap
III-1

meningkat.
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
3.5.2 Kesehatan
Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan secara kontinu sangat
diperlukan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu cara
pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dibangunnya Puskesmas,
Puskesmas Pembantu (Pustu), dan balai pengobatan lainnya. Di tahun 2010,
terdapat 34 Pustu di Kabupaten Keerom.
Jumlah tersebut sama dengan jumlah Pustu tahun 2009. Pada tahun 2010
jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Kabupaten Keerom secara umum
mengalami peningkatan. Jumlah dokter pada tahun 2010 sebanyak 21 orang atau
bertambah 9 orang dibandingkan jumlahnya pada 2009. Begitu juga dengan jumlah
perawat, dari 106 orang pada tahun 2009 menjadi 167 pada tahun 2010. Sedangkan
jumlah tenaga non medis masih sama dengan tahun 2009 yaitu berjumlah 6 orang.
Tabel 3.8
Persebaran Fasilitas Kesehatan
No Fasilitas Jumlah
1 Rumah Sakit -
2 Puskesmas Rawat Inap 3
3 Puskesmas Rawat Inap Plus 0
4 Puskesmas Non Rawat Inap 4
5 Puskesmas Pembantu 34
6 Puskesmas Keliling 7
7 Polindes / Pondok Bidan 6
8 Puskesmas dengan dr. Umum 7
9 Puskesmas dengan dr. Gigi 2
10 Puskesmas dengan Laboratorium 7
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2010

Kabupaten Keerom belum memiliki fasilitas kesehatan berupa Rumah Sakit


namun masih dapat dilayani oleh Rumah Sakit yang ada di Kota Jayapura maupun
keberadaan fasilitas puskemas yang sudah dilengkapi dengan fasilitas Rawat Inap.
Secara umum, realisasi semua jenis imunisasi mengalami sedikit peningkatan.
Realisasi jumlah penduduk yang mendapat vaksinasi BCG sebanyak 1.093 orang atau
mencapai 99,4 persen dari jumlah yang ditargetkan . Sementara itu, jumlah
penderita berbagai penyakit yang dilaporkan kepada Dinas Kesehatan sedikit
meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008, yaitu dari 71.311 orang pada 2009
menjadi 84.611 orang pada tahun 2010. Dari kasus yang dilaporkan, penyakit yang
paling banyak diderita masyarakat adalah malia klinis yang mencapai 26.221
III-1

penderita.
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
3.5.3 Peribadatan
Berdasarkan data dari Departemen Agama, jumlah rohaniawan agama Islam,
khatolik, dan Hindu mengalami peningkatan pada tahun 2010. Rohaniawan Khatolik
meningkat lebih dari 100 persen, dari 57 orang pada tahun 2009 menjadi 122 orang
pada tahun 2010.
Tabel 3.9
Persebaran Fasilitas Peribadatan
Gereja Gereja
No Distrik Masjid Pura Vihara
Protestan Katholik
1 Arso 61 16 14 1 0
2 Skanto 20 9 8 2 0
3 Waris 10 8 1 0 0
4 Senggi 4 1 2 0 0
5 Web 4 7 0 0 0
6 Arso Timur 5 7 2 0 0
7 Towe 2 4 0 0 0
JUMLAH 106 52 27 3 0
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2010

Sementara itu rohaniawan agama Islam pada tahun 2010 ini bertambah 8
orang, dari 112 orang pada tahun 2009 menjadi 120 orang pada tahun 2010.
Peningkatan terbesar terjadi pada jumlah rohaniawan agama Hindu pada tahun 2010
yang tercatat sebanyak 12 orang atau naik 4 kali lipat dibandingkan dengan tahun
2009 yang tercatat sebanyak 3 orang. Hal yang berbeda terjadi pada jumlah
rohaniawan agama Kristen Protestan yang menurun drastis dari 133 orang pada
tahun 2009 menjadi 89 orang pada tahun 2010.

3.6 EKONOMI

3.6.1 Pertanian
Produksi padi di Kabupaten Keerom pada tahun 2010 tercatat sebesark 1.083
ton atau mengalami penurunan 7,99 persen dibandingkan produksi tahun 2009 yang
tercatat sebanyak 1.177 ton. Padi ladang menyumbang 74,33 persen dari produksi
padi di kabupaten Keerom dengan ratarata produksi padi ladang (2,50 ton/ha) lebih
tinggi dibandingkan rata-rataproduksi padi sawah (2,00 ton/ha). Ubi jalar merupakan
jenis tanaman pertanian dengan produksi terbesar sepanjang tahun 2010, yakni
sebanyak 2.966 ton. Sedangkan produksi terendah terjadi pada tanaman kacang
III-1

hijau yang hanya 26 ton.


Kenaikan produksi juga terjadi pada hampir semua jenis sayur-sayuran yang
Halaman

terdapat di Kabupaten Keerom mengalami di tahun 2010. Salah satu pendorong

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
kenaikan tersebut adalah adanya peningkatan luas tanam yang berkisar antara 1,49
persen hingga 18,52 persen.
Kenaikan produksi tertinggi terjadi pada tanaman terung yang naik 13,87
persen menjadi 238 ton. Jika dilihat dari nilai produksinya, jenis sayuran dengan
produksi terbesar adalah tomat yang mencapai 703 ton.
Pada kelompok Buah-buahan, produksi pisang merupakan yang tertinggi
yang mencapai 1.049 ton. Kemudian diikuti Jeruk sebanyak 344 ton. Produksi
tanaman perkebunan masih di dominasi perkebunan sawit dan perkebunan kakao.
Luas panen sawit seluas 14.244 ha dengan jumlah produksi sebesar 183.920 ton,
sedangkan luas panen kakao seluas 4.312 ha dengan jumlah produksi sebesar 3.900
ton. Luas panen kelapa sawit yang dikelola PTPN II Arso tahun 2010 seluas 8.755
Ha. Secara umum selama tahun 2010 produksi inti sawit meningkat di setiap
bulannya. Kabupaten Keerom memiliki hutan dengan berbagai jenis penggunaan
sebesar 942.157,31 Ha. Sebesar 34,96 persen (329.370,09 Ha) merupakan hutan
lindung. Sedangkan kawasan Suaka Alam/Pelestarian Alam hanya seluas 2.490,54 Ha
(0,26 persen).

3.6.2 Peternakan
Populasi ternak yang terdapat di Kabupaten Keerom adalah sapi, kambing,
dan babi. Populasi Kambing mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar
152,08 persen dibandingkan jumlahnya di tahun 2009 menjadi 5.624 ekor.
Sedangkan populasi sapi dan Babi mengalami kenaikan masing-masing 31,10 persen
dan 10,65 persen.
Sementara itu, populasi unggas di Kabupaten Keerom tahun 2010 terdiri atas
ayam buras sebanyak 61.520 ekor dan itik/entok sebanyak 3.680 ekor. Kedua
populasi unggas tersebut meningkat masing-masing 56,85 persen dan 7,38 persen
dibandingkan populasinya pada tahun sebelumnya.

3.6.3 Perikanan
Sektor Perikanan manjadi komoditas utama setelah kegiatan pertanian.
Kabupaten Keerom tidak memiliki pantai, sehingga sektor perikanan berasal dari
budidaya perikanan darat. Jenis perikanan yang dihasilkan di Kabupaten Keerom
antara lain Ikan Mas dengan produksi sebesar 900 Kg, Ikan Nila sebesar 32000 Kg,
III-1

Ikan Mujair sebanyak 1150 Kg, Ikan Lele sebanyak 400 Kg dan ikan lainnya sebesar
Halaman

3500 Kg.

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
Penghasil Ikan terbesar adalah Distrik Arso dan Skanto dengan komoditas
utamanya adalah Ikan Nila yang masing-masing roduksinya adalah sebesar 14000 Kg
dan 18000 Kg. sedangkan luas kolam ikan terbesar berada di Distrik Arso yaitu
sebesar 39 Ha.

3.6.4 Perdagangan
Di Kabupaten Keerom hanya terdapat 82 perusahaan perdagangan pada
tahun 2010. Jumlah tersebut menurun 41,43 persen (58 usaha) dibandingkan jumlah
usaha perdagangan tahun sebelumnya. Sebanyak 42 usaha (51,22 persen) termasuk
golongan SIUP-K, sedangkan SIUP-M dan SIUP-B masingmasing berjumlah 23 usaha
(28,05 persen) dan 17 usaha (20,73 persen).
Menurut badan hukumnya, jumlah perusahaan berbentuk PT sebanyak 12
usaha (14,63 persen); CV sebanyak 66 usaha (80,49 persen); dan perusahaan
perorangan hanya 3 usaha (3,66 persen). Berdasarkan kategori usaha, pada tahun
2009 di Kabupaten Keerom terdapat 762 usaha yang bergerak di sektor
Perdagangan Besar & Eceran (G); 88 usaha bergerak di sektor Penyediaan
Akomodasi dan Penyediaan Makanan Minuman (H); serta 85 usaha bergerak di
sektor Transportasi, Pergudangan, & Telekomunikasi (I). Lebih dari 50 persen dari
seluruh usaha tersebut terdapat di Distrik Arso.

3.7 SISTEM UTILITAS


Sistem utilitas terdiri atas jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan telepon,
jaringan drainase, dan jaringan irigasi. untuk pembahasan sistim utilitas akan
dijelaskan pada sub-sub bab di bawah ini.

3.7.1 Jaringan Listrik


Listrik sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kegiatan
masyarakat di kawasan perencanaan. Kampung Bate merupakan bagian wilayah
Distrik Arso, yang memiliki perkembangan yang cukup cepat dan pesat. Ada
beberapa alternatif penataan jaringan listrik, yaitu :
 Penertiban kabel udara di sepanjang koridor jalan. Dalam jangka
pendek diusulkan agar jarak kabel udara dari permukaan tanah seragam dan
teratur agar tidak terlihat simpang siur, dan dalam jangka panjang diusulkan
III-1

agar kabel udara dapat dipindah kebawah tanah.


 Dalam hal sumber daya diambil dari pembangkit tenaga listrik,
Halaman

harus aman terhadap gangguan dan tidak menimbulkan gangguan

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
 Penempatan instalasi listrik harus aman terhadap keadaan
sekitarnya, bagian-bagian lain dari bangunan dan instalasi lain, sehingga tidak
saling membahayakan, mengganggu dan merugikan, serta memudahkan
pengambilan dan pemeliharaan.
 Jaringan instalasi listrik harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1987)
 Jenis, mutu, dan bahan peralatan instalasi listrik yang dipakai
harus memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku di PT. (Persero)
Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Selain dari pada itu untuk kawasan pertokoan misalnya, luas lantai yang
besar pada hakikatnya akan menarik jumlah konsumen yang lebih banyak pula,
sehingga ketersediaan ruang terbuka untuk parkir kendaraan sangat di perlukan
sesuai dengan kebutuhan.
Pada tahun 2009 Kabupaten Keerom memiliki 4 unit pembangkit listrik
dengan kapasitas terpasang sebesar 2.800 KW dan kemampuan mesin sebesar 2.350
KW. Empat pembangkit listrik tersebut terdapat di Distrik Arso. Tenaga listrik yang
diproduksi sebesar 9.825.864 KWH, angka yang sama juga tercatat pada jumlah
listrik yang dialirkan. Sedangkan jumlah listrik yang terjual sebesar 9.002.350 KWH
atau 91,62 persen dari jumlah listrik yang diproduksi.
Jumlah pelanggan listrik di Distrik Skanto sebanyak 2.913 pelanggan atau
39,22 persen dari seluruh pelanggan di Kabupaten Keerom. Sedangkan di Distrik
Arso, Senggi dan Arso Timur masing-masing 2.791 pelanggan (37,57 persen), 110
pelanggan (1,48 persen) dan 1.614 pelanggan (21,73 persen).
Penjualan listrik terbesar diarahkan pada pelanggan rumah tangga yaitu
sebesar 6.586.847 KWH atau sebesar 73,18 persen. Sedangkan yang terkecil ada
pada pelanggan Industri yaitu sebesar 212 KWH atau 0,002 persen dari seluruh daya
listrik yang terdapat di Kabupaten Keerom.

3.7.2 Jaringan Air Bersih


Air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, yaitu digunakan untuk memasak, mencuci, dan mandi.
Sehubungan dengan pentingnya keberadaan air, maka dalam pengembangan suatu
III-1

kawasan/wilayah harus diperhatikan dalam penyediaannya sebagai sarana


penunjang pemukiman penduduk. Sebagian besar masyarakat terutama di daerah
Halaman

pusat di Distrik Arso dilayani oleh PDAM untuk kebutuhan air bersih.

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
Ketersediaan air yang sehat sangat dibutuhkan masyarakat. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air yang bersih dan sehat, PDAM
menyalurkan kebutuhan air bersih kepada masyarakat Distrik Arso melalui IKK
Distrik Arso.
Proses chloronisasi dengan sistem dosing pun dilaksanakan sebelum air
dimasukkan ke dalam reservoir bawah. adapun reservoir bawah ini memakai sistem
gravitasi, akan melayani daerah yang lebih rendah pada wilayah Distrik Arso serta
kawasan perencanaan. Reservoir atas juga mempunyai kapasitas sama dengan
reservoir bawah sebesar 30 m3. dan dengan sistem grafitasi akan melayani daerah
pelayanan dikelurahan yang belum terlayani oleh reservoir bawah. Untuk
perencanaan dan pengaturan sistem distribusi di Distrik Arso akan meliputi :
 Pemasangan pipa transmisi.
 Pembuatan bak penampung air.
 Perluasan jaringan pipa distribusi sampai mencakup seluruh wilayah
perencanaan
 Pemasangan kran umum dan sambungan rumah agar terdapat tingkat
pelayanan 100% penduduk.

III-1
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
Peta 3.3
Wilayah Administrasi Distrik Arso

III-1
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
Gambar 3.1
Kondisi Eksisting Distrik Arso Fotomapping

Gambar 3.2
Gambaran Kondisi Mikro Kawasan Perencanaan

III-1
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
3.7.3 Jaringan Telekomunikasi
Telepon merupakan sarana untuk mempermudah hubungan maupun
informasi dengan orang yang ada luar daerah tanpa harus bertatap muka.
Keberadaan jaringan telepon sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu
kebutuhan pengembangan suatu kawasan. Sarana komunikasi ini terlayani oleh
Telepon seluler. Dengan adanya telepon seluler telah mempermudah masyarakat
dalam menggunakan sarana telekomunikasi. Selain itu, untuk kebutuhan informasi,
masyarakat sudah terlayani dengan jaringan internet.
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi pada dasarnya tidak
terlepas dari pemenuhan kebutuhan penduduk akan sarana telekomunikasi,
mengingat kebutuhan tersebut dapaat dimanfaatkan untuk keperluan seperti :
 Kebutuhan rumah tangga
 Fasilitas sosial dan perkantoran
 Fasilitas pemerintahan
 Fasilitas kebutuhan industri
 Fasilitas kebutuhan umum

3.7.4 Jaringan Drainase


Sistem drainase umumnya dibedakan menjadi drainase utama dan drainase
lingkungan. Drainase utama yaitu drainase yang terdapat di sepanjang jalan utama
kawasan tapak dan merupakan saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan
saluran primer/induk. Pada dasarnya saluran drainase terdiri dari saluran drainase
primer, sekunder, dan tersier. Drainase primer adalah berupa sungai yang terdapat
di perkotaan. Drainase sekunder adalah saluran drainase yang terdapat pada jalan
utama, sedangkan drainase tersier adalah saluran drainase pada jalan-jalan
lingkungan yang merupakan saluran pengumpul untuk air buangan air rumah
tangga.
Pada kawasan perencanaan sistem drainase yang digunakan adalah drainase
primer yaitu Sungai Mur, serta saluran sekunder yang berada di sepanjang jalan
kolektor primer, sedangkan jaringan tersier tersebar di seluruh wilayah permukiman
penduduk. Selain itu terdapat pula sistem drainase yang menyatu dengan saluran
III-1

irigasi. Untuk kawasan yang memiliki kepadatan rendah tidak terdapat saluran
drainase.
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
3.7.5 Jaringan Irigasi
Keberadaan lahan pertanian di suatu wilayah/kawasan tentunya memerlukan
adanya pengairan terutama untuk lahan pertanian teknis yang dapat dipanen tiga
kali dalam setahun. Kebutuhan pengairan ini harus didukung adanya saluran irigasi
agar dapat mencukupi kebutuhan tanaman pertanian yang ada terhadap air. Pada
Musim hujan biasanya irigasi dapat difungsikan, sedangkan pada saat musim
kemarau masih dapat digunakan namun debit airnya berkurang. Sistem Irigasi
promer di Kabupaten Keerom dilayani oleh jaringan Sungai Mur sebagai sumber
utama pengairan di Kabupaten Keerom.

3.7.6 Sistem Persampahan


Penanganan sampah memerlukan perhatian yang cukup besar mengingat
jumlah sampah akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk, serta dampak yang ditimbulkannya apabila tidak ditangani secara tepat.
Sampah di kawasan perkotaan berasal dari sampah pasar, pemukiman, komersial,
perkantoran, dan kegiatan lainnya. Penanganan sampah tersebut biasa dilakukan
dengan cara ditimbun atau dibakar. Hampir disetiap rumah yang memiliki halaman
yang cukup luas memiliki lubang untuk menimbun sampah, namun untuk rumah
tangga yang tidak memiliki halaman yang cukup luas hanya menggunakan bak
sampah untuk menampung sampah rumah tangganya. Produksi sampah rata-rata
diperhitungkan sebesar 3 liter setiap orang/hari, Jika digunakan dum truk kapasitas
3.5 ton untuk mengangkut sampah dari transfer depo (TPS) ke TPA maka sekurang-
kurangnya diperlukan 3 unit. Apabila digunakan dum truk dengan kapasitas 2.5 ton
akan membutuhkan 5 unit, Untuk satu modul diperlukan satu transfer depo yang
merupakan tempat dimana gerobak-gerobak sampah menuangkan sampahnya
kedalam dumtruck.

3.8 SISTEM TRANSPORTASI


Transportasi sangat dibutuhkan untuk menjamin terselenggaranya mobilitas
penduduk maupun barang. Sehingga diharapkan dengan adanya ketersediaan sistem
transportasi ini dapat menunjang berbagai aktivitas ekonomi di suatu wilayah. Pada
umumnya daerah-daerah yang memiliki jaringan angkutan darat, sebagai sarana
III-1

yang menghubungkan daerah tersebut dengan daerah lain, akan memiliki


pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan daerah-daerah yang terisolir.
Halaman

Berdasarkan fungsi Distrik Arso sebagai Ibukota Kabupaten, diharapkan akan


dapat lebih ditingkatkan dengan dikembangkannya kawasan pusat pemerintahan dan

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
pusat kegiatan olahraga serta yang kegiatan yang lainnya. Dalam hal ini beberapa
fungsi mungkin akan ditempatkan di Kampung Bate, tetapi fungsi utama pusat
perkantoran dan sebagai pusat rekreasi dan olahraga. Selain itu, konsep penting
dalam penyusunan Grand Design Sport Center Kabupaten Keerom adalah pemusatan
kegiatan sarana dan prasarana rekreasi dan olahraga dengan tetap mengutamakan
efisiensi dalam pemakaian teknologi dan pemanfaatan ruang atau bangunan agar
lebih representatif dan dapat mendukung perkembangan wilayah secara lebih
optimal.

3.8.1 Jaringan dan Dimensi Jalan


Panjang jalan di Kabupaten Keerom pada tahun 2010 mencapai 1.172 km
atau naik 6,01 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jalan dengan
permukaan aspal sepanjang 243.07 km atau lebih panjang 172,95 km dengan tahun
sebelumnya.
Pada tahun 2010, panjang jalan negara sepanjang 325,30 km dan panjang
jalan provinsi sepanjang 32,70 km. Panjang jalan provinsi dan negara mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2009. Sedangkan panjang jalan
kabupaten pada tahun 2010 sepanjang 814,31 km atau naik 5,34 persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada jalan Negara, sepanjang 188.65 Km kondisinya baik, 94.20 kondisinya
sedang, 31.70 kondisinya rusak dan 34.25 Km kondisnya jalannya rusak parah.
Kondisi jalan yang provinsi sepanjang 27 km dalam kondisi yang baik, 0.1 dalam
kondisi sedang, dan 5 km kondisinya rusak serta 0.6 Km kondisinya rusak berat.
Sedangkan untuk Jalan Kabupaten, sepanjang 347.10 km kondisinya baik, 137.30 km
kondisinya sedang, 179.11 km kondisinya rusak dan 150.80 km kondisinya rusak
parah.
Berdasarkan kondisi perkerasan, pada jalan Negara sebesar 47.65 Km berupa
jalan aspal dan 52.35 Km berupa jalan kerikil. Untuk jalan provinsi, sepanjang 58.47
km sudah berupa jalan aspal dan 41.53 km berupa jalan kerikil. Sedangkan pada
jalan kabupaten, sepanjang 8.47 berupa jalan aspal, sepanjang 60.71 berupa jalan
kerikil dan 30.83 Km masih berupa jalan tanah.
Pengembangan internal kawasan Sport Center khususnya keterkaitan antar
III-1

bagian-bagian kawasan dan pusat-pusat kegiatan akan tetap memanfaatkan


keberadaan jalan Raya yang sudah ada yang ada saat ini sebagai jalan utama di
Halaman

kawasan ini. Jalan ini akan merupakan struktur pergerakan utama, sementara itu

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
dalam rangka mengembangkan kawasan ini dan dalam upaya menempatkan
beberapa pusat kegiatan atau aktivitas kota secara merata maka akan dikembangkan
jaringan jalan dengan pola-pola loop atau grid sistem yang tetap berorientasi kepada
jalan utama yang ada yang akan terkait dengan Jalan utama serta pengembangan
jalan sirip yang menyambung dengan jaringan Trans Papua. Rencana
pengembangan jaringan jalan di Distrik Arso adalah sebagai berikut:
 Perlu adanya perbaikan dan peningkatan kualitas jalan
 Pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan
ke kawasan-kawasan potensial dan strategis dan Jalan Trans Papua.
 Dengan adanya rencana pengembangan kawasan
Sport Center, maka perlu disertai dengan pengembangan akses jalan yang
menghubungkan kawasan tersebut kawasan-kawasan potensial yang ada di
Distrik Arso.

3.8.2 Hierarki Jalan


Berdasarkan fungsi jalannya, sistem jaringan jalan di Kawasan Perencanaan
terdiri dari Kolektor, lokal primer dan lingkungan.
a. Jalan Kolektor
Jaringan jalan ini merupakan jalan penghubung antar distrik dengan ciri
intensitas penggunaan yang sedang, tetapi tidak setinggi jalan arteri, digunakan
untuk lalu lintas menengah dengan jumlah simpangan yang terbatas.
Penggunaan jalan ini juga dikondisikan pada pemakaian berbagai moda angkutan
baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor. Jaringan jalan yang
melewati kawasan perencanaan ini yaitu jaringan jalan Kolektor Primer yang
menghubungkan Distrik Arso dengan Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura serta
Kabupaten Yalimo.
c. Jalan Lingkungan
Jaringan jalan ini merupakan jalan penghubung dengan pusat lingkungan dengan
permukiman sekitarnya dan merupakan jalan utama di wilayahnya. Jalan ini
memiliki ciri penggunaannya berada pada intensitas yang sedang – rendah,
digunakan untuk lalu lintas angkutan rendah, dengan jumlah simpangan yang
lebih bebas.
III-1

3.8.3 Sistem Sirkulasi dan Rute Kendaraan Umum


Halaman

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi terutama


angkutan umum, maka sangat diperlukan adanya sarana transportasi yang berupa

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM
angkutan kota yang berfungsi melayani wilayah perencanaan antara lain angkutan
jalan raya seperti pada penjelasan sebagai berikut.
Di wilayah perencanaan angkutan jalan raya sebagian besar menggunakan 1
ruas jalan dengan 2 jalur, dan sebagian besar angkutan jalan raya yang ada di
kawasan tapak dibedakan menjadi 2 yaitu :
 Kendaraan Bermotor yang terdiri atas kendaraan umum yaitu bus, dan
kendaraan pribadi dari truk, mobil pribadi, mikrolet, minibus (bison), sepeda
motor, mobil dinas, taksi dan bus.
 Kendaraan Tidak Bermotor yang terdiri dari becak, delman, sepeda, dan
gerobak.

III-1
Halaman

PENYUSUNAN GRAND DESIGN SPORT CENTRE


KABUPATEN KEEROM

Anda mungkin juga menyukai