Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

4.1. Administrasi Wilayah


Kawasan Perkotaan Amlapura merupakan Kawasan perkotaan yang
memiliki fungsi PKL (Pusat Kegiatan Lokal) yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. Kawasan Perkotaan
Amlapura terdiri dari beberapa desa di dua kecamatan yaitu Kecamatan
Karangasem dan Kecamatan Bebandem. Kawasan Perkotaan Amlapura terdiri
dari empat desa/kelurahan yaitu Kelurahan Subagan, Kelurahan Padangkerta,
Kelurahan Karangasem, dan Desa Bungaya Kangin. Adapun Batas Kawasan
Perkotaan Amlapura adalah:
Sebelah Utara : Desa Buanagiri, Desa Ababi
Sebelah Timur : Desa Tumbu, Desa Tegalinggah
Sebelah Selatan : Selat Lombok
Sebelah Barat : Desa Bungaya, Desa Pertima

Tabel 4.1
Luas Wilayah Administrasi Perkotaan Amlapura

Luas Wilayah
No Desa/Kelurahan % Luas
(Ha)

1 Subagan 819,47 30,13


2 Karangasem 840,66 30,90
3 Padangkerta 722,55 26,56
4 Bungaya Kangin 337,47 12,41
Jumlah 2.720,15 100
Sumber : RTRW Kabupaten Karangasem

IV-1
LAPORAN PENDAHULUAN

Peta 4.1 Administrasi Perkotaan Amlapura

IV-2
LAPORAN PENDAHULUAN

4.2. Fisik Dasar


Fisik dasar kawasan meliputi kondisi iklim, jenis tanah, keitnggian,
kelerengan dan curah hujan.
4.2.1. Iklim
Temperatur udara rata-rata 27,50C dengan suhu minimum antara 220C -
240C dan suhu maksimum 310C - 340C. Kelembaban udaranya berkisar antara
70 - 90%. Curah hujan sangat dipengaruhi oleh angin tropis yang berganti setiap
6 bulan. Musim kemarau terjadi sekitar bulan Mei - Oktober, sedangkan musim
hujan terjadi antara bulan Nopember sampai April. Curah hujan rata-rata 1997
mm/tahun atau 113 mm/bulan. Pada kawasan ini terjadi curah hujan yang
terendah.
4.2.2. Kondisi Fisiografi Tanah
Kabupaten Karangasem mempunyai wilayah yang berbatasan dengan
laut sampai ke pegunungan dengan puncaknya Gunung Agung. Dengan
demikian maka ketinggian tempatnya bervariasi dari 0 - 3.142 m di atas
permukaan laut dan sebagian besar dari wilayah Karangasem memiliki
ketinggian antara 100 - 500 m dpl dan 500 - 1000 m dpl. Ini berarti bahwa
sebagian wilayahnya merupakan perbukitan sampai pegunungan. Daerah
datarannya hanya meliputi 13,4% dari luas wilayah yakni hanya tersebar di
daerah pantai yang merupakan lokasi wilayah perencanaan.
1. Ketinggian
Secara umum letak ketinggian Kabupaten Karangsem adalah seperti
yang disajikan pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Luas Wilayah Karangasem Menurut Ketinggian Dirinci Per
Kecamatan, Tahun 2006
Ketingian (m) Total
No Kecamatan
0-500 50-100 100-500 >500 (Ha)

1 Rendang 0 0 1.216 9.754 10.970


2 Sidemen 0 60 3.135 320 3.515
3 Manggis 2.368 1.920 2.439 256 6.983
4 Karangasem 2.880 2.496 3.279 768 9.423
5 Abang 1.752 1.344 6.813 3.496 13.405
6 Bebandem 0 0 3.287 4.864 8.151
7 Selat 0 0 2.240 5.795 8.035

IV-3
LAPORAN PENDAHULUAN

Ketingian (m) Total


No Kecamatan
0-500 50-100 100-500 >500 (Ha)

8 Kubu 4.032 2.048 6.128 11.264 23.472


Karangasem 11.032 7.868 28.537 36.517 83.954
Sumber: Karangasem Dalam Angka, Tahun 2017

1. Kemiringan/Kelerengan
Sehubungan dengan adanya pemanfaatan sudut lereng secara optimum
untuk berbagai keperluan maka tingkat kelerengan lahan di Kabupaten
Karangasem dapat diklasifikasikan dengan lebih detail per masing-masing
kecamatan sebagai berikut :

(1). Kemiringan lereng 0 – 8%, merupakan daerah datar (flat to almost flat),
dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah
23.090,00 Ha atau 27,5% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem.
Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 5.011,00 Ha atau
21,7% dari luas daerah dengan kemiringan 0 – 8%.

(2). Kemiringan lereng 8 – 15%, merupakan daerah agak landai (gentle sloping),
dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan kecuali Kecamatan
Sidemen dengan luas daerah 12,860 Ha atau 15,3% dari total luas wilayah
Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu
seluas 5.826 Ha atau 45,3% dari luas daerah dengan kemiringan 8 – 15%.

(3). Kemiringan lereng 15 - 25%, merupakan daerah agak curam (moderately


steep), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas
daerah 16.682,00 Ha atau 19,9% dari total luas wilayah Kabupaten
Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Rendang yaitu seluas
5.634 Ha atau 33,8% dari luas daerah dengan kemiringan 15 - 25%.

(4). Kemiringan lereng 25 - 40%, merupakan daerah curam (moderately steep),


dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah
14.794 Ha atau 17,6% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem.
Luasan terbesar adalah di Kecamatan Abang yaitu seluas 3.495 Ha atau 23,
6% dari luas daerah dengan kemiringan 25 - 40%.

(5). Kemiringan diatas >40%, merupakan daerah sangat curam semua


kecamatan dengan luas daerah 16.258 Ha atau 19,7% total luas wilayah

IV-4
LAPORAN PENDAHULUAN

Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu


seluas 4.898 Ha atau 29,6% dari luas daerah dengan kemiringan > 40%.
4.2.3. Geologi
Secara geologi Kabupaten Karangasem terdiri dari formasi Kuarter,
Kuarter Bawah, dan Miosin. Formasi Kuarter meliputi sebagian besar wilayah
kabupaten. Formasi Kuarter dengan Litologi Tufa Pasiran dan endapan lahar
terdapat di pesisir utara yakni di daerah Tianyar. Litologi berupa lahar, pasir, lapili
diarahkan bom, warna coklat tua hingga hitam. Sebarannya di daerah Gunung
Agung, Selat, Muncan, sepanjang aliran Tukad Buhu, dan Tukad Bangka. Di
Belahan utara mulai dari daerah Gunung Agung, wilayah Kecamatan Kubu,
sebagian Kecamatan Abang, daerah aliran sungai Unda. Komposisi lahar terdiri
dari batuan beku andesit dan batu apung dengan masa dasar tufa pasiran. Pasir
komposisinya terdiri dari faalspar, gelas vulkanik, dan mineral hitam. Lapili dan
bom komposisinya terdiri dari batu apung dan lava andesit, umumnya batuan ini
belum mengeras dan mudah lepas. Setempat-setempat pada batuan ini terdapat
lava dan breksi, kompak dan keras, pada lava sebagian berongga. Formasi
Kuarter Bawah terdapat di daerah ujung timur kabupaten yakni Kecamatan
Karangasem bagian timur dan Kecamatan Abang bagian utara. Litologinya
berupa lava dan breksi Gunung Api Seraya. Lava berwarna abu-abu kehitaman.
Breksi berwarna coklat. Formasi Miosin terdapat di perbukitan Kecamatan
Manggis dan Selat. Litologinya berupa breksi dan lava merupakan formasi
Ulakan. Lava berwarna abu-abu kehitaman dan breksi berwarna coklat
kehitaman.
4.2.4. Morfologi
Berdasarkan peta morfologi Pulau Bali karakteristik wilayah perencanaan
adalah sebagai berikut :
 Daerah dengan medan yang landai dengan kemiringan 0 - 5% terdapat di
sebagian wilayah Antiga ke arah pesisir, sebagian Ulakan ke arah pesisir,
Sengkidu ke arah pantai, pesisir Sukadana sampai Tianyar Barat.
 Perbukitan berelief halus dengan kemiringan 0 - 10% sebarannya: sebagian
Desa Manggis ke arah pesisir, Sengkidu bagian barat, Nyuh Tebel ke arah
pantai, sebagian Tenganan ke arah selatan, sebagian Bugbug, Subagan,
Bungaya, Pertima, Padangkerta, Tumbu ke arah pantai.

IV-5
LAPORAN PENDAHULUAN

Peta 4.2 Peta Kemiringan Lereng Kawasan Perkotaan Amlapura

IV-6
LAPORAN PENDAHULUAN

Peta 4.3 Peta Curah Hujan Kawasan Perkotaan Amlapura

IV-7
LAPORAN PENDAHULUAN

Peta 4.4 Peta Jenis Tanah Kawasan Perkotaan Amlapura

IV-8
LAPORAN PENDAHULUAN

4.3. Kependudukan
Demografi penduduk di Kawasan Perkotaan Amlapura mencerminkan
karakter penduduk, tingkat pendidikan, tingkat pengangguran, pertumbuhan
penduduk, kepadatan serta heterogenitas penduduk.

4.3.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk


Jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Amlapura mencapai 50.035 Jiwa.
Penduduk terbanyak berada pada Kelurahan Karangasem yaitu sebanyak
18.678 jiwa, sedangkan yang paling sedikit di Desa Bungaya Kangin sebanyak
6.018 jiwa. Sex ratio penduduk cukup berimbang dimana jumlah penduduk laki-
laki hampir sama dengan jumlah penduduk perempuan.
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk di Perkotaan Amlapura Tahun 2017
Jumlah Penduduk (jiwa) Rasio Jenis
No Desa/Kelurahan Jumlah (jiwa)
Laki-laki Perempuan Kelamin

1 Subagan 8.259 8.127 16.386 98,40

2 Karangasem 9.333 9.345 18.678 100,13

3 Padangkerta 4.433 4.520 8.953 101,96

4 Bungaya Kangin 2.991 3.027 6.018 101,20

Jumlah 25.016 25.019 50.035 100,01


Sumber : Kecamatan dalam angka 2017

Diagram 4.1. Diagram Penduduk di Perkotaan Amlapura Tahun 2017

20,000 18,678
18,000 16,386
16,000
14,000
12,000
10,000 8,953
8,000
6,018
6,000
4,000
2,000
0
Subagan Karangasem Padangkerta Bungaya Kangin

Sumber : Hasil analisis tim, 2018

IV-9
LAPORAN PENDAHULUAN

Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan


luas lahan yang ada. Kepadatan penduduk di Kawasan Perkotaan Amlapura
tergolong dalam klasifikasi kepadatan rendah, dimana hanya terdapat 18 jiwa
penduduk per hektar.
Tabel 4.3. Jumlah Kepadatan Penduduk di Perkotaan Amlapura
Jumlah
Luas Wilayah Kepadatan Klasifikasi
No Desa/Kelurahan Penduduk
(Ha) (jiwa/ha) Kepadatan
(jiwa)
1 Subagan 819,47 16.386 20,00 Rendah
2 Karangasem 840,66 18.678 22,22 Rendah
3 Padangkerta 722,55 8.953 12,39 Rendah
4 Bungaya Kangin 337,47 6.018 17,83 Rendah
Jumlah 2.720,15 50.035 18,39 Rendah

Diagram 4.2 Kepadatan Penduduk di Perkotaan Amlapura

25.00
22.22
20.00
20.00 17.83

15.00
12.39

10.00

5.00

0.00
Subagan Karangasem Padangkerta Bungaya Kangin

IV-10
LAPORAN PENDAHULUAN

4.3.2. Laju Pertumbuhan Penduduk


Berdasarkan data time series dari tahun 2012-2016 pertumbuhan
penduduk di Kawasan Perkotaan Amlapura menunjukan bahwa tren jumlah
penduduk selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Rata-rata laju
pertumbuhan penduduk di Kawasan Perkotaan Amlapura mencapai 2,47 %
setiap tahunnya.

Tabel 4.4. Jumlah Kepadatan Penduduk di Perkotaan Amlapura

Penduduk Tahun (jiwa) Laju


No Desa/Kelurahan
Pertumbuhan
2012 2013 2014 2015 2016

1 Subagan 14.531 18.382 18.377 16.386 16.386 2,43

2 Karangasem 15.540 20.620 20.636 18.678 18.678 3,75

3 Padangkerta 8.113 9.812 9.808 8.953 8.953 1,99

4 Bungaya Kangin 6.112 6.077 6.076 6.041 6.018 -0,31

Jumlah 44.296 54.891 54.897 50.058 50.035 2,47

Diagram 4.2 Grafik Laju Pertumbukan Penduduk di Perkotaan Amlapura

60,000
54,891 54,897
50,058
50,000 50,035
44,296
40,000

30,000

20,000

10,000

0
2012 2013 2014 2015 2016

IV-11
LAPORAN PENDAHULUAN

4.4. Perekonomian Penduduk


Pada konteks perekonomian Kabupaten Karangasem secara lebih makro,
didominasi oleh lapangan usaha dalam bidang pertanian, kehutanan dan
perikanan, namun sejak tahun 2010 lapangan usaha ini mengalami penurunan
setiap tahunnya. Sehingga lapangan usaha pada kegiatan penyediaan
akomodasi dan makan minum tampil sebagai kontributor utama terhadap PDRB
Kabupaten Karangasem. Kategori ini memiliki kecendrungan kontribusi yang
terus meningkat dari tahun ke tahun, terbukti di tahun 2012 kategori ini memiliki
share 10,84 persen kemudian meningkat menjadi 13,76 persen di tahun 2016.
Pada tahun 2014, lapangan usaha yang menjadi kontributor utama terhadap
kategori penyedia akomodasi dan makan minum ini adalah lapangan usaha
penyedia akomodasi dan penyediaan makan minum. Pada tabel berikut ini
ditampilkan peranan setiap lapangan usaha terhadap PDRB Kabupaten
Karangasem.

Tabel 4.5. Distribusi PDRB Kabupaten Karangasem Menurut Lapangan


Usaha 2012-2016 (Persen)
Distribusi PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan
No Kategori Industri Usaha (Persen)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 30,84 29,17 28,41 27,72 26,71 26,35 26,21
2 Pertambangan dan Penggalian 3,87 4,01 4,26 4,28 4,08 3,85 3,63
3 Industri Pengolahan 4,26 4,07 4,04 4,04 4,01 4,11 4,06
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,08 0,07 0,06 0,07 0,08 0,08
Pengadaan Air, Pengelolaan
0,17 0,15 0,14 0,13 0,12 0,13 0,13
5 Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 5,58 5,65 6,41 6,29 5,79 5,71 5,73
Perdagangan Besar dan Eceran;
5,41 5,52 5,33 5,25 5,25 5,31 5,37
7 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 13,52 14,1 14,64 15,61 16,88 17,73 17,73
Penyediaan Akomodasi dan Makan
8,53 8,64 9,15 9,8 10,67 10,74 10,83
9 Minum
10 Informasi dan Komunikasi 3,72 3,64 3,52 3,28 3,12 2,98 3,04

IV-12
LAPORAN PENDAHULUAN

Distribusi PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan


No Kategori Industri Usaha (Persen)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 4,05 4,02 4,31 4,55 4,53 4,52 4,47
12 Real Estate 4,68 4,54 4,39 4,35 4,28 4,2 4,13
13 Jasa Perusahaan 0,78 0,73 0,71 0,7 0,69 0,7 0,71
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 8,52 9,75 8,87 7,94 7,82 7,49 7,54
14 Wajib
15 Jasa Pendidikan 2,2 2,19 2,08 2,24 2,24 2,26 2,38
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,7 1,68 1,66 1,73 1,72 1,81 1,88
17 Jasa lainnya 2,09 2,05 2,01 2,02 2 2,01 2,09
PDRB 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : PDRB Kabupaten Karangasem

4.5. Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan di Perkotaan Amlapura terdiri dari berbagai jenis
penggunaan lahan. Perkotaan Amlapura memiliki luas lahan sebesar 2710,15 Ha
dimana luas lahan paling besar yaitu Kelurahan Karangasem sebesar 840,66 Ha.
Penggunaan lahan di Perkotaan Amlapura didominasi oleh penggunaan lahan
untuk sawah tadah hujan dengan luas 1.582,88 Ha. Untuk lebih jelasnya
mengenai penggunaan lahan di Perkotaan Amlapura dapat dilihat pada tabel dan
grafik berikut ini.
Tabel 4.6. Penggunaan Lahan di Kawasan Perkotaan Amlapura Tahun 2017
Penggunaan Lahan (ha)
Jumlah
No Desa/Kelurahan Sawah
Sawah (ha)
Pariwisata Perkebunan Permukiman Tadah
Irigasi
Hujan
1 Subagan - 119,00 41,94 - 176,53 337,47
2 Karangasem 110,53 96,88 158,36 23,11 451,78 840,66
3 Padangkerta - 68,40 31,96 21,82 600,37 722,55
4 Bungaya Kangin 56,18 289,26 119,82 - 354,21 819,47
Jumlah 166,70 573,53 352,09 44,94 1582,88 2720,15
Sumber : Materi Teknis RTRW Kab. Karangasem, 2017

IV-13
LAPORAN PENDAHULUAN

Diagram 4.3. Diagram Penggunaan Lahan di Perkotaan Amlapura Tahun 2017

166.70

Pariwisata

Perkebunan 573.53

Permukiman
1582.88
Sawah Irigasi 352.09

Sawah Tadah
Hujan 44.94

IV-14
LAPORAN PENDAHULUAN

Peta 4.5 Penggunaan Lahan di Kawasan Perkotaan Amlapura

IV-15

Anda mungkin juga menyukai