Kelompok 3:
1.1.3 Demografis
tabel data jumlah penduduk di provinsi sumatera selatan
17 Kota Prabumulih -
456,9 195 748
Sumber : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/12/06/
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, Juni 2021. Terdapat 2,67 juta jiwa
(31,44%) penduduk Sumsel kelompok usia tidak produktif. ada 2,22 juta jiwa
(26,18%) kelompok usia belum produktif (0-14 tahun). Ada pula 446,57 ribu jiwa
(5,26%) penduduk kelompok usia sudah tidak produktif (65 tahun ke atas).
Dilihat dari jenis kelamin, ada 4,33 juta jiwa (50,97%) penduduk Sumsel
yang berjenis kelamin laki-laki dan 4,16 juta jiwa (49,03%) penduduk di provinsi
tersebut yang berjenis kelamin perempuan. jumlah kepala keluarga (KK) mencapai
2,6 juta.
Menurut status perkawinan, ada 3,95 juta jiwa (46,58%) penduduk Sumsel
yang berstatus belum kawin dan ada 4,2 juta jiwa (49,62) yang berstatus kawin dan
Terdapat 71,57 ribu jiwa (0,84%) penduduk yang berstatus cerai hidup serta
terdapat pula 250,96 ribu jiwa (2,96%) yang berstatus cerai mati
Sumber : https://sumsel.bps.go.id/backend/materi_ind/materiBrsInd-
20220715093251.pdf
Persentase Penduduk Miskin Maret 2022 sebesar 11,90 persen turun 0,89
persen poin terhadap September 2021 dan turun 0,94 persen poin terhadap Maret
2021. Jumlah Penduduk Miskin pada Maret 2022 sebesar 1.044,69 ribu orang turun
71,9 ribu orang terhadap September 2021 dan turun 69,07 ribu orang terhadap
Maret 2021. (Statistik), 2022)
Sebanyak 947 jiwa (0,01%) penduduk Sumsel ialah lulusan S3, 19,46 ribu jiwa
(0,23%) berpendidikan S2, dan 292,74 ribu berpendidikan S1. sebanyak 97,03 ribu
(1,14%) penduduk di provinsi tersebut yang berpendidikan hingga D3 serta ada
36,46 ribu jiwa (0,43%) lulusan D1/D2. Penduduk Sumsel yang berpendidikan
hingga jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) terdapat sebanyak 1,54 juta
jiwa (18,19%) dan yang berpendidikan hingga jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) ada 1,12 juta jiwa (13,24%). sebanyak 2,14 juta jiwa (25,27%)
penduduk Sumsel berpendidikan hingga tamat Sekolah Dasar (SD). Kemudian, ada
sebanyak 968,71 ribu jiwa (11,41%) yang belum tamat SD. Sedangkan, penduduk
Sumsel yang tidak/belum sekolah sebanyak 2,26 juta jiwa (26,63%).
BAB II
METODE PENGUMPULAN DATA
2.1 Metode pengumpulan data
Laporan ini menggunakan teknik fishbone analysis yang berlokasi di
povinsi suamtera selatan. dimana Metode diagram ini banyak digunakan oleh
pebisnis untuk membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah yang
kemudian membantu untuk menemukan solusi yang tepat. Tentunya, hal tersebut
akan sangat berguna bagi keberlangsungan usaha kamu. Alasan terkenalnya metode
diagram fishbone adalah bukan karena digunakan untuk menemukan penyebab
masalah yang sudah ada, melainkan dalam fase perancangan atau perencanaan
untuk mencegah kemungkinan terjadinya masalah kelak
2.2 Teknik pengumpulan data
Untuk pengumpulan data, teknik yang digunakan adalah menganalisis
faktor penyebab dari permasalahan banjir yang terjadi ke dalam tabel analisis yang
didapatkan setelah melakukan diskusi kelompok atau brainstorming dan kemudian
direpresentasikan kedalam diagram fishbone.
4.1 Kesimpulan
Sumatera Selatan merupakan wilayah dataran rendah yang terletak pada
bagian timur (kanan pulau sumatera) yang ekosistemnya didominasi oleh hutan dan
sungai. Dataran yang mendominasi wilayah Sumatera Selatan termasuk jenis
dataran alluvium dimana bergantung pada kondisi geologi saat terbentuk dari
aktivitas pengendapan sediman aliran sungai, pada hasil erosi tanah di daerah hulu
atau lereng atas yang membuat wilayah Sumatera Selatan rawan dengan bencana
banjir.
Sumatera Selatan sudah sering terlanda banjir dari skala kecil hingga besar.
Terjadinya bencana tersebut didasari berdasasrkan beberapa penyebab yang
mengakibatkan terjadinya banjir. Apabila melihat dari sumber daya manusia
(SDM) masyarakat Sumatera Selatan yang mengacu pada data lulusan sekolah
menengah atas (SMA) memiliki persentanse yang rendah yaitu diangka 1,54 juta
jiwa (18,19%). Melihat dari latar belakang Pendidikan tersebut dapat diamati
bahwa kecilnya persentase kelulusan di wilayah tersebut berpengaruh terhadap pola
pikir dan pengetahuan manusia atau masyarakat terutama tentang alam nya sendiri.
Oleh karena itu kurang maju dan meratanya Pendidikan di Sumatera Selatan
menjadi salah satu parameter terjadinya bencana yang disebabkan kurangnya
pengetahuan warga yang tentunya akan mudah melakukan kelalaian atau kesalahan
dalam mengelola dan menjaga lingkungan alamnya contohnya membuang sampah
sembarangan dan melakukan pembukaan lahan secara sembarangan.
Wilayah sumatera selatan memiliki banyak aliran sungai yang mengalir di
sepanjang daratan di Sumatera Selatan. Melalui hukum alam seperti hujan ekstrim,
angin kencang dan lain lain tidak mampu diatur atau dikendalikan oleh manusia
oleh sebab itu salah satu faktor atau parameter kedua bahwa sering terjadinya banjir
di wilayah Sumatera Selatan diakeranakan adanya cuaca yang tidak menentu
bahkan ekstrim. Namun, dapat diamati bahwa cuaca juga berpengaruh terhadap
lingkungan sekitar diamana apabila lingkungan rusak maka cuaca dan perubahan
lingkungan dapat memberikan timbal balik. Sehingga pada paragraph kedua diatas
yaitu kelalaian manusia dalam menjaga alam berhubungan dengan timbulnya cuaca
yang yang tidak menentu (paragraph ketiga) pada wilayah tersebut.
Rendahnya kesadaran masyarakat dan kurangnya pendidikan sangat
berpengaruh terhdap bencana banjir di Sumatera Selatan karena berdasarkan
keteidaksadaran atau kelalaian tersebut contohnya pembuangan sampah
sembarangan dan pembukaan lahan menimbulkan pengaruh besar pada munculnya
bencana banjir di wilayah ini.
4.2 Saran
Berdasarkan tinjauan yang telah dilakukan kami sebagai mahasiswa yang
berasal dari tanah sumatera sangat berharap adanya perubahan dari pola piker serta
naiknya kesadaran masyarakat tentang lingkungan nya terkhusus di wilayah
Sumatera Selatan yang rawan akan bencana banjir, yang diketahui bahwa banjir
dapat merusak lingkungan sekitar bencana yang terdampak dan mampu merusak
bangunan, infrastruktur, bahkan dapat memakan korban jiwa. Oleh sebab itu kami
sebagai penulis sangat menginginkan adanya bantuan Gerakan penyuluhan dari
pemerintah untuk melakukan penyuluhan atau pengajaran kepada masyarakat dan
juga adanya peningkaan kualitas Pendidikan agar menciptakan manusia-manusia
yang mampu berpikir kritis terutama dalam menjaga alam wilayah yang ditempati.
DAFTAR PUSTAKA