Anda di halaman 1dari 8

1.1.

UMUM
Kabupaten Sorong Selatan terdiri dari 15 Distrik, 121 Kampung dan 2 Kelurahan.
Letak geografis Kabupaten Sorong Selatan terletak pada 01 000’ sampai 02030’ LS (Lintang
Selatan). 131000’ BT (Bujur Timur). Kabupaten Sorong Selatan terletak di Ketinggian 0 –
1.668 mdpl dengan luas wilayah Kabupaten Sorong Selatan Berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2017 tentang kode dan data wilayah
Administrasi Pemerintahan, Luas Wilayah Kabupaten Sorong Selatan adalah 7.789,911 km2
meliputi wilayah daratan seluas 6.594,31 km2 (84,65%) dan Luas Laut Seluas 1.195,60 km2
(15,35%). Secara administrastif Kabupaten Sorong Selatan berbatasan dengan :
 Utara : Kabupaten Maybrat (Distrik Ayamaru, Aitinyo dan Mare)
 Selatan : Teluk Bintuni dan Laut Seram.
 Timur : Kabupaten Maybrat (Distrik Aitinyo) dan Kabupaten Teluk
Bintuni (DiIstrik Aranday)
 Barat : Laut Seram dan Kabupaten Sorong (Distrik Beraur dan Sayosa)

Gambar 1.1. Peta Administrasi Kabupaten Sorong Selatan


Tabel dan peta berikut menyajikan gambaran kondisi
wilayah Kabupaten Sorong Selatan.
No Distrik Luas Persen Kampung Kel Kampung &
(km )2 (%) Kelurahan
1 Teminabuan 338.98 4.35 14 2 16
2 Inanwatan 960.54 12.33 9 9
3 Sawiat 453.62 5.82 8 8
4 Salkma 105.93 1.36 5 5
5 Kokoda 1037.76 13.32 16 16
6 Moswaren 407.97 5.24 7 7
7 Seremuk 208.04 2.67 8 8
8 Wayer 317.88 4.08 8 8
9 Kais 454.89 5.84 5 5
10 Kais Darat 494.95 6.35 7 7
11 Konda 612.70 7.87 5 5
12 Metemani 531.49 6.82 6 6
13 Kokoda Utara 534.34 6.86 9 9
14 Saifi 931.82 11.96 10 10
15 Fkour 399.00 5.12 4 4
Jumlah 7.789.91 100.00 121 2 123

Sumber : Pemerintah Daerah Kabuaten Sorong Selatan

1.2. GAMBARAN DEMOGRAFIS


Jumlah Peduduk
Kabupaten Sorong Selatan pada
Tahun 2017 mencapai 58.950 Jiwa.
Tingkat kepadatan pendudukan
rata-rata 751 jiwa/km2 dari luas
wilayah 7.789,911 km2 Komposisi
jumlah penduduk laki-laki sebesar
30.816 jiwa dan penduduk
perempuan 28.134 jiwa. Tingkat
penduduk terbanyak terdapat di
Distrik Teminabuan dengan
jumlah 22.344 jiwa dari total jumlah
penduduk Kabupaten Sorong
Selatan. Letak Distrik Teminabuan yang merupakan pusat Ibu kota Kabupaten Sorong
Selatan menjadikan daya tarik tersendiri untuk penduduk tinggal di Distrik Teminabuan.
Sedangkan di Distrik Fkour merupakan Distrik dengan jumlah Penduduk paling kecil
dengan jumlah penduduk sebesar 1.029 Jiwa.
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2016 – 2017
Kabupaten Sorong Selatan.
Tabel 1.2. Jumlah penduduk berdasarkan tahun

1.3. SUKU BANGSA, BAHASA DAN BUDAYA


Kabupaten Sorong Selatan merupakan kabupaten yang berada di propinsi Papua
barat dan memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang begitu melimpah dan juga
kebudayaan yang beranekaragam. Keragaman budaya, adat istiadat dan agama yang telah
berkembang di Kabupaten Sorong Selatan, hingga saat ini hidup rukun damai sejahtera,
tersebar di seluruh kecamatan/distrik dan kampung.
Penduduk asli Kabupaten Sorong Selatan terdiri dari 3 Suku besar, yaitu Suku Tehit,
Suku Maybrat dan Suku Imeko. Seiring dengan perkembangan zaman dengan semakin
meningkatnya aktifitas ekonomi di Kabupaten Sorong Selatan, yang diikuti dengan semakin
maraknya arus mudik masyarakat yang masuk ke Kabupaten Sorong Selatan, penduduk di
Kabupaten Sorong Selatan hingga saat ini telah dihuni dengan berbagai suku dan adat istiadat.

1.4. LUAS WILAYAH DAN TOPOGRAFI


Luas Wilayah Kabupaten Sorong Selatan sampai saat ini belum defenitif dan
masih berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak Bakosurtanal. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2002, Luas Wilayah Kabupaten Sorong Selatan adalah 29.797
Km². Berdasarkan Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 2008 disebutkan luas
wilayah Kabupaten Sorong Selatan adalah 9.408,63 km². Dengan adanya pemekaran daerah
baru sesuai dengan Undang-Undang Pembentukan Kabupaten Maybrat Nomor 13 Tahun
2009 Luas Kabupaten Sorong Selatan menjadi 3.946,94 km². Berdasarkan hasil perhitungan
kembali melalui Bakosurtanal Pada tahun 2011 luas wilayah Kabupaten Sorong Selatan
menjadi 8.424.165 km² meliputi wilayah daratan seluas 6.891.551 km² (95,1 %) dan luas laut
seluas 1.532.614 km² (4,9 %).
Topografis Kabupaten Sorong Selatan sebagian besar daerah lembah atau
Daerah Aliran Sungai (DAS) relatif bervariasi mulai dari dataran rendah, rawa-rawa, dan
pantai(35%) sampai wilayah dataran tinggi yang merupakan daerah pegunungan dan lereng-
lereng (pedalaman,± 65%) Penyebaran wilayah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Daerah Pegunungan tersebar di Distrik : Sawiat dan Fkour
2. Daerah dataran rendah tersebar di Distrik : Teminabuan, Seremuk(Sebagian),
Wayer, Moswaren, Kokoda Utara.
3. Daerah Pantai dan rawa, tersebar di Distrik : Inanwatan, Metemani, Kais, Kokoda
Utara (Sebagian) dan sebagian Seremuk.
Bagian dataran rendah ditutupi dengan hutan yang di dominasi oleh hutan bakau
(mangrove) dan sagu (metroxylon).Hutan bakau selain sebagai pencegah terjadinya erosi
tanah pesisir akibat air laut (abrasi) juga menyediakan tempat hidup yang baik bagi berbagai
binatang laut, antara lain ikan, udang, dan kepiting. Binatang-binatang tersebut selama
bertahun-tahun telah menjadi mata pencaharian bagi masyarakat pesisir untuk mencari
nafkah. Akan tetapi sampai dengan saat ini masih menyimpan potensi yang besar untuk
semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat apabila dilakukan pengelolaan secara lebih
intensif.

Daerah rawa di Sorong Selatan juga menyediakan tanah yang subur bagi tumbuhnya
tanaman sagu. Tanaman sagu dapat menjadi alternatif bahan makanan untuk menggantikan
beras, ubi, jagung, dsb. Karena memiliki tingkat produksi yang paling cepat, tidak
memerlukan perawatan yang intensif, dan dapat tumbuh di tanah gambut.
Di kabupaten Sorong Selatan juga terdapat banyak sungai-sungai besar yang
dimanfaatkan sebagai sarana transportasi untuk mengirim logistik ke daerah pedalaman
sehingga kebutuhan hidup bagi masyarakat pedalaman yang tidak dapat terjangkau jalan darat
dapat di salurkan melalui sungai. Pada beberapa titik, dermaga sungai juga dimanfaatkan
sebagai sarana untuk menjual hasil tangkapan nelayan yang baru kembali dari laut.
Kabupaten Sorong Selatan terletak pada ketinggian 0-1.362 m dpl. Ibu kota Kabupaten
Sorong Selatan , yaitu Kota Teminabuan terletak pada ketinggian 40 m dpl.
a. Penggunaan Lahan
Kabupaten Sorong Selatan dikenal dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang
melimpah, dengan luas lahan yang berpotensi dikelola lebih lanjut, khususnya untuk
lahan pertanian (perkebunan) dan perikanan. Namun demikian, penggunaan lahan
Kabupaten Sorong Selatan masih didominasi oleh wilayah hutan, selain itu terdapat juga
lahan kering.
b. Iklim
Keadaan iklim Kabupaten Sorong Selatan termasuk tropis dengan suhu udara
berkisar antara 23,200C sampai 25,200C dengan rata-rata 24,100C (minimum) dan
30,500C sampai 32,200C dengan rata-rata 31,500C (maksimum). Kelembaban udara rat-
rata 83%,. Curah hujan tertinggi mencapai 478 mm terjadi pada bulan Juni dan terendah
8 mm terjadi pada bulan September dengan jumlah total 2.093 mm/tahun, dengan
rerata hari hujan sebanyak 132 hari. Tekanan Udara rata-rata berkisar 1011,8 milibar dan
penyinaran matahari 63,00%.

c. Kependudukan
Penduduk Kabupaten Sorong Selatan berdasarkan proyeksi tahun 2015
sebanyak 43.036 jiwa dalam 8.540 Rumah Tangga yang terdiri dari 22.409 laki-laki dan
20.627 wanita (rasio: 108,64). Pertumbuhan penduduk tercatat 2,40% dan Kepadatan
penduduk hanya sebesar 5,40 jiwa/km2.
Jumlah Angkatan Kerja mencapai 27.454 jiwa yang terdiri dari 14.390 laki-laki
dan 13.064 wanita. Dari jumlah tersebut sebanyak 612 jiwa (2,87%) adalah
pengangguran. Sedangkan jumlah non-Angkatan Kerja sebanyak 6.117 jiwa.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 77,72% dengan Tingkat
Pengangguran Terbuka sebesar 2,87%, sedangkan Indeks Pembangunan Manusia
mencapai 58,60%.

1.5. POTENSI EKONOMI KABUPATEN SORONG SELATAN


1.5.1. Sumber Daya Manusia Yang Melimpah
Potensi kekuatan ekonomi suatu daerah tidak hanya diukur dari seberapa besar
potensi sumber daya alam yang dimiliki. Namun dapat pula dilihat dari potensi sumber
daya manusia sebagai salah satu faktor produksi. Jumlah penduduk yang besar pada
setiap daerah merupakan salah satu kunci sukses bagi peningkatan daya saing tentunya
dengan kualitas Pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki. Berdasarkan hasil proyeksi
penduduk hasil Sensus Penduduk 2010, penduduk Kabupaten Sorong Selatan tahun
2013 sebanyak 41.085 jiwa, meningkat menjadi 43.896 jiwa pada tahun 2016. Laju
pertumbuhan penduduk Kabupaten Sorong Selatan pada tahun 2013 hingga 2016
umumnya diatas 2 persen.
Di sisi lain, dalam sebuah proses ekonomi salah satu modal produksi yang
penting adalah tenaga kerja. Tenaga kerja memiliki peran sebagai penggerak serta
pengolah faktor produksi lain sehingga proses ekonomi bisa menghasilkan output atau
hasil yang sesuai harapan. Maka dengan melimpahnya sumber daya manusia yang ada,
secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki di
Kabupaten Sorong Selatan. Konsep defnisi tenaga kerja yang digunakan adalah
penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) yang dimiliki suatu daerah. Tenaga
kerja dibedakan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang
termasuk dalam golongan angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas yang
aktf secara ekonomi di suatu wilayah. Sedangkan penduduk yang digolongkan sebagai
kelompok bukan angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang tdka aktf
secara ekonomi di suatu wilayah, sepert penduduk yang mengurus rumah tangga,
sekolah, dan lainnya.

1.5.2. Potensi Sektor Usaha Mikro Kecil


Berdasarkan hasil listing Sensus Ekonomi 2016 (SE2016), jumlah usaha non
pertanian dan yang tidak tercakup dalam kegiatan administrasi pemerintah sebanyak
3.219 usaha/perusahaan. Kontribusi jumlah usaha di Kabupaten Sorong Selatan
terhadap jumlah usaha Provinsi Papua Barat adalah 4,37 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa dari 100 usaha yang ada di Provinsi Papua Barat, 4 sampai 5 usaha diantaranya
berada di Kabupaten Sorong Selatan. Lebih lanjut lagi, berdasarkan skalanya, usaha
dalam perekonomian dapat diklasifkasikan menjadi Mikro, Kecil, Menengah, dan Besar.
Hasil Pencacahan Lengkap SE2016 menunjukkan bahwa sebesar 98,11 persen usaha
yang terdapat di Kabupaten Sorong Selatan adalah usaha dengan skala Mikro dan Kecil
(UMK). Usaha Menengah hanya sebesar 1,83 persen, dan Usaha Besar hanya sebesar
0.06 persen. Dominasi UMK ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa
perekonomian Papua Barat memang Tidak bisa dipungkiri, secara umum UMK
memang memiliki peranan yang cukup besar dalam perekonomian suatu daerah. Hal ini
didukung oleh beberapa kelebihan yang dimiliki UMK dan tidak pada kelompok usaha
lain yang skalanya lebih besar. Kelebihan tersebut sepert mampu menciptakan
kesempatan kerja yang banyak, fleksibel dalam menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar
yang dapat berubah dengan cepat, serta proses inovasi dan pengembangan produk yang
dihasilkan dapat dilakukan dengan mudah.

1.5.3. Potensi Sektor Konstruksi.


Konsep lapangan usaha Konstruksi adalah kegiatan usaha dibidang konstruksi
umum dan konstruksi khusus pekerjaan gedung bangunan sipil, baik digunakan sebagai
tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan
baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian fabrikasi bangunan atau
struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara. Kegiatan
konstruksi dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan
pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha
atau individu yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri. Konstruksi
merupakan salah satu lapangan usaha yang pada periode 2010 hingga 2016 memiliki
kontribusi terhadap PDRB (Produk Domistik Regional Bruto)
Kabupaten yang secara umum selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Konstruksi merupakan lapangan usaha pemberi sumbangan terbesar terhadap
pembentukan PDRB (Produk Domistik Regional Bruto) Kabupaten Sorong Selatan.
Konstribusi yang tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Secara kasat
mata menunjukkan bahwa konstruksi memang memiliki potensi sendiri di Kabupaten
sorong Selatan. Laju pertumbuhan konstruksi selalu bernilai positf dan cukup tnggi,
yakni selalu di atas 5 persen walaupun memliki tren yang menurun selama empat tahun
belakangan. Laju pertumbuhan yang positf bermakna bahwa PDRB yang dihasilkan
dilapangan usaha Konstruksi di Kabupaten Sorong Selatan mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa PDRB (Produk Domistik
Regional Bruto) yang dihasilkan Konstruksi selalu meningkat dari tahun ke tahun.

1.5.4. Potensi Sektor Pertambangan, Energi, Pengelolaan Air dan Limbah.


Sektor pertambangan mempunyai peran pentng dalam perekonomian negara.
Kontribusi sektor ini bagi perekonomian dapat berupa sumber penerimaan daerah,
penarik investasi, penggerak roda perekonomian, mendorong kenaikan indeks harga
saham, hingga menyediakan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung.
Sektor energi mempunyai kontribusi terhadap perekonomian antara lain
sebagai sumber penerimaan negara, serta pemenuhan kebutuhan bahan bakar untuk
industri, rumah tangga dan trasportasi. Sedangka sektor pengelolaan air dan limbah
merupakan sektor yang selalu berkaitan dengan pengelolaan sektor pertambangan dan
energi dan tidak dapat dilepaskan dari keduanya. isu-isu terkini mengenai pengelolaan
pertambangan dan energi selalu dikaitkan dengan pengelolaan air dan limbah akhir dari
aktvitas ekonomi kedua sektor tersebut.
Sorong selatan merupakan wilayah yang memiliki cadangan gas, galian C yang
merupakan sertu dan pasir sebagai potensi yang akan digunakan dan diolah sewaktu –
waktu untuk kesejahteraan masyarakat, beberapa wilayah di Kabupaten Sorong Selatan
yakni pesisir Imekko merupakan wilayah potensial sebagai wilayah strategis dalam hal
penyediaan Gas alam dan minyak bumi, melalui mekanisme pertambangan.
1.5.5. Potensi Sektor Perikanan.
Letak geografis Kabupaten Sorong Selatan sangat mendukung untuk
pengembangan budidaya, baik budidaya laut, air tawar dan air payau.
Berdasarkan kajian yang dilakukan tim peneliti UNIPA potensi stok atau nilai
potensi lestari maksimum atau MSY udang jerbung sebesar 1243 ton. Stok tersebut
merupakan stok udang jerbung berkelanjutan. Sedangkan nilai ekonomi potensi stok
udang jerbung diperkirakan mencapai Rp.74,5 Milyar atau tepatnya Rp.74.580.000.000
dengan asumsi harga jual udang ke pengumpul sebsar Rp.60.000 per kg. Setelah udang
jerbung diikuti potensi ikan demersal atau ikan campuran 472 ton, kepiting 237 ton, ikan
kembung 226 ton dan udang windu 100 ton.
Data yang dimiliki terkait dengan produksi perikanan yang dimiliki oleh
Kabupaten Sorong Selatan sangat menjanjinkan untuk dilakukan pengembangan dan
sistem produksi yang tepat, dan hal ini merupakan tawaran yang baik untuk iklim
invetasi pada bidang perikanan.

1.5.6. Potensi Pariwisata.


Sorong Selatan sebagai kabupaten konservasi memiliki banyak kelebihan dalam
hal kekayaaan alam nya. Keberadaan sungai-sungai dan banyaknya sumber air
menjadikan Sorong Selatan mendapat julukan Kabupaten “Seribu Sungai” di Papua
Barat. Itulah yang menjadi ciri yang khas dari Sorong Selatan.
“Selain itu udara yang sejuk, air segar yang melimpah dan tanah yang subur
merupakan keistimewaan lainnya yang dimiliki Kabupaten Sorong Selatan.
beberapa keistimewaan tersebut telah melahirkan banyak objek dan potensi
wisata. Dijelaska lebih rinci, bahwa berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kabupaten Sorong Selatan, terdapat beberapa potensi pengembangan
pariwisata di Kabupaten Sorong Selatan yang terdiri dari:

1.5.6.1. Kawasan pariwisata alam dapat dikembangkan di :


1. Taman Wisata Alam (TWA) Kali Sembra;
2. Taman Wisata Alam (TWA) Air Terjun Sasnek;
3. Kali Kohoin;
4. Bumi Perkemahan Moswaren;
5. Wisata Hutan Mangrove di pesisir Sorong Selatan;
6. Hutan Sagu di Kais
7. Arung Jeram Kali Kohoin;
8. Para Layang di perbukitan dan pegunungan Sawiat
9. Wisata Sejarah di Kampung Wersar;
10. Wisata Religi di Gereja Tua Konda;
11. Wisata Alam Pantai di Distrik Kokoda;
12. Wisata Alam Sungai Kais;
13. Sentra Kerajinan Kampung Sungguer;
14. Jembatan Tarof di Kokoda;
15. Pohon Keramat di Konda;
16. Panta Kapal di Teminabuan;
1.5.6.2. Kawasan pariwisata budaya dapat dikembangkan di :
1. Kawasan Kantor Distrik Teminabuan;
2. Kawasan Hotel Mratua Keyen;
3. Kawasan Wersar;
4. Kawasan Pelabuhan;

1.5.6.3. Kawasan pariwisata buatan dapat dikembangkan di :


1. Agro wisata Durian dan Langsat di Kasawan Wersar
2. Agrowisata Matoa di beberapa kawasan;
3. Open Space Gallery di Teminabuan;

Anda mungkin juga menyukai