Anda di halaman 1dari 6

a.

    Kebutuhan air domestik

Air akan sangat dibutuhkan untuk bertahan hidup dan aktivitas manusia 
(Jasrotia dkk, 2009). Kebutuhan air domestik dihitung  berdasarkan
jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan, kebutuhan air perkapita dan
proyeksi waktu air akan digunakan (Yulistiyanto dan Kironoto,2008).
Standar kebutuhan air domestik adalah dari Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah tahun 2003 dan SNI tahun 2002.

Tabel 1 Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kota dan
Jumlah Penduduk.

Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah
Penduduk.

Sumber: Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU dalam Direktorat


Pengairan dan Irigasi Bappenas. 2006.

dimana :
Q (DMI)     = kebutuhan air untuk kebutuhan domestik (m³/tahun)
q(u)             = konsumsi air pada daerah perkotaan (liter/kapita/hari)
q(r)              = konsumsi air daerah pedesaan (liter/kapita/hari)
P(u)             = jumlah penduduk kota
P(r)              = jumlah penduduk pedesaan

Kebutuhan air domestik akan dipengaruhi juga oleh pola konsumsinya


seperti penduduk kota menggunakan air lebih banyak dibandingkan
penduduk desa. Berdasarkan SNI tahun 2002 tentang sumberdaya air
penduduk kota membutuhkan 120L/hari/kapita, sedang penduduk
pedesaan memerlukan 60L/hari/kapita. Berdasarkan asumsi tersebut
maka dapat diformulasikan kebutuhan air penduduk desa maupun kota
(SNI, 2002).
Kebutuhan air penduduk pedesaan = penduduk x 365 x 60 L = ……….
L/Tahun.
Kebutuhan air penduduk perkotaan = penduduk x 365 x 120 L = ……….
L/Tahun.

b.    Kebutuhan air irigasi

Air irigasi merupakan air yang diambil dari suatu sungai atau waduk
melalui saluran-saluran irigasi yang disalurkan ke lahan pertanian guna
menjaga keseimbangan air dan kepentingan pertanian (Suhardjono, 1994
dalam Gunawan, 2008). Air sangat dibuthkan untuk produksi pangan,
seandainya pasokan air tidak berjalan baik maka hasl pertannian pn akan
terpengaruh (Sutawan, 2001). Air irigasi dapat berasal dari air hujan
maupun air permukaan atau sungai. Pemanfaatan air irigasi tidak hanya
untuk pertanian saja melainkan dapat juga dimanfaatkan untuk kegiatan-
kegiatan yang lain seperti perikanan atau peternakan. Kebutuhan air irigasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kebutuhan untuk penyiapan lahan
(IR), kebutuhan air konsumtif untuk tanaman (Etc), perkolasi (P),
kebutuhan air untuk penggantian lapisan air (RW), curah hujan efektif
(ER), efisiensi air irigasi (IE), dan luas lahan irigasi (A) (SNI,2002). Untuk
menghitung kebutuhan.

keterangan :
IG       = kebutuhan air irigasi (m3),
Etc     = kebutuhan air konsumtif (mm/hari),
IR       = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari),
RW     = kebutuhan air untuk mengganti lapisan air (mm/hari),
P          = perkolasi (mm/hari),
ER      = hujan efektif (mm/hari),
EI        = efisiensi irigasi (-),
A         = luas areal irigasi (m2).

Kebutuhan air konsumtif


Kebutuhan air konsumsi memiliki makna bahwa setiap tanaman akan
memiliki kebutuhan tertentu terhadap air sehingga antara tanaman satu
dengan lainnya akan memiliki kebutuhan yang berbeda dalam
menggunakan air. Dengan menggunakan standar yang sudah ada maka
besarnya kebutuhan air konsumtif dapat dihitung menggunakan rumus
berikut.

dengan:
Etc     = kebutuhan air konsumtif (mm/hari),
Eto     = evapotranspirasi (mm/hari),
kc       = koefisien tanaman.
Evapotranspirasi dapat dihitung menggunakan metode Penman sedangkan
koefisien tanaman dapat melihat panduan dari FAO yang ada dalam
standar irigasi.

Tabel 2 Koefisien Tanaman, kc

Sumber: Direktorat Pengairan dan


Irigasi Bappenas. 2006
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan

Perhitungan kebutuhan air untuk penyiapan lahan ditentukan oleh


kebutuhan maksimum irigasi. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah (1) lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan penyiapan lahan, dan (2)
jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan. Perhitungan kebutuhan
air yang digunakan didasarkan dari penelitian van de Goor dan Zijlstra
(1968) (dalam Direktorat Pengairan Irigasi, 2006).

keterangan :
IR = kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan (mm/hari),
M = kebutuhan air untuk menganti kehilangan air akibat evaporasi dan
perkolasi di sawah yang telah dijenuhkan,= Eo + P, Eo = 1,1 x Eto; P =
Perkolasi (mm/hari),
T = jangka waktu penyiapan lahan (hari) dan k = M x (T/S),
S = kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm.

Perhitungan kebutuhan air untuk penyiapan lahan digunakan T = 30 hari


dan S = 250 mm. Ini sudah termasuk banyaknya air untuk penggenangan
setalah transplantasi, yaitu sebesar 50 mm serta kebutuhan untuk
persemaian.

c.    Kebutuhan air untuk perikanan


Aspek perikanan merupakan kegiatan yang banyak sekali menggunakan air
karena tentu untuk menggenagi kolam budidaya ikan diperlukan air dalam
volume besar agar tercipta tempat hidup yang cocok untuk perkembangan
ikan. Kebutuhan ini dimaksudkan pada saat awal tanam dan pergantian air
(Heru, 1986). Setiap jenis budidaya ikan akan berbeda pola penggunaan
airnya, misalnya untuk ikan lele dumbo memerlukan 1x dalam sebulan
sedangkan ikan gurame perlu 1 minggu sekali (SNI, 2002). Menurut Sri
Najiyanti (1992) (dalam SNI, 2002) menjelaskan bahwa air yang diganti
adalah kurang lebih sepertiga tinggi genangan kolam atau  7 mm/hari/ha.

keterangan :
Q(FP)      = Kebutuhan air untuk perikanan (m3/hari),
q(f)     = Kebutuhan air untuk pembilasan (mm/hari/ha),
A(FP)     = Luas kolam ikan (ha).

d.    Kebutuhan air untuk peternakan

Bidang peternakan juga membutuhkan air untuk minum ternak,. Cara yang
mudah untuk menghitung kebutuhan air ternak adalah menghitung jumlah
ternak dan mengalikan dengan kebutuhan airnya (Yulistyanto dan
Kironoto,2008). Jenis ternak yang berbeda memiliki kebutuhan air yang
berbeda pula. Standar yang digunakan untuk menghitung kebutuhan setiap
ternak adalah dari SNI 2002 yang didasarkan pada hasil penelitian tentang
sumberdaya air nasional tahun 1992. Besar kecilnya peternakan akan
berpengaruh juga terhadap kebutuhan airnya seperti peternakan skala
besar dengan jumlah ternak yang banyak dan jenisnya sapi, maka
konsumsi air akan lebih besar dibandingkan dengan  jumlah ternak
babi.yang sama, Jenis ternak juga memiliki pengaruh terhadap
pemanfaatan air

dimana :
Q(L)     : Kebutuhan air untuk ternak (m³/tahun)
q(c/b)     : Kebutuhan air untuk sapi/kerbau (liter/ekor/hari)
q(s/g)    : Kebutuhan air untuk Domba/Kambing (liter/ekor/hari)
q(pi)    : Kebutuhan air untuk babi (liter/ekor/hari)
q(po)     : Kebutuhan air untuk unggas (liter/ekor/hari)
P(c/b)     : Jumlah sapi/kerbau
P(s/g)     : Jumlah domba/kambing
P(pi)     : Jumlah babi
P(po)     : Jumlah unggas
Tabel 3. Unit kebutuhan air untuk peternakan

Sumber: Technical Report National Water Resources Policy tahun 1992


dalam SNI, 2002

e.    Kebutuhan air untuk Industri

Kebutuhan air untuk industry merupakan kebtuhan untuk kegiatan


produksi meliputi bahan baku, pekerja, industry dan kebutuhan
pendukung industry lainnya (Gunawan, 2008). Menurut  Erwan dkk (1996)
dalam SNI 2002, untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk
menghitung kebutuhan air industry diperlukan kuesioner dan wawancara
langsung, namun jika datanya terbatas maka prediksi penggunaan air
dapat menggunakan standar dari Direktorat Teknik Penyehatan, Ditjen
Cipta Karya Depertemen Pekerjaan Umum. Besar kebutuhan rata-ratanya
adalah 2.000 lt/unit/hari atau 500 lt/hari/karyawan (Nippon Koei, 1995
dalam SNI, 2002).
Tabel 4. Kebutuhan Air Industri Berdasarkan Beberapa Proses Industri

Sumber: Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU.

Proyeksi kebutuhan air industri sangat kompleks dengan segala faktor-


faktor yang ikut mendukungnya. Semakin besar suatu industri maka
pemanfaatan air akan semakin banyak, hal ini juga dipengeruhi oleh jenis
industri yang diusahakan misalnya industri sedang minuman ringan lebih
kecil kebutuhannya dibandingkan industri besar minuman ringan.

Tabel 5 Standar kebutuhan air untuk berbagai sektor


Sumber: Standar Nasional Indonesia, 2002

.    KESIMPULAN

Air merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk kelangsungan


hidup manusia. Adanya pengelolaan dan pemanfaatan yang optimal serta
berwawasan lingkungan diharapkan kebutuhan manusia dapat terpenuhi
tanpa mengganggu kesimbangan alam dan ketersediaan air terjaga
sehingga air dapat dimanfaatkan secara lestari. Ketersediaan akan
berbenturan dengan kebutuhan, maka selayaknya fungsi manajemen
kebutuhan sangat penting untuk dilakukan sperti dalam manajemen air
untuk irigasi, industry, peternakan, irigasi, perikanan serta pemanfaatan
lain yang juga harus diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai