BAKU
1) Kebutuhan air Rumah Tangga (domestik)
2) Kebutuhan air non domestik (perkotaan)
Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah Penduduk.
Contoh 1 :
1. Kota Malang memiliki jumlah penduduk pada Tahun 2011 sebesar 693.220 jiwa (asumsi).
Berapa kebutuhan air baku domestik pada tahun tersebut ?
2. Data perkembangan penduduk suatu kota diuraikan pada tabel berikut ini.
Hitung proyeksi kebutuhan air baku domestik Tahun 2015, 2020 dan 2030, bila
laju perkembangan penduduk dianggap tetap !
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Contoh 2 :
Dengan menggunakan data pada Contoh 1,
hitung kebutuhan air non domestik !
Apabila data industri yang diperoleh adalah data luas lahan areal industri maka
kita dapat menggunakan Kriteria Perencanaan Air Baku yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya (1994) sebagai berikut:
- Industri berat membutuhkan air sebesar 0,50-1,00 liter/detik/ha.
- Industri sedang membutuhkan air sebesar 0,25-0,50 liter/detik/ha.
- Industri kecil membutuhkan air sebesar 0,15-0,25 liter/detik/ha.
Secara umum kebutuhan air untuk ternak dapat diestimasikan dengan cara
mengkalikan jumlah ternak dengan tingkat kebutuhan air.
DR = ( q . A ) / Ef
dengan,
DR
= kebutuhan air di pintu pengambilan (1/dt)
q
= unit kebutuhan air irigasi (l / det / ha)
A
= luas areal irigasi (ha)
EF
= Efisiensi irigasi (%)
IG = IR + Etc + RW + P - ER
q = (konversi satuan) * IG
dengan:
IG
= tinggi kebutuhan air (mm/periode)
IR
= kebutuhan air untuk penyiapan lahan
(mm/periode),
Etc
= kebutuhan air konsumtif (mm/periode),
RW
= kebutuhan air untuk penggantian lapisan air
(mm/periode),
P
= perkolasi (mm/periode),
ER
= hujan efektif (mm/periode),
EI
= efisiensi irigasi (%),
q
= unit kebutuhan air (l/detik/ha)
Contoh 3 :
Pada masa pengolahan lahan, diketahui :
- Kebutuhan air untuk pengolahan lahan
- Kebutuhan konsumtif
- Kebutuhan air untuk penggantian lapisan air
- Perkolasi
- Hujan efektif
=
=
=
=
=
12.50 mm/hari
0
0
2.00 mm/hari
8.00 mm/hari
Pertanyaan :
a). Hitung IG (mm/hari) dan q (l/det/ha) !
b). Bila luas baku lahan 700 Ha dan efisiensi total irigasi 60%, berapa
kebutuhan debit di pintu pengambilan (intake) dalam l/detk atau m3/detik ?
dengan:
IR
= kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan (mm/hari),
M
= kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan
perkolasi di sawah yang telah dijenuhkan,
= Eo + P,
Eo
= 1,1 x Eto,
P
= perkolasi (mm/hari),
k
= M x (T/S),
T
= jangka waktu penyiapan lahan (hari),
S
= kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm.
Perhitungan kebutuhan air untuk penyiapan lahan digunakan T = 30 hari dan
S = 250 mm untuk penyiapan lahan padi pertama dan S = 200 mm untuk
penyiapan lahan padi kedua. Ini sudah termasuk banyaknya air untuk
penggenangan setelah transplantasi, yaitu sebesar sebesar 50 mm serta
kebutuhan untuk persemaian.
Contoh :
Hitung kebutuhan air untuk pengolahan lahan padi bila diketahui data ;
kebutuhan air untuk menjenuhkan tanah (S) adalah 250 mm, perkolasi (P)
sebesar 2 mm per hari, waktu pengolahan Wm (T) adalah 30 hari dan
evaporasi potensial (Eo) sebesar 4 mm per hari.
maka kebutuhan air untuk pengolahan lahan adalah :
- menghitung air untuk mengganti evaporasi dan perkolasi ;
M = Eo + P
M = 4 + 2 = 6 mm/hari
- menghitung konstanta ;
Jadi kebutuhan air selama pengolahan lahan adalah sebesar 11,69 mm/hari
Etc = Eto x kc
dengan:
Etc
= kebutuhan air konsumtif (mm/periode),
Eto
= evapotranspirasi (mm/periode),
kc
= koefisien tanaman.
Kebutuhan air konsumtif dibutuhkan untuk mengganti air yang hilang akibat
penguapan. Air dapat menguap melalui permukaan air atau tanah maupun
melalui tanaman.
Bila kedua proses tersebut terjadi bersama-sama,
terjadilah proses evapotranspirasi, yaitu gabungan antara penguapan air
bebas (evaporasi) dan penguapan melalui tanaman (transpirasi).
Dengan demikian besarnya kebutuhan air konsumtif ini adalah sebesar air
yang hilang akibat proses evapotranspirasi dikalikan dengan koefisien
tanaman.
Koefisien Tanaman, kc
Contoh 4 :
Data evapotranspirasi diuraikan sebagai berikut :
Bulan
Eo (mm/hari)
AGS
3.8
SEP
3.5
OKT
3.7
NOP
3.6
d. Perkolasi (P)
Perkolasi adalah masuknya air dari daerah tak jenuh ke dalam daerah
jenuh air, pada proses ini air tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Laju
perkolasi sangat tergantung pada pada sifat tanah daerah tinjauan yang
dipengaruhi oleh karakteristik geomorfologis dan pola pemanfaatan
lahannya.
Menurut Standar Perencanaan Irigasi (1986), laju perkolasi berkisar
antara 1-3 mm/hari. Angka ini sesuai untuk tanah lempung berat dengan
karakteristik pengolahan yang baik.
Pada jenis-jenis tanah yang lebih ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi.
Pemberian air untuk palawija akan ekonomis jika sampai kapasitas lapang, lalu
berhenti dan diberikan lagi sampai sebelum mencapai titik layu.
Analisis kebutuhan air untuk tanaman palawija dihitung seperti pada tanaman
padi, namun ada dua hal yang membedakan ; yaitu pada tanaman palawija
tidak memerlukan genangan serta koefisien tanaman yang digunakan sesuai
dengan jenis palawija yang ditanam.