KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Air minum dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan
paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas
yang memadai. Selain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai
salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya
peningkatan derajat kesehatan (Sutrisno 1991).
Menurut Permenkes RI No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang melali syarat dan dapat langsung diminum.
Air minum harus terjamin dan aman bagi kesehatan, air minum aman bagi
kesehatan harus memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan
radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan.
Parameter wajib merupakan persyaratan kualitas air minum yang wajib diikuti
dan ditaati oleh seluruh penyelenggara air minum, sedangkan parameter
tambahan dapat ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kondisi
kualitas lingkungan daerah masing masing dengan mangacu pada parameter
tambahan yang ditentukan oleh Permenkes RI No. 492 tahun 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
Tujuan utama sistem penyediaan air adalah untuk menyediakan air dalam
jumlah berlebih. Pada masa kini ada pembatasan dalam jumlah air yang dapat
diperoleh, karena pertimbangan penghematan energi dan adanya keterbatasan
sumber air. Kuantitas air merupakan suatu faktor kontrol dalam pemilihan
sumber dan menentukan volume tangki penyimpanan air. Angka penyimpanan
air, dengan memperhatikan beban puncak pemakaian, sangat diperlukan untuk
menentukan kapasitas pompa dan ukuran pipa. Pipa pada sistem Penyediaan
Air Minum (PAM) harus dapat mengalirkan air dengan normal pada saat jam-
jam puncak (Al-layla, 1978).
Menurut Peraturan Menteri No. 18 Tahun 2007, Pengelolaan SPAM
bertujuan untuk menghasilkan air minum yang sesuai dengan standar yang
berlaku dan agar prasarana dan sarana air minum terpelihara dengan baik
domestik, kebutuhan air minum untuk keperluan kota, tingkat pelayanan yang
di berikan ke masyarakat, kemungkinan terjadinya kehilangan air dalam
sistem, fluktuasi pemakaian air, dan kebutuhan air di dalam instalasi
pengolahan itu sendiri.
2.2 Sumber Air
Menurut UU RI No 7 tahun 2004, Sumber air adalah tempat atau wadah
air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah.
Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 18/PRT/M/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, standar
pelayanan 3K adalah sebagai berikut:
1. Kuantitas
Kuantitas dalam sistem penyediaan air minum mencakup Jumlah air
mencukupi minimal untuk mandi, makan, dan minum, atau sesuai yang
telah ditetapkan dalam perencanaan serta Tekanan air di pelanggan
(titik jangkauan pelayanan terjauh) minimum 1 atm.
2. Kualitas
Kualitas penyediaan air minum yaitu kualitas dari air minum itu sendiri
yang mencakup Ph, mikroorganisme dan sebagai nya. Kulaitas air yang
baik yaitu yang memeliki pH antara 6,0 – 7,5,Bakteriologis, yaitu
bakteri E-colli = 0 dan sisa chlor minimal 0,2 ppm.
3. Kontinuitas
Kuntinuitas yaitu keberlangsungan ketersediaan air minum bagi
konsumen. Air harus mengalir di pelanggan selama 24 jam perhari.
Menurut Chandra (2007), air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia
harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan – batasan sumber air
yang bersih dan aman tersebut antara lain :
a. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit
b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.
c. Tidak berasa dan tidak berbau.
d. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah
tangga
dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses – proses
yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah,
membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air
permukaan. Air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu
mengalami proses purifikasi atau penjernihan serta persediaannya cukup di
sepanjang tahun, walaupun saat musim kemarau. Tetapi air tanah juga
mengandung zat – zat mineral dalam konsentrasi yang tinggi seperti
magnesium, kalsium, dan logam berat.
Air tanah secara kuantitas terepenuhi karena air hujan mampu untuk
memenuhi kebuthan sehari-hari. Secara kualitas, air tanah sangat bagus
kualitas nya karen air tanah murni dan tidak terdapat nya zat-zat yang
berbahaya sehingga aman untuk dikonsumsi. Sedangkan secara kontiunitas, air
tanah mungkin tidak selamanya bersifat kontiunitas, karena jika terus menerus
menggunakan air tanah maka air tanah lama kelamaan akan berkurang
ketersediaannya
4.Mata air (spring water).
Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan kualitasnya dapat
dibedakan atas: 1).Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution), 2).Sumber
yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification), 3).Sumber yang
mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial treatment).
Mata air secara kuantitas dapat memenuhi kebutuhan sehari hari. Secara
kualitas, mata air memiliki kualitas yang sangat baik karena mata air berasal
dri tanah yang tidak tercemar. Sedangkan secara kontiunitas, mata air bersifat
berlanjut karena mata air itu akan terus ada dan dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat selama 24 jam.
2.3 Metode Penentuan Kebutuhan Air
Kebutuhan air adalah jumlah air yang dibutuhkan secara wajar untuk
pemenuhan kebutuhan pokok manusia dan kegiatan lainnya yang
membutuhkan air. Banyak tidaknya pemakaian air ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor (Al-Layla, 1977), antara lain :
1. Populasi;
2. Iklim;
Data pendukung lainnya, seperti daerah pelayanan, tata guna lahan, dan
keadaan sosial ekonomi.
a
ΣYi ΣXi ΣXI ΣXiYI
2
n ΣXi 2 ΣXi
2
.......................................................... (2.1)
n Xi Yi Xi Yi
b .............................................................. (2.2)
n Xi Xi
2 2
a
Yi b( Ln(Xi))
n ................................................................... (2.3)
n ( Ln(Xi) Yi) ( Ln(Xi)) ( Yi)
b
n ( (Ln Xi) 2 ) ( Ln Xi) 2 .................................... (2.4)
Y= c dx ............................................................................................. (2.5)
lny b x
2
Ln a
n ................................................................................ (2.6)
n x ln y x ln y
b
n x x
2
2
.................................................................. (2.7)
𝑌 = 𝑎. 𝑋2 .............................................................................................. (2.8)
Ln a
Ln Yi b( Ln(Xi))
n ........................................................... (2.9)
n( (Ln Xi LnYi)) (( Ln(Xi) ( Ln Yi))
b
n( Ln Xi 2 ) ( ln(Xi)) 2
......... (2.10)
Dimana: Y = Nilai variabel Y berdasarkan garis regresi, populasi ke – n;
X = Bilangan independen, bilangan yang dihitung dari tahun awal;
A = Konstanta;
b = Koefesien arah garis (gradien) regresi linier;
n = banyaknya data.
n( xi 2 ) ( xi) 2
S ..................................................... (2.11)
n(n 1)
(y i y ' ) 2
r 1
(y i y) 2
.......................................................... (2.12)
Dimana:
xI = P – P’
yI =P = Jumlah penduduk awal
y = Pr = Jumlah penduduk rata-rata
y’ = P’ = Jumlah penduduk yang akan dicari
Metode pilihan ditentukan dengan cara melihat nilai S yang terkecil dan
nilai R yang paling mendekati 1.
2.3.2 Kebutuhan Air
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang dibutuhkan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
memerlukan air. Kebutuhan air yang diperlukan seseorang untuk air minum
sangatlah kecil dibandingkan kebutuhan seseorang untuk kegiatan lain seperti
mandi, masak, mencuci, dan sebagainya. Untuk merencanakan jumlah
kebutuhan air yang akan direncanakan perlu memperhitungkan beberapa jenis
konsumsi pemakai antara lain (Al-layla, 1978):
1. Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air domestik adalah kebutukan air untuk kegiatan domestik
(rumah tangga). Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah
penduduk tahun perencanaan. Kebutuhan air untuk daerah domestik ini
dilayani dengan sambungan rumah (SR) dan hidran umum (HU). Kebutuhan
air bersih untuk daerah domestik ini dapat dihitung berdasarkan persamaan
berikut (Al-layla, 1978):
Dimana:
a = Jumlah pemakaian air (liter/ orang/ hari);
Penduduk terlayani = jumlah terlayani awal tahun rencana x %layanan ....... (2.14)
13 Cakupan
90 90 90 90 90
pelayanan
Sumber: Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
Dimana:
a = Jumlah pemakaian air (liter/ orang/ hari);
b = Jumlah karyawan, luas wilayah, tempat tidur atau tempat duduk.
Menurut Dirjen Cipta Karya (2000). standar kebutuhan air non domestik
yaitu kebutuhan air bersih di luar keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non
domestik antara lain:
1. Penggunaan komersial dan industri, yaitu penggunaan air oleh badan-
badan komersial dan industri-industri
Penggunaan umum, yaitu penggunaan air untuk bangunan-bangunan atau
fasilitas umum, misalnya rumah sakit, sekolah-sekolah, dan rumah ibadah
Tabel 2.2 Kebutuhan Air Non Domestik
No. Sektor Nilai Satuan
1. Sekolah 10 Liter/murid/hari
2. Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
3. Puskesmas 2000 Liter/hari
4. Masjid 3000 Liter/hari
5. Kantor 10 Liter/pegawai/hari
6. Pasar 12000 Liter/hektar/hari
7. Hotel 150 Liter/bed/hari
8. Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari
9. Kompleks Militer 60 Liter/orang/hari
10. Kawasan Industri 0,2 – 0,8 Liter/detik/hari
11. Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 Liter/detik/hari
Sumber: Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
1. Jenis Intake
Adapun jenis-jenis intake yaitu (Al-Layla,1978):
1. River Intake
Biasanya berbentuk sumur pengumpul dengan pipa penyadap. Lebih
ekonomis untuk air sungai yang memiliki level permukaan air
musim hujan dan musim kemarau yang cukup tinggi. River Intake
dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini :
c. Suction pipe dari Low Lift Pump (Suction pipe untuk pemompaan)
Kecepatan dari pipa sebaiknya 1 – 1,5 m/dt.
Perbedaan ketinggian antara muka air terendah dengan pusat
pompa sebaiknya tidak lebih dari 3,7 m.
Jika permukaan pompa lebih tinggi dari LWL, maka jarak suction
sebaiknya kurang dari 4 m.
Lokasi pompa yang terletak dibawah LWL dengan “floaded suction
line“ lebih disukai dan kadang-kadang cukup ekonomis.
Q
Debit tiap pipa = …(2.21)
JumlahPipa
Q
Kecepatan dalam pipa V ..................(2.22)
A
Q
Debit tiap sumuran = ..(2.23)
JumlahSumur
V
Luas sumur A = ..............(2.24)
h
Dimensi tiap pipa,
Persamaan Hazen Williams :
10,666𝑄 1,85
𝐻𝑓 = 1𝑥 𝐿 ............................................................. (2.25)
𝐶𝑥𝑑
Dimana:
L : panjang pipa (m)
Hf : head loss/ head mayor sepanjang pipa lurus (m)
D : diameter pipa (m)
Q : debit aliran (l/s)
Keuntungannya:
Kapasitas bebas, Ukuran bervariasi dan Bentuk saluran yang umumnya
dipakai adalah berbentuk trapesium, karena perubahan kecepatan tidak
terlalu berfluktuasi dan dapat mengurangi pengendapan.
Kerugiannya:
a. Harus mengikuti kontur, Kemungkinan kehilangan air sangat besar,
Kemungkinan terjadinya gangguan dan Kecepatan dipengaruhi oleh
kemiringan saluran
2. Saluran tertutup
Biasanya saluran tertutup ini berupa bangunan yang dapat mengalirkan
air dari intake ke unit pengolahan. Debit yang masuk ke saluran tertutup
maupun terbuka dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Q = A x V ......................................................................................... (2.26)
1 2 / 3 1/ 2
v r s ..................................................................................... (2.27)
n
3. Perpipaan
Saluran perpipaan transmisi merupakan saluran tertutup yang bekerja
dibawah tekanan dengan kapasitas terbatas. Karakteristik perpipaan adalah:
a. Tidak dipengaruhi oleh tekanan udara, tapi dipengaruhi oleh tekanan
hidrolis
b. Permukaan aliran tidak dipengaruhi oleh ruang dan waktu.
c. Pipa yang digunakan biasanya adalah pipa besi tuang, besi baja, PVC,
dan GIP. Dimensi pipa transmisi dihitung berdasarkan debit maksimum.
2.4.2.1 HGL (hydraulic grade line) dan EGL (energy grade line)
Untuk mengetahui satu titik dengan titik lainnya (pipa) terjadi
kehilangan energi dan tekanan, caranya yakni dengan garis khayal HGL
(hydraulic grade line) dan EGL (energy grade line). Garis kemiringan
hidraulik (garis kemiringan tekanan) atau HGL adalah garis yang menunjukan
tinggi tekanan (pressure head) sepanjang pipa. Di dalam pipa dengan
penampang seragam, tinggi kecepatan adalah konstan dan garis kemiringan
enersi adalah sejajar dengan garis kemiringan tekanan (EGL //
HGL). Sedangkan garis gradien energi (EGL) adalah garis yang
menghubungkan sederetan titik-titik yang menggambarkan energi tersedia
untuk tiap titik sepanjang pipa sebagai ordinat, yang digambar terhadap jarak
sepanjang pipa sebagai absis.
Garis HGL dan EGL pada penampang pipa 1 dan 2 di bawah ini yang
merupakan persamaan Bernoulli yang memperhitungkan kehilangan energi
(hf) :
Dimana :
EL = Energy Line (Garis Tenaga)
HGL = Hydrolic Gradien Line (Garis Tekanan)
Dengan perhitungan :
v2 P
EGL Z ………………………………………(2.30)
2g Y
P
HGL Z ………………………........................……(2.31)
Y
v2
EGL HGL ………………….......………….………(2.32)
2g
L V2
ℎ𝑓 = 𝑓 ................................. (2.33)
𝐷 2g
dimana :
hf = head loss mayor (m)
f = koefisien gesekan
L = panjang pipa (m)
D = diameter dalam pipa (m)
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
dengan:
h = head loss minor
K = koefisien resistansi valve atau fitting berdasarkan bentuk dan
ukuran
Tipe reservoir :
a. Ground reservoir
Digunakan jika muka air lebih rendah dari daerah pelayanan,
sehingga dibutuhkan pompa untuk menaikan tekanan
Keuntungan:
Fluktuasi di daerah pelayanan kecil
Persediaan air dialirkan dan dinaikkan ke reservoir
Aliran air ke daerah pelayanan hanya satu arah
Keuntungan:
Sebagian air tidak digunakan di daerah pelayanan masuk ke
reservoir
Garis tekanan hidrolis saat kebutuhan puncak lebih datar,
kehilangan tekanan lebih kecil karena daerah pelayanan dilayani
oleh sumber dan Q lebih kecil
Keamanan operasional teradap pipa dan gangguan lebih besar
Kerugian:
Fluktuasi tekanan di daerah pelayanan lebih besar, saat pengisian
reservoir tinggi tekanan di daerah pelayanan di atas muka air
reservoir
Pergantian air dalam reservoir harus diperhatikan
c. Reservoir kontrol
Reservoir terletak di tengah daerah pelayanan
Reservoir kontrol yang terbaik bila dapat berfungsi sebagai
reservoir langsung dan atau reservoir berhadapan
Keuntungan:
Lebih ekonomis dan jaringan lebih pendek
Tekanan merata dengan kehilangan tekan minimal
Kerugian:
Sulit karena tergantung bentuk tanah
Elevasi pembebasan tanah dan elevasi
b) Berdasarkan tekanan:
a. Reservoir tinggi ( High Pressure Resevoar)
Pengaliran dilakukan secara gravitasi
Reservoir terletak pada elevasi tinggi
Dapat berupa ground reservoar atau menara air tergantung
kondisi tanah
Dimana:
A%
surplus defisit ...................................................... (2.36)
2
3. Perpipaan distribusi
Sistem perpipaan distribusi adalah sistem untuk mendistribusikan air
pada setiap konsumen melalui Sambungan Rumah (SL) ataupun melalui
Hidran Umum (HU).
Sistem Perpipaan Distribusi :
1. Pola loop (AL-Layla,1978)
a. Terdiri dari pipa induk dan pipa cabang yang saling berhubungan satu
sama lain sehingga membentuk loop, tanpa memiliki ujung mati
b. Perhitungan pipa biasa dilakukan dengan rumus Hardy Croos
c. Biasanya digunakan pada daerah yang bentuk dan penyebarannya
merata ke segala arah.
Q1
(+)
(-)
Q2
Keuntungannya:
Bila ada kerusakan pada bagian pipa, maka daerah lain masih bisa
mendapatkan air karena aliran bukan satu arah saja
Tekanan air dapat dikatakan merata, sehingga distribusi air minum
dapat merata pula.
Kerugiannya:
Gradasi ukuran pipa tidak jelas
Diperlukan banyak katup
Perhitungan Sulit.
R
A
A
Keuntungannya:
Banyaknya daerah mati diujung pipa
Banyak sekali dibutuhkan glow off katup penguras dan pengurasan
dilakukan pada waktu-waktu tertentu
Bila terjadi kerusakan pipa, maka daerah ini di bawahnya tidak
mendapatkan air bila dilakukan perbaikan pipa.
A
R
A
4. Jembatan Pipa
Digunakan jika pipa harus melewati sungai dan lembah. Berikut
Gambar jembatan pipa dapat dilihat pada Gambar 2.14.
Dimana:
- Ht = tinggi angkat total (m)
- Hd = tinggi tekan (m)
- Hfd = kerugian gesekan sepanjang pipa tekan (m)
- Hmd = kerugian gesek pada peralatan pipa tekan (m)
- Hs = tinggi hisap (m)
- Hfs = kerugian gesekan sepanjang pipa hhisap(m)
- Hms = kerugian gesek pada peralatan pipa hisap(m)
Ht
Hs
Hfs, Hms
2. Pompa Submersible
Pompa submersible memiliki motor penggerak yang
digabungkan menjadi satu kesatuan dengan impeller dan selubung
impeller pompa yang secara keseluruhan dapat terendam air
Dimana:
- Ht = tinggi angkat total (m)
- Hd = tinggi tekan (m)
- Hfd = kerugian gesekan sepanjang pipa tekan (m)
- Hmd = kerugian gesek pada peralatan pipa tekan (m)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Layla dan Anis, M. 1978. Water Supply Engineering Design. Dean. College
of Engineering University of Mosul: Iraq.
Totok Sutrisno. 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta