Anda di halaman 1dari 20

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

Dr. Mohammad Syafrizal, ST., M Si.


DAFTAR ISI

1. Pendahuluan
2. Sistem Penyediaan Air Bersih
3. Manajemen Kualitas Air
1. PENDAHULUAN

Permasalahan ketersedian air bersih merupakan suatu masalah klasik yang dihadapi
oleh masyarakat Indonesia, baik itu mengenai kuantitas maupun masalah kualitas air
bersih yang ada. Meningkatnya aktivitas pembangunan dan jumlah penduduk,
berakibat pada peningkatan kebutuhan akan air bersih. Air baku untuk penyediaan air
bersih diperoleh baik secara langsung (tanpa melalui proses pengolahan) maupun tak
langsung (melalui proses pengolahan).

Air Bersih
Menurut Permenkes RI No 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari dan dapat diminum setelah dimasak terlebih dahulu

Air Minum
Menurut Kepmenkes RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan (bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik) dan dapat langsung diminum.
Parameter kesehatan dan teknis yg menjadi dasar dalam penentuan Standar Kualitas
Air Minum adalah jika efek2 dari setiap parameter telah melebihi baku mutu yg telah
ditetapkan.
Kebutuhan Air Bersih

Pertumbuhan Penduduk

Untuk dapat menghitung kebutuhan air pada masa yang akan datang, antara lain perlu
diketahui jumlah penduduk pada masa yang akan datang atau dengan kata lain diperlukan :
- Jumlah penduduk saat ini sebagai dasar untuk menghitung jumlah penduduk proyeksi
pada masa yang akan datang.
- Kenaikan atau pertumbuhan penduduk.

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air bagi para penduduk untuk kepentingan
kehidupan sehari-hari seperti untuk: minum, memasak, kesehatan individu (mandi, cuci dan
sebagainya), menyiram tanaman, pengangkutan air buangan yang dapat diketahui debitnya
berdasarkan perkalian antara jumlah penduduk dan kebutuhan air setiap jiwa.
Kebutuhan Air Non-Domestik
Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih untuk kepentingan sosial/umum
seperti:
a. Kebutuhan institusional. Kebutuhan air bersih untuk kegiatan perkantoran dan tempat
pendidikan atau sekolah.
b. Komersial dan industri. Kebutuhan air bersih untuk kegiatan hotel, pasar, pertokoan,
restoran, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industri biasanya
digunakan untuk air pada boiler untuk pemanas, bahan baku proses.
c. Kebutuhan fasilitas umum. Kebutuhan air bersih untuk kegiatan tempat ibadah, rekreasi,
terminal.

Kebutuhan Total untuk Air Bersih


Kebutuhan air total adalah total kebutuhan air baik domestik maupun non domestic, ditambah
kehilangan air.
2. SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

Persyaratan Penyediaan Air Bersih


Secara umum ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem
penyediaan air bersih, antara lain :
1. Persyaratan kualitatif,
2. Persyaratan kuantitatif,
3. Persyaratan kontinuitatif,
4. Mudah diperoleh oleh konsumen
5. Harga air relatif murah
Pengertian Sistem Penyediaan Air Minum
Menurut Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum pasal 1 ayat (6) dan ayat (7), Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan
sarana air minum.
Sedangkan pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan,
manajemen, keuangan, peran serta masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh
untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang
lebih baik.
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

Rencana induk sistem air bersih adalah suatu rencana jangka panjang (15 s/d 20 tahun) guna
memenuhi kebutuhan perencanaan air bersih disuatu kawasan atau kota yang terdiri dari
periode dan tahapan, proyeksi, komponen-komponen utama sistem penyediaan air bersih,
perkiraan biaya dan keuntungan yang didapat.

A. Periode Perencanaan
Periode perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dibagi dalam beberapa tahapan
dimana periode setiap tahapan adalah 5 tahun. Hal ini bertujuan mendapatkan jaminan
ketersediaan air baku, pembangunan Instalasi Pengolahan Air dan jaringan distribusi yang
ekonomis.
B. Kebutuhan Air
Kebutuhan air ditentukan berdasarkan penduduk yang dilayani, pemakaian air/kapita/orang
dan kebutuhan non domestik (komersial, industri, sosial dan lain-lain). Dalam perkiraan
kebutuhan air berbagai faktor lainnya perlu juga diperhitungkan antara lain :
- Kebocoran atau kehilangan air baik pada sistem produksi maupun distribusi.
- Kebutuhan yang belum terpenuhi secara penuh (unsatisfied demand).
- Peningkatan laju pemakaian air/kapita sejalan dengan peningkatan taraf hidup
masyarakat.
- Peningkatan mutu pelayanan.
- Kebutuhan hari maksimum.
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara produksi air dengan air yang tercatat pada meter air
pelanggan. Komponen utama penyebab kehilangan atau kebocoran air adalah :
- Limpahan air di reservoir.
- Kebocoran pipa induk.
- Sambungan illegal.
- Kerusakan pada ketidaktepatan pembacaan pada meter air di pelanggan

Tekanan Air
Tekanan air yang tinggi dapat mempercepat kerusakan-kerusakan di sistem perpipaan
dan dapat menyebabkan angka kebocoran tinggi.

Sistem Transmisi
Sistem perpipaan transmisi ini bertujuan untuk menyalurkan air dari sumber air baku,
misalnya mata air menuju ke bangunan pengolahan, serta mengalirkan air hasil olahan
menuju ke reservoir induk. Sistem transmisi air bersih dapat dilakukan dengan beberapa
cara tergantung kondisi topografi yang menghubungkan sumber air dengan reservoir
induk. Sistem perpipaan yang digunakan tergantung topografi dari wilayahnya, dan
dapat dilakukan secara gravitasi, pemompaan maupun kombinasi pemompaan dan
gravitasi (Peavy, 1985)
Jaringan Pipa Distribusi
Menurut Triatmodjo (1995), sistem jaringan pipa distribusi merupakan bagian yang
paling mahal dari sistem penyediaan air suatu perusahaan air minum. Oleh karena itu
harus dibuat perencanaan yang teliti untuk mendapatkan sistem distribusi yang efesien.
Jumlah debit air yang disediakan tergantung pada jumlah penduduk dan jenis industri
yang dilayani.

Pompa
Pompa digunakan untuk menaikkan atau memindahkan zat cair dari permukaan yang
rendah ke permukaan yang tinggi. Sedangkan pemompaan didefinisikan sebagai
penambahan energi untuk memindahkan zat cair dari permukaan yang rendah ke
permukaan yang tinggi atau dari tekanan rendah ke tekanan tinggi (Indra Moelyowati,
1992).
3. MANAJEMEN KUALITAS AIR

Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang
diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam
kondisi alamiahnya.
Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai
dengan baku mutu air.

Tindakan-tindakan pengelolaan dalam upaya pengaturan kualitas air menurut Brooks


dkk, (1994), dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
- Pengaturan, hal-hal yang berkaitan dengan kualitas air meliputi zooning, regulasi,
peraturan-peraturan spesifik tentang air dan tanah, pengendalian, perijinan, larangan
dan lisensi.
- Fiscal meliputi harga, pajak, subsidi, denda, dan bantuan.
- Pengelolaan dan investasi publik antara lain bantuan teknis, riset, pendidikan dan
pengelolaan tanah dan air, instansi dan infrastuktur.
Siklus air dimana tenaga matahari
merupakan sumber panas yang
mampu menguapkan air. Air baik
yang berada di darat maupun di laut
akan menguap oleh panas matahari.
Uap kemudian naik berkumpul
menjadi awan. Awan mengalami
kondensasi dan pendinginan akan
membentuk titik-titik air dan
akhirnya akan menjadi hujan. Air
hujan jatuh ke bumi sebagian
mengalir meresap ke dalam tanah
menjadi air tanah dan mata air,
sebagian mengalir melalui saluran
yang disebut air sungai, sebagian lagi
terkumpul dalam danau/rawa dan
sebagian lagi kembali ke laut.
• Tujuan dari pembelajaran Manajemen Kualitas Air ini
adalah untuk mengetahui parameter - parameter yang
ada untuk mengukur suatu kualitas pada perairan serta
membandingkan berbagai parameter perairan utamanya
kimia dan fisika untuk keperluan analisis dalam
manajemen kualitas air dan mempelajari pencemaran
yang ada pada perairan dan hubungannya dengan tingkat
pertumbuhan manusia.

• Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian


tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan
adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau
⚫ Fisika meliputi : Suhu, Cahaya, Kecerahan, Warna air,
Kekeruhan, Padatan tersuspensi, dll

⚫ Kimia meliputi : pH, DO (oksigen terlarut), amonia, CO2


dan Nitrogen, dll

⚫ Biologi meliputi: Plankton dan bakteri

+ Kuantitas: debit air


Klasifikasi Peruntukan Air (PP No. 82/2001 pasal 8)
• Upaya peruntukan disesuaikan dengan rencana pendayagunaan air
• Klasifikasi mutu air ditetapkan 4 kelas :
Kelas I :
• air yang diperuntukan untuk air baku air minum yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaannya.
Kelas II :
• air yang diperuntukan untuk (prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan
ikan tawar, peternakan, untuk mengaliri tanaman
Kelas III:
• air yang digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar peternakan, untuk
mengaliri tanaman. Atau untuk peruntukan lainnya yang sama jenis
kegunaannya
Kelas IV:
• air yang digunakan untuk mengaliri tanaman atau untuk peruntukan lainnya
yang mempersyaratkan mutu yang sama kegunaannya.
Indikator Pencemaran Air
• BOD, COD, Nitrat, Nitrit atau Amonia
• Warna, bau, zat padat tersuspensi, zat padat terlarut, kekeruhan, ikan mati,
pertumbuhan tanaman lambat
• Kandungan logam berat
Parameter baku mutu ditetapkan berdasarkan :
• PP 82 thn 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
• Kepmen LH No: Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Industri
• Menkes RI Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai