1. Pendahuluan
2. Sistem Penyediaan Air Bersih
3. Manajemen Kualitas Air
1. PENDAHULUAN
Permasalahan ketersedian air bersih merupakan suatu masalah klasik yang dihadapi
oleh masyarakat Indonesia, baik itu mengenai kuantitas maupun masalah kualitas air
bersih yang ada. Meningkatnya aktivitas pembangunan dan jumlah penduduk,
berakibat pada peningkatan kebutuhan akan air bersih. Air baku untuk penyediaan air
bersih diperoleh baik secara langsung (tanpa melalui proses pengolahan) maupun tak
langsung (melalui proses pengolahan).
Air Bersih
Menurut Permenkes RI No 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari dan dapat diminum setelah dimasak terlebih dahulu
Air Minum
Menurut Kepmenkes RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan (bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik) dan dapat langsung diminum.
Parameter kesehatan dan teknis yg menjadi dasar dalam penentuan Standar Kualitas
Air Minum adalah jika efek2 dari setiap parameter telah melebihi baku mutu yg telah
ditetapkan.
Kebutuhan Air Bersih
Pertumbuhan Penduduk
Untuk dapat menghitung kebutuhan air pada masa yang akan datang, antara lain perlu
diketahui jumlah penduduk pada masa yang akan datang atau dengan kata lain diperlukan :
- Jumlah penduduk saat ini sebagai dasar untuk menghitung jumlah penduduk proyeksi
pada masa yang akan datang.
- Kenaikan atau pertumbuhan penduduk.
Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air bagi para penduduk untuk kepentingan
kehidupan sehari-hari seperti untuk: minum, memasak, kesehatan individu (mandi, cuci dan
sebagainya), menyiram tanaman, pengangkutan air buangan yang dapat diketahui debitnya
berdasarkan perkalian antara jumlah penduduk dan kebutuhan air setiap jiwa.
Kebutuhan Air Non-Domestik
Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih untuk kepentingan sosial/umum
seperti:
a. Kebutuhan institusional. Kebutuhan air bersih untuk kegiatan perkantoran dan tempat
pendidikan atau sekolah.
b. Komersial dan industri. Kebutuhan air bersih untuk kegiatan hotel, pasar, pertokoan,
restoran, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industri biasanya
digunakan untuk air pada boiler untuk pemanas, bahan baku proses.
c. Kebutuhan fasilitas umum. Kebutuhan air bersih untuk kegiatan tempat ibadah, rekreasi,
terminal.
Rencana induk sistem air bersih adalah suatu rencana jangka panjang (15 s/d 20 tahun) guna
memenuhi kebutuhan perencanaan air bersih disuatu kawasan atau kota yang terdiri dari
periode dan tahapan, proyeksi, komponen-komponen utama sistem penyediaan air bersih,
perkiraan biaya dan keuntungan yang didapat.
A. Periode Perencanaan
Periode perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dibagi dalam beberapa tahapan
dimana periode setiap tahapan adalah 5 tahun. Hal ini bertujuan mendapatkan jaminan
ketersediaan air baku, pembangunan Instalasi Pengolahan Air dan jaringan distribusi yang
ekonomis.
B. Kebutuhan Air
Kebutuhan air ditentukan berdasarkan penduduk yang dilayani, pemakaian air/kapita/orang
dan kebutuhan non domestik (komersial, industri, sosial dan lain-lain). Dalam perkiraan
kebutuhan air berbagai faktor lainnya perlu juga diperhitungkan antara lain :
- Kebocoran atau kehilangan air baik pada sistem produksi maupun distribusi.
- Kebutuhan yang belum terpenuhi secara penuh (unsatisfied demand).
- Peningkatan laju pemakaian air/kapita sejalan dengan peningkatan taraf hidup
masyarakat.
- Peningkatan mutu pelayanan.
- Kebutuhan hari maksimum.
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara produksi air dengan air yang tercatat pada meter air
pelanggan. Komponen utama penyebab kehilangan atau kebocoran air adalah :
- Limpahan air di reservoir.
- Kebocoran pipa induk.
- Sambungan illegal.
- Kerusakan pada ketidaktepatan pembacaan pada meter air di pelanggan
Tekanan Air
Tekanan air yang tinggi dapat mempercepat kerusakan-kerusakan di sistem perpipaan
dan dapat menyebabkan angka kebocoran tinggi.
Sistem Transmisi
Sistem perpipaan transmisi ini bertujuan untuk menyalurkan air dari sumber air baku,
misalnya mata air menuju ke bangunan pengolahan, serta mengalirkan air hasil olahan
menuju ke reservoir induk. Sistem transmisi air bersih dapat dilakukan dengan beberapa
cara tergantung kondisi topografi yang menghubungkan sumber air dengan reservoir
induk. Sistem perpipaan yang digunakan tergantung topografi dari wilayahnya, dan
dapat dilakukan secara gravitasi, pemompaan maupun kombinasi pemompaan dan
gravitasi (Peavy, 1985)
Jaringan Pipa Distribusi
Menurut Triatmodjo (1995), sistem jaringan pipa distribusi merupakan bagian yang
paling mahal dari sistem penyediaan air suatu perusahaan air minum. Oleh karena itu
harus dibuat perencanaan yang teliti untuk mendapatkan sistem distribusi yang efesien.
Jumlah debit air yang disediakan tergantung pada jumlah penduduk dan jenis industri
yang dilayani.
Pompa
Pompa digunakan untuk menaikkan atau memindahkan zat cair dari permukaan yang
rendah ke permukaan yang tinggi. Sedangkan pemompaan didefinisikan sebagai
penambahan energi untuk memindahkan zat cair dari permukaan yang rendah ke
permukaan yang tinggi atau dari tekanan rendah ke tekanan tinggi (Indra Moelyowati,
1992).
3. MANAJEMEN KUALITAS AIR
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang
diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam
kondisi alamiahnya.
Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai
dengan baku mutu air.